You are on page 1of 24

RUDI HARTONO ,ST., MT.

TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

1




TEKNOLOGI MEMBRAN

















OLEH:
RUDI HARTONO, ST., MT.








JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

2

BAB I
TEKNOLOGI MEMBRAN




I.1. PROSES MEMBRAN
1.1.1. MEMBRAN [Mulder, 1999]
Membran adalah suatu lapisan penghalang yang dapat
membedakan dua tipe molekul, yang disebabkan oleh adanya
perbedaan ukuran, bentuk, dan struktur kimia. Proses
membran adalah pemisahan pada tingkat molekular atau
partikel yang sangat halus. Membran di definisikan sebagai
lapisan penghalang yang selektif antara dua fasa homogen.


Molekul atau partikel yang dipindahkan melalui membran dari satu
fasa ke fasa lain, yang disebabkan oleh adanya:
- Gradien Temperatur
- Gradien Konsentrasi
- Gradien Tekanan, dan
- Gradien Potensial listrik.

SKEMA PROSES PEMISAHAN MEMBRAN








Gambar 1.1. Proses pemisahan membran



Umpan Permeat
Membran
Fasa 2 Fasa 1
Gaya Dorong
P, C, T, E

RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

3

Menurut Nakao (1986)
Berdasarkan gaya dorong yang menyebabakan suatu
komponen berpindah dari fasa 1 ke fasa 2.
Proses pemisahan dengan membran dibagi dalam tiga (3) kelas
utama dapat dilihat pada Tabel 1.1. di bawah ini.

Tabel 1.1. Proses Pemisahan Membran berdasarkan Gaya Dorong
Kelas Pertama Gaya
Dorong
Kelas
Kedua
Gaya
Dorong
Kelas
tiga
Gaya
Dorong
Ultrafiltrasi (UF)
Reverse Osmosis (RO)
P Dialisis C Elektro
dialisis
E


Mulder (1996), menambah kelas keempat yaitu T (delta temperatur),
dan dapat dilihat pada Tabel 1.2. di bawah ini

Tabel 1.2.Klasifikasi Proses Pemisahan dengan Membran

Beda Tekanan

Beda Konsentrasi Beda Potensial
Listrik
Beda
Temperatur
Mikrofiltrasi Pervaporasi Elektrodialisis Termal Osmosis
Ultrafiltrasi Pemisahan Gas Elektro Osmosis Distilasi Membran
RO Dialisis - -
Piezodialisis Perpindahan Molekul
media Pembawa
- -

MEMBRAN SAAT INI
1. Belum bisa digunakan pada skala industri besar (Pada skala
industri kecil banyak digunakan)
2. Pemisahan dengan membran sejalan dengan perkembangan ilmu
polimer
a. Tidak bisa menahan tekanan tinggi
b. Tidak bisa menahan gaya mekanik
3. Hanya bisa digunakan pada temperatur rendah (tidak tahan
panas)

Teknologi pemisahan menggunakan membran memiliki keunggulan
dibandingkan dengan proses pemisahan konvensional lainnya.
Keuntungan yang dilmilikinya antara lain:
1) Pemisahan berdasarkan ukuran molekular sehingga beroperasi
pada temperatur rendah pemisahannya (Temperatur ambeint). Hal
ini dapat menghindari kerusakan zat pelarut maupun partikel
terlarut yang sensitif terhadap panas
2) Pemakaian energi yang relatif rendah
3) Tidak menggunakan zat bantu kimia dan tidak ada tambahan
produk buangan.
4) Bersifat modular artinya modul membran dapat discale-up dengan
memperbanyak unitnya.
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

4
5) Dapat digabung dengan jenis operasi lain.

BAB II
PENGGOLONGAN MEMBRAN



2.1.PENGGOLONGAN MEMBRAN
Membran dapat digolongkan berdasarkan :
1. Asal
2. Morfologi
3. Struktur dan Prinsip Pemisahan serta
4. Kerapatan Pori

2.1. 1. BERDASARKAN ASALNYA TERDAPAT DUA JENIS MEMBRAN
YAITU:
1. Membran Alamiah
Terdapat dalam sel-sel mahluk hidup baik manusia maupun
hewan.
2. Membran Sintetik
Dibuat dari bahan:
1. Organik (Polimer) maupun
2. Inorganik

Tabel 2.1. Perbandingan Organik dan Inorganik
Organik Inorganik
Sellulosa Acetate
Sellulosa Esters
Keramik
Polyamide Metal
Polycrylonitrile Gelas
Polysulfone
Composite
Kelebihannya:
Luas Permukaan persatuan
volume tinggi

Kelebihannya:
Kuat
Kekurangannya:
Kekuatannya
Kekurangannya:
- Tdk gampang dibentuk
- Luas permukaan persatuan
volume rendah



MEMBRAN INORGANIK
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

5
Mempunyai kestabilan kimia dan termik yang jauh lebih tinggi dari
polimer. Penggunaannya sebagai bahan pembentuk membran sudah
dimulai, enrichment uranium hexafluoride (
235
U).

Tipe membran inorganik yang sering digunakan adalah :
1. Glass
2. Metalic
3. Zeolititic

Membran metalik
membran yang terbuat dari satu atau beberapa jenis logam
Diperoleh melalui Sintering bubuk metal (Stainless steel, tungsten,
atau molybdenum).

Membran Keramik
Membran yang dibuat dari kombinasi logam dan non logam dalam
bentuk oksida nitrat dan karbidanya.
[Dibentuk melalui kombinasi metal (alumunium, titanium, silicium,
atau zirconium) dengan non-metal (oxide, nitride atau carbide)]

Membran Glass
Membran yang dibuat dari oksida silikon atau silika. Glass dapat
dikondensasikan sebagai bahan keramik, yang dibuat melalui
teknik leaching pada demixed glass

Membran yang banyak dikembangkan saat ini adalah membran zeolite,
karena distribusinya sangat sempit dan dapat digunakan pada proses
pemisahan gas dan pervaporasi.
Kestabilan termik sangat tinggi, dan tabel berikut menunjukan titik leleh
keramik

Tabel 2.2. Titik Leleh Keramik
Jenis Keramik Titik leleh (
0
C)
Alumina (Al
2
O
3
) 2050
Zirconia (ZrO
2
) 2770
Titania (TiO
2
) 1605
Silicon Carbide (Sic) 2500

Ketahanan terhadap temperatur tinggi menjadikan bahan tersebut dapat
digunakan pada pemisahan gas temperatur tinggi, dan dapat
dikombinasikan dengan reaksi kimia dimana membran dapat dipakai
sebagai katalis dan sebagai penyeleksi komponen yang akan dipisahkan.
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

6
Keramik adalah bahan yang keras dan rapuh dengan E tinggi

KERAMIK MIKROFILTRASI
Membran keramik digunakan karena mempunyai resistensi tinggi
terhadap pelarut organik, mudah dibersihkan, kekuatan mekanik
tinggi, dapat digunakan pada daerah pH yang lebar, siklus
pemakaian panjang, dan rasio harga terhadap performasi baik.

Sistem filtrasi dikontruksi sebagai sebuah yang dilengkapi dengan tube
keramik. Pipa keramik yang kuat dapat digunakan untuk kecepatan
cross-flow yang tinggi dan menghasilkan aliran turbulen. Aliran
turbulen ini dapat menjaga agar tidak terbentuk lapisan pengotor
dan menjamin diperolehnnya fliks permeat yang tinggi.
Pada bagian permeat diberi tekanan (back pulse interval, 1x
dalam 3 10 menit) sebesar 2-3 kali tekanan operasi, hal ini
dimaksudkan agar kotoran tidak membentuk lapisan fluks permeat
dapat dipertahankan.

Tabel 2.3. Keuntungan dan Kerugian membran keramik adalah
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Tahan hingga T= 280
0
C, untuk
membran yang khusus dapat
digunakan hingga 700
0
C
2. Tahan Korosi, pelarut organik
3. Sesuai untuk operasi cleaning
dan steam sterilisation
4. Umur penggunaan panjang
5. Fluks tinggi
6. Inert terhadap bahan kimia, dan
banyak kegunaannya di industri
kimia
1. Brittle, sehingga
penanganannya harus hati-
hati
2. Rasio luas permukaan
terhadap volum kecil,
sehingga dimensi alat menjadi
besar
3. Investasi membran keramik
besar


2.1.2.BERDASARKAN MORFOLOGINYA, MEMBRAN DIKELOMPOKAN
MENJADI DUA (2) JENIS YAITU:
1. Membran simetrik
2. Membran Asimetrik
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

7





Gambar 2.1. Memran Simetrik dan Asimetrik


2.1.2.1. Membran Simetrik
Membran simetrik adalah :
1. membran yang memiliki kerapatan yang sama
2. mempunyai struktur pori homogen dengan ketebalan 10
200 m
3. Tidak memiliki lapisan penyangga

2.1.2.2. Membran Asimetrik
Membran Asimetrik adalah :
1. Membran yang memiliki lapisan penyangga
(pendukung/Supporting Layer) karena kekuatannya
mekanismenya rendah. Lapisan penyangga (Pendukung)
memiliki ketebalan antara 50 150 m
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

8
2. Membran yang terdiri dari dua lapisan, lapisan
permukaan yang sangat tipis dan rapat dengan
ketebalan antara 0,1 0,5 m

2.1.3. BERDASARKAN STRUKTUR DAN PRINSIP PEMISAHANNYA,
TERBAGI TIGA JENIS MEMBRAN
1. Membran berpori (Membrane Porous)
2. Membran tidak berpori (Membrane Non Porous)
3. Membran Cair (Carrier Membrane)












Gambar 2.2 Prinsip dan struktur pemisahan membran

2.1.3.1. Membran berpori (Membrane Porous)
Selektifitas tinggi dapat diperoleh jika partikel yang
berukuran besar dapat tertahan

Prinsip pemisahannya:
Didasarkan pada perbedaan ukuran partikel
dengan ukuran pori membran
Membran jenis ini digunakan untuk proses:
1. Mikrofiltrasi (Melewati air, Menahan mikroba)
2. Ultrafiltrasi (Melewatkan air, Menahan garam
mineral

2.1.3.2. Membran tidak berpori (Membrane Non Porous)
Prinsip pemisahannya:
Didasarkan pada perbedaan kelarutan dan
kemampuan berdifusi.
Sifat intrinsik polimer membran mempengaruhi
tingkat selektifitas dan permeabilitas.
Membran jenis ini digunakan untuk proses
pemisahan
1. Gas
2. Pervaporasi
3. dan Dialisa
Membran non pori Membran cair Membran berpori
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

9

2.1.3.3. Membran Cair (Carrier Membrane)
Prinsip pemisahannya:
Sangat ditentukan oleh molekul pembawa yang
spesifik tidak dari material atau morfologi .
Molekul Pembawa:
(i) Carrier berada tetap di dalam membran
dan
(ii) Carrier dapat bergerak jika dilarutkan
dalam cairan.
Menunjukan afinitas yang sangat spesifik
terhadap satu komponen atau suatu kelas
komponen pada umpan sehingga diperoleh
selektivitas yang tinggi.
Permselectivity komponeen sangat tergantung
pada spesifikasi bahan pembawa tersebut.
Komponen yang dapat dipisahkan dapat berupa
gas atau cair, ionik atau non ionik.

Catatan :
Carrier membran :
Ada bahan tertentu dalam membran yang bersifat sebagai zat
pembawa ( hanya menyenangi 1 komponen saja)


2.1.4. BERDASARKAN KERAPATAN UKURAN PORI DIKENAL 3 JENIS
MEMBRAN
1. Makropori : M dengan ukuran pori lebih besar dari 50 nm
2. Mesopori : M dengan ukuran pori antara 2 50 nm
3. Mikropori : M dengan ukuran lebih kecil dari 2 nm


Table 2.4. Size of Materials Retained, Driving Force, and Type of Membrane
Process
Size of materials
retained
Driving force Type of membrane
Microfiltration
0.1 - 10 m
microparticles
Pressure difference
(0.5 - 2 bar)
Porous
Ultrafiltration
1 - 100 nm
macromolecules
Pressure difference
(1 - 10 bar)
Microporous
Nanofiltration
0.5 - 5 nm
molecules
Pressure difference
(10 - 70 bar)
Microporous
Reverse Osmosis
< 1 nm
molecules
Pressure difference
(10 - 100 bar)
Nonporous
Dialysis
< 1 nm
molecules
Concentration difference
Nonporous or
microporous
Electrodialysis
< 1 nm
molecules
Electrical potential
difference
Nonporous or
microporous
Pervaporation < 1 nm Concentration difference Nonporous
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

10
molecules
Gas Permeation
< 1 nm
molecules
Partial pressure difference
(1 - 100 bar)
Nonporous
Membrane
Distillation
< 1 nm
molecules
Partial pressure difference Microporous


Table 2.5 Examples of Applications and Alternative Separation Processes
Process Applications Alternative Processes
Microfiltration Separation of bacteria and cells from solutions
Sedimentation,
Centrifugation
Ultrafiltration
Separation of proteins and virus,
concentration of oil-in-water emulsions
Centrifugation
Nanofiltration
Separation of dye and sugar,
water softening
Distillation,
Evaporation
Reverse Osmosis
Desalination of sea and brackish water,
process water purification
Distillation,
Evaporation,
Dialysis
Dialysis Purification of blood (artificial kidney) Reverse osmosis
Electrodialysis Separation of electrolytes from nonelectrolytes
Crystallization,
Precipitation
Pervaporation Dehydration of ethanol and organic solvents Distillation
Gas Permeation
Hydrogen recovery from process gas streams,
dehydration and separation of air
Absorption,
Adsorption,
Condensation
Membrane Distillation Water purification and desalination Distillation

Website: http://www.formembranes.com/MembrSep.htm





















RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

11
BAB III
MODUL MEMBRAN


Dalam prakteknya penggunaan membran untuk pemisahan harus
ditempatkan dalam suatu alat yang sesuai sehingga membentuk
konfigurasi tertentu. Konfigurasi tersebut sering disebut dengan namanya
: Modul Membran

Modul Membran dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat
untuk pemisahan dan aspek keteknikan lainnya dipertimbangkan.

Konfigurasi membran dalam modul membran dirancang agar:
Aliran menuju dan dari membran mencapai keadaan yang optimum
yaitu kehilangan tekanannya rendah, dapat mengurangi terjadinya
Polarisasi Konsentrasi dan Membrane Fouling

(Polarisasi Konsentrasi: Konsentrasi Zat terlarut pada permukaan
membran menjadi lebih tinggi daripada larutan.

(Fouling: Proses terdekomposisinya suspensi atau zat terlarut
pada permukaan membran(eksternal), pori atau jaringan berpori
membran. Proses ini mengakibatkan berkurangnya unjuk kerja
membran.


3.1. Konfigurasi Membran dalam Membran modul
Ada dua (2) type konfigurasi membran yaitu:
1. Konfigurasi Datar (Flat)
2. dan Konfigurasi Tubular

3.1.1. Konfigurasi Datar
Konfigurasi pertama yang ada di Pasaran digunakan pada :
- Plate and Frame
- Dan Modul Spiral Wound



RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

12
Modul Plate and Frame
Membran yang menyerupai alat filtrasi jenis Plate and frame


Gambar 2.1. Modul Plate and Frame


MODUL SPI RAL WOUND
Merupakan lembaran-lembaran yang digulung menjadi satu kesatuan
untuk membentuk modul membran. (murah untuk dikonsumsi, penggantian jenis
membran mudah (2tahun sudah diganti).


Gambar 2.2. Modul Spiral Wound

3.1.2. KONFIGURASI TUBULAR
Digunakan pada modul Shell and Tube
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

13

Berdasarkan ukuran diameter tubular membran yang dipakai, modul shell
and tube digolongkan atas 3 modul:
1. Modul Tubular
2. Modul Kapiler
3. Modul Hollow fiber

MODUL TUBULAR
- Umumnya memiliki diameter 5-25 mm, dan panjangnya 3 m
- Membran tubular adalah membran yang dibentuk pada bagian
dalam tube plasktik, keramik atau stainless steel porous dengan fungsi
sebagai penyangga.
-

Gambar 2.3. Modul Tubular

MODUL KAPILER
Memiliki diameter 0,5 hingga 10 mm


MODUL HOLLOW FIBER
- Memiliki ukuran lebih kecil dari 0,5 mm (Mulder, 1996)
- Atau berdiameter 0,2 2,0 mm dan
- Ketebalannya sekitar 200 mikron
- Untuk membentuk satu kesatuan (bundle) diperlukan ratusan
hingga ribuan fiber


BAB IV
KINERJA MEMBRAN


3.1. Kinerja membran ditentukan oleh
Dua parameter yaitu selektivitas dan laju alir melalui membran (fluk)
yang dinyatakan sebagai volum permeat per unit area perwaktu
tertentu yang dirumuskan sebagai berikut:

RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

14
J =
t A
V
.

Dimana :
J = fluks ( m
3
/m
2
. jam )
V = volume permeat ( m
3
)
A = luas permukaan membrane ( m
2
)
t = waktu ( jam )
3.2. Permeabilitas Membran adalah
Ukuran yang menyatakan kecepatan suatu spesi untuk menembus
membran.

Parameter yang digunakan untuk menyatakan permeabilitas adalah :
Nilai fluk yang didefinisikan sebagai Jumlah volume permeat yang
melewati satu satuan luas membran dalam waktu tertentu.

3.3. Permselektivitas didefinisikan sebagai
Kemampuan suatu membran menahan suatu spesi tertentu
Permselektivitas bergantung pada interaksi antar muka dengan
spesi yang akan melewatinya, ukuran spesi dan ukuran pori
permukaan membran.

Parameter yang digunakan untuk menyatakan permselektivitas membran
adalah: Nilai Koefisien Rejeksi R yang dinyatakan dalam persamaan :

R = 1 (C
p
C
f
) x 100%
Dimana : R = Koefisien Rejeksi
C
p
= Konsentrasi zat terlarut dalam permeat
C
f
= Konsentrasi zat terlarut dalam umpan

RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

15

BAB V
GENERASI PROSES PEMISAHAN MEMBRAN


RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

16



Skema Proses Membrane dan driving forcenya








RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

17

BAB VI
SISTEM DESIGN MEMBRAN


RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

18



RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

19





















RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

20
BAB VII
KARAKTERISASI MEMBRAN


Beberapa penjelasan , misalnya jenis pori berdasarkan ukuranya
menurut IUPAC sebagai berikut :
Makropori > 50 nm
Mesopori 2 nm , ukuran pori , 50 nm
Mikropori < 2 nm

Jika ukuran pori bervariasi makro dan mesopori, maka membran jenis
tersebut tidak dikarakterisasi berdasarkan sifat bahan tetapi ukuran pori
dan distribusi ukuran pori, yang umumnya ditentukan berdasarkan partikel
atau molekul yang tertahan dapat lolos melalui membrane.

Maksud dari karakterisasi membran yang utama adalah :
1. Luas permukaan membran
2. Distribusi ukuran pori
3. Porositas
4. Rejeksi
5. Fluks
6. Kestabilan terhadap temperature
7. Ketahanan terhadap pelarut dan
8. Ketahanan terhadap tekanan

Dua tipe untuk mengkarakterisasi membrane pori adalah sebagai berikut:
1. Strukture-related parameters
Menentukan ukuran pori dan distribusi ukuran pori, tebal lapisan
tipis dan porositas dipermukaan

2. Permeation-related parameters
Penentuan parameter yang pemisahan menggunakan solute yang
tertahan oleh membrane (Cut Off measurement )
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

21
Kedua tipe di atas tidak mudah untuk dihubungkan karena ukuran pori
dan bentuknya tidak pernah terdefinisi dengan baik

Beberapa metoda yang digunakan untuk karakterisasi membrane , yaitu:

MIKROFILTRASI
Bubble point (largest pore diameter)
Pure water flux
Pore size distribution curves

ULTRAFILTRASI
Molecular weight Cut-Off (MWCO)
Pure water flux
Pore size distribution curve
Pore diameter (inorganic membrane)

NANOFILTRASI
Pure water flux
NaCl rejection atau Na
2
SO
4
rejektion
Mixed salt rejection
Saccharide rejection
MWCO
Surface Charge

REVERSE OSMOSIS
Pure water flux
NaCl rejection


7.1. MIKROFILTRASI

Ukuran pori 0,1 10 mikron dan metode yang dapat digunakan adalah:
1. Scanning electron microscopy
2. Metoda bubble-point
3. Mercury intrusion porometry
4. Permeation measurements
Tiga metode yang pertama untuk pengukuran morfologi atau struktur,
sedangkan yang terakhir adalah metode permeation.
RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

22
ELEKTRON MIKROSCOPY (EM)
Dua macam teknik yang dapat digunakan, yaitu Scanning electron
microscopy (SEM) dan Transmission electron microscopy (TEM).
SEM adalah :
Metode yang paling sederhana dan dapat mendeteksi struktur pori
membran .
Pori membrane mikrofiltrasi berkisar antara 0,1-10 mikron dan
resolusi SEM 0,01 mikron (10 nm).
Sample dilapisi oleh lapisan yang bersifat konduktif, missal lapisan
tipis emas dan terhadap sample tersebut dipancarkan berkas
electron (1-25 kV) dan berkas yang dipantulkan dari sample
ditangkap oleh detector dan diproses selanjutnya dan dapat dilihat
dalam bentuk gambar.

ATOMIC FORCE MICROSCOPY (AFM)
Adalah metoda untuk menentukan struktur permukaan membrane

RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

23




RUDI HARTONO ,ST., MT.
TEKNOLOGI MEMBRAN
FT.UNTIRTA CILEGON

24

You might also like