You are on page 1of 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Kimia analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Dalam melakukan pemisahan atau pengukuran unsur atau senyawa kimia, memerlukan atau menggunakan metode analisis kimia. Kimia analitik mencakup kimia analisis kualitatif dan kimia analisis kuantitatif. Analisis kualitatif menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa dalam sampel, sedangkan analisis kuantitatif menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel. Kimia analitik tidak hanya digunakan di bidang kimia saja, tetapi digunakan juga secara luas di bidang ilmu lainnya. Penggunaan kimia analitik di berbagai bidang diantaranya : a. Pengaruh komposisi kimia terhadap sifat fisik Efisiensi suatu katalis, sifat mekanis dan elastisitas suatu logam, kinerja suatu bahan bakar sangat ditentukan oleh komposisi bahan bahan tersebut. b. Uji kualitas Analisis kimia sangat diperlukan untuk mengetahui kualitas udara di sekitar kita, air minum yang kita gunakan, makanan yang disajikan. Dibidang industri, analisis kimia digunakan secara rutin untuk menentukan suatu bahan baku yang akan digunakan, produk setengah jadi dan produk jadi. Hasilnya dibandingkan dengan spesifikasi yang ditetapkan. Bidang ini disebut pengawasan mutu atau quality control. c. Penentuan konsentrasi bahan/senyawa yang bermanfaat atau bernilai tinggi Analisis kimia digunakan pada penentuan kadar lemak dalam krim, kadar protein dalam suatu makanan atau bahan pangan, kadar Uranium dalam suatu bijih tambang. d. Bidang kedokteran Untuk mendiagnosis suatu penyakit pada manusia diperlukan suatu analisis kimia, sebagai contoh : tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase

alkali dalam darah menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin menunjukkan penyakit gula. e. Penelitian Sebagian besar penelitian menggunakan kimia analitik untuk keperluan penelitiannya. Sebagai contoh pada penelitian korosi logam, maka ditentukan berapa konsentrasi logam yang terlarut ke dalam lingkungan air. Di bidang pertanian, suatu lahan pertanian sebelum digunakan, maka tingkat kesuburannya ditentukan dengan mengetahui tingkat konsentrasi unsur yang ada di dalam tanah, misalnya konsentrasi N, P, K dalam tanah. (Wiryawan, 2011) Pada dasarnya konsep dasar analisis kimia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: 1. Analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui. 2. Analisis kuantitatif, yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada didalam suatu sampel. Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan pembentukan senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat sifat ini sebagai sifat periodik menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida, sulfida, hidroksida, karbonat sulfat, dan garam garam lainnya dari logam. Walaupun analisis kualitatif sudah banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip prinsip umum dan konsep konsep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar. Setelah melakukan analisis kualitatif, diketahui komponen apa atau pengotor apa yang ada dalam sampel tertentu, seringkali diperlukan informasi tambahan mengenai berapa banyak masing masing komponen atau pengotor tersebut. Beberapa teknik analisis kuantitatif diklasifikasikan atas dasar : 1. Pengukuran banyaknya pereaksi yang diperlukan untuk menyempurnakan suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksi yang terbentuk. 2. Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri). 3. Pengukuran sifat optis (pengukuran adsorban).

4. Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3. Analisis kimia kuantitatif yang klasik menyangkut analisis gravimetri dan titrimetri. Dalam analisis gravimetri, zat yang akan ditentukan diubah menjadi bentuk endapan yang sukar larut, selanjutnya dipisahkan dan ditimbang. Sedangkan analisis titrimetri yang sering disebut analisis volumetri, zat yang akan ditentukan dibiarkan bereaksi degan suatu pereaksi yang diketahui sebagai larutan standar (baku). Kemudian volume larutan tersebut yang diperlukan untuk dapat bereaksi sempurna tersebut di ukur. Selain kedua metode analisis tersebut di atas, dalam analisis dasar ini akan dipelajari pula metode

spektroskopi adsorbsi. Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan, pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat padat non logam. Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur unsur serta ion ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan (Kusuma, 2011).

2.2 Penggolongan Anion Kemungkinan adanya anion dapat diperkirakan dengan mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel pada percobaan terdahulu yaitu percobaan analisis kation. Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya.

Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbon dioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak asam karbonat. Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida. Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation. Anion dapat dipisahkan dalam golongan golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini. Proses proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk produk yang mudah menguap, dan (B) proses yang bergantung pada reaksi reaksi dalam larutan. Secara kasar, reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai adalah: Zat kimia kualitas teknis. Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P. Reagensia U.S.P yaitu memenuhi persyaratan kemurnian yang ditetapkan oleh United States Pharmacopoeia. Zat kimia bermutu reagensia (reagent grade) memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh Komite Reagensia Analitis dari Masyarakat Kimia Amerika Serikat. Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan: 1. Uji sulfat 2. Uji untuk zat pereduksi 3. Uji untuk zat pengoksid 5. Uji dengan larutan perak nitrat 6. Uji dengan larutan kalsium klorida 7. Uji dengan larutan besi (III) klorida.

Untuk keperluan sampel didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh, praktis semua ion logam mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak soda (ES) dipakai untuk pengujian anion. 1. Kelompok Nitrat 2. Kelompok Sulfat 3. Kelompok Halogenida (Ayu, 2012)

2.3 Penggolongan Kation Golongan golongan kation memiliki ciri ciri khas, yaitu: 1. Golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak. 2. Golongan II: membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, kadmium, bismut, stibium, timah. 3. Golongan III: membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt. 4. Golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. 5. Golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen. Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang massa masing masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan terbentuknya zat zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Ayu, 2012).

2.4 Metodologi Kimia Analitik Adapun metodologi kimia analitik, meliputi : 1. Perencanaan analisis. 2. Pengambilan sampel (sampling). 3. Persiapan sampel untuk analisis. 4. Pemisahan senyawa pengganggu. 5. Pengukuran (analisis) unsur/senyawa yang akan diketahui. 6. Evaluasi terhadap hasil analisis dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan ketelitiannya. (Wiryawan, 2011)

2.5 Aplikasi Analisa Kualitatif Uji Kualitatif Lemak pada Minyak Kelapa Sawit Lemak atau minyak adalah trigliserida atau triester dan asam lemak berantai panjang. Umumnya, minyak (cair) mengandung lebih banyak ketidakjenuhan daripada lemak (padat). Asam lemak mengandung atom karbon berjumlah genap dengan ikatan ikatan rangkap cis. Lipid adalah suatu golongan besar senyawa alami, molekulnya dapat dikatakan tak larut air. Trigliserida yaitu triester dari gliserol dan asam lemak adalah lipid yang paling melimpah pada jaringan hewan. Kolesterol adalah steroid paling melimpah dalam hewan. Dalam gizi, lemak dan minyak merupakan sumber biokalori yang cukup tinggi nilai kalorinya sekitar 9 kkal/gram. Selain itu lemak merupakan sumber asam lemak esensial dan sumber alamiah vitamin vitamin yang terlarut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Dalam uji kualitatif lemak, 10 tetes kloroform dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dan kemudian ditambahkan 3 tetes I2. Sampel berupa minyak kelapa sawit dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes dan apabila sampel mengandung lemak, maka akan terjadi perubahan warna campuran yang semula merah muda menjadi merah pucat sampai coklat (Pasaribu, 2012).

Mulai Masukkan 10 tetes kloroform kedalam tabung reaksi Masukkan 3 tetes I2 Masukkan 10 tetes sampel minyak Amati perubahan yang terjadi Selesai

Gambar 2.1 Flowchart Uji Kualitatif Lemak pada Minyak Kelapa Sawit (Pasaribu, 2012)

You might also like