You are on page 1of 4

Momen inersia (Satuan SI : kg m

2
) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa.
Dibawah ini merupakan daftar momen inersia dari beberapa benda tegar yang digunakan
dalam perhitungan.
Keterangan :
adalah momen inersia benda
adalah massa benda
adalah panjang benda
Benda Poros Gambar Momen inersia
Batang silinder Pusat


Batang silinder Ujung


Silinder
berongga
Melalui sumbu


Silinder pejal Melalui sumbu


Silinder pejal Melintang sumbu


Bola pejal Melalui diameter


Bola pejal
Melalui salahsatu garis
singgung


Bola berongga Melalui diameter


Lihat pula


Momen inersia (Satuan SI : kg m
2
) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan
dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara
momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa
besaran lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan
menggunakan pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti
gerakan giroskopik.
Lambang dan kadang-kadang juga biasanya digunakan untuk merujuk kepada momen
inersia.
Konsep ini diperkenalkan oleh Euler dalam bukunya a Theoria motus corporum solidorum
seu rigidorum pada tahun 1730.
[1]
Dalam buku tersebut, dia mengupas momen inersia dan
banyak konsep terkait.






tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.
Momen Inersia
Pengantar Pada pembahasan mengenai Torsi, gurumuda sudah menjelaskan hubungan antara
percepatan sudut dengan Torsi (Torsi adalah hasil kali antara gaya dan lengan gaya). Perlu
diketahui bahwa benda yang berotasi juga memiliki massa.Momen inersia juga tergantung
dari densitas objek (sebagai fungsi ruang). Secara general, momen inersia adalah tensor;
hanya pada keadaan khusus di mana garis netral yang dipilih merupakan sumbu utama objek,
maka tensor tersebut diagonal dan proporsional dengan tensor I, sehingga dapat dikatakan
sebagai skalar.Penerapan momen inersia tidak terbatas pada benda yang mengalami rotasi
saja. Tetapi digunakan secara luas dalam aplikasi teknik sipil yang saat ini saya
perdalam.Konsep awal momen inersia adalah, besarnya penjumlahan tak terhingga
banyaknya dari elemen massa dM terhadap kuadrat jarak suatu acuan tertentu sejauh r, atau
secara singkat dituliskan sbb:

I = r dM

Dalam ilmu bangunan, elemen struktur umumnya batang prismatik, seperti balok, kolom, rel
kereta api, pipa saluran dll (sudah dikembangkan juga tipe elemen struktur diluar jenis
penampang ini seperti girder jembatan pelengkung, struktur kolom dan balok yang
mengutamakan estetika, struktur pelat lantai, struktur cangkang dll.)
Untuk struktur batang prismatik, dengan panjang L, elemen volume dV kerapatan dan
elemen luas dA, momen inersianya adalah:

I = r dM = r dV = r LdA = L r dA

karena L bilangan tetap, maka perilaku struktur cukup dianalisis dari penampangnya saja,
adapun parameter L dianalisis tersendiri. Jadi momen inersia disini satuannya bukan lagi kg
m, tetapi sudah menjadi m dan analisis jauh lebih sederhana. Karena analisis struktur untuk
beban statis, tidak dilakukan untuk elemen struktur yang mengalami rotasi (dan memang
kenyataannya bahwa elemen2 bangunan seperti kolom, balok, rel kereta api, instalasi pipa
jaringan, rangka baja tower dll, tidak mengalami rotasi, bukan ? )

Momen inersia penampang I terbagi menjadi empat bagian, yaitu yang diukur terhadap
sumbu x (Ix), sumbu y (Iy), kombinasi sumbu x dengan y (Ixy) dan sumbu yang tegak lurus
penampang (I_polar). Jika dituliskan secara singkat,

Ix = y dA

Iy = x dA

Ixy = xy dA

sesuai dengan teorema Pythagoras,

r = x + y

r dA = x dA + y dA

I_polar = Iy + Ix

Dalam hal apa tiap-tiap momen inersia itu digunakan ?
Jika dalam tata koordinat 3D, elemen struktur memanjang searah dengan sumbu Z, dan beban
bekerja searah sumbu Y, maka lendutan pastilah bekerja searah sumbu Y, penampang elemen
struktur tegak lurus sumbu Z dan vektor momen gaya arahnya sejajar sumbu X oleh karena
itu momen inersia yang terlibat adalah Ix. Tetapi jika beban bekerja dalam arah sumbu X,
vektor momen gaya arahnya sejajar sumbu Y, maka momen inersia yang dimaksud adalah Iy.
Dan untuk kedua macam gaya tersebut akan menyebabkan gaya geser pada bidang XY, maka
yang terlibat adalah Ixy disamping momen inersia polar. Sebaiknya gunakan aturan tangan
kanan supaya tidak bingung. Penerapan momen inersia polar juga banyak digunakan dalam
permasalahan torsi pada elemen struktur.

Nilai momen inersia yang satuannya kg m identik dengan momen inersia yang satuannya
m. Artinya hakikatnya sama untuk menggambarkan tingkat kelembaman suatu benda, hanya
saja dilihat dari kacamata yang berbeda dengan tujuan untuk simplifikasi permasalahan saja.
Misalnya seperti yang diuraikan Ven di atas, momen inersia untuk tongkat yang porosnya di
tengah adalah 1/12 ML maka untuk balok dengan penampang persegi yang lebar dan
tingginya masing2 b dan h momen inersianya adalah 1/12 bh. Koefisiennya sama, adapun
perbedaan nilai hanya karena didasarkan perbedaan kerangka analisis saja. Begitu juga untuk
bentuk penampang yang lain.

Sebagai ilustrasi sederhana, menentukan lendutan maksimum dari balok tertumpu sederhana
sepanjang L yang dibebani secara merata sebesar q ton/m, momen inersianya I dan modulus
elastisitas bahan E. Dari mekanika teknik diperoleh, lendutan maksimum adalah :

= (5/384) qL/(EI)

angka EI dinamakan kekakuan balok. Momen inersia yang dimaksud disini adalah yang
satuannya m, bukan yang satuannya kg m. Dari formula di atas, terlihat bahwa variabel L
diperlakukan terpisah dari analisis penampang. Sehingga analisisnya menjadi jauh lebih
sederhana. Demikian juga untuk analisis yang lebih kompleks, baik analisis linear ataupun
non linear, tidak bisa dipungkiri akan keterlibatan momen inersia ini. Selanjutnya
dipersilakan membuka beberapa literatur tentang mekanika teknik.

You might also like