Professional Documents
Culture Documents
Fatdriati Junita* L. Meily Kurniawidjaja** Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat
ABSTRAK Penelitian yang dilakukan membahas mengenai proses manajemen risiko yang ada pada tempat cuci mobil FJM mulai dari tahapan identifikasi hazard dan risiko, analisis dan evaluasi risiko, penilaian risiko, upaya pengendalian, komunikasi dan konsultasi hingga pemantauan dan telaah ulang. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode semi kuantitatif yang mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004. Pada tahap identifikasi hazard dan risiko menggunakan tabel Job Hazard Analysis (JHA) yang mengacu pada OSHA 3071 Revised (2002). Kemudian untuk proses analisis risiko mengacu pada tabel ukuran semi-kuantitatif berdasarkan kriteria Fine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan level of risk pada masing-masing tahapan proses pencucian mobil dari level of risk very high, priority 1, substantial, priority 3 hingga acceptable. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pengendalian yang bersifat engineering, administrative, serta penggunaaan alat pelindung diri (APD).
ABSTRACT This research was conducted in order to examine the process of risk management that happened at FJM Car Wash process, started from the hazard and risk identification stages, analysis and the evaluation of risk, risk assessment, risk controlling, communication and consultation up to monitoring and review. This research was done by using semi-quantitative risks analysis that refers to the AS/NZS 4360:2004 standards. Hazard and risk identification stage was done by using the table of Job Hazard Analysis (JHA) refers to the OSHA 3071 Revised (2002). For the process of risks analysis, it refers to the table of semi-quantitative measure based on fine criteria. The result of this research showed that the level of risk has been found on each stage in the car wash process ranging from the very high level, priority 1, substantial, priority 3 up to acceptable. Therefore, the necessary control efforts are including the engineering, administrative and also the use of personal protective equipment (PPE). Keywords: AS/NZS 4360:2004; risk management; car wash; level of risk.
PENDAHULUAN
6,2 (formal) dan 6,3 (informal).2 Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada sektor formal persentase PAK lebih rendah informal. dibandingkan dengan sektor
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di lihat sejak dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Industri informal di bidang jasa yang akhirakhir ini banyak diminati oleh pengelola usaha salah satu diantaranya adalah usaha cuci mobil. Usaha ini dipilih karena di
Sayangnya, hingga saat ini implementasi terhadap terlaksana program secara K3 masih belum
Jakarta semakin banyak jumlah pengguna kendaraan membuat bermotor, usaha selain itu untuk tidak
konsisten.
Pandangan
cuci
mobil
tersebut muncul berdasarkan data dari PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2009 yang menunjukkan terjadi 96.697 kasus
memerlukan peralatan yang rumit dan pekerja dengan keahlian khusus. Namun, meskipun demikian hazard dan risiko pasti akan ada pada usaha cuci mobil, ditambah lagi dengan kondisi dan perilaku tidak aman dari lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri. Sehingga tidak dipungkiri masalah K3 akan
kecelakaan dan sedikitnya 35 orang per 100.000 pekerja meninggal karena kecelakaan atau penyakit akibat kerja.1
Dari data profil masalah kesehatan kerja tahun 2006, Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI menyatakan 3 Penyakit Akibat Kerja (PAK) terbesar menurut sektor formal dan informal,
FJM merupakan salah satu tempat cuci mobil di Jakarta Selatan. Berdasarkan
pengamatan awal yang dilakukan, pekerja cuci mobil FJM melakukan tiga tahapan proses pekerjaan, yaitu tahap pembersihan karpet, proses pembilasan dan proses
diantaranya penyakit muskuloskeletal yang menempati persentase terbesar yaitu 13,8 (formal) dan 18,9 (informal), penyakit kardiovaskuler dengan persentase sebesar 7,6 (formal) dan 8,2 (informal) dan
finishing. Dari tahapan proses pekerjaan yang dilakukan, masing-masing memiliki hazard dan risiko tersendiri bagi pekerja.
Oleh karena itu, perlu dilakukannya upaya manajemen risiko pada proses pencucian mobil di FJM guna mengetahui seberapa besar tingkat risiko yang ada di FJM, sehingga nantinya dapat dilakukan upaya perbaikan untuk meminimalkan risiko yang ada. Selain itu, dengan adanya upaya manajemen risiko di FJM diharapkan
proses yang terus berjalan dengan tujuan untuk memperbesar kesempatan dan
meminimalkan kerugian. Dalam mencapai tujuan tersebut, dibentuklah ruang lingkup dari manajemen risiko berdasarkan AS/NZS 4360, diantaranya : 1. Penentuan konteks Penentuan menetapkan konteks bertujuan untuk
terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga nantinya para pekerja dapat mempertahankan derajat kesehatannya baik secara fisik maupun mental dan juga tercapainya produktivitas kerja yang tinggi.
strategi,
kebijakan
organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan. Penentuan konteks yang akan dikembangkan
misalnya menyangkut risiko kesehatan kerja, kebakaran, higiene, industri, dan lainnya.4 2. Identifikasi risiko
TINJAUAN TEORITIS
Risk
management
is
the
process risk.3
of
Identifikasi risiko dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis bahaya untuk dalam
mengetahui
adanya
pengertian
risiko
menurut
aktivitas organisasi. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui di mana, kapan, kenapa dan bagaimana suatu kejadian dapat terjadi.4 Teknik proaktif merupakan teknik
Kolluru, dapat artikan bahwa manajemen risiko adalah suatu proses evaluasi dan pengendalian dari sumber pajanan dan risiko.
terbaik untuk mengidentifikasi bahaya, Sementara menurut AS/NZS 4360:2004, manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses kegiatan di dalam organisasi dan pelaksanaannya terdiri dari multidisiplin keilmuan dan latar belakang. Manajemen risiko merupakan karena bahaya di dapat sebelum
menimbulkan akibat atau dampak yang merugikan. Salah satu teknik proaktif adalah Job Hazard Analysis (JHA) yang merupakan metode identifikasi risiko dengan menghubungkan antara bahaya
dan risiko dengan beragam pekerjaan, langkah kerja dan pekerjaan yang rinci yang dilakukan oleh pekerja.5 3. Analisis risiko Tujuan dari analisis risiko menurut AS/NZS 4360:2004, yaitu untuk
oleh pajanan bahaya.1 Hasil dari evaluasi risiko biasanya berupa gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada,
prioritas risiko yang perlu ditanggulangi, kerugian yang mungkin terjadi dan masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.6 5. Pengendalian risiko Menurut OHSAS 18001 dalam Ramli (2010) upaya pengendalian risiko harus mempertimbangkan hirarki pengendalian mulai dari yang paling efektif sampai yang paling lemah keberhasilannya yaitu eliminasi, substitusi, pengendalian
membedakan risiko minor yang dapat diterima dari risiko mayor, dan untuk menyediakan data dalam membantu evaluasi dan penanganan risiko. Metode analisis risiko terbagi menjadi 3, yaitu metode analisis kualitatif, metode
analisis semi kuantitatif dan metode analisis kuantitatif.6 Analisis semi kuantitatif merupakan metode yang telah memberikan skala secara numerik, pada mengacu dalam melakukan semi kriteria
teknis, administratif dan yang terakhir penyediaan alat pelindung diri (APD).8 6. Komunikasi dan konsultasi Hasil manajemen risiko yang telah di dapat harus oleh dikomunikasikan semua pihak dan yang
perhitungan kuantitatif,
analisis pada
perhitungan matematik dari W.T Fine (1971).7 Kriteria perhitungan tersebut terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu
diketahui
dan
keuntungan
yang
di
7. Pemantauan dan telaah ulang Pada prinsipnya pemantauan dan telaah ulang perlu dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses manajemen risiko dengan optimal.6
memberikan gambaran berupa tingkat risiko (level of risk) pada masing-masing hazard. 4. Evaluasi risiko Menurut Kurniawidjaja (2010), evaluasi risiko berguna untuk menilai seberapa besar peluang risiko yang ditimbulkan
METODE PENELITIAN
ketiganya didapatkan nilai risiko yang nantinya dibandingkan dengan standar yang ada untuk melihat apakah nilai tersebut masih bisa diterima atau tidak.
seberapa besar tingkat risiko K3 pada proses pencucian mobil di FJM. Pada penelitian yang akan dilakukan, objek yang diteliti adalah hazard dan risiko K3 pada proses pencucian mobil yang dilakukan oleh
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan tahapan proses pencucian mobil
Pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. Untuk data primer didapatkan dari hasil observasi area kerja dan tahapan kerja serta melakukan
wawancara dengan pengelola dan pekerja cuci mobil. Sedangkan untuk data sekunder didapatkan dari data yang ada di FJM berupa nama dan jumlah pekerja cuci mobil, data rekapan cuci mobil per harinya serta beberapa literatur.
Dari hasil identifikasi hazard dan risiko pada proses pencucian mobil di FJM yang menggunakan tabel JHA, ditemukan hazard keselamatan dan kesehatan kerja pada masing-masing tahapan proses pencucian mobil. Hazard yang ditemukan berupa hazard lingkungan (mekanik, fisik, kimia,
Pengolahan
data
dalam
penelitian
ini
biologi), hazard elektrik, hazard kesehatan, hazard ergonomik, hazard perilaku serta hazard pengorganisasian pekerjaan dan
mengacu pada AS/NZS 4360:2004. Pada proses identifikasi hazard dan risiko
menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) yang mengacu pada OSHA 3071 Revised (2002).9 Kemudian untuk proses analisis risiko menggunakan metode analisis semi kuantitatif yang mengacu pada tabel ukuran semi kuantitatif berdasarkan kriteria fine
budaya kerja.
Untuk
hazard
perilaku
serta
hazard
pengorganisasian pekerja dan budaya kerja identifikasi dilakukan secara terpisah, karena sumber pada dua hazard tersebut tidak
Hazard Kontak dengan sabun krim dan shampoo Bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk Hazard Elektrik Menyambung steker vacuum cleaner ke colokan listrik Hazard Kesehatan Percikan air Hazard Ergonomik
Dampak Panas dan gatal pada kulit dan mata serta kulit merah dan kering Infeksi cacing, gatalgatal, dan jamuran pada kaki hingga kutu air Tersengat listrik
Tabel 1. Hasil Identifikasi Hazard dan Risiko Pada Proses Pencucian Mobil di FJM Tahun 2012
Hazard Hazard lingkungan kerja Lantai licin Dampak Terikilir, jaringan robek, pendarahan pada tangan dan kepala hingga patah tulang Luka lecet, jaringan robek, dan patah tulang Terkilir, memar, patah tulang dan luka serius
Common cold dan gejala paru-paru basah Sakit pinggang, sakit leher, gejala Cummulative Trauma Disorder (CTD), dan gejala Low Back Pain (LBP)
Selang air yang berantakan berpotensi pekerja tersandung Turun tangga dengan terburu-buru yang berpotensi pekerja terpeleset Jari tangan terputar jarijari mesin kompresor Menjangkau bagian atas mobil menggunakan bangku dapat berpotensi terjatuh Pajanan uap panas dari mesin Pajanan sinar UV
Luka berat, jaringan robek, dan patah pada jari tangan Terkilir, luka lecet, memar, patah tulang, dan luka serius Muka terasa panas dan perih pada mata Pusing, dehidrasi, heat stroke, heat rush, konjungtivitis foto elektrika, katarak mata dan kanker kulit Mudah terinfeksi dan common cold Batuk, mata perih, sesak nafas, penurunan fungsi paru dan gangguan pernafasan
Tabel 2. Hasil Identifikasi Hazard dan Risiko Untuk Hazard Perilaku, Pengorganisasian dan Budaya Kerja di FJM Tahun 2012
Hazard Hazard Perilaku Merokok Dampak Penurunan fungsi paru, kanker paru, dan kebakaran
Pola makan tidak teratur Mudah lelah, kekurangan dan asupan makanan darah, maag dan yang mengandung lemak gangguan pencernaan jenuh Pola tidur yang tidak Mengalami teratur tidur Hazard Pengorganisasian Pekerjaan&Budaya Kerja gangguan
Proses analisis dan evaluasi risiko dibagi menjadi 3 jenis, yaitu basic risk, existing risk, dan predictive risk. Basic Risk (BR) merupakan penilaian risiko utama yang ada di FJM tanpa melihat pengendalian yang telah dilakukan. Existing Risk (ER)
Hazard Kontak dengan sabun krim dan shampoo Bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk Hazard Elektrik Menyambung steker vacuum cleaner ke colokan listrik Hazard Kesehatan Percikan air Hazard Ergonomik
BR 100 500
ER 100 300
PR 10 30
900
300
60
merupakan penilaian risiko dengan melihat existing program (program pengendalian) yang telah dilakukan di FJM. Sedangkan untuk Predictive Risk (PR) merupakan penilaian risiko dengan melihat rekomendasi pengendalian yang diusulkan di FJM.
500 500
500 500
10 30
Tabel 4.
Tabel 3.
Hasil Analisis dan Evaluasi Risiko Pada Proses Pencucian Mobil di FJM Tahun 2012
BR 300 300 ER 150 300 PR 30 30
Hasil Analisis dan Evaluasi Untuk Hazard Perilaku, Pengorganisasian dan Budaya Kerja di FJM Tahun 2012
BR 900 60 ER 900 30 PR 150 10
Hazard Hazard lingkungan kerja Lantai licin Selang air yang berantakan berpotensi pekerja tersandung Turun tangga dengan terburu-buru yang berpotensi pekerja terpeleset Jari tangan terputar jarijari mesin kompresor Menjangkau bagian atas mobil menggunakan bangku dapat berpotensi terjatuh Uap panas Pajanan sinar UV Pajanan udara malam Butiran pasir dan debu
Hazard Hazard Perilaku Merokok Pola makan tidak teratur dan asupan makanan yang mengandung lemak jenuh Pola tidur yang tidak teratur Hazard Pengorganisasian Pekerjaan&Budaya Kerja
100 500
100 500
10 30
300
300
30
750 300
750 300
150
PEMBAHASAN
30
Hazard lingkungan kerja lantai licin terdapat pada seluruh proses pekerjaan dan
100 1500 500 300 100 300 500 300 30 30 30 10
dapat
berpotensi
pekerja
terpeleset.
Pengendalian dari FJM dengan membuat lantai agak kasar dan bergerigi.
Hazard lingkungan kerja selang air yang berantakan dapat menimbulkan kecelakaan ketika pekerja melewati selang air,
kemungkinan
untuk
terjadinya
potensi
Hazard lingkungan kerja pajanan sinar UV akan memajan pekerja secara terus menerus karena pekerjaan yang dilakukan berada di luar ruangan dengan intensitas
Hazard lingkungan kerja turun tangga terdapat pada aktivitas pembilasan di kolong mobil. Apabila pekerja turun dengan
yang
cukup
sering dari
di
siang yaitu
hari. dengan
Pengendalian
FJM
terburu-buru potensi pekerja untuk terpeleset yaitu sebesar 50%-50%. Hazard lingkungan kerja pajanan udara malam akan Hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor pembilasan terdapat ketika pada aktivitas menyalakan Hazard lingkungan kerja butiran pasir dan debu dapat memajan pekerja ketika sedang mengambil karpet di dalam mobil, menyemprot bagian kolong dan mesin mobil serta ketika sedang melakukan pengecekan vacuum cleaner. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku terdapat pada aktivitas pembilasan terutama ketika pekerja ingin menjangkau bagian atas mobil. Bangku yang digunakan terbuat dari plastik yang dapat berpotensi pekerja terjatuh. Hazard lingkungan kerja kontak dengan sabun krim dan shampoo terdapat pada proses pencucian karpet dan pembilasan. Dampak dari pajanan sabun krim dan shampoo sering dialami oleh pekerja, seperti gatal-gatal dan merah pada kulit. Hazard lingkungan kerja uap panas akan memajan ketika pekerja berada di bawah memajan pekerja karena
pekerja
kompresor. Intensitas pekerja untuk dekat dengan jari-jari mesin kompresor yang berputar cukup sering sehingga
Hazard lingkungan kerja bakteri, akteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk dapat memajan pekerja selama melakukan aktivitasnya
perilaku ku dan
pola
asupan
mengandung
terutama dikolong mobil. Pengendalian dari FJM dengan membuat jadwal piket untuk pembersihan area cuci mobil.
didapatkan karena sistem kerja 24 jam tanpa adanya pengaturan waktu kerja
Hazard vacuum
elektrik cleaner
steker proses Hazard perilaku pola tidur yang tidak teratur didapatkan dapatkan karena sistem kerja 24 jam pekerja melakukan kegiatannya tanpa ada sistem shift, sehingga pola tidur pekerja pun tidak teratur setiap harinya. arinya.
finishing, pekerja biasanya menyambungkan steker dalam kondisi tangan yang basah sehingga kesempatan untuk terjadi
kecelakaan yaitu 50%-50%. 50%. Pengendalian dari FJM dengan memberikan pelindung pada colokan listrik strik dari air hujan dan panas.
Hazard kesehatan percikan air dapat memajan pekerja secara terus menerus selama aktivitas pencucian dilakukan dilakukan.
4 Hazard ergonomik dapat memajan karena pekerja melakukan pencucian secara manual dan terus menerus dalam posisi yang membungkuk, tidak nyaman, statis dan berulang.
Proses Pembersihan Karpet Proses Pembilasan Proses Finishing Hazard Perilaku dan Pengorganisasian
36
31 50
Hazard perilaku merokok muncul karena pekerja sering merokok baik pada saat bekerja maupun tidak bekerja.
Gambar 1. Total Hazard Pada Setiap Proses Pencucian Mobil, Mobil Hazard Perilaku, Pengorganisasian dan Budaya Kerja di FJM
Dari proses penilaian risiko yang telah dilakukan di FJM, didapatkan 31 hazard pada proses pembersihan karpet, 50 hazard pada proses pembilasan, 36 hazard pada proses finishing dan 4 hazard yang di dapat dari hazard perilaku, pengorganisasian dan budaya kerja. Apabila keempat hazard tersebut dijumlahkan, didapatkanlah 121 hazard yang g ada di FJM pada proses pencucian mobil.
Predictive Risk
Pada masing-masing hazard tersebut, hazard tertinggi berada pada proses pembilasan. Hal demikian terjadi karena pada proses
Gambar 2. Level of Risk Tertinggi Dari Proses Pencucian Mobil dan Hazard Perilaku, Pengorganisasian dan Budaya Kerja
pembilasan pekerja melakukan kegiatan lebih kompleks yaitu pada saat pembilasan kolong. Pada pembilasan kolong pekerja harus masuk ke area bawah tempat mencuci mobil di mana pada area bawah tempat cuci mobil tersebut banyak terdapat hazard yang dapat menimbulkan dampak yang cukup signifikan. Sehingga dibutuhkan perhatian khusus pada proses pembilasan mbilasan agar dampak yang diterima pekerja dapat diminimalkan.
Gambar 2 menunjukkan 5 level of risk tertinggi yang terdapat di FJM yaitu hazard lingkungan kerja sinar UV, hazard elektrik steker vacuum cleaner, hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor, kompresor hazard ergonomik dan hazard perilaku merokok. merokok Kelima hazard tersebut memiliki BR dengan kategori very high. Untuk mengurangi risiko yang diterima FJM baru melakukan
pengendalian risiko pada hazard lingkungan kerja sinar UV dan hazard elektrik steker vacuum cleaner dengan kontrol teknik (engineering control), sedangkan untuk
yang dilakukan oleh pihak FJM. Sehingga dibutuhkan teknik pengendalian lain guna menurunkan nilai BR dengan kategori very high menjadi kategori yang dapat diterima.
efektif di FJM. Apabila rekomendasi yang diajukan belum dapat memberikan hasil yang optimal pada pekerja, maka perlu dilakukan telaah ulang untuk selanjutnya diusulkan upaya perbaikan.
Setelah
didapatkan
hasil
penelitian SIMPULAN
diharapkan adanya tindak lanjut dari otoritas terkait di ranah publik dalam hal komunikasi dan konsultasi serta monitoring dan tinjauan ulang. Komunikasi dan konsultasi sebaiknya dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) atau Puskesmas yang berada di wilayah terdekat FJM. Proses komunikasi dan konsultasi yang dilakukan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari instansi tersebut. Proses komunikasi dan konsultasi yang dilakukan dapat berupa pemberian informasi terkait hazard dan risiko yang ada, hazard yang memiliki nilai risiko paling tinggi dan rekomendasi yang terbaik untuk dapat mengurangi risiko.
Dari hasil identifikasi, analisis dan evaluasi serta penilaian risiko yang ada di FJM didapatkan simpulan sebagai berikut : 1. Proses pencucian mobil yang dilakukan di FJM terbagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu proses pembersihan karpet, proses pembilasan, dan proses finishing. 2. Pada proses pencucian mobil ditemukan 6 hazard yang ada di FJM, berupa hazard lingkungan kerja, hazard elektrik, hazard kesehatan, hazard ergonomik, hazard perilaku, hazard pengorganisasian
pekerjaan dan budaya kerja. 3. Dari proses penilaian risiko yang telah
Sedangkan untuk monitoring dan tinjauan ulang sebaiknya dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dilakukan di FJM, didapatkan total hazard sebanyak 121 hazard pada proses pencucian mobil. 4. Level of risk terbesar pertama pada proses pencucian mobil yaitu hazard lingkungan kerja dari sinar UV dengan nilai BR masuk dalam kategori very high.
(Disnakertrans). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui perubahan apa yang dapat terjadi setelah adanya apakah
rekomendasi
pengendalian,
rekomendasi yang diajukan telah sesuai, dijalankan dan dapat digunakan secara
5. Level of risk terbesar pada hazard perilaku, pengorganisasian dan budaya kerja yaitu hazard merokok dengan kategori very high. 6. Program pengendalian yang telah
mengikut sertakan para pekerja dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
Kontrol Tehnik (Engineering Control) Hazard lingkungan kerja sinar UV, menambah atap pada area tengah tempat cuci mobil FJM. Hazard lingkungan kerja lantai licin, berlumut dan struktur lantai tidak rata, memberikan pengaman atau penutup
dilakukan FJM adalah melindungi setiap area cuci mobil menggunakan atap, mendesain lantai agak kasar dan
bergerigi, membuat jadwal piket dan memberikan pelindung pada colokan listrik dari air hujan dan panas. 7. Rekomendasi pengendalian yang
pada parit-parit kecil tempat aliran air. Hazard lingkungan kerja jari-jari
diusulkan ke FJM untuk mengurangi risiko control, adalah dengan engineering contol, dan
kompresor, memberikan pengaman pada jari-jari kompresor yang terbuka. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku, mengganti penggunaan bangku
administrative
SARAN
plastik dengan tangga yang berfungsi untuk menjangkau bagian atas mobil.
Melihat tingginya level of risk pada masingmasing proses pencucian mobil di FJM, berikut ini adalah saran yang dapat dijadikan rekomendasi perbaikan bagi pihak FJM diantaranya : Manajemen Melakukan pengawasan terhadap pekerja yang bekerja sama dengan otoritas yang bertanggung melakukan jawab di ranah yang publik, baik, Kontrol Control) Memasang safety sign atau poster-poster keselamatan dan kesehatan. Penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP). Melakukan penyuluhan pada pekerja Melakukan pengaturan shift kerja. Penyediaan air minum bagi pekerja agar kebutuhan air pekerja dalam 1 harinya dapat terpenuhi. Administratif (Administratif
housekeeping
Companion
to
AS/NZS
4360:2004.
Alat Pelindung Diri (APD) Penyediaan alat pelindung diri berupa sepatu boot, pelindung kepala dengan bahan anti air, celemek, masker, google dan sarung tangan karet.
Evaluation For Controlling Hazard. Journal Quensland Safety Research 3 (Central December
University)
Manajemen Keselamatan & Kesehatan KEPUSTAKAAN 1. Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UIPress 2. Departemen Kesehatan Kesehatan Kerja RI. Profil Jakarta: Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat 9. OSHA 3071. 2002. Job Hazard Analysis. US Department of Labour
Nasional.
Departemen Kesehatan RI. 2009 3. Kolluru, Rao V et al. 1996. Risk Assessment and Management Handbook For Enviromental, Health, and Safety Professionls. New York: McGraw-Hill, Inc 4. Ramli, Praktis Soehatman. Manajemen 2010. Risiko Pedoman Dalam
Perspektif K3 OHS Risk Mangement. Jakarta: Dian Rakyat 5. Roughton, James E. 2008. Job Hazard Analysis A Guide For Voluntary
Compliance And Beyond 6. Australian Standard/New Zealand. 2004. Handbook Risk Management Guidelines