You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hampir setiap orang merasakan nyeri setelah menjalani operasi. Nyerinya bias menetap atau hilang timbul, semakin memburuk jika penderita bergerak, batuk, tertawa, menarik nafas dalam atau ketika perban pembungkus luka diganti. Nyeri pasca operasi juga sangat individual, tindakan yang sama pada pasien yang keadaan umumnya kurang lebih sama, tidak selalu mengakibatkan nyeri pasca operasi yang sama pula. Ada banyak faktor yang mempengaruhi derajat nyeri antara lain lokasi pembedahan, jenis kelamin, umur, faktor psikologi, premedikasi, dan agen anestesi yang digunakan. Sekitar 7 ! penderita pasca operasi merasakan nyeri derajat sedang sampai berat, dan " ! # $% ! keluhan nyeri tersebut belum dapat ditangani dengan memuaskan. &engelolaan nyeri pasca operasi yang kurang baik sangat merugikan penderita karena akan memperpanjang lama perawatan, beban biaya pengobatan bertambah besar, juga akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Selain itu, nyeri yang tidak mendapat terapi adekuat dapat memperlambat proses penyembuhan akibat adanya gangguan fungsi fisiologis dan reaksi stres yaitu rangkaian reaksi fisik maupun biologis. 'engan demikian selain bertujuan menghilangkan penderitaan, mengatasi nyeri merupakan salah satu upaya menunjang proses penyembuhan. Analgesik (obat pereda nyeri) sangat diperlukan untuk mengatasi nyeri pasca operasi. Analgesik yang digunakan untuk mengatasi nyeri pasca operasi dibagi menjadi * golongan yaitu analgesik opiat dan non opiat. Analgesik opiat sangat efektif sebagai analgesik pasca operasi. +alaupun sangat efektif sebagai analgesik pasca operasi, opiate mempunyai efek samping yang berbahaya terutama depresi nafas dan adiksi. Salah satu analgesik golongan opiat yang sering digunakan sebagai analgesic pasca operasi saat ini adalah tramadol. ,ramadol mempunyai efek samping yang lebih ringan dibanding golongan opiat lainnya yaitu tidak mendepresi pernafasan, tidak berpengaruh terhadap kardiovaskuler, dan tidak menyebabkan pelepasan histamin. +alaupun demikian, efek samping
1|Page

tramadol yang sering dilaporkan adalah mual, muntah, lesu, letih, ngantuk, adiksi, pusing, ruam kulit, takikardia, peningkatan tekanan darah, muka merah, sinkop dan anafilaksis.

1.2 Tujuan &enulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme tramadol sebagai analgetik post operasi.

1.3 Batasan Masalah a. -enjelaskan khasiat, efek samping dan cara kerja dari tramadol b. -enjelaskan bagaimana mekanisme kerja tramadol sebagai analgetik post operasi.

2|Page

BAB II TINJAUAN PUSTA A

2.1 De!"n"s" ,ramadol adalah suaatu obat analgetik yang diberikan secra oral dan parenteral yang secara klinik efektif bekerja secara sentral dengan mekanisme opioid dan non#opioid. ,ramadol H.l terbukti dapat digunakan untuk nyeri moderate pain (nyeri intensitas sedang) hingga sever pain (nyeri intensitas tinggi), dan ,ramadol secara klinik hanya tersedia dalam bentuk oral. ,ramadol merupakan derivat#sikloheksanol sintetis yaitu campuran rasemis dari dua isomer. /hasiat analgetiknya sedang dan berdaya menghambat reuptake noradrenalin dan bekerja antitusif (anti#batuk). 0bat ini di sebagian negara dianggap sebagai analgetikum opiat karena bekerja pusat, yakni melalui pendudukan reseptor 1#opioid oleh cis#isomernya. -eskipun demikian 2at ini tidak menekan pernapasan, praktis tidak mempengaruhi sistem kardiovaskuler atau motilitas lambung#usus.

2.2. S"!at

"#"a Tra#a$%l

Struktur /imia 3

&a#'ar 2. Struktur M%lekul Tra#a$%l


3|Page

4umus /imia Sinonim 8erat molekul /elarutan Suhu lebur p/a

3 .5$H* N0* 3 trans#*#dimethylaminomethyl#5(6#metho7yphenyl) cyclo# he7anol 3 *$6,9 gram:mol 3 ;arut dalam air dan etanol 3 antara 5"%o # 5"5o. 3 ".6<,=.95

/oefisien partisi 3 6,%5 /hasiat 3 Sebagai analgesik, namun tidak dianjurkan dikonsumsi selama kehamilan dan laktasi ,ramadol adalah derivat sikloheksanol yang merupakan 2at sintesis dari morfin, dan masuk dalam golongan analgetikum opioid karena bekerja sentral, yakni melalui pendudukan reseptor nyeri di SS&. 0bat ini digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dan dianggap lebih efektif daripada NSA>'.

2.3 D%s"s Tra#a$%l Dan (ara Pe#'er"an Oral 'osis tramadol harus disesuaikan dengan beratnya nyeri. 'osis awal pada orang dewasa dan anak diatas 59 tahun adalah % mg sebagai dosis tunggal. ?ika perlu dosis dapat diulangi setelah 6%#$% menit dengan dosis total yang tidak boleh melebihi 9%% mg sehari. Parenteral ,ramadol dapat diberikan secara suntikan melalui >.-. maupun >.@. secara perlahan atau secara infuse setelah dilarutkan. 'osis la2im adalah %#5%% mg tiap jam secara >.-. atau >.@. yang disesuaikan dengan beratnya nyeri dan respon yang timbul. &emberian secara >.@. harus diberikan secara perlahan dalam waktu *#6 menit. Antuk nyeri pasca operasi, dosis awal adalah bolus 5%% mg, jika perlu dapat ditambahkan % mg setelah $% menit kemudian, dan dapat dilanjutkan setiap 5%#*% menit sampai tercapai dosis total * %
4|Page

mg. 'osis total sehari tidak boleh melebihi $%% mg. &ada pasien dengan bersihan kreatinin B 6% ml:menit atau dengan gangguan fungsi berat hati maka interval dosis yang dianjurkan adalah 5* jam.

2.) *ar#ak%l%g" U#u# ,ramadol merupakan analgesik yang bekerja sentral dan terikat pada reseptor opioid dengan afiitas rendah. Cfek analgesiknya terutama ditimbulkan oleh pengaruhnya yang langsung terhadap jalur monoaminergik sentral. -etabolit tramadol yaitu 0#demethyl tramadol mempunyai afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor opioid ketimbang induknya. ,ramadol efektif untuk mengobati nyeri eksperimental dan klinis, tanpa menimbulkan efek samping serius terhadap sistem kardiovaskuler maupun pernapasan. 0bat ini juga tidak menyebabkan ketergantungan. +aktu paruh tramadol dan 0#demethyl tramadol adalah $ jam dan = jam. &ada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat, waktu paruh eliminasinya dapat meningkat menjadi * atau 6 kali lipat. >ndikasi Antuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga berat, seperti nyeri akut dan kronik yang berat, kemudian nyeri pasca bedah. /ontraindikasi # &asien yang hipersensitivitas, depresi napas akut, peningkatan tekanan cranial atau cedera kepala. # /eracunan akut oleh alcohol, hipnotik, analgesic atau obat#obat yang mempengaruhi SS&. # # &enderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamine oksidase (-A0). &enderita yang hipersensitif terhadap tramadol.

5|Page

Per"ngatan $an Perhat"an &ada penggunaan jangka panjang dapat terjadi ketergantungan, sehingga dokter harus menentukan lama pengobatan. ,ramadol tidak boleh diberikan pada penderita ketergantungan obat. Hati#hati penggunaan pada penderita trauma kepala, meningkatnya tekanan intracranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus, karena dapat mengakibatkan meningkatnya resiko kejang atau syok. &enggunaan bersama dengan obat#obat penekanan SS& lain atau penggunaan dengan dosis berlebihan dapat menyebabkan menurunkannya fungsi paru. &enggunaan selama kehamilan harus mempertimbangkan manfaat dan resikonya baik terhadap janin maupun ibu. Hati#hati penggunaan pada ibu menyusui, karena tramadol diekresikan melalui AS>. ,ramadol dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin. 'epresi pernapasan akibat dosis yang berlebihan dapat dinetralisir dengan nalokson, sedangkan kejang dapat diatasi dengan pemberian ben2odia2epine. D%s"s nal%ks%n+ ,anpa hipoventilasi 3 'osis awal diberikan %,9 mg >@ 'engan hipoventilasi 3 'osis awal diberikan 5#* mg>@ 8ila tidak ada respon dalam menit, diberikan nalokson 5#* mg>@ hingga timbul respon

perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi pernapasan, dilatasi pupil, atau telah mencapai dosis maksimal 5% mg. 8ila tidak ada respon dalam menit, diberikan nalokson 5#* mg >@ hingga timbul respon perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi pernapasan, dilatasi pupil, atau telah mencapai dosis maksimal 5% mg. D%s"s Ben,%$"a,e-"ne+ 'osis premedikasi %,%7#%,5% mg:kg 88, disesuaikan dengan umur dan keadaan pasien. &ada orang tua dan pasien lemah, dosisnya %,%* #%,% mg:kg88.
6|Page

0ral 3 'ewasa 3 *%#9% mg (%,* #5 mg:kg) Anak 3 %,* #5 mg:kg

>- 3 *, #5% mg (%,% #%,* mg:kg) >@ 3 %, # mg (%,%* #%,5 mg:kg) -eskipun termasuk antagonis opiate, tramadol tidak dapat menekan gejala DwithdrawalE akibat pemberian morfin.

2.. *ar#ak%$"na#"k Mekan"s#e erja

,ramadol mempunyai * mekanisme yang berbeda pada manajemen nyeri yang keduanya bekerja secara sinergis yaitu 3 agonis opioid yang lemah dan penghambat pengambilan kembali monoamin neurotransmitter. ,ramadol mempunyai bioavailabilitas 7%! sampai =%! pada pemberian peroral, serta dengan pemberian dua kali sehari dapat mengendalikan nyeri secara efektif. ,ramadol mempunyai efek merugikan yang paling la2im dalam penggunaan pada waktu yang singkat dan biasanya hanya pada awal penggunaannya saja yaitu pusing, mual, sedasi, mulut kering, berkeringat dengan insidensi berkisar antara *, sampai $. !. &ernah dilaporkan terjadinya kasus pusing, mual, sedasi, mulut kering dannberkeringat setelah pemberian tramadol. &ada sistem pernafasan, tramadol lebih kecil menyebabkan depresi pernafasan dibandingkan dengan opioid yang lain. Frekuensi nafas sedikit dipengaruhi tanpa penurunan end-tidal volume. Selain itu, tramadol tidak memicu untuk timbulnya asma. -eskipun secara substansial sistem kardiovaskuler tidak dipengaruhi secara bermakna, namun terdapat kenaikan tekanan darah setelah pemberian secara intravena. Selama tindakan anestesi, pemberian tramadol akan menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat 59 G 5$ mmHg dan diastolik meningkat 5% G 5* mmHg dalam 9 G $ menit pertama setelah pemberian. ,ahanan vaskuler perifer meningkat hingga *6! pada * G 5% menit pertama setelah pemberian, dan kerja jantung meningkat hingga 5 G *%! pada periode yang sama. &ada sistem gastrointestinal, tramadol dapat menyebabkan mual, muntah
7|Page

dan konstipasi, namun lebih rendah jika dibandingkan dengan opioid yang lain, jarang menyebabkan kerusakan mukosa gastrointestinal

2./ *ar#ak%k"net"k 0'at 2./.1. P%la a$#e Absorbsi: Setelah pemakaian secara oral dosis tunggal tramadol sebanyak 5%%mg dalam kapsul atau tablet, konsentrasi plasma dapat dideteksi dalam waktu sekitar 5 G 9 menit, dan level puncak pada plasma tercapai pada 5,$ hingga * jam. Distribusi ,ramadol terdistribusi dengan cepat setelah pemakaian intravena dengan distribusi waktu paruh (half#life) pada fase awal selama $ menit setelah fase distribusi yang lebih lambat dengan waktu paruh selama 5,7 jam. @olumes distribusi (@d) menyusul pemakaian secara oral dan intravena , secara berturut#turut, yang menunjukkan bahwa tramadol memiliki high tissue afinitas jaringan yang tinggi . &engikatan protein plasma sebanyak *%!. ,ramadol memasuki plasenta dengan konsentrasi serum pada umbilical vein (pusar) yang menjadi "%! pada maternal vein. Setelah pemakaian secara oral seperti dalam bentuk kapsul atau tablet, tramadol akan muncul di dalam plasma selama 5 sampai 9 menit, mempunyai onset setelah 5 jam yang mencapai konsentrasi plasma pada mean selama * jam. Absolute oral bioavailability tramadol kira#kira sebesar $"! setelah satu dosis dan kemudian meningkat menjadi =% hingga 5%%! pada banyak pemakaian (multiple administration). ,ramadol sangat mirip (high tissue affinity) dengan volume distribusi 6%$ dan *%6; setelah secara berturut#turut dipakai secara oral dan secara intravena.

Metabolisme: ,ramadol mengalami metabolisme hepatik, secara cepat dapat diserap pada traktus gastrointestinal, *%! mengalami first#pass metabolisme didalam hati dengan hampir " !
8|Page

dosis oral yang dimetabolisir pada relawan muda yang sehat. Hanya 5 metabolit, 0# demethyl tramadol, yang secara farmakologis aktif. -ean elimination half#life dari tramadol setelah pemakaian secara oral atau pemakaian secara intravena yakni hingga $ jam.

Ekskresi Hampir =%! dari suatu dosis oral diekskresi melalui ginjal. Climination half#life meningkat sekitar *#kali lipat pada pasien yang mengalami gangguan fungsi hepatik atau renal. &ada co#administration (pemakaian bersama#sama) dengan carbama2epine untuk mempengaruhi ensim hepatik, elimination half#life dari tramadol merosot. &ada wanita hamil dan menyusui tramadol dapat melintasi plasenta dan tidak merugikan janin bila digunakan jauh sebelum partus, hanya %,5! yang masuk dalam air susu ibu, meskipun demikian tramadol tidak dianjurkan selama masa kehamilan dan laktasi. +alau memiliki sifat adiksi ringan, namun dalam praktek ternyata resikonya praktis nihil, sehingga tidak termasuk dalam daftar narkotika di kebanyakan negara termasuk >ndonesia.

2./.2. 0nset Setelah dosis oral 5%% mg pada orang yang sehat. ,ramadol baru bisa diabsorbsi, dan mencapai konsentrasi puncak dalam darah (* % Hg:;) dicapai dalam * jam. 8ioavailabilitasnya sekitar $" ! . Setelah pemberian ulang dosis 5%% mg lagi selama 9 kali sehari konsentrasi konsentrasi steady state dalam plasma akan tercapai. 0leh karena itu dalam aplikasi nyata, dosis tramadol sebaiknya diturunkan menjadi % mg. ,ramadol berada dalam plasma 5 #9 menit setelah dosis single 5%% mg oral, dengan kadar konsentrasi puncak plasmaa 6%"I$" ng.d; dalam 5,$ sampai * jam. 'engan rata rata konsentrasi -etabolit nya sekitar oral. I*% ng:m; setelah 6 jam pemberian dosis single 5%% mg secara

9|Page

2./.3. Interaks" 0'at &emberian tramadol bersama#sama dengan obat yang bekerja sentral termasuk alkohol, dapat meningkatkan efek depresi terhadap susunan saraf pusat. &emberian bersama#sama dengan carbama2epine akan menurunkan kadar tramadol serum sacara bermakna sehingga menurunkan efek analgesiknya. 2./.). 1aktu Paruh +aktu paruh tramadol adalah #7 jam.

2.2 (ara

erja 0'at

,ramadol adalah analgesic kuat yang bekerja pada reseptor opiate. ,ramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di system saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. 'i samping itu tramadol menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitive terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat. Studi farmakologi preklinik menemukan bahwa tramadol yang diinduksi oleh anti# nosiseptik dimediasi oleh mekanisme jalur opioid. ,ramadol lebih cenderung mengikat pada reseptor H dan memiliki afinitas yang lemah terhadap reseptor J dan K. 0leh karena itu, memiliki aksi yang hampir sama seperti opioid lainnya dalam menghambat transmisi impuls nyeri. ,ramadol yang bekerja dengan berikatan pada reseptor H , memiliki kekuatan $%%% kali lebih rendah daripada morfin. Hasil metabolit -ono#%#desmetyl dari tramadol, memiliki afinitas yang besar terhadap reseptor opioid daripada jika tramadol tidak berikatan terhadapnya, walaupun dapat berkontribusi dalam menghasilkan efek analgesik. Studi klinis menunjukkan bahwa tidak seperti analgetik opioid tipikal, penggunaaan terapeutik tramadol tidak dikaitkan dengan efek samping yang signifikan seperti depresi pernafasan, konstipasi ataupun sedasi. Sebagai tambahan, toleransi analgetik tidak menjadi masalah klinik. ,ramadaol tidak dapat menjadi obat substitusi pada pasien yang metadon#
10 | P a g e

dependen. ,ramadol tidak membuat efek seperti morfin dan tidak menimbulkan withdrawal symptoms . /enyataan ini menunjukkan tramadol anti#nosiseptik diperantarai oleh kedua jalur opioid (yang utama H reseptor) dan mekanisme non#opioid (menghambat uptake monoamin). /arena melalui dua jalur cara kerja ini lah tramadol merupakan suatu analgesik yang unik diantara golongan opioid. -ekanisme jalur opioid dan non#opoioid sama sama dapat berinteraksi sinergis dalam menghilangkan nyeri. 2.3 E!ek Sa#-"ng Sama seperti pada umumnya analgesic yang bekerja secara sentral, efek samping yang dapat terjadi yaitu mual, muntah, dyspepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, dan sakit kepala. -eskipun tramadol berinteraksi dengan reseptor apiat sampai sekarang, terbukti insidens ketrgantungan setelah penggunaan tramadol ini ringan. Cfek samping dari tramadol berupa euphoria, disforia, sedasi, depresi pernafasan, urtikaria, miosis, rigiditas tubuh, mual, muntah dan 7erostomia. -enurut penelitian yang dilakukan tentang efek dari obat khususnya tramadol, efek yang didapat dari tramadol yaitu sekitar 5,$#$,5 ! adalah pusing, mual, muntah, mengantuk dan 7erostomia ( Scott ;?, &erry .- dari Aids >nternational ;imited, Auckland, New Lealand). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh ?aremsiripomkul N, dkk, dari 5%9" pasien yang mengkonsumsi tramadol dalam jangka waktu yang lama maka hasil yang diperoleh lebih dari 699 pasien dilaporkan mempunyai keluhan berupa 7erostomia. >ntoksikasi >ntoksikasi ditegakkan berdasarkan3 5. # # # ,rias intoksikasi opioid3 /oma &in point pupil 'epresi pernapasan

11 | P a g e

*. 6.

'itemukannya bekas suntikan terutama pada pecandu &emerikasaan kimiawi urine dan isi lambung.

-engatasi trias intoksikasi opioid3 # &emberian nalokson # /umbah lambung # Nafas buatan M 0* # Stimulasi (cafein, efedrin, amfetamin) # >nfuse cairan elektrolit # -empertahankan suhu tubuh # ;a7ant, enema (untuk menghindari konstipasi) # 8ila mampu bertahan N 5* jam, maka prognosisnya baik.

12 | P a g e

BAB III PEMBAHASAN

,ramadol hidroklorid (tramadol) adalah suatu obat analgesik opioid yang bekerja secara sentral. ,ramadol menghambat pengambilan kembali (re-uptake) norepinefrin dan #hidroksitriptamin diujung serabut saraf, memfasilitasi pelepasan # hidroksitriptamin dan mengaktivasi reseptor opioid#H, dan sedikit mempengaruhi reseptor O atau K. Semua mekanisme ini akan mempengaruhi pusat pengaturan suhu. /arena itu obat ini dapat dipakai untuk mencegah menggigil pasca anestesi. 'alam menentukan nilai rasionalitas pemberian analgesik tramadol pasca operasi harus memenuhi syarat#syarat yang sudah ditetapkan yaitu tepat dosis, tepat interval waktu dan tepat cara pemberian yaitu % # 5%% mg tiap " jam dan diberikan dengan diencerkan atau dimasukkan secara perlahan. /euntungan yang didapat dengan memakai tramadol selain pengaruh terhadap hemodinamik yang tidak bermakna, obat ini menyebabkan depresi pernafasan dan sedasi yang lebih sedikit dibanding dengan meperidin. Sehingga dapat dikatakan penggunaannya lebih aman, terutama pada pasien dengan kondisi kardiorespirasi yang tidak baik. 'isamping itu angka kejadian mual dan muntah relatif lebih kecil dibanding meperidin. 'igunakan dosis 5 mg:kg88 intra vena untuk mengobati kejadian menggigil pasca anestesi dan mendapatkan hasil "%! pasien berhenti menggigil dalam rentang waktu 5% menit setelah obat diberikan. &enelitian menggunakan tramadol dosis 5 mg:kg88 dan * mg:kg88 yang diberikan pada saat mulai penutupan luka operasi pada pasien yang dilakukan anestesia umum menyimpulkan bahwa tramadol efektif dan aman untuk mencegah terjadinya menggigil pasca anestesi. &ada pasien seksio cesarea yang dilakukan regional anestesi, tramadol dosis %,* mg:kg88 intravena efektif mengatasi menggigil dengan efek samping yang minimal.
13 | P a g e

,ramadol harus diberikan secara hati#hati pada pasien dengan trauma kepala, tekanan intrakranial yang meningkat, gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat dan pada pasien yang cenderung mengalami kelainan konvulsif atau syok. 0bat ini harus diberikan secara hati#hati jika mengobati pasien dengan depresi pernapasan atau jika diberikan bersama#sama dengan obat yang mendepresi susunan saraf pusat. /eamanan tramadol untuk wanita hamil dan ibu menyusui belum terbekti, karena itu jangan diberikan. ,ramadol terbukti mempuyai potensi yang rendah untuk dapat menyebabkan ketergantungan fisik, meskipun demikian, telah dilaporkan timbulnya kasus penyalahgunaan dan ketergantungan obat. &asien yang sedang mendapat pengobatan dengan tramadol harus diberi peringatan agar hati#hati mengandarai kendaraan atau mengoperasikan mesin. /erugian penggunaan tramadol antara lain interaksinya dengan antikoagulan koumadin dan kemungkinan terjadinya kejang pada pasien epilepsi. ,ramadol juga mendorong timbulnya mual dan muntah pada pemberian perioperatif

14 | P a g e

ESIMPULAN
Analgesik (obat pereda nyeri) sangat diperlukan untuk mengatasi nyeri pasca operasi. Analgesik yang digunakan untuk mengatasi nyeri pasca operasi dibagi menjadi * golongan yaitu analgesik opiat dan non opiat. Analgesik opiat sangat efektif sebagai analgesik pasca operasi. +alaupun sangat efektif sebagai analgesik pasca operasi, opiate mempunyai efek samping yang berbahaya terutama depresi nafas dan adiksi. Salah satu analgesik golongan opiat yang sering digunakan sebagai analgesic pasca operasi saat ini adalah tramadol. ,ramadol mempunyai efek samping yang lebih ringan dibanding golongan opiat lainnya yaitu tidak mendepresi pernafasan, tidak berpengaruh terhadap kardiovaskuler, dan tidak menyebabkan pelepasan histamin. ,ramadol adalah suaatu obat analgetik yang diberikan secra oral dan parenteral yang secara klinik efektif bekerja secara sentral dengan mekanisme opioid dan non#opioid. ,ramadol H.l terbukti dapat digunakan untuk nyeri moderate pain (nyeri intensitas sedang) hingga sever pain (nyeri intensitas tinggi), dan ,ramadol secara klinik hanya tersedia dalam bentuk oral. ,ramadol merupakan derivat#sikloheksanol sintetis yaitu campuran rasemis dari dua isomer. /hasiat analgetiknya sedang dan berdaya menghambat reuptake noradrenalin dan bekerja antitusif (anti#batuk). 0bat ini di sebagian negara dianggap sebagai analgetikum opiat karena bekerja pusat, yakni melalui pendudukan reseptor 1#opioid oleh cis#isomernya. -eskipun demikian 2at ini tidak menekan pernapasan, praktis tidak mempengaruhi sistem kardiovaskuler atau motilitas lambung#usus. ,ramadol bekerja sentral, yakni melalui pendudukan reseptor nyeri di SS&. 0bat ini digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dan dianggap lebig efektif daripada NSA>'. ,ramadol mempunyai * mekanisme yang berbeda pada manajemen nyeri yang keduanya bekerja secara sinergis yaitu 3 agonis opioid yang lemah dan penghambat pengambilan kembali monoamin neurotransmitter. 'osis tramadol oral adalah % mg sebagai dosis tunggal. ?ik perlu dosis dapat diulang setelah 6%#$% menit dengan dosis total yang tidak bolrh melebihi 9%% mg sehari. ,ramadol dapat diberikan secara suntikan melalui >- maupun >@ secara perlahan ata infuse setelah dilarutkan. 'osis la2im adalah %#5%% mg tiap jam secara >- atau >@ yang disesuaikan dengan beratnya nyeri dan respon yang timbul.
15 | P a g e

Sama seperti pada umumnya analgesic yang bekerja secara sentral, efek samping yang dapat terjadi yaitu mual, muntah, dyspepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, dan sakit kepala. &enelitian menggunakan tramadol dosis 5 mg:kg88 dan * mg:kg88 yang diberikan pada saat mulai penutupan luka operasi pada pasien yang dilakukan anestesia umum menyimpulkan bahwa tramadol efektif dan aman untuk mencegah terjadinya menggigil pasca anestesi.

16 | P a g e

DA*TA4 PUSTA A

http3::medlinu7.com:*%%7:%=:tramadol.html diakses 5= -aret *%56 pukul %5.6% http3::www.dechacare.com:,4A-A'0;#& 7".html diakses 5= -aret *%56 pukul 5=.%% http3::infoobat.blogspot.com:*%55:%*:tramadol.html diakses 5= -aret *%56 pukul 5=.6% Ferdianto. *%%7. Rasionalitas Pemberian Analgesik Tramadol Pasca Operasi Di Rs Dr. Kariadi Semaran. https://www.google.com/ Feprints.undip.ac.id 'iakses 5= -aret *%56 pukul 5=.6% &enilaian ,ramadol dalam -anajemen 4asa Sakit. http3::id.prmob.net:tramadol:manajemen# rasa#sakit:analgesik#*7=76$.html di akses tanggal 5= -aret *%56 pukul *%.%%

17 | P a g e

PE4BAI AN 4E*E4AT ANESTESI

N0

SEBELUM PE4BAI AN

SETELAH PE4BAI AN ,anpa hipoventilasi 3 'osis awal diberikan %,9 mg >@ 'engan hipoventilasi 3 'osis awal diberikan 5#* mg>@ 8ila tidak ada respon dalam menit, diberikan nalokson 5#* mg>@ hingga timbul respon perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi pernapasan,

HAL

PA4A*

5.

'osis NaloksonP

dilatasi pupil, atau telah mencapai dosis maksimal 5% mg. 8ila tidak ada respon dalam menit, diberikan nalokson 5#* mg >@ hingga timbul respon perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi pernapasan, dilatasi pupil, atau telah mencapai dosis maksimal 5% mg.

Halaman $

*.

'osis 8en2odia2epinP

'osis 8en2odia2epine3 'osis premedikasi %,%7#%,5%

Halaman $

mg:kg 88, disesuaikan dengan umur dan keadaan pasien. &ada orang tua dan pasien lemah, dosisnya %,%* #%,% mg:kg88.
18 | P a g e

0ral 3 'ewasa 3 *%#9% mg (%,* #5 mg:kg) Anak 3 %,* #5 mg:kg

>- 3 *, #5% mg (%,% #%,* mg:kg) >@ 3 %, # mg (%,%* #%,5 mg:kg)

-engatasi opioid3

trias

intoksikasi

&emberian nalokson /umbah lambung Nafas buatan M 0* 8agaimana mengatasi ,rias intoksikasi opioidP Stimulasi amfetamin) >nfuse cairan elektrolit -empertahankan suhu tubuh ;a7ant, enema (untuk (cafein, efedrin, Halaman 5*

menghindari konstipasi) 8ila mampu bertahan N 5* jam, maka prognosisnya baik.

19 | P a g e

You might also like