You are on page 1of 176

BAB I

BATUAN DAN MEKANIKA BATUAN


1.1. DEFINISI BATUAN
Berbagai definisi dari batuan sebagai objek dari mekanika batuan telah diberikan oleh
para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan.
a. Menurut Para Geologiwan
1) Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk
kulit bumi.
2) Batuan adalah sernua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi atas :
- Batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock).
- Batuan yang tidak terkonsolidasi ( unconsolidated rock).
b. Menurut Para Ahli Tehnik Siil Khu!u!n"a Ahli Geotehnik
1) Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi.
2) Batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa misainya dengan
cangkul dan belincong.
#. Menurut Talobre $Peran#i!% 1&'()
Batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang berada
didalamnya (seperti air minyak dan lain-lain).
1
*. Menurut ASTM
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa massa yang
berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
e. Se#ara U+u+
Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda tidak mempunyai
komposisi kimia tetap.
!ari definisi di atas dapat disimpulkan bah"a batuan tidak sama dengan tanah. #anah
dikenal sebagai material yang "mobile", rapuh dan letaknya dekat dengan permukaan
burni.
1.,. K-MP-SISI BATUAN
$ulit bumi %% & dari beratnya terdiri dari ' unsur( ) *i +I ,e -a .a /g dan 0.
$omposisi dominan dari kulit bumi tersebut adalah :
*i)
2
1 2%' & ,e 1 33% &
+1
2
) 1 14% & .a
2
) 1 322 &
-a5 1 4% & $
2
) 1 2%' &
/g5 1 36 & ,e
2
)
3
1 27% &
0
2
) 1 2)2 &
Batuan terdiri dari batuan padat baik berupa kristal maupun yang tidak mempunyai
bentuk tertentu dan bagian kosong seperti pori-pori fissure crack joint dil.
2
1... DEFINISI MEKANIKA BATUAN
!efinisi mekanika batuan telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisi-komisi yang
bergerak di bidang ilmu-ilmu tersebut.
a. Menurut Talobre
Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya adalah
mempelajari perilaku (behaviour) batuan di tempat asalnya untuk dapat
mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut (seperti
penggalian diba"ah tanah dan lain-lainnya).
8ntuk mencapai tujuan tersebut /ekanika Batuan merupakan gabungan dari
Teori / engala+an / eker0aan1engu0ian *i laboratoriu+ / engu0ian in2!itu.
sehingga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang didefinisikan oleh
#alobre sebagai sains deskriptif yang mengidentifikasi batuan dan mempelajari
sejarah dari batuan.
!emikian juga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi terapan. Ilmu
geologi terapan banyak mengemukakan problem-problem yang paling sering dihadapi
oleh para geologia"an di proyek-proyek seperti proyek bendungan tero"ongan.
!engan mencari analogi-analogi terutama dari proyek-proyek yang sudah dikerjakan
dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada proyek yang sedang
dikerjakan. /eskipun penyelesaian ini masih secara empiris dan kualitatif.
3
b. Menurut 3oate!
/enurut -oates seorang ahli mekanika batuan dari $anada
1) /ekanika adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada sebuah
benda.
9fek ini bermacam-macam misalnya percepatan kecepatan perpindahan.
2) /ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari efek dari pada gaya terhadap
batuan.
9fek utama yang menarik bagi para :eologi"an adalah perubahan bentuk.
;ara ahli geofisika tertarik pada aspek dinamis dari pada perubahan <olume dan
bentuk yaitu gelombang seismik.
Bagi para insinyur mekanika batuan adalah :
- +nalisis dari pada beban atau gaya yang dikenakan pada batuan.
- +nalisis dari dampak dalam yang dinyatakan dalam tegangan (stress)
regangan (strain) atau enersi yang disimpan
- +nalisis akibat dari dampak dalam tersebut yaitu rekahan (fracture) aliran
atau deformasi dari batuan.
#. Menurut US National 3o++ittee -n 4o#k Me#hani#! $1&(')
/ekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku (behaviour)
batuan baik secara teoritis maupun terapan merupakan cabang dari ilmu mekanika
yang berkenaan dengan sikap batuan terhadap medan-medan gaya pada
lingkungannya.
4
*. Menurut Bu*a5ari
/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari mekanika perpindahan padatan untuk
menentukan distribusi gaya-gaya dalam dan deformasi akibat gaya luar pada suatu
benda padat.
0ampir semua mekanika perpindahan benda padat didasarkan atas teori kontinum.
$onsep kontinum adalah fiksi matematik yang tergantung pada struktur molekul
material yang digantikan oleh suatu bidang kontinum yang perilaku matematiknya
identik dengan media aslinya.
/aterial eki<alennya dianggap homogen mempunyai sifat-sifat mekanik yang sama
pada semua titik. ;enyederhanaannya adalah bah"a semua sifat mekaniknya sama ke
semua arah pada suatu titik di dalam suatu batuan.
e. Menurut 6u*!on *an 6arri!on
/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari reaksi batuan yang apabila padanya
dikenai suatu gangguan. !alam hal material alam ilmu ini berlaku untuk masalah
deformasi suatu struktur geologi seperti bagaimana lipatan patahan clan rekahan
berkembang begitu tegangan terjadi pada batuan selama proses geologi.
Beberapa tipe rekayasa <ang melibatkan mekanika batuan adalah pekrjaan sipil
tambang dan perminyakan.
#opik utama mekanika batuan adalah batuan utuh struktur batuan tegangan aliran
air dan rekayasa yang ditulis secara diagonal dari kiri atas ke kanan ba"ah. pada
:ambar 1.1. :aris ini sering disebut sebagai diagonal utama. *emua kotak lainnya
menunjukkan interaksi antara satu dengan lainnya.
7. Se#ara U+u+
/ekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan bila
terhadapnya dikenakan gaya atau tekanan.
2
:ambar 1.1. /atriks interaksi mekanika batuan dan rekayasa batuan yang
menunjukkan subyek-subyek utama dan interaksinya. (0udson dan 0arrison 1%%))
7
1.'. SIFAT BATUAN
*ifat batuan yang sebenarnya di alam adalah :
a. 6eterogen
1) =enis mineral pembentuk batuan yang berbeda.
2) 8kuran dan bentuk partikel>butir berbeda di dalam batuan.
2) 8kuran bentuk dan penyebaran <oid berbeda di dalam batuan.
b. Di!kontinu
/assa batuan di alam tidak kontinu (diskontinu) karena adanya bidang-bidang lemah
(crack joint, fault, fissure) dimana kekerapan perluasan dan orientasi dari
bidang-bidang lemah tersebut tidak kontinu.
#. Ani!otro
$arena sifat batuan heterogen diskontinu anisotrope maka untuk dapat menghitung
secara matematis misainya sebuah lubang bukaan yang disekitarnya terdiri dari batuan
B1 B2 B3 diasumsikan batuan eki<alen B? sebagai pengganti batuan B1 B2 B3
yang mempunyai sifat homogen kontinu dan isotrope (:ambar 1.2).
6

:ambar 1.2. +sumsi batuan eki<alen untuk mempermudah perhitungan di dalam
mekanika batuan.
1.8. BEBE4APA 3I4I DA4I MEKANIKA BATUAN
a. !alam ukuran besar solid dan massa batuan yang kuat>keras maka batuan
dapat dianggap kontinu.
b. Bagaimanapun juga karena keadaan alamiah dan lingkungan geologi maka
batuan tidak kontinu (diskontinu) karena adanya kekar fissure schistosity
crack ca<ities dan diskontinuitas lainnya. 8ntuk kondisi tertentu dapat
dikatakan bah"a mekanika batuan adalah mekanika diskontinu atau mekanika
dari struktur batuan.
c. *ecara mekanika batuan adalah sistem @multiple body@ (:ambar 1.3).
d. +nalisis mekanika tanah dilakukan pada bidang sedang analisis mekanika
batuan dilakukan pada bidang dan ruang.
e. /ekanika batuan dikembangkan secara terpisah dari meknaika tanah tetapi
ada beberapa yang tumpang tindih.
f. /ekanika batuan banyak menggunakan :
- teori elastisitas
- teori piastisitas
- dan mempeiajari batuan sistem struktur batuan secara eksperimen.
'
:ambar 1.3. *istem batuan single body dan multiple body (=umikis 1%'3)
1.9. BEBE4APA PE4S-A:AN DA:AM MEKANIKA BATUAN
Beberapa persoalan di dalam mekanika batuan akan timbul dan erat hubungannya
dengan aktifitas yang dilakukan oleh manusia pada batuan (:ambar 1.4) seperti
persoalan pondasi pada batuan penggalian batuan di ba"ah permukaan tanah baik
untuk pekerjaan teknik sipil maupun pertambangan pemakaian batu sebagai bahan
bangunan dan sebagainya.
%
:ambar 1.4. Beberapa aktifitas manusia pada batuan
+dapun persoalan di dalam mekanika batuan antara lain :
a. Bagaimana reaksi dari batuan ketika diambil untuk dipergunakan A
b.Berapa dan bagaimana besarnya daya dukung (bearing capacity) dari batuan
dipermukaan dan pada berbagai kedalaman untuk menerima berbagai beban A
c. Bagaimana kekuatan geser batuan A
d. Bagaimana sikap batuan di ba"ah beban dinamis A
e. Bagaimana pengaruh gempa pada sistem pondasi di dalam batuanA
f. Bagaimana nilai modulus elastisitas dan ;oisson?s ratio dari batuan A
g.Bagaimana pengaruh dari bidang-bidang lemah (kekar bidang perlapisan
schistosity retakan rongga dan diskontinuitas lainnya) pada batuan terhadap
kekuatannya A
1)
h. /etode pengujian laboratorium apa saja yang paling mendekati kenyataan untuk
mengetahui kekutan pondasi atau sifat batuan dalam mendukung massa batuan A
i. Bagaimana meiiiperhitungkan kekar dan sesar dalam perencanaan pekerjaan di
dalam batuan A
j. Bagaimana menangguiangi deformasi yang diakibatkan oleh perbedaan yang
bersifat perlahan-lahan (creep) pada batuan.
k. 0ukum apa saja yang menyangkut aliran plastik (plastik flow) dari batuan A
1. Bagaimana pengaruh anisotrop" terhadap distribusi tegangan dalam batuan A
m. Bagaimana korelasi dari hasil-hasil pengujian kekuatan batuan yang telah
dilakukan di lapangan dan di laboratorium dalam menyiapkan percontoh batuan A
n. Bagaimana metode pengujian yang akan dilaksanakan yang sesual dengan kondisi
lapangan terhadap sifat-sifat batuannya.
o. Bagaimana mekanisme keruntuhan>kehancu ran dari batuan (failure of rock)A
p. !apatkah keadaan tegangan di dalam massa batuan dihitung secara tepat atau
bahkan dapat diukur A
B. ,aktor-faktor apa saja yang menyangkut perencanaan kemiringan lereng dari suatu
massa batuan A
r. +pakah roof bolting pada atap sebuah lubang bukaan di ba"ah tanah sudah aman
sehingga lubang tersebut dapat digunakan sebagai instalasi yang permanen A
1.;. 4UANG :INGKUP MEKANIKA BATUAN
*ecara luas sasaran dari mekanika batuan adalah aplikasinya pada pemecahan
persoalan-persoalan geoteknik yang antara lain adalah
a. /enyelenggarakan penyelidikan yang bersifat teknik pada batuan.
b. /engernbangkan cara pengambilan percontoh batuan secara rasionil dan metode
identifikasi serta klasifikasi batuan.
c. /engembangkan peralatan uji batuan yang baik dan metode standar pengujian
untuk kuat tekan serta kuat geser batuan.
d. /engumpulkan dan mengklasifikasikan informasi batuan dan sifat-sifat fisiknya
dalam dasar ilmu mekanika batuan teknik pondasi dan teknik bangunan air.
11
e. Berdasarkan hasil-hasil pengujian yang dilakukan pada batuan dapat dipelajari
sifat fisik sifat mekanik (statik dan dinamik) elastisitas plastisitas perilaku
batuan clan bentuk kerusakan (failure) di ba"ah beban statik dan dinamik dari
batuan tersebut.
f. /empelajari sifat batuan di ba"ah kondisi thermal dan sistem keairan ("ater
regimen).
g. /enyangkut struktur statik dan dinamik dari batuan.
h. /engembangkan metode pengukuran di lapangan (in-situ) dari sifat deformasi
statik dan dinamik batuan serta tegangan sisa di dalam batuan di ba"ah kondisi
lingkungan yang bermacam-macarn seperti pelapukan leaching, seismik dan
tektonik.
i. /enyelenggarakan penelitian terhadap mekanisme kerusakan>kehancuran batuan.
j. /engorganisir penelitian tentang perkuatan batuan dar pengukuran tegangan
in-situ.
k. /engganti dengan metode ilmiah dari perencanaan teknik pada batuan yang
banyak menggunakan media empiris sebelumnya sehingga turut memberikan
konstribusi terhadap kemajuan disiplin ilmu mekanika batuan.
l. /erangsang dan menyebarkan ilmu pengetahuan tentang batuan dan mekanika
batuan.
m. /empergunakan mekanika batuan untuk memecahkan persolan-persoalan teknik
secara praktis.
n. /empelajari sikap massa batuan asli diba"ah kondisi beban dan kondisi
lingkungannya
o. /enyangkut struktur statik batuan dan kestabilan batuan sangat penting ditinjau
dari sudut keamanan (safety) dan ekonomi.
p. /empelajari stabilitas struktur rekayasa yang material utamanya adalah batuan.
B. /empelajari proses pengurangan ukuran batuan dengan menggunakan gaya-gaya
luar seperti pemboran peledakan pemotongan dan pengasahan.
r. /empelajari pengaruh gaya-gaya ;ada batuan dan yang utama adalah berkaitan
dengan fenomena yang mempengaruhi pendugan rekahan dan deformasi.
12
s. /empelajari beban atau gaya yang bekerja pada batuan analisis dari efek dalam
maksudnya tegangan dan regangan energi dalam dan akhirnya analisis dari
gaya-gaya dalam seperti rekahan aliran atau deformasi batuan.
13
B+B II
ANA:ISIS TEGANGAN $ST4ESS) DAN 4EGANGAN $ST4AIN)
,.11. DEFINISI TEGANGAN $ST4ESS) DAN 4EGANGAN $ST4AIN)
=ika sebuah batang prisma diberi tarikan dengan gaya yang terbagi rata di sepanjang
ujungnya (:ambar 2.1) gaya dalam juga terbagi merata di sepanjang potongan
penampang sembarang mm. #egangan (stress) pada potongan penampang mm
tersebut adalah gaya ; dibagi dengan luas potongan penampang + (:ambar 2.1.b).
1 ; > +
Cegangan (strain) dari batang prisma tersebut adalah pertambahan panjang dari batang
prisma tersebut dibagi dengan panjang mula-mula (:ambar 1.a).
:ambar 2.1. Batang prisma mengalami tarikan
14
#egangan pada potongan penampang miring dengan luas penampang+? 1 + > -os
ada 2 buah yaitu tegangan normal (normal stress)
n
yang tegak lurus pada bidang
potongan dan tegangan geser (shear stress)
nt
yang sejajar dengan bidang potongan.
cos . cos
+
;
+D
;
*
)
2
2 cos 1
( cos . cos *
2
n


+

) 2 sin 2 > 1 sin cos . sin *
nt

n
maksimim pada 1 ) yang besarnya
n
1

nt
maksimim pada 1 42
)
yang besarnya
nt
1 E
#egangan tergantung pada :
a. #itik dimana ia dikenakan.
b. 5rientasi dari luas permukaan dimana ia dikenakan.
c. *istem dari gaya-gaya luar yang dikenakan pada sebuah benda.
/isalkan titik ; berada ditengah-tengah sebuah empat pesegi panjang kecil (:ambar
2.2) di mana bidang yanB berhadapan sejajar menurut koordinat kartesian F y G.
$on<esi untuk menggambarkan tegangan normal dan tegangan geser sepertil terlihat
pada :ambar 2.2.
#egangan normal yang bekerja pada bidang normal terhadap sumbu F diberi simbol

F
.
#egangan geser yang bekerja searah dengan sumbu y pada bidang normal terhadap
sumbu F diberi simbol
Fy
.
#egangan geser yang bekerja searah dengan surnbu G pada bidang normal terhadap
sumbu F disebut
FG
.
12
:ambar 2.2. $omponen-kormponen tegangan di sebuah empat persegi panjang
!emikianlah definisi yang sama untuk
y

G

yG

yF

GF
dan
Gy
.
#egangan normal
F

y
dan
G
positif jika arahnya keluar dari permukaan
menggambarkan tegangan tarik. #egangan normal negatif adalah tegangan tekan
dimana arahnya menuju ke permukaan elemen.
#egangan geser
y

G

yG

yF

GF
dan
Gy
adalah positif jika arahnya searah dengan
arah kartesian positif. +kan diperlihatkan selanjutnya bah"a dari enam komponen
kartesian dari tegangan geser hanya tiga yang bebas. #itik ; terletak ditengah-tengah
empat persegi panjang. !alam keadaan setimbang momen gaya-gaya ke titik ; pada
arah sumbu F sama dengan nol.
)
2 2 2 2
/
F
+ + +

zyddzdz zyddydz yzddzdy yzddzdy



;ersamaan yang sama diperoleh untuk 9/y clan 9/ dengan masing-masing pada
arah sumbu y dan G.
17
*etiap persamaan dibagi dengan dF dy dG maka didapat:

Fy
1
yF

yG
1
Gy

GF
1
FG
Ini memperlihatkan bah"a sepasang tegangan geser mempunyai nilai dan tanda yang
sama.
,.,. ANA:ISIS TEGANGAN PADA BIDANG
:ambar 2.3.+ memperlihatkan diagram tegangan yang bekerja pada sebuah benda
berbentuk segi empat dalam dua dimensi (bidang) dengan sumbu F dan y. ;ada bidang
miring di mana normalnya membuat sudut terhadap sumbu F bekerja tegangan
normal
n
dan tegangan geser
Ft
yang nilainya merupakan fungsi dari
F

y
dan
Fy
yang bekerja pada bidang bidang yang tegak lurus sumbu F dan y (:ambar 2.3.b).
:ambar 2.3. !iagram tegangan pada bidang
+
F
1 +n cos
+
y
1 +n sin
dengan
+
F
1 luas penampang bidang yang 1 sumbu F
+
y
1 luas penampang bidang yang 1 sumbu y
+
n
1 luas penampang bidang miring.
16
!alam keadaan setimbang :
) ,
Hn

y yF F Fy y y F F n n
+ . cos - + . sin + . sin + . cos + . + +
sin + . cos - cos + . sin sin + . sin cos + . cos + .
n yF n Fy n y n F n n
+ +
. cos . sin 2 + . sin cos
Fy y
2
y
2
F n
+ +


2 sin 2 cos
2 2
Fy
y F y F
n
+

+
+
(1)
) ,
nt

y yF F Fy y y F F n nt
+ . sin + . cos + . cos + . sin + . + +
sin + . sin cos + . cos sin + . cos cos + . sins + .
n yF n Fy n y n F n nt
+
sin cos + . sin cos - cos sin
2
Fy
2
Fy y y F nt
+
( ) ) sin - (cos cos . sin
2 2
Fy y F nt



2 cos 2 sin
2
Fy
y F
nt

(2)
;ersamaan 1 dan 2 memberikan besar dan tanda dari
n
dan
nt
yang bekerja pada
bidang miring yang normalnya membuat sudut terhadap sumbu F. ;erioda dari
tegangan-tegangan ini adalah I karena persamaannya merupakan fungsi dari sin 2
dan cos 2. *ehingga tegangan-tegangan tersebut mempunyai nitai maksimum dan
minimum atau konstan.
1'
#urunan tegangan normal
n
terhadap sama dengan nol memberikan :
) 2 cos 2 2 sin ) (
d
n d

1 1
+

y y
dimana
1
digunakan untuk menggantikan yang menyatakan sudut spesifik.
Besarnya
1
adalah :
y F
Fy 1 -
1
-
2
tan 1>2


!ari persamaan ini didapat dua nilai yaitu
1
dan
1
J%)
)
. *atu sudut akan
memberikan arah dari tegangan normal maksimum dan sudut lainnya akan
memberikan arah dari tegangan normal minimum.
=ika
1
1 ) maka dari persamaan 1 didapat:
2 2
y F y F
F ma n

+
+

2 2
y F y F
min n

+rah ini disebut arah prinsipal atau utama (principal direction) dan tegangan normal
yang bersangkutan adalah tegangan prinsipal (principal stress) dimana
maF
disebut
major principal stress dan
min
disebut minor principal stress. Bidang di mana bekerja
tegangan prinsipal disebut bidang prinsipal (principal plane). #idak ada tegangan
geser yang bekerja pada bidang dimana tegangan normal maksimum atau minimum.
+pabila arah prinsipal diambil sebagai sumbu F dan y
Fy
1 ) dan persamaan 1 dan 2
disederhanakan menjadi :


2 cos
2 2
min maF min maF
n

+
+


2 sin
2
min maF
n t

Kariasi komponen tegangan


n
dan
nt
sesuai dengan <ariasi .
1%
,... :INGKA4AN M-64 DA4I TEGANGAN
;emecahan geometri untuk tegangan-tegangan dengan arah yang berbeda-beda
didapat dengan lingkaran /ohr.
8ntuk diagram tegangan seperti pada :ambar 2.3+ maka urut-urutan untuk membuat
lingkaran /ohr adalah sebagai berikut:
a. !ibuat sumbu tegak untuk dan sumbu horisontal untuk . $edua sumbu ini
saling tegak lurus dan skala untuk kedua sumbu ini harus sama.
b. ;lot tegangan normal
n
dan
F
pada sumbu tegangan normal .
c. ;lot teegangan geser
Fy
yang bekerja dibagian kanan dari benda langsung di
ba"ah atau di atas titik yang menggambarkan a pada sumbu tegangan normal.
=ika arah tegangan geser berla"anan dengan arah jarum jam relatif terhadap titik
pusat benda plot
Fy
di ba"ah sumbu tegangan normal. =ika arah tegangan geser
searah dengan arah jarum jam relatif terhadap titik pusat benda plot
Fy
di atas
sumbu tegangan normal.
d. ;lot tegangan geser
Fy
yang bekerja pada bidang yang sama dengan
y
di atas
titik yang menggambarkan
y
pada sumbu tegangan normal jika searah dengan
arah jarum jam dan di ba"ah titik tersebut jika berla"anan dengan arah jarum jam.
e. 0ubungkan kedua titik tegangan geser dengan sebuah garis lurus. :aris ini akan
memotong sumbu tegangan normal pada titik 1>2 (
F
J
y
).
f. :ambarkan sebuah lingkaran dengan titik pusatnya pada sumbu tegangan normal
di 1>2 (
F
J
y
) dan diameternya sama dengan panjang garis yang menghubungkan
kedua titik tegangan geser.
2)
:ambar 2.4. Lingkaran /ohr dari tegangan
!ari :ambar 2.4 terlihat ba"ah proyeksi dari jari-jari lingkaran pada sumbu tegangan
geser akan memberikan tegangan geser pada sudut tertentu dan proyeksi dari
ujung-ujung diameter lingkaran pada sumbu tegangan normal akan memberikan
tegangan-tegangan normal pada sudut tertentu.
=ari-jari lingkaran adalah tegangan geser maksimum dan perpotongan antara lingkaran
/ohr dan sumbu tegangan normal adalah tegangan prinsipal. *udut
1
adalah sudut
yang dibentuk antara sumbu F dengan arah dari tegangan prinsipal.
!apat dilihat pada :ambar 2.4 bah"a tegangan geser sama dengan nol jika tegangan
normal maksimum dan minimum. !emikian juga jika tegangan geser maksimum
maka tegangan-tegangan normal sama dengan setengah dari jumlah
tegangan-tegangan normal asal (original normal stresses).
*ebagai titik pusat lingkaran selalu pada titik :
2
%)
2
)
n n
y aF
+ +

+


21
,.'. ANA:ISIS 4EGANGAN
+da dua jenis deformasi yang dapat terjadi pada sebuah benda jika mengalami
tegangan yaitu :
a. ;erubahan panjang dari sebuah garis lurus.
;erubahan panjang persatuan unit panjang mula-mula disebut regangan longitudinal
longitudinal strain) yang didefinisikan sebagai
L
L

lim
) L

dengan ML 1 perubahan panjang


NL 1 panjang mula-mula
Cegangan longitudinal positif jika terjadi pertambahan panjang dan negatif jika terjadi
pengurangan panjang.
b. ;erubahan sudut dari sudut yang dibentuk oleh perpotongan dua buah garis lurus
disebut regangan geser (shear strain).
:ambar 2.2 memperlihatkan satu sudut dari segi empat yang mengalarni tegangan.
+ 5 B 1 sudut sebelum mengalami tegangan.
+D5DBD 1 sudut sesudah mengalami tegangan.
#itik 5 pindah ke 5? titik + pindah ke +? dan titik B pindah ke B? sesudah
mengalami tegangan.
!isplacement dari titik dinyatakan dengan u < dan " yang masing-masing sejajar
dengan F y dan G diasumsikan sebagai fungsi kontinu dari koordinat (FyG). =adi jika
u adalah displacement dari titik 5 pada arah F displacement dari titik + yang berada
di dekatnya pada arah F adalah u J Mu . NF > MF
22
F
u
F u - F
u
u F +O 5D

+ +

F
<
< - F
<
< +O +D

+

2 2 2 2
<

u u
2 1 F F
u
F F
u
F +D 5D
,
_

,
_

+
,
_

+ +
,
_

,
_

u
1 F +D 5D
;erubahan panjang pada segmen 5 + :
F
u
F
u
1 F +D 5D


,
_

menurut definisi regangan



F
F
F
lim
) F

:ambar 2.2. 0ubungan antara regangan dan displacement
23
/elihat :ambar 2.2 dan mengingat bah"a sudut-sudut N
1
dan N
2
adalah kecil serta
tegangan juga kecil terhadap unitnya maka dapat ditulis persamaan sebagai berikut :

,
_

,
_


+O 5D
+O +D
tan
1 1

y
u
y
y
v

y
y
u

,
_

,
_


BO 5D
BO BD
tan
2 2

;er definisi regangan geser (shear strain)
Fy
dalam sudut + 5 B adalah N
1
J N
2

v
y
u
y


!engan cara yang sama untuk bidang yG dan GF 7 komponen dari regangan dapat
ditulis sebagai berikut :
regangan normal


,
y
v
y


,
z
w
z


regangan geser

v
y
u
y

w
z
v
yz


,
z
u

w
z



=ika u < dan " adalah fungsi kontinu dari koordinat ruang F y dan G dari sebuah
benda maka keenam persamaan di atas adalah keadaan (state) dari regangan sebuah
titik di dalam benda.
24
BAB III. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN
..1. PENDA6U:UAN
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika batuan
dan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. *ifat fisik batuan seperti bobot isi berat jenis porositas absorpsi dan <oid ratio.
b. *ifat mekanik batuan seperti kuat tekan kuat tarik modulus elastisitas dan
nisbah ;oisson.
$edua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun lapangan (in-situ).
;enentuan di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap contoh (sample) yang
diambil dilapangan. *atu contoh dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat
batuan.
;ertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan uji tanpa merusak
(non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan
yang merupakan uji merusak (destructive test) sehingga contoh batu hancur.
..,. PENENTUAN SIFAT FISIK BATUAN DI :AB-4AT-4IUM
a. Pe+buatan 3ontoh
1) Di laboratoriu+
;embuatan contoh di laboratorium dilakukan dari blok batu yang diambil di lapangan
yang di bor dengan penginti laboratorium. -ontoh yang didapat berbentuk silinder
dengan diameter pada umumnya antara 2) - 6) mm dan tingginya dua kali diameter
tersebut. 8kuran contoh dapat lebih kecil maupun lebih besar dad ukuran yang disebut
di atas tergantung dari maksud uji.
22
,) Di laangan
0asil pemboran inti ke dalam massa batuan yang akan berupa contoh inti batuan dapat
digunakan untuk uji di laboratorium dengan syarat tinggi contoh dua kali diameternya.
*etiap contoh yang diperoleh kemudian diukur diameter dan tingginya dihitung luas
permukaan dan <olumenya.
a) Peni+bangan Berat 3ontoh
(1) Berat contoh ash (natural) : Pn.
(2) Berat contoh kering (sesudah dimasukkan ke dalam o<en selama 24 jam dengan
temperatur kurang lebih %)
o
-) : Po.
(3) Berat contoh jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam) : P".
(4) Berat contoh jenuh didalam air: Ps
(2) Kolume contoh tanpa pori-pori : Po - Ps
(7) Kolume contoh total : P" - Ps
b) Si7at Fi!ik Batuan
(1) Bobot isi ash (natural density) "
Ps - P"
Pn
(2) Bobot isi kering (dry density) "
Ps - P"
Po
(3) Bobot isi jenuh (saturated density) "
Ps - P"
P"
(4) Berat jenis semu (apparent specific gravity) "
Ps - P"
Po
/ bobot isi air
(2) Berat jenis sejati (true specific gravity) "
Ps - Po
Po
/ bobot isi air
27
(7) $adar air asli (natural water content) "
Po
Po - Pn
F 1)) &
(6) #aturated water content (absorption) "
Po
Po - P"
F 1)) &
(') !erajat kejenuhan "
Po - P"
Po - Pn
F 1)) &
(%) ;orositas n "
Ps - P"
Po - P"
F 1)) &
(1)) Koid ratio e "
1 - n
n

.... Penentuan Si7at Mekanik Batuan *i :aboratoriu+
a. U0i Kuat Tekan (Unconfined Compressive Strength Test)
8ji ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan contoh batu
yang berbentuk silinder balok atau prisma dari satu arah (uniaial)$ ;enyebaran
tegangan di dalam contoh batu secara teoritis adalah searah dengan gaya yang
dikenakan pada contoh tersebut. #etapi dalam kenyataannya arah tegangan tidak
searah dengan gaya yang dikenakan pada contoh tersebut karena ada pengaruh dari
plat penekan mesin tekan yang menghimpit contoh. *ehingga bentuk pecahan tidak
berbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan berbentuk kerucut
(:ambar 3. 1).
26
:ambar 3.1. ;enyebaran tegangan di dalam contoh batu dan bentuk pecahannya pada
uji kuat tekan
;erbandingan antara tinggi dan diameter contoh
!

mempengaruhi nilai kuat tekan


batuan. 8ntuk perbandingan (
!

) 1 1 kondisi tegangan triaksial saling bertemu


(:ambar 3.2) sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan batuan. 8ntuk uji kuat
tekan digunakan 2 Q
!

Q 22.
2'
:ambar 3.2. $ondisi tegangan di dalam contioh untuk
!

berbeda
/akin besar
!

maka kuat tekannya akan bertambah kecil seperti ditunjukkan oleh


persamaan di ba"ah ini :
- /enurut +*#/ :
>!
)222
)66'
!) (
c
c

- /enurut ;rotoudiakono< :
>!
2
6
'
2!) (
c
c

dengan
c
1 kuat tekan batuan
2%
:ambar 3.3. Cegangan yang dihasilkan dari uji kuat tekan batuan
;erpindahan dari contoh batu baik aksial ( ) maupun lateral ( ! ) selama uji
berlangsung dapat diukur dengan menggunakan dial gauge atau electric strain gauge
(:ambar 3.4).
!ari hasil uji kuat tekan dapat digambarkan kur<a tegangan-regangan (stress%strain)
untuk tiap contoh batu. $emudian dari kur<a ini dapat ditentukan sifat mekanik
batuan (:ambar 3.2)
1. $uat tekan 1
c
2. Batas elastik 1
9
3. /odulus Roung : 9 1
a

4. ;oissonDs ratio : < 1


1
1
a

pada tegangan
1
3)
Beberapa definisi modulus Roung :
1. /odulus Roung #angen (&angent 'oung(s )odulus), 9t (:ambar 3.7.a). !iukur
pada tingkat tegangan 1 2) &
a
9t


;engujian kuat tekan dengan ;engujian kuat tekan dengan
menggunakan @dial gauge@ menggunakan @electric strain gauge@
:ambar 3.4. ;engukuran perpindahan menggunakan dial gauge dan electric strain
gauge
:ambar 3.2. $ur<a tegangan-regangan hasil uji kuat tekan
31
2. /odulus Roung Cata-rata (*verage 'oung(s )odulus), 9
a<
(:ambar 3.7.b)
!iukur dari rata-rata kemiringan kur<a atau bagian linier yang terbesar dari
kur<a.
a
9s

3. /odulus Roung *ekan (#ecant 'oung(s )odulus), 9s (:ambar 7.c) !iukur dari
tegangan 1 ) sampai nilai tegangan tertentu yang biasanya 2) &
c
.
:ambar 3.7. Beberapa definisi modulus Roung
:ambar 3.6. !efinisi modulus Roung menurut 0a"kes
32
:ambar 3.' $ur<a tegangan-tegangan contoh batu kapur
33
b. U0i Kuat Tarik Tak :ang!ung (Indirect Tensile Strength Test)
8ji ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari contoh batu
berbentuk silinder secara tak langsung. 8ji cara ini dikenal sebagai uji tarik BraGil.
+lat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada uji kuat tekan.
:ambar 3.%. 8ji kuat tarik
#. U0 i Point :oa*
8ji ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength) dari contoh batu secara tak
langsung di lapangan. -ontoh batu dapat berbentuk silinder atau tidak beraturan
(:ambar 3.1)). ;eralatan yang digunakan mudah diba"a-ba"a tidak begitu besar dan
cukup ringan (:ambar 3.11). 8ji cepat sehingga kekuatan batuan dapat segera
diketahui di lapangan sebelum uji di laboratorium dilakukan.
-ontoh yang disarankan untuk uji ini adalah yang berbentuk silinder dengan diameter
1 2) mm (.S 1 24 mm).
34
:ambar 3.1) Bentuk Batu untuk point load test
:ambar 3.11. ;eralatan untuk point load test
32
!ari uji ini didapat :
2
s
!
;
I
!engan :
I
s
" +oint load strength inde (indeks ,ranklin).
; 1 Beban maksimum sampai contoh pecah.
! 1 =arak antara dua konus penekan.
0ubungan antara indeks ,ranklin (I
s
) dengan kuat tekan (
c
) menurut Bienia"ski
adalah sebagai berikut:

c
1 23 I
s
untuk diameter contoh 1 2) mm.
=ika I
s
1 1 /;a maka indeks tersebut tidak lagi mempunyai arti sehingga disarankan
untuk menggunakan uji lain dalam penentuan kekuatan (strength) batuan.
*. U0i Triak!ial
*alah satu uji yang terpenting di dalam mekanika batuan untuk menentukan kekuatan
batuan di ba"ah tiga komponen tegangan adalah uji triaksial. -ontoh yang digunakan
berbentuk silinder dengan syarat-syarat sama pada uji kuat tekan.
!ari hasil uji triaksial dapat ditentukan :
- strength envelope (kur<a intrinsic),
- kuat geser (shear strength),
- sudut geser dalam ()
- kohesi (-).
37
:ambar 3.12 8ji #riaksial
:ambar 3.13 Lingkaran /ohr dan $ur<a intrinsic dari hasil uji triaksial
36
:ambar 3.14 memperlihatkan kur<a tegangan-regangan dari hasil uji di laboratorium
terhadap contoh batu marmer dengan berbagai nilai tekanan pernampatan (
3
).
.aiknya
3
akan memperbesar kekuatan batuan tetapi modulus deformasi konstan.
:ambar 3.14. ;engaruh besarnya tekanan pemampatan (
3
) terhadap
kekuatan batuan (Kon $arman 1%11)
e. U0i Punch Shear
8ji ini untuk mengetahui kuat geser (shear strength) dari contoh batu secara langsung.
-ontoh berbentuk silinder tipis yang ukurannya sesuai dengan alat uji punch dengan
tebal t cm dan diameter d cm (:ambar 3.12).
*esudah contoh dimasukkan ke dalam alat uji punch kemudian ditekan dengan mesin
tekan sampai contoh pecah (; kg).
$uat geser (shear strength) " ; > I.d.t (kg>cm
2
)
3'
:ambar 3.12. 8ji punch shear
7. U0i Ge!er :ang!ung
8ji ini untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal tertentu. !ari hasil
uji dapat ditentukan (:ambar 3.17) :
- garis -oulombDs shear strength,
- kuat geser (shear strength),
- sudut geser dalam ()
- kohesi (-).
g. U0i Ke#eatan 4a+bat Gelo+bang Ultra Sonik
/odulus Roung dinamis dan nisbah ;oisson (<) dapat juga ditentukan secara tidak
langsung (dinamis) dengan uji kecepatan rambat gelombang ultra sonik yaitu
mengukur kecepatan rambat gelombang ultra sonik pada contoh batu.
!ari hasil uji ini akan didapat nilai-nilai cepat rambat gelombang tekan (<
p
) dan cepat
rambat gelombang geser (<
s
). $emudian dapat dihitung modulus Roung dianmis dan
nisbah ;oisson dari batuan yang diuji.
3%
. 1 beban normal
# 1 horisontal shear test
n1 . > + 1 .ormal stress
1# > + 1 *hear test
- ;ercontoh didalam shear test
- Longitudinal shear displacement NL
# J .. tan J -. +
atau
1 * 1 n. tan +
:aris T-oulomb?s shear strength@
tan 1 koefisien gesek pada permukaan geser
1 sudut gesek
- 1 kohesi
:ambar 3.17. 8ji geser langsung dan garis -oulombDs shear strength
;erhitungan hasil uji kecepatan rambat gelombang ultra sonik :
1) -epat rambat gelombang tekan (<
p
)
<
p
1 L m>detik
t
;
dengan L 1 panjang contoh (m)
tp 1 "aktu yang dibutuhkan gelombang tekan merambat sepanjang contoh
(detik)
4)
2) -epat rambat gelombang geser (<
s
)
<
s
1 L m>detik
t
s
dengan L 1 panjang contoh (m)
t
s
1 "aktu yang dibutuhkan gelombang geser merambat sepanjang contoh
(detik)
3) /odulus kekakuan dinamik (modulus geser) :
: 1 .K
s
2
dengan 1 massa per satuan <olume
4) .isbah ;oisson (<)

'

,
_

'

,
_

2
2
<p
<s
1 2
<p
<s
2 1
<
2) /odulus Roung !inamik
9 1 2 (1J<) : (kg>cm
2
)
7) $onstanta Lame
1 (<
p
2
- 2<
s
2
)
6) /odulus ruah (bulk modulus)
$ 1 / 3 (3<
p
2
- 4<
s
2
) kg>cm
2
41
..'. PENGGUNAAN SIFAT MEKANIK BATUAN 6ASI: U<I
:AB-4AT-4IUM
!alam #abel 3.1 diberikan ringkasan mengenai jenis uji laboratorium untuk
mendapatkan parameter mekanik batuan dan penggunaan parameter tersebut.
#abel 3.1. =enis uji sifat mekanik di laboratorium dan penggunaan parameter hasil
ujinya
<eni! U0i Para+eter "ang Penggunaan
*ieroleh
8ji kuat tekan - $uat tekan (a.) - Cancangan pilar
- Batas elastik (:9) - $emantapan lubang
bukaan
- /odulus Roung (9) - $emantapan fondasi
- .isbah ;oisson (<) - $emantapan lereng
8ji kuat tarik tak langsung - $uat tarik (at) - Cancangan penguatan
atap
tero"ongan
- ;eledakan
8ji point load - I ndeks point load (1) /engetahui kekuatan batuan
- $uat tekan (a) secara cepat
8ji triaksial - *elubung kekuatan - $emantapan lereng
batuan - $emantapan fondasi
- $ohesi (-) - $emantapan lubang
bukaan
- *udut geser dalarn ()
8ji punch shear - $uat geser - $emantapan lereng
- $emantapan bendungan
8ji geser langsung - :aris kuat geser -oulomb - $emantapan lereng
- $ohesi (-) - $emantapan pondasi
- *udut geser dalam P - $emantapan
lubangbukaan
8ji kecepatan rambat - $ecepatan rambat Cancangan penggalian
gelombang ultra sonik gelombang tekan (<
p
)
- $ecepatan rambat
gelombang geser (<
s
)
- /odulus elastistas
dinamik (9)
42
- .isbah ;oisson dinamik
(<)
..8. PENENTUAN SIFAT MEKANK BATUAN IN2SITU
!ilakukannya uji in-situ untuk menentukan sifat mekanik batuan lebih
menguntungkan dibandingkan dengan uji di laboratorium karena menyangkut <olume
batuan yang besar sehingga hasiinya lebih representatif dan lebih menggambarkan
keadaan massa batuan yang sebenarnya.
:ambar 3.16 memperlihatkan bertambahnya jumlah kekar dengan bertambah
besarnya ukuran contoh.
:ambar 3.16. Bertambahnya jumlah kekar dengan bertambah besarnya
ukuran contoh (0oek U Bro"n 1%'))
43
a. U0i Beban Batuan (Rock Loading Test / acking Te!t)
8ji beban batuan dilakukan untuk menentukan besaran dari modulus deformasi atau
modulus elastisitas massa batuan di dalarn sebuah lubang bukaan.
$emampuan rubahan (deformability) suatu massa batuan in-situ biasanya ditentukan
dengan cara mendongkrak batuan tersebut (jacking test). ;eralatan yang digunakan
untuk jacking test seperti yang ditunjukkan oleh :ambar 3.1'. 8ji ini dilakukan di
ba"ah tanah di dalam sebuah lubang bukaan batuan atau lebih dikenal dengan istilah
test adit. !ongkrak menekan atap dan lantai lubang bukaan atau menekan dinding
yang pada bagian kontaknya merupakan permukaan plat yang rata. 0asil dari uji ini
adalah deformasi atap dan lantai atau dinding akibat pernbebanan oleh jack tersebut.
!eformasi ini diukur dengan dial gauge dan etensometer pada berbagai kedalaman.
/odulus deformasi atau modulus elastisitas dapat dihitung dengan persamaan ini :
, " ," -a(l .v
-
) */
N0
dengan:
9 1 modulus deformasi>elastisitas
K 1 ;oissonDs ratio
a 1 jari-jari plat distribusi
, 1 penambahan beban (increment of load)
P 1 penambahan perpindahan (increment of displacement)
:ambar 3.1% memperlihatkan contoh kur<a tekanan dan perpindahan dari jacking test
dan :ambar 3.2) memperlihatkan contoh diagram regangan pada kedalaman tertentu
dari jacking test$
44
:ambar 3.1' ;eralatan untuk uji beban batuan
:ambar 3.1% !iagram tekanan-perpindahan dari 1acking-test
42
:ambar 3.2) !iagram regangan-kedalaaman dari 1acking-test
47
b. U<I GESE4 B:-K
8ji geser blok dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat geser (shear strength) dan
parameter deformasi di daerah geser (shear zone) atau pada massa batuan yang
banyak mengandung bidang-bidang diskontinuitas.
8ji ini harus ditakukan pada daerah yang strukturnya merupakan bagian dari
konstruksi ba"ah tanah yang akan dibuat. Bagian batuan yang akan diuji harus
sebesar mungkin. 8kuran batuannya tidak kurang dari 4) F 4) cm dengan tinggi 2)
cm. Bila ukurannya lebih besar dari 4) F 4) cm maka perbandingan panjang lebar
dan tinggi biasanya 2 : 2 : 1. $adang-kadang landasannya merupakan blok yang
ukurannya )6) m F )6)m bahkan dapat juga 1) F 1) m.
:ambar 3.21 memperlihatkan peralatan dan tata letaknya di dalam sebuah lubang
bukaan. *etelah persiapan selesai beban tangensial dan beban normal dilakukan
kepada blok batuan dengan dongkrak hidrolik. 8ntuk uji di dalam lubang bukaan
dongkrak hidrolik menyangga atap dan dinding lubang tersebut. !ongkrak <ertikal
memberikan beban normal pada blok clan dongkrak miring atau horisontal
memberikan beban tangensial (geser). +rah penekanan blok batu oleh dongkrak
sebaiknya membentuk sudut sekitar 12
o
) untuk menghindari rotasi blok dan
meringankan beban geser. ;engukuran deformasi dilakukan selama pembebanan dan
pelepasan beban dengan rneiiggunakan dial gauge. 8ji ini juga akan memberikan
besaran sudui ketahanan geser dari batuan.
* 1
n
tan J c
!engan :
* 1 kuat geser (shear strength)

n
1 beban normal di atas bidang geser
1 sudut ketahanan geser dari batuan
c 1 kohesi batuan
46
:ambar 3.21 ;eralatan uji geser blok
#. U0i Triak!ial In2Situ
8ji ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik deformasi dan kekuatan batuan pada
kondisi pembebanan tflaksial. #empat uji adalah di dalarn lubang bukaan ba"ah
tanah.
$ontak permukaan lantai atap dan dinding yang akan dikenakan beban berukuran
sekitar 1) m F 1) m. ;eralatan dan tata letaknya dapat dilihat pada :ambar 3.22.
;embebanan ke arah <ertikal dilakukan oleh dongkrak hidrolik sedangkan untuk arah
horisontal oleh flat jack$ !udukan flat jack dibuat denjan cara menggali bagian lantai.
Cuang antara flat jack dengan dinding batuan yang akan ditekan diisi oleh semen.
+gar dapat diperoleh nilai deformasi maka dipasang tiga buah bore hole
etensometer sepanjang masing-masing V 1) m dan electric displacement transducer
untuk mengukur perpindahan (displacement) <ertikal. *edangkan untuk arah
horisontalnya perpindahan diukur dengan deflectometer dan electric displacement
transducer atau 2inear 3ariable !ifferential &ransducer (LK!#).
4'
;ada sebuah tero"ongan dilakukan uji triaksial in-situ. ;embebanan maksimum ke
arah <ertikal adalah 7) kgf>cm
2
dan ke arah horisontal sampai mencapai ') kgf>cm
2
.
$adang-kadang tekanan ke arah horisontal sampai mencapai 2)) kgf>cm
2
. 0asil uji
dapat dilihat pada #abel 3.2.
9
<
adalah modulus untuk pembebanan statik yang menaik.
9
+
adalah modulus untuk pembebanan statik yang menurun.
:ambar 3.22 ;eralatan uji triaksial in-situ
4%
#abel 3.2. 0asil uji triaksial in-situ
Inter5al Inter5al
Siklu! Tegangan erin*ahan E
5
Mo*ulu! E
A
Mo*ulu!
No. =ertikal ++
kg71#+
,
kg71#+
,
kg71#+
,
1 2)-3)) )))-)22 113.)))
3))- 2) )22-))6 17).)))
2 2)-1)) ))6-)31 142.)))
4))- )2 )31-))7 14).)))
3 2)-4)) ))7-)3) 142.)))
4))- 2) )3)-))7 142.)))
4 2)-4)) ))7-)26 177.)))
4))- 2) )26-))4 122.)))
2 2)-7)) ))4-)74 144.)))
7))- 2) )74 - )24 136.)))
7 2)-7)) )24-)62 14.)))
7))- 2) )62-)34 144.)))
6 2)-7)) )34-)7' 171.)))
7))- 2) )7'-)22 (362.))))
2)
..9. PENGGUNAAN SIFAT MEKANIK BATUAN 6ASI: U<I IN2SITU
!alam #abel 3.3 diberikan ringkasan mengenai jenis uji in-situ untuk mendapatkan
parameter mekanik batuan dan penggunaan parameter tersebut.
#abel 3. 3. =enis uji sifat mekanik in-situ dan penggunaan parameter hasil ujinya
<eni! U0i Para+eter "ang *ieroleh Penggunaan
8ji beban batuan - ;arameter deformasi
- ;arameter kekuatan
- $emantapan lubang bukaan
- $emantapan lereng
8ji geser blok - *elubung kekuatan batuan
- $ohesi (-)
- *udut geser dalam ()
- $emantapan lubang bukaan
- $emantapan lereng
8ji triaksial in-situ /odulus Roung (9) - $emantapan lubang bukaan
- $emantapan lereng
21
..;. PENENTUAN <UM:A6 3-NT-6
!engan statistik jumlah contoh yang dibutuhkan dalam uji di laboratorium untuk
penentuan sifat fisik dan sifat mekanik sebuah batuan dengan ketelitian yang
dikehendaki dapat dihitung sebagai berikut:
S 1 W k
dengan:
S 1 nilai yang diambil (diperkirakan)
nilai rata-rata dari populasi
1 simpangan baku dari populasi.
=ika ada n contoh maka dapat diketahui SX
SX 1 X W k X
dimana tanda X menyatakan nitai yang diperkirakan.
$etelitian (precision) di mana diketahui S adalah : YS - S XZ
=ika. jumlah contoh banyak maka (SX) <ar t

dengan:
t adalah haGard dari :auss untuk 1 ))2 t 2
<ar 1 <ariansi
!apat ditulis
<ar (SX) 1 <ar (X) J k 2 <ar (X)
22
n
X) ( <ar
2


1) - 2(n
X) ( <ar
2


2n
2 k
1) - 2(n
k
n
X) S ( <ar
2
2
2
2
2
+
+

2n
2 k
. t
2
+

2
2 k
t
2
2
2
+

Bu
u
B
2
t
2
2 k
B n
2
2
2

,
_

u
23
:ambar 3.23 $ur<a jumlah contoh terhadap ketelitian relatif untuk t 1 2 dan B 1 )2
24
BAB I=. PE4I:AKU BATUAN
'.1. PENDA6U:UAN
Batuan mempunyai perilaku (behaviour) yang berbeda-beda pada saat menerima
beban. ;erilaku batuan ini dapat ditentukan antara lain di laboratorium dengan uji kuat
tekan. !ari hasil uji dapat dibuat kur<a tegangan-regangan kur<a creep dari uji
dengan tegangan konstan dan kur<a relaksasi dari uji dengan regangan konstan.
!engan mengamati kur<a-kur<a tersebut dapat ditentukan perilaku dari batuan.
'.,. P:ASTIK DAN E:AST-2P:AST1K
;erilaku batuan dikatakan elastik (linier maupun non linier) jika tidak terjadi
deformasi permanen pada saat tegangan dibuat nol.
:ambar 4.1. $ur<a tegangan-regangan dan regangan-"aktu untuk perilaku batuan
elastik linier dan elastik non
;lastisitas adalah karakteristik batuan yang mengijinkan regangan (deformasi)
permanen yang besar sebelum batuan tersebut hancur (failure).
22
:ambar 4.2. $ur<a tegangan-regangan dan regangan-"aktu untuk perilaku batuan
elasto-plastik
:ambar 4.3. $ur<a tegangan-regangan untuk perilaku batuan elasto-plastik sempurna
:ambar 4.4. $ur<a tegangan-regangan untuk perilaku batuan elastik fragile
27
;erilaku batuan sebenarnya yang diperoleh dari uji kuat tekan digambarkan oleh
Bienia"ski (1%'4) seperti pada :ambar 4.2. ;ada tahap a"al batuan dikenakan gaya
kur<a berbentuk landai dan tidak linier yang berarti bah"a gaya yang diterima oleh
batuan dipergunakan untuk menutup rekahan a"al (pre-eFisting cracks) yang terdapat
di dalam batuan. *esudah itu kur<a menjadi linier sampai batas tegangan tertentu yang
kita kenal dengan batas elastik(
9
) talu terbentuk rekahan baru dengan perambatan
stabil sehingga kur<a tetap linier. *esudah batas elasfik dile"ati maka perambatan
rekahan menjadi tidak stabil kur<a tidak linier lagi dan tidak berapa lama kemudian
batuan akan hancur. #itik hancur ini menyatakan kekuatan batuan.
:ambar 4.2. #ahap utama perilaku dari sebuah batu (Bienia"ski 1%'4)
$ekuatan batuan yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan di laboratorium sangat
dipengaruhi oleh lamanya uji tersebut berlangsung. :ambar 4.7 memperlihatkan
bah"a makin lama uji berlangsung maka kekuatannya makin rendah demikian juga
dengan nilai modulus deformasinya.
26
:ambar 4.7. ;engaruh "aktu uji terhadap kekuatan dan bentuk kur<a
tegangan-regangan batuan (Bienia"ski 1%'4)
'... CR!!P DAN 4E:AKSASI BATUAN
:ambar 4.6 menunjukkan bah"a di daerah I dan II pada kur<a tegangan regangan
masing-masing menyatakan keadan tidak ada creep dan creep stabil. *ehingga di
daerah tersebut kestabilannya adalah untuk jangka panjang karena regangan tidak
akan bertambah sampai kapanpun pada kondisi tegangan konstan.
!aerah III terjadi creep dengan kestabilan semu yang pada saat tertentu akan terjadi
failure. !aerah IK terjadi creep yang tidak stabil dimana pada beberapa saat saja
terjadi failure.
2'
:ambar 4.6. !aerah terjadinya creep pada kur<a tegangan-regangan dan
regangan-"aktu
*eperti pada creep batuan relaksasi batuan juga akan terjadi di daerah yang sama
pada kur<a tegangan-regangan (:ambar 4.').
:ambar 4.'. !aerah terjadinya relaksasi pada kur<a tegangan-regangan dan
regangan-"aktu
2%
'.'. 6UBUNGAN TEGANGAN DAN 4EGANGAN UNTUK PE4I:AKU
BATUAN E:AST1K :INIE4 DAN IS-T4-P
a. Batuan dikenakan tegangan sebesar
1
pada arah (1) sedangkan pada arah (2) dan
(3) 1 ) (:ambar 4.%).

1
1
9
1


2
1
9
1
v

3
1
9
1
v

linier *an i!oto


:ambar 4.%. #egangan uniaksial dan triaksial pada batuan
b. Batuan dikenakan tegangan sebesar
2
pada arah (2) sedangkan tegangan pada
arah (1) dan (3) 1 ).

1
1
9
2
v

2
1
9
2


2
1
9
2
v

c. Batuan dikenakan tegangan sebesar 4'5 pada arah (3) sedangkan tegangan pada
arah (1) dan (2) 1 )

1
1
9
3
v

2
1
9
3


3
1
9
3
v

7)
d. Batuan dikenakan tegangan :

1
pada arah (1)
1
total 1 ) (
9 9
3 2
1

+
v

2
pada arah (2)
2
total 1 ) (
9 9
3 1
2

+
v

3
pada arah (3)
3
total 1 ) (
9 9
2 1
3

+
v
Bentuk umum hubungan regangan dan tegangan adalah sebagai berikut :

1
1
.
9

9
1
1
v v

1
]
1

(arah prinsipal)
dengan . 1
1
J
2
J
3

i ber<ariasi dari 1 sampai 3.
=ika tidak pada arah prinsipal maka hubungan antara regangan dan tegangan adalah :

ij
1
ij ij
F .
9

9
1

v v

1
]
1

+

i ber<ariasi dari 1 sampai 3
j ber<ariasi dari 1 sampai 3
#train tensor : i
1
1
1
]
1

33 31 31
23 22 21
13 12 11



#tress tensor : i
1
1
1
]
1

33 31 31
23 22 21
13 12 11


ij
1 ) jika i [ j

ij
1 1 jika i 1 j
Bentuk umum hubungan tegangan dan regangan adalah sebagai berikut:

1
1 2
1
+ (arah prinsipal)
dengan
1
+
2
+
3
i ber<ariasi dari 1 sampai 3
71


) (1 2
9
1
]
1

+v
adalah modulus geser


) 2 - (1 ) (1
9
1
]
1

+ v v
v
dan dikenal sebagai koefisien Lame
=ika tidak pada arah prinsipal maka hubungan antara tegangan dan regangan adalah :

ij
1 2
ij
+ J
ij
i ber<ariasi dari 1 sampai 3
j ber<ariasi dari 1 sampai 3
'.8. 6UBUNGAN TEGANGAN DAN 4EGANGAN PADA BIDANG UNTUK
PE4I:AKU BATUAN E:AST1K :INIE4 DAN IS-T4-P
8ntuk menyederhanakan perhitungan hubungan antara tegangan dan regangan maka
dibuat model dua dimensi di mana pada kenyataannya adalah tiga dimensi. /odel dua
dimensi yang dikenal adalah
a. Cegangan bidang (plane strain)
b. #egangan bidang (plane stress)
c. *ymmetrical re<olution
a. 4egangan Bi*ang (Plane Strain)
/isalkan sebuah tero"ongan yang mempunyai sistem sumbu kartesian F y dan G
dipotong oleh sebuah bidang dengan sumbu F y (:ambar 4.1)) sehingga :

G
1 )

yG
1 ) (
yG
1
23
)

FG
1 ) (
FG
1
13
)
72
:ambar 4.1). Cegangan Bidang
) y) F (
9
<
-
9
G

G
+

y) F ( <
G
+
) - y F (
9
1
) - y F (
9
1

2 2
G
y v v v z v v
) - F y (
9
1
) - y (
9
1

2 2
y
y v v v z v v
y

2<) - (1 <) (1
9 <
2<) - (1 <) (1
9 <) - (1

F
+
+
+

y

2<) - (1 <) (1
9 <
2<) - (1 <) (1
9 <) - (1

y
+
+
+

12 12 Fy Fy
dengan
<) (1 2
9

+

y y
73
!alam bentuk matriks maka hubungannya :

'

1
1
1
1
1
1
1
]
1

+
+

+
+ +

'

y
y

y
y

v
v v v v
v v v v


) 1 ( 2
9
) )
)
) 2 1 )( 1 (
<)9 (1
) 2 1 )( 1 (
9 <
)
) 2 1 )( 1 (
9 <
) 2 1 )( 1 (
<)9 (1
b. Tegangan Bi*ang (Plane Stress)
;ada tegangan bidang maka seluruh tegangan pada salah satu sumbu sama dengan nol.
;ada :ambar 4.11
G
1 )
FG
1 )
yG
1 )
c" S#mmetrical Revolution
:ambar 4.12 memperlihatkan jika sebuah benda berbentuk silinder diputar pada
sumbunya maka benda tersebut dapat di"akili oleh sebuah bidang. $arena sumbunya
merupakan sumbu simetri maka benda tersebut cukup di"akili oleh bidang yang
diarsir.
:ambar 4.11. #egangan Bidang
74
:ambar 4.12. *ymmetrical Ce<olution
72
=. K4ITE4IA $%ILUR! BATUAN
8.1. PENDA6U:UAN
$riteria failure batuan ditentukan berdasarkan hasil-hasil percobaan (eksperimen).
9kspresi dari kriteria ini mengandung satu atau lebih parameter sifat mekanik dari
batuan dan menjadi sederhana jika dihitung dalam 2 dimensi dengan asumsi regangan
bidang (plane strain) atau tegangan bidang (plane stress).
;ada tegangan bidang dua tegangan prinsipal (principal stresses) saja yang
berpengaruh karena satu tegangan utama sama dengan nol. ;ada regangan bidang jika
dipunyai
1
\
2
\
3
maka intermediate principal stress
2
merupakan fungsi dari
dua tegangan utama lainnya atau kriteria failure hanya berfungsi pada dua tegangan
utama tersebut (
1
dan
3
).
:ambar 2.1 menunjukkan titik-titik dari permukaan relatif kekuatan (strength) batuan
yang diperoleh dari uji laboratorium yang biasa dilakukan.
- 8ji kuat tekan unconfined

1
1
-

2
1
3
1 ) digambarkan oleh titik -.
- 8ji kuat tarik

1
1
2

3
1 -
t
digambarkan oleh titik #.
- 8ji triaksial

1
\
2
1
3
digambarkan oleh kur<a -/.
77
:ambar 2.1. Cuang dari tegangan-tegangan hasil uji klasik di dalam mekanika batuan
8.,. TE-4I M - 6 4
#eori /ohr menganggap bah"a
- untuk suatu keadaan tegangan
1
\
2
\
3
(intermediate stress) tidak
mempengaruhi failure batuan
- kuat tarik tidak sama dengan kuat tekan.
#eori iri didasarkan pada hipotesa bah"a tegangan normal dan tegangan geser yang
bekerja pada permukaan rupture memainkan peranan pada proses failure batuan.
8ntuk beberapa bidang rupture di mana tegangan normal sama besarnya maka bidang
yang paling lemah adalah bidang yang mempunyai tegangan geser paling besar
sehingga kriteria /ohr dapat ditulis sebagai berikut
1 f()
76
dan digambarkan pada ( , ) oleh sebuah kur<a pada :ambar 2.2.
:ambar 2.2. $riteria /ohr : 1 f()
8ntuk keadaan tegangan
1
\
2
\
3
yang diposisikan pada bidang ( , ) terlihat
bah"a lingkaran /ohr (
1

3
) mempengaruhi kriteria failure. /ailure terjadi jika
lingkaran /ohr menyinggung kur<a /ohr (kur<a intrinsic) dan lingkaran tersebut
disebut lingkaran failure (:ambar 2.2).
$ur<a /ohr merupakan envelope dari lingkaran-lingkaran /ohr pada saat failure.
$ur<a ini tidak dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang sederhana melainkan
didapat dari hasil percobaan dengan menggambarkan en<elope dari beberapa
lingkaran /ohr pada saat failure pada berbagai kondisi tegangan (:ambar 2.3).
$riteria /ohr juga dapat digunakan untuk mempeiajari kekuatan geser (shear
strength) di dalam patahan kekar atau jenis-jenis diskontinuitas lainnya (:ambar
2.4).
7'
:ambar 2.3. $ur<a /ohr sebagai envelope dari lingkaran-laingkaran /ohr pada saat
failure
7%
:ambar 2.4. $ekuatan geser pada patahan
8... KI4ITE4IA M-6423-U:-MB
8ntuk mempermudah perhitungan di dalam mekanika batuan maka envelope /ohr
dianggap sebagai garis lurus. 5leh karena itu didefinisikan kriteria /ohr--oulomb
sebagai berikut (:ambar 2.2).
1 - J
dengan :
1 tegangan geser
1 tegangan normal
- 1 kohesi
1 koefisien geser dalam dari batuan 1 tan
/isalkan
1
dan

3
adalah tegangan-tegangan utama ekstrim maka kriteria
/ohr--oulomb dapat ditulis :
- 2 ] ) ] (1 H ] ) ] (1 H
2
1
2
3
2
1
2
1

'

+ +

'

+
!ari persamaan (2.1) dapat disimpulkan bah"a batuan dapat mengalami rupture pada
dua bidang dengan kondisi tegangan yang berbeda.
6)
:ambar 2.2. $riteria /ohr--oulomb
;ersamaan (2.1) dapat disederhanakan dan merupakan fungsi dari c (kuat tekan) dan
t (kuat tarik).
- $ondisi tekan :
1
1 c ,
3
1 )
- 2 ] ) ] (1 H
2
1
2
1

'

+
- $ondisi tarik :
1
1 ) ,
3
1
#

- 2 ] ) ] (1 H
2
1
2
#

'

+ +

'

'

+ +

] ) ] (1
] ) ] (1
H
H
2
1
2
2
1
2
1
c
(2.2)
;ersamaan (2.1) dapat ditulis
1
H
H
H
H
1
3
c
1

=ika tan 1 persamaan (2.2) dapat ditulis :

sin 1
sin 1
1 H
H
c

61
;ada bidang (
1 ,

3
) persamaan (2.3) digambarkan oleh garis 9, (:ambar 2.2) tetapi
karena
1
\

3
kriteria digambarkan oleh gads $,. .ilai
1
dan

3
di mana terjadi
failure tedetak pada sudut B$, dan sudut +$, untuk kondisi tegangan di mana tidak
terjadi failure.
#eori ini memperkirakan bah"a
c
\

t
. 8ntuk 1 1 artinya 1 42
o
maka nilai
c
1
2'
t
. 0asil uji kuat tekan dan tarik untuk berbagai jenis batuan menunjukkan bah"a
perbandingan
c
/
t
cenderung untuk lebih besar dari 2'.
*emakin besar perbandingan tersebut batuan bersifat semakin getas dan cenderung
mudah dipisahkan.
:ambar 2.7. $riteria /ohr--oulomb (kasus umum)
,aktor keamanan (safety factor) dengan menggunakan kriteria /ohr--oulomb
ditentukan berdasarkan jarak dari titik pusat lingkaran /ohr ke garis kekuatan batuan
(kur<a intrinsic) dibagi dengan jari-jari lingkaran /ohr (:ambar 2.%). ,aktor
keamanan ini menyatakan perbandingan keadaan kekuatan batuan terhadap tegangan
yang bekeda pada batuan tersebut.
62
:ambar 2.6. $riteria /ohr--oulomb jika - 1 )
:ambar 2.'. $riteria /ohr--oulomb jika 1 ) (pure cohesive material)
63
:ambar 2.%. ;enentuan faktor keamanan
8.'. K4ITE4IA TEGANGAN TA4IK MAKSIMUM
$riteria ini menganggap bah"a batuan mengalami failure oleh fracture fragile
(brittle) yang diakibatkan oleh tarikan (tension) jika padanya dikenakan tegangan
utama -
3
yang besarnya sama dengan kuat tarik uniaFial (
t
) dah batuan tersebut.

3
1 -
t
64
=I. DIST4IBUSI TEGANGAN DI SEKITA4 TE4->-NGAN
9.1. Di!tribu!i Tegangan Sebelu+ Dibuat Terowongan
9.,. DIST4IBUSI TEGANGAN DI SEKITA4 TE4->-NGAN UNTUK
KEAMAN ?ANG PA:ING IDEA:
8ntuk memudahkan perhitungan distribusi tegangan disekitar tero"ongan maka
digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. :eometri dari tero"ongan
- ;enampang tero"ongan merupakan sebuah lingkaran dengan jari-jari C.
- #ero"ongan berada pada bidang horisontal.
- #ero"ongan terletak pada kedalaman 0 \\ C (0 \ 2) C).
- #ero"ongan sangat panjang sehingga dapat digunakan hipotesa regangan bidang
(plane strain).
b. $eadaan batuan.
- $ontinu.
- 0omogen.
- Isotrop.
c. $eadaan tegangan a"al (initial stress) hidrostatik.
1
1
1
]
1

)
)
)
) )
) )
) )

1 0 dengan 1 density batuan 0 1 kedalaman


#ymmetrcal revolution di sekeliling 5G.
62
:ambar 7.1. $oordinat *ilindrik
:ambar 7.2. ;erhitungan distribusi tegangan di sekitar tero"ongan
67
$esetimbangan pada 5r :
) .d< , 2 . .dr
2
d
. .d dr) (r .dr .r.d
r
r
r r
+ + +

,
_

r
( ) ) d< . , d . dr . d . dr .
r
d . .dr
r
. r .d .dr .d .r .r.d
r
2
r r
r r r
+ +

( ) )
r
: dapat di sehinga diabaikan dapat d< . dan, d . dr .
r
r
r r
2
r

r
$esetimbangan pada 5G :
) .d< , ). d ( .d
G G G G
+ + ds s
( )
konstan )
G
: dapat di sehinga diabaikan dapat d< . ,
) d< . , d . dG .
G
G
G
G
G
2
G

s
$esetimbangan tero"ongn :
konstan )
r
)
r
G
r
r
r

r
(6.1) dan (6.2)
;erpindahan dan regangan :
u 1 perpindahan radial
r
u
2II
u) 22I2I 2II
^
+B
BD +D +B
dr
du
_
r


66
9lastik Linier (0ukum 0ooke) :

+ +

r r G r G
G r _
G
r
r
) ( ) (
9
<
9
^
) (
9
<
9
^
) (
9
<
9
v
z
*ebelum penggalian *esudah penggalian
:ambar 7.3. $eadaan tegangan sebelum dan sesudah penggalian
2 r
r
r r
r
r )
r
r )
r ) )
) r
r
$

r
r
2
) (
)
r
) (
r 2
)
r
) (
r
)
r
) (
r ) 1 (

+
+

8ntuk r 1 ) :
2
2
) )
2
2
) ) r
)
2
) r
r
)
r
6
r
6
6 7


6'
:ambar 7.4. !istribusi tegangan di sekitar tero"ongan
9... DIST4IBUSI TEGANGAN DI SEKITA4 TE4->-NGAN UNTUK
TEGANGAN A>A: TIDAK 6ID4-STATIK
a.
5
$TEGANGAN =E4TIKA:) @ A%
h
$TEGANGAN 6-4IS-NTA:) B A
:ambar 7.2. $ondisi tegangan a"al uniaksial
6%
#egangan di sekitar lubang bukaan (tero"ongan dengan penampangnya berbentuk
lingkaran) diberikan oleh rumus di ba"ah ini (!uffaut 1%'l):


2 )sin
r
C
2
r
C
3 (1
2
H
2 )cos
r
C
3 (1
2
H
)
r
C
(1
2
H
2 )cos
r
C
4 -
r
C
3 (1
2
H
)
r
C
(1
2
H
2
2
4
4
<
r
4
4
<
2
2
<
4
4
4
4
<
2
2
<
r
+
+ + +
+ +
:ambar 7.7 menunjukkan bah"a tegangan tangensial tidak lagi konstan pada kontur
lingkaran di mana :
>2 untuk H 3
>3 untuk H 2
>4 untuk H
>7 untuk )
) untuk H
) 2 cos 2 1 ( H
<
<
<
<
<











:ambar 7.7.#egangan tangensial pada kontur sebuah tero"ongan berbentuk lingkaran
dengan tegangan a"al yang uniaksial (!uffaut 1%'1)
')
:ambar 7.6. !istribusi tegangan pada sumbu simetri untuk tegangan a"al yang
uniaksial (!uffaut 1%'1)
b.
5
$TEGANGAN =E4TIKA:) @ A%
h
$TEGANGAN 6-4IS-NTA:) @ A
:ambar 7.'. $ondisi tegangan a"al biaksial
'1
#egangan di sekitar lubang bukaan (tero"ongan yang berbentuk lingkaran) menjadi
(!uffaut 1%'l):


2 )sin
r
C
2
r
C
3 (1
2
H H
2 )cos
r
C
3 (1
2
H H
)
r
C
(1
2
H H
2 )cos
r
C
4 -
r
C
3 (1
2
H H
)
r
C
(1
2
H H
2
2
4
4
h <
r
4
4
h <
2
2
h <
4
4
4
4
h <
2
2
h <
r
+

+ +
+

+
+

#egangan tangensial pada kontur lingkaran :


>2 untuk H - H 3
>3 untuk H 2
>4 untuk H H
>7 untuk H 2
) untuk H - H 3
h <
<
h <
h
< h






+


!apat dilihat bah"a semua tarikan (tensile) tangensial akan hilang jika eh mencapai
harga <>3 dan untuk < 1 h semua < 1 2 < .
=ika tero"ongan tidak berbentuk lingkaran 1 kontur yang tidak isotrop (kontur elips)
maka tegangan ekstrim pada sumbu lubang bukaan seperti pada #abel 7.1.
'2
#abel 7.1. #egangan 9kstrim pada sumbu lubang bukaan bebrbentuk elips (!uffaut
1%'1)
'3
7.4. DIST4IBUS1 TEGANGAN DC SEKITA4 TE4->-NGAN UNTUK
BATUAN ?ANG TIDAK IS-T4-P $-4T6-T4-P)
!alam hal elastik orthotrop di mana ada dua modulus yang tegak lurus 91 dan 92
untuk sistem pembebanan uniaksial distribusi tegangan tidak dipengaruhi hanya
deformasinya. =adi distribusi yang didapat dari perhitungan sebelumnya tetap berlaku.
$etidakisotropan dari batuan sangat mempengaruhi kekuatan dari batuan tersebut.
/isalnya kuat tekan dari batuan yang berlapis (schist) dapat ber<ariasi dari 1 sampai
1) kali lipat atau lebih dan merupakan fungsi dari arah perlapisan (:ambar 7.%).
:ambar 7.%. $uat tekan dari sebuah batuan berlapis yang merupakan fungsi dari sudut
perlapisan
'4
*ebuah lubang bukaan dengan penampang berbentuk lingkaran dibuat di dalam massa
batuan yang berlapis (:ambar 7.1)) di mana kekuatan batuan tersebut digambarkan
seperti :ambar 7.% yang mengalami tegangan hidrostatik.
/ailure timbul pada kontur bagian tengah di mana sudut pertapisan dengan kontur 4)
)
sampai 6)
)
(kuat tekan batuan rendah).
:ambar 7.1). 9<olusi sebuah lubang bukaan berbentuk lingkaran di dalam massa
batuan berlapis (!uffaut 1%'1)
,enomena ini akan diperburuk oleh tegangan prinsipal mayor yang tegak lurus pada
arah perlapisan. !aerah tarikan pada sebuah lubang bukaan (tegangan adalah
uniaksial) mempunyai pengaruh yang berbeda posisinya terhadap perlapisan (:ambar
7.11).
:ambar 7.11. !aerah tarikan pada massa batuan berlapis (!uffaut 1%'1)
'2
=ika tegangan uniaksial adalah <ertikal maka keadaan (a) dengan adanya tarikan
tangensial yang akan memisahkan>merenggangkan perlapisan tidak begitu
mempengaruhi kestabilan. *ebaliknya keadaan (b) tarikan tersebut pada tiap-tiap
lapisan sehingga dapat patah oleh lengkungan karena beratnya sendiri.
:ambar 7.12. $uat tekan batuan schist pada tero"ongan di ;L#+ LanouF W
L?0ospitalet ;erancis (!uffaut 1%'1)
'7
+ntara nilai ekstrim 112 dan 72 /;a <ariasinya adalah diskontinu. .ilai minimum
antara sudut 2) dan 6) (:ambar 7.12).
9<olusi dari kontur tero"ongan dalam dengan penampang berbentuk bulat pada
batuan schist diperlihatkan pada :ambar 7.13.
:ambar 3. # ero"ongan di ;L#+ LanouF-L?0ospitalet ;erancis (!uffaut 1%'1)
a. #ahap 1
,ailure oleh geseran (shear) timbul di sekitar titik + di mana kual tekannya paling
kecil kemudian berkembang sampai membentuk profil B-!.
b. #ahap 2
#erbentuknya span yang tinggi --? daril lapisan batuan memungkinkan
terbentuknya rekahan pada dinding.
c. #ahap 3
Lengkungan dari lapisan yang dinyatakan oteh deformasi sudut -9- dengan
bukaan yang membentuk baji (wedge) di 9. *esudah batuan yang hancur
dibersihkan maka kontur akhir -,-? lebih stabil dad kontur semula (-9-?).
'6
9.8. DIST4IBUS1 TEGANGAN DI SEKITA4 TE4->-NGAN UNTUK
BATUAN ?ANG MEMPUN?All PE4I:AK:I P:ASTIK SEMPU4NA DI
SEKE:I:ING TE4->-NGAN
/isalkan kur<a intrinsik batuan pada :ambar 7.14 memotong lingkaran /ohr yang
menggambarkan tegangan pada kontur lubang bukaan dan peritaku batuan sesudah
kuat tekannya dilampaui dicirilkan oleh deformasi (strain) tak berhingga (perilaku
plastik sempurna).
:ambar. 7.14. #egangan di sekitar lubang bukaan bulat untuk batuan elastik dengan
tegangan mula-mula hidrostatik
;embuatan lingkaran /ohr dapat menentukan tegangan pada dinding (lingkaran /ohr
untuk kuat tekan
rC
1 )
C
"
-
).
!aerah elastik dibatasi oieh lingkaran yang berjari-jari C. +kibat darl tegangan
diserap oleh deformasi plastik pada daerah lingkaran sebelaih dalam. =ari-jari CD dapat
dihitung dengan membuat beberapa hipotesa (dihitung oleh $atsner untuk sebuah
kur<a intrinsic yang linier) (!uffaut 1%'1) :
C?1 C
''
dengan:
C? 1 jari-jari daerah plastik
C 1 jari-jari lubang bukaan

,
_

2 4
2 tan
sin 1
sin 1
`

1 sudut geser dalam


=ari-jari ini dapat tak terhingga untuk batuan yang tidak mempunyai kohesi jadi
kestabilan tidak mungkin dicapai tanpa penyangga (support). Cumus di atas dapat
dipermudah jika diambil sudut geser dalam () 1 1%2
)
1 +rc sin 1>3 sehingga ` 1 2.
:ambar 7.12. #egangan di sekitar lubang bukaan bulat dengan perilaku batuan plastik
sempurna di sekelilingnya
'%
9.9. DIST4IBUSI TEGANGAN D1 SEKITA4 TE4->-NGAN ?ANG
BE4BENTUK TIDAK BU:AT UNTUK KEADAAN ?ANG PA:ING
IDEA:
#abel 2 memperlihatkan distribusi tegangan pada garis keliling tero"ongan dengan
berbagai bentuk penampang tero"ongan dan berbagai keadaan tegangan mula-mula
untuk keadaan yang paling ideal.
#abel ini diambil dari simposium mekanika batuan di =epang tahun 1%74 dengan judul
T*tudy on Internal *tress of Cock *tratum +round #unnel@..

h
1 tegangan horisontal sebelum penggalian tero"ongan.

<
1 tegangan <ertikal sebelum penggalian tero"ongan.

1 tegangan tangensial untuk tiap titik pada garis keliling tero"ongan.


%)
#abel 2. ;erbandingan tegangan

>
<
yang bekerja pada tiap garis keliling
tero"ongan
%1
BAB =II. PENGUKU4AN TEGANGAN IN2SITU DA:AM MASSA BATUAN
;.1. PENDA6U:UAN
;engukuran tegangan (stress) in-situ dapat mengetahui keadaan tegangan di dalam
massa batuan dan dapat menentukan antara lain parameter-parameter penting untuk
mengetahui perilaku (behavior) massa batuan di tempat asainya.
;engukuran ini mencakup kepentingan di berbagai bidang. !alam bidang
pertarnbangan dengan diketahuinya keadaan tegangan yang ada di dalarn massa
batuan dapat ditentukan ukuran lubang bukaan dan kestabilan di dalam tambang.
klasifikasi batubara in-situ memerlukan diketahuinya secara tepat besar dan
penyebaran tegangan di dalam massa batuan.
Bagi para geologi"an pencarian gaya-gaya tektonik dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya tidak akan lengkap tanpa diketahuinya penyebaran teganga di dalam
struktur yang sedang
!alam bidang teknik sipil penentuan lokasi pembuatan sebuah tero"ongan ataupun
sebuah bendungan berdasarkan pada arah tegangan utama (principal stress) regional.
;emecahan klasik yang biasa dilakukan untuk mengetahui keadaan tegangan di dalam
massa batuan tanpa dilakukannya pengukuran in-situ adalah dengan menganggap
bah"a tegangan <ertikal (
<
) pada massa batuan yang berada pada kedalaman tertentu
adalah sama dengan berat per satuan luas dari batuan yang berada di atasnya atau :
dG H
G ) <

h

dengan:
h 1 kedalaman

G

1 bobot isi batuan


%2
*edangkan tegangan horiGontal (
h
) adalah isotrop dan besarnya :

h
1 k.
<
dengan :
v
v

1
k
v 1 nisbah ;oisson
8ntuk kedalaman (h) yang besar sekali maka keadaan tegangan pada umumnya
menjadi hidrostatik yaitu k 1 1 dan
h
1 j #etapi semua itu hanyalah sebuah estimasi
global dari kedaan tegangan yang ada di dalam massa batuan yang didasarkan pada
hipotesa yang sangat sederhana seperti : homogenitas isotropi dan perilaku
(behaviour) rheologi dari massa batuan. #egangan residual dan tektonik kemungkinan
ada di dalam massa batuan dan dapat merubah keadaan tegangan yang ada. 5leh
karena itu keadaan tegangan yang sebenarnya dapat berbeda jauh dengan keadaan
tegangan yang dihitung secara teoritis.
#eori hanya dapat memberikan perkiman besaran intensitas dari tegangan yang ada
sedangkan hanya pengukuran tegangan in-situ yang dapat memberikan keterangan
mengenai orientasi dan besarny-- tegangan pada massa batuan di ba"ah tanah.
!ari berbagai literatur terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan
metode-metode pengukuran tegangan in-situ. *eperti metode pengukuran langsung
(direct) dan pengukuran tidak langsung (indirect). =uga metode pengukuran absolut
dan penglikuran relatif. #etapi kelihatannya yang terbaik adalah klasifikasi
berdasarkan tipe dari pengukuran yang dilakukan.
+dapun klasifikasi dari berbagai metode pengukuran tegangan in-situ adalah sebagai
berikut:
a. /etode yang didasarkan pada pengukuran yang dilakukan di sebuah permukaan
bebas di dinding batuan. Rang dikenal antara lain adalah metode Cosette
deformasi.
%3
b. /etode yang didasarkan pada pengukuran tekanan yang diperlukan untuk
mengembalikan tegangan yang dibebaskan : /etode flat jack.
c. /etode yang didasarkan pada pengukuran di dalam lubang bor.
i. /etode o<ercoring.
- sel yang mengukur tegangan
- sel yang mengukur perpindahan
- perpindahan radial
- perpindahan radial dan longitudinal.
ii. /etode hydraulic fracturing.
;erlu diketahui bah"a interpretasi dari semua hasil pengukuran tegangan in-situ untuk
sernua metode yang telah disebutkan didasarkan pada hipotesa homogenitas
kontinuitas isotropi dan elastik linier. !i samping itu medan tegangan dianggap
homogen di sekitar tempat pengukuran dilakukan.
;.,. MET-DE 4-SETTE DEF-4MAS1
a. ;rinsip
;rinsip dari rosette deformasi adalah mengukur deformasi superficial pada sebuah
permukaan bebas di dinding massa batuan. !eformasi ini disebabkan oleh
pembebasan tegangan atau <ariasi tegangan.
b. 0ipotesa
Interpretasi dari hasil pengukuran tegangan dengan metode ini berdasarkan pada
hipotesa :
1) #egangan bidang (plane stress) yaitu tegangan yang tegak lurus bidang
pengukuran sama dengan nol.
%4
2) ;embebasan tegangan adalah total (seluruhnya). ;erhitungan dengan metode
elemen hingga menunjukkan bah"a diperlukan pemotongan sedalam 2) cm untuk
memperoleh pembebasan tegangan total.
3) ;erilaku (beha<iour) batuan adalah elastik linier. #egangan dihitung langsung dari
deformasi yang diukur dengan bantuan 0ukum 0ooke.
#. Pengukuran
;engukuran sebanyak delapan buah dipasang pada lingkaran yang berdiameter 2) cm
(:ambar 6.1). =arak antara titik-titik pengukuran tersebut diukur sampai ketelitian 1
mikron. $emudian batuan di sekitar lingkaran digergaji dengan menggunakan gergaji
intan sedalam 2) cm sehingga tegangan dibebaskan total.
#itik-titik pengukuran diukur lagi dan perpindahan yang disebabkan oleh pembebasan
tegangan dihitung. #egangan didapat dari (Bon<allet 1%67) :
) 1 (
. . .
) 1 (
. . .
) 1 (
. . .
4 > 3 4 > 3 4 > 4 >
Fy
2
2 > 2 >
y
2
2 > 2 >
F
v r
, u v , u
v r
, u v , u
v r
, u v , u
o o
o o

+
+

dengan :
9
i
1 modulus deformasi untuk 1 i
u
i
1 perpindahan radial untuk 1 i
r 1 jari-jari rosette 1 1) cm
< 1 nisbah ;oisson
9
i
dan < didapat daril hasill test di laboratorium mekanika batuan.
/etode rosette deformasi sangat menarik karena pelaksanaannya cepat tidak
memerlukan peralatan yang canggih dan hasil yang didapat mendekati sebenarnya.
Besar tegangan utama dapat dihitung demikian juga arahnya terhadap sumbu F dan y
dapat ditentukan.
%2
:ambar 6.1. /etode 6osette deformasi
%7
;... MET-DE F:AT <A3K
a. Prin!i
/otode ioni membebaskan sebagian tegangan yang ada di dalam massa batuan
dengan jalan membuat potongan pada batuan tersebut dengan bantuan gergaji intan
(:ambar 6.3). #egangan yang dibebaskan ini akan menyebabkan tedadinya deformasi
yang dapat berupa perpindahan dari titiktitik pengukuran yang dibuat. $emudian ke
dalam potongan tersebut dimasukkan flat jack agar supaya perpindahan dari titik-fitik
pengukuran menjadi not. #ekanan di dalam flat jack yang mengakibatkan perpindahan
not menggambarkan tegangan a"al (initial stress) di dalam massa batuan.
b. 6iote!a
Interpretasi dari hasil pengukuran tegangan dengan metode flat jack berdasarkan pada
hipotesa :
1) ;erilaku (beha<iour) batuan adalah elastik re<ersible tidak perlu linier dan batuan
homogen.
2) #egangan pada dinding batuan tidak dipengaruhi proses penggalian.
3) #egangan yang diukur tegak lurus dengan potongan <ang dibuat atau tegak lurus
dengan flat jack. !iharapkan bah"a arah tegangan ini mendekati arah dari
tegangan utarna.
#. Pengukuran
#itilk-titik pengukuran yang berupa baut besi dipasang dengan jarak 1) cm
masing-masing L
1
L
2
dan L
3
(:ambar 6.3). $emudian dibuat potongan pada batuan
dengan bantuan gergaji intan yang besamya hampir sama dengan ukuran flat jack.
%6
$emudian titik-titik pengukuran diukur jaraknya. #entu saja jaraknya akan bertambah
pendek akibat adanya potongan (L
1
-NL
1
L
2
-NL
2
L
3
-NL
3
). *esudah pengukuran
selesai ke dalam potongan dimasukkan flat jack yang berupa 2 lembar potongan baja
yang dijadikan satu dengan mengeias ujungnya (:ambar 6.4). /lat jack ini dipompa
dengan pompa hidraulik sampai NL
1
NL
2
dan NL
3
menjadi nol yang berarti kembali
ke keadaan semula. !alam kondisi ini tekanan di dalam flat jack sama dengan
tegangan yang dibebaskan yang merupakan tegangan yang berada dalam massa
batuan. $ekurangan utama dari metode flat jack adalah karena pengukuran dilakukan
pada batuan yang sudah tidak solid lagi karena pengaruh proses penggalian sehingga
hasil pengukuran yang didapat tidak representatif.
#etapi kekurangan ini dapat diatasi dengan melakukan pengukuran pada kedalaman
tertentu artinya pada batuan yang solid. ;engukuran dilakukan dua kali yang pertama
pada batuan yang tidak solid kemudian dilakukan penggahan sampai kedalaman 3)
cm dan pengukuran yang kedua ditakukan (:ambar 6.4). #eknik yang digunakan
tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran selama penggergajian oleh karena
itu kur<a !1 (kur<a pembebasan tegangan pada saat penggergajian) hanya dapat
diduga seperti :ambar 6.2.
*. Pengukuran Mo*ulu! De7or+a!i *engan Flat <a#k
;erhitungan kestabilan pekerjaan di ba"ah tanah memerlukan diketahuinya
karakteristik elastisitas dari batuan terutama modulus deformasi.
/lat jack menghasiikan tegangan yang diketahui besarnya di dalam massa batuan atau
dapat dihitung pada daerah tertentu sehingga dengan mengukur deformasi yang
dihasilkan oleh tegangan tersebut modulus deformasi dapat dihitung.
%'
:ambar di atas menunjukkan perpindahan akibat penggergajian
L 1 I
1
J I
2
J e
ae e aI I aI I L L
2 2 1 1
+ + + + +
1
1
I
I
dan
2
2
I
I
menggambarkan regangan elastik dari batuan demikian juga
dengan
LD
LD
Ne 1 perpindahan yang disebabkan oleh relaksasi dari batuan pada lubang gergajian
sesudah pembebasan tegangan.
5leh sebab itu kemiringan dari kur<a - yang diukur dari titik pengukuran L tidak
menggambarkan modulus deformasi karena regangan global yang diukur termasuk
relaksasi yang disebabkan oleh penggergajian. *ebaliknya tangent dari bagian linier
kur<a - yang diukur dari titik pengukuran L? adalah sama dengan modulus
deformasi dengan faktor koreksi yang tergantung dari geometri potongan gergaji.
%%
:ambar 6.2. $ur<e tegangan-regangan pada uji flat jack
1))
:ambar 6.3. ;rinsip uji flat jack
1)1
:ambar 6.4. ;emasangan flat jack dan titik-titik pada dinding tero"ongan
1)2
:ambar 6.2. /etode flat jack pada kedalaman tertentu
1)3
:ambar 6.7. ;eralatan untuk melakukan pengukuran tegangan in-situ dengan metode
flat jack
1)4
:ambar 6.6. -ontoh uji flat jack di tero"ongan Co<e (;erancis)
1)2
;.'. MET-DE &'!RC&RI()
a. Prin!i
;rinsip dari metode o<ercoring adalah membebaskan seluruh tegangan yang ada di
massa batuan dengan cara o<ercoring. $emudian deformasi pada batuan yang
disebabkan oleh dibebaskannya tegangan tersebut diukur dengan menggunakan sel.
!engan diketahuinya karakteristik deformasi batuan (dari uji laboratorium) maka
keadaan tegangan in-situ di dalam batuan dapat dihitung.
b. 6iote!a
Batuan homogen dengan perilaku elastik re<ersible.
#. Pengukuran
8ntuk mengetahui keadaan tegangan di dalam massa batuan adalah dengan mengukur
arah dan besarnya tiga tegangan utama pada sebuah titik yang ditentukan.
*ecara teoritis perlu diukur paling sedikit enam tegangan yang berbeda untuk dapat
mengetahui keadaan tegangan (:ambar 6.').
;engukuran tegangan dengan metode o<ercoring audalah pengukuran secara tidak
langsung. #egangan akan dibebaskan dengan pemboran o<ercoring yang akan
memisahkan inti batuan yang telah dipasang sel tertentu dari massa batuan (:.ambar
6.%). ;erpindahan yang merupakan fungsi dari tegangan dapat dihitung dengan
rumus-rumus yang banyak dibuat oleh para peneliti dan tiap rumus berlaku untuk sel
tertentu yang digunakan.
1)7
!engan menggunakan teori elastisitas linier isotrop maka perpindahan atau tegangan
yang diukur hanya pada dinding lubang bor artinya p 1 r di mana r adalah jari -jari
lubang bor (dalam sistem koordinat polar p G).
8ntuk sel dari 8ni<ersity of Liege (Belgia) yang dapat mengukur perpindahan radial
dan longitudinal diperoleh hubungan sederhana sebagai berikut (:ambar 6.%):
1) ;erpindahan longitudinal

'

+ + +
y y
v v . cos ) 1 ( 4 . sin ) 1 ( 4 H
r
G
H
r
G<
H
r
G<
9
r
u
G y F
r
G
2) ;erpindahan radial
[ ] [ ] { }
y y
v v v v . 2 sin ) 1 ( 4 . 2 sin ) 1 ( 2 1 . 2 cos ) 1 ( 2 1
9
r
u
2 2 2 r
p
+ + + +
Berdasarkan pengukuran beberapa kah dari perpindahan radial dan longitudinal (untuk
9) yang berbeda-beda) dapat diperoleh hubungan yang baik untuk dapat memecahkan
persaman matriks :
Y/Z - b*c 1 b8c (0ukum 0ooke)
dengan:
Y/Z 1 matriks yang elemen-elemennya hanya tergantung dari geometri sel dan
karakteristik mekanik batuan (9<).
b*c 1 matriks dari tegangan.
b8c 1 matriks dari perpindahandengan demikian tegangan utama dan arahnya dapat
dihitung.
$eenam tegangan yang tidak diketahui secara teoritis hanya memerlukan enam
persamaan untuk menghitungnya.
1)6
:ambar 6.'. *istem tegangan yang ada di dalam massa batuan
1)'
8ntuk sel yang mengukur secara langsung tegangan dengan menggunakan
etensometer gauge (misalnya sel dari Leeman) pada dinding lubang bor didapat
hubungan antara tegangan
F

y

G

Fy

FG
dan tegangan yang diukur pada dinding
lubang bor (dalam sistem p ) G yang berhubungan dengan sel) sebagai berikut
(Bertrand 1%'3) :


1 (
F
J
y
) W 2 (
F
-
y
)cos 2 - 4
Fy
sin 2

dd
1 - (2(
F
J
y
) cos 2 J 4
Fy
sin 2 ) +
G

d
1 - 2
Fy
sin + 2
yG
scos
;engukuran beberapa kali tegangan normal atau tegangan tangensial untuk berbagai
arah akan menghasilkan hubungan yang cukup untuk memecahkan sistem persamaan.
!ibutuhkan paling sedikit enam pengukuran.
a. Sel "ang Mengukur Tegangan *engan EDten!o+eter Gauge
(1) Leeman dan 0ayes pada tahun 1%77 mempublikasikan prinsip pengukuran dan
toori dari sol yang dilengkapi dengan eFtensometer gauge yang berupa tiga rosette.
#iap rosette terdiri dari dua gauge yang saling tegak lurus (+ dan -) dan gauge yang
ketiga (B) miring terhadap dua lainnya
+
1 )
B
1 42
-
1 %)).
$etiga rosettte yang diperkenalkan oleh Leeman merupakan harga dari ) I>2 dan
2I>4. *embilan angka tegangan diukur setiap kali pengukuran.
$esulitan penggunaan sel ini adalah cara penempelan etensometer gauge pada
dinding lubang bor terutama kalau ada air.
(2) *el -*IC5 (-ommon"ealth *cientific U Industrial Cesearch 5rganiGation). *el
ini digunakan untuk lubang bor yang pendek (J 1) m) yang dibuat dari permukaan
tanah atau dari dalam tanah (tero"ongan).
1)%
*el ini terdiri dari tiga rosette dengan sudut 12)
)
yang masing-masing terdiri dari tiga
gauge yang dipasang pada sebuah tabung. !iperlukan lubang bor dengan diameter 3'
mm (9S). 5<ercoring dapat dilakukan dengan diameter 1)) sampai 12) mm.
(3) *et dari #wedish #tate +ower 8oard. ;eralatan yang digunakan dapat melakukan
o<ercoring dengan diameter 67 mm sampai mencapai kedalaman 3)) m. 8kuran set
adalah ! 1 37 mm panjang 4)) mm. *el terdiri dari tiga rosette dengan sudut 12)
)
yang masing-masing terdiri dari tiga gauge yang dipasang pada selembar bahan yang
dengan sistem tertentu dapat menempel pada dinding lubang bor. !engan set in tidak
dapat dilakukan pengukuran selama o<ercoilng. 5leh karena itu pengukuran hanya
dilakukan dua kali yaitu sebelum dan sesudah o<ercoring untuk kesembilan gauge
yang dipasang.
b. Sel "ang +engukur erin*ahan
!i dalam praktek lebih mudah menggunakan sel yang mengukur perpindahan dinding
lubang bor terutama perpindahan radial "alaupun memberikan angka yang rendah
dengan dibebaskannya tegangan.
(1) *el yang hanya mengukur perpindahan radial lebih dikenal dengan set 8*B/
(8*. Bureau of /ines). *el tersebut memerlukan lubang bor dengan diamater 3'
mm dan terdiri dari tiga pengukuran diameterikal dengan sudut 12)
)
. 5<ercoring
dilakukan dengan ! 1 12) mm dan selama o<ercoring dapat dilakukan
pengukuran. $edalaman dibatasi sampai puluhan meter. /etode ini mudah dan
hasilnya cukup baik
(2) *et yang mengukur perpindahan radial dan longitudinal. *el dari 9niversity of
2iege yang dikembangkan oleh ,. Bonnechere dapat mengukur sekaligus
perpindahan radial dalam delapan titik pada empat diameter dengan sudut 42
)
dan
perpindahan longitudinal dalam delapan titik seperti pada :ambar 6.%.
11)
:ambar 6.%. ;enempatan dispositif pengukur perpindahan (*el 9niversity of 2iege)
;erpindahan longitudinal

'

+ + +
y y
v v . cos ) 1 ( 4 . sin ) 1 ( 4 H
r
G
H
r
G<
H
r
G<
9
r
u
G y F
r
G
;erpindahan radial
[ ] [ ] { }
y y
v v v v . 2 sin ) 1 ( 4 . 2 sin ) 1 ( 2 1 . 2 cos ) 1 ( 2 1
9
r
u
2 2 2 r
p
+ + + +
#itik-titik pengukuran ditekan ke dinding lubang bor (!167 mm) dengan
menggunakan dongkrak. $ontak antara titik pengukuran dengan dinding lubang bor
dapat dijaga dengan baik selama pengukuran. :vercoring dilakukan dengan ! 1 12)
mm. *elama overcoring dapat direkam 12 perpindahan secara kontinu.
111
(/odel dari C. Black"ood)
:ambar 6.1). !eformasi radial dan deformasi longitudinal pada saat o<ercoring
;.8. MET-DE 6?D4AU:I3 F4A3TU4ING
a. Prin!i
/etode ini dapat mengukur tegangan in-situ di dalam massa batuan dengan cara
menguji perilaku rekahan yang sudah ada atau rekahan yang baru dibentuk dengan
injeksi air sampai tekanan yang diperlukan untuk membuka kembali rekahan tersebut
di dalam sebuah lubang bor.
+nalisa dari data yang didapat (berupa debit air dan tekanannya) dapat menentukan
besarnya tegangan normal yang ada pada rekahan yang diuji.
!engan melakukan pengujian pada berbagai rekahan yang ada di dalam massa batuan
maka keadaan tegangan di dalam massa batuan dapat diketahui.
$elemahan hydraulic fracturing adalah tidak dapat melakukan pengukuran dengan
presisi (ketelitian) yang tinggi dan tidak dapat mengukur tegangan yang kecil.
112
b. Peralatan "ang Digunakan $Ga+bar ;.11)
/etode yang umum digunakan adalah double packer di dalam lubang bor tanpa
casing. yaitu mengisolir bagian dari lubang bor yang akan diuji dengan dua buah
packer.
;anjang dari bagian lubang bor yang diisolir biasanya antara 6) cm sampai dengan 1
m tetapi dapat juga 2 atau 1) m (:ambar 6.12).
!iameter lubang bor agar packer dapat dimasukkan adalah antara 7) sampai dengan
12) mm dan batuan harus mempunyai kekuatan yang cukup.
;acker tersebut dapat bekerja sampai tekanan 4) /;a dan dikembangkan dengan
pompa tekanan tinggi (debit kecil).
$e dalam lubang bor yang sudah diisolir diinjeksikan fluida (pada umumnya air)
dengan menggunakan pompa tekan tinggi (pompa tripleks). #ekanan air dapat
mencapai puluhan /;a. ;engendalian fracturing adalah dengan melihat debit dan
tekanan yang diberikan oleh indikator analogik atau numerik dan pencatatan di kertas
(pencatat 7 jalur).
+nalisis dari hasil yang diperoleh memerlukan keterangan dari orientasi rekahan yang
sudah ada maupun rekahan yang baru dibuat. 5rientasi rekahan tersebut diketahui
dengan cara mengambil gambar dengan suatu alat (sistem ;ajari) seperti pada :ambar
6.16 maupun memasukkan kamera #K ke dalam lubang bor.
113
:ambar 6.11. ;eralatan yang digunakan untuk uji hydraulic fracturing skala kecil
114
:ambar 6.12. *istem doyble packer untuk uji hydraulic fracturing di dalam lubang
bor
112
#. Kur5a Tie Fra#turing
!ari :ambar 6.13 dapat dibedakan dengan jelas :
- #ekanan fracturing(yang mempunyai hubungan dengan kuat tarik batuan);
fr
.
- #ekanan pertambahan besar ;
c
.
- #ekanan penutupan sesudah pompa injeksi dihentkan ;
f
.
!alam hal pengujian dilakukan di tempat yang sudah ada rekahannya kur<a
memberikan puncak (peak) dari tekapan pembukaan kembali yang kurang dari puncak
tekanan fracturing bahkan puncak tersebut tidak ada seperti ditunjukkan oleh :ambar
6.13b.
*. Intrerreta!i *ari U0i 6"*rauli# Fra#turing
;emboran mengakibatkan berubahnya distribusi tegangan di sekitar lubang bor. 8ntuk
keadaan di mana tegangan utarna
2

3
pada bidang yang tegak lurus pada sumbu
lubang bor (dengan
2
\
3
) tegangan tangensial

pada dinding lubang bor


mempunyai harga minimal 3
3
-
2
.
!engan mengambii 1 ) searah dengan
2
<ariasi

pada dinding lubang bor


disajikan pada :ambar 6.14 (1) dan 6.14 (2) (Polff et al.)
!i lain nihak untuk 1 ) (teaanaan minimal) bertambah kecil sebagai fungsi dari

2
>
3
:ambar 6.14 (3).
dengan :

1 2
2
1 2
3
untuk
2
>
3
1 1

1 )
2
>
3
1 3


mempunyai harga negatif (tegangan tarikan) untuk
2
>
3
\ 3
117
:ambar 6.13. *kema dari dua tipe perilaku batuan pada saat hydraulic fracturing
:ambar 6.14 (4) menunjukkan bah"a mulai dari jarak 2a (a 1 jari-jari lubang) dari
dinding lubang

hampir tidak berubah.


116
:ambar 6.14. Interpretasi dari uji hydraulic fracturing
11'
0aimson memperkenalkan konsep tegangan efektif (effecti<e stress) yang dinyatakan
dengan tekanan fracturing :
;
fr
- ;
o
p.1 (3
h
-
0
J C
#
- 2 ;
5
) $
dengan:
;
fr
1 tekanan fracturing
;
5
1 tekanan pori air

h
1 tegangan horiGontU minimum 1
3

0
1 tegangan horiGontal maFimum 1
2
C 1 kuat tarik dalam hydraulic fracturing
$ 1 parameter yang menghubungkan efek dari tekanan pori air dan
compressibility.
!i dalam batuan yang permeabilitasnya sangat kecil $ dapat dianggap 1 sehingga :
;
fr
1 3
h
-
0
J C
#
- ;
5
=ika batuan tidak permeabel ;
5
1 ) dan
;
fr
1 3
h
-
0
J C
#
!engan membuka lagi rekahan maka persamaan menjadi (dengan menganggap ;
r
1 ;
f
- C
#
) : ;
r
1 3
h
-
0

!engan diketahuinya tekanan penutupan ;
f
dan tekanan pembukaan ; yang
ditentukan pada saat uji maka dapat ditentukan (paling tidak dari sudut teori) :

h
1 ;
f

0
1 s ;
f
- ;
r
11%
:ambar 6.12. $ur<a hydraulic fracturing di dalam bituminous schist
:ambar 6.17. $ur<a hydraulic fracturing uji dilakukan pada batu pasir schisteu
tegangan minimal % /pa pada bidang perlapisan tegangan yang
diukur adalah 2) /;a
12)
:ambar 6.16. 5rientasi rekahan yang diambil dengan suatu alat (sistem pajari)
121
=III. K:ASIFIKAS1 MASSA BATUAN
(.1 PENDA6U:UAN
/etode rancangan empiris berhubungan dengan pengalaman praktis yang diperoleh
dari proyek-proyek sebelumnya untuk mengantisipasi kondisi dari lokasi proyek yang
diusulkan
$lasifikasi massa batuan merupakan cikal bakal dari pendekatan rancangan empeiris-
dan digunakan secara luas di dalam rekayasa batuan. !alam kenyataannya dibanyak
proyek pendekatan klasiflikasi digunakan sebagai dasar praktis untuk merancang
struktur di ba"ah tanah yang kompleks. $lasifikasi massa batuan tidak diaunakan
sebagai pengganti untuk rancangan rekayasa. #etapi harus digunakan bersama-sama
dengan metode obser<asi dan analitik untuk memformulasikan secara menyeluruh
rancangan yang rasional yang cocok dengan tujuan rancangan dan kondisi geologi di
lapangan.
#ujuan dari klasifikasi massa batuan adalah
a. /engidentifikasi parameter yang terpenting yang mempengaruhi perilaku massa
batuan.
b. /embagi formasi massa batuan yang khusus ke dalam grup yang memnpunyai
perilaku sama yaitu kelas massa batuan dengan berbagai kualitas.
c . /emberikan dasar untuk pengertian karakteristik dari tiap kelas massa batuan.
d. /enghubungkan pengalaman dari kondisi massa batuan di satu lokasi dengan
pengalaman yang ditemui di lokasi lain.
e. /engambil data kuantitatif dan pedoman untuk rancangan rekayasa (engineering
design).
f. /emberikan dasar umum untuk komunikasi diantara para insinyur dan
geologi"an.
122
8ntuk mencapai tujuan tersebut maka sistem klasifikasi harus :
1) *ederhana mudah diingat dan mudah dimengerti.
2) *etiap istilah jelas dan terminologi yang digunakan dapat diterima secara luas oleh
enjinir dan geologist.
3) *ifat-sifat massa batuan yang paling significant diikut sertakan.
4) Berdasarkan pada parameter yang dapat diukur dengan uji yang cepat rele<an
serta murah di lapangan.
2) Berdasarkan sistem rating yang dapat memberikan bobot relatif yang penting pada
parameter kiasifikasi.
7) !apat berfungsi untuk menyediakan data-data kuantitatif untuk rancangan
penyangga batuan.
#iga keuntungan yang diperoleh dari klasifikasi massa batuan adalah :
a. /eningkat.kan kualitas dari penyelidikan lapangan (site in<estigation) dengan
meminta data masukan yang minimum sebagai parameter kiasifikasi.
b. /emberikan informasi kuantitatif untuk tujuan rancangan.
c. ;enilaian reklayasa dapat lebih baik dan komunikasi dapat lebih efektif pada
suatu proyek.
$ebanyakan tero"ongan sekarang dibangun berdasarkan beberapa sistem klasifikasi.
*eperti yang banyak digunakan dan yang paling baik diketahui adalah klasifikasi
beban batuan #erGaghi yang sudah diperkenalkan lebih dari 4) tahun yang lalu
(#erGaghi 1%47). *ejak itu klasifikasi dimodifikasi (!eere dan ka"an-ka"an 1%6))
dan sistem klasifikasi baru diusulkan.
*istem ini memperkenalkan teknologi penyangga batuan yang baru yang diberi nama
rock bolt dan shotcrete yang digunakan di berbagai proyek seperti tero"ongan ruang
ba"ah tanah tambang lereng dan pondasi.
*aat ini terdapat berbagai sistem klasifikasi batuan seperlihat pada #abel '.1.
123
!ari berbagai sistem klasifikasi massa batuan yang ada enam yang perlu mendapat
perhatian khusus karena yang paling umum yaitu yang diusulkan oleh #erGaghi
(1%47) Lauffer (1%2') !eere dan ka"an-ka"an (1%76) Pickham dan ka"an-ka"an
(1%62) Bienia"ski (1%63) Barton dan ka"an-ka"an (1%64). $lasifikasi beban batuan
#erGaghi (1%47) klasifikasi pertama yang diperkenalkan dan digunakan di +merika
*erikat lebih dari 32 tahun telah dibuktikan dengan sukses untuk penero"ongan
dengan penyangga besi baja (steel support).
$lasifikasi Lauffer (1%2') didasarkan pada hasil keria dari *tini (1%2)) dan
merupakan langkah maju dalam seni penero"ongan dengan diperkenalkannya konsep
#tand%up time dari active span di dalam tero"ongan dimana dapat ditentukannya tipe
dan jumlah penyangga di dalam tero"onBan secara lebih rele<an.
$lasifikasi dari !eere dan ka"an-ka"an (1%76) memperkenalkan indeks Cock
euality !esignation (Ce!) yang merupakan metode yang sederhana dan praktis
untuk mendeskripsikan kualitas inti batuan dari lubang bor.
$onsep dari Cock *tructure Cating (C*C) dikembangkan di +merika *erikat oleh
Pickham dan ka"an-ka"an (11%62 1%64) yang sistem pertama yang memberikan
gambaran rating klasifikasi untuk memberikan bobot yang relatif penting dari
parameter klasifikasi.
$lasifikasi geomekanika (C/C system) diusulkan oleh Bienia"ski (1%63) dan e
system oleh Barton dan ka"an-ka"an (1%64) telah dikembangkan secara terpisah dan
kedua-duanya menyediakan data kuantitatif untuk memilih penguatan tero"ongan
yang modern seperti rock bollt dan shoterete.
124
#abel '.1. $lasifikasi massa batuan yang saat ini banyak digunakan
Na+e o7
3la!!i7i#ation
-riginator an* Date 3ountr" o7
-rigin
Ali#ation!
1. Cock load #erGaghi 1%47 8*+ #unnels "ith
steel support
2. *tand-up time Lauffer 1%2' +ustria #unneling
3. .+!+ ;acher et all. 1%74 +ustria #unnelling
4. Cock Buality
designation
!eete et al. 1%62 8*+ -ore logging
tunneling
2. C*C concept Pickhman et al. 1%62 8*+ #unneling
7. C/C system
(:eomechnanics
-lassification)
Bienia"ski 1%63
Last modified 1%6%-8*+
Pea<er 1%62
Laubscher 1%66
5li<ier 1%6%
:hose and Caju 1%'1
/oreno #allon 1%'2
$endorski et al. 1%'3
.akao et al. 1%'3
*erafim and ;ereira 1%'3
:onGaleG de Kallejo
1%'3
8nal 1%'3
Comana 1%'2
.e"man 1%'2
*andbak1%'2
*mith 1%'7
Kenkates"arlu 1%'7
Cobertson 1%''
*outh +frica
*outh +frica
*outh +frica
*outh +frica
India
*pain
8*+
=apan
;ortugal
*pain
8*+
*pain
8*+
8*+
8*+
India
-anada
#unnels mines
slopes
,oundations
Cippability
/ining
Peatherability
-oal /ining
#unneling
0ard rock
mining
#unneling
,oundations
#unneling
Coof bolting in
coal mines
*lope stability
-oal mining
Boreability
!regeability
-oal mining
*lope stability
6. e-*ystem
e- system eFtensions
Barton et al. 1%64
$irsten 1%'2
$irsten 1%'3
.or"ay
*outh +frica
*outh +frica
#unnels
chambers
9Fca<ability
#unneling
'. *trenght-siGe ,ranklin 1%62 -anada #unneling
%. Basic geotechnical
description
International *ociety for
Cock mechanics 1%'1
:eneral
communication
1). 8nified
classification
Pilliamson 1%'4 8*+ :eneral
communication
122
*istem e dikembangkan khususnya untuk tero"ongan dan ruang ba"ah tanah
sedangkan klasifikasi geomekanika "alaupun a"ainya dikembangkan untuk
tero"ongan dapat digunakan untuk rock slopes dan pondasi penilaian ground
rippability masalah-masalah di pertambangan (Laudbscher 1%66 :hose dan Caju
1%'1 $endorski dan ka"an-ka"an 1%'3).
(.,. MET-DE R&C* L&%+ 3:ASSIFI3ATI-N
#erGaghi (1%47) memformulasikan metode klasifikasi rasional yang pertama dengan
menge<aluasi beban batuan yang tepat untuk merancang steel sets. Ini merupakan
pengembangan yang penting karena penyangga dengan steel sets telah digunakan
secara luas untuk penagalian tero"ongan batuan selama 2) tahun yang lalu.
$lasifikasi ini hanya cocok untuk memperkirakan beban batuan untuk tero"ongan
yang disangga dengan steel arch tetapi tidak cocok untuk metode penero"ongan yang
modern dengan menggunakan shotcrete dan rock bolt. *esudah mempelajari secara
rinci -ecil (1%6)) menyimpulkan bah"a metode #erGaghi terlalu umum untuk dapat
menge<aluasi secara objektif kualitas batuan dan tidak menyediakan informasi
kuantitatif dari sifat-sifat massa batuan.
:ambaran utama dari klasifikasi #erGaghi diberikan pada gambar '.1 dan dituliskan
;ada #abel '.2 dan '.3.
.ilai rock load di #abel '.2 digunakan untuk mendeskripsikan ground conditions jika
tero"ongan terletak di ba"ah muka air tanah. =ika tero"ongan terletak diatas muka
air tanah rock load untuk kelas 4-7 dapat dikurangi dengan 2) &. Ce<isi yang penting
dari koefisien rock load klasifikasi #erGaghi diberikan oleh Cose (1%'2) di dalam
#abel '.2 yang memperiihatkan kondisi batuan #erGaghi 4-7 harus dikurangi dengan
2) & dari nilai rock load a"al karena muka air tanah efeknya k.ecil terhadap rock
load.
127
:ambar '. 1. $onsep beban batuan tero"ongan oleh #erGaghi (1%47)
(... K:ASIFIKAS1 ST%(+,UP TIME
$lasifikasi tahun 1%2' oleh Lauffer merupakan pondasi di dalam a"al kerja dari
geologi tero"ongan oleh *tini (1%2)) yang dianggap sebagai bapak dari sekolah
+ustria untuk penero"ongan dan meanika batuan. *tini menekankan pentingnya
cacad struktur di dalam massa batuan. Lauffer mengusulkan stand-up time untuk
berbagai active span yang dihubungkan pada berbagai kelas massa batuan.
+cti<e unsupported span adalah lebar tero"ongan atau jarak dari face kepenyangga
jika ini lebih besar dari lebar tero"ongan. *tand-up time adalah jangka "aktu dimana
tero"ongan dapat stabil tanpa penyangga sesudah penggalian. 0arus dicatat bah"a
beberapa faktor dapat mempengaruhi stand- up time seperti orientasi dari sumbu
tero"ongan bentuk penampang tero"ongan metode penggalian dan metode
penyangga.

126
$lasifikasi a"al Lauffer tidak lama digunakan semenjak dimodifikasi beberapa kali
oleh enjinir +ustria terutama oleh ;acher dan ka"an-ka"an (1%64) yang
mempelopori pengembangan .e" +ustrian #unneling /ethod (.+#/).
0al utama yang penting di dalam klasifikasi Lauffer ;acher adalah penambahan span
tero"ongan akan mengurangi langsung stand-up time.
*ebagai contoh pada saat membuat pilot tunnel dengan span kecil dapat berhasil
menggali dengan full face di batuan yang kondisinya fair sedangkan lubang bukaan
dengan span yang besar di batuan yang sama dibuktikan tidak mungkin untuk
menyangga di dalam "aktu stand%up timenya. 0anya dengan sistem heading dan
benching yang lebih kecil atau multiple drift penampang tero"ongan yang besar
dapat digali di kondisi batuan seperti ini.
$lasifikasi ini memperkenalkan stand%up time dan span sebagai parameter yang
rele<an di dalam menentukan tipe dan jumlah penyangga tero"ongan dan ini akan
mempengaruhi pengembangan yang lebih maju dari sistem klasifikasi massa batuan.
12'
#abel '.2. 5riginal #erGaghi?s Cock Load -lassification (1%47)
a b
4o#k #on*ition 4o#k :oa* 6 $7t) 4e+ark!
1. 0ard and intact dero Light lining reBuired only if spaling or
popping occurs
2. 0ard stratified or schistose )-).2 B Light support maunly for protection
against spails. Load may change
erractically from point to point.
3. /assi<e moderately jointed )-).22 B
4. /oderately blocky and seamy ).22-)32(BJ0t) .o side pressure
2. Kery Blocky and seamy ().32-1.1)) (BJ 0t) Little or no side pressure
7. -ompletely crushed 1.1) (BJ 0t) -onsiderable side pressure
softening effects of seepage to"ard
bottom of tunnel
reBuire either continuous support for
lo"er ends of ribs or circular ribs
6. *BueeGing rock
moderate depth
(1.1)-2.1)) (BJ 0t) 0ea<y side pressure in<ert struts
reBuired circular ribs are recommended
'. *BueeGing rock great depth (2.1)-4.2)) (BJ 0t)
%. *"elling rock 8p to 22) ft
irrespecti<e of the <alue
of (BJ 0t)
-ircular ribs are reBuired In eFtreme
cases use yielding *upport
a
+fter #erGaghi (1%47)
b
Cock load 0p in feet on tunnel roof "ith "idth B (ft) and height 0t (ft) id depth of more than 1. (BJ
0t )
c
!efinitions :
Intact rock contairs neither joints nor hair cracks. 0ence if it breaks it breaks across sound rock. 5n
account of the injury to the rock due to blasting spalls may drop of the roof se<eral hours or days after
blasting. #his is kno"n as a spalling condition. 0ard intact rock may also be encountered in the
popping condition in<ol<ing the spontaneous and <iolent detachment ofrock slabs from the sides of
roof.
*tratified rock consists of indi<idual state. "ith little or no resistance against seperation along the
boundaries bet"een strata. #he strata may or may not.
Be "eakned by trans<erse joint. In such rock the spalling condition is Buite common.
/oderatelly jointed rock contain joints and hair cracks but the blocks bet"een joints are locally gro"n
together or so intimately interlocked that <ertical "alls do not reBuire leteral support. In rock a of this
type both spalling and popping conditions may be encountered.
Block and seamy rock consist of chemically intact rock fragments "hich entirely separated from each
other and imperfectly interlocked. In such rock <ertical "alls may reBuire lateral support.
-rushed but chemically intact rock has the character of a crusher run. If most or all of the fragments are
as: a small as fine sand gains and no recementation has taken place crushed rock belo" the "ater table
eFhibits the propeties of a "ater-being sand.
*BueeGing rock slo"ly ad<ances into the tunnel "ithout percetible <olume increase. + preresBuisite for
sBueeGe is a high percentage of microsopic submicroscopic particles of micaceous mineral or of clay
minerals or of clay minerals "ith alo" s"elling capacity.
*"elling rock ad<ances into the tunnel chiefly on account of eFpansion. #he capacity to s"ells seems
to be limited to those rocks that contain clay minerals such as montmorillionite "ith a high s"elling
capacity.
12%
#abel '.3. $lasifikasi Cock Load #erGaghi yang umum digunakan
a b
4o#k 3on*ition 4ED 4o#k loa* 6 $7t) 4e+ark!
1. 0ard and intact %2-1)) dero *ame as #erGaghi (1%47)
2. 0ard stratified or
schistose
%)-%% )-).2 B *ame as #erGaghi (1%47
3. /assi<e
moderatelly
jointed
'2-%2 )-).22 B *ame as #erGaghi (1%47)
4. /oderatelly
blocky and
seamy
62-'2 ).22 B W ).2) B (BJ0
t
)
2. Kery blocky and
seamy
3)-62 ).2 B W ).7 B (BJ0
t
) #ypes 42 and 7 reduced
by about 2) & from
#erGaghi <alues because
"ater table has little
effect on rock load
(#erGaghi 1%47( Brekke
1%7')
7. -ompletely
crushed but
chemically intact
7a. *and and gra<el
3-3)
)-3
).7 B W 1.1 B (BJ0
t
)
1.1 B W 1.4 B (BJ0
t
)
6. *BueeGing rock
moderate depth
.+
c
1.1 B W 2.1 B (BJ0
t
) *ame as #erGaghi (1%47)
'. *BueeGing rock
great depth
.+
c
2.1 B W 4.2 B (BJ0
t
) *ame as #erGaghi (1%47)
%. *"elling rock .+
c
8p to 22) ft
irrespecti<e of <alue of
(BJ0
t
)
*ame as #erGaghi (1%47)
a
+s modified by !eere et al. (1%6)) and Cose (1%'2)
b
Cock Load 0p in feet of rock on roof of support in tunnel "ith "idth B (ft) and
height
0
t
(ft) at depth of more than 1.2 (BJ0
t
)
c
.ot applicable.
13)
(.'. INDEKS R&C* -U%LIT. DESIGNATI-N $4ED)
Indeks Ce! telah diperkenalkan lebih dari 2) tahun yang lalu sebagai indeks dari
kualitas batuan pada saat informasi kualitas batuan hanya tersedia dari deskripsi ahli
geologi dan persentase dari perolehan inti (core reco<ery). Ce! adalah modifikasi
dari persentase perolehan inti yang utuh dengan panjang 1) cm atau lebih. Ini adalah
indeks kuantitatif yang telah digunakan secara luas untuk menhidentifikasikan daerah
batuan yang kualitasnya rendah sehingga dapat diputuskan untuk penambahan
pemboran atau pekerjaan eksplorasi lainnya.
8ntuk menentukan Ce! I*C/ merekomendasikan ukuran inti paling kecil
berdiameter .S (246 mm) yang di bor dengan menggunakan double tube core
barrels.
0ubungan antara indeks Ce! dan kualitas teknik dari batuan adalah sebagai berikut
(!eere 1%7') :
4ED Kualita! Batuan
Q 22
22 W 2)
2) W 62
62 W %)
%) - 1))
*angat jelek (<ery poor)
=elek (poor)
*edang (fair)
Baik (good)
*angat baik (<ery good)
131
:ambar '.2. ;rosedur untuk pengukuran dan perhitungan Ce! (!eere 1%'%)
-ording dan !eere (1%62) mencoba untuk menghubungkan faktor rock load #erGaghi
dan memberikan tabel hubungan antara penyangga tero"ongan dan Ce! (#abel '.4).
/ereka menemukan bah"a konsep rock load #erGaghi harus dibatasi untuk
tero"ongan yang disangga dengan steel sets dan tidak dapat digunakan dengan baik
untuk lubang bukaan yang disanggah oleh rock bolt.
/erritt (1%62) menemukan bah"a Ce! dapat merupakan nilai yang penting di dalam
memperkirakan kebutuhan penyangga untuk tero"ongan batuan. /erritt
membandingkan kriteria penyangga yang didasarkan pada <ersi perbaikannya sebagai
fungsi dari lebar tero"ongan dan Ce! dengan yang diusulkan oleh yang lainnya. Ini
diringkaskan di dalam #abel '.4 yang dikumpulkan oleh !eere dan !eere (1%'').
132
#abel '.4. ;erbandingan dari Ce! dan kebutuhan penyangga untuk tero"ongan
dengan lebar 7 m
a
No. Suort or
:o#al Bolt!
Pate+ Bolt! Steel 4ib!
!eer et al Ce! 62 - 1)) Ce! 2) -62
(1.2-1.' m
spacing)
Ce! 22-2)
().%-1.2 m
Ce! 2)-62 (light ribs on
on 1.2-1.' m
spacing as
alternati<e to bolts)
C5! 22-2) (light to medium ribs
on ).%-1.2 m spacing as
alternati<e to bolts)
Ce! )-22 (medium to hea<y
circular ribs on ).7 - ).% m
spacing) spacing)
-ecil (1%6)) Ce! '2-1)) Ce! 22-'2
(alternate<ely
4)-7) mm
shotcrete)
Ce! )-22 (ribs or reinforced
shotcrete)
/errit(1%62
)
Ce! 62-61)) Ce! )-23
(1.2 -1.' m
(spacing)
Ce! )-23
a
!ata interpolated from /errit (1%62) by !eere and !eere (1%'')
;almstrom (1%'2) mengusulkan jika inti tidak tersedia Ce! dapat diperkirakan dari
jumlah kekar-kekar (joints) per satuan <olume di dalam mana jumlah kekar per meter
untuk tiap kekar ditambahkan. $on<ersi untuk massa batuan yang bebas lempung
adalah :
Ce! 1 112 - 3.3 =
<
=
<
adalah jumlah total kekar per m
3
.
Palaupun Ce! adalah indeks yang seuderhana dan murah tapi sendirian tidak cukup
untuk melakukan deskripsi yang baik dari massa batuan karena tidak memperhatikan
orientasi kekar keketatan (tightness) dan material pengisi. Rang utama adalah
sebagai parameter praktis yang didasarkan pada pengukuran persentase dari inter<al
batuan yang baik di dalam lubang bor.
133
(.8. K-NSEP 4-3K STRUCTUR! R%TI() $4S4)
$onsep C*C model prediksi ground-support dikembangkan di +merika *erikat pada
tahun 1%62 oleh Pickham #iodemann dan *kinner. $onsepnya adalah metode
kuantitatif untuk mendeskripsi kualitas massa batuan dan untuk memilih penyangga
yang tepat. Ini merupakan sistern klasifikasi massa batuan yang lengkap yang
diusulkan sejak #erGaghi tahun 1%47.
$onsen C*C merupakan satu langkah maju dalam beberapa aspek( pertama
merupakan klasifikasi kuantitatif tidak seperti #erGaghi yang kualitatif( kedua
merupakan klasifikasi massa batuan yang menggabungkan banyak parameter tidak
seperti indeks Ce! yang hanya dibatasi pada kualitas inti( ketiga merupakan
klasifikasi yang lengkap yang mempunyai input dan output tidak seperti tipe
klasifikasi Lauffer yang menghubungkan pengalaman praktek untuk memutuskan
kelas massa batuan dan kemudian memberikan output berupa stand%up time dan span.
$onstribusi utama dari konsep C*C adalah mengenalkan sistem rating untuk massa
batuan. Ini adalah jumlah dari nilai bobot parameter indi<idu di dalam sistem
klasifikasi.
$onsep C*C memandang dua kategori umum dari faktor yang mempunyai perilaku
massa batuan di dalam tero"ongan : parameter geologi dan parameter konstruksi.
;arameter geologi adalah a) tipe batuan b) pola kekar (jarak rata-rata kekar)( c)
orientasi kekar (dip dan strike) d) tipe diskontinuitas( e) major fault shears dan folds(
f) sifat-sifat material batuan dan B) pelapukan atau alterasi.
;embuat konsep ini menekankan bah"a dalam beberapa hal dapat dimungkinkan
menentukan faktor-faktor di atas secara teliti tetapi dilain hal hanya dapat dibuat
pendekat
134
;arameter konstruksi adalah a) ukuran tero"ongan( b) arah penggalian( dan c) metode
penggalian. *emua faktor di atas dikelompokkan kedalam tiga parameter dasar + B
dan - (masing-masing #abel '.2 '.7 dan '.6) yang secara bersama-sama merupakan
e<aluasi efek relatif dari berbagai faktor geologi pada syarat penyangga.
$etiga parameter tersebut adalah :
;arameter + : ;enilaian umum dari struktur batuan berdasarkan
i. #ipe batuan asal (beku metamorf sedimen).
ii. $ekerasan batuan (keras medium lunak decomposed).
iii. *truktur geologi (masif sedikit dipatahkan>ditipat cukup dipatahkan> dilipat
secara intensif dipatahkan>dilipat).
;arameter B : 9fek pola diskontinuitas terhadap arah penggalian tero"ongan
berdasarkan :
i. =arak kekar.
ii. 5rientasi kekar (strike dan dip).
iii. +rah penggalian tero"ongan.
;arameter - : 9fek aliran air tanah berdasarkan :
i. $ualitas massa batuan total yang disebabkan oleh kombinasi parameter + dan
B.
ii. $ondisi kekar (baik sedang jelek).
iii. =umlah aliran air (dalam per minute per 1))) feet di dalam tero"ongan).
132
#abel '.2. Cock #tructure 6ating ;arameter +: !aerah :eologi 8mum
a
Basic Cock #ype :eological *tructure
Igeneous
/ethamorphi
c
*edimentary
0ar
d
1
1
2
/edium
2
2
3
*oft
3
3
4
!ecomposed
4
4
4
/assi<e *lightly
or
,olded
/oderately
,aulted or
,olded
Intensely
,aulted
or ,olded
#ype 1
#ype 2
#ype 3
#ype 4
3)
26
24
1%
22
2)
1'
12
12
13
12
1)
%
'
6
7
a
+fter Pickhman et.al. (1%64)
#abel '.7. Cock #tructure 6ating ;arameter B: ;ola $ekar +rah ;enggalian
a
+<erage =oint
*pacing
*trike to +Fis *trike II to +Fis
!irection of !ri<e !irection of !ri<e
Both Pith !ip Both Pith !ip
!ip of ;rominent =oints
b
+gainst !ip !ip of ;rominent =oints
b
,lat !ipping Kertical !ipping Kertical ,lat !ipping Kertical
1. Kery closely
jointed Q 2 in
2. -losely
jointed 2-7 in
3. /oderately
jointed 7-12
in
4. /oderate to
blocky 1-2 ft
2. Blocky to
massi<e 2-4 ft
7. /assi<e \ 4 ft
%
13
23
3)
37
4)
11
17
24
32
3'
43
13
1%
2'
37
4)
42
1)
12
1%
22
33
36
12
16
22
2'
32
4)
%
14
23
3)
37
4)
%
14
23
2'
34
3'
6
11
1%
24
2'
34
a
+fter Pickhman et.al. (1%64).
b
!ip : flat : )-2)
)
( dipping : 2)-2)
)
( and <ertical : 2)-%)
)
.
137
#abel '.6. Cock #tructure 6ating ;arameter - : +ir #anah $ondisi $ekar
a
+nticipated "ater Inflo"
(%pm>1))) ft)
*um of ;arameters + J B
13-44 42-62
=oint -ondition
:ood ,air ;oor :ood ,air ;oor
.one
*light Q 2)) gpm
/oderate 2))-1))) gpm
0ea<y \ 1))) g pm
22
1%
12
1)
1'
12
11
'
12
%
6
7
22
23
21
1'
22
1%
17
14
1'
14
12
1)
a
+fter Pickhman et al. (1%64)
b
=oint condition :good 1 light or cemented: fair 1 sligthly "eathered or altered : poor
se<erely "eathered aftered or open.
.ilai C*C untuk tiap seksi tero"ongan diperoleh dengan menjumlahkan bobot nilai
angka untuk tiap parameter.
C*C 1 + J B J - dengan nilai maksimum 1)). C*C mencerminkan kualitas massa
batuan dengan kebutuhan akan penyangga.
=ilka digunakan tunnel boilng machine (#B/) untuk menggantikan metode
penggalian dengan pemboran dan peledakan maka C*C harus dikoreksi dengan
menggunakan *djustment /actor (+,) untuk berbagai diameter tero"ongan sebagai
berikut :
diameter %12 m : +, 1 1)2'
diameter ' m : +, 1 1126
diameter 673 m : +, 1 1132
diameter 6 m : +, 1 112)
diameter 71) m : +, 1 1117'
diameter 7 m : +, 1 1161
diameter 2 m : +, 1 11'3
diameter 42' m : +, 1 11')
diameter 14 m : +, 1 11%2
diameter 3)2 m : +, 112))
136
/odel prediksi C*C dikembangkan terutama untuk penyangga steel rib. !ata yang
kurang telah tersedia untuk menghubungkan struktur batuan dan penyangga rock bolt
atau shotcrete. Bagaimanapun juga penaksiran kebutuhan rock bolt dibuat dengan
menganggap rock load terhadap kuat tarik dari bolt. !iberikan hubungan untuk
diameter rock bolt 22 mm dengan beban kerja 24.))) lb :
*pacing (ft) 1 24 > P

dengan " adalah beban batuan dalam 1))) Ib>ft
2
.
#idak ada koreksi yang dapat ditemukan antara kondisi geologi dan persyaratan
shotcrete sehingga hubungan empiris di ba"ah ini disarankan :
t 1 1 J P > 122 atau t 1 ! (72-C*C>12))
dengan :
f 1 tebal shotcrete (inch)
P 1 beban batuan Ib>ft
2

! 1 diameter tero"ongan ft
:ambar '.3 memperlihatkan kur<a untuk menentukan sistem ground-support tipikal
berdasarkan prediksi C*C yang menyangkut kualitas massa batuan sampai arah
penggalian tero"ongan. $ur<a ini dapat digunakan untuk bentuk tero"ongan bulat
atau tapal kuda.
$onsep C*C adalah metode yang sangat berguna untuk memilih penyangga steel rib
untuk tero"ongan batuan. $onsep C*C tidak direkomendasikan untuk memilih
penyangga rock bolt atau shotcrete.
13'
:ambar '.13 $onsep C*C :
$ur<a penyangga untuk tero"ongan berdiameter 63 m
(.9. Kla!i7ika!i Geo+ekanika $SISTEM 4M4)
*istem C/C menggunakan enam parameter untuk mengklasifikasikan massa batuan
yaitu :
a. 8niaFial compressi<e strength of rock material.
b. Cock euality !esignation (Ce!).
c. *pacing of discontinuities.
d. -ondition of discontinuities.
e. :round"ater conditions.
f. 5rientation of discontinuities.
$arena parameter tersebut dapat diperoleh dari lubang bor penyelidikan di lapangan
baik di permukaan maupun di ba"ah tanah.
+da enam langkah dalam menggunakan klasifikasi geomekanika (sistem C/C):
a. Langkah pertama adalah dengan menghitung rating total dari lima parameter yang
terdapat di dalam #abel '.' sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya.
13%
#abel '.'. ;arameter klasifikasi dan Cating nya
Para+eter 4ange! o7 =alue!
1 *trength of
intact rock
material
;opint-load strength
indeF (/pa)
\ 1) 4-1) 2-4 1-2 ,or this lo" range
uniaFial compressi<e
test is preferred
8niaFial compressi<e
strength
\ 22) 1))-22) 2)-1)) 22-2) 2-22 1-2 Q 1
Cating 12 12 6 4 2 1 )
2 !rill core Buality %)-1)) 62-%) 2)-62 22-2) Q 22
Cating 2) 16 13 '
*pacing of discontinuities \ 2 m ).7-2 m 2))-7)) m 7)-2)) mm Q 7) m
Cating 2) 12 1) ' )
-ondition of discontinuities Kery
rough
surfaces
not
continous
.o
separation
8n"eathe
red "all
rock
*ligthly
rough
surfaces
*eparatio
n Q 1 mm
*ligtly
"eathered
"alls
*ligthly
rough
surfaces
*eparation Q
1 mm
*ligtly
"eathered
"alls
*lickensided
surfaces or
:ouge Q 2
mm thick or
*eparation
1-2 mm
-ontinous
Cating 3) 22 2) 1) )
:round
"ater
Inflo" per 1) m
#unnel length (L>min)
.one Q 1) 1)-22 22-122 \ 22
Catio
=oint "ater
pressure
) Q ).1 ).1-).2 ).2-).2 \ ).2
/ajor
principal
stress
:eneral conditions -ompletel
y dry
!amp Pet !ripping ,lo"ing
Cating 12 1) 6 4 )
b. Langkah kedua adalah menilai kedudukan sumbu tero"ongan terhadap jurus
(strike) dan kemiringan (dip) bidang-bidang diskontinuitas seperti yang ditunjukkan
oleh #abel '.%.
#abel '.%. 9fek orientasi jurus dan kemiringan diskontinuitas di dalam penero"ongan
*trike ;erpendicular to #unnel aFis
!ri<e "ith !ip !ri<e agiants !ip
!ip 42-%) !ip 42-%) !ip 42-%) !ip 2)-42
Kery fa<orable ,a<orable ,air 8nfa<orable
*trike ;arallel to #unnel +Fis Irrespecti<e of *trike
!ip 2)-42 !ip 42-%) !ip )-2)
,air Kery unfa<orable ,air
a
/odified aftler Picckman et al. (1%62)
14)
c. Langkah ketiga setelah menentukan kedudukan sumbul tero"ongan terhadap
jurus dan kemiringan bidang-bidang diskontinuitas maka ratingnya ditetapkan
berdasarkan #abel '.1). Langkah ini disebut juga sebagai penyesuaian rating
(rating adjustment).
#abe1'.1). ;enyesuaian rating untuk orientasi bidang-bidang diskontinuitas
*trike and !ip
5rientation of
!iscontinuities
Kery
,a<orable
,a<orable ,air 8nfa<orable Kery
8nfa<orable
0eading
s
#unnel and
mines
) -2 -2 -1) -12
;oundations ) -2 -6 -12 -22
*topes ) -2 -22 -2) -7)
d. Langkah keempat adalah menjumlahkan rating yang didapat dari langkah pertama
dengan rating yang didapatkan dari langkah ketiga sehingga didapatkan rating total
sesudah penyesuaian. !ari rating total ini dapat diketahui kelas dari massa batuan
berdasarkan #abel '.11.
#abel '.11. $elas massa batuan yang ditentukan dari rating total
Cating 1))f'1 ')f71 7)f41 4)f21 Q 2)
-lass on I II III IK K
!escription Kery good
rock
:ood
rock
,air
Cock
;oor rock Kery poor
rock
e. Langkah kelima setelah kelas massa batuan diketahui maka dapat diketahui
stand-up lime dari massa batuan tersebut dengan span tertentu serta kohesi dan sudut
geser dalamnya seperti diperlihatkan oleh #abel '.12.
141
#abel '.12. +rti dari kelas massa batuan.
-lass no. I II III IK K
+<erage
stand-uptime
2) yr for-
12 m span
1 "k for-
1) m
span
1 "k for-
2 span
1 hror-2.2 m
span
3) min for 1
m span
-ohesion of
the rock
mass (k;a)
\ 4)) 3))-4)) 2))-3)) 1))-2)) Q 1))
,riction
angle of the
rock mass
(deg)
\ 42 32-42 22-32 12-22 Q 12
Bienia"ski (1%67) memberikan hubungan antara "aktu stabil tanpa penyangga (stand-
up time) dengan span untuk berbagai kelas massa batuan menurut klasifikasi
geomekanika seperti diperlihatkan oleh :ambar '.4.
0ubungan ini sangat penting sekali diketahui pada saat penggalian teroeongan.
142
:ambar '.4. 0ubungan antara stand-up time dengan span untuk berbagai kelas massa
batuan
f. Berdassarkan pada $lasifikasi :eomekanika ini Bienia"ski memberikan petunjuk
untuk penggalian dan penyangaan tero"ongan batuan dalam hubungan dengan
sistem C/C seperti diperlihatkan di #abel '.13.
;etunjuk ini hanya berlaku untuk tero"ongan di batuan dengan lebar 1) m
berbentuk tapal kuda (horseshoe) tegangan <ertikal lebih kecil dari 22 /;a serta
metode penggalian dengan pemboran dan peledakan.
143
#abe1 '.13. ;etunjuk untuk penggalian dan penyangga tero"ongan batuan denga
sistem
C/C
Cock /ass -lass 9Fca<ation
*upport
Cock bolts (2) mm
!ia fully :routed)
*hotcret *teel *ets
Kery good rock
1
C/C: '1-1))
,ull face
3 m ad<ance
:enerally no support reBuiredeFcept for occasional spot
bolting
:ood rock
II
C/C : 71-')
,ull face
1.) -1.2 m ad<ance
-omplete support 2)
m from face
Locally bolts in
cro"n 3m long
spaced 2.2 m "ith
occasional mesh
2) mm in cro"n
"here reBuire
.one
,air Cock
III
C/C : 41-7)
#op heading and
bench
1.2-3 m ad<ance in
#op heading
-ommence support
1) m from face
*ystematic bolts 4
m long spaced
1.2-2 m in cro"n
and "alls "ith
2)-1)) mm in
cro"n and 3)
mm in sides
.one
;oor Cock
IK
C/C : 21-4)
#op heading and
bench
1.)-1.2 m ad<ance in
#op heading. Install
support in cro"n
-oncuratently "ith
9Fca<ation 1) m
from face
*ystematic bolts 4-
2 m long spaced
1-1.2 m and "all
"ith "ire mash
1))-12) mm in
cro"n and 1))
mm in sides
Light to medium
ribs spaced 1.2
m "here C/C :
reBuired
Kery ;oor Cock
K
C/C : Q 2)
/ultiple drifts long
spaced 1-1.2 m
heading. Install
support
concuratently "ith
9Fca<ation.
*hotcrete +s soon as
possible after
blasting
*ystematic bolts 4
m long spaced
1.2-2 m in cro"n
and "alls "ith
"ire mesh. Bolt
in<ert
12)-2)) mm in
cro"n and 12)
mm in sides and
2) mm on face
/edium to
hea<y ribs
spaced ).62 m
"ith steel laging
and forepolling
if reBuired.
-lose in<ert
a
*hape: horseshoe: "idth: 1) m Kertical stress Q 22 /pa( construction: drilling and
blasting
144
:ambar '.2. memperlihatkan formulir data masukan yang akan digunakan pada saat
penyelidikan di lapangan untuk klasifikasi massa batuan.
:ambar '.2. ,ormulir data masukan untuk klasifikasi massa batuan
142
(.;. K:ASIF1KAS1 SISTEM E.
$lasifikasi massa batuan dengan sistem e didasarkan pada penilaian numersk dari
kualitas massa batuan dengan menggunakan enam parameter yang berbeda
a. Ce!.
b. .umber of joint sets.
c. Coughness of the most unfa<orable joint or discontinuity.
d. !egree of alternation or filling a long the "eakest joint.
e. Pater inflo".
f. *tress condition.
$eenam persamaan ini dikelompokkan kedalam tiga kelompok hasil bagi untuk
memberikan massa batuan e secara total sebagai berikut:
*C,
=
.
=
=
.
=
Ce!
e
"
a
r
n

dengan :
Ce! 1 rock Buality designation
=
n
1 joint set number
=
r
1 joint roughness number
=
a
1 joint alteration number
=
"
1 joint "ater reduction number
*C, 1 stress reduction factor
$ualitas batuan dapat berkisar dari e 1 )))1 sampai e 1 1))) pada skala logaritmik
kualitas massa batuan.
147
Pro!e*ur Kla!i7ika!i
#abel '.14 memberikan nilai numerik dari tiap parameter klasifikasi.
!ua parameter pertama menggambarkan struktur menyeluruh dari massa batuan dan
perbandingan kedua parameter tersebut adalah ukuran relatif dari blok. ;erbandingan
antara parameter ketiga dan keempat adalah indikator dari kuat geser inter-blok (dari
kekar-kekar). ;arameter kelima adalah ukuran untuk tekanan air sedangkan parameter
keenam adalah ukuran untuk:
a. Beban lepas didalam hal daerah geseran dan batuan lempung.
b. #egangan batuan dalam hal batuan competent.
c. Beban s;ueezing dan s"elling di batuan incompetent plastis.
;arameter keenam ini adalah parameter tegangan total. ;erbandingan antara parameter
kelima dan keenam menggambarkan tegangan aktif (active stress).
.ilai e dihubungkan dengan kebutuhan penyangga tero"ongan dengan menetapkan
dimensi eki<alen (eBui<alent dimension) dari galian. !imensi eki<alen merupakan
fungsi dari ukuran dan kegunaan dari galian didapat dengan membagi span diameter
atau tinggi dinding galian dengan harga yang disebut 9Fca<ation *upport Catio
(9*C).
9*C
i(m) atau tingg *pan
eki<alen !imensi
#abel '.12 memperlihatkan harga 9*C untuk berbagai lubang bukaan ba"ah tanah
serta tingkat keamanan yang dikehendaki.
146
#abel '.14. !eskripsi *istem e dan Cating-nya ;arameter Ce! =
n
=
r
=
a
*C, =
"
.
4o#k Eualit" De!ignation $4ED)
<ery poor
,air
,air
:ood
9Fcellent
)-22
22-2)
2)-62
62-%)
%)-1))
.ote:
(1)Phere Ce! is reported or
measured as g 1) (including )) a
nominal <alue of 1) is used to
e<aluate e in eBuation (2.1).
(ii) Ce! inter<als of 2 i.e.
1))%2%) etc are sufficiently
accurate.
/assi<e none or fe" joints
5ne joint set
5ne joint set plus random
#"o joint sets
#"o joint sets plus random
#hree joint sets plus random
,our or more joint sets random
hea<ly jointed
Tsugar cube@ etc.
-rush rock earthlike
1oint set number 1n
).2-1.)
2
3
4
7
%
12
12
2)
.ote :
(i) ,or intersection use (3.) F =n)
(ii) ,or portals use (2.) F=n)
(a) Cock "all contact joint
(b) Cock "all contact before 1)-cm
shear
!iscontinuos joint Cough or irreguler
undulating
1oint 6ughness <umber 1r
4
3
.ote :
(i) +dd 1.) if the mean spacing of
the rele<ant joint set is greater
than 3 m
*mooth 8ndulating
*lickensided 8ndulating rough or
irreguler planal
*mooth planar
*lickensided
2.)
1.2
1.2
1.)
b
).2
.ote :
(ii) =r 1).2 can be used for planer
slickensided joints ha<ing 1
lineations pro<ided the lineations
are fa<orably orientied
(iii) !escriptions B to : refer to
small-scale features and
intermediate-scales features in
that order.
(c) .o rock "all con tact "hen
sheared
done containing clay minerals thisc:k
enough to pre<ent rock "all contact
sandy gra<elly or crushed Gone thick
enuogh to pre<ent rock "all contact
1.)
b
1.)
b
(a) rock "all contact
=oint +lteration .umber =a r (approF)
+.#ightly healed hard nonsoftening
impermeable filling i.e. BuartG oe
epidote
).62
B. 8naltered joint "alls surface
staining only
1.) 22-32
)
-. *lightly altered joint "alss.
.onsoftening mineral coatings
sandy particles clay free
disintegrated rock etc
2.) 22-3)
)
!.*ilty or ssandy clay coatings small 3.) 2)-22
)
14'
clay ,raction (nonsoftening)
9. *oftening or lo"-friction clay
mineral coatings i.e. kalinite
mica. +lso chlorite talc gypsum
and graphite etc. and small
Buantitlies of s"eliing clays
discotinuous)
(b) Cock "all contact before 1
-21-mrn shear
4.) '-17
)
,. *andy particles clay free
disintegarated rock etc.
4.) 22-32
)
:.*trongly o<er consolidatetd
nonsoftening clay mineral fillings
(continuous Q 2 mm in thickness).
7.) 17-24
)
0. /edium or lo" o<er-consolidaition
softening clay mineral fillings.
(-ontinuous Q 2 mm in thickness).
'.) 12-17
)
=. *"elling clay fillings i.e.
montmorillonite (continuous Q mm
in thickness). Kalue of =a depends on
percentage of s"elling clay siGed
particles and access to "ater etc.
(c) .o rock "all contact "hen
sheared.
'.)-12.) 7-12
)
$.dones or bands of disintegrated or
crushed rock and clay (see :. 0. =.
for description or of clay condition).
7.) '.) or '.)-12.) 7-24
)
L.dones or bands of silty or sandy
clay small clay fraction
(nonsoftening).
2.)
/.#hick continuous Gones or bands
of clay (see :. 0. =. for description
of clay condition)
.ote :
(1) Kalues of are intended as an
approFimate guide to mineralogical
properties of the alteration products
if present properties
of the alteration roducts if present
1).) 13.) or 13.)-2).) 7-24
)
Stre!! 4e*u#tion Fa#tor $S4F)
(a) Peakness Gones intersecting
eFca<ation "hich may cause
loosening of rock mass "hen tunnel
is eFca<ated.
/ultiple occurr Gones of "eakness
Gones containing clay or chemically
disintegrated rock <ery loose
surrounding rock (any depth) 1).)
.ote
(i) Ceduce these *C, <alue by
22-2)& if the rele<ant shear
Gones only influence but do not
intersect the eFca<ation
B. *ingle-"eakness Gones containing
day or chemically
disintegrated rock (depth of
eFca<ation g 2) m) 2.)
-. *ingle-"eakness Gones containing
clay or chemically
disintegrated rock (depth of
eFca<ation \ 2)m).
2.2
!. /ultiple-shear Gones in competent
rack (clay free) loose surrounding
14%
rock (any depth) 6.2
9. *ingle-shear Gones in competent
rock (clay free) (depth of
eFca<ation g 2)m). 2.)
,. *ingle-shear Gones in competent
rock (clay free) (depth of
eFca<ation \ 2)m). 2.2
:. Loose open joints hea<ily jointed
or Tsugar@ cube etc (any depth).
(b) -ompetent rock rock stress
problems 2.)
0. Lo" stress near surface
c> 1 t> 1
\ 2)) \13
2.2
(ii) ,or strongly anisotropic stress
field (if measured):
"hen 2 g c>1 g 1) reduce c
and t to ).' c and ).' t "hen
c>1 \ 1) reduce c and t to
).7 c and ).7 t ("here c 1
unconfined structure (ussually
fa<orable to compressi<e strenght
t 1tensile strenght (point load)
1 and 3 1major and minor
principal stresses)
=. /edium stress 2))-1) 13)-).77
$. 0igh-stress <ery tight
structure (ussually fa<orable to
stability may be unfa<orable to "all
stability)
1)-2 ).77-).33 ).2-2.)
L. /ild rock burst (massi<e rock)
2-2.2 ).33-).17 2-1)
/. 0ea<y rock burst (massi<e rock)
Q2.2 Q).17
(c) *BueeGing rock: plastic flo" of
incompetent rock under the
influence of high rock pressures
1)-2-)
.. /ild sBueeGing rock pressure 2-1)
). 0ea<y sBueeGing rock pressure
(d) *"elling rock:chemical s"elling
acti<ity depending on presence of
"ater
1)-2) (iii) ,e" case records a<ailable
"here depth of cro"n belo"
surface is less than span "idth.
*uggets *C, increase from 2.2 to
2 for such cases (see 0)
;. /ild s"elling rock pressure 2-1)
C. 0ea<y s"elling rock pressure 1)-12
<oint >ater 4e*u#tion Fa#tor <w
=" +pproFimate
"ater
;ressure
(kg>m
2
)
+. !ry eFca<ations or minor inflo"
ie.:
1.) Q1 .ote :
(i) ,actors --, crude estimates.
Increase =" if drainage measure
are installed.
B. 2L>min locally /edium inflo" or
pressure occasional out"ash of joint
fillings.
).77 1.)-2.2
-. Large inflo" or high pressure in
competent rock "ith unfilled joints
) 2
).2 2.2-1).) (ii) *pecial problems caused by
ice formation are not considered.
!. Large inflo" or high
pressureconsiderable out"ash of
jont fillings
).33 2.2-1).)
9. 9Feptionally high inflo" or "ater.
pressure at blasfing decaying "ith
time
).2-).1 \ 1).)
,. 9Feptionally high inflo" or "ater ).1-).)2 \1).)
12)
pressure continuing "ithout
noticeable decay.
a
+ffer Barton et al. (1%64).
b
.orninal
121
#abel '.12. 0arga 9*C.
ED#a5ation 3ategor" ES4 No. o7 3a!e!
+. #emporary mine openings 3-2 2
B. Kertical shafts(
-ircular section
Cecatanguler>sBuare section
2.2
2.)
-. ;ermanent mine openings "ater tunnels for
hydropo"er (eFcludinghigh-presssure ;enstock)
pilot tunnels drifts and headings for large
eFca<ations
1.7 '3
!. *torage ca<erns "ater treatment paints minor
high"ay and railroad tunnies surge chambers acces
tunnels.
1.3 22
9. ;o"er stations major high"ay or railroad
tunnels ci<il defense chambers portals intersections.
1.) 63
,. 8nderground nuclear po"er stationsrailroad stations
factories.
).' 2
0ubungan antara indek e dan dimensi eki<alen dapat menentukan ukuran penyangga
yang sesuai seperti diperlihatkan oleh :ambar '.7. Barton dan ka"an-ka"an (1%64)
menyediakan kategori penyangga sebanyak 3' buah yang memenuhi syarat untuk
penyangga permanen seperti diberikan oleh #abel '.17 sampai #abel '.2).
8ntuk menentukan penyangga sementara (temporary support) indeks e ditambah
menjadi 2 e atau 9*C ditambah menjadi 12 9*C.
0arus dicatat bah"a panjang baut batuan (rock bolt) tidak ditentukan di dalam #abel
'.17 tetapi panjang baut tersebut (L) ditentukan dari persamaan :
9*C
B ).12 2
L
+

dengan B adalah lebar lubang bukaan.


122
=ika jumlah joint set kurang dari tiga persamaan tersebut menjadi :
;roof 1 2>3 =n
1>2
=r
-1
e
-1>3
Palaupun sistem e melibatkan sembilan kelas massa batuan dan 3' kategori
penyangga ini tidak terlalu rumit.
Beberapa pemakai sistem e menggarisba"ahi bah"a skala logaritma terbuka e
ber<ariasi dari )))1 sampai 1))) yang dapat meyebabkan kesuliatan. +kan lebih
mudah dengan menggunakan skala linier sampai dengan 1)).
:ambar '.7. 0ubungan antara dimensi eki<alen dengan kualitas massa batuan
(Barton dkk 1%64)
123
#abel '.17. *istem e : 8kuran penyangga untuk kisar e dari 1) sampai 1)))
a
Suort
3ategor"
E 3on*itional
Fa#tor!
San
1ES4
$+)
P
b
$kg1#+
,
)
San
1ES4
$+)
T"e o7 Suort Note!
$Table
8.9) Ce!>=n =r>=n
1
c
1)))-4)) Q ).)1 2)-4) sb(utg)
2
c
1)))-4)) Q ).)1 3)-7) sb(utg)
3
c
1)))-4)) Q ).)1 47-') sb(utg)
4
c
1)))-4)) Q ).)1 72-1)) sb(utg)
2
c
4))-1)) ).)2 12-3) sb(utg)
7
c
4))-1)) ).)2 1%-42 sb(utg)
6
c
4))-1)) ).)2 3)-72 sb(utg)
'
c
4))-1)) ).22 4'-'' sb(utg)
%
c
1))-4) h 2)
Q 2)
).22 '.2-1%
sb(utg)
B(utg) 2.2-3m
1)
c
1))-4) h 3)
Q 3) ).22 14-3)
B(utg) 2-3m
B(utg) 1.2-2m
Jclm
11
c
1))-4) h 3)
Q 3) ).22 23-4'
B(tg) 2-3m
B(tg) 1.2-2m
Jclm
12
c
1))-4) h 3)
Q 3) ).22 4)-62
B(tg) 2-3m
B(tg) 1.2-2m
Jclm
13 4)-1) h 1)
h 1)
Q 1)
Q 1)
h 1.2
Q 1.2
h 1.2
).2 sb(utg)
B(utg) 1.2-2m
B(utg) 1.2-2m
B(utg) 1.2-2mJ
*(mr) 2-1)cm
I
I
I
I
14 4)-1) h 1)
Q 1)
h 12
h 12
Q 1.2
).2 %-23 B(tg) 1.2-2mJclm
B(tg) 1.2-2m
J*(mr) 2-1)cm
B(utg) 1.2mJ clm
I II
I II
I III
12 4)-1) \ 1)
g 1)
).2 12-4) B(tg) 1.2-2mJclm
B(tg) 1.2-2m
J*(mr) 2-1)cm
I II IK
I II IK
17
cd
4)-1) \ 12
g 12
).2 3)-72 B(tg) 1.2-2mJclm
B(tg) 1.2-2m
J*(mr) 1)-12cm
I K KI
I K KI
a
+fter Barton et.al. (1%64)
b
+pproF
c
5riginal authors estimates of support. Insufficient case records a<ailable for reliable estimation of
support reBuirements. #he types of support to be used in categories 1-' "ill depend on the blasting
techniBue smooth blasting and through may remo<e the need for support Cough-"all blasting may
results in the need for single applications of shotcrete especially "here the eFca<ation height is \ 22
m. ,uture case records should differentiate categories 1-' m $ey : sb 1 spot bolting B 1 systhematic
nolting (utg) 1 untensioned grouted( (tg) 1 tensioned eFpanding-shell type for competent rock
masses grouted post-tensioned in <ery poor Buality rock masses( * 1 shotcrete( (mr) 1 mesh-
reinforced( clm 1 chain-link mesh( --+ 1 cast concrete arch( (sr) 1 steel-reinforced. Bolt spacings
are gi<en in meters (m). *hotcrete or cast concrete arch thickness is gi<en in centimeter (cm).
d
*ee note SII #able 2.7.
124
#abel '.16. *istem e : 8kuran penyangga untuk kisar e dari 1 sampai 1)
a
Suort
3ategor"
E 3on*itional Fa#tor! San
1ES4
$+)
P
b
$kg1#+
,
)
San
1ES4
$+)
T"e o7 Suort Note!
$Table
8.9)
Ce!>=n =r>=n
16 1)-4 \ 3)
h 1) g 3)
Q 1)
Q 1)
h 7
Q 7
1.) 3.2-% sb(utg)
B(utg) 1-1.2m
B(utg) 1-1.2mJ* 2-3 cm
*(2-3) cm
I
I
I
I
1' 1)-4 \ 2
\ 2
g 2
g 2
h 1)
Q 1)
h 1)
Q 1)
1.) 6-12 B(tg) 1-1.2mJclm
B(utg) 1-1.2mJclm
B(tg) 1-1.2mJ * 2-3 cm
B(utg) 1-1.2mJ * 2-3cm
I III
I
I III
I
1% 1)-4 h 2)
Q 2)
1.) 12-2% B(tg) 1-2m J*(mr) 1)-
12cm
B(tg) 1-1.2m J*(mr) 2-
1)cm
I II IK
I II
2)
c
1)-4 h 32
Q 32
1.) 24-22 B(tg) 1-2m J*(mr) 2)-
22cm
B(tg) 1-1.2m J*(mr)
1)-12)cm
I K KI
I II IK
21 4-1 h 12.2
Q 12.2
g ).62
Q ).62
\ ).62
1.2 2.1-7.2 B(utg) 1mJ * 2-3 cm
* 2.2-2 cm
B(utg) 1 m
I
I
I
22 4-1 \ 1) Q 3)
g 1)
Q 3)
h 3)
\ 1.)
\ 1.)
g 1.)
1.2 4.2-11.2 B(utg) 1mJ clm
* 2.2-6.2 cm
B(utg) 1 m J*(mr) 2.2-
2cm
B(utg) 1 m
I
I
I
I
23 4-1 h 12
Q 12
1.2 '-24 B(tg) 1-1.2 m J*(mr)
1)-12cm
B(utg) 1-1.2 m J*(mr)
2-1)cm
IIIIKKI
I
24
cd
4-1 h 3)
Q 3)
1.2 1'-47 B(tg) 1-1.2 m J*(mr)
12-3)cm
B(tg) 1-1.2 mJ*(mr)
1)-12cm
IKKI
IIIIK
a
+fter Barton et.al. (1%64)
b
+pproF
c
*ee note SII in #able 2.7
d
*ee footnote c in #able 2.2
122
#abel '.1'. *istem e : 8kuran penyangga untuk kisar e dari )) sampai 1)
a
Suort
3ategor"
E 3on*itional Fa#tor! San
1ES4
$+)
P
b
$kg1#+
,
)
San
1ES4
$+)
T"e o7 Suort Note!
$Table 8.9) Ce!>=n =r>=n
22 1.)-).4 \ 1)
g 1)
\ ).2
\ ).2
g ).2
2.22 1.2-4.2 B(utg) 1mJmr or clm
B(utg) 1mJ* (mr) 2 cm
B(tg) 1mJ* (mr) 2 cm
I
I
I
27 1.)-).4 2.22 3.2-6.2 B(tg) 1mJ* (mr) 2-6.2
cm
B(utg) 1mJ* 2.2-2 cm
KIIISSI
I IS
26 1.)-).4 h 12
Q 12
\ 12
Q 12
2.22 7-1' B(tg) 1mJ* (mr)6.2-
1)cm
B(utg) 1mJ* (mr) 2-6.2
cm
--+ 2)-4) cm J B (tg)
1m
* (mr) 1)-2) cm J B (tg)
1m
I IS
I IS
KIIISSI
KIIISSI
2'
d
1.)-).4 h 3)
h 2) Q 3)
Q 2)
3.) 12-3' B(tg) 1mJ* (mr)3)-4)cm
B(tg) 1mJ* (mr)2)-3)cm
B(tg) 1mJ* (mr)12-2)cm
--+ (sr) 2)-1)) cm J B
(tg) 1m
IIKKIS
IIKKIS
IIIIS
I<KIIISSI
2% ).4-).1 \ 2
g 2
\ ).22
\ ).22
g ).22
3.) 1.)-3.1 B(tg) 1mJ* 2-3 cm
B(utg) 1mJ* (mr) 2 cm
B(tg) 1mJ* (mr) 2 cm
3) ).4-).1 h 2
Q 2
3.) 2.2-7 B(tg) 1mJ* 2.2-2 cm
* (mr) 2-6.2 cm
B(tg) 1mJ* (mr)2-6.2 cm
IS
IS
KIIISSI
31 ).4-).1 \ 4
g 4 h1.2
Q 1.2
3.) 4-14.2 B(tg) 1mJ* 2-12.2 cm
* (mr) 6.2-22 cm
--+ 2)-4) cm JB(tg)1m
--+ (sr) 3)-2) cm J B
(tg) 1m
IS
IS
ISS
KIIISSI
31
d
).4-).1 h 2)
Q 2)
3.) 11-34 B(tg) 1mJ* (mr)4)-7)cm
B(tg) 1mJ* (mr)2)-4)cm
IIIKISSI
IIIKISSI
a
+fter Barton et.al. (1%64)
b
+pproF
c
,or key refer to #able 2.2 footnote c
d
*ee note SII in #able 2.7
127
#abel '.1%. *istem e : 8kuran penyangga untuk kisar e dari )))1 sampai )1
a
Suort
3ategor
"
E 3on*itional
Fa#tor!
San
1ES4
$+)
P
b
$kg1#+
,
)
San
1ES4
$+)
T"e o7 Suort Note!
$Table 8.9)
Ce!>=n =r>=n
33 ).1-).)1 h 2
Q 2
7 1.)-3.% B(tg)1mJ* (mr) 2.2-2 cm
* (mr) 2-1) cm
* (mr) 6.2-12 cm
IS
IS
KII S
34 ).1-).)1 h 2
Q 2
h ).22
h ).22
Q ).22
7 2.)-11 B(tg)1mJ* (mr) 2-6.2 cm
* (mr) 6.2-12 cm
* (mr) 12-22 cm
--+ (sr) 2)-7) cm J
B(tg)1m
IS
IS
IS
KIIISSI
32
d
).1-).)1 h 12
h 12
Q 12
Q 12
7 7.2-2' B(tg)1mJ* (mr)3)-
1))cm
--+ (sr) 7)-2)) cm J
B(tg)1m
B(tg)1mJ* (mr)2)-62cm
--+ (sr) 4)-12) cm J
B(tg)1m
IIISSI
KIIISSIII
ISSIII
KIIISSIIII
37 ).)1-
).))1
12 1.)-2.) * (mr) 1)-2) cm
* (mr) 1)-2) cm J
B(tg)).2-1.)m
IS
KIISSI
36 ).)1-
).))1
12 1.)-7.2 * (mr) 2)-7) cm
* (mr) 2)-7) cm J
B(tg)).2-1.)m
IS
KIISSI
3'
d
).)1-
).))1
h 1)
h 1)
Q 1)
Q 1)
12 4.)-2) --+ (sr) 1))-3)) cm
--+ (sr) 1))-3)) cm J
B(tg)1m
* (mr) 6)-2)) cm
* (mr) 6)-2)) cm
IS
KIIISIISI
IS
KIIISIIISI
a
+fter Barton et.al. (1%64)
b
+pproF
c
,or key refer to #able 2.2 footnote c
d
*ee note SII in #able 2.7
e
*ee note SIII in #able 2.7
126
#abel '.2). *istem e: 8kuran penyangga - -atatan tambahan
I. ,or cases of hea<y rock bursting or Tpopping@ tensioned bolts "ith enlarged bearing plates often
used "ith spacing of about 1 m (occasionally do"n to ).' m) ,inal support "henDpoppingO
acti<iy ceases.
II. *e<eral bolt lenghts often used in same eFca<ation ii 3 2 and 6 m.
III. *e<eral bolt lenghts often use in same eFca<ation i.e. 2 3 and 4 m.
IK. #ensioned cable anchors often used to supplement bolt ssuppor presssures. #ypical spacing 2-4
m.
K. *e<eral bolt lenghhts often used in same eFca<ation.
KI. #ensioned cable anchors often ussed to supplement bolt supportmpressures.#ypical spacing 4-7
m.
KII. *e<eral of the older-generation po"er stations in this category employ systematic or spot bolting
"ith areaa of chain-link mesh and free-span concrete arch roof (22-4) cm) as permanent
support.
KIII. -ases in<ol<ing s"elling e.g. montmorillonite clay ("ith access of "ater). Coom for eFpansion
behind the support is used in cases of hea<y s"elling. !rainage measures used "here possible.
IS. -ases not on<ol<ing s"elling clay or sBueeGing rock.
S. -ases in<o<ing sBueeGurig rock hea<y rigid support is generally used as permanent support.
SI. +ccording to the authors (Barton et al eFperience in cases of s"ellling or sBueeGing the
temporary support reBuired before concrete (or shoterete) arches are formed may consist of
bolting tensioned shell eFpansioned type) if the <alue of Ce!>=n is sufficiently high (ie \1.2)
poosibly combined "ith shotcrete. If the rock mass is <ery hea<ily jointed or crushed (i.e.
Ce!>=n 1.2 for eFample a@sugar cube@ shear Gone in BuartGite) then the temporary support
may consist of up to se<eral applications of shotcrete. *ystematic bolting (tensioned) may be
added after casting the concrete (or shotcrete) arch to reduce the une<en loading on the concrete
but it may not be effecti<e "hen Ce!>=n Q1.2 or "hen a Ict of clay is present unless the bolts
are grouted before tensioning. + sufficient length of anchor in jthese eFtremely poor-Buality
rock masses?. *erious oocurrences of right up to the face possibly using a shield as temporary
shuttering. #emporary support of the "orking face may also be reBuired that the concrete arches
taken right up to the face possibly using a shield as temporary shuttering. #emporary support of
the "orking face may also be reBuired in these cases.
SII. ,or reasons of safety the multiple drift method "ill often be needed during eFca<ation and
supporting of roof arch. -ategories 17 2) 242 ' 32 32 9*C \ 1.2 m only).
SIII. /ultiple drift methhod needed during and support of arch "alls and floor in cases of hea<y
sBueeGing. -ategory 3' (span>9*C \ 1) m only).
a
+fter barton et.al. (1%64)
12'
(.(. K:ASIFIKAS1 NATM
.e" +ustrian #unneling /ethod (.+#/) menonjolkan sistem klasifikasi batuan
secara kualitatif yang harus diperhitungkan di dalam konteks secara keseluruhan dari
.+#/. .+#/ adalah pendekatan atau filosofi yang memadukan prinsip perilaku
massa batuan yang mengalami beban dan pemantauan (monitoring) unjuk laku
penggalian di ba"ah tanah pada saat konstruksi. $ata-kata metode di dalam .+#/
sering pengertiannya menimbulkan salah pengertian. $enyataannya .+#/ tidak
memberikan teknik penggalian dan penyanggaan yang spesifik. Banyak orang percaya
jika menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga mereka sudah
menerapkan .+#/. Ini jauh dari kebenaran. .+#/ mengikut sertakan kombinasi
dari berbagai cara yang ada untuk penggalian dan penero"ongan tetapi perbedaannya
adalah pemantauan yang terus menerus dari gerakan batuan dan re<isi penyangga
untuk memperoleh lining yang paling stabil dan ekonomis. Bagaimanapun juga
berbagai aspek lainnya berhubungan juga di dalam membuat I.D +/ # ;)1 lebih
bersifat konsep atau filosofi dibandingkan dengan hanya suatu metode. .+#/
dikembangkan di +ustria diantara tahun 1%26 sampai tahun 1%72 dan diberi nama
.+#/ di *alGburg tahun 1%72 untuk membedakan dari pendekatan penero"ongan
+ustria yang lama dan tradisional. $ontributor utama dari pengembangan .+#/
adalah Ladislaus <on Cabce"icG Leopold /uller dan ,ranG ;acher.
Rang utamanya .+#/ adalah suatu pendekatan scientific empiris yang melibatkan
pengalaman praktek <ang disebut empirical dimesioning. Ini merupakan dasar teoritis
yang melibatkan hubungan antara tegangan dan deformasi di sekililing tero"ongan
dengan konsep kur<a ground-reaction. ;ada a"alnya ini merupakan dasar teoritis
yang diberikan oleh dua orang +ustria yaitu ,enner dan $astner.
12%
/etode ini menggunakan instrumentasi in-situ dan pemantauan yang canggih dan
menginterpretasikan pengukuran ini secara scientific.
/uller (1%6') menganggap .+#/ sebagai suatu konsep yang mengamati
prinsip-prinsip tertentu. Palaupun ia menulis tidak kurang dari 22 prinsip tetapi ada 6
ciri yang paling penting yang menjadi dasar .+#/ :
a. Mobili!a!i *ari kekuatan +a!!a batuan.
$ekuatan massa batuan di sekitar tero"ongan dijaga sebagai komponen utama
penyangga tero"ongan. ;enyangga primer secara langsung memungkinkan batuan
itu menyangga dirinya sendiri ini diikuti dengan penyangga yang harus
mempunyai karakteristik load deformation yang cocok dan dipasang tepat pada
"aktunya.
b. Perlin*ungan oleh !hot#rete.
!alam rangka menjaga kemampuan massa batuan untuk menahan beban lepasnya
batuan dan deformasi batuan yang berfebihan harus dikurangi sekecil mungkin.
0al ini dapat dilakukan dengan menggunakan lapisan shotcrete yang tipis
kadang-kadang bersama-sama dengan sistem yang cocok dari rock bolting segera
setelah penggalian. *angat penting bah"a sistem penyangga yang digunakan
kontak langsung secara keseluruhan dengan massa batuan dan mengalami
deformasi bersama-sama dengan batuan.
#. Pengukuran.
.+#/ membutuhkan pemasangan instrumentasi yang cangglih pada saat
shotcrete linina a"al dipasang untuk memantau deformasi galian dan timbunan
dan dari penyangga. +kan didapat informasi mengenai kestabillan tero"ongan
dan memungkinkan untuk mengoptimalisasi formasi load-bearing ring dari lapisan
batuan. Paktu penempatan penyangga adalah sangat penting.
17)
tero"ongan dan pembayaran. .+#/ mengharuskan semua yang terlibat di dalam
rancangan dan kontruksi proyek tero"ongan untuk menerima dan mengerti
pendekatan ini dan bekerja sama di dalam pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah. ;emilik proyek enjinir perancang dan kontraktor harus bekerja sama
sebagai satu tim.
!i dalam praktek klasifikasi .+#/ menghubungkan kondisi massa batuan prosedur
penggalian dan kebutuhan penyangga tero"ongan. $lasifikasi yang merupakan bagian
dari kontrak dapat digunakan untuk proyek yang baru berdasarkan pengalaman
sebelumnya dan in<estigasi geoteknik rinci.
-ontoh dari .+#/ berdasarkan hasil kerja dari =ohn (1%')) diberikan pada #abel
'.21.
171
#abel '.21. =round 4lassification untuk .+#/
3la!!
Groun*
Beha5iour
Geo+e#hani#al
in*i#ator!
ED#a5ation
Stan* uTi+e
$Gui*eline!)
Se#tion 4oun*
length
Metho*
I Intact rock
(freestanding)
#he stresses around
the 5pening are
less than the Cock
mass strength: thus
the ground is
standing. !ue the
blasting
separations along
discontinuities are
possible.,or high
o<erburden danger
of popping rock.
,ull face .o limit smooth
blasting
-ro"n "eeks
spring
line-unlimited
II Lighttly
afterbreaking
#ensile*tresses in
the cro"n or
unfa<orably
odentied
discontinuities
together "ith
blastig effects lead
to separations
,ull face 3-2 m *mooth
blasting
-ro"n: days
*phngline:"eeks
III +fter breaking
to
#ensile stresses in
the -ro"n lead to
roof fails#hat are
fa<ored by
unfa<orably
5hented
discontinuities. #he
*tresses at the
springlines !o not
eFceed tie mass
*trength. 0o"e<er
afterbreaking /ay
occur along
discontinuities
(due#he blasting)
,ull face
"ith short
round
lenghts
,ull
face: 2-4
m
*mooth
blasting
-ro" and
springline
*e<eral hours
IK +fter breaking
to (formerly IIIb
lighitly(formerly
sBueeGing
1) #he Cock mass
strength is
substanstially
reduced dueto
discontinuities.
#hus resulting in
many after breaks(
or 2) the rock mass
strenght is
eFceeded leading to
light sBueeGing.
0eading and
benching
(0eading
maF 42 m
2
)
,ull
face:
2-3 m
(0eading
2-4 m)
*mooth
blasting
and local
trimming
"ith
=ack
0ammer
-ro"n and
springline:a
fe" hours
172
#abel '.21. Lanjutan
3la!!
Groun*
Beha5iour
Geo+e#hani#al
in*i#ator!
ED#a5ation
Stan* uTi+e
$Gui*eline!)
Se#tion 4oun*
length
Metho*
K 0ea<ly
afterbreaking to
sBueeGing
!ue to lo" rock
rnass strength
sBueeGing ground
conditions that are
substantially
influenced by the
orientation of the
discontnuties
0eading and
benching
(heading
maF. 22 /
2
)
heading:
1- 3 m
bench:
1-3 m
*mooth
blasting
or
eFca<ator
-ro"n end
springline time
KI 0ea<ly
sBueeGing
+fter openintl the
tunnel sBueeGing
ground is obser<ed
oon all free
surfaces: the
dliscontinuities are
of rninor
importance
0eading and
benching
(heading
maF 22 m
2
)
0eading
).2-12 m
bench:
1-3 m
*carping
of
hydraulic
eFca<ator
Kery limited
stand-up time
KII ,lo"ing CeBuires special technical e.g. chemical gruoting freeGing electromosis
173
#abel '.21. (Lanjutan)
3la!!
Suort Pro#e*ure
3on!tru#tion
Pro#e*ure
Prin#ile 3rown Sringline In5ert Fa#e
I -heck cro"n for
lose rock
Phen popping
rock is ;resent
placement of
*upport after each
round
*upport
against
dropping Cock
bolts
*hotcrete )-2 m
Bolts : cap: 1 12
t
Length12-4m
Locally as:
needed
Bolts.:
cap 1 12 t
Length 1 2-4 m
locally
.o .o
II -ro"n has to be
supported +fter
each round Bolted
arch in cro"n
*hotcrete
support in
cro"n
Bolts( cap 1
12. #
Length12-4 m
5ne per 4-7 m
*hotcrete 2-1)
cm "ith "ire
fabric (3.12
kg>m
2
)
Bolts :
Length 1 2-4
locally
*hotcrete )- 2
cm
Bolts .o 2
3.2 m if
necessary
III *hotcrete after
each round:
support can be
;laced in stages
-ombined
shotcrete
bolted round
in cro"n and
at springline
*hotcrete:2- 12
cm "ith "ire:
fabric (3.12
kg>m
2
) Bolts:
cap 12-22 t
Length13-2 m
*hotcrete . 2-12
cm
Bolts: 2-22 m
Length:3-2 5ne
per 4-7 m
2
+dapt
in<ert
support to
local
conditions
+dapt face
support to
local
conditions
IK *hotcrete alter
each round
Bolts in the
heading ha<e to
be placed at least
-ombined
shotcrete-
Bolted arch in
cro"n and
springline if
necessary
closed in<ert
*hotcrete: 1)-12
cm "ith "ire
fabric (3.12
kg>m
2
) Bolts:
fully grouted
-ap 2.2 t
Length14-7 m
5ne per2-4 m
2
sane as cro"n *lab :
2)-3) cm
K +ll opened
sections ha<e
#o be supported
Immediately after
5pening +ll
support
;laced after each
round
*upport ring
of shoterete
"ith bolted
arch and *teel
sets
Locally
linerplates
*hoterete : 12-2)
cm "ith "ire
fabric (3.12
kg>m
2
)
*teel sets: #021
spaced: ).' - 2.)
m
Bolts: fully
grouted
-ap 1 22 t
Length12-6 m
5ne per 1-3 m
*ame as cro"n
linerplates
necesarry
In<ert arch
h 4) cm or
bolts
2. 1 2-6 m
if necessary
*hoterete
1) cm in
heading if
necessary
3-6 cm in
bench
KI +s -lass K *upport ring
of shoterete
Pith steel
sets including
In<ert arch
and densely
Bolted arch
Linerplates
"here necessary
shotcrete: 2)-22
cm "ith "ire
fabric.
*teel sets:
#0:).2-1.2m
Bplts cap122 t
2 1 7-% m
5ne per ).2-2.2
m
2
*ame as cro"n ln<ert: h 2)
cm
Bolts:7-% m
long if
necessary
*hoterete
1) cm and
additionalfa
ce breasting
174
(.&. PENGGUNAAN DI DA:AM TE4->-NGAN
*ebagai contoh penggunaan klasifikasi massa batuan untuk penero"ongan diambil
kasus tero"ongan ;ark Ci<er sebagai tero"ongan penyediaan air di kota 0artford
-lonnecticut +merika *erikat (Bienia"ski 1%')). #ero"ongan ini berfungsi untuk
mengendalikan banjir dapat mengalihkan kelebihan air dari satu sungai ke sungai
lainnya. !iameter dalam tero"ongan adalah 76 m dengan panjang antara intake dan
outlet adalah 2')) m. ;enggalian dilakukan metalui batu serpih (shale) dan batu
basalt dengan kedalaman maksimum 71 m di ba"ah permukaan tanah. Lokasi
tero"ongan berada di pusat kota yang cukup ramai >nvert tero"ongan di outlet adalah
12% m di ba"ah in<ert di intake dengan kemiringan tero"ongan kira-kira )7 &.
#ebal minimum batuan 123 m di atas crown di outlet. 0arga pena"aran untuk
tero"ongan ber<ariasi dari 8*k 3336 juta untuk pemboran dan peledakan sampai
8*k 2322 juta untuk pemboran mesin dengan dinding precast 0arga satuan adalah
8*k '3)3 per meter dengan tunnel boring machine (#B/) harga pena"aran pada
tahun 1%6'.
a. Geologi Terowongan
:ambar '.' memperlihatkan penampang geologi longitudinal. Batuan di sepanjang
lintasan tero"ongan dengan kemiringan ke arah timur adalah serpih merah>siltstone
diselang selingi oleh basalt dyke dan dua daerah sesar.
#iga daerah geologi utama dibedakan sepanjang lintasan tero"ongan sebagai hasil
pen<elidikan a"al (Blackey 1%6%):
a. !aerah serpih dan basalt meliputi '' & dari tero"ongan.
b. !aerah batuan fractured (<ery tblocky and seamy) diantara stasiun 23J1) dan
31J1).
-. !aerah dua sesar satu di dekat stasiun 26J2) dan lainnya di antara stasiun '%J2)
dan %2J2).
172
;erlapisan dan kekar pada umumnya utara>sellatan yang tegak lurus dengan sumbu
tero"ongan (tero"ongan digali dari barat ke timur). ;erlapisan pada umumnya
mempunyai kemiringan antara 12
)
dan 2)
)
sedang kekar lebih curam lagi antara 6)
)
dan %)
)
. $ekar di serpih mempunyai permukaan kasar (rough) dan banyak sangat tipis
serta diisi oleh calcite.
#inggi muka air tanah yang diukur sebelum konstruksi tero"ongan adalah 46-2' m di
atas invert tero"ongan.
b. Pen"eli*ikan Geologi
;enyelidikan lapangan termasuk pemboran inti berbagai uji di dalam lubang bor dan
sur<ai seismik. 8ji di dalam lubang bor terdiri fotografi lubang bor pengujian tekanan
air pemasangan pisometer obser<asi lubang bor dan uji pemompaan. Inti batuan
terdiri dari 2% lubang bor digunakan untuk menentukan geologi tero"ongan. Lubang
bor ini berdiameter 24 mm sebanyak 1' buah dan 11) mm sebanyak 11 buah. *epuluh
lubang bor tidak sampai ke le<el tero"ongan. *emua inti difoto di lapangan segera
sesudah dikeluarkan dari core barrel dan dilog diklasifikasikan dan diuji.
,otografi lobang bor diiakukan di 12 lubang bor untuk menentukan orientasi
diskotitinuitas dan struktur batuan.
-ontoh inti dipilih dari 24 likasi di dalam tero"ongan dekat cro"n dan pada jarak 1
E diamaeter di atas cro"n untuk menentukan density kuat tekan uniaksial kekuatan
triaksial modulus elastisitas ;osson?s ratio kandungan air s"elling dan slaking
kecepatan sonik kekuatan kekar. 0asilnya diberikan pada #abed '.22.
177

:ambar '.'. ;rofil geologi dari tero"ongan ;ark Ci<er
:ambar '. '. (Lanjutan)
176
:ambar '. '. (Lanjutan)
:ambar '. '. (Lanjutan)
#abel '.22. Cekapitulasi sifat batuan di tero"ongan ;ark Ci<er
17'
Batuan =umlah
8ji
$uat #ekan
8niaksial
(/pa)
=umlah
8ji
/odulus
9lastisitas
(:pa)
*erpih
Basalts
Batu ;asir
1%
11
2
224-%)3
(rata-rata 234)
3'2-%4'
(rata-rata 6)')
742-72'
(rata-rata 721)
6
%
13'-342
(rata-rata 142)
714-7'%
(rata-rata 31%)
#. Data Ma!ukan untuk Kla!i7ika!i Ma!!a Batuan
!ata masukan untuk klasifikasi massa batuan telah dikompilasi untuk semua daerah
struktur di sepanjang tero"ongan. :ambar '.% memperlihatkan contoh pengambilan
data di daerah outlet. *emua data yang masuk ke dalam lembaran data masukan
klasifikasi di dapat dari lubang bor termasuk informasi orientasi dan jarak (spacing)
dart diskontinuitas. Ini mungkin karena digunakannya fotografi lubang bor untuk
penambangan lubang bor sebagai tambahan dari prosedur core logging yang biasa.
*. 4an#angan Terowongan
#iga seksi tero"ongan yang berbeda dirancang dan dita"arkan sebagai bagian dari
pena"aran :
1 ) ;emboran dan peledakan dengan penguatan ketebalan ber<ariasi castin-place
linier dirancang untuk menghadapi tiga kisar beban batuan.
2) ;enggalian dengan mesin dengan penguatan cast%in%place lining.
3) ;enggalian dengan mesin dengan penguatan precast lining.
17%
:ambar '.%. Lembar data masukan untuk daerah struktur 1(c) dari tero"ongan
;ark Ci<er
16)
#abel '.23 memberikan penyangga yang direkomendasikan dan beban batuan yang
didasarkan pada metode #erGaghi.
Cekomendasi penyangga juga disiapkan dari sistem klasifikasi massa batuan lainnya
yang diberikan pada #abel '.24 (Bienia"ski 1%6%). $esimpulan utama yang ditarik
dari tabel ini adalah metode #erGaghi yang merekomendasikan ukuran penyangga
yang paling luas kelihatannya berlebihan jika dibandingkan dengan rekomendasi
yang diberikan oleh ketiga klasifikasi lainnya. 0al ini disebabkan oleh tiga hal :
1) Cancangan dinding (lining) permarien tidak memperhitungkan efek yang
diberikan ke batuan oleh penyangga sementara yang mungkin sudah dapat
menstabilkan struktur dari tero"ongan.
2) /odifikasi metode #erGaghi yang asli oleh !eere (1%6)) didasarkan pada
teknologi tahun 1%7%.
3) /etode #erGaghi tidak dapat melihat kemampuan batuan untuk menyangga
dirinya sendiri. /etode #erGaghi digunakan sebagai deskripsi massa secara kualitatif
seperti blocky dan seamy yang tidak menggunakan secara penuh semua informasi
kuantitatif yang tersedia dari program eksplorasi lapangan.
Instrumentasi di tero"ongan direncanakan untuk melakukan <erifikasi rancangan
penggunaan rancangan selanjutnya dan pemantauan efek dari konstruksi.
*epuluh seksi uji di lokasi pada berbagai kondisi geologi telah di pilih dalam
tero"ongan. *eksi ini terdiri dari etensometer (/;BS) yang dipasang dan
permukaan tanah pore pressure transducer rock bolt load cell titik convergence
strain gauge yang dipasang dipermukaan dan ditanam di dalam tero"ongan.
;engukuran tegangan in-situ juga dilakukan.
161
#abel '.23. #ero"ongan ;ark Ci<er : Cancangan tero"ongan beban batuan dan
penyangga berdasarkan metode #erGaghi
4o#k #on*ition
:ength
o7 Fone
$7t)
Drill an* bla!t 3on!tru#tionG Dia+eter
,9 7t
Ma#hine Boring G
Dia+eter ,' 7t
4o#k 4o#k
:oa*
$t!7)
Te+orar"
Suort
Per+anent
:ining
:oa*
$t!7)
Te+orar"
Suort
Per+anent
:ining
Best a<erage
Buality:
/assi<e
moderately
=ointed Ce!\')
'))) 1.1 11-ft bolts at
41>2 ft
shocrete 1 in
thick
Ceinforced
concrete
14 in thick plus
'-in o<erbreak
).2 1)-ft bolts
occasionally
at 7 ft
shotcrete 2
in if needed
Ceinforced
precast liner
% in thick
Porst a<erage
Buality: Kery
blocky seamy
Ce!14)
')) 2.2 11-ft bolts at 2
ft shocrete 2
in thick
Ceinforced
concrete12 in
thick plus '-in
o<erbreak
1.4 1)-ft bolts
occasionally
at 3-2 ft
shotcrete 2
in if needed
+s abo<e
,aultGones(
completely 3))
-rushed Ce! 1
3)
')) 4.' P' steel beam
at 2-4 ft
shocrete 3 in
thick
Ceinforced
concrete 22 in
thick plus '-in
o<erbreak
3.2 1)-ft bolts at
3 ft
shotcrete 3
in if needed
+s abo<e
#abel '.24. #ero"ongan ;ark Ci<er: ;erbandingan dari rekomendasi penyangga
Cock
-onditions
*upport *ystem
e- *ystem
#erGaghiDs /ethod C*C -oncept :eomechanics
-lassification
Best +<erage
conditions:
regions 1 and 2
Cock load: 1.1 tsf
Ceinforced
concrete 14 in
thick plus '-in
o<erbreak
#emporary: 11-ft
bolts at 41>2 ft
shotcrete 1 in.
thick
C*C 1 67
;ermanent : .+
a
Locally rock bolts in
roof 1) #emporary:
.one
C/C 1 62
ft long at '-ft
spacing plus
5ccasional mesh
and shotcrete 2
in.thick
Cock Load: ).2 tsf e
1 2) 8ntensioned
spot bolts % ft long
spaced 2-7 t. .o
shotcrete or mesh
Porst a<erage
-onditions: sta
23J)) to 31J))
Cock load: 2.2 tsf
Ceinforced
concrete 12 in
thick plus '-in
o<erbreak
#emporary: steel
ribs:P' ring beams
at 2-4 ft shotcrete 3
in.
C*C 1 27
;ermanent( .a
a

#emporary: 'P4)
steel ribs at 2 ft
C/C 1 36
*ystematic bolts
12 ft long at2-ft
spacing "ith "ire
' in.thick
Cock Load: 1.1 tsf
e 1 2.2
8ntensioned
systematic bolts % ft
long at 3-ft spacing
plus at 3 ft
;rimary: shotcrete 7-
1) in. "ith mesh
at 3 ft
162
;rimary: shotcrete
7-1) in.
"ith mesh
$arena precast liner dirancang untuk kondisi batuan yang jelek (1) & dari total
panjang tero"ongan) tetapi telah digunakan disepanjang tero"ongan akibatnya
adalah overdesign untuk sebagian besar tero"ongan. /aksud dari program
instrumentasi adalah untuk <aliditas asumsi-asumsi rancangan dan memperhalus
perhitungan untuk rancangan yang akan datang.
e. 3-NT-6 P4-SEDU4 K:ASIF1KASI
1) Ite+ 1 G kla!i7ika!i kon*i!i +a!!a batuan
a) #erGaghi : )oderately blocky and seamy
(Ce! 1 V 62 &)
b) C*C -oncept:
Cockt type : soft sedimentary rock(
- *lightly faulted and folded(
- ;arameter + 1 12(
- *pacing : moderate to blocky.
- *trike approFimately perpendicular to tunnel aFis dip )2)
)
- ;arameter B 1 3)(
- Pater inflo": moderate
- =oint conditions-fair (moderately open rough and "eathered):
- ,or: + J B 1 42 parameter - 117.
- #herefore : C*C 1 12 J 3) J 17 1 71.
c) :eomechanics -lassification (C/C)
- Intact rock strength
c
1 2) /;a
Cating 1 4(
- !rill core Buality Ce! 1 22 - 62 &( a< 62 &
Cating 1 13(
- *pacing of discontinuities range 2) mm to ).% m
163
Cating: 1)(
- -onditions of discontinuities : separation ).' mm to 1.1 mm slightly "eathered
rought surfaces Cating 1 22(
- :round"ater: dripping "ater la" pressure flo" 22 - 122 L>min
Cating 1 4(
- Basic C/C : 4 J 13 J 1) J 22 J 4 1 27 "ithout adjustment for orientation of
discontinuities(
- !iscontinuity orientation : strike perpendicular to tunnel aFis dip 2)
)
( ,air
orieritation adjustment: 2 adjusted C/C 1 27 - 2 1 21(
- C/C 1 21 represents -alss III fair rock mass.
d) e-*ystem
- Ce! 1 62 & (a<erage)(
- =
n
1 7 t"o joint sets and random(
- =
r
1

1.2 rough planarjoints(
- =
a
1 1.) unaltered joint "alls surface staining only(
- =
"
1 ).2 possible large "ater inflo"(
- *C, 1 1.) medium stress
c
>
1
1 2)>).%1 1 22.
- e 1 Ce! >=
n
F =
r
> =
a
F =
a
F =
"
> *C, 1 %.) ,air rock mass.
Cekapitulasi
$lasifikasi
#erGaghi
C*C
C/C
e
0asil
/oderately blocky and *eamy
71
21 ,air rock mass
%.)1 ,air rock mass
,) Beban Batuan $4o#k :oa*)
!rill and blast diameter : 6.4 m J ).7 m o<er break 1 '.) m.
/achine-bored diameter : 6.4 m
*hale density : 277) kg>m
3
(177 lb>ft
3
)
164
Metho* Drill an* Bla!t TBM
#erGaghi h
p
1 ).32- 1 ).6B 1 ).6 F '.) 1 2.7 m
Cock load ; 1 h
p
1 ).147 /pa
(1.22 t>ft
2
)
h
p
1 ).42B 1 3.3 m
; 1 ).)% /pa ().% t>ft
2
)
C*C ,rom figure 2.3 ; 1 ).)76 /pa
(1.2 klp>ft
2
)
#B/ adjustment
C*C 1 7%.2
; 1 ).)34 /pa ().6 klp>ft
2
)
C/C
1))
21 - 1))
h
p

B 1 3.%2 m
; 1 h
p
1 ).12) /pa
#B/ adjustment <ia
con<ersion to C*C
C/C 1 764
; 1 ).)4% /pa
e 1 %
1>3 1>3
(%)
1.2
2.)
e
=
2.)
;
1 ).74 kg>cm
2
1 ).)72' /pa
1>3 -
r
1>2
(%)
1.2 3
7 2.

3=
2.=
;
1 ).22 kg>cm
2
1 ).)213 /pa
#B/ adjustment <ia
con<ersion to C*C
e1 24
; 1 ).)321 /pa

Cekapitulasi
Meto*e
#erGaghi
C*C
C/C
e
Drill an* Bla!t
147
76
1)2
73
TBM
%)
34
4%
32
.) Ite+ . G Self Supporting Span *an /a0imum Span G oleh 4M4 *an E S"!te+!
!engan menggunakan :ambar '.4 : span versus stand%up time
*elf-supporting span
/aFimum span
C/C 1 21
24 m
1)2 m
e 1 % (9*C 1 17)
' m ! 1 2 (17) F %
)4
') Ite+ ' G Stand,up Time1 De7or+abilit" *an nilai #%
8ntuk C/C 1 21 dan span 1 ' m(
*tand-up time : kira-kira 6) jam atau 3 hari(
!eformability C/C 1 27 (tidak disesuaikan untuk orientasi kekar)(
162
9 1 2 C/C W 1)) 1 12 :pa (1.64 F 1)7 psi)(
c 1 1%2 $pa(
39
0
(#abel '.12).
8) Ite+ 8G 4eko+en*a!i en"angga
#erGaghi : !rill and blast-light to medium steel sets spaced 1.2 m. -oncrete
lining.
C*C : !rill and blast-71-122 ribs on 2-m centers plus concrete lining.
C/C : !rill and blast-systematic bolts 3.2 m long spaced 1.2 m
shotcrete 2) to 1)) mm in roof and 3) rpm on "ails "ire mesh int
cro"n.
e-*ystem : !rill and blast-3 m long rock bolts spaced 1.2 m and 2) mm thick
shotcrete.
9) Ite+ 9 Tabula!i ha!il *ari ite+ 1 !a+ai 8.
Ite+ TerHaghi 4S4 4M4 E
*hale euality
Cock load
height (m)
Cockload(k;a)
*tand-up time
*upport
/oderately
blocky and
seamy
2.7
147
Cibs at 1.2 m
-oncrete lining
71
.>+
a
76
.>+
a
Cibs at 2 m
-oncrete
21
3.%
1)2
3d
3.2 bolts at 1.2
m shotcrete 2)
to 1)) mm
"ire mesh
%.)
.>+
a
73
.>+
a
3 bolts at 1.2
m shotcrete 2)
mm "ire mesh
a
.ot applicable.
167

You might also like