You are on page 1of 13

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PENCUCIAN MOBIL DI FJM JAKARTA TAHUN 2012

Fatdriati Junita* L. Meily Kurniawidjaja** Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat

ABSTRAK Penelitian yang dilakukan membahas mengenai proses manajemen risiko yang ada pada tempat cuci mobil FJM mulai dari tahapan identifikasi hazard dan risiko, analisis dan evaluasi risiko, penilaian risiko, upaya pengendalian, komunikasi dan konsultasi hingga pemantauan dan telaah ulang. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode semi kuantitatif yang mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004. Pada tahap identifikasi hazard dan risiko menggunakan tabel Job Hazard Analysis (JHA) yang mengacu pada OSHA 3071 Revised (2002). Kemudian untuk proses analisis risiko mengacu pada tabel ukuran semi-kuantitatif berdasarkan kriteria Fine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan level of risk pada masing-masing tahapan proses pencucian mobil dari level of risk very high, priority 1, substantial, priority 3 hingga acceptable. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pengendalian yang bersifat engineering, administrative, serta penggunaaan alat pelindung diri (APD).

ABSTRACT This research was conducted in order to examine the process of risk management that happened at FJM Car Wash process, started from the hazard and risk identification stages, analysis and the evaluation of risk, risk assessment, risk controlling, communication and consultation up to monitoring and review. This research was done by using semi-quantitative risks analysis that refers to the AS/NZS 4360:2004 standards. Hazard and risk identification stage was done by using the table of Job Hazard Analysis (JHA) refers to the OSHA 3071 Revised (2002). For the process of risks analysis, it refers to the table of semi-quantitative measure based on fine criteria. The result of this research showed that the level of risk has been found on each stage in the car wash process ranging from the very high level, priority 1, substantial, priority 3 up to acceptable. Therefore, the necessary control efforts are including the engineering, administrative and also the use of personal protective equipment (PPE). Keywords: AS/NZS 4360:2004; risk management; car wash; level of risk.

PENDAHULUAN

6,2 (formal) dan 6,3 (informal).2 Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

Indonesia sebagai Negara berkembang telah memiliki perhatian terhadap masalah

pada sektor formal persentase PAK lebih rendah informal. dibandingkan dengan sektor

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di lihat sejak dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Industri informal di bidang jasa yang akhirakhir ini banyak diminati oleh pengelola usaha salah satu diantaranya adalah usaha cuci mobil. Usaha ini dipilih karena di

Sayangnya, hingga saat ini implementasi terhadap terlaksana program secara K3 masih belum

Jakarta semakin banyak jumlah pengguna kendaraan membuat bermotor, usaha selain itu untuk tidak

konsisten.

Pandangan

cuci

mobil

tersebut muncul berdasarkan data dari PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2009 yang menunjukkan terjadi 96.697 kasus

memerlukan peralatan yang rumit dan pekerja dengan keahlian khusus. Namun, meskipun demikian hazard dan risiko pasti akan ada pada usaha cuci mobil, ditambah lagi dengan kondisi dan perilaku tidak aman dari lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri. Sehingga tidak dipungkiri masalah K3 akan

kecelakaan dan sedikitnya 35 orang per 100.000 pekerja meninggal karena kecelakaan atau penyakit akibat kerja.1

Dari data profil masalah kesehatan kerja tahun 2006, Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI menyatakan 3 Penyakit Akibat Kerja (PAK) terbesar menurut sektor formal dan informal,

muncul pada usaha cuci mobil tersebut.

FJM merupakan salah satu tempat cuci mobil di Jakarta Selatan. Berdasarkan

pengamatan awal yang dilakukan, pekerja cuci mobil FJM melakukan tiga tahapan proses pekerjaan, yaitu tahap pembersihan karpet, proses pembilasan dan proses

diantaranya penyakit muskuloskeletal yang menempati persentase terbesar yaitu 13,8 (formal) dan 18,9 (informal), penyakit kardiovaskuler dengan persentase sebesar 7,6 (formal) dan 8,2 (informal) dan

finishing. Dari tahapan proses pekerjaan yang dilakukan, masing-masing memiliki hazard dan risiko tersendiri bagi pekerja.

gangguan syaraf dengan persentase sebesar

Oleh karena itu, perlu dilakukannya upaya manajemen risiko pada proses pencucian mobil di FJM guna mengetahui seberapa besar tingkat risiko yang ada di FJM, sehingga nantinya dapat dilakukan upaya perbaikan untuk meminimalkan risiko yang ada. Selain itu, dengan adanya upaya manajemen risiko di FJM diharapkan

proses yang terus berjalan dengan tujuan untuk memperbesar kesempatan dan

meminimalkan kerugian. Dalam mencapai tujuan tersebut, dibentuklah ruang lingkup dari manajemen risiko berdasarkan AS/NZS 4360, diantaranya : 1. Penentuan konteks Penentuan menetapkan konteks bertujuan untuk

terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga nantinya para pekerja dapat mempertahankan derajat kesehatannya baik secara fisik maupun mental dan juga tercapainya produktivitas kerja yang tinggi.

strategi,

kebijakan

organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan. Penentuan konteks yang akan dikembangkan

misalnya menyangkut risiko kesehatan kerja, kebakaran, higiene, industri, dan lainnya.4 2. Identifikasi risiko

TINJAUAN TEORITIS

Risk

management

is

the

process risk.3

of

Identifikasi risiko dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis bahaya untuk dalam

evaluating and, if necessary, controlling sources of exposure manajemen and Dari

mengetahui

adanya

pengertian

risiko

menurut

aktivitas organisasi. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui di mana, kapan, kenapa dan bagaimana suatu kejadian dapat terjadi.4 Teknik proaktif merupakan teknik

Kolluru, dapat artikan bahwa manajemen risiko adalah suatu proses evaluasi dan pengendalian dari sumber pajanan dan risiko.

terbaik untuk mengidentifikasi bahaya, Sementara menurut AS/NZS 4360:2004, manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses kegiatan di dalam organisasi dan pelaksanaannya terdiri dari multidisiplin keilmuan dan latar belakang. Manajemen risiko merupakan karena bahaya di dapat sebelum

menimbulkan akibat atau dampak yang merugikan. Salah satu teknik proaktif adalah Job Hazard Analysis (JHA) yang merupakan metode identifikasi risiko dengan menghubungkan antara bahaya

dan risiko dengan beragam pekerjaan, langkah kerja dan pekerjaan yang rinci yang dilakukan oleh pekerja.5 3. Analisis risiko Tujuan dari analisis risiko menurut AS/NZS 4360:2004, yaitu untuk

oleh pajanan bahaya.1 Hasil dari evaluasi risiko biasanya berupa gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada,

prioritas risiko yang perlu ditanggulangi, kerugian yang mungkin terjadi dan masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.6 5. Pengendalian risiko Menurut OHSAS 18001 dalam Ramli (2010) upaya pengendalian risiko harus mempertimbangkan hirarki pengendalian mulai dari yang paling efektif sampai yang paling lemah keberhasilannya yaitu eliminasi, substitusi, pengendalian

membedakan risiko minor yang dapat diterima dari risiko mayor, dan untuk menyediakan data dalam membantu evaluasi dan penanganan risiko. Metode analisis risiko terbagi menjadi 3, yaitu metode analisis kualitatif, metode

analisis semi kuantitatif dan metode analisis kuantitatif.6 Analisis semi kuantitatif merupakan metode yang telah memberikan skala secara numerik, pada mengacu dalam melakukan semi kriteria

teknis, administratif dan yang terakhir penyediaan alat pelindung diri (APD).8 6. Komunikasi dan konsultasi Hasil manajemen risiko yang telah di dapat harus oleh dikomunikasikan semua pihak dan yang

perhitungan kuantitatif,

analisis pada

perhitungan matematik dari W.T Fine (1971).7 Kriteria perhitungan tersebut terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu

diketahui

memiliki kepentingan sehingga akan ada manfaat dapatkan.


4

dan

keuntungan

yang

di

consequences, likelihood dan exposure. Hasil dari perkalian ketiganya

7. Pemantauan dan telaah ulang Pada prinsipnya pemantauan dan telaah ulang perlu dilakukan untuk menjamin terlaksananya seluruh proses manajemen risiko dengan optimal.6

memberikan gambaran berupa tingkat risiko (level of risk) pada masing-masing hazard. 4. Evaluasi risiko Menurut Kurniawidjaja (2010), evaluasi risiko berguna untuk menilai seberapa besar peluang risiko yang ditimbulkan

METODE PENELITIAN

dengan menentukan nilai consequences, exposure, dan likelihood. Dari perkalian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan mengetahui

ketiganya didapatkan nilai risiko yang nantinya dibandingkan dengan standar yang ada untuk melihat apakah nilai tersebut masih bisa diterima atau tidak.

seberapa besar tingkat risiko K3 pada proses pencucian mobil di FJM. Pada penelitian yang akan dilakukan, objek yang diteliti adalah hazard dan risiko K3 pada proses pencucian mobil yang dilakukan oleh

HASIL PENELITIAN

pekerja cuci mobil di FJM.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan tahapan proses pencucian mobil

Pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. Untuk data primer didapatkan dari hasil observasi area kerja dan tahapan kerja serta melakukan

di FJM. Tahapan terbagi menjadi 3, yaitu proses pembersihan karpet, proses

pembilasan, dan proses finishing.

wawancara dengan pengelola dan pekerja cuci mobil. Sedangkan untuk data sekunder didapatkan dari data yang ada di FJM berupa nama dan jumlah pekerja cuci mobil, data rekapan cuci mobil per harinya serta beberapa literatur.

Dari hasil identifikasi hazard dan risiko pada proses pencucian mobil di FJM yang menggunakan tabel JHA, ditemukan hazard keselamatan dan kesehatan kerja pada masing-masing tahapan proses pencucian mobil. Hazard yang ditemukan berupa hazard lingkungan (mekanik, fisik, kimia,

Pengolahan

data

dalam

penelitian

ini

biologi), hazard elektrik, hazard kesehatan, hazard ergonomik, hazard perilaku serta hazard pengorganisasian pekerjaan dan

mengacu pada AS/NZS 4360:2004. Pada proses identifikasi hazard dan risiko

menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) yang mengacu pada OSHA 3071 Revised (2002).9 Kemudian untuk proses analisis risiko menggunakan metode analisis semi kuantitatif yang mengacu pada tabel ukuran semi kuantitatif berdasarkan kriteria fine

budaya kerja.

Untuk

hazard

perilaku

serta

hazard

pengorganisasian pekerja dan budaya kerja identifikasi dilakukan secara terpisah, karena sumber pada dua hazard tersebut tidak

terdapat di proses kerja namun mendukung untuk terjadinya kecelakaan maupun

Hazard Kontak dengan sabun krim dan shampoo Bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk Hazard Elektrik Menyambung steker vacuum cleaner ke colokan listrik Hazard Kesehatan Percikan air Hazard Ergonomik

penurunan kesehatan pada pekerja cuci mobil.

Dampak Panas dan gatal pada kulit dan mata serta kulit merah dan kering Infeksi cacing, gatalgatal, dan jamuran pada kaki hingga kutu air Tersengat listrik

Tabel 1. Hasil Identifikasi Hazard dan Risiko Pada Proses Pencucian Mobil di FJM Tahun 2012
Hazard Hazard lingkungan kerja Lantai licin Dampak Terikilir, jaringan robek, pendarahan pada tangan dan kepala hingga patah tulang Luka lecet, jaringan robek, dan patah tulang Terkilir, memar, patah tulang dan luka serius

Common cold dan gejala paru-paru basah Sakit pinggang, sakit leher, gejala Cummulative Trauma Disorder (CTD), dan gejala Low Back Pain (LBP)

Selang air yang berantakan berpotensi pekerja tersandung Turun tangga dengan terburu-buru yang berpotensi pekerja terpeleset Jari tangan terputar jarijari mesin kompresor Menjangkau bagian atas mobil menggunakan bangku dapat berpotensi terjatuh Pajanan uap panas dari mesin Pajanan sinar UV

Luka berat, jaringan robek, dan patah pada jari tangan Terkilir, luka lecet, memar, patah tulang, dan luka serius Muka terasa panas dan perih pada mata Pusing, dehidrasi, heat stroke, heat rush, konjungtivitis foto elektrika, katarak mata dan kanker kulit Mudah terinfeksi dan common cold Batuk, mata perih, sesak nafas, penurunan fungsi paru dan gangguan pernafasan

Tabel 2. Hasil Identifikasi Hazard dan Risiko Untuk Hazard Perilaku, Pengorganisasian dan Budaya Kerja di FJM Tahun 2012
Hazard Hazard Perilaku Merokok Dampak Penurunan fungsi paru, kanker paru, dan kebakaran

Pola makan tidak teratur Mudah lelah, kekurangan dan asupan makanan darah, maag dan yang mengandung lemak gangguan pencernaan jenuh Pola tidur yang tidak Mengalami teratur tidur Hazard Pengorganisasian Pekerjaan&Budaya Kerja gangguan

Fatigue dan stres kerja

Pajanan udara malam Butiran pasir dan debu

Proses analisis dan evaluasi risiko dibagi menjadi 3 jenis, yaitu basic risk, existing risk, dan predictive risk. Basic Risk (BR) merupakan penilaian risiko utama yang ada di FJM tanpa melihat pengendalian yang telah dilakukan. Existing Risk (ER)

Hazard Kontak dengan sabun krim dan shampoo Bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk Hazard Elektrik Menyambung steker vacuum cleaner ke colokan listrik Hazard Kesehatan Percikan air Hazard Ergonomik

BR 100 500

ER 100 300

PR 10 30

900

300

60

merupakan penilaian risiko dengan melihat existing program (program pengendalian) yang telah dilakukan di FJM. Sedangkan untuk Predictive Risk (PR) merupakan penilaian risiko dengan melihat rekomendasi pengendalian yang diusulkan di FJM.

500 500

500 500

10 30

Tabel 4.

Tabel 3.

Hasil Analisis dan Evaluasi Risiko Pada Proses Pencucian Mobil di FJM Tahun 2012
BR 300 300 ER 150 300 PR 30 30

Hasil Analisis dan Evaluasi Untuk Hazard Perilaku, Pengorganisasian dan Budaya Kerja di FJM Tahun 2012
BR 900 60 ER 900 30 PR 150 10

Hazard Hazard lingkungan kerja Lantai licin Selang air yang berantakan berpotensi pekerja tersandung Turun tangga dengan terburu-buru yang berpotensi pekerja terpeleset Jari tangan terputar jarijari mesin kompresor Menjangkau bagian atas mobil menggunakan bangku dapat berpotensi terjatuh Uap panas Pajanan sinar UV Pajanan udara malam Butiran pasir dan debu

Hazard Hazard Perilaku Merokok Pola makan tidak teratur dan asupan makanan yang mengandung lemak jenuh Pola tidur yang tidak teratur Hazard Pengorganisasian Pekerjaan&Budaya Kerja

100 500

100 500

10 30

300

300

30

750 300

750 300

150

PEMBAHASAN
30

Hazard lingkungan kerja lantai licin terdapat pada seluruh proses pekerjaan dan
100 1500 500 300 100 300 500 300 30 30 30 10

dapat

berpotensi

pekerja

terpeleset.

Pengendalian dari FJM dengan membuat lantai agak kasar dan bergerigi.

Hazard lingkungan kerja selang air yang berantakan dapat menimbulkan kecelakaan ketika pekerja melewati selang air,

kolong dan mesin mobil pada proses pembilasan.

kemungkinan

untuk

terjadinya

potensi

Hazard lingkungan kerja pajanan sinar UV akan memajan pekerja secara terus menerus karena pekerjaan yang dilakukan berada di luar ruangan dengan intensitas

pekerja tersandung dan terjatuh sebesar 50%-50%.

Hazard lingkungan kerja turun tangga terdapat pada aktivitas pembilasan di kolong mobil. Apabila pekerja turun dengan

yang

cukup

sering dari

di

siang yaitu

hari. dengan

Pengendalian

FJM

membuat atap pada area cuci mobil.

terburu-buru potensi pekerja untuk terpeleset yaitu sebesar 50%-50%. Hazard lingkungan kerja pajanan udara malam akan Hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor pembilasan terdapat ketika pada aktivitas menyalakan Hazard lingkungan kerja butiran pasir dan debu dapat memajan pekerja ketika sedang mengambil karpet di dalam mobil, menyemprot bagian kolong dan mesin mobil serta ketika sedang melakukan pengecekan vacuum cleaner. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku terdapat pada aktivitas pembilasan terutama ketika pekerja ingin menjangkau bagian atas mobil. Bangku yang digunakan terbuat dari plastik yang dapat berpotensi pekerja terjatuh. Hazard lingkungan kerja kontak dengan sabun krim dan shampoo terdapat pada proses pencucian karpet dan pembilasan. Dampak dari pajanan sabun krim dan shampoo sering dialami oleh pekerja, seperti gatal-gatal dan merah pada kulit. Hazard lingkungan kerja uap panas akan memajan ketika pekerja berada di bawah memajan pekerja karena

aktivitas pencucian mobil dilakukan selama 24 jam.

pekerja

kompresor. Intensitas pekerja untuk dekat dengan jari-jari mesin kompresor yang berputar cukup sering sehingga

dimungkinkan kejadian kecelakaan dapat terjadi.

Hazard lingkungan kerja bakteri, akteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk dapat memajan pekerja selama melakukan aktivitasnya

Hazard teratur banyak

perilaku ku dan

pola

makan makanan lemak

tidak yang jenuh

asupan

mengandung

terutama dikolong mobil. Pengendalian dari FJM dengan membuat jadwal piket untuk pembersihan area cuci mobil.

didapatkan karena sistem kerja 24 jam tanpa adanya pengaturan waktu kerja

mengakibatkan gakibatkan jadwal makan pekerja tidak teratur.

Hazard vacuum

elektrik cleaner

menyambung terdapat apat pada

steker proses Hazard perilaku pola tidur yang tidak teratur didapatkan dapatkan karena sistem kerja 24 jam pekerja melakukan kegiatannya tanpa ada sistem shift, sehingga pola tidur pekerja pun tidak teratur setiap harinya. arinya.

finishing, pekerja biasanya menyambungkan steker dalam kondisi tangan yang basah sehingga kesempatan untuk terjadi

kecelakaan yaitu 50%-50%. 50%. Pengendalian dari FJM dengan memberikan pelindung pada colokan listrik strik dari air hujan dan panas.

Hazard pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja didapatkan karena fatigue

Hazard kesehatan percikan air dapat memajan pekerja secara terus menerus selama aktivitas pencucian dilakukan dilakukan.

sering sekali dialami pekerja.

4 Hazard ergonomik dapat memajan karena pekerja melakukan pencucian secara manual dan terus menerus dalam posisi yang membungkuk, tidak nyaman, statis dan berulang.
Proses Pembersihan Karpet Proses Pembilasan Proses Finishing Hazard Perilaku dan Pengorganisasian

36

31 50

Hazard perilaku merokok muncul karena pekerja sering merokok baik pada saat bekerja maupun tidak bekerja.

Gambar 1. Total Hazard Pada Setiap Proses Pencucian Mobil, Mobil Hazard Perilaku, Pengorganisasian dan Budaya Kerja di FJM

Dari proses penilaian risiko yang telah dilakukan di FJM, didapatkan 31 hazard pada proses pembersihan karpet, 50 hazard pada proses pembilasan, 36 hazard pada proses finishing dan 4 hazard yang di dapat dari hazard perilaku, pengorganisasian dan budaya kerja. Apabila keempat hazard tersebut dijumlahkan, didapatkanlah 121 hazard yang g ada di FJM pada proses pencucian mobil.

Ergonomik dan pajanan udara

1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0


Steker vacuum cleaner Jari-jari mesin kompresor Sinar UV

Basic Risk Existing Risk


Merokok

Predictive Risk

Pada masing-masing hazard tersebut, hazard tertinggi berada pada proses pembilasan. Hal demikian terjadi karena pada proses

Gambar 2. Level of Risk Tertinggi Dari Proses Pencucian Mobil dan Hazard Perilaku, Pengorganisasian dan Budaya Kerja

pembilasan pekerja melakukan kegiatan lebih kompleks yaitu pada saat pembilasan kolong. Pada pembilasan kolong pekerja harus masuk ke area bawah tempat mencuci mobil di mana pada area bawah tempat cuci mobil tersebut banyak terdapat hazard yang dapat menimbulkan dampak yang cukup signifikan. Sehingga dibutuhkan perhatian khusus pada proses pembilasan mbilasan agar dampak yang diterima pekerja dapat diminimalkan.

Gambar 2 menunjukkan 5 level of risk tertinggi yang terdapat di FJM yaitu hazard lingkungan kerja sinar UV, hazard elektrik steker vacuum cleaner, hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor, kompresor hazard ergonomik dan hazard perilaku merokok. merokok Kelima hazard tersebut memiliki BR dengan kategori very high. Untuk mengurangi risiko yang diterima FJM baru melakukan

pengendalian risiko pada hazard lingkungan kerja sinar UV dan hazard elektrik steker vacuum cleaner dengan kontrol teknik (engineering control), sedangkan untuk

hazard yang lain belum ada ad pengendalian

yang dilakukan oleh pihak FJM. Sehingga dibutuhkan teknik pengendalian lain guna menurunkan nilai BR dengan kategori very high menjadi kategori yang dapat diterima.

efektif di FJM. Apabila rekomendasi yang diajukan belum dapat memberikan hasil yang optimal pada pekerja, maka perlu dilakukan telaah ulang untuk selanjutnya diusulkan upaya perbaikan.

Setelah

didapatkan

hasil

penelitian SIMPULAN

diharapkan adanya tindak lanjut dari otoritas terkait di ranah publik dalam hal komunikasi dan konsultasi serta monitoring dan tinjauan ulang. Komunikasi dan konsultasi sebaiknya dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) atau Puskesmas yang berada di wilayah terdekat FJM. Proses komunikasi dan konsultasi yang dilakukan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi dari instansi tersebut. Proses komunikasi dan konsultasi yang dilakukan dapat berupa pemberian informasi terkait hazard dan risiko yang ada, hazard yang memiliki nilai risiko paling tinggi dan rekomendasi yang terbaik untuk dapat mengurangi risiko.

Dari hasil identifikasi, analisis dan evaluasi serta penilaian risiko yang ada di FJM didapatkan simpulan sebagai berikut : 1. Proses pencucian mobil yang dilakukan di FJM terbagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu proses pembersihan karpet, proses pembilasan, dan proses finishing. 2. Pada proses pencucian mobil ditemukan 6 hazard yang ada di FJM, berupa hazard lingkungan kerja, hazard elektrik, hazard kesehatan, hazard ergonomik, hazard perilaku, hazard pengorganisasian

pekerjaan dan budaya kerja. 3. Dari proses penilaian risiko yang telah

Sedangkan untuk monitoring dan tinjauan ulang sebaiknya dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

dilakukan di FJM, didapatkan total hazard sebanyak 121 hazard pada proses pencucian mobil. 4. Level of risk terbesar pertama pada proses pencucian mobil yaitu hazard lingkungan kerja dari sinar UV dengan nilai BR masuk dalam kategori very high.

(Disnakertrans). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui perubahan apa yang dapat terjadi setelah adanya apakah

rekomendasi

pengendalian,

rekomendasi yang diajukan telah sesuai, dijalankan dan dapat digunakan secara

5. Level of risk terbesar pada hazard perilaku, pengorganisasian dan budaya kerja yaitu hazard merokok dengan kategori very high. 6. Program pengendalian yang telah

mengikut sertakan para pekerja dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).

Kontrol Tehnik (Engineering Control) Hazard lingkungan kerja sinar UV, menambah atap pada area tengah tempat cuci mobil FJM. Hazard lingkungan kerja lantai licin, berlumut dan struktur lantai tidak rata, memberikan pengaman atau penutup

dilakukan FJM adalah melindungi setiap area cuci mobil menggunakan atap, mendesain lantai agak kasar dan

bergerigi, membuat jadwal piket dan memberikan pelindung pada colokan listrik dari air hujan dan panas. 7. Rekomendasi pengendalian yang

pada parit-parit kecil tempat aliran air. Hazard lingkungan kerja jari-jari

diusulkan ke FJM untuk mengurangi risiko control, adalah dengan engineering contol, dan

kompresor, memberikan pengaman pada jari-jari kompresor yang terbuka. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku, mengganti penggunaan bangku

administrative

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

SARAN

plastik dengan tangga yang berfungsi untuk menjangkau bagian atas mobil.

Melihat tingginya level of risk pada masingmasing proses pencucian mobil di FJM, berikut ini adalah saran yang dapat dijadikan rekomendasi perbaikan bagi pihak FJM diantaranya : Manajemen Melakukan pengawasan terhadap pekerja yang bekerja sama dengan otoritas yang bertanggung melakukan jawab di ranah yang publik, baik, Kontrol Control) Memasang safety sign atau poster-poster keselamatan dan kesehatan. Penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP). Melakukan penyuluhan pada pekerja Melakukan pengaturan shift kerja. Penyediaan air minum bagi pekerja agar kebutuhan air pekerja dalam 1 harinya dapat terpenuhi. Administratif (Administratif

housekeeping

menyediakan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di area FJM,

Memberikan makanan tambahan bagi pekerja yang bertugas di malam hari.

Companion

to

AS/NZS

4360:2004.

Sydney and Wellington:Author 7. Fine, William T. 1971. Matematical

Alat Pelindung Diri (APD) Penyediaan alat pelindung diri berupa sepatu boot, pelindung kepala dengan bahan anti air, celemek, masker, google dan sarung tangan karet.

Evaluation For Controlling Hazard. Journal Quensland Safety Research 3 (Central December

University)

1971: 157-166 8. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem

Manajemen Keselamatan & Kesehatan KEPUSTAKAAN 1. Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UIPress 2. Departemen Kesehatan Kesehatan Kerja RI. Profil Jakarta: Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat 9. OSHA 3071. 2002. Job Hazard Analysis. US Department of Labour

Nasional.

Departemen Kesehatan RI. 2009 3. Kolluru, Rao V et al. 1996. Risk Assessment and Management Handbook For Enviromental, Health, and Safety Professionls. New York: McGraw-Hill, Inc 4. Ramli, Praktis Soehatman. Manajemen 2010. Risiko Pedoman Dalam

Perspektif K3 OHS Risk Mangement. Jakarta: Dian Rakyat 5. Roughton, James E. 2008. Job Hazard Analysis A Guide For Voluntary

Compliance And Beyond 6. Australian Standard/New Zealand. 2004. Handbook Risk Management Guidelines

You might also like