Professional Documents
Culture Documents
Termasuk dalam golongan depressant antara lain alcohol, ganja, opiates (heroin, morfin, codein), methadone, obat penenang/obat tidur, dan bahan pelarut (solvent). b. Stimulant Stimulant adalah kebalikan dari depressant yang bekerja dengan meningkatkan fungsi sistem saraf pusat dan mempercepat produksi impuls saraf. Penggunaan stimulant akan mengakibatkan meningkatnya detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, meningkatkan kewaspadaan, gairah/ semangat dan energi, dan mungkin meningkatnya rasa percaya diri. Penggunaan stimulant juga dapat mengakibatkan menurunkan nafsu makan, pupil mata membesar, talkative, agitasi dan susah tidur. Sebagian stimulant dapat mengakibatkan rasa haus dan mengurangi kelelahan. Penggunaan dalam dosis besar dapat menimbulkan rasa cemas, panic, sakit kepala, pandangan kabur, kram perut, agresi dan paranoia. Yang termasuk dalam kelompok stimulant antara lain: nikotin, kafein, amphetamine, kokain, dan tablet pelangsing (duramine, sanorex dan lain-lain). c. Hallusinogens Cara kerja hallusinogens adalah dengan mengaburkan persepsi pengguna terhadap realita yang ada baik penglihatan, pendengaran, maupun orientasi terhadap waktu/tempat. Efek hallusinogens biasanya susah untuk diprediksi. Efek psikologis sangat bergantung pada mood dan konteks pada saat menggunakannya. Hallusinogens dapat mempengaruhi perasaan emosi, euphoria, dan rasa bahagia. Efek negatif yang sering timbul adalah
perasaan panik, paranoia, dan kehilangan hubungan dengan realita. Efek hallusinogens pada fisik ditandai dengan pembesaran bola mata, hilangnya nafsu makan, meningkatkan aktivitas, bicara atau tertawa-tawa, rahang berdetak, berkeringat, dan kadang-kadang terjadi kram perut dan mual-mual. Termasuk dalam kelompok ini antara lain LSD (Lysergic Acid Diethylamide), magic mashroom (psilosibin), mescaline (peyote cactus), PCP (Phencyclidine), ecstasy, ketamine, dan marijuana (ganja).
dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek bahaya yang bisa terjadi antara lain adalah gejala over dosis sampai terjadinya kematian dan tindakan yang sembrono akibat pengaruh obat (intoxicated behavior) yang dapat membawa seseorang kedalam bahaya seperti kecelakaan atau mencelakai orang lain. Penggunaan Narkoba dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penggunanya menjadi cemas, letih dan lelah yang berkepanjangan, kehilangan motivasi, hilang ingatan, paranoia, dan dapat merusak organorgan vital tubuh seperti otak,hati,paru dan ginjal. Penyalahgunaan Narkoba dalam jangka panjang juga dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik adalah adaptasi neurologis tubuh untuk menghadirkan obat/zat (narkotika/psikotropika) yang ditandai dengan terjadinya toleransi dan gejala awal putus obat/zat (withdrawal) jika pemakaian dihentikan. Toleransi adalah peningkatan dosis untuk mendapatkan pengaruh yang sama sebagai akibat dari penggunaan yang lama dan terus menerus. Sedangkan gejala putus obat (withdrawal) adalah reaksi fisik maupun psikologis yang hebat yang disebabkan oleh karena penghentian obat secara tiba-tiba. Ketergantungan psikologis adalah hasrat/dorongan yang sangat kuat untuk menggunakan narkoba (Craving) dengan tujuan agar memperoleh kenikmatan, atau dengan kata lain menggunakan narkoba jauh lebih penting daripada aktivitas lainnya.
2)
Bahaya tidak langsung. Bahaya tidak langsung adalah bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan alat (paraphernalia) yang tidak steril atau penggunaan alat secara bersama-sama seperti jarum suntik, spuit, sendok, tourniquet, dan lain-lain. Bahaya tidak langsung ini misalnya terjadinya abses pada pembuluh darah, infeksi, tetanus, dan infeksi bloodborne viruses (BBV), seperti HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C. b. Lover Lover berarti rusaknya hubungan dengan orang-orang yang dicintai seperti anak, istri, saudara dan teman dekat (family dis-function). Para pecandu biasanya karena selalu dala pengaruh Narkoba atau selalu menomorsatukan Narkoba sehingga membuat dirinya lupa akan kewajiban dan tidak lagi memperdulikan orang lain sehingga pada akhirnya membuat dirinya ditinggalkan/dijauhi oleh orangorang yang semula mencintai dan dicintainya. c. Life Style. Live style berarti rusaknya gaya hidup yang telah dibangun sebelumnya. Cita-cita yang diimpikan menjadi berantakan, putus sekolah, kehilangan pekerjaan, rumah tangga berantakan, bermasalah di bidang keuangan (banyak hutang, harta ludes) dan hidup jadi tidak karuan. d. Legal Legal berarti bahaya yang terkait dengan aspek hukum. Penyalahgunaan dan perdagangan Narkoba adalah tindakan kriminal. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan Narkoba umumnya
mereka akan melakukan tindakan yang bersifat kriminal juga. Mula-mula mereka akan membelanjakan barang-barang pribadi yang dia miliki, kemudian merambat ke barang-barang milik keluarga, setelah itu akan berlanjut ke tindak kejahatan yang lebih besar seperti menjual diri, menjadi pengedar, mencuri atau merampok barang milik orang lain.
a.
Pada Diri Individu. 1) Faktor-faktor dasar dalam diri individu, seperti sifat suka menyendiri, suka melawan, suka memberontak, suka mencari/mencoba hal-hal baru. 2) Melihat teman sepergaulan menggunaman Narkoba. 3) Teman manarik ke dalam perilaku yang bermasalah (tidak bisa menolak dengan tegas). 4) Sikap yang permisif terhadap perilaku yang bermasalah. Pada Lingkungan Keluarga. 1) Keluarga mempunyai riwayat sebagai pengguna. 2) Adanya konflik dalam keluarga sampai dengan terjadinya perceraian. 3) Manajemen keluarga yang buruk. 4) Sikap orang tua yang kasar, keras dan tidak konsisten. 5) Sikap orang tua yang permisif terhadap perilaku anak yang mengarah pada perilaku yang bermasalah. Pada Lingkungan Masyarakat. 1) Ketersediaan Narkoba. 2) Kemiskinan. 3) Transisi demografi dan mobilitas penduduk. 4) Hubungan kemasyarakatan yang renggang. 5) Pengaruh teman sebaya (peer pressure). 6) Sikap permisif masyarakat terhadap berbagai masalah di lingkungannya.
b.
c.
Ketergantungan
Ketagihan (Problem user)
a. Semua Narkoba membawa risiko dan bahaya (tidak ada batasan aman bagi pengguna). b. Tak seorangpun tahu apa kandungan zat yang dia pakai sebenarnya. c. Tidak ada jaminan tentang kemurnian dan kekuatan bahan serta tidak ada yang tahu zat apa yang dicampurkan di dalamnya. d. Tidak ada yang yakin akan efek yang terjadi saat ia menggunakan obat/zat itu sebelumnya. e. Menggunakan macam-macam zat/obat secara bersamaan (polydrug use/mixing drug/cocktail) adalah sangat berbahaya. f. Pengguna hard-drug umumnya dimulai dari soft-drug seperti rokok, alkohol dan ganja.
1.
Heroin
Heroin termasuk golongan opiate (narcotic analgesic). Golongan opiate lainnya antara lain opium, morphine, codein, pethidine, dan methadone. Heroin dan opiate lainnya termasuk dalam kelompok depresent drug yang efek kerjanya menurunkan aktivitas sistem saraf pusat termasuk transfer pesan ke/dari otak dan tubuh, meliputi respons fisik, mental dan emosional. Nama opium diambil dari Opium poppy, yaitu tanaman yang banyak tumbuh di beberapa tempat di dunia
terutama di Asia dan Timur Tengah. Selama beberapa abad opium telah digunakan sebagai obat, dan sampai saat ini yang masih banyak digunakan untuk tujuan medis antara lain adalah morphine, codein dan pethidine. Heroin sendiri dibuat dari morphine atau codein melalui suatu proses kimia, tetapi memiliki efek menghilangkan rasa sakit yang jauh lebih besar daripada dari bahan dasarnya. Heroin adalah obat terlarang yang sangan keras dengan zat adiktif yang tinggi, umunya dikemas dalam bentuk butiran atau tepung berwarna putih atau cairan dengan rasa pahit dan tidak berbau. Putauw adalah salah satu jenis heroin dengan kadar lebih rendah. Cara penggunaan heroin biasanya melalui suntikan, dipanaskan dan diisap uapnya (Chassing the dragon) atau dengan diendus ((snorted). Nama samaran (Sreet name): putauw, putih, PT, white, bedak, etep, smack, skag, dope, H, junk, slow, gear, harry, horse, dan hammer. Efek langsung: a. Pernapasan, tekanan darah, dan denyut nadi melemah, pupil mata mengecil, pandangan mata kabur, dan mulut kering. b. Menghilangkan/menurunkan rasa sakit/nyeri. c. Mengurangi rasa lapar dan dorongan seksual. d. Menimbulkan rasa senang dan bahagia yang berlebihan. e. Bila dosis tinggi, pengguna merasa hangat, berat dan ngantuk, kadang-kadang juga terjadi mual dan muntah. f. Gejala over dosis biasanya ditandai dengan sesak napas pendek dan tersengal-sengal, kulit lembab, tertawa tidak wajar, koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek jangka panjang: a. Kontipasi (sembelit), menstruasi tak teratur, hilangnya dorongan seksual. b. Kerusakan vena, tetanus, abses (khususnya pada pecandudengan memakai jarum suntik), serta kerusakan hati, paru-paru, jantung dan otak, terutama pada penggunaan heroin yang tidak murni. c. Infeksi hepatitis B dan C, serta HIV bagi pengguna jarum suntik bergantian (IDUs). Gejala putus obat: Kesakitan dan kejang-kejang, menggigil, mual, muntah, diare, kram perut, bola mata mengecil, mengantuk, mata berair, hidung berlendir, berkeringat, kekurangan cairan tubuh, gelisah dan panik. 2. Kokain
Kokain termasuk golongan stimulant yang berefek meningkatkan daya kerja sistem saraf pusat yang mengantar dan menerima pesan ke/dari otak dan tubuh. Kokain berasal dari tanaman koka (Erythroxylon coca). Tepung diekstrasi dari daun-daun koka yang banyak tumbuh di Negara Peru, Bolivia, dan Kolombia. Setelah diolah umumnya berbentuk tepung berwarna krem keputihputihan (Cocaine hydrochloride) dengan rasa pahit. Bentuk lain dari kokain adalah Kristal (crack cocaine) atau tablet.
Cara penggunaan dengan diisap (free-basing), ditelan bersama minuman, disuntikan, diendus melalui hidung. Street name: C, Coke, flake, nose candy, snow, dust, white lady, toot, crack, rock, free-base. Efek langsung: a. Meningkatkan keterjagaan, gembira, dan mengurangi rasa lapar, tenaga bertambah, sukar tidur, pupil mata membesar, serta denyut nadi dan tekanan darah meningkat. b. Cemas, panik dan konsentrasi menurun. c. Perilaku menjadi tidak terkendali. d. Gairah seks meningkat. Pemakaian dengan dosis tinggi menimbulkan efek agitasi, paranoia, halusinasi, pusing, mual, muntah, tremor, kehilangan koordinasi, kehilangan gairah seksual, kehilangan ambisi, serangan jantung, pernafasan cepat dan tidak teratur. Gejala over dosis ditandai dengan gelisah, suhu badan meningkat, berkhayal, tertawa tidak wajar, gagal ginjal, perdarahan otak, serangan jantung, stroke, koma dan bias mengakibatkan kematian. Efek penggunaan jangka panjang: Gelisah, mual, semangat yang berlebihan (hyper-excitability), insomnia, berat badan menurun, kelelahan, halusinasi, dan depresi. Gejala putus obat ditandai dengan: a. Lesu, letih, lelah, depresi, tak dapat mengendalikan diri, craving berat (crash phase). b. Depresi, kurang energi, cemas, cepat marah, dan craving meningkat (withdrawal phase)
c. Kurang motivasi, tak mampu merasakan kesenangan, mual, muntah, shock, agitasi dan nyeri otot (extinction phase) 3. Cannabis/ Ganja.
Cannabis atau ganja berasal dari tanaman Cannabis sativa. Bahan kimia aktif dalam ganja adalah THC (delta-9 tetrahydro cannabinol) yang dapat mempengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Ganja termasuk dalam golongan depressant. Ganja memiliki 3 bentuk: a. Marijuana (ganja) yaitu daun atau bungan kering dari tanaman ganja untuk dirokok atau diisap menggunakan bong. b. Hasish (Hash) berbentuk blok-blok kecil dari resin ganja kering dan beerwarna coklat muda sampai kehitam-hitaman. Konsentrasi hasish jauh lebih besar dari marijuana demikian juga efek yang ditimbulkannya. Biasanya pemakaiannya dengan ditambahkan pada tembakau dan dirokok atau dibakar dan dimakan seperti kue. c. Hasish oil, merupakan ekstrak dari hasish berupa cairan berminyak dan kental. Cara penggunaan biasanya dengan dioleskan pada ujung atau kertas rokok lalu diisap.
Street name: Marijuana, gele, cimeng, ganja, hash, kangkung, oyen ikat, bang, labang, rumput, grass, pot, stick, baudha, dope, herb. Efek langsung: a. Rasa malu berkurang, bahagia berlebihan, relaks, tertawa spontan, akrab, ngantuk. b. Nafsu makan meningkat. c. Mengaburkan persepsi terhadap warna, suara, waktu dan tempat. d. Koordinasi dan keseimbangan menurun. e. Mempengaruhi memori dan kemampuan untuk berfikir logis. f. Meningkatkan detak jantung dan menurunkan tekanan darah. Penggunaan dengan dosis tinggi mengakibatkan pengguna menjadi bingung, gelisah, halusinasi, cemas, panic dan hilang akal, reaksi menurun serta paranoia. Gejala over dosis biasanya ditandai dengan panic, mengamuk, agak demam, pupil mata membesar, paranoia, koma dan bias mengakibatkan kematian. Efek penggunaan jangka panjang: a. Gangguan pada saluran pernafasan seperti bronchitis kronis, dan kanker paru. b. Kurang motivasi. c. Fungsi otak menurun (konsentrasimenurun dan memori berkurang). d. Produksi hormone menurun, menstruasi tidak teratur. e. Psikosis (halusinasi, delusi, schizophrenia) Gejala putus obat ditandai dengan gangguan tidur (sukar tidur), mudah marah, gelisah, hilang nafsu makan,
berat badan menurun, cemas, berkeringat, gangguan perut, menggigil, suhu tubuh naik dan tremor. 4. Amphetamine
Amphetamine tergolong dalam kelompok psycostimulant (speed) yang memiliki efek merangsang daya kerja system saraf pusat. Sebagian besar amphetamine diproduksi di laboratorium gelap (back yard/ clandestain factory) dan dijual secara illegal. Amphetamine biasanya dikemas dalam bentuk pil, kapsul, serbuk, Kristal atau cairan. Cara penggunaan biasanya secara oral (dicampur dengan kinuman), diisap atau disuntukan. Turunan amphetamine yang banyak digunakan di pasaran adalah methamphetamine (shabu-shabu) dan methyleneDioxyMethAmphetemine/MDMA (ecstasy) yang memiliki efek rangsangan yang lebih kuat terhadap system saraf pusat. Street name: Amphetamin (Speed, up, fast, whiz, uppers), Methamphetamine (shabu-shabu, Kristal, ubas, SS, mecin, Ice), M D M A (ecstasy, inex, I, kancing, XTC, love drug, party drug).
Efek langsung: a. Meningkatkan/memacu fungsi organ tubuh seperti detak jantung, pernafasan, dan tekanan darah, mulut menjadi kering, keluar keringat banyak, dan pupil mata membesar. b. Menambah energy dan meningkatkan kewaspadaan sehingga membuat pengguna menjadi lebih energik dan penuh rasa percaya diri, berbicara berlebihan, gembira berlebihan, susah tidur dan gelisah. c. Nafsu makan berkurang. d. Beberapa pengguna menjadi cemas, mudah marah, agresif dan merasa superior. e. Pada pengguna ecstasy, biasanya disertai dengan gejala rahang berdetak, gigi gemerutuk, merasa dekat dengan yang lainnya, dan timbul halusinasi. Gejala over dosis ditandai dengan gejala tertawa yang tidak wajar, muka merah, demam, gangguan perdarahan, mual, muntah, tremor, kejang, koma dan bias mengakibatkan kematian. Efek jangka panjang: a. Insomnia (susah tidur kronis), cemas, tegang, tekanan darah naik, detak jantung menjadi lebih cepat dan tidak teratur. b. Malnutrisi. c. Psikosis (oaranoia, delusi, halusinasi dan perilaku yang aneh) d. Rentan terhadap penyakit infeksi. e. Menjadi kejam dengan tanpa alas an. f. Terjadi kerusakan pada sel-sel otak. Gejala putus obat: a. Merasa lapar. b. Kelelahan yang sangat berat.
c. Cemas, panic, mudah tersinggung, dan cepat marah. d. Depresi. e. Tidur lama tapi tidak bias pulas, karena sering diganggu mimpi-mimpi buruk. 5. Alcohol (minuman keras) Efek langsung: a. Merasa bahagia, relax, kurang konsentrasi, reflex menurun, hilang rasa malu, lebih percaya diri, kemampuan koordinasi menurun, pembicaraan seperti tertelan, suasana hati berubah-ubah (sedih, senang, marah). b. Pandangan mata kabur, menjadi bingung, kendali otot memburuk. Gejala over dosis biasanya ditandai dengan sakit kepala, tegang, muntah-muntah, gemetar, pingsan, koma dan bias mengakibatkan kematian. Efek jangka panjang: a. Rasa kebas, mati rasa pada tangan dan kaki. b. Tekanan darah meningkat, denyut nadi tidak teratur dan pembesaran jantung. c. Hepatitis, serosis hepatitis dan kanker hati. d. Kerusakan otak, kehilangan memori, bingung dan halusinasi. e. Kulit memerah, memar dan berkeringat. Gejala putus obat: a. Hilang nafsu makan. b. Mual, muntah dan gelisah. c. Cemas dan susah tidur. d. Mudah marah. e. Bingung. f. Tremor, gemetar.
g. h.
pengguna over dosis. Umunya over dosis bila pengguna memadukan benzos dengan obat/zat lainnya. Efek jangka panjang: Penggunaan benzos lebih dari dua minggu tidak direkomendasikan. Benzos bias juga membantu mengurangi kecemasan dalam jangka pendek, tetapi tidak dapat memecahkan masalah yang sebenarnya, karena benzos mengobati gejalanya bukan penyebabnya. Penggunaan benzos dalam jangka panjang dapat mengakibatkan: a. Mengantuk. b. Kurang motivasi. c. Kesulitan untuk berfikir jernih. d. Hilang ingatan. e. Mengubah kepribadian. f. Terjadi perubahan respons emosional. g. Cemas, mudah marah, agresif. h. Susah tidur karena diganggu mimpi-mimpi buruk. i. Mual, sakit kepala. j. Kulit memerah. k. Gangguan menstruasi. l. Nafsu makan meningkat, berat badan meningkat. Gejala putus obat: a. Tidak bisa tidur nyenyak. b. Badan lemah, mual dan nafsu makan menurun. c. Nyeri, kaku dan kejang otot. d. Muka kebas dan tremor. e. Timbul gejala seperti sakit flu. f. Cemas, tegang dan panic. g. Perasaan kacau, bingung dan depresi. h. Paranoia.
6. Benzodiazepine (minor tranquillizer, sleeping pil, sedative hypnotic). Benzodiazepine (benzos) adalah obat psikotropika yang dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan. Benzos biasanya diresepkan dokter untuk mengurangi stress dan kecemasan, serta untuk membantu orang yang susah tidur. Ada juga yang digunakan untuk pengobatan withdrawal, karena ketergantungan zat atau anestesi sebelum operasi. Ada juga orang yang menggunakan benzos sekedar untuk mencari kesenangan semata. Benzos biasanya dikemas dalam bentuk tablet atau kapsul. Penyalahguna sering mencampurnya dengan zat lain, misalnya alkohol atau heroin dengan cara menyuntikkan. Beberapa jenis benzos yang sering dijumpai di pasaran antara lain: Mogadon (nitrazepam), rophinol (flunitrazepam), dan valium (diazepam). Efek langsung: a. Mengurangi rasa kecemasan, sehingga pengguna menjadi tenang, relaks dan tidak tegang. b. Mengendurkan otot-otot. c. Mengantuk, lelah dan letih. d. Merasa terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Penggunaan dengan dosis tinggi memiliki pengaruh yang sama dengan keracunan alkohol, misalnya pengguna menjadi bingung, pembicaraan seperti tertelan, koordinasi dan keseimbangan menurun, sulit berpikir secara jernih dan bahkan bisa hilang ingatan. Kadang-kadang pandangan mata menjadi kabur dan berbayang, pusing, suasana hati berubah-ubah (mood swing), dan bias juga terjadi tindakan yang agresif. Koma dan kematian bias juga terjadi bila
7.
plastic dan tercekik. Kematian juga bias terjadi karena kecerobohan pengguna dengan melakukan sesuatu yang berbahaya saat berada di bawah pengaruh zat (intoxicated behavior), seperti kecelakaan lalu lintas, masuk sungai dan sebagainya. Efek jangka panjang: a. Badan tampak pucat, tremor, berat badan menurun dan merasa capek. b. Terjadi iritasi dinding perut, kerusakan otak, system syaraf, ginjal dan hati. c. Hilangnya daya ingat, tak mampu berfikir jernih dan logis. d. Mudah marah, bermusuhan dan merasa tersiksa.
Inhalant adalah bahan-bahan mudah menguap, dan jika uap tersebut dihirup, dapat menyebabkan penggunanya menjadi mabuk atau high/fly. Inhalant tergolong sebagai zat depressant, sehingga mempunyai efek yang menyerupai efek alkohol atau ganja. Beberapa produk yang sering disalahgunakan antara lain: lem, gas korek api (butane), cairan pembersih, correction fluid (type-ex), thinner cat, dan bensin. Efek langsung: a. Hilang rasa malu, tertawa-tawa, gembira yang tidak wajar dan mabuk. b. Tidak tenag, gelisah dan ngantuk. c. Mengalami gejala-gejala seperti flu. d. Disorientasi dan diskoordinasi. e. Diare. f. Perdarahan dan luka di sekitar mulut dan hidung. g. Perilaku yang sembrono/ceroboh. h. Bisa mengakibatkan kematian mendadak (sudden sniffing death) bila OD akibat gagal jantung, karena denyut jantung mendadak menjadi cepat dan tidak beraturan. Kematian juga bias terjadi karena lemas bila pengguna menghirup dari dalam kantong
hadapi, kemampuan untuk menghindari tekanan-tekanan dari lingkungan sosial yang berbeda yang mungkin memaksanya untuk terjerumus ke dalam masalah penyalahgunaan Narkoba, serta kemampuan untuk merespons hal-hal positif yang ada di sekelilingnya. Untuk menumbuhkan daya tangkal tersebut seseorang perlu dibekali tentang life skill dan fakta-fakta tentang Narkoba. Di samping itu mereka juga perlu diberi pilihan lain yang lebih sehat daripada Narkoba, dan yang tidak kalah pentingnya adalah ajari mereka tentang teknik untuk berkata TIDAK bila ditawari Narkoba. Bahaya penyalahgunaan Narkoba seperti kita ketahui dapat berupa penyakit atau kesakitan, kecelakaan, hubungan keluarga atau hubungan sosial yang berantakan, kekerasan, kejahatan dan berbagai masalah di tempat kerja atau di masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan Narkoba, salah satu pendekatan yang digunakan adalah Harm Minimization. Harm Minimization merupakan pendekatan yang mencakup upaya-upaya untuk mencegah terjadinya bahaya tersebut dan/atau mengurangi tingkat keberbahayaan yang ditimbulkannya. Harm minimization memiliki tiga pilar utama, yaitu supply reduction, demand reduction dan harm reduction. a. Supply reduction, adalah segala upaya yang dilakukan untuk menghancurkan jaringan peredaran Narkoba, termasuk tempat-tempat produksinya. Upaya ini mencakup respons polisi, bea cukai, pengadilan dan aparat lainnya, khususnya yang berkait dengan penegakan hokum (law enforcement) termasuk pembaruan produk-produk hukum yang terkait (law reform and regulation).
b. Demand reduction adalah segala upaya untuk mencegah atau menghindarkan orang dari perbuatan penyalahgunaan Narkoba. Demand reduction ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti public campaign tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba, penyuluhan kesehatan, pengembangan masyarakat, pendidikan melalui teman sebaya (peer education), life skill education, skill building and employment program, treatment and rehabilitation, screening test, serta penyediaan kegiatan alternative positif bagi remaja sebagai bagian dari upaya pencegahan. c. Harm reduction terutama ditujukan bagi para pengguna Narkoba yang tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaannya, agar mereka tetap bisa hidup normal, terbebas dari kemungkinan terinfeksi berbagai penyakit dan keracunan, serta tidak menimbulkan gangguan atau membahayakan orang lain. Contoh-contoh kegiatan harm reduction antara lain test kadar alcohol dalam darah (random breath testing), pembatasan umur untuk membeli rokok atau alcohol, pendidikan dan/atau penyediaan informasi tentang cara penggunaan jarum suntik dan paraphernalia lainnya yang lebih aman, substitusi Narkoba dari cara suntikan ke cara isap atau ditelan seperti program terapi rumatan methadone (PTRM), serta layanan jarus suntik steril (LJSS).
2. BD : sebutan untuk bandar narkoba. 3. Parno : paranoid karena ngedrugs. 4. Junkies: sebutan untuk pecandu. 5. Relaps : kembali lagi ngedrugs karena 'rindu'. 6. Bong : alat mengisap shabu. 7. O-de : over dosis. 8. PT : sebutan lain putauw (heroin). 9. Ngubas atau nyabu : pakai shabu-shabu. 10. Bedak/etep putih : sebutan lain putauw/heroin. 11. Wakas : ketagihan. 12. Pakauw : pakai putauw. 13. Kipe/cucauw/nyipet/ngecam : nyuntik/memasukan obat ke tubuh. 14. Pedauw/badai : teler/mabok 15. Ubas : shabu. 16. Kertim : kertas timah. 17. Afo : aluminium foil. 18. Bhironk : orang Nigeria/pesuruh. 19. Insul/spidol : alat suntik. 20. Paket/pahe : pembelian heroin/putauw dalam jumlah terkecil. 21. Gauw : gram. 22. Sperempi : gram. 23. Setangki : gram. 24. Giber/giting/gonjes : mabok/teller. 25. Hawai/cimeng/rasta/ulah/gele/buda/stik : ganja. 26. Selinting : 1 batang rokok/ganja. 27. Inex : Ecstasy. 28. Amphet : amphetamine 29. Snip : pakai putauw lewat hidung (diisap). 30. Ngedrag : baker putauw diatas timah.
31. Bokul : beli barang. 32. Gepang : punya putauw/ heroin. 33. Gitber : giting berat/mabok berat. 34. Spirdu : sepaket berdua. 35. Betrik : dicolong/ nyolong. 36. Koncian : simpanan barang. 37. BB : barang bukti. 38. Coke : kokain. 39. Jokul : jual. 40. Bokauw : bau. 41. Kurus : kurang terus. 42. Gantung :setengah mabok. 43. BT/snuk : pusing/ buntu. 44. Boat/ boti :obat. 45. Abses : salah tusuk urat/bengkak. 46. KW : kualitas. 47. Mupeng : muka pengen. 48. Pyur : murni. 49. BT : Bad Trip (halusinasi yang serem). 50. Teken : minum obat/pil/kapsul.