You are on page 1of 17

ANATOMI REGIO CRANII DAN FACEI

1. OS CRANII
Cranium dibentuk oleh tulang tulang pipih yang jumlahnya ada 22 buah. Tulang tulang
ini ada yang berpasangan dan ada pula yang tidak berpasangan. Cranium dapat dibagi
menjadi neurocranium dan splanchno-cranium. Neurocranium disebut juga cranium
cerebrale.
Neurocranium ini dibentuk oleh tulang tulang :
1. os occipitale
2. os parietale
3. os frontale
4. os temporale
5. os sphenoidal
6. os ethmoidale.
Sedangkan splancho-cranium dibentuk oleh :
7. os nasale
8. os maxilla
9. os lacrimale
10. os zygomaticum
11. os palatinum
12. os vomer
13. os concha nasalis inferior
14. dan os mandibula.





Neurocranium dapat dibagi lagi menjadi calvarium dan basis cranii. Calvarium disebut
juga calvaria. Batas antara calvaria dan basis cranii adalah suatu bidang horizontal yang melalui
arcus supercilliaris dan linea nuchae superior. Calvaria dibentuk oleh squama ossis temporalis
kiri dan kanan, squama ossis frontalis, os. parietale kiri dan kanan, squama ossis occipitalis.
Basis cranii ini dapat dibagi pula menjadi basis cranii interna dan basis cranii externa.
Tulang-tulang yang membentuk cranium :

1. Os occipitale

Bagian bagiannya terdiri dari : pars basillaris, pars squamalis, dan pars lateralis. Semunya
mengelilingi foramen occiptale magnum.
Pars basillaris occipitale adalah bagian dari os occipitale yang terletak ventral dari foramen
occipitale magnum dan berhubungan dengan os sphenoidale, hubungan mana membentuk
synchondrosis spheno-occipitalis. Facies superior pars basillaris ini licin, concaf, bersama sama
dengan dorsum sellae dari os sphenoidale membentuk clivus.
Pars lateralis os occipitale, sisi medianya menjadi batas dari foramen occipitale magnum
dan sisi lateralnya terletak incisura jugularis yang oleh processus intrajugularis dibagi menjadi :
incisura jugularis pars nervosa (sebelah medial) dan inicisura jugularis pars venosa (sebelah
lateral). Incisura jugularis os occipitale bersama sama dengan incisura jugularis dari pars
petrossa ossis temporalis membentuk foramen jugulare. Pars lateralis pada tepi dorsalnya
berbatasan dengan pars mastoidea ossis temporalis membentuk sutura occipito-mastoidea. Pada
sudut lateral dari pars lateralis ini terdapat processus jugularis, medial dan dorsal dari processus
jugularis ini terdapat sulcus sigmoideus ( bagian dari sulcus transversus ). Medial dari processus
jugularis terdapat tonjolan : tuberculum jugulare dan caudal dari tuberculum jugulare ini pada
facies caudalis terdapat condylus occipitalis. Antara condylus occipitalis dan tuberculum
jugulare terletak canalis nervi hypoglossi. Dorsal dari condylus occipitalis terletak fossa
condyloidea dengan adanya canalis condyloideus. Squama occipitalis (= pars squamalis os
occipitale), letaknya di sebelah dorsal dari foramen occipitale magnum..
2. Os sphenoidale

Terletak pada fossa cranii media, antara os occipitale dan os ethmoidale. Dibagi menjadi :
corpus sphenoidalis, ala parva ossis sphenoidale, ala magna ossis sphenoidalis dan processus
pterygoideus ossis sphenoidale.
Corpus sphenoidalis berbentuk kubus, di dalamnya terdapat 2 ruangan yaitu 2 sinus
sphenoidalis yang dipisahkan satu sama lain oleh adanya septum, sinuum sphenoidalium. Corpus
sphenoidalis mempunyai permukaan permukaan : superior, interna, dorsal, anterior. Pada
permukaan superior dari corpus sphenoidalis terdapat bagian yang cekung = sella tursica dengan
lekukan kecil di tengah - tengahnya = fossa hypophyseos. Sella tursica sebelah dorsal dibatasi
oleh dorsum sellae, daerah lateralnya menjadi processus clinoideus posterior. Permukaan dorsal
dari dorsum sellae licin dan bersama-sama dengan pars basillaris os occipitale membentuk clivus
(= sloping surface, hellend oppervlak ). Batas ventral sella tursica adalah tuberculum sellae yang
ke arah lateral menjadi processus clinoideus medius (tidak ada). Ventral dari tuberculum sellae
terletak sulcus chiasmatis yang ke arah lateral menuju ke foramen opticum.
Pada permukaan sisi lateral, corpus berbatasan dengan ala magna ossis spheniodalis dan
pada pemukaan lateral corpus ini terletak sulcus caroticus. Latero-dorsal dari sulcus caroticus
terdapat lingula spheniodalis.
Permukaan dorsal dari corpus bergabung dengan pars basillaris os occipitale. Permukaan
anterior - superior, corpus berbatasan dengan ala parva ossis sphenoidalis. Pada permukaan
anterior - inferior, corpus membentuk bagian yang tipis, dinamakan : concha sphenoidalis, lateral
dari cocha ini terdapat lubang = apertura sinus sphenoidalis. Ke arah ventral, concha ini
berhadapan dengan labyrinthus ethmoidalis ke arah caudal cocha berhubungan dengan processus
orbitalis ossis palatini. Ke arah medial, septum sinuum sphenoidalium dan concha spenoidalis
membentuk crista sphenoidalis yang berhubungan dengan lamina perpendicularis ossis
ethmoidalis. Crista ini ke arah caudal menjadi rostrum spheniodale yang berhubungan dengan
vomer.
Ala magna ossis sphenoidalis, ke luar dari sisi lateral dari corpus sphenoidalis berjalan ke
arah lateral, cranial dan ventral. Permukaan / dalam ala magna ini terdiri dari : facies cerebralis,
facies orbitalis, facies posterior, dan facies caudalis. Pada permukaan luar dari ala magna ini
terdapat crista infra - temporalis yang membagi permukaan ini menjadi facies temporalis dan
facies infra - temporalis. Pada sudut caudal dan dorsal dari ala magna terdapat tonjolan yang
kecil = spina angularis. Lubang lubang yang terdapat pada ala magna ossis sphenoidalis adalah
foramen rotundum, foramen spinosum, foramen ovale.
Ala parva ossis sphenoidalis, ke luar dari sisi anterior - superior dari corpus, berjalan ke
arah lateral dan ujungnya mengelilingi foramen opticum. Facies superior ala parva licin, ikut
membentuk fossa cranii anterior, bersama - sama dengan ala magna membentuk fissura orbitalis
superior. Pada batas ventral, berbatasan dengan pars orbitalis ossis frontalis. Pada batas dorsal
concaaf, licin, membelok ke medial, membentuk processus clinoideus anterior.
Processus pterygoideus, ke luar dari corpus pada batas antara corpus dan ala magna ke arah
caudal. Terdiri dari 2 bagian : lamina lateralis (lebar dan pendek) dan lamina medialis (sempit
dan panjang). Kedua lamina ini berjalan ke caudal, bergabung menjadi satu dan membentuk
sudut. Ventral dari tempat penggabungan ini berjalan sulcus pterygo - palatinus, dorsal
membentuk fossa pterygoidea. Lamina medialis sebelah caudal berakhir menjadi hamulus
pterygoideus, sebelah cranial dan dorsal terletak fossa scaphoidea. Ke arah cranial dan medial,
lamina medialis ini memberikan tonjolan = processus vaginalis yang berjalan ke arah corpus.
Bagian caudal dari processus vaginalis, dengan processus sphenoideus ossis palatini membentuk
canalis pharyngeus. Cranial dari processus pterygoideus terdapat canalis pterygoideus viddi. Di
sebelah dorsal canalis viddi bermuara di bawah lingula sphenoidalis dan sebelah vental bermuara
pada facies sphenomaxillaris caudal dari foramen rotundum. Pada ujung caudal processus
pterygoideus, antara lamina medialis dan lateralis terdapat fissura pterygoidea.

3. Os temporale

Ada satu pasang, terletak antara os occipitale dan os sphenoidale, ikut membatasi fossa
cranii media. Os temporale dapat dibagi menjadi : pars petrosa, pars tympanica, pars mastoidea,
dan squama temporalis.
Facies inferior petrosa letaknya horizontal dan permukaan yang tidak merata. Bagian
ventral dari facies inferior pars petrosa ini bagian ventral - lateralnya dibentuk oleh pars
tympanica dan bagian ventral - medialnya dibentuk oleh angulus anterior, angulus mana yang
berbatasan dengan ala magna ossis sphenoidalis. Bagian dorsal dari facies inferior pars petrosa,
dibatasi oleh angulus posterior dimana terdapat cekungan = incisura jugularis, yang di tengah
tengahnya ada tonjolan = processus intra jugularis, incisura jugularis ini bersama-sama dengan
incisura jugularis occipitalis membentuk foramen jugulare. Ventral dari foramen jugulare
terletak fossa jugularis dengan adanya lubang kecil pada fossa ini disebut sebagai canaliculus
mastoideus. Medial dari fossa jugularis, dekat bagian medial dari incisura jugularis, terdapat
cekungan berbentuk corong segitiga, disebut sebagai apertura externa canaliculi cochleae.
Ventral dari fossa jugularis ada lubang besar = foramen caroticum externum, ke arah cranial
foramen ini masuk ke dalam canalis caroticus dan canalis ini akan berakhir pada foramen
caroticum internum. Antara foramen caroticum externum dan fossa jugularis terdapat daerah
yang dinamakan dengan fissula petrosa dengan lubang yang disebut sebagai apertura inferior
canaliculi. Pada facies inferior pars petrosa bagian lateral terdapat processus styloideus yang
arahnya ventrocaudal. Dorsal dari processus styloideus ini terletak foramen stylomastoideus.
Basis dari processus styloideus dikelilingi oleh tulang yang tipis = vagina processus styloidei,
yang merupakan bagian terbawah pars tympanica.
Facies anterior pars petrosa permukaan tidak rata, ikut membentuk fossa cranii media, ke
arah lateral bergabung dengan squama temporalis membentuk fissura petrosquamosa. Batas
ventral adalah angulus anterior. Pada angulus anterior ini terdapat canalis musculo tuberius,
dengan arah ventro - medial. Canalis ini terbagi oleh septum musculotuberii, menjadi 2 : sebelah
cranial adalah semicanalis m. Tensoris tympani, sebelah caudal adalah semicanalis tubae
auditivae. Lateral dari facies anterior pars petrosa terdapat permukaan yang menonjol, disebut
sebagai eminentia arcuata tonjolan mana disebabkan oleh karena jalannya caudalis semicircularis
superior di bawah eminentia arcuata. Sedikit lateral dan ventral eminentia arcuata terdapat
daerah yana rata dengan tegmen tympani yang menjadi atap dari cavum tympani. Tegmen
tympani ini akan meneruskan diri menjadi ke fissura petrosquamosa. Ke arah ventral lagi dari
eminentia terdapat 2 lubang saluran lubang dan 2 saluran yang ke luar dari lubang - lubang
tersebut. Lubang sebelah medial adalah hiatus canalis facialis yang melanjutkan diri ke sulcus
nervi petrosi superficialis majoris. Lubang sebelah lateral adalah apertura superior canaliculi
tympanici yang meneruskan diri ke dalam sulcus nervi petrosi superficialis minoris. Pada apex
pyramis sebelah ventral terdapat cekungan dengan impersio trigemini. Pada facies anterior pars
petrosa ini juga terdapat banyak juga cerebralia dan impresiones digitae.
4. Os frontal e
Terdi ri dari bagi an-bagi an:
Squama ossi s frontalis
Convex ke ventral, berbat asan dengan os pariet al e pada margo pariet ali s
dan membentuk sutura coronali s. Pada bat as inferi or terdapat margo
supraorbit alis, ke arah l at eral menj adi processus zygomaticus, dengan processus
front alis ossis zygomati cus membent uk sutura zygomat ico - front alis.
Pada sisi medial dari margo supraorbit al is terdapat i nci sura front alis dan
pada sisi l at eral dari incisura front ali s t erdapat foramen supraorbi tal e, keduanya
tidak sel alu ada pada tengkorak.
Pada facies vent rali s permukaannya l ici n dan t erdapat 2 tonjol an ki ri -
kanan, t uber frontal e. Pada faci es l at erali s terdapat linea t emporali s dan faci es
temporalis.
Pada faci es vent ralis bagi an caudal yai tu cranial dari margo supraorbi tal is,
terdapat penebal an yang melengkung yait u arcus super - cil i ari s. Bagian yang
kiri dan kanan akan bert emu pada gl abell a.
Facies dorsal di sebut juga facies cerebrali s, di sini t erdapat juga
cerebralis dan impressi ons di git atae. Di bagi an tengahnya berj al an sulcus
sagi tal is, sulcus ini arah caudal menj adi t ebal , disebut crista front alis yang
menj adi bat as ventral foramen caecum.

Pars nasalis ossis frontal is
Merupakan bagi an dari os front al e yang kel uar dari sisi caudal squama
front alis pada bagi an tengah - t engahnya dan memisahkan kedua part es orbit ales.
Pada sisi anterior berbat asan dengan os nasal e pada sutura naso - front ale dan
dengan processus front alis maxill ae pada sutura fronto - maxillaris. Pada sisi
post erior terdapat incisura ethmoi dalis yang berbat asan den gan l amina cri brosa
ossis et hmoi dal is pada sutura front o - ethmoidalis.
Dari si si caudal terdapat tonjol an yang arahnya dorsal yait u spina
front alis. Bagi an ini di sebelah medi al bergabung dengan crist a Galli dan lamina
perpendicularis ossi s ethmoidalis dan l at eral berj al an kearah dinding medi al dari
labyri nthus ethmoidalis. Bagi an dari spi na frontalis yang t erlet ak ant ara crist a
Gal li & lamina perpendi cul aris ossis ethmoidali s dan l abyrithus ethmoi dalis
membent uk bagi an vent ral cavum nasi.

Partes orbi tales ossis frontal is
Kel uar dari squama front alis bagi an caudal yang di pisahkan oleh i nci sura
ethmoidalis. Bat as antero - medi al dibentuk oleh margo supraorbit alis dan bat as
ant ero - l at eral ol eh processus zygomati cus.
Bat as dorso - medial sediki t bergi gi dan merupakan t empat unt uk
bergabung dengan al a parva ossis sphenoidalis dan bagian dorso - l at eral
berbat asan dengan al a magna ossis sphenoidalis.
Pada facies orbit al is bagian medi al t erdapat cekungan, yait u fovea
trochl eari s sedangkan pada bagian l at ero - crani alnya t erl etak fossa gl andul a
lacrimali s.
Facies crani alis di sebut sebagai facies cerebralis dan padanya t erdapat
banyak j uga cerebral ia dan imperssi ones di git at ae .
Pada pert emuan ant ara partes orbit ales dan s quama ossis frontalis di
dal amnya t erdapat rongga di dal am t ul ang yang disebut sebagai sinus front ali s,
sinus ini mempunyai septum si nus frontali um, dan bent uknya sinus seperti
pyrami da sisi 3, basisnya menghadap ke at as dan apexnya ke bawah unt uk
bermuara dalam meatus nasi medi a.

5. Os parietale

Jumlanya ada 2, ikut membentuk calvaria, berbentuk segi empat, pipih, mempunyai facies
parietalis yang convex dan facies cerebralis yang concaaf.
Batas-batas os parietale adalah :
5.1. Margo occipitalis
Bergigi besar - besar, bergabung dengan margo lamdoideus ossis occipitale untuk
membentuk sutura lamdoidea.
5.2. Margo squamosis
Ada di sebelah caudal, concaaf, berbatasan dengan margo parietale ossis
temporalis pada sutura squamosa.
5.3. Margo frontalis
Berada di sebelah ventral, bergigi, berbatasan dengan margo parietalis ossis
frontalis pada sutura coronalis.
5.4. Margo sagitalis
Berbatasan dengan margo yang sama pada os. parietale yang lain, membentuk
sutura sagitalis.
6. Os ethmoidale
Terdiri dari lamina cribosa, lamina perpendicularis dan labyrinthus ethmoidalis.
Lamina cribosa terletak antara incisura ethmoidalis ossis frontalis, ikut membentuk fossa
cranii anterior, di tengah - tengahnya pada sebelah ventral membentuk tonjolan = crista galli,
yang melekat pada pars nasalis dan crista frontalis ossis frontalis. Crista galli ke arah lateral
kanan dan kiri menjadi processus alaris yang membatasi foramen caecum. Lamina cribosa facies
caudalis menjadi batas cranial dari cavum nasi.
Lamina perpendicularis terletak di tengah - tengah, antara labyrinthus ethmoidalis, pada
bagian:
6.1. Cranial, melekat pada lamina cribsa ossis ethmoidalis dan spina frontalis ossis
frontalis
6.2. Dorsal, melekat pada crista sphenoidalis.
6.3. Caudal, melekat pada vormer
6.4. Ventral, melekat pada pars cartilagines septum nasi


7. Os Lacrimale
Jumlahnya ada 2, membatasi dinding medial dari cavum orbitae. Berbatasan dengan :
7.1. Cranial, dengan pars orbitalis ossis frontalis
7.2. Caudal, dengan facies orbitalis corpus maxillae dan processus lacrimalis concha
nasalis inferioris
7.3. Ventral, dengan margo lacrimalis processus frontalis maxillae
7.4. Dorsal, dengan lamina papyracea ossis ethmoidalis

Pada facies lateralis os lacrimale berjalan crista lacrimalis posterior dan ventral dari crista
ini terdapat sulcus terminalis yang berjalan bersama sama dengan sulcus lacrimalis processus
frontalis maxillae membentuk fossa sacci lacrimalis. Pada ujung caudal dari crista lacrimalis
posterior terdapat hamulus lacrimalis.

8. Os nasale
Jumlahnya ada 2, kiri dan kanan berbatasan di sebelah medial pada sutura inter nasalis, os
nasale berbatasan :
8.1. Cranial dengan pars nasalis ossis frontalis pada sutura nasofrontalis
8.2. Lateral dengan processus frontalis maxillae pada sutura nasomaxillaris
8.3. Caudal, melekat pada cartilago nasalis lateralis
Os nasale ini ikut membatasi apertura piriformis dan merupakan bagian dari dinding
ventral cavum nasi. Pada os nasale terdapat sulcus ethmoidalis pada permukaan dalamnya dan
ditembus oleh foramina nasalis.

VOMER

Vomer tidak berpasangan, terletak pada bidang mediosagital, membentuk bagian posterior
dari septum nasi osseum. Batas cranialnya, pecah jadi 2 dan membentuk alae vomeris yang
melekat pada processus vaginalis dari processus pterygoideus ossis sphenoidalis, dan pada
processus sphenoidalis pars perpendicularis ossis palatini.

9. Os Maxillae
Maxilla terdiri dari bagian corpus, processus fontalis, zygomaticus, palatinus dn alveolaris.
Corpus maxillae berbentuk kubus, di dalamnya terdapat rongga = sinus maxillaries disebut
juga anthrum highmori, lubang masuknya ke dalam sinus maxillaries disebut dengan haitus
maxillaries, yang menjadi dasar dari cavum orbitae. Sisi craniomedia; sebelah dorsal dari corpus
maxillae bergabung dengan lamina papyracea ossis ethmoidalis. Di sebelah ventral, corpus
maxillae bergabung dengan os lacrimale. Bagian cranial corpus maxillae yang berbatasan dengan
cavum orbitae adalah margo infraorbitale, caudal dari margo infraorbitale ini terdapat foramen
infraorbitale, lebih caudal lagi dari foramen infraorbitale ini terletak fossa canina. Ke arah lateral,
corpus maxillae yang menonjol disebut sebagai dengan tuber maxillae dan padanya terdapat
lubang lubang kecil = foramen alveolaris akan masuk ke dalam canalis alveolaris. Copus
maxillae dan ala magna facies caudalis membatasi fissura orbitalis inferior. Ventra medial,
corpus maxillae mempunyai cekunagn = incisura nasalis yang sebagian dari apertura piriformis
10. Os palatinum
Terdiri dari pars horizontalis dan pars perpendicularis. Os palatinum terletak sebelah dorsal
cavum nasi dan salah satu bagiannya menjadi bagian palatum durum, pars horizontalis ossis
palatini membentuk bagian dorsal dari palatum durum, bersama - sama dengan bagian dari os
maxilla, membentuk sutura palatina transversa. Facies cranialis pars horizontalis ini licin, di
tengah - tengah permukaan cranial ini terdapat crista nasalis. Crista nasalis ini menonjol
membentuk processus pyramidalis yang melekat pada fissura pterygoidea. Pada facies caudalis
pars horizontalis ini terdapat 2 foramina yaitu foramina majus dan foramen palatinum minus.
Pars perpendicularis ossis palatini merupakan bagian dari os palatinum yang dimulai dari tepi
dorsal pars horizontalis ke arah cranial. Facies medial pars perpendicularis terdapat crista
ethmoidalis untuk perlekatannya dengan concha nasalis media.
Facies lateralis pars perpendicularis bergabung dengan facies corpus maxillae dan
membentuk batas dorsal dari hiatus maxillaris. Ke arah dorsal, facies lateralis ini melekat pada
bagian ventral dari facies medialis lamina medialis processus pterygoideus ossis sphenoidalis.
Diantara tempat perlekatan tadi terdapat sulcus pterygopalatinus. Bersama sama dengan os
maxillae, sulcus ini membentuk fossa pterygopalatina. Dari fossa ini ke arah caudal kita masuk
ke dalam canalis. Pterygopalatinus untuk meneruskan diri ke dalam canalis palatinus dan
akhirnya keluar melalui foramen palatinum majus / minus. Canalis palatinus tadi berjalan di
dalam processus pyramidalis.
Pada ujung cranial dari pars perpendicularis ossis palatini terdapat dua processi,
processus yang mengarah ke ventral disebut dengan processus orbitalis dan yang mengarah ke
dorsal disebut sebagai processus sphenoidalis. Antara processus orbitalis dengan processus
sphenoidalis terdapat suatu cekungan yang disebut sebagai incisura sphenopalatina. Incisura
sphenopalatina bersama sama dengan corpus sphenoidalis membentuk foramen
sphenopalatinum, yang menghubungkan fossa pterygopalatina dengan cavum nasi. Pars
perpendicularis ossis palatini ikut membentuk bagian medial dari fissura orbitalis inferior.

11. Os Zygomaticum
Jumlahnya ada 2, kiri dan kanan, terletak lateral dari splanchocranium dan mempunyai 3
permukaan : facies malaris, facies orbitalis, dan facies temporalis.
Facies malaris os zygomaticum berada di sis lateral, licin permukaannya, convex, dan
mempunyai foramen zygomatico faciale. Foramen norbitalis os zygomaticum berada di sisi
medio ventral, concaf, membatasi dinding lateral dan caudal dari orbita. Facies orbitalis ini ikut
membentuk margi infraorbitalis bagian lateral dan membentuk batas lateral dari aditus orbitae.
Facies orbitalis berbatasan dengan facies orbitalis corporis maxillae pada sutura
zygomatico - maxillaris. Sisi medial dari facies orbitalis berbatasan dengan ala magna ossis
sphenoidalis pada sutura sphenozygomatica.
Pada facies orbitalis os zygomaticum terdapat foramen zygomatico orbitale. Facies
temporalis os zygomaticum mengarah ke caudal dan medial, conchaf, membatasi fossa
temporalis pada sebelah ventral pada facies temporalis ini terdapat foramen
zygomaticotemporale.
Facies temporalis berbatasan dengan processus zygomaticus corpus maxillae pada sutura
zygomaticomaxillaris. Pada sudut cranial dari facies malaris terdapat processus fronto
sphenoidale, processus mana ke ventral berbatasan dengan processus zygomaticus ossis frontalis
pada sutura zygomaticofrontalis.
Dari sudut dorsal facies malaris ke luar processus temporalis yang bergabung dengan
processus zygomaticus ossis temporalis pada sutura zygomatico - temporalis dan kedua
processus tersebut membentuk arcus zygomaticus


12. Os Mandibula
Tidak berpasangan, terdiri dari :
a. 1 Corpus Mandibulae
b. 2 Rami Mandibulae

13. Os Hyoid
Terdiri dari corpus, cornua majora dan cornua minora. Corpus dari os hyoid pada sisi
ventral dan cranialnya convex, sisi dorsal concaf. Cornu majus os hyoid, tipis, terletak sebelah
lateral, pipih dan lebih panjang dari corpus os hyoid. Cornu minor os hyoid, kecil, kadang
kadang masih berupa tulang rawan, terletak pada perbatasan corpus cornu majoris, arahnya ke
cranial, di atas perbatasan corpus cornu majoris.






2. OTOT-OTOT REGIONES FACEI DAN CAPITIS
terbagi menjadi 2 golongan :
1. facial muscle ( muscles of exspression)
2. muscles of mastication





3. arterialisasi regions facei et capitis

You might also like