You are on page 1of 3

Sindroma Foster Kennedy Dengan nama lain sindroma Basal-Frontal atau sindroma GowersPaton Kennedy adalah suatu sindroma

yang ditimbulkan adanya lesi di

intrakranial baik berupa tumor maupun non tumor, serta ditandai dengan gambaran papil atrofi pada sisi yang sesuai dengan lesi dan papil edema pada sisi kontralateral lesi. Lesi tersebut umumnya berada di daerah frontal basal atau disekitar sayap sfenoid dan menyebabkan penekanan pada saraf optik. Gambaran lain yang bisa dijumpai adalah pada pemeriksaan lapang pandangan bisa didapatkan adanya skotoma sentral di sisi papil yang

mengalami atrofi serta adanya pelebaran bintik buta dan konstriksi perifer di sisi yang mengalami papiledema. Terdapat 2 bentuk sindroma Foster Kennedy yaitu: bentuk lengkap (complete form), bentuk tidak di lengkapi (incomplete form). 1. Bentuk lengkap (complete form) terdiri dari gambaran papil atrofi

pada mata yang sesisi dengan tumor (yang disebabkan oleh penekanan langsung saraf optik bagian intrakranial) dan papiledema pada mata jirannya karena peningkatan tekanan intra kranial. 2. Bentuk tidak lengkap (incomplete form ) dari sindroma ini yaitu papilledema bilateral dengan gambaran funduskopi yang

asimetris dimana terdapat perbedaan yang sangat nyata antara kedua sisinya. Papil atrofi primer dengan skotoma sentral atau gambaran papil saraf optik normal namun terdapat skotoma sentral pada pemeriksaan lapang pandangan pada satu mata dan gambaran papilledema pada mata yang lain. Atrophic papiledema pada satu mata dan papiledema pada mata yang lain.

Papil Edema Papil Edema adalah pembengkakan papil saraf optik akibat dari peningkatan tekanan intrakranial. Rongga subarakhnoid otak berhubungan dengan selaput saraf optik. Oleh sebab itu bila terjadi peningkatan tekanan intrakranial maka peningkatan tersebut akan diteruskan ke saraf optik dimana reaksi selaput saraf optik sebagai torniquet mengganggu transport aksoplasmik.

Papiledema dapat dikelompokan dalam 4 tipe berdasarkan Walsh & Hoyt's adalah

klasifikasi

A. papiledema awal yaitu hiperemi papil, pembengkakan papil, papil saraf optik batas kabur, lapisan serabut saraf retina peripapiler kabur, hilangnya pulsasi vena spontan. B. perkembangan lengkap dimana elevasi tinggi permukaan papil saraf optik, tepi papil makin kabur, vena tampak lebih besar dan lebih hitam, perdarahan pada dan di sekitar papil (peripapillary splinter

hemorrhage) dan kadang terdapat lipatan koroid, bercak (cotton wool spot) akibat infark lokal retina, lipatan retina yang melingkar (Paton's line). C. papiledema kronik yaitu terjadinya perdarahan lebih jelas, papil saraf optik terobliterasi sempurna, hiperemi papil saraf optik berkurang, terjadi eksudat keras pada permukaan papil, shunt vena retina koroidal (Shunt optociliar) mulai terlihat. D. papiledema atrofi dimana warna papil berubah pucat atau abu-abu kotor dan kabur, edema pada papil menurun, pembuluh-pembuluh darah retina menyempit, perubahan pigmentasi dan lipatan-lipatan koroid yang menetap, shunt vena retina koroidal (Shunt optociliar).

Edema papil Oklusi vena menyebabkan tekanan kapiler dan vena meningkat sehingga aliran darah menjadi terhambat. Akibatnya terjadi hipoksia pada retina yang

disuplai yang selanjutnya menyebabkan kerusakan sel-sel endothel kapiler dan ekstravasasi dari darah dan komponennya. Gambaran fundusnya antara lain pembuluh darah vena yang melebar dan berbelok-belok, perdarahan retina (dot dan flame shaped), cotton wool spots, edema dan perdarahan makula serta edema dan perdarahan papil.

You might also like