Professional Documents
Culture Documents
A. Macam-Macam Operasi
Operasi khusus pada komplemen, perpotongan, dan gabungan samar yang telah
dibahas pada bab sebelumnya yang disebut dengan standar operasi samar :
(3.1)
(3.2)
(3.3)
Untuk semua x Є X.
B. Komplemen Samar
Dimana nilai c(A(x)) untuk setiap masing masing batas keanggotaan A(x) pada setiap
himpunan bagian A yang diberikan. Nilai c(A(x)) menjelaskan nilai pada cA(x). sehingga,
untuk semua x Є X.
(Sifat Kemonotonan)
Aksioma c4. c involutive, yang mana c(c(a)) = a untuk setiap a Є [0, 1].
Aksioma c1 dan c2 disebut kerangka dari complemen samar. Ditegaskan lagi dengan
menggunkan teorema.
Teorema 3.1
Bukti :
i) Daerah pada c [0, 1], c (0) ≤ 1 dan c (1) ≥ 0. Oleh aksioma c2 c(c(0)) ≥
c(1); dan oleh aksioma c4, 0 = c(c(0)) ≥ c(1). Oleh karena itu c (1) = 0,
lajutkan aksioma c4, didapat c (0) = c (c (1)) = 1. Sehingga, fungsi c
memenuhi aksioma c1.
c bijektif dan memenuhi aksioma c2, c bukan nilai yang kontinu. Asumsikan c
sehingga terdapat c(a1) = b1. Hal ini kondiksi maka c adalah fungsi
bijektif.
(3.5)
(3.6)
Teorema 3.2.
Bukti:
adalah dua solusi yang berbeda dari persamaan c(a) – a = b,karena a1 < a2. Maka
oleh karena itu, karena c monoton tetap (menrut aksioma c2), c(a1) ≥ c(a2) dan,
karena a1 < a2. c(a1) – a1 > c(a2) – a2, kontradiski dengan (3.7), menunjukkan
bahwa hanya ada satu solusi.
Teorema 3.3
Diberikan c adalah komplemen samar yang setimbang ec, maka
dan
Bukti:
Misal, asumsikan a < ec, a = ec, dan a > ec, maka, e monoton tetap oleh aksioma c2,
c(a) ≥ c(ec) untuk a < ec, c(a) = c(ec) untuk a = ec, dan c(a) ≤ c(ec) untuk a > ec.
karena c(ec) = ec, dapat ditulis c(a) ≥ ec, c(a) = ec,dan c(a) ≤ ec, berturut-turut.
Selanjutnya c(a) > a, c (a) < a, berturut-turut. Maka a ≤ ec menyatakan c(a) ≥ a dan
Teorema 3.4
Bukti :
Diberikan c kompleman samar dan memiliki nilai keanggotaan bilangan rill a Є [0, 1], maka
terdapat nilai keanggotaan yang dihasikan dari bilangan rill 4a Є [0, 1]
sedemikian sehingga
(3.8)
Teorema 3.5
Bukti:
c(da) – da = a – c(a)
hal ini memenuhi (3.8) ketika a = da = ec.oleh karena itu, kesetimbangan pada
setiap kompleman masing-masing mempunyai nilai rangkap.
Teorema 3.6
Untuk setiap a Є [0, 1]. da = c(a) jika hanya jika c(c(a)) = a, karena, ketika
kompleman adalah infolutif.
Bukti:
c merupakan fungsi dari [0, 1] ke [0, 1]. Maka, c adalah komplemen samar jika
hanya jika terdapat fungsi kontinu g untuk [0, 1] ke Rill sedemikian sehingga g(0)
= 0, g naik, dan
c (a) = g-1 (g(1) – g(a)) (3.9)
Fungsi g pada teorema 3.7 disebut increasing generators. Ukuran generator naik
komplemen samar, adalah g(a) = a. untuk sugeno class pada komplemen samar, generatornya
naik adalah
(3.10)
(3.11)
Untuk w > 0.
(3.12)
(3.13)
Missal c fungsi dari [0, 1] ke [0, 1]. Maka c adalah kompleman samar jika hanya
jika terdapat fungsi kontinu dari [0, 1] ke R sedemikian sehingga f(1) =0, f
pengurang dan
(3.15)
(3.16)
Untuk semua x Є X
Perpotongan samar t-norm i adalah operasi biner pada unit interval yang
memenuhi paling sedikit, menurut aksioma utnuk semua a, b, d Є [0, 1]:
Aksioma i7. a1 < a2 dan b1 < b2 menyatakan i (a1, b1) < i (a2, b2) (Kemonotonan).
Teorema 3.9.
Bukti:
Dengan jelas, min (a, a) = a untuk semua a Є [0, 1]. Asumsikan terdapat t-
nomr sedemikian sehingga i(a, a) = a untuk semua a Є [0, 1]. untuk
setiap a, b Є [0, 1], jika a ≤ b. Maka, a = i (a, a) ≤ i (a, b) ≤ i (a, 1) = a
karena sifat kemonotonan dan sifat batas, oleh karena itu, i (a, b) = a = min (a, b).
dengan cara yang sama, jika a ≥ b, maka b = i (b, b) ≤ i (a, b) ≤ i (1, b) = b
dan, sebagai akibatnya, i (a, b) = b = min (a, b). oleh karena itu, i (a, b) = min (a,
b) untuk semua a, b Є [0, 1].
Teorema 3.10.
(3.17)
Lemma 3.1
Untuk setiap a Є [0,1] adalah sebuah generator naik dengan g (1) = f(0),
Lemma 3.2.
Untuk setiap a Є [0, 1] adalah fungsi turun dengan f(0) = g(1) dan pseudo-
(3.18)
1. [Schweizer and Sklar 1963] : Generator turun dengan parameter p dan didefinisikan
Maka,
Dan
3. [Frank 1979]; Kelompok dasar pada t-norm dari kelompok generato turun
(3.19)
Teorema 3.12.
Teorema 3.13.
Misalkan i adalah t-norm dan g : [0, 1] →[0, 1] merupakan suatu fungsi naik
dan kontinu di (0, 1) dan g(0) = 0, g(1) = 1. Maka, fungsi igdidefinisikan oleh
(3.20)
Gabungan samar t-conorm u adalah operasi biner pada unit interval terkecil,
menurut aksioma untuk semua a, b, d Є [0, 1]:
Aksioma u7. a1 < a2 dan b1 < b2 menunjukkan u(a1, b1) < u(a2, b2)
(stirct monotonicity)
Teorema 3.14.
Ukuran gabungan samar hanya idempoten t-conorm.
Teorema 3.15.
Misalkan u operasi bilangan biner pada unit interval. Maka u sebuah archimedean
t-conorm jika dan hanya jika terdapat generator naik sehingga
Teorema 3.17.
Misalkan kelas pada Yarge t-conorm dilambangkan dengan uw, menurut (3.24).
Akan dibuktikan
(3.25)
Dimana pada bagian (1) a atau b sama dengan 0, atau (2) a=b, karena limit pada
21/w dengan w → ∞ sama dengan 1, jika a ≠ b dan (aw + bw)1/w adalah minimal,
Dengan mengasumsikan, tidak ada penurunan pada awalnya, maka a < b, dan
misalkan Q = (aw + bw)1/w. maka
Sehingga,
atau
Teorema 3.18
Misalkan u adalah t-conorm dan g : [0,1]→ [0,1] sehingga g adalah fungsi naik
dan kontinu di [0,1] dan g(0)=0, g(1)=1. Maka fungsi ug didefinisikan
E. Operasi-operasi Kombinasi
Dikatakan bahwa t-norm i dan t-conorm u adalah dual with respect pada
komplemen samar c jika dan hanya jika
(3.27)
dan
(3.28)
Teorema 3.19
{min,max,c} dan {imin, umax, c}adalah kesamaan untuk setiap komplemen samar
c.
Bukti :
Teorema 3.20.
(3.29)
Teorema 3.21
Diberikan t-conorm u dan komplemen samar c, i adalah operasi biner pada [0,1]
didefinisikan oleh
(3.30)
C adalah kompleman samar dan g generator naik pada c, t-norm dan t-conorm
pembangkit oleh g dengan kesamaan pada c.
Teorema 3.23
Misalkan (i,u.c) adalah tiga pembangkit yang sama menurut teorema 3.22, maka
i,u,c operasi samar menurut hukum middle dan hukum kontradiksi.
Teorema 3.24
(i,u,c) sama menurut Hukum middle dan hukum kontradiksi, sehingga (i,u,c) bukan
termasuk hukum distribusif.
F. Operasi Campuran
Aksioma h1.
Aksioma h2. Untuk setiap pasang (a1, a2,…., an) dan (b1, b2,…., bn) pada n-tupel
Teorema 3.25
(3.33)
(3.34)
Teorema 3.26
(3.35)
(3.36)
(3.37)
(3.38)
(3.39)
Teorema 3.28