You are on page 1of 125

SKRIPSI

PENGARUH SIKAP KONSUMEN TENTANG PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PASTA GIGI PEPSODENT PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH : PASRI Y J S PASARIBU 100521064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

ABSTRAK

Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tujuan penelitian ini adalah untuk adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent. Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent adalah analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda. Populasi pada penelitianini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU program S-1 angkatan 2009-2011 yang berjumlah 447 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 82 orang. Ukuran sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Penulis menggunakan metode sampel random sampling, dengan ketentuan sampel adalah mahasiswa yang menggunakan Pepsodent minimal 3 bulan. Hasil penelitian dari Uji Signifikan Simultan (Uji F) menunjukkan bahwa variabel sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility yang terdiri dari variabel komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian dari Uji Parsial (Uji-t) variabel sikap yang terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Variabel sikap komponen konatif berpengaruh lebih dominan dibandingkan dengan komponen kognitif, komponen afektif .

Kata Kunci : Kognatif, Afektif, Konatif, Loyalitas

ABSTRACT

The influence of consumer behavior in Corporate Social Responsibility program in loyalty Pepsodent tooth paste consumer of Public Health Faculty student in Sumatera Utara University The aim of research is to understand and analyze the influence of consumer behaviour about the implementation in Corporate Social Responsibility program in loyalty Pepsodent tooth paste consumer. The research method which used to analyze the influence of consumer behavior in using Corporate Social Responsibility program in loyalty Pepsodent tooth paste consumer are descriptive Analysis and regresi linier plural method. The population in the research are overall of student in S-1 Program at the conscripts of 2009-2011 class of Public Health Faculty student in Sumatera Utara University which amount 447 students. The sample which used in this research is about 82 students. The sample measure in this research decide with Slovin formula. The writer used sampling random sample method, with sample rule is the student must used the Pepsodent at least 3 months. The result of Simultan Significant Test (Test F) show that variable of consumer behavior in using Corporate Social Responsibility program which consist of variable likes cognitive component, affective component, conative component in simultant influenced signify in loyalty Pepsodent tooth paste consumer at Public Health Faculty student in Sumatera Utara University. The result of Parcial Test (Test-t) behavior variable which consist of variable likes

cognitive component, affective component, conative component have positive influenced and signify in in loyalty Pepsodent tooth paste consumer at Public Health Faculty student in Sumatera Utara University. The conative component behavior variable influence more dominant than cognitive component and affective component.

Key words : cognitive, affective, conative, loyalty consumer.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Taala, karena berkat pertolongan Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social

Responsibility (CSR) Terhadap Loyalitas konsumen Pesta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas. Peneliti juga dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan petunjuk yang bersifat membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan hati yang tulus peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 5. Liasta Ginting, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya kepada peneliti dan menyumbangkan pikiran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dan kritik kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu, mendidik dan membimbing peneliti selama masa perkuliahan. 8. Teristimewa buat papaku Pardomuan Pasaribu, mamaku Rina br Sinaga, abangku Ripayandi, dan adik-adikku Padriyanda dan Ripaldi yang telah memberikan kasih sayang dan doa serta dorongan semangat selama ini kepada peneliti sehingga terselesaikannya skripsi ini. 9. Buat sahabat-sahabat selama dikampus, Ruwaida, Fika, Noni, Dyah, Pipit, dan kepada teman-teman Teknik Pertanian stambuk 07, serta buat Cici, terima kasih atas dukungan kalian semua. Aku sayang kalian. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2012 Penelti

Pasri Y J S Pasaribu

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .................................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................ iii DAFTAR ISI ................................................................................................. v DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 9 1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................ 9 1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11 2.1 Perilaku Konsumen ..................................................................... 11 2.2 Sikap. ................................................................ 15 2.2.1 Pengertian Sikap ................................................................ 14 2.2.2 Karakteristik Sikap ............................................................. 17 2.2.3 Fungsi-fungsi Sikap............................................................ 19 2.2.4 Model Sikap ...................................................................... 20 2.2.5 Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Sikap ............... 21 2.3 Loyalitas Konsumen ..................................................................... 23 2.3.1 Fungsi loylitas Merek ......................................................... 24 2.3.2 Tingkatan Loyalitas Merek ................................................. 25 2.4 Corporate Social Responsibility (CSR) ......................................... 29 2.4.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)............ 29 2.4.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) .............. 31 2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 33 2.6 Kerangka Konseptual...................................................................... 35 2.7 Hipotesis ......................................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 38 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 38 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 38 3.3 Batasan Operasional ..................................................................... 38 3.3.1 Variabel Independent (X) .................................................. 38 3.3.2 Variabel Dependent (Y) .................................................... 38 3.4 Definisi Operasional ..................................................................... 39 3.4.1 Variabel Bebas (Independent Variabel) ............................. 39 3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel) ............................. 40 3.5 Skala Pengukuran Variabel .................................................. 41 3.6 Populasi dan Sampel ..................................................................... 42 3.6.1 Populasi .... ................................................................... 42

3.6.2 Sampel ................................................................................ 43 3.7 Jenis Data . ..................................................................................... 44 3.8 Metode Pengumpulan data ............................................................ 44 3.9 Uji Validitas dan Reliabilias ......................................................... 45 3.9.1 Uji Validitas ...................................................................... 45 3.9.2 Uji Reliabilitas.................................................................... 48 3.10 Teknik Analisis .............................................................................. 48 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ............................................. 48 3.10.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 48 3.10.3 Metode Analisis Statistik ................................................. 50 3.10.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda ..................... 50 3.10.3.2 Pengujian Hipotesis .......................................... 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 54 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ....................................................... 54 4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan ................................................ 54 4.1.2 Perkembangan Perusahaan ................................................. 55 4.1.2.1 Misi Unilever .......................................................... 55 4.1.3. Tinjauan Mengenai Pepsodent ........................................... 56 4.2 Analisis Data ................................................................................... 60 4.2.1 Analisis Deskriptif ............................................................. 60 4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ................................60 1. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .....................60 2. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Penggunaan ..............61 4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel .................................. 61 1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap variabel komponen kognitif sebagai X1 ........................................... 62 2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap variabel komponen afektif sebagai X2 ............................................ 64 3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap variabel komponen konatif sebagai X3 ............................................ 65 4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap variabel brand loyalty sebagai Y .............................................. 66 4.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 69 4.3.1 Uji Normalitas ...................................................................... 69 4.3.1.1 Analisis Grafik ........................................................ 70 4.3.1.2 Analisis Statistik ..................................................... 70 4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 71 4.3.2.1 Metode Grafik ......................................................... 72 4.3.2.2 Uji Glejser ............................................................... 73

4.4.3. Uji Multikolinieritas ............................................................. 73 4.4 Metode Analisis Statistik ............................................................... 74 4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ......................................... 74 4.4.2 Pengujian Hipotesis ............................................................... 76 4.5.2.1 Uji secara serempak / Simultan (Uji F) ..................... 76 4.5.2.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ..................................... 78 4.5.2.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ...................... 81 4.5 Pembahasan ................................................................................... 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 88 5.1. Kesimpulan .................................................................................... 88 5.2. Saran .............................................................................................. 89 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 91

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Penghargaan yang diraih Pepsode......................................................... 4 Tabel 1.2 Kinerja Produk Personal 20085 Tabel 1.3 Jumlah Omset Penjualan Pasta Gigi Pepsodent.8 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel.....................................................................37 Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert...38 Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa FKM USU Program S-1 Angkatan 20092011 ....... 39 Tabel 3.4 Uji Validitas I ....................................................................................... 43 Tabel 3.5 Uji Validitas II .................................................................................... 44 Tabel 3.6 Reliability Statistcs .............................................................................. 45 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 58 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan .................. 59 Tabel 4.3 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen Kognitif sebagai X1 .................................................................................................................. 60 Tabel 4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen Afektif sebagai X2 ..................................................................................................................... 62 Tabel 4.5 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen Konatif sebagai X3 .................................................................................................................... 63 Tabel 4.6 Pendapat Responden Terhadap Variabel Brand Loyalty sebagai Y .... 65 Tabel 4.7 Kolmogorov-Smirnov Test ............................................................................................. 70 Tabel 4.8 Uji Glejser ................................................................................................................................... 72 Tabel 4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF ............................................................................................. 73 Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................................. 74 Tabel 4.11 Hasil Uji F .................................................................................................................................. 77 Tabel 4.12 Hasil Uji t ................................................................................................................................... 80 Tabel 4.13 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ................................................................... 82

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Halaman Model Perilaku Pembelian .......................................................... 12 Kerangka Konseptual Penelitian ................................................. 36 Histogram Uji Normalitas .......................................................... 69 Plot Uji Normalitas .................................................................... 70 Scatterplot .................................................................................. 72

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Kuesioner. 93 Data Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas I................... 98 Data Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas II................. 99 Analisis Regresi Linear Berganda.......................................100 Output Uji Validitas dan Reliabilitas I103 Output Uji Validitas dan Reliabilitas II...104 Output Analisis Regresi Linear Berganda...........................106 Output Uji Asumsi Klasik....................................................107 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda.109 Hasil Jawaban Responden111 Hasil Jawaban Responden115

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan informasi menjadi semakin mudah diakses, dunia ekonomi semakin transparan. Era keterbukaan ini menempatkan perusahaan semakin di bawah pengawasaan lensa mikroskop yang dapat dilihat siapa saja, kapan saja, artinya siapapun dapat mengetahui tentang apapun aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan dengan cepat (Susanto, 2007:23). Perusahaan baik yang skala besar ataupun kecil merupakan bagian dari lingkungan bisnis global. Setiap perusahaan memiliki hubungan yang kompleks dengan masyarakat, kelompok-kelompok dan organisasiorganisasi tertentu. Secara langsung ataupun tidak, perusahaan terpengaruh dengan isu-isu, kejadian-kejadian sosial maupun tekanan dari seluruh dunia. Memasuki tahun 1990-an, telah banyak perusahaan yang menyadari arti penting dari pertanggung jawaban sosial dan memasukan tanggung jawab sosial dalam isu strategis bisnis mereka, bahkan tidak jarang perusahaan yang memasukkan isu tanggung jawab sosial kedalam visi dan misi perusahaan. Bisnis dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan salah satu nilai yang membawa perubahan mendasar yaitu konsep Corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial. Tanggung jawab tersebut adalah perusahaan meluaskan perannya lebih dari sekedar menggunakan sumber-sumber dayanya dan terlibat dalam aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keuntungan sesuai dengan peraturan yang ada. Ketatnya persaingan sering menjadi penyebab bagi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan mendapatkan keuntungan yang tinggi. Perusahaan sering melupakan masalah sosial seperti kesejahteraan karyawan serta keamanan lingkungan karena alasan untuk mendapatkan seuntungan yang tinggi tersebut. (Swa, Desember 2005). Pemerintah menyadari perlunya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungannya, untuk itu, pemerintah menetapkan dalam Undangundang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74, bahwa Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas dan beroperasi dalam bidang atau berkaitan dengan sumberdaya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Survei yang dilakukan oleh Business in the Community tahun 2001, terdapat sejumlah bukti bahwa saat ini semakin banyak perusahaan yang

menempatkan masalah-masalah sosial sebagai inti dari strategi pemasarannya. Survei yang meliputi 400 pemimpin bisnis dunia memperlihatkan bahwa 70% dari CEO menempatkan tanggung jawab sosial sebagai isu yang pokok di bisnisnya. Para pemasar pun menunjukkan yang sama 89%, dan sebanyak 96% para pemimpin bisnis mengakui bahwa kegiatan-kegiatan sosial ternyata memberikan manfaat timbal balik. Dengan persentasi 69%, sejumlah kalangan elit bisnis bahkan sangat mempercayai dan memperkirakan bahwa praktek-praktek seperti ini terus tumbuh dalam tahun-tahun mendatang.(www.wikipedia.com, diakses 27 Maret 2012). Hasil riset yang dilakukan oleh Roper Search Worldwide dalam Susanto (2007:5), melalui program pengembangan responden memberi nilai 75% kepada produk dan jasa yang dipasarkan oleh perusahaan yang memberi kontribusi nyata kepada komunitas. Responden juga menunjukkan sekitar 66% bahwa mereka siap berganti merek kepada merek perusahaan yang memiliki citra sosial yang positif yang didapatkan melalui CSR. Unilever merupakan perusahaan besar yang telah menerapkan Corporate Social Responsibility selama bertahun-tahun. Unilever telah membuat program CSR dengan baik dan sistematis. Bahkan telah memasukkan unsur-unsur tanggung jawab sosial dalam visi dan misi perusahaan. Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup. Unilever memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi seharihari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan. Pasta gigi pepsodent adalah salah satu merek andalan Unilever yang sudah lebih dari 30 tahun memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Berikut adalah penghargaan yang pernah diraih oleh pepsodent. Tabel 1.1 Penghargaan yang diraih Pepsodent Jenis Penghargaan Indonesian Customer Loyalty Index (ICLI) Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) Indonesian Best Brand Award (IBBA)

Tahun 2006 2007 2009

Sumber : www.Unilever.com

Peps odent memenangkan Platinum Indonesian Best Brand Award (IBBA) 2008

pada kategori pasta gigi yang menjadi pilihan utama konsumen yang merupakan penghargaan yang diberikan setiap tahun oleh majalah SWA bekerjasama dengan lembaga konsultan Mars (www.Unilever.com, September 2008). Tabel 1.2 Kinerja Produk Personal 2008 Pasta Gigi Pepsodent Ciptadent Close Up Formula Sensodyne Harga 7 varian 2 varian 4 varian 4 varian 3 varian Rp. 2.435/ Rp. 1.995/ Rp. Rp. 3.855/ Rp. 10.500/ 75 gr 80 gr 2.860/ 120 gr 65 gr 65 gr Top of Mind 79,2 10,0 5,2 2,7 0,6 Brand (%) Brand Share 80,1 9,9 5,3 2,6 0,5 (%) Brand Value 79,3 9,5 6,3 2,7 0,9 (%)
Sumber : Majalah SWA Edisi 18/XXVI/21 Agustus 3 November 2008.

Keterangan Tabel 1.2 : 1. Top of Mind Brand adalah merek yang paling diingat. 2. Brand Share adalah merek yang sering digunakan. 3. Brand Value adalah merek yang paling disukai. Berdasarkan data yang diperoleh dari majalah SWA tersebut, untuk kategori produk toiletris, pasta gigi Pepsodent merupakan produk dengan Top of Mind Brand (99,2%), Brand Share (80,1%), dan Brand Value (79,3%) tertinggi dan sangat jauh diatas produk pasta gigi terkenal lainnya. Dari sekian banyak merek pasta gigi yang tersedia di pasar, Pepsodent terbukti mendapatkan tempat khusus di hati masyarakat Indonesia dan menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Pepsodent sangat besar di pangsa pasar selama bertahun-tahun sehingga konsumen jatuh hati pada pepsodent dan setia menggunakan produk ini. Meningkatkan kesehatan mulut adalah komitmen Pepsodent untuk masyarakat. Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun tang lalu. Pepsodent telah membuat program-program pertanggung jawaban sosial untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting meningkatkan kesehatan mulut. Program-program yang telah dilakukan oleh Pepsodent antara lain program sekolah Pepsodent dan pemeriksaan gigi gratis, kampanye Pepsodent untuk menyikat gigi dimalam hari.

Sejak tahun 1990an Pepsodent telah melakukan program sekolah Pepsodent dengan terjun langsung ke sekolah-sekolah yang hingga tahun 2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di bawah 12 tahun di seluruh Indonesia dan jumlah ini terus meningkat. Program sekolah Pepsodent pada intinya merupakan sebuah kegiatan edukatif bagi siswa sekolah dasar di Indonesia, mengenai kesehatan organ gigi dan mulut. Program ini dimulai pada tahun 2001, dilakukan di kota Malang, Semarang, Bandung, dan Surabaya. Kota Surabaya sendiri dilakukan pada tahun 2002 hingga tahun 2005 ini. Dikota Surabaya ini dilakukan untuk pertama kalinya di Kecamatan Gubeng dan secara khusus wilayah Puskesmas Pucang. Hal ini dilakukan oleh pihak penyelenggara atas dasar pertimbangan keberadaan sekolah dasar favorit di wilayah tersebut. Awalnya kegiatan pemeriksaan gigi gratis yang dilakukan pepsodent diadakan di Jakarta. Kegiatan pemeriksaan gigi gratis ini dilakukan di bulan Agustus hingga bulan Desember 2008, dengan target jumlah orang yang ingin dicapai kurang lebih 10.000 orang. Setelah Jakarta, pemeriksaan gigi dan perawatan gigi gratis juga akan dilakukan di delapan kota di Jawa Timur, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Jember, Situbondo, Malang, Mojokerto, Jombang, Kediri, dan empat kota di Sumatera, yaitu Medan, Palembang, Lampung, Pekan Baru. Dengan edukasi mengenai kesehataan gigi dan mulut serta pemeriksaan gigi gratis meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia agar dapat menikmati hidup lebih baik. Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34% dari rakyat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Oleh karena itu, mengapa Pepsodent merasa perlu menggunakan tema menyikat gigi pada malam hari sehingga kampanye kesehatannya untuk membuat orang Indonesia menyikat gigi mereka sebelum tidur pada malam hari sebagai bagian dari kebiasaan mencegah gigi berlubang. Pepsodent memimpin pasar di kategori pasta gigi dengan pangsa pasar lebih dari 70%. Hal ini dapat dilihat dari omset penjualan pasta gigi Pepsodent yang terus meningkat. Berikut ini adalah data omset penjualan Pepsodent : Tabel 1.3 Jumlah Omset Penjualan Pasta Gigi Pepsodent Tahun Omset Penjualan (dalam miliar) 2005 1,44 2006 1,72 2007 1,96 2008 2,40
Sumber : www.Unilever.com

Peningkatan omset yang terjadi pada pasta gigi Pepsodent terjadi karena program Corporate Social Responsibility yang telah di umumkan melalui media cetak dan elektronik, sehingga mempermudah konsumen mengetahui informasi seputar program kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh Pepsodent. Pepsodent juga melakukan inonasi-inovasi seperti membuat segmentasi pasar terbagi dua yakni dewasa dan anak-anak dan inovasi kemasan, rasa, bentuk dan ukuran serta telah memenuhi standar kesehatan karena terdapat label halal pada kemasannya., kampanye website tanya Pepsodent yang mempermudah konsumen dalam berkonsultasi langsung dengan dokter. Program Corporate Social Responsibility jika dikembangkan dengan baik akan menciptakan kesan yang positif terhadap produk. Hal tersebut akan menimbulkan suatu ikatan emosional antara masyarakat dengan perusahaan akan membuat sebuah merek menjadi lebih dikenal, diingat, yang sering juga disebut sebagai loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen terbentuk karena adanya keterikatan antara konsumen dengan suatu produk, dimana konsumen merasa produk tersebut memberikan dampak yang positif dari penggunaannya, sehingga sering tanpa disadari konsumen tersebut mengajak rekan-rekannya untuk menggunakan produk tersebut. Loyalitas konsumen dapat dilihat juga dari penggunaan maupun pembelian yang dilakukan secara berulang-ulang. Loyalitas konsumen dapat memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen tentang penerapan Corporate Social Responsibility terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent. Survei penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dengan judul penelitian Pengaruh Sikap Konsumen Program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh sikap

konsumen tentang penerapan program corporate social responsibility ini terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent.

1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi perusahaan tentang penerapan program Corporate Social Responsibility. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan suatu kempatan bagi peneliti untuk menerapkan materi-materi perkuliahan yang peneliti dapatkan selama perkuliahan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi dan informasi yang nantinya

dapatmemberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang yang sama dimasa yang akan datang khususnya

penelitian yang berkaitan dengan penerapan program Corporate Social Responsibility.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Konsumen Menurut Ginting (2007:58), perilaku konsumen adalah tindakan perorangan dalam memperoleh, menggunakan serta membuang barang dan jasa ekonomi, termasuk proses pengambilan keputusan sebelum menetapkan tindakan. Model perilaku konsumen menunjukkan penekanan pada interaksi antara pemasar dan konsumen. Komponen sentral dari model adalah pengambilan keputusan konsumen, yaitu pemahaman dan evaluasi informasi merek, bagaimana pertimbangan alternatif merek disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, dan keputusan untuk merek., faktor yang mempengaruhi keputusan membeli di antaranya: Kebudayaan, Kelas Sosial, Kelompok Referensi Kecil, Keluarga, Pengalaman, Kepribadian, Sikap dan Kepercayaan, serta Konsep Diri. (Daryanto, 2011:69) Perusahaan yang benar-benar memahami bagaimana konsumen akan memberi tanggapan terhadap tampilan produk, harga, dan daya tarik iklan yang beraneka-ragam memiliki keunggulan besar atas pesaing-pesaingnya. Titik tolak perusahaan adalah model rangsangan tanggapan dari perilaku pembeli yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1. Gambar ini menunjukkan bahwa rangsangan pemasaran dan rangsangan lain masuk ke dalam kotak hitam konsumen dan menghasilkan tanggapan-tanggapan tertentu (Kotler, 2002:122).

Rangsangan Pemasaran Produk Harga Tempat Promosi

Rangsangan Lain

KOTAK HITAM PEMBELI

TANGGAPAN PEMBELI

Ekonomi Teknologi Politik Kebudayaan

Karakteristi pembeli

Proses Keputusan pembeli

Pilihan Produk Pilihan Merek Jumlah Penyalur Pilihan waktu pembelian Penentuan pembelian

Sumber: Kotler (2002:122) Gambar 2.1. Model Perilaku Pembelian

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dan pertukaran dalam mendapatkan barang dan jasa. Perilaku pembelian konsumen banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Menurut Setiadi (2008:11) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor Kebudayaan 1) Kebudayaan Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginandan perilaku seseorang. Bila mahluk-mahluk lainnya

bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

2) Sub Budaya Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:

kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan era geografis. 3) Kelas Sosial Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hirarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa. 2. Faktor-faktor Sosial 1) Kelompok Referensi Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. 2) Keluarga Keluarga dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang itulah

seseorangmendapatkan pandangan tentang agama, polotik, ekonomi, dan merasakan ambisi peribadi nilai atu harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif. 3) Peran dan Setatus Seseorang pada umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya keluarga, kelompok, dan organisasi. Posisi seseorang dalam kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan ststus.

3. Faktor Pribadi 1) Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. 2) Pekerjaan Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk atau jasa tertentu. 3) Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitas, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), dan kemampuan untuk meminjam.

4. Faktor-faktor Psikologis 1) Motivasi Beberapa kebutuhan bersifat biogenetik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, dan rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fifiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. 2) Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. 3) Proses Belajar Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. 4) Kepercayaan dan Sikap Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Sikap 2.2.1 Pengertian Sikap Menurut Schifman dan Kanuk dalam Umar (2002: 152) sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap

berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Selain itu, sikap juga menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut, sikap adalah cara kita berpikir, merasa, dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Tiga komponen dalam pembentuk sikap adalah (Simamora, 2003: 12):

1. Komponen kognitif Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. 2. Komponen afektif Merupakan komponen sikap yang terdiri dari perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek. 3. Komponen konaktif Komponen ini adalah respons dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas.

2.2.2 Karakteristik Sikap Menurut Sumarwan (2003:136) mengkarakteristikkan sikap sebagai berikut: 1. Sikap Memiliki Objek Di dalam Konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga,kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya. 2. Konsistensi Sikap Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh pelakunya. Oleh karena itu sikap memiliki konsistensi terhadap perilakunya.

3.

Sikap Positif, Negatif dan Netral Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif), atau tidak menyukai minuman alkohol (sikap negatif), atau bahkan ia tidak memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif, dan netral disebut sebagai karakteristik valace dari sikap.

4.

Intensitas Sikap Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak mentukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.

5.

Resistensi Sikap Resistensi adalah Seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah. Sikap seorang konsumen dalam menggunakan produk tertentu mungkin memiliki resistensi yang tinggi untuk berubah, akan tetapi kondisi ini bisa saja berubah apabila ada pengaruh dari luar mengenai suatu produk tersebut dengan alasan tertentu.

6.

Persistensi Sikap Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.

7. Keyakinan Sikap

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai keberadaan sikap yang dimilikinya. 8. Sikap dan Situasi Sikap seseorang terhadap suatu objek sering kali muncul dalam konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap

konsumen terhadap suatu objek.

2.2.3 Fungsi-Fungsi Sikap Daniel Katz dalam Walgito (2011:38) mengemukakan fungsi dari sikap yaitu: 1. FungsiInstrumental Fungsi instrumental merupakan fungsi sikap dengan melihat sejauh mana obyek sikap dapat dijadikan instrumen atau alat untuk tujun individu yang bersangkutan.Individu akan membetuk sikap positif terhadap obyek sikap apabila hal itu dirasakannya mendatangkan keuntungan dan membantu dalam mencpai tujuannya sebaliknya bila obyek sikap dirasakan menghambat dan tidak menguntungkan dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap obyek sikap fungsi ini juga disebut fungsi penyesuaian karena dengan sikap yang di ambil seseorang, ia akan dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya 2. Fungsi Mempertahankan Ego empat

Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang (citra diri-self image) dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya atau dari faktor luar yang mungkin jadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi untuk meningkatkan rasa aman dan akan menimbulkan

kepercayaan yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri.

3. si Ekspresi Nilai

Fung

Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup dan identitas sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan hobi, minat, kegiatan dan opini dari seorang konsumen. 4. Fungsi Pengetahuan Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali mendorong seseorang menyukai produk tersebut. Karena itu sikap positif terhadap suatu produk seringkali mencerminkan

pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.

2.2.4 Model Sikap Sumarwan (2003:147) mengungkapkan secara garis besar bahwa terdapat beberapa model sikap yaitu : 1. The Tricomponent Attitude Model (Triandis) Sikap konsumen terhadap suatu produk terbentuk dari tiga komponen yaitu kepercayaan (kognitif), emosi (afektif), dan keinginan berperilaku (konatif)

2.

Multiatribute Model (Fishbein) Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seoarang konsumen terhadap suatu objek (produk atau merek)akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut yang telah dievavaluasi. Model tersebut disebut multiatribubut karena evaluasi konsumen terhadap objek

berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimilikinya oleh objek tersebut. 3. Ideal Point Model (Model Angka Ideal) Engel et al. mengemukakan bahwa model angka ideal ini akan memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasakan konsumen.

2.2.5

Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Sikap Menurut (Setiadi, 2008:229) sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Peng aruh Keluarga Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam keputusan pembelian. Dengan mengabaikan kecenderungan anak usia belasan tahun yang sering memberontak pada orang tua, sebenarnya terdapat hubungan yang kuat antara sikap orang tua dan

sikap anaknya. Dari data yang ada terbukti bahwa sekitar kurang lebih 58 % keputusan pembelian dipengaruhi oleh anak-anak. 2. Peng aruh Kelompok Kawan Sebaya (Peer Group Influences) Banyak studi yang memperlihatkan bahwa kawan sebaya mampu mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Kazt dan Lazarsfeld yang dikutip Assel menemukan bahwa pengaruh kelompok kawan sebaya lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian dari pada iklan. Anak-anak usia belasan tahun sering melakukan pembelian terhadap suatu produk karena teman sekolahnya telah membeli produk itu. 3. Peng alaman Pengalaman masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merek. Pengalaman penggunaan suatu merek produk pada masa lalu akan memberikan evaluasi atas merek produk tersebut, bergantung apakah pengalaman itu menyenangkan atau tidak. Jika pengalaman masa lalu itu menyenangkan maka sikap konsumen di masa mendatang akan positif, tetapi jika pengalaman pada masa lalu itu tidak menyenangkan maka sikap konsumen di masa mendatang pun akan negatif.

4. Kepri badian Kepribadian konsumen mempengaruhi sikap. Sifat-sifat seperti suka menyerang, terbuka, kepatuhan atau otoritarianisme mungkin mempengaruhi sikap terhadap merek dan produk. Individu yang agresif mungkin lebih mungkin terlibat dalam persaingan olah raga dan akan membeli peralatan yang paling mahal dalam usahanya untuk mengungguli lawannya.

2.3 Loyalitas Konsumen Loyalitas secara harfiah diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang terhadap suatu objek. Konsumen/pelanggan adalah seseorang yang terbiasa membeli suatu produk. Kebiasan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering selama periode waktu tertentu. Tanpa ada stock record hubungan yang kuat dan pembelian ulang, orang tersebut bukanlah pelanggan (Griffin, 2003:31). Konsumen yang merasa puas terhadap produk atau merek yang dikonsumsi atau dipakai akan membeli ulang produk tersebut. Jika pembelian ulang tersebut dilakukan secara terus-menerus, hal inilah yang dikatakan

Loyalitas konsumen (Tjiptono, 2003:45). Engel (Mangkunegara, 2003:3) menyebutkan perilaku konsumen sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha

memperoleh dan menggunakan barangbarang jasa ekonomis termasuk proses

dalam pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakantindakan tersebut. Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu: Loyalitas merek (brand loyality) dan loyalitas toko (store loyality). Loyalitas merek merupakan suatu sikap menyenangi suatu merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu. Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan dengan suatu merek. Seorang pelanggan yang sangat loyal terhadap suatu merek tidak akan dengan mudah pindah ke merek lain apapun yang terjadi dengan merek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan dari produk lain dapat dikurangi. Loyalitas merek adalah salah satu indikator dari ekuitas merek yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan dimasa yang akan datang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian suatu merek walaupun dihadapkan pada alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk dalam kategori ini memiliki ekuitas merek yang kuat. Sebaliknya, pelanggan yang tidak loyal kepada suatu merek pada saat mereka melakukan pembelian terhadap suatu merek pada umumnya tidak didasarkan karena ketertarikan mereka pada suatu merek lebih didasarkan pada suatu harga. Bila sebagian besar pelanggan dari suatu merek dalam kategori ini, berarti ekuitas merek produk tersebut adalah lemah.

1. Fungsi Loyalitas Merek. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, loyalitas merek dapat menjadi assets strategis bagi perusahaan, sehingga loyalitas merek memiliki fungsi potensial bagi perusahaan yaitu:

1) Mengurangi biaya pemasaran. Dalam kaitannya dengan pelanggan biaya pemasaran, akan lebih upaya murah untuk

mempertahankan

dibandingkan

dengan

mendapatkan pelanggan baru. 2) Meningkatkan perdagangan Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. 3) Menarik minat pelanggan baru. Pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada suatu merek akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon pelanggan untuk mengkonsumsi suatu merek terutama jika pembelian yang mereka lakukan mengandung resiko yang tinggi. 4) Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan. Loyalitas merek akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada

perusahaan untuk memperbaikin produknya dengan cara menetralisasikan. (Durianto, 2001:127). 2. Tingkatan loyalitas merek Loyalitas merek suatu produk, ada beberapa tingkatan loyalitas merek. Masingmasing tingkatan menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus asset yang dapat dimanfaatkan. Tingkatan loyalitas merek tersebut yaitu: 1) Berpindah-pindah (Switcher) Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat yang paling dasar. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. 2) Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual buyer) Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain. 3) Pembeli yang puas (Satisfied buyer) Pada tingkatan ini pembeli masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut. 4) Menyukai merek (likes the brand)

Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai suatu merek. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada suatu merek. 5) Pembeli yang komit (Comitted buyer) Pembeli pada tahap ini merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi diri. Tiap tingkatan loyalitas merek mewakili tantangan pemasaran yang berbeda dan juga mewakili tipe assets yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya (Durianto, 2001:128). Empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal, yaitu: 1) Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap pilihannya. 2) Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat resiko yang lebih tinggi dalam pembelian. 3) Konsumen yang loyal terhadap merek juga memungkinkan loyal terhadap toko. 4) Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap merek. Seperti halnya, loyalitas merek, loyalitas toko juga ditunjukkan oleh perilaku konsistensi, tetapi tindakan konsistensi pada loyalitas toko merupakan perilaku yang konsistensinya dalam mengunjungi toko dimana disitu konsumen bisa

membeli merek produk yang diinginkannya. Jika konsumen menjadi loyal terhadap suatu merek karena kualitas produk, maka loyalitas toko yang menyebabkan kepuasan adalah kualitas pelayanan toko. Loyalitas konsumen secara langsung berkaitan erat dengan asosiasi antara kepercayaan, sikap dan perilaku konsumen. Assael (Setiadi, 2008:225) mengemukakan kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan kurangnya asosiasi antara kepercayaan, sikap dan perilaku sebagai berikut: 1) Kurangnya keterlibatan. Sikap akan kurang mempunyai hubungan dengan perilaku pada katagori produk Low Involvement. 2) Kurangnya pengalaman penggunaan produk secara langsung. Studi yang dilakukan Berger dan Mitchell menemukan bahwa ketika konsumen mempunyai pengalaman langsung, maka sikap mereka akan lebih mungkin berhubungan dengan perilaku. 3) Kurangnya hal-hal yang bersifat instrumental dirasakan oleh konsumen. Sikap tidak mungkin berkaitan dengan perilaku jika kepercayaan terhadap merek tidak berkaitan dengan nilai-nilai konsumen. Fakta menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen pada sereal yang mengandung kalori lebih sedikit, tdak bisa dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku jika konsumen tidak mempunyai keinginan untuk menurunkan berat badannya. 4) Perubahan kondisi pasar. Peningkatan dalam harga dari merek yang disenangi menyebabkan konsumen mengubah pilihan dengan tidak mengubah sikapnya. Potongan harga spesial dari merek lain, akan memungkinkan konsumen memilih merek produk itu. Hal lain juga

misalnya ketidaksediaan merek produk yang disenangi akan mengubah pilihan tanpa mengubah sikap. 5) Sulit mengakses sikap pada memori. Beberapa informasi yang tersimpan dalam memori agak sulit diakses. Sikap yang tersimpan kurang kuat dalam memori, akan menyulitkan seseorang untuk memanggil kembali sikap tersebut. Karena kesulitan mengakses informasi itulah sering terjadi bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku.

2.4. Corporate Social Responsibility(CSR) 2.4.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) Konsep CSR dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Konsep pertama menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah mencari profit, sehingga CSR merupakan bagian dari operasi bisnis. Sedangkan konsep kedua menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah perusahaan mencari laba (profit),

menyejahterahkan orang (people) dan menjamin keberlanjutan hidup dari pelanet. Kedua konsep ini sangat berbeda.(Kodrat, 2009:261) Menurut Making Good Business Sense dalam Wibisono (2007:7) mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis,

beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari kariawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Sementara itu World Bussiness Council for Sustainable

Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai tanggungjawab Sosial perusahaan adalah komitmen berkelanjutan perusahaan untuk berperilaku secara etis dan memberikan kontribusi apada pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kualitas hidup ditempat kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Dalam Sukirno,dkk (2004:357) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab

sosialnya adalah 1. Memperhatikan kepentingan masyarakat umum. 2. Menjaga kelestarian lingkungan alam di sekitar kita. 3. Menjaga kepentingan dan kesejahteraan pekerja. 4. Menjaga kepentingan konsumen. 5. Menjaga kepentingan pemegang saham. 6. Menjaga agar setiap tindakan tidak menyalahi undang-undang.

2.4.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut Elkington dalam Wibisono (2007:32) memberi

pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah

memperhatikan 3P yaitu keuntungan (profit), masyarakat (people), lingkungan (planet). Keuntungan (profit) merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Profit sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan pendapatan yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar besarnya kepada masyarakat akan mendukung keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Intinya, jika ingin eksis dan akseptabel, perusahaan harus menyertakan pula tanggung jawab yang bersifat sosial. Untuk memperkokoh komitmen dalam tanggung jawab perusahaan memang perlu memiliki pandangan bahwa CSR adalah investasi masa depan. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya, melainkan sentra laba dimasa mendatang. Karena melalui hubungan yang harmonis dan citra yang baik, timbal baliknya perusahaan juga akan ikut menjaga eksistensi perusahaan. Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR (Susanto, 2007:28) antara lain: 1) Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. 2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.

3) Keterlibatan dan kebanggaan karyawan, karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara berkelanjutan melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 4) CSR yang dilaksanakan secara berkelanjutan akan mampu hubungan antara perusahaan dengan para

memperbaiki stakeholdernya.

5) Meningkatkan penjualan, konsumen akan lebih menyukai produkproduk yang dihasilkan oleh perusahaan menjalankan tanggung jawab sosialnya secara berkelanjutan sehingga memiliki reputasi yang baik. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based Business for Social Responsibility (BSR), banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah mempraktekkan Corporate Social Responsibility antara lain: 1) Meningkatkan kinerja keuangan 2) Mengurangi biaya operasional. 3) Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan. 4) Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.

2.5 Penelitian Terdahulu Hutahuruk (2008), dengan judul penelitian Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Pererapan CSR Terdapat Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy Pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program S1 angkatan 2005-2007 yang berjumlah 1693 orang, dimana objek yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh mahasiswa yang sudah membeli sabun mandi Lifebuoy 3 kali dalam 3 bulan terakhir dan mengetahui tentang hal penerapan program CSR dari Lifebuoy. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang, dengan menggunakan metode penarikan Purposive Sampling. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis tabulasi sederhana, analisis crosstabulation, analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social Responsibility memiliki hubungan yang erat (substansial) terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy dengan nilai R sebesar 0,663 dan koefisien Determinasi (KD) sebesar 44%. Persamaan regresi penelitian ini adalah Y = 5,510 + 0,704X + e. Secara parsial, variabel sikap konsumen tentang penerapan program CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Situmeang (2008), dengan judul penelitian Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan CSR Terdapat Brand Loyalty Operator Seluler Indosat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Populasi pada penelitian inimerupakan seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program S1 angkatan 2005-2007 yang berjumlah 1693 orang, dimana objek yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh mahasiswa yang sudah menggunakan opertor selular Indosat minimal satu tahun. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang

diambil adalah sebanyak 100 orang. Dengan metode penarikan Purposive Sampling. Teknis analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social

Responsibility terhadap brand loyalty operator seluler Indosat pada mahasiswa Regular S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Koefisien determinan menunjukkan menunjukkan bahwa variabel sikap konsumen tentang penerapan sikap konsumen CSR (X) memiliki hubungan substansial (kuat) terhadap brand loyalty Indosat (Y) dengan nilai R sebesar 0.547 dan pengujian nilai (R2) sebesar 29%. Persamaan regresi penilai adalah Y= 2.394 + 0,794X + e.

2.6 Kerangka Konseptual Menurut Kodrat (2009:261) CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) konsep CSR dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Konsep pertama menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah mencari profit, sehingga CSR merupakan bagian dari operasi bisnis. Sedangkan konsep kedua menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah perusahaan mencari laba (profit), mensejahterahkan orang (people) dan menjamin keberlanjutan hidup dari pelanet. Kedua konsep ini sangat berbeda. Menurut Schiffman dan Kanuk et al. dalam Sumarwan (2002:147), sikap terdiri dari tiga komponen yaitu:

1) Komponen Kognitif, yaitu merupakan kepercayaan konsumen terhadap motivasi dan kesesuain program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent. 2) Komponen Afektif, yaitu gambaran perasaan dan emosi (baik atau buruk, disukai atau tidak disukai) konsumen terhadap penerapan pada program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent 3) Komponen Konatif, yaitu menggambarkan kecendrungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan denganpenerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent. Konsumen yang merasa puas terhadap produk atau merek yang dikonsumsi atau dipakai akan membeli ulang produk tersebut. Jika pembelian ulang tersebut dilakukan secara terus-menerus, maka ini lah yang dikatakan Loyalitas konsumen (Tjiptono, 2003:45). Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu: Loyalitas merek (brand loyality) dan loyalitas toko (store loyality). Maka kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program CSR Pasta Gigi Pepsodent (X) 1. Komponen Kognitif (X1) 2. Komponen Afektif (X3) 3. Komponen Konatif (X2)
Sumber : Sumarwan (2002:147), diolah oleh peneliti (2012) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Loyalitas Konsumen (Y)

2.7 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan masalah, yang kebenarannya akan diuji dalam pengajian hipotesis (Sugiyono, 2006:306). Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah: Pengaruh sikap konsumen tentang penerapan program Corporate Social Responsibility mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory survey, yaitu

penyelidikan kausalitas dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, melalui data tertentu. (Ginting, 2008:56).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No. 21 .Penelitian ini di mulai dari bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Juni 2012.

3.3 Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 3.3.1 Variabel Independent (X) adalah sikap konsumen terdiri dari komponen kognitif (X1) yaitu kepercayaan, komponen afektif (X2) yaitu perasaan, komponen konatif (X3) yaitu keinginan untuk melakukan tindakan tertentu. 3.3.2 Variabel Dependent (Y) adalah loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan mengenai pengertian teoritis dan pengukuran variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Untuk menjelaskan variabel yang sudah didefinisikan, maka perlu definisi operasional masing-masing variabel sebagaimana upaya dalam penelitian, antara lain: 3.4.1 Variabel Bebas (Independet variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap penerapan Corporate Social Responsibility. Sikap konsumen (X) menjelaskan kepercayaan, perasaan dan juga tindakan konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Pepsodent, yang terdiri dari: 4) Komponen Kognitif (X1), yaitu merupakan kepercayaan konsumen terhadap motivasi dan kesesuaian program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent. 5) Komponen Afektif (X2), yaitu gambaran perasaan dan emosi (baik atau buruk, disukai atau tidak disukai) konsumen terhadap penerapan pada program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent. 6) Komponen Konatif (X3), yaitu menggambarkan kecendrungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent.

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33).

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah loyalitas konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent, setelah perusahaan merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility. Variabel loyalitas konsumen (Y) merupakan perilaku konsumen sebagai yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Loyalitas konsumen (Y) yaitu tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barangbarang jasa ekonomis termasuk proses dalam pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakantindakan tersebut.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Sikap Konsumen (X) 1. Kognitif (X1) 2. Afektif (X2)

Definisi Merupakan kepercayaan konsumen terhadap motivasi dan kesesuain program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent. Gambaran perasaan dan emosi (baik atau buruk, disukai atau tidak disukai) konsumen terhadap penerapan pada program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent Menggambarkan kecendrungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh pasta gigi Pepsodent Sejauh mana seseorang menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu dan berniat untuk terus membelinya dimasa depan.

Indikator a. Pengetahuan konsumen b. Persepsi Konsumen a. Kesenangan terhadap program CSR b. Penilaian konsumen a. Mendukung program CSR b. Keinginan membeli lagi.

Skala Likert

Likert

3. Konatif (X3)

Likert

4. Loyalitas Konsumen (Y)

a. Kualitas produk b. Harga c. Promosi

Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel Pada proses pengolahan data, untuk menghitung masing-masing variabel digunakan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun beberapa instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel

yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor yang dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini : Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert Keterangan Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Kurang Setuju (KS) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2008:115)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:72). Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU program S-1 angkatan 2009-2011 yang berjumlah 447 orang.

Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa FKM USU Program S-1 Angkatan 2009 - 2011 Angkatan Jumlah Mahasiswa

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Jumlah

150 orang 163 orang 134 orang 447 orang

Sumber: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

3.6.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008:116). Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan metode sampel random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian adalah mahasiswa yang menggunakan Pepsodent minimal tiga (3) bulan. Menentukan ukuran sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan rumus Slovin (Ginting, 2008:132) yaitu: n =
N 2 1+ Ne

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi e = Batas kesalahan

Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh adalah: n= N 81,71 = 82 orang
2 1+ Ne

447

2 1 + (447)(0.1)

3.7 Jenis Data Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data, yaitu : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti. 2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui dokumentasi, literatur buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal ilmiah, dan internet yang berkaitan dan mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data Meto de yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Angket (Kuisioner) Metode yang digunakan angket atau kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas nama daftar pertanyaan tersebut. 2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan responden secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.

3.

Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9

Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu

kuesioner layak dijadikan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya untuk mencapai sasarannya. Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan responden sebanyak 30 orang mahasiswa diluar sampel penelitian, untuk uji validitas dan reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS.

3.9.1 Uji Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur (Ginting, 2007:172). Pengujian validitas dilakukan kepada 30 responden diluar sampel, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian. Nilai r
tabel

dengan ketentuan df =

N-4, dalam hal ini N adalah jumlah responden = 30 dan tingkat signifikasi sebesar 5 % maka nilai r
tabel

yang diperoleh = 0,37, tetapi menurut Situmorang,dkk,

(2008:36) bila harga korelasi positif dan r > = 0.3 maka butir instrument tersebut dinyatakan valid atau memiliki validitas konstruk yang baik. Tabel 3.4 Uji Validitas Pertama
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 59.3333 59.1333 59.1000 58.9333 59.0333 59.1000 59.5333 59.3667 59.3000 59.5333 59.2667 58.9333 59.4333 59.3667 59.7000 59.3000 59.1000 Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 37.333 38.326 36.231 38.616 37.826 41.334 40.533 39.413 39.114 38.602 37.375 37.030 36.944 38.171 35.941 36.631 35.886 .580 .470 .710 .379 .606 .116 .157 .348 .454 .453 .500 .619 .677 .467 .633 .625 .755 Cronbach's Alpha if Item Deleted .863 .868 .858 .872 .863 .880 .881 .872 .868 .868 .867 .862 .860 .868 .860 .861 .856

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17,0 (1 Juni 2012)

Hasil pengolahan data pada Tabel 3.4 dapat dilihat VAR0001 sampai dengan VAR00017 merupakan pernyataan yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu pernyataan 1 sampai dengan pernyataan 17. Pada VAR0006 dan VAR0007 tidak valid karena corrected item total correlation lebih kecil dari nilai rtabel untuk 30 sampel yaitu 0,3, maka VAR0006 dan VAR0007 harus dieliminasi, lalu dilakukan pengujian kembali, dapat dilihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.5 Uji Validitas Kedua
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation Item Deleted

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017

52.0333 51.8333 51.8000 51.6333 51.7333 52.0667 52.0000 52.2333 51.9667 51.6333 52.1333 52.0667 52.4000 52.0000 51.8000

34.171 35.454 33.338 35.895 34.754 36.616 36.414 35.771 34.654 34.171 34.464 35.099 33.490 33.448 32.993

.630 .475 .729 .363 .646 .337 .429 .451 .490 .630 .634 .499 .598 .679 .777

.880 .886 .875 .891 .880 .891 .887 .887 .886 .880 .880 .885 .881 .877 .873

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17,0 (1 Juni 2012)

Setelah dilakukan pengujian validitas kembali telihat pada Tabel 3.5, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar atau sama dengan 0,3. 3.9.2 Uji Reliabilitas Menurut Trihendradi (2011:211), pengujian dilakukan dengan

menggunakan program SPSS, butiran pertanyaan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: pertanyaan dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,6 Tabel 3.6 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

Cronbach's Alpha
.890

N of Items 15

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17,0 (1 Juni 2012)

Pada 15 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa Cronbach Alpha adalah sebesar 0, 890. Ini berarti 0, 890 > 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah realibel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrument penelitian ini.

3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti. 3.10.2 Uji Uji Asumsi Klasik asumsi klasik terdiri dari atas uji normalitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas:

1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk loncenga dan distribusi data

tersebut tidak melenceng ke kiri ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov

Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp Sig (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:55) 2. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independent signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat kolerasi antara variabel bebas maka dapat dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji multikolinieritas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan: 1) Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius..

2) Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang serius.

3.10.3 Metode Analisis Statistik 3.10.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda Metode Analisis Linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, formulasi yang digunakan adalah Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e Keterangan: Y = Loyalitas konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent a = Konstanta b1,...b3 Koefisien regresi X1 = Komponen kognitif X2 = Komponen afektif =

X3 = Kompnen konatif e = Standar error Alasan digunakan metode analisis regresi linier berganda adalah teknik analisis ini dapat memberikan informasi mengenai besarnya pengaruh variabel bebas (loyalitas

konsumen) terhadap variabel terikat (komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif).

3.10.3.2

Pengujian Hipotesis

Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Uji secara serempak/Simultan (Uji - F) Uji F dilakukan untuk melihat secara bersam-sama apakah ada pengaruh signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terdapat variabel terikat (Y). Model hipotesis yang digunakan dalam uji F statistik ini adalah: H0 : bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terdapat variabel bebas. Ha : bi 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan tingkat kesalahan () = 5%. Kriteria uji digunakan: H0 diterima bila Fhitung < Ftabel dan nilai signifikannya Fhitung > tingkat kesalahan (). Ha diterima bila Fhitung > Ftabel dan nilai signifikannya Fhitung < tingkat kesalahan ().

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk pengujiannya yaitu: Ho : b1, b2, b3 = 0 (variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat). Ha : b1, b2, b3 0 (variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat). Pada penelitian ini nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel pada tingkat signifikan () = 5% Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: Ho diterima bila Thitung < Ttabel dan nilai signifikan Thitung > tingkat kesalahan ().

Ha diterima bila Thitung > Ttabel dan nilai signifikan Thitung < tingkat kesalahan (). 3. Pengujian Koefisien Determinan (R2) Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 R2 1). Hal ini berarti bila R2 = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R2 mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Unilever Indonesia,Tbk. Unilever Indonesia terdaftar dengan nama PT. Unilever Indonesia Tbk. Yang didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan No. NPWP 1.001.701.0054. Klasifikasinya adalah barang kosmetik dan keperluan rumah tangga misalnya Pepsodent, Sariwangi, Molto, Rinso, Ponds, Kecap Bango dan lain lain. Pada awal pendirian memiliki modal sebesar Rp. 76.300.000.000,00. Kantor pusatnya berada di Graha Unilever Jl. Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta. Unilever Indonesia baru saja berulang tahun yang ke 75 tahun, dan sejak tahun 1933 Unilever berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Perusahaan ini tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer goods yang mempunyai peran penting di Indonesia. Unilever memiliki dua pabrik besar di Indonesia yang terletak di Cikarang dan Rungkut (Surabaya). Pabrik di Surabaya memproduksi produk home care sedangkan di Cikarang memproduksi es krim, margarine, kecap, the, dan berbagai jenis makanan ringan. Saat ini PT. Unilever Indonesia Tbk. memiliki 33 merek dan beroperasi pada 13 kategori produk. Unilever memiliki strategi memfokuskan usaha pada core categories pada produk-produk yang sudah banyak memimpin. Perusahaan ini telah go public di awal 1982 dan sahamnya tercatat dan diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta dan Surabaya. Produk Unilever sangat terkenal, setiap hari masyarakat memiliki kemungkinan

menggunakan produk Unilever. Perusahaan Unilever memiliki dua kekuatan kunci, yaitu : 1. Mempunyai dasar yang kuat dalam pasar local dan pengetahuan yang baik dalam budaya local. 2. Unilever merupakan bisnis kelas dunia yang menguasai pasar Internasional dan mampu melayani semua tingkatan masyarakat.

4.1.2 4.1.2.1

Perkembangan Perusahaan Misi

Unilever Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup. Unilever memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan. Prinsip bisnis Unilever menjabarkan standar operasional yang harus dilaksanakan oleh semua karyawan Unilever di seluruh dunia, yang mendukung pendekatan Unilever terhadap tata kelola dan tanggung jawab perusahaan. Keinginan untuk mendapatkan vitalitas, kesehatan dan gizi merupakan prioritas Unilever dan Unilever akan terus bekerja keras untuk mengembangkan produk baru yang memungkinkan pengkonsumsian makanan sehat menjadi nikmat, menyegarkan dan terjangkau untuk setiap orang dimanapun juga.

Ada tiga divisi yang menjadi bidang usaha Unilever, yaitu:

1.

Makanan (Food) Akuisisi yang dilakukan Unilever dalam bidang makanan pada tahun 2000 menjadikan perusahaan ini memimpin dalam kategori masak-memasak. Unilever menjadi pemimpin pasar dalam kategori margarine dan produk lain karena kandungan yang terdapat didalamnya membantu untuk mengurangi kolesterol. Produk yang dihasilkan Unilever, antara lain: Blue band, Royco, Sariwangi, Bango, Walls, dan masih banyak lagi.

2.

Perawatan rumah (Home care) Produk pasar dan sangat terkenal dihasilkan Unilever juga menjadi pemimpin pasar dan sangat terkenal Rinso, Surf, Molto, Domestos Nomos, dan lain-lain.

3.

Perawatan tubuh (Personal care) Unilever mengeluarkan produk untuk perawatan tubuh yang mungkin hampir setiap hari kita gunakan, antara lain : Pepsodent, Dove, Sunsilk, Ponds, Lux, dan yang tidak kalah terkenalnya Lifebouy yang dikenal sebagai sabun kesehatan.

Divisi bisnis makanan menyumbang sebesar 13% sampai 14% dari total penjualan dan beberapa tahun terakhir ini, sementara home and personal care menyumbang sebesar 83% secara historis home and personal care memang selalu menjadi penyubang terbesar pendapatan Unilever. 4.1.3 Tinjauan Mengenai Pepsodent Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang memperkenalkan pasta gigi dengan fluoride sebelum tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan untuk menyikat

gigi pada program melalui sekolah-sekolah dan memberikan layanan pemeriksaan gigi gratis. Program sekolah Pepsodent pada intinya merupakan sebuah kegiatan edukatif bagi siswa sekolahdasar di Indonesia, mengenai kesehatan organ gigi dan mulut. Program ini pertama kali di mulai pada tahun 2001, dilakukan di kota Malang, Semarang, Bandungdan Surabaya. Kota Surabaya sendiri dilakukan mulai tahun 2002 hingga tahun 2005 ini. Di Surabaya, program ini pertama kali dilakukan di kecamatan Gubeng dan secara khusus di wilayah Puskesmas Pucang. Hal ini dilakukan oleh pihak penyelenggara atas dasar pertimbangan sekolah dasar favorit di wilayah tersebut. Para siswa SD yang sekolahnya menjadi tempat berlangsungnya program ini, secara khusus yang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) giginya berada dibawah naungan Poli gigi Puskesmas Pucang Sewu. Berdasarkan data yang di peroleh dari kepala Poli Gigi Puskesmas Pucang Sewu, Drg. Prasukma Yogawarti, tercatat ada 25 SD di bawah naungan gratis Gigi

Puskesmas Pucang Sewu, dimana sejak tahun 2002 hingga yahun 2005 tercatat ada 23 SD yang menjadi tempat pelaksanaan program ini. (Data Kepala Poli gigi Puskesmas Pucang Sewu Surabaya, Okteber 2005). Pepsodent juga memberikan layanan pemeriksaan gigi gratis. Awalnya kegiatan pemeriksaan gigi gratis yang dilakukan Pepsodent diadakan di Jakarta. Kegiatan pemeriksaan gigi gratis ini dilaksanakan bulan Agustus hingga bulan Desember 2008, dengan target jumlah orng yang ingin dicapai kurang lebih 10.000 orang. Setelah Jakarta, periksa gigi dan perawatan gigi gratis juga akan dilakukan di delapan kota di Jawa Timur, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Jember, Situbondo, Malang, Mojokerto, Jombang, Kediri, dan 4 kota di Sumatera, yaitu

Medan, Palembang, Lampung dan Pekan Baru. Dengan pendidikan mengenai kesehatan gigi dan mulut serta periksa gigi gratis meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia agar dapat menikmati hidup lebih baik. Alasan mengapa Pepsodent perlu melakukan kegiatan pemeriksaan dan perawatan gigi gratis di beberapa kota di Indonesia, karena berdasarkan hasil survei Kesehatan Nasional tahun 2001, menunjukkan bahwa dari 10 kelompok penyakit yang terbanyak dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dengan jumlah penderitaan 60% penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 90% nya menderita penyakit gigi dan mulut yang sifatnya progresif, yaitu akan semakin parah bila tidak diobati, dan tidak bias pulih, dengan kata lain daerah yang rusak tidak dapat disembuhkan. Dengan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut serta periksa gigi gratis merupakan salah satu upaya nyata Pepsodent untuk meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Pepsodent menggunakan tema menyikat gigi pada malam hari. Survei tentang kebiasaan dan sikap menunjukkan hanya sekitar 34% dari rakyat Indonesia yang menyikat gigi mereka sebelum tidur. Oleh karena itulah mengapa pepsodent merasa perlu untuk menggunakan tema menyikat gigi pada malam hari sebagai kampanye kesehatannya untuk membuat masyarakat Indonesia menyikat gigi mereka sebelum tidur pada malam hari sebagai bagian dari kebiasaan mencegah gigi berlubang. Pepsodent adalah pemimpin merek di sebagian negara-negara Asia di mana Indonesia dan India merupakan pasar terbesarnya. Pada tahun 2005,

Pepsodent adalah satu-satunya merek pasta gigi yang di rekomendasikan oleh World Dental Federation dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI). Pepsodent pasta gigi yang benar-benar merealisasikan misinya dan bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan Pendidikan serta PDGI. Sejak tahun 1990-an Pepsodent telah melakukan program dengan terjun langsung ke sekolah-sekolah hingga tahun 2006. Kegiatan ini menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak Indonesia dan sampai saat ini jumlahnya terus meningkat. Pemeliharaan gigi menurut World Health Organization (WHO) adalah masalah kesehatan yang utama pada hampir seluruh Negara-negara industry yang melibatkan 60% sampai 90% anak-anak usia sekolah dan hampir seluruh orang dewasa. Dari tahun ke tahun Unilever terus berusaha memahami kebutuhan konsumen. Unilever melakukan berbagai inovasi produk, adapun inovasi produk Pepsodent yang dilakukan Unilever untuk menjangkau semua kalangan konsumen adalah : 1. Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang 2. Pepsodent Complate 12 3. Pepsodent Herbal 4. Pepsodent Whitening 5. Pepsodent Complate + Gum Care 6. Pepsodent Sensitive 7. Pepsodent Untuk Gigi Susu

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis diskriptif merupakan cara untuk merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek tang diteliti. Kuesioner yang disebarkan kepada responden berupa pernyataan-pernyataan mengenai sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility (variabel X) dan loyalitas (variabel Y). Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah menggunakan pasta gigi pepsodent. Berikut ini diperlihatkan data identitas responden dilihat dari segi jenis kelamin dan lama penggunaan.

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden 1. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Mahasiswa Persentase Laki-laki Perempuan Total 11 71 82 13,4 % 86,6 % 100 %

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (27 Juni 2012)

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan yaitu 71 orang atau 86,6 %, sedangkan jenis kelamin laki-laki 11 orang atau 13,4 %. 2. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Gambaran responden berdasarkan lama penggunaan dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Lama penggunaan Jumlah Mahasiswa Persentase 3-6 bulan 7-12 bulan >12 bulan Total 7 27 48 82 8,5 % 33 % 58,5 % 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (27 Juni 2012)

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa jumlah responden terbanyak yang sudah menggunakan pasta gigi Pepsodent selama >12 bulan yaitu 48 responden atau 58,5%. 4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan penelitian berdasarkan pendapat

responden mengenai pasta gigi Pepsodent dengan indikator komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), dan komponen konatif (X3)

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komponen Kognitif sebagai X1 Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan variabel komponen kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen Kognitif sebagai X1 Kurang Tidak Sangat Setuju Setuju Total Setuju Setuju F 1 3 6 3 % F % F 1.2 32 39.0 49 3.7 40 48.8 39 7.3 29 35.4 45 3.7 34 41.5 42 % 59.8 47.6 54.9 52.2 F 82 82 82 82 % 100 100 100 100

Tanggapan Responden

Sangat Tidak Setuju

Ratarata % 4.58 4.43 4.41 4.37

Pernyataan F % F % 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 1 1.2 1 1.2 4 2 2.4 1 1.2

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (27 Juni 2012)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa : 1) Pada pernyataan pertama yaitu saya mengetahui adanya program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis, dari 82 responden terdapat 59.8% yang menyatakan sangat setuju, 39.0% menyatakan setuju, 1.2% menyatakan kurang setuju dan rata-rata sebesar 4.58%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent agar lebih banyak lagi konsumen yang mengetahui mengenai program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis. 2) Pada pernyataan kedua yaitu menurut saya program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis ini sesuai dengan citra

pasta gigi Pepsodent: melindungi gigi dan mulut, 47.6% menyatakan sangat setuju, sedangkan 48.8% menyatakan setuju, dan 3.7% menyatakan kurang setuju dan rata-rata 4.43%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent agar konsumen menjaga kesehatan gigi dan mulut sesuai citra pepsodent. 3) Pada pernyataan ketiga yaitu tujuan program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis berdampak positif, 54.9% menyatakan sangat setuju, sedangkan 35.4% menyatakan setuju, 7.3% menyatakan kurang setuju,1.2% menyatakan tidak setuju, 1.2% menyatakan sangat tidak setuju dan rata-rata 4.41%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent. 4) Pada pernyataan keempat yaitu program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis yang diterapkan Pepsodent bertujuan baik., 52.2% menyatakan sangat setuju, sedangkan 41.5% menyatakan setuju, 3.7% menyatakan kurang setuju,1.2%

menyatakan tidak setuju, 2.4% menyatakan sangat tidak setuju dan rata-rata 4.37%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komponen Afektif sebagai X2 Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan variabel komponen afektif dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen Afektif sebagai X2 Sangat Kurang Tanggapan Tidak Sangat RataTidak Setuju Setuju Total Responden Setuju Setuju rata Setuju Pernyataan F % F % F % F % F % F % % 1 0 0 3 3.7 8 9.8 47 57.3 24 29.3 82 100 4.12 2 1 1.2 2 2.4 9 11.0 37 45.1 33 40.2 82 100 4.20
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (27 Juni 2012)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa : 1) Pada pernyataan pertama yaitu saya merasa program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis penting, dari 82 responden terdapat 29.3% yang menyatakan sangat setuju, 57.3% menyatakan setuju, 9.8% menyatakan kurang setuju, dan 3.7% menyatakan tidak setuju dan rata-rata 4.12%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent. 2) Pada pernyataan kedua yaitu saya merasa bersimpati terhadap program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis, dari dari 82 responden terdapat 40.2% yang menyatakan sangat setuju, 45.1% menyatakan setuju, 11.0% menyatakan kurang setuju, 2.4% menyatakan tidak setuju, 1,2% menyatakan sangat

tidak setuju dan rata-rata 4.20%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komponen Konatif sebagai X3 Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan variabel komponen konatif dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Pendapat Responden Terhadap Variabel Komponen Konatif sebagai X3 Sangat Kurang Tidak Sangat Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju F 3 0 2

Tanggapan Responden Pernyataan 1 2 3

Total

RataRata % 3.87 4.13 3,80

% F % F % F % F % F % 3.7 7 8.5 13 15.9 33 40.2 26 31.7 82 100 0 6 7.3 6 7.3 41 50.0 29 35.4 82 100 2.4 10 12.2 12 14.6 36 43.9 22 26.8 82 100

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (27 Juni 2012)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa : 1) Pada pernyataan pertama yaitu saya mendukung program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis yang dilakukan Pepsodent, dari 82 responden terdapat 31.7% yang menyatakan sangat setuju, 40.2% menyatakan setuju, 15.9% menyatakan kurang setuju, 8.5% menyatakan tidak setuju, 3.7% menyatakan sangat tidak setuju dan rata-rata 3.87%, dengan demikian program CSR tersebut harus lebih ditingkatkan oleh Pepsodent. 2) Pada pernyataan kedua yaitu saya mengikuti perkembangan program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis, dari 82 responden terdapat 35.4% yang menyatakan sangat setuju,

50.0% menyatakan setuju, 7.3% menyatakan kurang setuju, dan 7.3% menyatakan tidak setuju dan rata-rata 4.20%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent. 3) Pada pernyataan ketiga yaitu saya berkeinginan untuk membeli pasta gigi Pepsodent lagi karena menerapkan program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis, dari 82 responden terdapat 26.8% yang menyatakan sangat setuju, 43.9% menyatakan setuju, 14.6% menyatakan kurang setuju, 12.2% menyatakan tidak setuju, dan 2.4% menyatakan sangat tidak setuju dan rata-rata 3.80%, dengan demikian program CSR tersebut harus lebih ditingkatkan oleh Pepsodent. 3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Loyalitas konsumen sebagai Y Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan variabel loyalitas konsumen dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Pendapat Responden Terhadap Variabel Loyalitas konsumen sebagai Y Tanggapa Sanga Kurang Tidak Sangat Rata n t Setuju Setuju Total Setuju Setuju -rata Responde Tidak

Setuju

Pernyataa n 1 2 3 4 5 6

F 0 1 0 1 4 4

% 0 1. 2 0 1. 2 4. 9 4. 9

F 1 3 0 2 2 4

% 1. 2 3. 7 0 2. 4 2. 4 4. 9

F 7 1 2 1 8 1 4 4

% 8.5 14. 6 1.2 9.8 17. 1 4.9

F 4 2 4 4 4 9 4 2 2 7 3 7

% 51. 2 53. 7 59. 8 51. 2 32. 9 45. 1

F 3 2 2 2 3 2 2 9 3 5 3 3

% 39. 0 26. 8 39. 0 35. 4 42. 7 40. 2

F 8 2 8 2 8 2 8 2 8 2 8 2

% 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0

% 4.28 3.65 4.37 4.17 4.06 4.10

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (27 Juni 2012)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa : 1) Pada pernyataan pertama yaitu saya merasa puas setelah menggunakan pasta gigi Pepsodent, dari 82 responden terdapat 39.0% yang menyatakan sangat setuju, 51.2% menyatakan setuju, 8.5% menyatakan kurang setuju, dan 1.2% menyatakan tidak setuju dan rata-rata 4.28%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent. 2) Pada pernyataan kedua yaitu Saya lebih memilih membeli pasta gigi Pepsodent dari pada produk lain, dari 82 responden terdapat 26.8% yang menyatakan sangat setuju, 53.7% menyatakan setuju, 14.6% menyatakan kurang setuju, 3.7% menyatakan tidak setuju, dan 1.2% menyatakan sangat tidak setuju dan rata-rata 3.65%,

dengan demikian program CSR tersebut harus lebih ditingkatkan oleh Pepsodent. 3) Pada pernyataan ketiga yaitu saya selalu membeli pasta gigi Pepsodent, dari 82 responden terdapat 39.0% yang menyatakan sangat setuju, 59.8% menyatakan setuju, 1.2% menyatakan kurang setuju dan rata-rata 4.37%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent. 4) Pada pernyataan keempat yaitu saya merekomendasikan untuk membeli pasta gigi Pepsodent kepada orang lain, dari 82 responden terdapat 35.4% yang menyatakan sangat setuju, 51.2% menyatakan setuju, 9.8% menyatakan kurang setuju, 2.4% menyatakan tidak setuju, dan 1.2% menyatakan sangat tidak setuju dan rata-rata 4.17%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent. 5) Pada pernyataan kelima yaitu saya rutin membeli pasta gigi Pepsodent, dari 82 responden terdapat 42.7% yang menyatakan sangat setuju, 53.7% menyatakan setuju, 14.6% menyatakan kurang setuju, 3.7% menyatakan tidak setuju, 1.2% menyatakan sangat tidak setuju dan rata-rata 4.06%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent. 6) Pada pernyataan keenam yaitu saya suka menggunakan Pepsodent, dari 82 responden terdapat 40.2% yang menyatakan sangat setuju, 45.1% menyatakan setuju, 4.9% menyatakan kurang setuju, 4.9%

menyatakan tidak setuju, dan 4.9% menyatakan sangat tidak setuju dan rata-rata 4.10%, dengan demikian program CSR tersebut harus tetap dipertahankan oleh Pepsodent.

4.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak digunakan dalam sebuah penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 4.3.1 Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan grafis dan uji statistik. Histogram Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012) Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas

4.3.1.1 Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data obsevasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil dari SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2: Plot Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012) Gam bar 4.2 Plot Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel distribusi normal, hal ini ditunjukan oleh data tersebut tidak melenceng ke kiri dan ke kanan,sedangkan pada Gambar 4.2 dapat juga terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. 4.3.1.2 Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebagai berikut :

Tabel 4.7 Tabel Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz ed Residual N Normal Parameters
a,b

82 Mean Std. Deviation ,0000000 1,67132598 ,086 ,072 -,086 ,774 ,586

Most Differences

Extreme Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.586, ini berarti diatas nilai signifikan 5%. Oleh karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal. 4.3.2 Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas, yaitu : 4.3.2.1 Metode Grafik

Dasar analisis metode grafik ini adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titititik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012)

Gam bar 4.3 Scatterplot

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. 4.3.2.2 Uji Glejser Tabel 4.8 Coeffisientsa
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B 2.007 Std. Error .927 Standardized Coefficients Beta t 2.164 Sig. .034

Kognitif Afektif Konatif

-.069 .219 -.105

.066 .150 .069

-.149 .316 -.292

-1.043 1.461 -1.532

.300 .148 .130

a. Dependent Variable: absut


Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012)

Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa tidak satu pun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel dan perhitungan nilai Tolerance dan Variation Inflation Factor.

Tabel 4.9

Collinearity Statistics Model 1 (Constant) Kognitif Afektif .607 .264 1.647 3.792 Tolerance VIF

Uji Nilai dan VIF

Konatif

.339

2.946

Tolerance

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012)

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa : 1) Nilai VIF dari Kognitif (X1), Afektif (X2), Konatif (X3) lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antara variabel independent dalam model regresi. 2) Nilai Tolerance dari Kognitif (X1), Afektif (X2), Konatif (X3) lebih besar dari 0.1, hal ini berarti tidak multikolinieritas antara variabel independent dalam model regresi.

4.4 Metode Analisis Statistik 4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan software SPSS 17.0 for Windows dengan tujuan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3), dari pasta gigi pepsodent dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya dan pengaruh positif atau tidak berpengaruh positif dari ketiga variabel tersebut terhadap loyalitas konsumen pasta gigi

Pepsodent. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan software SPSS 17.0, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1 (Constant) Kognitif Afektif Konatif B 5.116 .295 .578 .832 Std. Error 1.660 .118 .269 .123 .166 .217 .604 Beta t 3.082 2.496 2.148 6.772 Sig. .003 .015 .035 .000

a. Dependent Variable: Loyalitas konsumen


Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012)

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.10 kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan linier berganda sebagai berikut: Y = 5116 + 0.295X1 + 0.578X2 + 0.832X 3 Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstanta (a) = 5.116, ini mengandung arti bahwa variabel komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) dianggap konstan, maka tingkat loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) sebesar 5.116. 2) Koefisien X1 (b1) = 0.295, ini mengandung arti bahwa variabel Pengetahuan konsumen komponen kognitif (X1) dari pasta gigi

Pepsodent berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent. Dengan kata lain jika pengetahuan konsumen kognitif (X1) dari pasta gigi Pepsodent meningkat terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent meningkat. 3) Koefisien X2 (b2) = 0,578, variabel perasaan konsumen komponen afektif (X2) dari pasta gigi Pepsodent berpengaruh positif terhadap loyallitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent. Dengan kata lain jika perasaan konsumen komponen afektif (X2) dari pasta gigi Pepsodent meningkat terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent. 4) Koefisien X3 (b3) = 0.832, variabel keinginan melakukan tindakan konsumen komponen konatif (X3) dari pasta gigi Pepsodent berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent. Dengan kata lain jika keinginan melakukan tindakan konsumen komponen konatif (X3) dari pasta gigi Pepsodent meningkat terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent.

4.4.2 Pengujian Hipotesis 4.4.2.1 Uji secara serempak/Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility yang terdiri dari komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) secara bersama-sama atau simultan mempunyai signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara simultan tidak signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3 ) terhadap variabel terikat (Y). Ha : b1 b2 b3 0, artinya secara simultan adalah signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3 ) terhadap variabel terikat (Y). Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat signifikan = 5%, dengan criteria uji sebagai berikut : Ho diterima bila Fhitung< Ftabel pada = 5%. Ha diterima bila Fhitung > Ftabel pada = 5%. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut : Tingkat kesalahan () = 5% dan derajat kebebasan (df) = (k-1);(n-k) Derajat bebas pembilang = k-1 = 4-1=3 Derajat bebas penyebut = n-k = 81-3 =78 Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat = 5% (3:79) = 2,72. Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Hasil Uji F


ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 848.728 226.260 1074.988
b

df 3 78 81

Mean Square 2.901

Sig. .000
a

282.909 97.529

a. Predictors: (Constant), Konatif, Kognitif, Afektif b. Dependent Variable: Loyalitas konsumen

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F pada Tabel diatas memperlihatkan nilai Fhitung sebesar 97.529 dengan Sig adalah 0.000. Dengan mencari pada Tabel F, dengan dfl=3 dan df2=78, diperoleh nilai Ftabel . Dengan kondisi dimana Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (97.529 > 2.72) dengan nilai Sig 0.000 yang berarti lebih kecil dari alpha (0.000 < 0.05), maka kesimpulan dapat diambil adalah menolak H0 yang berarti variabel bebas sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility yang terdiri dari variabel komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (Y).

4.4.2.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility yang terdiri dari variabel komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (Y). Model hipotesis yang akan digunakan dalam Uji t ini adalah sebagai berikut : H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel bebas yaitu sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility

yang terdiri dari komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (Y) sebagai variabel terikat. Ha : b1 b2 b3 0, artinya variabel bebas yaitu sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility yang terdiri dari komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (Y) sebagai variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah : Ho diterima bila thitung< ttabel pada = 5%. Ha diterima bila thitung > ttabel pada = 5%. Nilai thitung akan diperoleh dengan menggunakan SPSS 17.0, kemudian akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat = 5% dengan derajat

bebas = df-k (df = jumlah sampel dan k = jumlah variabel secara keseluruhan). Maka akan dari hasil perhitungan tersebut akan diperoleh yaitu df1 = 4-1 = 3 dan df2 = 81-3= 78. Uji t hitung yang dilakukan adalah uji dua arah maka t tabel yang digunakan adalah t 5% atau t 0,05(145) = 1,664. Hasil uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil Uji t
Coefficients
a

Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kognitif Afektif Konatif B 5.116 .295 .578 .832 Std. Error 1.660 .118 .269 .123

Standardized Coefficients Beta t 3.082 .166 .217 .604 2.496 2.148 6.772 Sig. .003 .015 .035 .000

a. Dependent Variable: Loyalitas konsumen

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012)

Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa: 1) Variabel Pengetahuan konsumen komponen kognitif (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y), hal ini terlihat dari nilai thitung (2.496) > ttabel (1,664) dan nilai signifikan 0.015 > 0.05, artinya jika ditingkatkan dimensi variabel pengetahuan konsumen maka loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) akan meningkat sebesar 0.295. 2) Variabel perasaan konsumen komponen afektif (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y), hal ini terlihat dari nilai thitung (2.148) > ttabel

(1,664) dan nilai signifikan 0.035 > 0.05, artinya jika ditingkatkan dimensi variabel perasaan konsumen maka loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) akan meningkat sebesar 0. 578. 3) Variabel keinginan melakukan tindakan konsumen komponen konatif (X3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y), hal ini terlihat dari nilai thitung (6.772) > ttabel (1,664) dan nilai signifikan 0.000 < 0.05, artinya jika ditingkatkan dimensi variabel keinginan melakukan tindakan konsumen maka loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) akan meningkat sebesar 0.832.

4.4.2.3

Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dikatakan bahwa pengaruh dimensi variabel bebas (X1,X2,X3,) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh dimensi variabel bebas (X1,X2,X3,) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Hasil pengujian koefisien determinasi menggunakan program SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi


Model Summary
b

Adjusted R Model 1 R .889


a

Std. Error of the Estimate

R Square .790

Square .781

1.70316

a. Predictors: (Constant), Konatif, Kognitif, Afektif b. Dependent Variable: Loyalitas konsumen

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (Juli 2012)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat terlihat bahwa : 1. Nilai R = 0,889 berarti pengaruh antara komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) sebesar 88.9% yang berarti memiliki pengaruh yang sangat erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat 2. Adjusted R square sebesar 0.781 berarti 78.1% faktor-faktor loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) dapat dijelaskan oleh sikap konsumen komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3), sedangkan sisanya 21.9% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. 3. Standard Error of Estimated (standar deviasi) bernilai 1.70316 yang berarti model dinilai baik karena semakin kecil standar deviasi berarti model akan semakin baik.

4.5

Pembahasan

Penel itian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap

penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (Y). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan metode statistik. Pada metode analisis deskriptif diperoleh informasi dari responden melalui penyebaran kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden yang terdiri dari, nama responden, jenis kelamin, lama menggunakan pasta gigi Pepsoden. Pada metode statistik pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0.

4.5.1 Komponen Kognitif Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel komponen kognitif atau pengetahuan (X1) diketahui bahwa jawaban yang paling dominan sangat setuju terdapat pada pernyataan pertama yaitu (saya mengetahui adanya program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis), berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap komponen afektif atau perasaan (X2) diketahui bahwa jawaban yang paling dominan setuju terdapat pada pernyataan pertama yaitu (saya merasa bersimpati terhadap program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis), berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap komponen kognatif atau keinginan melakukan tindakan (X3) diketahui bahwa jawaban yang paling dominan setuju terdapat pada pernyataan kedua yaitu (saya

mengikuti perkembangan program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis). Variabel Pengetahuan konsumen komponen kognitif (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y), hal ini terlihat dari nilai thitung (2.496) > ttabel (1,664) dan nilai signifikan 0.015 > 0.05, artinya jika ditingkatkan dimensi variabel pengetahuan konsumen maka loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) akan meningkat sebesar 0.295. Hasil ini sejalan dengan pendapat dari Schiffman dan Kanuk et al. dalam Sumarwan (2002:147), bahwa komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (beliefs) artinya konsumen mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki atribut dan perilaku yang spesifik dan akan mengarahkan pada hasil yang spesifik. Kepercayaan yang dikatakan mewakili asosiasi yang konsumen bentuk antara objek, atribut, dan manfaat, didasarkan atas proses pembelajaran kognitif.

4.5.2 Komponen Afektif Menurut Schiffman dan Kanuk et al. dalam Sumarwan (2002:147), afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau merek). Afektif menggambarkan pada penilaian konsumen terhadap suatu produk apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai. Pada

penelitian ini variabel dari afektif meliputi kesenangan terhadap program CSR dan penilaian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel perasaan konsumen komponen afektif (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y), ini berarti konsumen sudah merasa bahwa program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan Pepsodent penting serta merasa senang terhadap program tersebut, meskipun demikian perusahaan harus tetap melakukan program Corporate Social Responsibility dengan baik agar dapat lebih dirasakan konsumen.

4.5.3 Komponen Afektif Hasil pada menelitian ini didapat bahwa variabel keinginan melakukan tindakan konsumen komponen konatif (X3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y), ini berarti konsumen sudah mendukung kegiatan yang dilakukan Pepsodent melalui program Corporate Social Responsibility dengan mengikuti perkembangannya, serta berkeinginan untuk membeli pasta gigi Pepsodent tersebut. Meskipun demikian, perusahaan harus lebih bekerja keras untuk lebih dapat memberikan kepuasan terhadap konsumennya karena tidak semua konsumen merasa puas dengan program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan Pepsodent.
PT. Unilever Indonesia,Tbk. selama ini selalu berusaha semaksimal mungkin untuk

meningkatkan program Corporate Social Responsibility dengan selalu melakukan

perbaikan secara terus menerus terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent. Langkah-langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk melakukan perbaikan melalui komponen kognitif atau pengetahuan, afektif atau perasaan, kognatif atau keinginan melakukan tindakan menerapkan program Corporate Social Responsibility terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent. Menu rut Making Good Business Sense dalam Wibisono (2007:7) mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Keeratan hubungan antara variabel sikap komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) sebesar 0.889 yang bertanda positif menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y). Apabila perusahaan melakukan penyempurnaan terus menerus dengan menerapkan program Corporate Social Responsibility maka konsumen akan semakin menunjukkan sikap positif dan signifikan serta lebih komitmen terhadap pasta gigi Pepsodent.

Besarnya pengaruh dimensi variabel sikap terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) yaitu sebesar 0.781 (78.1%) hal ini menunjukkan bahwa sikap konsumen dapat dijelaskan oleh komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3), sedangkan yang lainnya 21.9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil Uji-F variabel sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibility yang terdiri dari variabel komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (Y). 2. Berdasarkan hasil Uji t variabel sikap yang terdiri dari komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (Y). Variabel sikap komponen konatif berpengaruh lebih dominan dibandingkan dengan komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2). 3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2) maka diperoleh nilai sebesar 78.1% loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent (Y) dapat dijelaskan oleh sikap konsumen komponen kognitif (X1), komponen afektif (X2), komponen konatif (X3), sedangkan sisanya 21.9% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan adalah komponen konatif, maka bagi pihak perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk. diharapkan tetap mempertahankan dan mengembangkan program sekolah Pepsodent dan pemeriksaan gigi gratis serta merancang program yang lebih menyentuh kepentingan lebih banyak pihak agar mendapat dukungan dari konsumen pasta gigi Pepsodent, sehingga program Corporate Social Responsibility (CSR) Pepsodent tersebut

mampu mempengaruhi keinginan konsumen untuk terus mengkonsumsi pasta gigi Pepsodent. 2. Komponen kognitif berpengaruh secara signifikan setelah komponen konatif, hal ini membuktikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap program sekolah Pepsodent dan pemeriksaan gigi gratis yang dilakukan Pepsodent harus ditingkatkan, agar masyarakat semakin yakin dengan tujuan utama dari program sekolah Pepsodent dan pemeriksaan gigi gratis yang dilakukan Pepsodent tersebut untuk tujuan sosial dan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan Pepsodent sesuai dengan citra Pepsodent sebagai pasta gigi yang baik bagi kesehatan mulut. 3. Komponen afektif dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan setelah komponen konatif dan kognitif, pihak perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk. dalam hal ini harus lebih meningkatkan program

Corporate Social Responsibility (CSR) agar lebih menyentuh emosional masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih senang dengan kegiatan sosial yang dilakukan Pepsodent. 4. Bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi yang dapat digunakan untuk dapat meneruskan dan

mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan datang melalui penelitian yang lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Daryanto, 2011, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak, 2004, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Cetakan Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. __________, 2001, Strategi Menaklukan Pasar, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ginting, Nembah F. Hartimbul, 2011, Manajemen Pemasaran. Bandung: CV Yrama Widya Ginting, Paham dan Syafrizal H. Situmorang, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset, Medan: USU Press. Griffin, Jill, 2003, Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan pelanggan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kodrat, David Sukardi, 2009. Manajemen Strategi, Yogyakarta: CV. Graha Ilmu. Kotler, Philip, 2002, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Ketiga, Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga. Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2003, Perilaku Konsumen, Bandung: Refika Aditama. Mowen, John C. dan Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen, jilid 1, Terjemahan, Jakarta: Erlangga. Rangkuti, Freddy, 2002, Riset Pemasaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Setiadi, J. Nugroho, 2008. Perilaku Konsumen, cetakan ketiga, Jakarta: Prenada Media Group. __________, 2003, Perilaku Konsumen dalam Konsep dan Implikasi Untuk Strategi Penelitian dan Pemasaran, Jakarta: Prenada Media. Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Situmorang, Syafrizal Helmi, dkk, 2008. Analisis Data Penelitian. Medan: USU Press. __________, dkk, 2010. Analisis Data, Medan: USU Press.

Sugiyono, 2006. Metode Bandung:Alfabeta.

Penelitian

Bisnis,

cetakan

kesembilan,

Sukirno, Sadono, dkk, 2004. Pengantar Bisnis, jilid 1, Jakarta: Prenada Media Group. Sumarwan, Ujang, 2003. Perilaku Konsumen, Bogor: Ghalia Indonesia. __________, 2003, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Susanto, A.B, 2007. Corporate Social Responsibility, Jakarta: The Jakarta Consuling Group. Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, 2003, Prinsip dan Dinamika Pemasaran, Penerbit J dan J Learning, Yogyakarta. Trihendradi, C, 2011. Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19, Yogyakarta :Andi Umar, Husein, 2002. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Skripsi Hutahuruk, Albert Kristian, 2008. Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Sabun mandi Lifebuoy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU, Repository USU 2010 Situmeang, Lamtisar, 2008. Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Sabun mandi Lifebuoy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU, Repository USU 2010

Internet http://www.pepsodent.com diakses 27 Maret 2012. http://www.unilever.com diakses 27 Maret 2012. http://www.wikipedia.com diakses 27 Maret 2012.

Pe psodent
Lampiran 1 Kuesioner

PENGARUH SIKAP KONSUMEN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PASTA GIGI PEPSODENT PADAMAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No. Responden: ........... Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility

(CSR) adalah sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profit), masyarakat (People), serta lingkungan hidup (planet). Meningkatkan kesehatan mulut adalah komitmen Pepsodent untuk

masyarakat. Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun yang lalu Pepsodent telah membuat program-program pertanggung jawaban sosial untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang arti penting meningkatkan kesehatan mulut. Program-program yang dilakukan oleh Pepsodent antara lain program sekolah Pepsodent dan pemeriksaan gigi gratis, kampanye Pepsodent untuk menyikat gigi pada malam hari.

1. Petunjuk Pengisian

Dibawah ini terdapat beberapa kelompok pernyataan yang kesemuanya berkaitan dengan Pengaruh Sikap Konsumen Program Corporate Social

Responsibility (CSR) terdapat loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu kepada responden saya mohon: a. b. Saudara/saudari bisa memberikan jawaban yang sebenar-benarnya. Pilihan jawaban dengan memberikan tanda check () pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda. Penilaian dilakukan dengan skala berikut: Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Jawaban Tidak Setuju :1 (TS) :2 Jawaban Kurang Setuju (TS) :3 Jawaban Setuju (TS) :4 Jawaban Sangat Setuju (TS) :5

2. Identitas Responden Nama : Jenis Kelamin Lama menggunakan pasta gigi Pepsodent : 3-6 bulan :

712 bulan

> 12 bulan

3. Pertanyaan mengenai variabel a. yataan Mengenai Variabel Independen (X) Pern

1). Komponen Kognitif (X1) No Pernyataan Sangat . Setuju 1 Saya mengetahui adanya program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis.

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Menurut saya program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis ini sesuai dengan citra pasta gigi Pepsodent : melindungi gigi dan mulut Tujuan program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis berdampak positif Program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis yang diterapkan Pepsodent bertujuan baik.

2). Komponen Afektif (X2) Pernyataan Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat No. Setuju Setuju Setuju Tidak Setuju 1 Saya merasa program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis penting. 2 Saya merasa bersimpati terhadap program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis.

3). Komponen Konatif (X3) No. Pernyataan Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat Setuju Setuju Setuju Tidak Setuju

Saya mendukung program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis yang dilakukan Pepsodent. Saya mengikuti perkembangan program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis. Saya berkeinginan untuk membeli pasta gigi Pepsodent lagi karena menerapkan program CSR Sekolah Pepsodent dan Pemeriksaan gigi gratis.

b. Pertanyaan Mengenai Variabel Dependent (Y) 1). Loyalitas Konsumen No. Pernyataan Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat Setuju Setuju Setuju Tidak Setuju

Saya merasa puas setelah menggunakan pasta gigi Pepsodent. Saya lebih memilih membeli pasta gigi Pepsodent dari pada produk lain. Saya selalu membeli pasta gigi Pepsodent. Saya merekomendasikan untuk membeli pasta gigi Pepsodent kepada orang lain. Saya rutin membeli pasta gigi Pepsodent. Saya suka menggunakan Pepsodent.

3 4

5 6

Lampiran 2 Data Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas I


No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 P1 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 5 3 4 P2 3 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 P3 4 5 4 4 5 3 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 P4 3 4 3 3 4 4 4 5 4 3 4 4 5 3 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 P5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 5 3 4 P6 4 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 P7 3 4 3 3 3 2 3 5 4 4 3 3 4 3 4 5 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 P8 3 5 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 P9 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 P10 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 5 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 P11 1 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 P12 2 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 P13 3 4 4 3 4 3 4 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 P14 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 P15 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4 1 3 4 3 4 3 4

P1

Lampiran 3

Data Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas II


No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 P1 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 5 3 4 P2 3 4 4 3 5 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 P3 4 5 4 4 5 3 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4 P4 3 4 3 3 4 4 4 5 4 3 4 4 5 3 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 P5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 5 3 4 P8 3 5 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 P9 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 P10 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 5 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 P11 1 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 P12 2 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 P13 3 4 4 3 4 3 4 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 P14 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 P15 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4 1 3 4 3 4 3 4 P16 3 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 5 3 4 P17 3 5 5 4 5 3 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 5 3 4

Lampiran 4 Analisis Regresi Linear Berganda

No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

X1 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 2 4 5 5 3 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 5 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 3 1 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 1 5 4 5 5 4 2 1 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 4 4 TOTAL 17 20 18 12 20 19 20 20 17 12 9 16 16 16 16 20 19 16 20 16 18 16 20 20 16 19 17 20 16 17 16 17 18 19 19 19 17 16 16 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 5 4 4 4 4 4

X2 6 5 4 4 3 5 3 4 5 2 1 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 3 4 3 3 3 5 4 5 5 4 4 TOTAL 10 9 9 7 10 8 9 10 5 5 4 8 8 8 8 10 8 8 8 8 8 9 8 8 8 9 6 9 6 7 6 6 5 10 8 9 9 8 8 7 5 4 5 5 5 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 2 3 1 2 1 1 2 5 5 5 4 4 4

X3 8 4 4 5 3 4 4 5 3 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 2 2 3 4 2 5 4 5 5 4 4

X4 9 TOTAL 5 14 5 13 4 14 2 10 4 13 4 13 4 12 3 10 3 10 2 7 2 9 3 11 4 12 4 12 4 12 5 15 3 10 4 12 4 12 4 11 3 10 4 12 4 13 2 8 4 12 4 12 2 7 3 10 1 4 2 6 2 6 1 6 2 6 4 14 5 14 4 14 4 13 4 12 4 12 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 2 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 1 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 3 2 1 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 5 5 5 4 5 5 4 4 5 2 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 1 3 1 5 4 5 5 3 3 5 4 4 2 5 5 4 4 4 2 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 3 1 3 2 4 5 5 5 4 4

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4

4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5

5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 5 3 3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5

5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5

19 18 19 15 20 18 19 19 19 19 20 15 17 19 19 16 16 15 19 19 19 16 18 17 19 19 18 19 16 20 20 20 20 16 19 19 18 18 19 20 19

4 4 5 2 4 5 5 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5

9 9 10 5 9 9 10 9 9 9 9 6 7 10 10 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10 10 10 9 8 8 8 8 8 8 9 8 8 8 9 10 9

4 5 5 2 4 4 5 4 5 5 5 2 2 5 5 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 3 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5

5 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 3 3 4 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5

4 5 4 2 4 4 5 4 5 4 5 3 2 5 5 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 3 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5

13 14 14 6 13 13 15 13 14 14 15 8 7 14 15 10 10 10 14 13 13 13 15 14 13 14 15 15 10 10 12 10 12 12 14 12 13 14 13 14 15

5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 5

4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 3 3 4 5 3 2 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5

5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5

4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5

5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 3 1 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 4 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5

5 5 5 1 4 4 5 5 5 5 5 4 1 5 5 5 3 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5

81 82

5 5

4 5

5 4

4 5

18 19

4 4

5 5

9 9

5 5

4 5 4 5

14 14

4 5

5 5

4 5

5 5 4 5

4 5

Lampiran 5 Output Uji Validitas dan Reliabilitas I


Case Processing Summary N Cases Valid 30 % 100.0

Excluded Total

0 30

.0 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha .873 N of Items 17

Item Statistics Mean X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2,2 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 3.6333 3.8333 3.8667 4.0333 3.9333 3.8667 3.4333 3.6000 3.6667 3.4333 3.7000 4.0333 3.5333 3.6000 3.2667 3.6667 3.8667 Std. Deviation .66868 .64772 .68145 .71840 .58329 .57135 .72793 .62146 .54667 .62606 .74971 .66868 .62881 .67466 .78492 .71116 .68145 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2,2 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 59.3333 59.1333 59.1000 58.9333 59.0333 59.1000 59.5333 59.3667 59.3000 59.5333 59.2667 58.9333 59.4333 59.3667 59.7000 59.3000 59.1000

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 37.333 38.326 36.231 38.616 37.826 41.334 40.533 39.413 39.114 38.602 37.375 37.030 36.944 38.171 35.941 36.631 35.886 .580 .470 .710 .379 .606 .116 .157 .348 .454 .453 .500 .619 .677 .467 .633 .625 .755

Cronbach's Alpha if Item Deleted .863 .868 .858 .872 .863 .880 .881 .872 .868 .868 .867 .862 .860 .868 .860 .861 .856

Scale Statistics Mean 62.9667 Variance 42.516 Std. Deviation 6.52044 N of Items 17

Lampiran 6

Output Uji Validitas dan Reliabilitas II


Case Processing Summary N Cases Valid Excluded Total
a

% 30 0 30 100.0 .0 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

Reliability Statistics Cronbach's Alpha .890 N of Items 15

Item Statistics Mean X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X3.1 X3.2 X3.3 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 3.6333 3.8333 3.8667 4.0333 3.9333 3.6000 3.6667 3.4333 3.7000 4.0333 3.5333 3.6000 3.2667 3.6667 3.8667 Std. Deviation .66868 .64772 .68145 .71840 .58329 .62146 .54667 .62606 .74971 .66868 .62881 .67466 .78492 .71116 .68145 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X3.1 X3.2 X3.3 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 52.0333 51.8333 51.8000 51.6333 51.7333 52.0667 52.0000 52.2333 51.9667 51.6333 52.1333 52.0667 52.4000 52.0000 51.8000 Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 34.171 35.454 33.338 35.895 34.754 36.616 36.414 35.771 34.654 34.171 34.464 35.099 33.490 33.448 32.993 .630 .475 .729 .363 .646 .337 .429 .451 .490 .630 .634 .499 .598 .679 .777 Cronbach's Alpha if Item Deleted .880 .886 .875 .891 .880 .891 .887 .887 .886 .880 .880 .885 .881 .877 .873 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Scale Statistics Mean 55.6667 Variance 39.540 Std. Deviation 6.28810 N of Items 15

Lampiran 7

Output Analisis Regresi Linear Berganda Regression


Variables Entered/Removed Variables Model 1 Entered Konatif, Kognitif, Afektif
a b

Variables Removed Method . Enter

a. All requested variables entered. Model Summary Model 1 R .889


a b

R Square .790

Adjusted R Square .781

Std. Error of the Estimate 1.70316

a. Predictors: (Constant), Konatif, Kognitif, Afektif b. Dependent Variable: Brand Loyalty ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 848.728 226.260 1074.988 df 3 78 81
b

Mean Square 282.909 2.901

F 97.529

Sig. .000
a

a. Predictors: (Constant), Konatif, Kognitif, Afektif b. Dependent Variable: Brand Loyalty


a

Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kognitif Afektif Konatif B 5.116 .295 .578 .832 Std. Error

Standardized Coefficients Beta t 3.082 .166 .217 .604 2.496 2.148 6.772 Sig. .003 .015 .035 .000

1.660 .118 .269 .123

Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kognitif Afektif Konatif B 5.116 .295 .578 .832 Std. Error

Standardized Coefficients Beta t 3.082 .166 .217 .604 2.496 2.148 6.772 Sig. .003 .015 .035 .000

1.660 .118 .269 .123

a. Dependent Variable: Brand Loyalty

Lampiran 8 Output Uji Asumsi klasik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Brand Loyalty N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 82 25.0122 3.64300 .160 .085 -.160 1.447 .030

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas


Coefficients
a

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kognitif Afektif Konatif B 5.116 .295 .578 .832 Std. Error 1.660 .118 .269 .123 .166 .217 .604 Coefficients Beta t 3.082 2.496 2.148 6.772 Sig. .003 .015 .035 .000

a. Dependent Variable: Brand Loyalty

Uji Multikolinearitas
Coefficients
a

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kognitif B 5.116 .295 Std. Error 1.660 .118 .166 Coefficients Beta t 3.082 2.496 Sig. .003 .015

Afektif Konatif

.578 .832

.269 .123

.217 .604

2.148 6.772

.035 .000

a. Dependent Variable: Brand Loyalty

Lampiran 9 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda


Variables Entered/Removed Variables Model 1 Entered Konatif, Kognitif, Afektif
a b

Variables Removed Method . Enter

A. All requested variables entered.

Model Summary Model 1 R .889


a

R Square .790

Adjusted R Square .781

Std. Error of the Estimate 1.70316

a. Predictors: (Constant), Konatif, Kognitif, Afektif b. Dependent Variable: Brand Loyalty

ANOVA Model 1 Regression Sum of Squares 848.728 df

Mean Square 3 282.909

F 97.529

Sig. .000
a

Residual Total

226.260 1074.988

78 81

2.901

a. Predictors: (Constant), Konatif, Kognitif, Afektif b. Dependent Variable: Brand Loyalty

Coefficients

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kognitif Afektif Konatif B 5.116 .295 .578 .832 Std. Error 1.660 .118 .269 .123 .166 .217 .604 Coefficients Beta t 3.082 2.496 2.148 6.772 Sig. .003 .015 .035 .000

a. Dependent Variable: Brand Loyalty

Residuals Statistics

Minimum Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value 16.6274 -2.590 .216 15.9295 -4.01591 -2.358 -2.423 -4.26235 -2.504 .319 .000 .004

Maximum 29.2690 1.315 .945 29.2429 4.37260 2.567 2.765 5.07052 2.892 23.968 .305 .296

Mean 25.0122 .000 .354 25.0008 .00000 .000 .003 .01139 .001 2.963 .015 .037

Std. Deviation 3.23699 1.000 .127 3.27525 1.67133 .981 1.009 1.76940 1.023 3.494 .038 .043

N 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82

a. Dependent Variable: Brand Loyalty

Lampiran 10 Frekuensi Jawaban Terhadap Variabel Komponen Kognitif sebagai X1

P1 Frequency Valid Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 32 49 82 Percent 1.2 39.0 59.8 100.0 Valid Percent 1.2 39.0 59.8 100.0 Cumulative Percent 1.2 40.2 100.0

P2 Frequency Valid Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 3 40 39 82 Percent 3.7 48.8 47.6 100.0 Valid Percent 3.7 48.8 47.6 100.0 Cumulative Percent 3.7 52.4 100.0

P3 Frequency Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 1 6 29 45 82 Percent 1.2 1.2 7.3 35.4 54.9 100.0 Valid Percent 1.2 1.2 7.3 35.4 54.9 100.0 Cumulative Percent 1.2 2.4 9.8 45.1 100.0

P4 Frequency Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 2 1 3 34 42 82 Percent 2.4 1.2 3.7 41.5 51.2 100.0 Valid Percent 2.4 1.2 3.7 41.5 51.2 100.0 Cumulative Percent 2.4 3.7 7.3 48.8 100.0

Frekuensi Jawaban Terhadap Variabel Komponen Afektif sebagai X2


P5 Frequency Valid Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju 3 8 47 24 Percent 3.7 9.8 57.3 29.3 Valid Percent 3.7 9.8 57.3 29.3 Cumulative Percent 3.7 13.4 70.7 100.0

P5 Frequency Valid Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 3 8 47 24 82 Percent 3.7 9.8 57.3 29.3 100.0 Valid Percent 3.7 9.8 57.3 29.3 100.0 Cumulative Percent 3.7 13.4 70.7 100.0

P6 Frequency Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 2 9 37 33 82 Percent 1.2 2.4 11.0 45.1 40.2 100.0 Valid Percent 1.2 2.4 11.0 45.1 40.2 100.0 Cumulative Percent 1.2 3.7 14.6 59.8 100.0

P7 Frequency Valid Sangat Tidak Setuju 3 Percent 3.7 Valid Percent 3.7 Cumulative Percent 3.7

F Tidak Setuju
Kurang Setuju Setuju r Valid Sangat SangatSetuju e Tidak Setuju Total Tidak Setuju Kurang kSetuju Setuju

P9 13 33 Frequency 262 82 10 12 36

8.5 15.9 40.2 Percent 31.7 2.4 100.0 12.2 14.6 43.9

8.5 15.9 40.2 Valid Percent 31.7 2.4 100.0 12.2 14.6 43.9

12.2 28.0 Cumulative Percent68.3 100.0 2.4 14.6 29.3 73.2

u e nsi Jawaban Terhadap Variabel Komponen Konatif sebagai X3

P8 Frequency Valid Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 6 6 41 29 82 Percent 7.3 7.3 50.0 35.4 100.0 Valid Percent 7.3 7.3 50.0 35.4 100.0 Cumulative Percent 7.3 14.6 64.6 100.0

Sangat Setuju Total

22 82

26.8 100.0

26.8 100.0

100.0

Frekuensi Jawaban Terhadap Variabel Brand Loyalty sebagai Y


P10 Frequency Valid Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 7 42 32 82 Percent 1.2 8.5 51.2 39.0 100.0 Valid Percent 1.2 8.5 51.2 39.0 100.0 Cumulative Percent 1.2 9.8 61.0 100.0

P11 Frequency Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 3 12 44 22 82 Percent 1.2 3.7 14.6 53.7 26.8 100.0 Valid Percent 1.2 3.7 14.6 53.7 26.8 100.0 Cumulative Percent 1.2 4.9 19.5 73.2 100.0

P12 Frequency Valid Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 49 32 82 Percent 1.2 59.8 39.0 100.0 Valid Percent 1.2 59.8 39.0 100.0 Cumulative Percent 1.2 61.0 100.0

P13 Frequency Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 2 8 42 29 82 Percent 1.2 2.4 9.8 51.2 35.4 100.0 Valid Percent 1.2 2.4 9.8 51.2 35.4 100.0 Cumulative Percent 1.2 3.7 13.4 64.6 100.0

P14 Frequency Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 4 2 14 27 35 82 Percent 4.9 2.4 17.1 32.9 42.7 100.0 Valid Percent 4.9 2.4 17.1 32.9 42.7 100.0 Cumulative Percent 4.9 7.3 24.4 57.3 100.0

P15 Frequency Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total 4 4 4 37 33 82 Percent 4.9 4.9 4.9 45.1 40.2 100.0 Valid Percent 4.9 4.9 4.9 45.1 40.2 100.0 Cumulative Percent 4.9 9.8 14.6 59.8 100.0

Lampiran 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Mahasiswa Persentase Laki-laki Perempuan Total 11 71 82 13,4 % 86,6 % 100 %

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Lama penggunaan 3-6 bulan 7-12 bulan >12 bulan Total Jumlah Mahasiswa 7 27 48 82 Persentase 8,5 % 33 % 58,5 % 100%

You might also like