Disusun oleh : Alfina Faizah (1041311169) Nayli Nurrizqiyawati U (1041311180) Anita Ratnasari (1041111174)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI "YAYASAN PHARMASI SEMARANG 2014 BAB I PENDAHULUAN
Sejak zaman primitif, berbagai tanaman obat secara luas digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit. Mereka digunakan dengan cara yang berbeda dari obat-obatan yang ada, seperti Ayurveda, pengobatan Cina, homeopati, Siddha, Unani dan banyak lainnya. Meskipun adanya kemajuan dalam pembangunan yang menyebabkan kemungkinannya kemajuan dalam hal sistem pengobatan tetapi bahkan hari ini hampir delapan puluh persen dari individu-individu dari negara- negara berkembang menggunakan obat tradisional yang diperoleh dari tanaman obat karena kurangnya kemampuan dan lain-lain. Salah satu tanaman obat yang biasa di gunakan dalam pengobatan tradisional adalah Psidium guajava L yang biasa disebut Jambu Biji. Tanaman ini digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit seperti diare, gastroenteritis, disentri, diabetes, hipertensi, luka, nyeri dan demam. Juga memiliki anti-mikroba, antikonvulsan, anti- inflamasi, anti malaria, antitusif, hepatoprotektif efek dll. Hal ini disebabkan karena dalam uji fitokimia mengandung banyaknya zat aktif meliputi tannin, fenol, triterpenoid, flavoniod, dan minyak atsiri, saponin, karotin, lektin, vitamin, alkaloid, glikosid (Osman et al, 1974). Sehingga sangat penting untuk membakukan dalam hal standardisasi bagian tanaman untuk mengetahui mutu, keamanan dan selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam formulasi dalam sediaan farmasi.
BAB II ISI A. Bahan Tanaman Tanaman yang digunakan yakni Jambu Biji, atau dengan nama simplisia Psidium guajava. Bagian tanaman yang digunakan yakni bagian daun karena bagian daun dilaporkan memiliki banyak aktivitas seperti antispasmodik, astringen, antiseptik,hipoglikemik, antimikroba dan anthelmintik. B. Proses Pembuatan Simplisia 1. Proses Pemanenan dan asal tanaman Daun segar dari Jambu Biji dikumpulkan dari bidang Chiraiyakot, Distrik Mau, Uttar Pradesh, India pada bulan Februari 2012. 2. Pembuatan Simplisia a. Daun segar dari Jambu Biji dikumpulkan dari bidang Chiraiyakot, Distrik Mau, Uttar Pradesh, India b. Lalu daun dikering di tempat yang gelap c. Diserbukkan dengan ukuran 40 mesh d. Disimpan dalam wadah kedap udara C. Proses Extraksi 1. Serbuk diekstrak dengan metanol melalui teknik dingin yakni maserasi 2. Ditimbang 500 g serbuk lalu direndam dengan 1,5 liter metanol 3. Ditutup selam tujuh har 4. Setelah itu ekstrak disaring, lalu kembali diekstraksi sebanyak 2 kali dengan cara yang sama 5. Dicampur semua ekstrak bersama-sama dan dikentalkan di rotary evaporator di bawah 40C 6. Kemudian dikeringkan untuk mendapatkan ekstrak metanol kering. D. Skrining Fitokimia Skrining fitokimia dari ekstrak metanol Guava guajava daun dilakukan untuk mendeteksi berbagai senyawa metabolit sekunder seperti karbohidrat, protein, asam amino, steroid, alkaloid, glikosida jantung, glikosida anthraquinone, glikosida cyanogenic, glikosida,kumarin, tanin, flavonoid, gusi, triterpenoids dan saponin sesuai prosedur standard.
E. Standardisasi Ekstrak 1. Parameter Spesifik a. Studi Makroskopik Microscopical studi daun segar dilakukan dengan formalin-acetic acid- alkohol campuran selama sekitar delapan jam. Bagian tipis dibuat dengan pisau cukur tajam dan diwarnai dengan asam safranine atau phloroglucinol-klorida dan diamati di bawah mikroskop senyawa untuk karakterisasi pharmacognostic. b. Studi Mikroskopik Daun tanaman dipelajari karakter mereka seperti ukuran, bentuk, margin, apex, permukaan, warna, bau, rasa, sifat dan tekstur. 2. Parameter Non Spesifik Parameter non spesifik meliputi nilai abu (total abu, abu larut asam, abu larut dalam air) telah ditetapkan menurut metode resmi India Farmakope. Hilangnya indeks pengeringan, berbusa, pembengkakan nilai indeks dan bahan galian dalam pelarut yang berbeda (eter minyak bumi 60-80C, benzena, kloroform, metanol dan air) dilakukan berdasarkan metode resmi ditentukan di India Herbal Pharmacopeia dan pedoman WHO. No Parameter Hasil 1. Susut Pengeringan 5,10 2. Abu Total 11,95 3. Abu tidak larut asam 9,08 4. Abu larut air 2,03
F. Uji Aktivitas Uji secara In Vitro
G. Formulasi terhadap ekstrak
H. Uji aktivitas terhadap formula
Dari hasi percobaan diatas didapat formula yang paling efektif yakni formua F, E dan A. Karena waktu yang diperlukan untuk membunuh bakteri lebih cepat dibandingkan dengan formula yang lain. Tingkat efektifitas tertinggi pada formula F, dilanjutkan formula E dan formula A.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Daun Jambu Biji mengandung banyaknya zat aktif meliputi alkaloid, steroid,cardiac glikosida, flavonoid dan triterpenoid. 2. Daun Jambu Biji memiliki aktivitas anti bakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans yang dapat digunakan sebagai formula dalam mouthwash B. Saran Diharapkan kepada pembaca untuk selanjutnya dapat menguji aktivitas secara In Vivo untuk lebih memastikan keamanan dalam penggunaan.
DAFTAR PUSTAKA Samanta, Krishanu dkk. 2013. Preliminary Physico-phytochemical Study and Pharmacognostical Standardization of Psidium guajava Leaves.Pharmachy College India. Diakses 14 Maret 2014. Esimone, Charles dkk.2007. A Case for the Use of Herbal Extracts in Oral Hygiene: The Efficacy of Psidium guajava-Based Mouthwash Formulation.Faculty of Pharmachy University of Uyo Nigeria.Diakses 15 Maret 2014.