I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Maksud & Tujuan 3. Ruang Lingkup Pedoman 4. Istilah & Definisi 5. Acuan Normatif 6. Kedudukan 7. Fungsi & Manfaat RTRW Kota II. KETENTUAN TEKNIS MUATAN RTRW KOTA 1. Muatan RTRW Kota a. Tujuan, Kebijakan, & Strategi Penataan Ruang b. Rencana Struktur Ruang c. Rencana Pola Ruang d. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota e. Arahan Pemanfaatan Ruang f. Ketentuan Pengendalian 2. Format Penyajian 3. Masa Berlaku RTRW Kota III. PROSES & PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW Kota 1. Proses Penyusunan RTRW Kota a. Persiapan Penyusunan b. Pengumpulan Data c. Pengolahan & Analisis Data d. Perumusan Konsep e. Penyusunan Raperda 2. Prosedur Penyusunan RTRW Kota
OUTLINE PENDAHULUAN
Latar Belakang Perlunya pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien yang diwujudkan melalui proses penataan ruang yang optimal
diperlukan pedoman penyusunan RTRW Kota sebagai acuan semua pihak terkait untuk dapat menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota yang menganut asas Keselarasan, Keserasian, Keterpaduan, Kelestarian , Keberlanjutan serta keterkaitan antarwilayah. Amanat UU No.26 Tahun 2007 Pasal 11 : Pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota, pemanfaatan ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.
Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup Maksud Sebagai acuan dalam kegiatan penyusunan RTRW kota oleh pemerintah daerah kota dan para pemangku kepentingan lainnya.
Tujuan Mewujudkan RTRW kota yang sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Ruang Lingkup Memuat ketentuan teknis penyusunan RTRW kota serta proses dan prosedur penyusunan RTRW kota.
RTRW Nasional RTRW Provinsi RTR Pulau RTR Kawasan Strategis Nasional RTR Kawasan Strategis Provinsi RTRW Kota RTRW Kabupaten RDTR Kota RTR Kawasan Strategis Kota RDTR Kabupaten RTR Kawasan Strategis Kabupaten Rencana Umum Rencana Rinci RPJP Nasional RPJM Nasional RPJP Propinsi RPJM Propinsi RPJP Kabupaten/Kota RPJM Kabupaten/Kota Kedudukan RTRW Kedudukan Pedoman PP 26/2008 Tentang RTRWN UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang PP Penyelenggaraan Penataan Ruang PP Lainnya Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten Pedoman Penyusunan RTRW Kota Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang (Permen PU No. 20/PRT/M/2007) Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai (Permen PU No. 40/PRT/M/2007) Kriteria Teknis Perencanaan Tata Ruang Kawasan Budidaya (Permen PU No. 41/PRT/M/2007) Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi (Permen PU No. 21/PRT/M/2007) Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan (Permen PU No. 05/PRT/M/2008) Ped. Penataan Ruang Kawasan Bencana Longsor (Permen PU No. 22/PRT/M/2007) Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di Kawasan Perkotaan (Permen PU No. 21/PRT/M/2007) Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan Pedoman Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Agropolitan Pedoman Penetapan Kriteria Kawasan Perkotaan Ped Penentuan Klasifikasi Zona Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/ Kawasan Perkotaan Pedoman Penataan Ruang Wilayah Sungai Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Untuk Kegiatan Informal dan Bangunan Pasar Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan Ped Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Ruang Evakuasi Bencana Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Angkutan Umum Kriteria Ruang Penentuan Lokasi Menara Telekomunikasi Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Pedoman Pengklasifikasian Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Pedoman Pengelolaan Kawasan Resapan Air Pedoman Terkait Lainnya Kriteria Penentuan Kawasan Strategis Provinsi, Kab, Kota Pedoman Penyusunan RTR Kawasan Strategis Provinsi/Kab/Kota Pedoman Penyusunan RDTR Kabupaten Pedoman Penyusunan RDTR Kota Ped. Perijinan Pemanfaatan Ruang Wil. Provinsi, Kabupaten, Kota Pedoman Penyusunan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Ped Mekanisme Pengenaan Sanksi Dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang Pedoman Pemberian Insentif dan Disinsentif Ped Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bid Penataan Ruang Pedoman Pengawasan Teknis Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Penataan Ruang Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Rawan Bencana Banjir UU Terkait Lainya Perpres metropolitan Perpres perbatasan Perpres pulau Perpres lainnya Kriteria Teknis Penataan Ruang Daerah Penguasaan Sungai di Perkotaan Keterangan: menjadi masukan bagi penyusunan RTRW provinsi, kabupaten, dan kota menjadi masukan bagi penyusunan RTRW kabupaten dan kota menjadi masukan bagi penyusunan RTRW kabupaten menjadi masukan bagi penyusunan RTRW kota memberikan masukan bagi penyusunan RDTR kabupaten dan kota, serta RTR kawasan strategis provinsi, kabupaten, dan kota menjadi masukan bagi penyusunan RTRW provinsi, kabupaten, dan kota menjadi dasar bagi RTRW Kota MENJADI ACUAN RPJPD & RPJMD Pemanfaatan/ Pengembangan wilayah Penentuan Lokasi Investasi Penyusunan Rencana Rinci Kota Pengendalian Pemanfaatan Ruang Administrasi Pertanahan Keterpaduan Pembangunan Wil.Kota Keserasian Pembangunan Wil.Kota dengan wilayah sekitar Tata Ruang Wilayah Kota Yang BERKUALITAS MEWUJUD KAN FUNGSI MANFAAT Fungsi dan Manfaat KETENTUAN TEKNIS MUATAN RTRW KOTA
Muatan RTRW Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota RTRW Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota Strategi Pusat Pelayanan Kota Sub Pusat Pelayanan Kota Kaw. Lindung Kaw. Budi Daya Kaw. Strategis Ekonomi Kaw. Strategis Sosial budaya Kaw. Strategis SDA/teknologi tinggi Kaw. Strategis Daya Dukung LH Kaw. Strategis Strategis lainnya Perwujudan Rencana Struktur Ruang Perwujudan Rencana Pola Ruang Perwujudan Kawasan Strategis Kota Ketentuan Peraturan Zonasi Ketentuan Perizinan Ketentuan Pemberian Insentif Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Ketentuan Pemberian Disinsentif Ketentuan Sanksi Tujuan Kebijakan Pusat Lingkungan Ketentuan Teknis : T U J U A N
Tujuan, Kebijakan dan Strategi (1) DASAR PENENTUAN FUNGSI VISI MISI KOTA KARAKTER KOTA ISU STRATEGIS KONDISI YANG DIINGIKAN Dasar Formulasi Kebijakan dan Strategi Arah Penyusunan Indikasi Program utama Dasar Penetapan Ketentuan Pengendalian Mengakomodasi fungsi dan peran kota yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Tata Ruang Sesuai tujuan penataan ruang wil. Provinsi dan Nasional Jelas dan dapat dicapai sesuai jangka waktu perencanaan Sesuai peraturan perundang-undangan K R I T E R I A
Ketentuan Teknis : K E B I J A K A N
Tujuan, Kebijakan dan Strategi (2) DASAR PENENTUAN FUNGSI TUJUAN PENATAAN RUANG
KETENTUAN PERUNDANG AN
KARAKTER KOTA KAPASITAS SUMBER DAYA KOTA Dasar Formulasi Kebijakan dan Strategi Arah Penyusunan Indikasi Program utama Dasar Penetapan Ketentuan Pengendalian Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah terkait Jelas , realistis, dan dapat dicapai sesuai jangka waktu perencanaan Mampu menjawab isu-isu strategis Sesuai peraturan perundang-undangan K R I T E R I A
Dasar Merumuskan Ren.Struktur dan Pola Ruang Ketentuan Teknis : S T R A T E G I
Tujuan, Kebijakan dan Strategi (2) DASAR PENENTUAN FUNGSI KEBIJAKAN PENATAAN RUANG
KETENTUAN PERUNDANG AN
KAPASITAS SUMBER DAYA KOTA Dasar penyusunan rencana Struktur, Pola dan penetapan Kaw.Strategis Arah bagi Penyusunan Indikasi Program utama RTRW Kota Dasar Penetapan Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Memiliki Kaitan Logis dengan Kebijakan penataan ruang wil.kota Sesuai tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wil.Nas & Prov Jelas , realistis, dan dapat dicapai sesuai jangka waktu perencanaan Dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur ruang dan pola ruang Sesuai dengan peraturan perundang-undangan K R I T E R I A
Ketentuan Teknis : Tujuan, Kebijakan dan Strategi (2) DASAR PENENTUAN FUNGSI KEBIJAKAN &STRATEGI PENATAAN RUANG
KEBUTUHAN PENGEMBAN GAN DAN PELAYANAN WIL KOTA
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG Arahan pembentuk sistem pusat pelayanan wil.kota Arahan perletakan jaringan prasarana wil.kota Dasar penyusunan indikasi program utama Memperhatikan rencana struktur tata ruang kab/kota yang berbatasan Jelas , realistis, dan dapat dicapai sesuai jangka waktu perencanaan Pusat pelayanan harus berhirarki dan tersebar secara proposional Sistem jaringan prasarana kota terbentuk oleh sistem jaringan prasarana utama (jar.transportasi) dan sistem jar.prasarana lainnya K R I T E R I A
RENCANA STRUKTUR RUANG
merupakan kerangka sistem pusat- pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota KETENTU AN PERUN DANGAN Ketentuan Teknis : Rencana Struktur Ruang (2) RENCANA STRUKTUR RUANG PUSAT PELAYANAN Pusat Pelayanan Kota Subpusat pelayanan Kota Pusat Lingku ngan PETA ILUSTRASI STRUKTUR RUANG KOTA Prasarana Utama
Sistem jaringan transportasi darat a. Sistem Jaringan Jalan b. Sistem Jaringan KA c. Sistem Jaringan Angkutan sungai, danau dan penyeberangan
Prasarana Lainnya
Sistem jaringan transportasi Laut a. Alur pelayaran b. Pelabuhan
Sistem Transportasi Udara a. Ruang diatas Bandara b. Ruang udara di sekitar bandara c. Bandar Udara
Sistem jaringan energi/kelistrikan pembangkit listrik jaringan prasarana energi
Sistem jaringan telekomunikasi infrastruktur dasar telekomunikasi infrastruktur telepon nirkabel rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi Jaringan Sumber Daya Air Sist.jaringan SDA lintas negara Wilayah Sungai Irigasi Jaringan air baku Sistem pengendalian banjir Infrastruktur Perkotaan Sist.jaringan air minum Pengelolaan air limbah Persampahan Drainase Kota Jaringan pejalan kaki Jalur evakuasi bencana, dll Ketentuan Teknis : Rencana Struktur Ruang (3) SISTEM JARINGAN PRASARA NA KOTA Ketentuan Teknis : Tujuan, Kebijakan dan Strategi (2) DASAR PENENTUAN FUNGSI KEBIJAKAN &STRATEGI PENATAAN RUANG
KEBUTUHAN PENGEMBAN GAN KEG.SOSIAL EKONOMI
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG Sbg Lokasi ruang untuk kegiatan sosial ekonomi Mengatur Keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang Dasar penyusunan indikasi program utama Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN dan Prov beserta rencana rincinya Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kab/kota yang berbatasan Memperhatikan mitigasi bencana wil.kota KETENTU AN PERUN DANGAN RENCANA POLA RUANG
Merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan budi daya Dasar pemberian izin pemanfaatan ruang Menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30 % dari luas wilayah kota; K R I T E R I A
( 1 )
Ketentuan Teknis : Rencana Pola Ruang (2) RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG KAWASAN BUDI DAYA Hutan lindung; Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Kawasan perlindungan setempat Ruang terbuka hijau (RTH) kota Kawasan suaka alam dan cagar budaya; Kawasan rawan bencana alam Kawasan lindung lainnya.
Kawasan perumahan Kawasan perdagangan dan jasa Kawasan kawasan pariwisata, Kawasan ruang terbuka non hijau; Kawasan ruang evakuasi bencana Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal Kawasan peruntukan lainnya
Menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal; Menyediakan ruang terbuka non hijau untuk kegiatan masyarakat Jelas , realistis, dan dapat dicapai sesuai jangka waktu perencanaan Mengacu klasifikasi pola ruang yang terdiri atas Kaw.Lindung dan Kaw.Budidaya K R I T E R I A
( 2 )
Ketentuan Teknis : Rencana Pola Ruang (3) KETENTUAN PEMETAAN POLA RUANG Ketelitian peta skala minimum 1:25.000 dan sesuai aturan SIG Cakupan peta meliputi ruang darat dan laut dengan batasan 4 mil dari garis pantai di wilayah kota/negara perbatasan Peta digambarkan didalam beberapa lembar yang disusun berurutan mengikuti indeks peta RBI dan Bakosurtanal Untuk wilayah pesisir/kelautan dilengkapi peta batimetri skala 1:25.000 Peta harus mengikuti aturan perundang-undangan tentang pemetaan tata ruang Untuk wilayah pesisir/kelautan dilengkapi peta batimetri skala 1:25.000 Rencana pola ruang untuk ruang laut, udara, dan dalam bumi wilayah kota diatur lebih lanjut dengan pedoman tersendiri; K E T E N T U A N
P E M E T A A N
Ketentuan Teknis : (1) DASAR PENENTUAN FUNGSI Mengembangkan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan Sbg Lokasi ruang untuk kegiatan sosial ekonomi Dasar penyusunan indikasi program utama Dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wil,kota PENETAPAN KAW. STRATEGIS
Merupakan penetapan bagian wilayah kota yang penataan ruangnya diprioritas kan KEBIJAKAN& STRATEGI PENATAAN RUANG
KESEPAKATAN STAKEHOLDER THDP NILAI STRATEGIS KAWASAN
NILAI STRATEGIS KAWASAN DAYA DUKUNG LING. HIDUP SESUAI PERATURA N UU Ketentuan Teknis : Penetapan Kawasan Strategis (2) PENE TAPAN KAW. STRATEGIS Memperhatikan kaw.strategis nasional dan provinsi wil. kota Kaw.Strategis kota harus memiliki kepentingan berbeda & pembagian kewenangan yang jelas Kawasan Strategis berupa kaw. Yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi, sosial budaya, pendayagunaan SDA/teknologi, lingkungan hidup dan nilai strategis lain. Ketentuan pemetaan : a. Delineasi kaw. Strategis dipetakan pada 1 lembar kertas b. Peta memperlihatkan bidang pusat perhatian c. Mengikuti peraturan perundang-undangan pemetaan rencana tata ruang K R I T E R I A
P E M E T A A N
Ketentuan Teknis : Arahan Pemanfaatan Ruang (1) DASAR PENENTUAN FUNGSI Acuan masyarakat dalam pemrograman pengembangan kota Arahan Sektor dalam penyusunan program Dasar estimasi penyusunan program dan pembiayaan Acuan masyarakat dalam melakukan investasi RENCANA STRUKTUR DAN POLA RUANG
KESEPAKATAN STAKEHOLDER & KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN
KETERSEDIA AN SUMBER DAYA DAN SUMBER DANA PRIORITAS PENGEMBA NGAN WILAYAH RPJPD ARAHAN PEMAN FAATAN RUANG
Merupakan upaya perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/ Pengem bangan kota Mendukung perwujudan rencana strukur, pola ruang dan pengembangan kawasan strategis Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi Jelas , realistis, dan dapat dicapai sesuai jangka waktu perencanaan Konsisten , berkesinambungan dan sinkron antar program K R I T E R I A
Ketentuan Teknis : Arahan Pemanfaatan Ruang (2) MUATAN INDIKASI PROGRAM UTAMA Usulan Program Utama Lokasi Besaran Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana Waktu dan tahap pelaksanaan MUATAN ARAHAN PEMANFAATAN RUANG Perwujudan Rencana Struktur Wil.Kota Perwujudan Rencana Pola Wil.Kota Perwujudan Kawasan Strategis Perwujudan sistem Pelayanan kegiatan Perwujudan sistem jaringan prasarana kota Perwujudan Kaw.Lindung Perwujudan Kaw.Budidaya Ketentuan Teknis : Pengendalian Pemanfaatan Ruang (1) DASAR PENENTUAN FUNGSI Alat Pengendali dan penjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dgn rencana Menjamin pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai rencana Mencegah dampak pembangunan yang merugikan &melindungi kepentingan umum RENCANA STRUKTUR DAN POLA RUANG
KESEPAKATAN STAKEHOLDER & KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN
MASALAH, TANTANGAN DAN POTENSI KOTA KETENTU AN PER- UNDANG AN Terukur, realistis, dan dapat diterapkan Penetapannya melalui kesepakatan stakeholder K R I T E R I A
PENGEN DALIAN PEMAN FAATAN RUANG
adalah ketentuan yang diperuntuk an sebagai alat penertiban penataan ruang Ketentuan Teknis : Pengendalian Pemanfaatan Ruang (2)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Deskripsi pola ruang (jenis zona) dan kualitas ruang yang diharapkan Ketentuan umum dan ketentuan rencana umum (design plan) ketentuan pemanfaatan ruang pada zona yang dilewati jaringan prasarana dan sarana wilayah kota Ketentuan perizinan Deskripsi, fungsi, dasar dan jenis-jenis perizinan Mekanisme Perizinan terkait pemanfaatan ruang Ketentuan teknis prosedural pengajuan izin pemanfaatan ruang Ketentuan pengambilan keputusan Ketentuan Insentif Disinsentif Ketentuan insentif-disinsentif dari pemerintah daerah kota kepada pemerintah kabupaten/kota lain yang saling berhubungan Ketentuan insentif disinsentif dari pemerintah daerah kota kepada masyarakat umum (investor, lembaga komersial, perorangan, dll Ketentuan Sanksi Terdiri atas: peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan, penghentian sementara pelayanan umum, penutupan lokasi pencabutan dan pembatalan izin, pembongkaran bangunan, pemulihan fungsi ruang, denda administratif Penyajian Naskah Raperda RTRW Kota RTRW kota berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun, jika: 1. terjadi perubahan kebijakan dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah; dan 2. terjadi dinamika internal yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara mendasar Buku Data dan Analisis yang dilengkapi peta-peta; Buku Rencana yang disajikan dalam format A4; dan Album Peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala minimal 1:25.000 dalam format A1 Materi Teknis RTRW Kota Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana, dalam format A4 lampiran yang terdiri atas peta rencana struktur ruang, pola ruang, dan penetapan kawasan-kawasan strategis kota yang disajikan dalam format A3 Naskah Raperda RTRW Kota PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW KOTA
1) Persiapan Penyusunan 2) Pengumpulan Data 3) Pengolahan & Analisis Data 4) Perumusan Konsep RTRW 5) Penyusunan Raperda tentang RTRW 1) Pembentukan Tim Penyusun RTRW 2) Pelaksanaan Penyusunan RTRW 3) Pelibatan Peran Masyarakat 4) Pembahasan Raperda tentang RTRW Tahap Persiapan PENYUSUNAN RTRW KOTA PENETAPAN a. Persiapan awal: - pemahaman KAK - Penyiapan RAB Data & informasi yang dibutuhkan: a. Peta dasar (RBI dan citra satelit); b. Kebijakan penatan ruang dan kebijakan sektoral terkait; c. Kondisi fisik/lingkungan dan sumber daya alam; d. Sumber daya buatan/ prasarana dan sarana; d. Kependudukan dan sumber daya manusia; e. Perekonomian, sosial dan budaya; g. Kelembagaan; dan j. Data lainnya sesuai karakteristik wilayah kota. Pengumpulan Data dan Informasi (Primer & Sekunder) Analisis Analisis terhadap data & informasi: a. Analisis peran dan fungsi kota; b. Analisis karakteristik wilayah; c. Analisis daya dukung wilayah; d. Analisis daya tampung wilayah; dan e. Analisis pusat-pusat pelayanan; f. Analisis kebutuhan ruang; dan g. Analisis pembiayaan pembangunan. 1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota; 2. Rencana Struktur Ruang; 3. Rencana Pola Ruang; 4. Penetapan Kawasan Strategi Kota; 5. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota; dan 6. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota (Peraturan Zonasi, Insentif Disinsentif, Perizinan, dan Sanksi) 1. Persetujuan Substansi 2. Proses Pengesahan RTRW Kota (yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang- undangan terkait lainnya) Wawancara Observasi Pengumpulan Data Sekunder Kompilasi Data Konsep Terpilih Beberapa Alternatif Konsep Peluang Potensi Tantangan Hambatan Masalah Penilaian Terhadap Alternatif Konsep * Pemberian data & informasi * Pendataan & pemberian masukan: aspirasi dan opini masyarakat dan kebijakan sektor * Identifikasi potensi masalah penataan ruang Penyampaian opini, aspirasi masyarakat terkait: * kebijakan & strategi penataan ruang * rumusan RTRW kota Pemberitaan Penyusunan RTRW kota Rencana Kuesioner Perumusan Konsep RTRW Kota Keterlibatan pasif masyarakat dalam menerima informasi penataan ruang Penyampaian Keberatan / Sanggahan Masyarakat terhadap konsep RTRW kota dan Raperda RTRW kota Peran Masyarakat c. Persiapan Teknis: - Penyimpulan data awal - Perumusan metodologi - Penyusunan rencana kerja rinci - Penyiapan perangkat survai Kecenderungan Analisis Aspek di atas a. Rumusan tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah kota; dan b. Konsep pengembangan wilayah kota Konsep Pengembangan Penyusunan Raperda Penyusunan Naskah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang RTRW Kota Proses Penetapan b. Kajian awal data sekunder: - Review RTRW kota yang ada - Kajian kebijakan terkait lainnya Proses dan Prosedur Penyusunan RTRW Kota Jangka Waktu Penyusunan RTRW Tahapan PROSES PENETAPAN Uraian Kegiatan Perkiraan Waktu yang Dibutuhkan Persiapan teknis dan non teknis sebelum pelaksanaan penyusunan RTRW 1 bulan 8 18 bulan Pengumpulan dan Kompilasi Data (primer dan sekunder) termasuk RTRW yang sudah ada Analisis termasuk review thp RTRW yg sudah ada Perumusan Konsepsi RTRW Konsep Pengembangan Naskah Akademis 2 3 bulan 2 6 bulan 2 7 bulan 1. Persetujuan Substansi 2. Evaluasi 3. Penetapan Naskah Raperda 24 bulan PROSES PENYUSUNAN RTRW 1 bulan Secara umum proses dan prosedur penyusunan RTRW meliputi tahapan :
1) Proses Penyusunan RTRW persiapan penyusunan RTRW; pengumpulan data yang dibutuhkan pengolahan dan analisis data; penyusunan konsepsi RTRW; dan penyusunan raperda RTRW.
2) Prosedur Penyusunan RTRW pembentukan tim penyusunan RTRW; pelaksanaan penyusunan RTRW; pelibatan peran masyarakat dalam penyusunan RTRW; pembahasan raperda RTRW. ISI PEDOMAN RTRW KOTA
Bab I Pendahuluan 1. Dasar hukum penyusunan RTRW kota. 2. Profil wilayah, mencakup: a. Gambaran umum kota yang dilengkapi dengan peta orientasi dan pembagian wilayah kota; b.Kependudukan dan sumber daya manusia; c. Potensi bencana alam; d.Potensi sumber daya alam; dan e. Potensi ekonomi wilayah. 3. Isu-isu strategis. 4. Peta-peta mencakup sekurang-kurangnya mencakup: a. Peta orientasi; b.Peta guna lahan eksisting; c. Peta rawan bencana; d.Peta kepadatan penduduk eksisting; Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 1. Tujuan penataan ruang wilayah; dan 2. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota. Bab III Rencana Struktur Ruang 1. Rencana pusat-pusat pelayanan didalam wilayah kota. 2. Rencana sistem prasarana di wilayah kota, mencakup: Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi (darat, laut, & udara) Rencana pengembangan sistem prasarana energi/kelistrikan; Rencana pengembangan sistem prasarana telekomunikasi; Rencana pengembangan sistem prasarana sumber daya air; dan Rencana pengembangan infrastruktur kota, meliputi : sistem penyediaan air minum, sistem pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, sistem drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan saraja jaringan jalan pejalan kaki, jalur evakuasi bencana
Bab IV Rencana Pola Ruang 1. Rencana pola ruang kawasan lindung yang terdiri dari: a. Kawasan hutan lindung; b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c. Kawasan perlindungan setempat; d. Kawasan suaka alam; e. Kawasan rawan bencana alam; f. Kawasan lindung geologi; dan. g. Kawasan lindung lainnya.
Bab IV Rencana Pola Ruang 2. Rencana pola ruang kawasan budidaya yang terdiri dari: a. perumahan (kepadatan tinggi, sedang, dan rendah) b. perdagangan dan jasa (pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern) c. perkantoran (perkantoran pemerintahan dan swasta); d. Industri (industri rumah tangga/kecil) e. pariwisata (pariwisata budaya, alam, dan buatan); f. ruang terbuka non hijau; dan g. peruntukan lainnya, meliputi antara lain: ruang untuk evakuasi bencana, pertanian, pertambangan , peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal, peruntukan pelayanan umum , peruntukan militer, dan lain-lain sesuai dengan peran dan fungsi kota.
Bab V Penetapan Kawasan Strategis 1. Lokasi dan jenis kawasan strategis. 2. Peta kawasan strategis yang menunjukkan delineasi kawasan-kawasan strategis yang ada di wilayah kota.
Bab VI Arahan Pemanfaatan Ruang Tabel indikasi program utama jangka panjang yang dirinci pada program jangka menengah 5 (lima) tahunan kota, yang mencakup indikasi program utama, lokasi, besaran, waktu pelaksanaan, perkiraan pembiayaan, sumber dana, kelembagaan, & instansi pelaksana yang distrukturkan dalam: 1. Indikasi program perwujudan rencana struktur wilayah kota; 2. Indikasi program perwujudan rencana pola ruang wilayah kota; dan 3. Indikasi program perwujudan kawasan strategis kota.
Bab VII Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 1. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur & pola ruang wilayah. 2. Ketentuan umum perizinan, meliputi: Daftar semua perizinan, baik saat ini maupun rencana; Mekanisme perizinan yang terkait dengan pemanfaatan ruang; dan Arahan pengambilan keputusan terkait perizinan yang akan diterbitkan. 3. Ketentuan umum insentif disinsentif, meliputi: Insentif disinsentif kepada pemerintah lainnya; dan Insentif disinsentif kepada masyarakat. 4. Arahan sanksi administratif yang diberikan kepada: Pelanggar pemanfaatan ruang yang tidak pernah mengajukan perizinan; Pemohon izin pemanfaatan ruang yang tidak memenuhi ketentuan; Pemberi izin yang melanggar kaidah & ketentuan pemanfaatan ruang.