Professional Documents
Culture Documents
http://www.kalbe.co.id/cdk
ISSN : 0125-913X
144. THT
2004
http. www.kalbe.co.id/cdk
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
144. THT
Daftar isi :
2. Editorial
4. English Summary
Artikel
5. Rinitis Atrofi – Rizalina Arwinati Asnir
8. Papiloma Laring pada Anak – Bambang Supriyatno, Lia Amalia
11. Kista Duktus Tiroglosus – Hafni
13. Rinoskleroma – Delfitri Munir, Rizalina A Asnir, Firmansyah
16. Kanker Nasofaring - Epidemiologi dan Pengobatan Mutakhir – R.
Susworo
20. Pola Sensitivitas Kuman dari Isolat Hasil Usap Tenggorok Penderita
Tonsilofaringitis Akut terhadap Beberapa Antimikroba Betalaktam
di Puskesmas Jakarta Pusat – Retno Gitawati, Ani Isnawati
24. Pengaruh Kebisingan terhadap Kesehatan Tenaga Kerja – Novi
Arifiani
29. Program Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja – Ambar W.
Keterangan Gambar Sampul : Roestam
Jaras sistim pendengaran manusia 35. Perawatan Mandiri Pasca Trakeostomi – HR Krisnabudhi
sumber: http://ivertigo.net 13
41. Vertigo: Aspek Neurologi – Budi Riyanto Wreksoatmodjo
47. Terapi Akupunktur untuk Vertigo – Prasti Pirawati, L. Yvonne
Siboe
52. Teh [Camellia sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai Salah
satu Sumber Antioksidan – Sulistyowati Tuminah
55. Hasil Pemeriksaan Uji Hemaglutinasi pada Penderita Tersangka
Demam Berdarah Dengue di Jakarta Tahun 2001 – Enny
Muchlastriningsih, Sri Susilowati, Diana Hutauruk
Redaksi
PEMIMPIN UMUM - Prof. DR. Sumarmo Poorwo Soedarmo - Prof. Dr. R Budhi Darmojo
Dr. Erik Tapan Staf Ahli Menteri Kesehatan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam
Departemen Kesehatan RI Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
KETUA PENYUNTING Jakarta Semarang
Dr. Budi Riyanto W.
- Prof. Drg. Siti Wuryan A Prayitno, SKM, - Prof. DR. Hendro Kusnoto, Drg, SpOrt.
PELAKSANA MScD, PhD. Laboratorium Ortodonti
Sriwidodo WS. Bagian Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
Universitas Indonesia, Jakarta Jakarta
TATA USAHA
- Dodi Sumarna
- Djuni Pristiyanto
ALAMAT REDAKSI - DR. Arini Setiawati
Majalah Cermin Dunia Kedokteran, Gedung Enseval Bagian Farmakologi
Jl. Letjen. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
10510, P.O. Box 3117 JKT. Tlp. 021 - 4208171 Jakarta
E-mail : cdk@kalbe.co.id
http: //www.kalbe.co.id/cdk
NOMOR IJIN
151/SK/DITJEN PPG/STT/1976 DEWAN REDAKSI
Tanggal 3 Juli 1976
Rinitis Atrofi
Rizalina Arwinati Asnir
Bagian/SMF Telinga Hidung dan Tenggorokan-KL Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, Medan
ABSTRAK
Rinitis atrofi sering ditemukan pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah,
lingkungan yang buruk dan di negara yang sedang berkembang. Etiologi dan
patogenesis rinitis atrofi sampai saat ini belum dapat diterangkan secara jelas, sehingga
pengobatannya belum ada yang baku.
ABSTRAK
ABSTRAK
Kista duktus tiroglosus merupakan 70 % dari kasus kista yang ada di leher. Kista
ini lebih sering terjadi pada anak. Penatalaksanaan kista duktus tiroglosus bertujuan
untuk memperkecil angka kekambuhan yaitu dengan mengangkat kista beserta
duktusnya.
Diagnosis Banding 1. Maran AGD. Benign diseases of the neck. Dalam : Scott-Brown’s
Otolaryngology. 6th ed. Oxford : Butterworth - Heinemann, 1997; 5/16/1-
1. Lingual tiroid 3. Kista brankial 4.
2. Kista dermoid 4. Lipoma1,11 2. Ballenger JJ. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher.
Edisi 13. Jilid 1. Alih Bahasa : Staf Pengajar Bag. THT FKUI. Jakarta :
Bina Rupa Aksara, 1994; 295-6, 381-2.
3. Cohen JI. Massa Jinak Leher. Dalam Boies. Buku Ajar Penyakit THT.
PENATALAKSANAAN Edisi 6, Alih Bahasa : Wijaya C. Jakarta : EGC, 1996; 415-21.
Penatalaksanaan kista duktus tiroglosus bervariasi dan 4. Karmody CS. Developmental Anomalies of the Neck. Dalam: Pediatric
banyak macamnya, antara lain insisi dan drainase, aspirasi Otolaryngology. 2nd ed. Bluestone CD, Stool SE, Scheetz MD (eds.).
perkutan, eksisi sederhana, reseksi dan injeksi dengan bahan Philadelphia : WB Saunders Co, 1990; 1313-14.
5. Sobol M. Benign Tumors. Dalam : Comprehensive Management of Head
sklerotik. Dengan cara-cara tersebut angka kekambuhan and Neck Tumors. Vol. 2. Thawley S, Panje WR (eds.). Philadelphia :
dilaporkan antara 60-100%. Schlange (1893) melakukan eksisi WB Saunders Co, 1987; 1362-69.
dengan mengambil korpus hioid dan kista beserta duktus- 6. Montgomery WW. Surgery of the Upper Respiratory System. 2nd ed. Vol.
duktusnya;dengan cara ini angka kekambuhan menjadi 20%.11 II. Philadelphia : Lea & Febiger, 1989; 88.
7. Colman BH. Disease of Nose, Throat and Ear and Head and Neck, A
Sistrunk (1920) memperkenalkan teknik baru berdasarkan Handbook for Students and Practitioners. 14th ed. Singapore : ELBS,
embriologi, yaitu kista beserta duktusnya, korpus hioid, traktus 1987; 183.
yang menghubungkan kista dengan foramen sekum serta otot 8. O’Hanlon DM, Walsh N, Corry J et al. Aberrant thyroglossal cyst. J.
lidah sekitarnya kurang lebih 1 cm diangkat. Cara ini dapat Laryngol. Otol. 1994; 108 : 1105-7.
9. Pincu RL. Congenital Neck Masses and Cysts. Dalam : Head and Neck
menurunkan angka kekambuhan menjadi 2-4 %.5,11 Surgery - Otolaryngology. Vol. 1. Bailey JB, Johnson JT, Kohut RI et al.
Philadelphia : JB Lippincott Co, 19; 755.
Cara Sistrunk : 10. Ellis PDM. Branchial cleft anomalies, thyroglossal cysts and fistulae.
1) Penderita dengan anestesi umum dengan tube endotrakea Dalam : Scott-Brown’s Otolaryngology. 6th ed. Oxford: Butterworth –
Heinemann, 1997; 6/30/8-12.
terpasang, posisi terlentang, kepala dan leher hiperekstensi. 11. Damijanti T, Suparjadi S, Samsudin. Tata Laksana Kiste Duktus
2) Dibuat irisan melintang antara tulang hioid dan kartilago Tiroglosus di UPF THT RSDK Semarang Th. 1983 - 1985. Dalam :
tiroid sepanjang empat sentimeter. Bila ada fistula, irisan ber- Kumpulan Naskah Konas VI Perhati. Ujung Pandang. 1986; 760-7.
bentuk elips megelilingi lubang fistula. 12. Waddell A, Saleh H, Robertson N et al. Thyroglossal duct remnants. J.
Laryngol. Otol. 2000; 114: 128-9.
3) Irisan diperdalam melewati jaringan lemak dan fasia; fasia 13. Urben SL, Ransom ER. Fusion of the thyroid interval in a patient with a
yang lebih dalam digenggam dengan klem, dibuat irisan me- thyroglossal duct cyst. Otolaryngol. Head and Neck Surg. 120 (5): 757-9.
manjang di garis media. Otot sternohioid ditarik ke lateral 14. Greinwald JH, Leichtman LG, Simko MEJ. Hereditary Thyroglossal Duct
untuk melihat kista di bawahnya. Cyst. Arch Otolaryngol Head Neck Surg. 1996; 122: 1094-6.
Rinoskleroma
Delfitri Munir, Rizalina A Asnir, Firmansyah
Bagian/ SMF Telinga Hidung dan Tenggorokan-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara /
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, Medan
ABSTRAK
Kanker Nasofaring
Epidemiologi dan
Pengobatan Mutakhir
R. Susworo
Guru Besar dan Spesialis Radiologi (Konsultan) Radioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Gambar 1. Pasien dengan pembesaran kelenjar getah bening leher yang Gambar 2. Alat Radiasi Eksterna (Linear Accelerator)
ternyata merupakan metastasis dari KNF
Gambar 3. Masker yang digunakan oleh setiap pasien kanker kepala-leher yang sedang memperoleh radiasi.
Alat bantu ini berguna untuk fiksasi kepala.
ABSTRAK
DISKUSI
HASIL Hasil usap tenggorok mendapatkan 12 jenis kuman yang
Sejumlah 132 kuman yang terdiri atas 12 spesies Gram mencakup kuman gram negatif dan kuman gram positif.
positif dan Gram negatif berhasil diisolasi dan diidentifikasi Kuman yang terbanyak ditemukan adalah S. viridans sebanyak
dari 83 sampel usap tenggorok penderita tonsilofaringistis, 54.2 %; berbeda dengan yang dilaporkan Sugito(8) yaitu
(Tabel 1). sebanyak 25 % dan Hartono(9) mendapatkan kuman tersebut
Enam jenis kuman terbanyak yang berhasil diisolasi dari 31,43 % pada penderita infeksi saluran pernafasan atas. Untuk
spesimen usap tenggorok berturut-turut adalah: Streptococcus kuman S. B hemolyticus diperoleh 6,4 % , hampir sama dengan
viridans (54.2%), Branhamella catarrhalis (22.9%), yang ditemukan Suprihati dkk(6) sebanyak 4,46 %, tetapi
Streptococcus β-haemolyticus (6.11%), Streptococcus berbeda dengan yang ditemukan oleh Sugito(8) sebanyak 25 %
pneumoniae (3.82%), Streptococcus non-haemolyticus dan mirip dengan yang ditemukan Hartono(9) 25,71 %. Kuman
(3.82%) dan Klebsiella pneumoniae (3.05%). Isolat-isolat ini merupakan kuman yang dicurigai sebagai penyebab
kuman yang didapat tersebut kemudian diuji sensitivitasnya endokarditis.
% % resistensi antimikroba
Isolat kuman Isolat kuman PeG Amx Sulb Cefoti Ceftri Cefota Cefpi Cefep Cefrad
S. viridans 54.2 2.82 2.82 0 1.41 4.23 4.23 0 0 73.33
B. catarrhalis 22.9 30.0 0 0 0 3.33 3.33 3.33 0 53.52
S. β-haemolyticus 6.11 0 0 0 0 0 0 0 0 87.5
S. pneumoniae 3.82 0 0 0 0 20.0 20.0 0 0 40.0
S. non-haemolyticus 3.82 0 0 0 0 0 0 0 0 80.0
K. pneumoniae 3.05 0 0 0 0 20 0 0 0 100
Acinobacter spp. 1.53 0 0 0 0 50 0 0 0 0
Yeast (ragi) 1.53 100 100 100 100 100 100 100 100 100
S. aureus 1.53 0 50 0 0 0 0 0 0 0
Alkaligenes spp. 0.76 0 100 100 0 0 0 0 0 100
P. aeruginosa 0.76 0 100 0 100 0 0 0 0 100
S. epidermidis 0.76 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan:
PeG= Penisilin-G; Amx = Amoksisilin; ; Sulb = Sulbenislin; Cefoti = Cefotiam; Ceftri = Ceftriakson; Cefota = Cefotaksim; Cefpi = Cefpirome; Cefep =
Cefepime; Cefrad = Cefradin.
Tabel 3. Total resistensi isolat kuman usap tenggorok terhadap menghasilkan enzim betalaktamase. Untuk mengatasi bakteri
antimikroba betalaktam
gram negatif tampaknya penisilin, bahkan sefalosporin sudah
No. Antimikroba % total resistensi
berkurang kemampuannya, kecuali sefalosporin generasi ke
1. Cefradin 68.04 tiga (11,12). .Penggunaan yang tidak rasional misalnya pemakaian
2. Penisilin-G 9.93 berlebihan akan mempercepat resistensi, selain itu dapat terjadi
3. Ceftriakson 6.87 resistensi silang antar golongan maupun dalam satu golongan.
4. Cefotaksim 5.57 Test kepekaan tidak selalu akurat untuk memprediksi ke-
5. Amoksisilin 5.35
6. Cefotiam 3.05 sembuhan; sering tidak ada korelasi antara konsentrasi ham-bat
7. Cefpirome 2.52 minimum (MIC) kuman dan kesembuhan. Hasil pengamatan
8. Sulbenisilin 2.29 menunjukkan bahwa 81 % penderita sembuh jika terinfeksi
9. Cefepime 1.53 bakteri yang sensitif, akan tetapi 9 % penderita meninggal
dunia; sedangkan bila terinfeksi bakteri yang resisten dapat
Total resistensi tertinggi kuman isolat tenggorok adalah menaikkan rata-rata kematian sebesar 17 % (p< 0,05 )(10).
terhadap Cefradin sebesar 68,04 %, diikuti oleh Penicillin G
dan Ceftriakson. Antimikroba Cefradin merupakan antimikroba KESIMPULAN
golongan sefalosporin generasi I dan banyak digunakan secara Ditemukan 132 kuman terdiri dari 12 spesies, lima kuman
oral untuk penderita infeksi saluran pernafasan sehingga terbanyak adalah : Streptococcus viridans 54,2%, Branhamella
mungkin sudah banyak terjadi resistensi. Penulisan resep oleh catarrhalis 22,9 %, Streptococcus β-hemolyticus 6,11%,
dokter umum di United Kingdom (UK) tahun 1998(10) untuk Streptococcus pneumoniae 3,82% dan Streptococcus non-
infeksi saluran pernafasan adalah antimikroba penisilin hemolyticus 3,82%. Penurunan sensitivitas kuman-kuman
spektrum luas sebanyak 53,2 %, makrolid 15 %, penisilin Streptococcus terjadi terhadap antimikroba Cephradin berturut–
spektrum sedang dan sempit 13,0 %, sefalosporin 7,7 %. turut adalah 46,48%; 26,67%; 12,5%; 60% dan 20%. Penurun-
Tahun 1997 pasar dunia antibiotik mencapai US $ 12 an sensitivitas kuman Branhamella catarrhalis terhadap
miliar dengan jumlah peresepan 818 juta untuk infeksi saluran Penisilin G adalah 70%, sedangkan kuman Streptococcus
pernafasan akut dan sebagian besar antibiotik yang digunakan pneumoniae terhadap antimikroba Ceftriaxone 80%.
di rumah sakit berturut - turut adalah Golongan B Laktam, Total resistensi tertinggi kuman-kuman usap tenggorok
Makrolid dan Fluorokuinolon. Di Indonesia untuk infeksi adalah terhadap Cephradin, yakni sebesar 68.04%.
pernafasan akut (tonsilitis dan faringitis) sebagai standar
pengobatan di puskesmas penisilin G masih merupakan pilihan
KEPUSTAKAAN
ke empat setelah eritromisin, amoksisilin dan ampisilin(2).
Resistensi kuman S.viridans dan S. aureus terhadap Penisilin G 1. Abdoerachman H, Fachrudin D., Infeksi Campuran Aerob dan Anaerob
dari hasil penelitian Josodiwondo (1996) sebesar 3,7 % dan di Bidang THT. MKI 4 (2/3): 56-60.
2. Dirjen Binkesmas. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasar-
96,8 % sedangkan dari penelitian Trihendrokesowo dkk (1986) kan Gejala, Departemen Kesehatan R I. 1996.
sebesar 3,2 % dan 66,7 %; tidak jauh berbeda dengan resistensi 3. Josodiwondo S. Perkembangan Kepekaan Kuman terhadap Antimikroba
kuman S.viridans yang diperoleh penelitian ini yaitu 2,82 %, Saat Ini. MKI 1996; 46(9): 467-76.
namun berbeda dengan hasil resistensi kuman S. aureus 0 %. 4. Dwiprahasta I. Inappropriate use of antibiotics in treatment of acute
respiratory infections for the under five children among general
Golongan penisilin masih cukup ampuh untuk mengatasi practitioners. Berkala Ilmu Kedokteran 1997 .
bakteri gram positif, tetapi akhir-akhir ini banyak dilaporkan 5. Trihendrokesowo dkk. Macam Kuman (dari pelbagai bahan pemeriksaan
bakteri yang resisten terhadap antimikroba golongan penisilin di Yogyakarta) dan Pola Kepekaannya terhadap Beberapa Antibiotik.
bahkan juga terhadap golongan sefalosporin, karena mampu MKI 1987; 2 (1): 6-12.
Pengaruh Kebisingan
terhadap Kesehatan Tenaga Kerja
Novi Arifiani
Subdepartemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Iskemaia
Jantung KOMPENSASI TERHADAP KETULIAN PEKERJA
AKIBAT BISING
Faktor akustik, kondisi medis, dan permasalahan hukum
Infark harus diperhatikan dalam menetapkan hubungan kausal antara
Stroke pajanan bising dan terjadinya gangguan pendengaran. Perlu
Miokard
ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan pemeriksaan
ganggguan pendengaran pada pekerja untuk menghindari
Gambar 1. Ikhtisar Reaksi Tubuh terhadap Bising permasalahan kompensasi yang timbul di kemudian hari.
Hal yang perlu diingat dalam menentukan kemungkinan
adanya hubungan kausatif antara gangguan pendengaran dan
KEBISINGAN DAN KEMAMPUAN KERJA bising di tempat kerja adalah 1). Benar telah terjadi kehilangan
Gangguan terhadap kemampuan kerja pada umumnya atau gangguan pendengaran dan 2). Dan gangguan
terjadi karena meningkatnya kewaspadaan umum akibat pendengaran tersebut memang berasal dari pajanan bising di
rangsangan terus menerus pada susunan saraf pusat. Pada tempat kerja yang berlebihan.
awalnya sulit dibedakan dengan gangguan emosional yang Tanda-tanda gangguan pendengaran harus dikenali secara
timbul akibat bising; namun pada pemeriksaan efisiensi kerja dini. Pemeriksaan audiometri dilakukan untuk menilai derajat
terlihat pengaruh yang cukup bermakna. Namun tetap perlu dan tipe gangguan pendengaran yang terjadi. Pemeriksaan ini
hati-hati untuk melakukan interpretasi penelitian tentang bersifat subyektif, untuk itu perlu dilakukan oleh teknisi yang
kemampuan atau performa kerja. terlatih dan dokter harus melakukan supervisi terhadap
Suara yang asing, interupsi suara berulang, suara di atas pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan audiometri pra kerja
95 dB adalah beberapa keadaan kebisingan yang dapat merupakan suatu keharusan untuk mendapatkan data awal
mempengaruhi kemampuan bekerja. Namun penelitian efek kondisi pendengaran tenaga kerja.
kebisingan terhadap kemampuan kerja masih perlu dilakukan Diagnosis banding lainnya disingkirkan dengan melaku-
dengan seksama, terutama pada lingkungan industri. kan pemeriksaan fisik yang seksama. Dalam laporan pe-
meriksaan fisik harus tercantum identitas yang jelas (termasuk
PENATALAKSANAAN TULI AKIBAT BISING saat pemeriksaan dan dokter yang melakukan pemeriksaan),
Pencegahan merupakan penatalaksanaan pertama dan keluhan utama, gangguan pendengaran yang saat ini terjadi,
utama pada kebisingan di lingkungan pekerja. Pelaksanaan riwayat pekerjaan, riwayat pelatihan militer, riwayat penyakit
program pemeliharaan pendengaran (hearing program dahulu, riwayat keluarga. Riwayat pekerjaan dilakukan dengan
conservation) merupakan upaya pencegahan primer yang dapat menanyakan nama pekerjaan, jenis pekerjaan yang dilakukan
dilakukan di tempat kerja. Survei kebisingan di tempat kerja (beserta tanggal atau waktu bekerja), durasi masing-masing
harus memperhatikan teknik sampling agar pemeriksaan pekerjaan, tanggal bekerja dan umur saat itu, kondisi geografis
tingkat kebisingan dapat memberikan gambaran keadaan yang dan lokasi fisik pekerjaan, barang atau jasa yang dihasilkan,
atas diselenggarakannya :
Telemedicine Network in Indonesia
di Yogyakarta, 10 Juli 2004
Website : http://telmed.fkumy.net
Redaksi CDK
Perawatan Mandiri
Pasca Trakeostomi
HR Krisnabudhi
]
4” X 4 “
gauze pad
RINGKASAN
Trakeostomi ialah operasi membuat jalan udara melalui
leher langsung ke trakea untuk mengatasi afiksi jika ada gangguan
lalulintas udara pernafasan. Perawatan pasca trakeostomi besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan tujuan akhir trakeostomi.
Pasca trakeostomi kadang-kadang penderita pulang dari
rumah sakit dengan kanul trakea masih terpasang. Selama di
rumah penderita harus dapat memelihara kanul trakea. Dokter atau
paramedis perawatan harus memberikan petunjuk perihal
Gambar 5. Cara membuat alas trakeostomi
perawatan kanul trakea. Petunjuk ini tergantung pada keadaan
Cara lain untuk membuat alas dada trakeostomi lebih penderita saat pulang dari rumah sakit. Perawatan trakeostomi
mudah tetapi sedikit lebih mahal. mandiri meliputi petunjuk umum, cara membersihkan kanul
Sebuah kasa 4 x 4 atau dua buah kasa 2 x 2 diperlukan trakea, merebus kanul dalam, mengganti kanul, menghisap
untuk tiap alas dada. 1). kasa 4 x 4 inci. 2). kasa 4 x 4 inci discharge, dan cara membuat kain alas dada untuk trakeostomi.
yang tidak terlipat. 3). kasa 2 x 2 inci telah dibuat dengan
melipat kasa dua kali. Jika kasa tidak terlipat, panjangnya 6 inci.
KEPUSTAKAAN
Dua kasa tidak terlipat 2 x 2 inci dipakaikan. Satu tiap tepi dari
kasa terbuka 4x 4 inci. 4). Kasa 2x2 inci telah disetik pada 1. Adams GL, Boies LR, Paparella MM. Tracheostomy. In :Boies's
tempat dan dimasukkan di bawah pita trakeostomi pada tiap sisi Fundamentals of Otolaryngology. A Textbook of ear, nose and throat
kanul trakeostomi. Kasa 2 x 2 inci kemudian dilipat ke bawah di diseases, 5th ed. Tokyo : Igaku Shoin Ltd., 1978 ; 705-17.
atas pita trakeostomi. 5). Kasa 4 x 4 inci telah dilipat ke atas. Kasa 2. Bireell JF, Me Dowall GD, Me Klay K, Me Kailum JR, Maran AGD.
Tracheostomy. In : Logan Turner's Diseases of the nose, throat and ear.
2 x 2 inci dapat dipeniti di bagian dalam (Gb. 6). 5th ed. Bristol : John Wright and Sons Ltd, 1977 ; 1567-73.
Redaksi CDK
Vertigo Patologik
4. Teori otonomik
BPPH
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf
otonom sebaga usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala
klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya Perifer Meniere
hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan (Gb. 3).
5. Teori neurohumoral Infeksi Trauma
Iskemi
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin
(Kohl) dan terori serotonin (Lucat) yang masing-masing Fisiologik Ketinggian,
menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mem- Mabuk Udara
2. Fungsi Pendengaran
a. Tes garpu tala
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan
tuli perseptif, dengan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach.
Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, Weber lateralisasi
ke sisi yang tuli, dan Schwabach memendek.
b. Audiometri
Ada beberapa macam pemeriksaan audiometri seperti
Loudness Balance Test, SISI, Bekesy Audiometry, Tone Decay.
Pemeriksaan saraf-saraf otak lain meliputi: acies visus,
kampus visus, okulomotor, sensorik wajah, otot wajah, Gambar 9.
pendengaran, dan fungsi menelan. Juga fungsi motorik
(kelumpuhan ekstremitas),fungsi sensorik (hipestesi, parestesi) Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan tungkai
dan serebeler (tremor, gangguan cara berjalan). tergantung; lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat
ke salah satu sisi tubuh, tahan selama 30 detik, kemudian
Pemeriksaan Penunjang duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan tubuh dengan
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik, kemudian
pemeriksaan lain sesuai indikasi. duduk tegak kembali.
2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma Latihan ini dilakukan berulang (lima kali berturut-turut)
akustik). pada pagi dan petang hari sampai tidak timbul vertigo lagi.
3. Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi Latihan lain yang dapat dicoba ialah latihan visual-vestibular;
(EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP). berupa gerakan mata melirik ke atas, bawah, kiri dan kanan me
Terapi Akupunktur
untuk Vertigo
Prasti Pirawati, L. Yvonne Siboe
Departemen Akupunktur Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo,
Jakarta
ABSTRAK
Vertigo merupakan kasus yang sering terjadi, tergolong sebagai salah satu bentuk
gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi ruangan. Gejalanya menyebabkan
pasien takut dan cemas, dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengobatan
vertigo secara konvensional dengan obat-obatan kadang-kadang kurang berhasil.
Berikut dilaporkan kasus vertigo pada seorang wanita 50 tahun, diterapi dengan
akupunktur dan menunjukkan hasil memuaskan.
ABSTRAK
Teh adalah salah satu bahan minuman alami yang sangat populer di masyarakat.
Kandungan flavonoid dalam teh merupakan antioksidan yang bersifat antikarsinogenik,
kariostatik serta hipokolesterolemik. Beberapa peneliti lain juga menyebutkan bahwa
teh dapat bekerja sebagai hipoglikemik dan menghambat aterosklerosis.
Hasil Pemeriksaan
Uji Hemaglutinasi pada Penderita
Tersangka Demam Berdarah Dengue
di Jakarta tahun 2001
Enny Muchlastriningsih, Sri Susilowati, Diana Hutauruk
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Kriteria Uji HI Positif Jumlah (N) % l. Profil Kesehatan Indonesia 1999. Departernen Kesehatan RI 2000.
Positif primer 21 21,9 Jakarta.
Positif sekunder 64 66,7 2. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue. Direktorat Jenderal PPM&PLP
Presumtif positif 11 11,4 Departemen Kesehatan RI. 2001.
Total 96 100,0 3. Data Kasus DBD 1999. Sub.Dit. Surveilans Dit.Jen. PPM&PLP
Departemen Kesehatan RI. 2000.
4. Clarke DH, Cassals J. Techniques for Haemagglutinatuon and
Penderita terutama dengan infeksi sekunder (tabel 3) ; ini Haemagglutination Inhibition with Arthropod-borne Viruses. Am. J. Trop.
mendukung hipotesis infeksi sekunder pada patogenesis DBD Med. Hyg. 1958; 7: 561.
yang banyak dianut, tetapi adanya penderita dengan infeksi 5. Muchlastriningsih E et al. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Penderita
primer dan presumtif juga membenarkan hipotesis virulensi Tersangka DBD di Jakarta tahun 1998. Berita Epidemiologi, Desember
1999.
virus.
Hemapo®
Erythropoietin Syringe 2000 IU, 3000 IU, 10.000 IU in 1 mL
Marketing Office
PT. KALBE FARMA Tbk.
Gedung Enseval, Jl. Letjend. Suprapto, Jakarta 10510
PO Box 3105 JAK, Jakarta – Indonesia
Tlp.: (021) 428 73888-89, Fax. : (021) 428 73680
Website : http://www.kalbe.co.id
Hotline service (bebas pulsa): 0-800-123-0-123, Senin – Jumat (07.00-15.30)
Sumber: http://ivertigo.net./hearing/hrexam.html
PENGANTAR
Medical informatics is located at the intersection of pada proses-proses yang terjadi pada pelayanan kedokteran
information technology and the different disciplines of dan kesehatan.
medicine and healthcare.
Dalam praktek sehari-hari
Medical Informatics atau Informatika Kedokteran adalah Dalam kehidupan sehari-hari penerapan Informatika
ilmu yang mempelajari suatu bidang yang terbentuk pada Kedokteran bisa dilihat seperti:
perpotongan ilmu kedokteran/kesehatan dan Teknologi
Informatik (Information Technology). Dalam perbincangan 1. Proses pengolahan data
penulis dengan pakar Informatika Kedokteran dari Malaysia, dr Data adalah tulang punggung proses informatika
HM Goh, disebutkan bahwa istilah-istilah seperti ’Informatika selanjutnya. Dalam bidang ini dipelajari bagaimana
Kedokteran’ ’Informatika Kesehatan’ maupun ’e-health’ memperoleh dan mengeluarkan data, merawat data, dll.
sebenarnya mempunyai arti yang kurang lebih sama. Secara Kesemuanya dibutuhkan agar pengambilan keputusan
rinci perkembangan nama / ilmu tersebut bisa dibaca pada manusia bisa dipercepat.
ulasan di bawah ini:
2. Telekomunikasi
Berawal pada tahun 1970-an Masuk dalam bidang ini adalah teleconsultation,
Istilah medical informatics diketahui berasal dari istilah teleradiologi, telekardiologi, dan tele-tele yang lain
bahasa Perancis informatique médicale. Sebelum tahun 1970-
an istilah yang dipergunakan bermacam-macam seperti: 3. Medical Imaging
medical computer science, medical information science, Yang masuk dalam area ini seperti: ultrasound, radiologi,
computer in medicine, health informatics, dan beberapa istilah kedokteran nuklir, dll
yang spesifik seperti nursing informatics, dental informatics,
dll. 4. Sistem Informasi
Pengistilahan ini sama dengan pemberian istilah di bidang- Terdapat dua pembagian besar sistem informasi yaitu (1)
bidang lain di luar kesehatan, seperti: computer science, yang berfokus pada pasien dan (2) yang berfokus pada
information processing, dan informatics, dan beberapa area keperawatan
yang lebih spesifik, contohnya: computational physics,
computational linguistics, atau artificial intelligence. 5. Web dan internet
Jika mengikuti perkembangan bidang informatika, maka Perkembangan dunia telekomunikasi begitu cepat. Saat ini
secara terperinci masih bisa dibagi lagi atas: ilmu komputer aplikasi yang berbasis web sudah mulai digemari karena
yang fundamental, informatika yang berorientasi pada aplikasi, lebih mudah digunakan dari manapun dan kapan saja.
dan informatika terapan. Demikian pula jika kita ingin Sebaliknya, sifat website pun sudah mulai berubah. Jika
membagi bidang-bidang dalam informatika kedokteran. dahulu hanya bersifat satu arah (broadcast), misalnya
menginformasikan jam praktek dokter, artikel kesehatan,
Dua definisi dll. kemudian berkembang menjadi bersifat interaktif (dua
Dari pelbagai penjelasan mengenai Informatika arah), seperti: tanya jawab, dll. Akhir-akhir ini, aktivitas di
Kedokteran, penulis melihat ada pendapat dua pakar website bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk proses
informatika kedokteran yang cukup diakui banyak orang, bisnis, seperti: proses pendaftaran pasien, melihat rekam
yakni: Shortlife EH dan Van Bemmel JH. Mereka men- medik dll.
definisikan sebagai berikut:
(1) Ilmu Informatika Kedokteran adalah ilmu yang Aspek-aspek lain yang berperan
menggunakan alat-alat sistem analitik untuk membangun Aspek-aspek lain yang tidak bisa dianggap enteng adalah:
prosedur-prosedur (algoritma-algoritma) demi kepentingan Interaksi manusia dan komputer, Biaya dan keuntungan sistem
management, proses kontrol, pengambilan keputusan dan informasi, aspek keamanan dan legalitas, dll.
analisis keilmuan dari Ilmu Kedokteran.
(2) Informatika Kedokteran terdiri dari aspek-aspek teori dan
praktis dari proses informasi dan komunikasi, ber-
landaskan pengetahuan dan pengalaman yang didasarkan (Dr. Erik Tapan MHA)
Simposium Awam "Hindari Anemia Saat Cuci Darah", Hotel juga mempunyai hambatan dalam membina hubungannya dengan
Acasia, 18 April 2004 lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain penyakit ini tidak hanya
Salah satu penyebab makin banyaknya jumlah penderita gagal merugikan diri penderita sendiri tetapi juga orang lain yang berada di
ginjal adalah pola hidup modern, seperti maraknya mengkonsumsi sekelilingnya, sehingga dapat dirasakan bahwa hal ini akan menjadi
alkohol, menghisap rokok, dan sebagainya. Di samping itu hal-hal lain suatu problem yang sangat kompleks di masa yang akan datang.
yang juga menjadi dasar penyebab penyakit ini adalah adanya
penyakit immunologi, batu ginjal, dan infeksi. Demikian dikatakan dr. eHealth Asia 2004, Kuala Lumpur, 6 - 8 April 2004
J.Pudji Rahardjo, Sp.PD-KGH, dari Rumah Sakit Cipto Bertempat di Grand Plaza Park Royal Kuala Lumpur, hari ini
Mangunkusumo Jakarta beberapa waktu lalu. (tampak dalam foto dr. Dato' Dr Abdul Gani Che Din, mewakili Mentri Kesehatan Malaysia
Pudji Rahardjo, SpPD-KGH, narasumber simposium berkenan Tan Sri Datu Dr.Hj. Mohammad Taha bin Arif, membuka acara e-
menyumbangkan suara emasnya) Health Asia 2004. Dalam sambutan tertulisnya, mentri menyatakan
bahwa untuk mencapai tujuan kesehatan bersama hendaknya dipandu
Laporan lengkap dari simposium, bisa diakses di oleh prinsip sistem kesehatan yang mantap di masa depan, di samping
http://www.kalbe.co.id/seminar. Pada topik yang diberi tanda hasil dari sistem kesehatan yang juga harus terfokus.
Breaking News, berarti peserta simposium bisa memperoleh APAMI Board Meeting, Kuala Lumpur, 6 April 2004
berita dalam bentuk cetak (print) bersamaan dengan acara di Pada malam hari, 6 April 2004, setelah menyelesaikan acara
Stand Kalbe Farma, dan bisa langsung diakses pada homepage ilmiah, diadakan APAMI Board Meeting atau acara organisasi dari
Kalbe Farma Asia Pasific Association of Medical Informatics. Wakil dari Indonesia,
Erik Tapan, mempresentasikan perkembangan bidang tersebut di
Seminar Mengenal & Mengatasi Demam Berdarah, RSIA Indonesia. Presentasi dimulai dari Medical Record Elektronik RS
HERMINA Daan Mogot - Jakarta, 20 Maret 2004 Pertamina Jaya Jakarta, Tele-education kesehatan via satellite, Studio
Sampai dengan tanggal 15 Maret 2004, di DKI terdapat penderita mini Jakarta Eye Center, Tele-radiologi Pantai Indah Kapuk, dan
DBD yang masih dirawat di RS sejumlah 2.043 orang. Untuk itu kita Portal Kedokteran www.kalbe.co.id, yang di klik rata-rata 2.000 kali
jangan sampai lengah. Demikian terungkap dalam Seminar Awam per hari.
"Mengenal & Mengatasi Demam Berdarah Dengue, Sabtu 20 Maret
2004 di RSIA Hermina Daan Mogot Jakarta. Acara tersebut
menampilkan pembicara tunggal Sri Kusumo Amdani, dokter spesialis Simposium Awam "Hindari Anemia Saat Cuci Darah", Hotel
anak yang berpraktek di rumah sakit ibu dan anak tersebut. Acasia, 18 April 2004
Salah satu penyebab makin banyaknya jumlah penderita gagal
Siang Klinik : Demensia dan Penatalaksanaannya, RS Mitra ginjal adalah pola hidup modern, seperti maraknya mengkonsumsi
International, 25 Maret 2004 alkohol, menghisap rokok, dan sebagainya. Di samping itu hal-hal lain
Demensia atau yang orang awam sering sebut 'pikun' ternyata yang juga menjadi dasar penyebab penyakit ini adalah adanya
bukan hanya merupakan masalah yang sederhana, hal ini jelas terlihat penyakit immunologi, batu ginjal, dan infeksi. Demikian dikatakan dr.
dalam kehidupan sehari-hari bahwa penderita demensia, ternyata J.Pudji Rahardjo, Sp.PD-KGH, dari Rumah Sakit Cipto
bukan hanya mengalami penurunan fungsi kognitif saja, melainkan Mangunkusumo Jakarta beberapa waktu lalu.
4th Congress of Asian Pasific Society of Atherosclerosis and Simposium Hematologi-Onkologi Medik Berkesinambungan XI,
Vascular Disease (APSAVD) 2004, Bali International Convention Hotel Mandarin Oriental - Jakarta, 29 Mei 2004
Center, 6-9 Mei 2004 Terapi biologi sebagai bagian dari kemoterapi telah berkembang
Dalam waktu 10 tahun ke depan seorang penderita kencing manis pesat dari terapi konvensional yang sebelumnya berbasis kemoterapi,
atau diabetes mellitus diperkirakan akan menderita penyakit jantung radiasi dan operasi, menjadi terapi yang bersifat spesifik. Spesifik
koroner (CHD/Coronary Heart Disease). Oleh karena itu penyakit DM yang dimaksud adalah dengan mencegah pertumbuhan dan
saat ini telah dimasukan sebagai penyakit kardiovaskular berdasarkan perkembangan khusus sel kanker, sehingga diharapkan terapi akan
guideline terbaru DM. Demikian salah satu yang ditekankan Prof. Dr. lebih tepat sasaran dengan efek samping lebih ringan serta kualitas
H. Slamet Suyono, SpPD, KE dari Pusat Diabetes dan Lipid FKUI hidup pasien yang meningkat.
Jakarta pada acara 4th Congress of Asian Pasific Society of Demikian dikatakan Prof. Dr. Zubairi Djorban, Sp.PD, KHOM dalam
Atherosclerosis and Vascular Disease (APSAVD) di Bali International sambutannya pada acara Simposium Hematologi-Onkologi Medik
Convention Center beberapa waktu lalu. Berkesinambungan XI beberapa waktu lalu di Jakarta.