You are on page 1of 11

LAPORAN TUTORIAL

MODUL : UROGENITAL




OLEH:
Kelompok Tutorial XVII
Fasilitator : Drs. Almurdi, M.Kes
Ketua : Afdal 1110070100167
Sekretaris : Muthia Rahmah 1110070100187
Aidillah Putri 1110070100197
Anggota :
1. Arifin 1110070100107
2. Suci Novera Yasena Putri 1110070100127
3. Dyna Akmal 1110070100137
4. Suci Rahmatia 1110070100147
5. Andry Dearson Ihsan 1110070100157
6. Dhio Bestnanda 1110070100117
7. Putri Diana Roza 1110070100177

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
2012/2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Shalawat beriring salam marilah kita sanjungkan kepada nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari alam kebodohan sampai ke alam yan berilmu pengetahuan seperti
adanya sekarang ini.
Makalah ilmiah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
sebagai bahan kuliah.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
Orang tua dan keluarga tercinta
Para fasilitator
Semua bantuan yang kami terima baik secara lansung ataupun secara tidak lansung

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
kami menerima kritik dan saran pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan pada masa
yang akan datang.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Padang, Juni 2013



Penulis


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................i

DARTAR ISI..............................ii

BAB I PENDAHULUAN
Trigger

BAB II ISI
STEP 1. Clarify Unfamiliar Terms
STEP 2. Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation
STEP 3. Define The Problem
STEP 4. Arrange Explanation Into a Tentative Solution
STEP 5. Define Learning Objective
STEP 7. Share The Result or Explanation and Private Study

BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

Trigger 1 : Acute Renal Failure
Acute Renal Failure (ARF) atau gagal ginjal akut adalah sindrom klinik yang ditandai dengan
penurunan tiba-tiba filtrasi glomerulus sam[ai 1-2% dari nilai normal. Sering juga dikaitkan
dengan kejadian oligouria dan menimbilkan konsekuensi biokimiawi seperti meningkatnya
BUN (blood urea nitrogen) yang memicu kejadian uremia, kadar kreatinin serum, asidosis
metabolik, hiperkalsemia.
Penyebab ARF antara lain adlah pemakaian obat jenis nefrotoksik seperti obat antimikroba
yang diberikan dalam dosis terapeutik sekalipun atau akibat komplikasi ikutan kejadian
trauma yang menimbulakn perdarahan yang memicu hipotensi, overdosis heroin atau
pemakaian metadon intravena.
Secara klinik akan ditemukan kelainan pada darah dan urine menyusul rusaknya unit
fungsional ginjal dalam bentuk acute tubular necrosis.















BAB II
ISI
STEP 1 : CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
Oligouria : jumlaj urin kurang dari normal
Gagal ginjal : agangguan fungsi ginjal
Uremia : kadar urin tinggi dalam darah
BUN : urea nitrogen dalam darah
Nefrotoksik : zat-zat bersifat racun terhadap ginjal
Asidosis metabolik : meningkatnya kadar asam dalam tubuh yang disebabkan oleh
metabolisme yang meningkat
Hiperkalsemia : kumlah kalsium dalam darah tinggi
Acute tubular necrosis : kematian jaringan tubular akut
STEP 2. Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation
1. Kenapa penurunan laju filtrasi glomerulus sering berkaitan dengan kejadian ?
2. Apa penyabab penurunan tiba-tiba dari filtrasi glomerulus di bawah normal?
3. Apa yang menyebabkan timbulnya konsekuensi biokimia seperti BUN?
4. Bagaimana bentuk kelainan darah dan urine pada gagal ginjal ?
5. Mengapa perdarahan yang memicu hipotensi bisa menyebabkan ARF?
6. Bagaimana homeostatis dalam tubuh terhadap ARF?
7. Bagaimana fisiologi filtrasi ginjal?
STEP 3. Define The Problem
1. Penurunan filtrasi glomerulus menyebabka urine tidak tersaring sehingga urea ikut bersama
darah dan jumalah urine dalam kandung kemih menurun
2. Pengaruh onat-obatan, trauma perdarahan yang menyebabakan hipotensi
3. Kegagalan ginjal filtrasi glomerulus
4. Kelainan darah :
Kimia darah meningkat
Urenia
Kreatinin serum meningkat
Sifat asam dalam darah
BUN
Kelianan Urine :
Oligouria
Protein urin
Hematuria
5. trauma pada ginjal menyebabkan terjadi perdarahan pada ginjal kemudia terjadi hematuria
dan memicu hipotensi
6. Eksresikan melaui kulit berupa keringat, melalui ginjal berupa urine
7. Arteri yang ada pada ginjal darah glomerulus tubulus proximal lengkung henle
tubulus distal dukrus pengumpul kandung kemih

STEP 4. Arrange Explanation Into a Tentative Solution















STEP 5. Define Learning Objective
1. ANATOMI TRAKTUS URINARIUS
2. HISTOLOGI SISTEM URETROPOIKA
3. MEKANISME PEMBENTUKAN URIN
4. KOMPOSISI URIN
5. PATOLOGI GINJAL




Obat nefrotoksik
Trauma
ARF GFR
OLIGOURIA BUN
UREMIA
KREATINI MENINGKAT
ASIDOSIS
HIPERKALSEMIA


Rusak nefron
Ginjal
BIOKIMIA
HISTOLOGI
FISIOLOGI
ANATOMI
STEP VII: SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND
PRIVATE STUDY

1. Anatomi traktus urinarius

a. Ren
Terletak pada posterior dinding abdomen, di kanan dan kiri columna vertebralis,
setinggi vertebra thorakal 12 vertebra lumbal 3. Ren kanan lebih rendah dari
yang kiri karena diatas ren kanan terdapat hepar. Ren dibungkus dari luar ke
dalam oleh pararenal fat, fascia renalis, perirenal fat, dan capsula renalis.

Ren mempunyai
- 2 polus: yaitu polus cranial yang mana terdapat glandula suprarenalis dan
polus caudal.
- 2 fascies: fascies anterior terlihat lebih cembung, dan fascie posterior
terlihat lebih datar karena berhadapan dengan posterior dinding abdomen
sehingga perkembangannya terhambat.
- 2 margo: margo lateral agak konveks dan margo medial terdapat hillus
renalis yang dilewati oleh A/V renalis dan ureter.
- 2 struktur: korteks terdapat collum renalis dan medula terdapat piramid
renalis yang mempunyai basis dan puncak. Pada puncak terdapat papila
renalis.
Struktur halus ren yaitu:
- Corpuscollum renalis terdapat glomerulus dan capsula bowman sebagai
pembungkusnya.
- Ductus renalis. Yang dimulai dari tubulus contortus proximal tubulus henle
tubulus contortus distalis tubulus rectus/ duktus colligentes papilla
renalis calyx minor calyx mayor pelvis renalis ureter.

b. Ureter
Yaitu saluran yang mengalirkan urin dari ren ke vesica urinaria. Sebagian besar
ureter terletak di cavum abdomen pars abdominalis. Sedangkan sebagian
kecilnya terdapat pada cavum pelvis pars pelvis.
Normalnya ureter memiliki 3 penyempitan:
1. Peralihan pelvis renalis dengan ureter
2. Tempat persilangan A. iliaca communis
3. Tempat menembus dinding vesica urinaria


c. Vesica urinaria
Merupakan kantong berdinding otot terletak di belakang sympisis pubis.
Berbentuk piramid, ada apex dan basis. Mempunyai 3 lapis otot polos yang
disebut M. Destrussor vesicae. Pada mucosanya berlipat-lipat jika kosong dan
licin jika penuh, kecuali trigonum vesicae mukosanya tetap selalu licin walaupun
sedang kosong. Trigonum dibentuk oleh 3 ostium yaitu 2 ostium ureter kanan kiri
dan 1 ostium uretra interna.

d. Uretra
Yaitu saluran yang menghubungkan vesica urinaria dengan dunia luar. Uretra
wanita lebih pendek dan mempunyai fungsi tunggal sebagai saluran urin,
sedangkan uretra pria lebih panjang dan mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai
saluran urin dan sperma.
Uretra pria terdapat:
- pars prostatica menembus prostat
- pars membranacea menembus membrana UG
- pars spongiosa/cavernosa menembus corpus penis

vascularisasi
- aorta abdominalis a. renalis a. segmentalis a. interlobaris a. arcuata
a. interlobularis kapiler-kapiler kecil glomerulus.
- v. renalis v. cava inferior

2. Histologi traktus urinarius
1. REN
Ginjal terdiri atas Korteks dan Medula
1.Korteks ginjal,mengandung
a) Kapsul
b) Tubulus kontortus proksimal
c) Tubulus kontortus distal
d) Korpus renalis
e) Apparatus yuxtaglomerular
f) Berkas medulla
g) Arteri dan vena interlibularis
2. Medula renalis terdiri atas pyramid renal dan mengandung ansa henle tipis,tebal
dan ductus koligens dan ductus papilaris
3. Papilla renalis dibentuk oleh apeks pyramid renal dan dilapisi epitel selapis
silindris
4. Kaliks minor dilapisi epitel transisional
5. Arteri arkuata pada pertemuan korteks dan medulla merupakan cabang arteri
interlobaris


2. Ureter
Dinding ureter terdiri atas 3 lapisisan :
1. Tunika mukosa: epitel transisional dan lamina propria jaringan ikat
longgar
2. Tunika muskularis : otot polos,memanjang,melingkar dan memanjang
3. Tunika adventisia : jaringan ikat longgar
3. Vesika Urinaria
Dinding vesika urinaria terdiri dari :
1. Mukosa : epitel transisional dan lamina propria jaringan ikat
longgar
2. Muskularis : otot polos tebal,berbagai arah
3. Adventisia : jaringan ikat longgar dan sebagian serosa



3. Biokimia urine
Dalam menjaga keseimbangan komposisi osmolality dan volume ekstrasel serta
mengatur kesetimbangan asam-basa tubuh, ginjal membuang dan menyerap molekul-
molekul sesuai kebutuhan tubuh. Komposisi terbanyak dalam urine yaitu air, dan
sisanya berupa produk akhir yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Cara ginjal mengatur kesetimbangan cairan dalam tubuh dengan membuang hasil
metabolisme berupa:
- Urea (NH
3
) sisa metabolisme protein dalam darah
- Asam urat (uric acid) sisa metabolisme purin
- Creatinin sisa metabolisme fosfat di otot
- Racun
- Obat-obatan
Ginjal juga menyerap kembali molekul-molekul yang digunakan tubuh seperti:
- Glukosa
- Asam amino
- Protein

4. Mekanisme pembentukan urine
Ada 3 mekanisme utama dalam pembentukan urine yaitu:
a. Filtrasi (penyaringan)
Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring
melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul bowman, sehingga dihasilkan filtrat
glomerulus urine primer. Didalam filtrat ini terdapat zat yang masih berguna bagi
tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh. Dalam keadaan normal, 20%
plasma yang masuk ke glomerulus tersaring. Proses ini dikenal sebagai filtrasi
glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan urin. Secara rerata, 125
ml filtrat glomerulus (cairan yang difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh
glomerulus setiap menit. Dengan mempertimbangkan bahwa volume rerata
plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter.

b. Reabsobsi (penyerapan kembali)
Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi
tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-
bahandari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut
reabsorbsi glomerulus. Bahan-bahan yang direabsorbsi tidak keluar dari tubuh
melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian
ke jantung untuk disirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari sekitar
178,5 liter direabsobsi. Sisanya 1,5 liter di tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal
untuk dikeluarkan sebagai urin. Secara umum, bahan-bahan yang diperlukaan
dihemat oleh tubuh secara selektif direabsorbsi, sementara bahan-bahan yang
tidak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urine.

c. Sekresi tubulus (pengeluaran)
Pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen
tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya bahan kedalam tubulus
ginjal dari darah, sedangkan yang pertama adalah filtrasi glomerulus. Hanya
sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus difiltrasi ke
dalam kapsula bowman; sisa 80% mengalir melalui arteriol eferen ke dalam
kapiler peritubulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengerluarkan
bahan dari plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan
dari 80% plasma yang tidak difiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya
ke bahan yang sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrasi.


5. Patofisiologi ginjal
- Incotinance : tidak sadar miksi keluar sendiri
- Strees incotinance : miksi keluar sendiri, terjadi saat keadaan stres. Misalnya :
saat batuk
- Urge incotinance : terjadi karena kantong kencing atonik umumnya pada usia
> 60 tahun, gangguan medula spinalis di atas sakral, gangguan inhibisi.
- Batu ginjal




PENUTUP

Kesimpulan
Ren adalah organ yang Terletak pada posterior dinding abdomen, di kanan dan kiri
columna vertebralis, setinggi vertebra thorakal 12 vertebra lumbal 3. Ren berperan penting
Dalam menjaga keseimbangan komposisi osmolality dan volume ekstrasel serta mengatur
kesetimbangan asam-basa tubuh, ginjal membuang dan menyerap molekul-molekul sesuai
kebutuhan tubuh.


Daftar Pustaka
Putz dan Pabst. 2006. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC

You might also like