You are on page 1of 8

MENINGITIS (RADANG SELAPUT OTAK)

A. Binomial Nomenklatur Klasifikasi kingdom Kingdom Filum Classis Ordo Family Genus Species Nama binomial : Bacteria : Proteobacteria : Beta Proteobacteria : Neisseriales : Neisseriaceae : Neisseria : N. meningtidis : Neisseria meningitidis

B. Morfologi Kuman Bakteri Neisseria meningitis (meningokokus) memiliki ciri identik pada warna dan karakteristik morfologinya dengan Neisseria gonorrhoeae. Ciri khas bakteri ini adalah berbentuk diplokokus gram negative, berdiameter kira-kira 0,8 m. Neisseria meningitis tidak bergerak (nonmotil) dan tidak mampu membentuk spora. Masing-masing dari kokusnya berbentuk seperti ginjal dengan bagian yang rata atau cekung berdekatan. Bakteri meningokokus ini dapat mengalami otolisis dengan cepat, hal ini khususnya dalam lingkungan alkali. Bakteri N. meningtidis ini memiliki enzim oksidase. mikroorganisme ini paling baik tumbuh pada perbenihan yang mengandung zat-zat organik yang kompleks (misalnya : darah atau protein binatang dan dalam atmosfer yang mengandung CO2 5 %). Struktur koloni bakteri ini terdiri dari minimal 8 golongan sero menigokokus (A, B, C, D W-135, X, Y dan Z). Golongan telah dikenal melalui kekhusuan imunologi dari masing-masing kapsul polisakaridanya. Pada polisakarida golongan A adalah suatu polimer dari suatu N-asetilmanosamin fosfat. Sedangkan polisakarida golongan C adalah suatu polimer dari asam N asetil O asetineuraminat. Untuk antigen meningokokus ini dapat ditemukan

dalam darah dan cairan serebrospinal. Pada belahan dunia bagian barat penyakit meningitis yang disebabkan oleh N. meningitidis ini terutama disebabkan oleh meningokous golongan B, C, W-135 dan Y, sedangkan di afrika penyakit ini disebabkan oleh golongan A. Pada nucleoprotein meningokokus (zat P) memiliki beberapa efek toksik untuk manusia namun hal ini tidak spesifik untuk organisme ini.

C. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari penyakit meningitis dapat muncul dalam hitungan jam atau bahkan lebih dari satu atau dua hari. Tanda dan gejala ini dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi yang baru dilahirkan. Namun, ada beberapa tanda yang berbeda antara bayi dengan orang dewasa yang telah menderita penyakit meningitis. Berikut beberapa gejala yang mungkin akan dialami oleh anak-anak (usia lebih dari dua tahun) dan orang dewasa yang telah mengalami penyakit ini: Mendadak demam tinggi Sakit kepala parah tanpa sebab yang jelas Leher kaku Mual atau muntah Sulit berkonsentrasi Selalu mengantuk dan sulit bangun dari tidur Sensitif terhadap cahaya Tidak nafsu makan dan minum Kejang Ruam kulit Sedangkan, pada bayi yang baru lahir, mereka tidak akan mengalami sakit kepala. Mereka akan menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: Demam tinggi Lebih sering menangis karena merasa tidak nyaman, terlebih ketika diangkat dari tempat tidur Sering mengantuk Sering marah Tidak aktif Lesu Pola makan buruk Terdapat tonjolan di ubun-ubun yang letaknya di atas kepala bayi Tubuh dan leher terasa kaku

D. Cara Perawatan 1. Penderita diisolasi 2. Vaksinasi, seperti; Vaksin meningokokus yang telah diizinkan di AS mencakup

polisakarida grup A, C, W153 dan Y, dan digunakan terutama perekrutan militer. Vaksin ini mungkin menguntungkan bagi beberapa orang yang mengunjungi daerah yang mengalami epidemik penyakit meningokokus. Vaksinasi juga harus

dipertimbangkan sebagai tambahan antibiotik kemoprofilaksis untuk beberapa orang yang tinggal dengan pasien yang mengalami infeksi meningokokus. Vaksin polisakarida (Haemophilus b polysaccharide vaccine) melawan masuknya Haemophilus influenzae tipe b yang telah diizinkan penggunaannya di AS dan sekarang digunakan rutin untuk pencegahan meningitis pada pediatrik.

3. Diberi obat-obatan Untuk meningokokus diberi obat Rifampisin, sulfadiazine. Untuk Hemofilus influenza diberi obat, Rifampisin

E. Cara Pengobatan Pengobatan pada meningitis dibedakan atas penyebab yang muncul. Penderita meningitis yang dikarenakan bakteri memiliki tingkat resiko yang tinggi terserang infeksi darah (septicaemia) sehingga perlu segera mendapatkan penanganan. Pengobatan meningitis yang disebabkan bakteri dapat berupa: Rujukan ke rumah sakit. Adanya infeksi berat yang dialami penderita, perlu mendapatkan perawatan segera di unit perawatan intensif (ICU). Dilakukannya diagnosis organisme kausatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri dan kepekaannya terhadap antibiotik sehingga dapat ditargetkan antibiotik apa yang dapat diberikan. Penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi. Antibiotik ini sering diberikan melalui suntikan ke vena atas lengan bawah. Terapi antibiotik buta, termasuk sefalosporin generasi ketiga, seperti cefotaxime atau ceftriaxone. Pengobatan dapat pula dilakukan dengan diberikan amoxicillin apabila terdapat dugaan listeriosis. Apabila terjadi infeksi meningococcal maka diberikan Benzylpenicillin (biasanya untuk 7 hari) dan Rifampicin atau siprofloksasin hari apabila hidung terkena kolonisasi (biasanya selama 2 hari). Pengobatan dengan cefotaxime atau benzylepenicillin selama 10-14 hari apabila disebabkan oleh pneumococci atau hemophilis influenza tipe b. Adapula pemberian rifampicin selama empat hari sebelum pasien terkena infeksi hemophillus. Meningitis yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus Grup B, diberi Benzylpenicillin dan gentamisin, atau cefotaxime selama 14 hari. Selama 10-14 hari, penderita juga diberi Amoxicillin dan gentamisin untuk penderita listeriosis. Adanya bantuan berupa oksigen, intravena cairan, gizi support, dan lain sebagainya. Kortikosteroid, diberikan untuk mengurangi edema, pembengkakan dan peradangan meninges. Selain itu diberikan pula steroid seperti

deksametason untuk mencegah kehilangan pendengaran dan komplikasi lain dari meningitis. Pengkonsumsiannya dianjurkan sebelum

diberikannya dosis pertama, dan berlangsung selama empat hari. Anti-emetics apabila mual dan muntah, kemudian diberikan obat anti kejang antikonvulsan. Untuk perawatan intensif, dapat dilakukan dengan rawat inap di rumah sakit. Selain pengobatan meningitis yang dikarenakan bakteri, adapula pengobatan meningitis yang disebabkan oleh virus, yaitu: Pengobatan dimulai dengan bantuan oksigen dan pemberian cairan intravena serta antibiotik. Setelah dilakukan diagnosis dan ditemukan jenis virusnya, penggunaan antibiotik dihilangkan, akan tetapi pemberian cairan intravena tetap dilanjutkan. Penggunaan obat-obatan anti virus pada infeksi yang telah parah. Misalnya saja aciclovir yang digunakan dalam mengobati infeksi virus herpetic, akan tetapi hanya diberikan di awal dari infeksi yang dirasa. Pasien diberikan suntikan aciclovir apabila dicurigai terkena herpes ensefalitis atau infeksi otak. Apabila terdapat infeksi sitomegalo maka dapat diberi Ganciclovir. Penderita meningitis yang disebabkan oleh virus ringan tidak memerlukan perawatan inap rumah sakit. Hal utama yang perlu dilakukan adalah memperbanyak istirahat, memperbanyak cairan tubuh, dan beberapa obat untuk menghilangkan sakit kepala serta mual dan muntah. Biasanya, pemulihan terjadi dalam satu atau dua minggu.

F. Cara Pencegahan Agar tidak terserang penyakit tersebut, kita harus mengetahui cara

pencegahannya. Berikut ini beberapa tips pencegahan penyakit meningitis, di antaranya : 1) Menjaga kebersihan tangan. Cuci tangan dengan sabun setelah dan sebelum makan, setelah dari toilet, dan sehabis memegang hewan peliharaan. Terutama apabila lingkungan Anda baru saja ada yang terserang penyakit meningitis. 2) Menjaga kebersihan area peternakan unggas. Karena jamur triptokokus yang berasal dari kotoran unggas, maka bagi Anda pemilik unggas harus selalu menjaga kebersihan kandang. Bagi yang bukan pemilik pun harus bersikap demikian, jika ada kotoran unggas di area rumah Anda, segeralah bersihkan. 3) Menjaga stamina dan daya tahan tubuh. Menjaga stamina dan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi. Cara ini adalah yang paling sederhana namun terkadang diabaikan. Padahal, dengan memiliki tubuh yang prima kita tidak akan mudah terserang penyakit apapun. Oleh karena itu, mulailah terapkan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga. Cukupkan juga asupan vitamin C agar terhindar dari virus-virus. 4) Berikan vaksinasi pada anak. Jenis vaksinasinya adalah vaksinasi IPD atau pnemokokus yang diberikan pada anak usia dua, empat, enam, lima belas bulan sebanyak empat kali. Meningitis lebih sering menyerang anak yang berusia di bawah dua tahun, oleh karena itu jangan pernah abaikan hal ini. 5) Kebersihan mainan dan area bermain anak. Cuci mainan dengan sabun anak setelah ia selesai bermain. Apabila Anda hendak menitipkan anak ke taman bermain umum, pastikan tempat tersebut bersih dan steril. 6) Hindari menggunakan alat-alat tertentu secara bersama-sama. Misalkan hindari meminum menggunakan gelas bekas orang lain yang belum dicuci terkebih dahulu. Karena virus ini dapat menular melalui air lender atau liur seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

dr. Hendro Susilo, Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS Dr. Soetomo, Surabaya

Infeksi Intrakranial, Cermin Dunia Kedokteran No. 34, 1984 39

E. Jawetz, J.L Melrik dan E.A. Adelberg, 1995, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Harsono. 2003. Meningitis. Kapita Selekta Neurologi. 2 URL : http://www.uum.edu.my/medic/meningitis.htm

Journal of Antimicrobial Chemotherapy (2001) 47, 285-296 2001 The British Society for Antimicrobial Chemotherapy

Pelczar, Michael J., 2005, Dasar-Dasar Mikrobiologi, University Indonesia Press, Jakarta

http://en.wikipedia.org/wiki/Neisseria_meningitidis" Categories: Proteobacteria

By: Sarwo Handayani Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD Created: 1996

l - 38k - Tembolok - Halaman sejenis www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=4&judul=Meningitis%

pengobatan-penderita-meningitis/ 18-03-14. 15.00

You might also like