Professional Documents
Culture Documents
Daskularisasi ginjal
%injal diperdarahi oleh a/v renalis. 9. renalis
merupakan per,abangan dari aorta
abdominal setinggi &....
9orta abdominalis 9. Renalis 9.
@egmentalis 9. &obaris 9. .nterlobaris
9. 9r,uata 9. .nterlobularis
9rteriola aferen %lomerulus arteriola
eferen vasa re,ta dan kapiler peritubulus D. .nterlobularis D. 9r,uata D.
.nterlobaris D. Renalis Dena 5ava .nferior.
%injal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. +ntuk persarafan simpatis ginjal
melalui segmen (#$-&# atau &, melalui n.splan,hni,us major, n.splan,hni,us imus dan
n.lumbalis. @araf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. @edangkan persarafan
simpatis melalui n.vagus.
F)+)0.05) 5)-4,.
%injal terdiri dari unit fungsional ginjal yang disebut nefron, # ginjal terdiri dari kurang lebih
# juta nefron. "efron terbagi menjadi bagian1
#. 0agian vaskuler
9rteriol aferen berfungsi mengangkut darah ke glomerulus
%lomerulus merupakan berkas kapiler yang menyaring plasma bebas protein kedalam
tubulus
9rteriol eferen berfungsi mengangkut darah dari glomerulus
'apiler peritubuus mempredarahi jaringan ginjal, berperan dalam pertukaran dengan
,airan dilumen tubulus.
12
. 0agian tubuler
(ubulus proksimal berfungsi mereabsorbsi dan sekresi tidak terkontrol 8at-8at tertentu
&engkung )enle membentuk gradien osmotik dimedula ginjal yang penting dalam
kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan berbagai konsentrasi
(ubulus distal berfungsi untuk sekresi dan reabsorbsi tidak terkontrol 8at-8at tertentu
Mengeluarkan komponen asing lainnya (obat, food additivies, dan materi non nutrisi
eksogen yang lain masuk kedalam tubuh)
3. Bungsi hormonal
Memproduksi renin ( suatu en8imatik hormon yang mentriger suatu rangkaian reaksi
yang penting pada konversi garam oleh ginjal)
!. Bungsi metabolisme
"a,5l, air
- Dalam tubulus proksimal
4$-7$H volume filtrat diabsorbsi kembali dalam tubulus proksimal, penyerapan air
disini bersifat obligatoris.
- Dalam lengkung henle
-ada pars des,endens dinding tipis lebih permeabel terhadap )
; (hiperosmotik),
pada pars as,endens tidak permeable terhadap )
@istem yang sensitif hormon paratioid ( bekerja pada /3 fosfat yang difiltrasi)
9pabila kadar insulin menurun, pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat,
penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis, dan peningkatan oksidasi asam lemak
bebas disertai pembentukan benda keton. -eningkatan produksi keton meningkatkan
beban ion hidrogen dan asidosis metabolik.
3
%lukosuria dan ketonuria yang jelas juga dapat mengakibatkan diuresis osmotik
dengan hasil ahir dehidrasi dan kehilangan elektrolit. -asien dapat hipotensi dan syok.
9khirnya akibat penurunan oksigen otak, pasien dapat koma dan meninggal.
3
Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola
retina (retinopati diabetik), glomerulus ginjal )nefropati diabetik) dan saraf-saraf
perifer (neuropati diabetik), otot-otot serta kulit.
-enurunan mendadak fungsi faal ginjal dalam !7 jam yaitu berupa kenaikan kadar
kreatinin serum $,3mg/dl, presentasi kenaikan kreatinin serum *$H, atau
pengurangan produksi urin (oliguria yang ter,atat $,* ml/kg/jam dalam waktu lebih
dari 4 jam).
5
@uatu keadaan klinis dimana terjadi penurunan fungsi ginjal se,ara mendadak
(glomerular dan tubular) bisa terjadi lebih dari beberapa jam atau beberapa hari dan
kemungkinan tidak bergejala tetapi oliguri sering dijumpai (volume urine C !$$ ml/!
jam). -enurunan atau kerusakan ini berakibat kegagalan ginjal untuk mengekskresikan
produk sisa nitrogen dan menjaga homeostatis ,airan dan elektrolit.
'emunduran yang ,epat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan darah dari bahan-
bahan ra,un, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah
(misalnya urea).
-enurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat sebelumnya, dengan
atau tanpa oliguria dan berakibat a8otemia (jumlah senyawa " yang abnormal dalam
darah) progresif disertai kenaikan ureum dan kreatinin
19
Epidemiologi
Di .ndonesia sendiri kita tidak dapat mengetahui dengan tepat prevalensi %%9 sebetulnya
oleh karena banyak pasien yang tidak bergejala dan dirujuk.
"en#ebab$%aktor presdisposisi
(iga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah 1
1 G,5,. G)-4,. A*31 P(,(&-,.
a. Deplesi volume ,airan e6trasel (A5B) absolut 1
-endarahan 1 operasi besar, trauma, pas,a operasi, pas,apartum.
Diuredis yang berlebihan 1
'ehilangan ,airan dari gastrointestinal yang berat 1 muntah, diare.
'ehilangan ,airan dari ruang ketiga 1 luka baker, peritonitis, pankreasitis.
b. -enurunan volume sirkular arteri yang efektif
-enurunn ,urah jantung 1 infark miokardium, disritmia, gagal juantung kongesdtif,
temponade jantung, emboli paru.
Dasodilatasi perifer 1 sepsis, anafilaksis, obat, anestesi, anthihipertensi., nitrat.
)ipoalbuminemia 1 sindrom nefrotik, gagal hati/sirosis
,. -erubahan hemodinamik ginjal primer.
-enghambat sintesis prostaglandin 1 aspirin dan obat "@9.D lain.
Dasodilatsi arteriol eferen 1 penghambat en8im pengonvensi angiotensin, misalnya
kaptopril.
;bat vasokontriktor 1 obat alfa-asdrenergik ( misalnya 1 norepinefrin), angiotensin
.. (polipeptida yang dibentuk o/rennin pada protein plasma yang merupakan
pre,ursor, menyebabkan vasokontriksi, dan meningkatkan sekresi aldosteron o/
korteks adrenal).
@indrom hepatorenal.
d. ;bstruksi vas,ular ginjal bilateral
@tenosis arteri ginjal, emboli, trombosdisd.
(rombosis vena renalis bilateral.
2 G,5,. 5)-4,. ,*31 2,+9,(&-,.
20
a. ;btruksi uretra 1 striktura ( katub uretra menyempit dan menyatu semppit sehingga
tidak bisa ken,ing).
b. ;btruksi aliran keluar kandung kemih 1 hipertrofi prostat, karsinoma.
,. ;btruksi ureter bilateral 1 ( unilateral jika satu ginjal berfungsi)
- .ntraureter 1 batu , bekuan darah.
- Akstraureter (kompresi) 1 fibrosis retroperitoneal, neoplasma, kandung kemih, prostat,
atau, serviks.
d. 'andung kemih neurogenik
3 G,5,. 5)-4,. ,*31 )-+1()-+)*
#) "ekrosis (ubular 9kut (9(")
-as,aiskemik, syok, sepsis, bedah jantung, terbuka, bedah aorta,( semua penyebab
a8otemia prarenal berat).
"efrotoksik.
(#) "efrotoksin eksogen
a) 9ntibiotik 1 aminoglikosida, amfoterisin 0.
b) Media kontras teriodinasi ( terutama padsa penderita diabetes).
,) &ogam berat 1 sisplatin, biklorida merkuri, arsen.
d) @iklosporin 1 takrolimus.
e) -elarut 1 karbon tetraklorida, etilene glikol, metanol.
() "efrotoksin endogen
a) -igmen intratubular 1 hemoglobin, mioglobin,
b) -rotein intratubular 1 mioma multipel
,) 'ristal intatubular 1 asam urat.
) -enyakit vaskular atau glomelurus ginjal primer
- %lomerulonefritis progresif ,epat atau pas,atreptokokus akut.
- )ipertensi maligna.
- @erangan akut padsa gagal ginjal kronis yang terkaitpemabatasan garam atau air.
3) ."efritis tubulointerstisial akut.
9lergi 1 beta-laktam ( penisilin, sefalosporin), sulfonamid.
.nfeksi ( misalnya 1 pielonefritisds akut).
&tadium 'agal gin(al akut
(erdapat tiga tahapan klinik dari gagal ginjal akut sebagai berikut 1
21
S1,6)3' O.)53(),
@tadium oliguria biasanya timbul dalam waktu ! sampai !7 jam sesudah terjadinya
trauma pada ginjal. -roduksi urin normal adalah #- liter/!jam. -ada fase ini pertama-tama
terjadi penurunan produksi urin sampai kurang dari !$$,,/! jam. (idak jarang produksi urin
sampai kurang dari #$$,,/! jam, keadaan ini disebut dengan anuria. -ada fase ini penderita
mulai memperlihatkan keluhan-keluhan yang diakibatkan oleh penumpukan air dan
metabolit-metabolit yang seharusnya diekskresikan oleh tubuh, seperti mual, muntah, lemah,
sakit kepala, kejang dan lain sebagainya. -erubahan pada urin menjadi semakin kompleks,
yaitu penurunan kadar urea dan kreatinin. Di dalam plasma terjadi perubahan biokimiawi
berupa peningkatan konsentrasi serum urea, kreatinin, elektrolit (terutama ' dan "a).
S1,6)3' D)3(&+)+
@tadium diuresis dimulai bila pengeluran kemih meningkat sampai lebih dari !$$
ml/hari, kadang-kadang dapat men,apai ! liter/! jam. @tadium ini berlangsung sampai 3
minggu. Dolume kemih yang tinggi pada stadium ini diakibatkan karena tingginya
konsentrasi serum urea, dan juga disebabkan karena masih belum pulihnya kemampuan
tubulus yang sedang dalam masa penyembuhan untuk mempertahankan garam dan air yang
difiltrasi. @elama stadium dini diuresi, kadar urea darah dapat terus meningkat, terutama
karena bersihan urea tak dapat mengimbangi produksi urea endogen. (etapi dengan
berlanjutnya diuresis, a8otemia sedikit demi sedikit menghilang, dan pasien mengalami
kemajuan klinis yang benar. -asien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahap
ini. >ika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.
S1,6)3' P&-8&'/3=,-
@tadium penyembuhan %%9 berlangsung selama 3 I # bulan, dan selama masa itu,
produksi urin perlahanIlahan kembali normal dan fungsi ginjal membaik se,ara bertahap,
anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi sedikit membaik, tetapi pada beberapa
pasien tetap menderita penurunan glomerular filtration rate (%BR) yang permanen.
lasifikasi
-enyakit gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga 1
GGA P(,(&-,.
%%9 -rarenal adalah terjadinya penurunan aliran darah ginjal (renal h#poperfusion)
yang mengakibatkan penurunan tekanan filtrasi glomerulus dan kemudian diikuti oleh
penurunan &aju Biltrasi %lomerulus (&B%). 'eadaan ini umumnya ringan yang dengan ,epat
dapat reversibel apabila perfusi ginjal segera diperbaiki. -ada %%9 prarenal aliran darah
22
ginjal walaupun berkurang masih dapat memberikan oksigen dan substrat metabolik yang
,ukup kepada sel-sel tubulus. 9pabila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan
mengakibatkan "(9. %%9 prarenal merupakan kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan
histologik atau morfologi pada nefron. 'ondisi klinis yang umum adalah statuspenipisan
volume( hemoragi atau kehilangan ,airan saluran gastrointwestinal), vadosdilatasi
( sepsis atau anafilaksis), dan gangguan fungsi jantung ( infark miokardium, gagal jantung
kongestif, atau syok kardiogenik).
5
GGA R&-,.
%%9 renal yaitu kelainan yang berasal dari dalam ginjal dan yang se,ara tiba-tiba
menurunkan pengeluaran urin. 'atagori %%9 ini selanjutnya dapat dibagi menjadi 1
a. 'eadaan yang men,ederai kapiler glomerulus atau pembuluh darah ke,il ginjal lainnya
b. 'eadaan yang merusak epitel tubulus ginjal,
,. 'eadaan yang menyebabkan kerusakan interstisium ginjal.
(ubulus ginjal merupakan tempat utama penggunaan energi pada ginjal, yang mudah
mengalami kerusakan bila terjadi iskemia atau oleh obat nefrotoksik, oleh karena itu kelainan
tubulus yang disebut "ekrosis (ubular 9kut ("(9) merupakan penyebab terbanyak %%9
renal.
5
GGA P0+1(&-,.
%%9 postrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin ,ukup, namun
alirannya dalam saluran kemih terhambat. -enyebab tersering adalah obstruksi. ;bstruksi
aliran urin ini akan mengakibatkan kegagalan filtrasi glomerulus dan transpor tubulus
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang permanen, tergantung berat dan lamanya
obstruksi.
5
'e(ala)'e(ala ''!
%ejala klinis yang terjadi pada penderita %%9, yaitu 1,
a. -enderita tampak sangat menderita dan letargi disertai mual, muntah, diare, pu,at
(anemia), dan hipertensi.
b. "okturia (buang air ke,il di malam hari).
,. -embengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki. -embengkakan yang menyeluruh
(karena terjadi penimbunan ,airan).
d. 0erkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki.
e. (remor tangan.
23
f. 'ulit dari membran mukosa kering akibat dehidrasi.
g. "afas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat dijumpai adanya
pneumonia uremik.
h. Manisfestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang).
i. -erubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah, berat jenis
sedikit rendah, yaitu #.$#$ gr/ml)
j. -eningkatan konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan laju endap darah (&AD)
tergantung katabolisme (peme,ahan protein), perfusi renal, serta asupan protein, serum
kreatinin meningkat pada kerusakan glomerulus.
k. -ada kasus yang datang terlambat gejala komplikasi %%9 ditemukan lebih menonjol
yaitu gejala kelebihan ,airan berupa gagal jantung kongestif, edema paru, perdarahan
gastrointestinal berupa hematemesis, kejang-kejang dan kesadaran menurun sampai
koma.
"emeriksaan Diagnostik.
1 P&'&()*+,,- L,/0(,10()3'
-emeriksaan kimia urine untuk 1
- mendeteksi adanya protein / darah dalam urine
- pengukuran osmolalitas / berat jenis
- pemeriksaan mikroskopik urine
-roteinuria 1 uji Dipstik untuk mengetahui jumlah protein dalam urine
)ematuria 1 uji Dipstik untuk mengetahui adanya darah samar
'onsentrasi ion )idrogen untuk mengetahui p) urine
0erat jenis urine 1 untuk mengetahui konsentrasi urine
&aju filtrasi glomerulus (%BR) 1 untuk mengetahui jumlah jaringan ginjal yang
berfungsi
+ji bersihan kreatinin 1 untuk mengetahui kadar kreatinin dalam plasma
'reatinin plasma dan nitrogen urea darah -eningkatan kadar kreatinin plasma dan
kadar 0+" menyebabkan penurunan %BR
(es fungsi tubulus 1 untuk menilai fingsi dan integritas tubulus ginjal
(er ekskresi -@- (8at warna tidak bera,un) 1 untuk mendeteksi dini gangguan fungsi
dalam perjalanan klinis penyakit ginjal
24
(es ekskresi -9) (para-aminohipurat) 1 untuk mengukur aliran plasma ginjal (R-B)
(es pemekatan dan pengen,eran 1 untuk mengetahui kemampuan tubulus ginjal dalam
mengabsorpsi air dan menghasilkan urine yang pekat.
(es pengasaman urine 1 untuk mengukur kapasitas maksimal ginjal dalam
mengeksresikan asam dan tes ini khusus ditujukan untuk mendiagnosis penyakit
asidosis tubulus ginjal
(es konsentrasi "atrium 1 untuk menentukan berapa banyak natrium yang diperlukan
dalam diet pasien nefritis yang kehilangan garam
-emeriksaan mikroskopi urine 1 untuk mengetahui keadaan khusus dalam ginjal
-emeriksaan bakteriologik urine 1 untuk mengetahui adanya infeksi traktus urinarius
(+(.) (ginjal, vesika urinaria atau ureter dan prostate)
2 P&'&()*+,,- R,6)0.05)* :
+ltrasonografi 1 untuk mengungkapkan ukuran ginjal dan dapat menunjukkan adanya
obstruksi kalkuli pada pelvis ginjal / ureter.
@idik Radioisotop 1 untuk menilai keadaan pembuluh darah utama ginjal dan berguna
jika di,urigai adanya aklusi pada arteri / vena oleh embolus / thrombus.
-ielograf retrogirad 1 untuk kasus-kasus orupati destruktif tertentu dan mungkin
dipakai untuk pengobatan / diagnosti, (ke dalam pelvis ginjal).
9ngiografi (pemeriksaan roentgen pada arteri dan vena) 1 dilakukan jika diduga
penyebabnya adalah penyumbatan pembuluh darah.
5( @,an dan MR.
+@% 1 untuk memperlihatkan anatomi ginjal, dapat diperoleh informasi mengenai
besar ginjal, ada atau tidaknya batu ginjal dan hidronefrosis. +@% juga dapat
menentukan apakah gangguan fungsi ginjal ini sudah berlangsung lama (%%'), yaitu
apabila ditemukan gambaran ginjal yang sudah menge,il.
3 P&'&()*+,,- %)02+) 6,- S&(0.05)
.ndikasi yang memerlukan biopsy adalah apabila penyebab %%9 tidak jelas / berlangsung
lama / terdapat tanda glomerulunefrosis / nefritis intertisial.
@itoskopi (melalui kemaluan) 1 ,olok vagina dan ,olok dubur
Dilakukan apabila diduga ada penyumbatan untuk mengetahui adanya massa di kedua
tempat tersebut.
25
*herap#$tindakan penanganan
Mengatasi faktor penyebab
a. 'elainan preginjal. Dilakukan pengkajian klinis meliputi faktor pen,etus, keseimbangan
,airan, dan status dehidarasi. 'emudian diperiksa konsentrasi natrium urin,volume darah
dikoreksi,diberikan diuretik, dipertimbangkan pemberian inotropik dan dopamin.
b. 'elainan pas,aginjal. Dilakukan pengkajian klinis meliputi apakah kandung kemih
penuh, ada pembesaran,gangguan miksi atau nyeri pinggang. Di,oba memasang kateter
urin, selain untuk mengetahui adanya obstruksi juga untuk pengawasan akurat dari urine
dan mengambil bahan pemeriksaan.bila perlu dilakukan +@% ginjal.
,. 'elainan instrinsik ginjal. Dilakukan pengkajian klinis, urinalisa,mikroskopik urin,dan
pertimbangkan kemungkinan biopsi ginjal, arteriografi, atau tes lainnya.
d. Men,apai dan mempertahankan keseimbangan natrium dan air. Masukan natrium
dibatasi hingga 4$ mmol/hari dan ,airan ,ukup *$$ ml/hari diluar kekurangan hari
sebelumnya atau 3$ ml/jam diluar jumlah urin yang dikeluarkan jam sebelumnya.
"amun keseimbangan harus terus diawasi.
e. Memberikan nutrisi yang ,ukup. 0isa melalui suplemen tinggi kalori atau
hiperalimentasi intravena.
f. Men,egah dan memperbaiki hiperkalemia. Dilakukan perbaikan asisosis, pemberian
glukosa dan insulin intravena, penambahan kalium, pemberian kalsium intravena pada
kedaruratan jantung dan dialisis.
g. Men,egah dan memperbaiki infeksi, terutama ditujukan terhadap infeksi saluran napas
dan nosokomial. Demam harus dideteksi dan diterapi. 'ateter harus segera dilepas bila
diagnosis obstruksi kandung kemih dapat disimpulkan.
h. Men,egah dan memperbaiki pendarahan saluran ,erna. Beses diperiksa untuk adanya
pendarahan dan dapat dilakukan endoskopi. Dapat pula dideteksi dari kenaikan rasio
ureum atau kreatinin, disertai penurunan )b. 0iasanya antagonis histamin ) (ranitidin)
diberikan pada pasien sebagai profilaksis.
i. Dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi,
hiperkalemia, atau terjadi kelebihan ,airan. +reum tidak boleh melebihi 3$-!$ mmol/lt.
@e,ara umum ,ontinous haemofiltration dan dialisis peritoneal paling baik dipakai di
ruang intensif, sedangkan hemodialisis intermiten dengan kateter subklavia ditujukan
untuk pasien lain dan sebagai tambahan untuk pasien katabolik yang tidak adekuat
dengan dialisis peritoneal atau hemoiltrasi.
26
riteria diagnostik +
-emeriksaan jasmaani dan penunjang adalah untuk membedakan %%9 pre-renal, %%9 renal,
dan gga -ost-renal. Dalam menegakan diagnosis %%9 perlu diperiksa1
#. 9namnesis yang baik, serta pemeriksaan fisik yang teliti dan ditujukan untuk
men,ari sebab gangguan ginjal akut.
. Membedakan gangguan ginjal akut dengan gangguan ginjal kronik, misalnya
anemia dan ukuran ginjal ke,il menunjukan gagal ginjal kronis
3. -emeriksaan berulang fungsi ginjal, yaitu kadar ureum, kreatinin, atau laju
filtrasi glomerulus.
!. -enilaian pasien %%91
a.
'adar kreatinin serum
b.
'adar ,ystatin serum
,.
Dolume urin
d.
-etanda biologis.
5
N&7(02,1) 6),/&1)+
"efropati Diabetika adalah komplikasi Diabetes mellitus pada ginjal yang dapat berakhir
sebagai gagal ginjal.
6
Epidemiologi
Di 9merika dan Aropa nefropati diabetik merupakan penyebab utama gagal ginjal
terminal. 9ngka kejadian ada DM tipe # dan sebanding, tetapi insiden pada DM tipe lebih
besar dari DM tipe # karena jumlah pasien DM tipe lebih banyak daripada tipe #.
6
Etiologi
)ipertensi atau tekanan darah yang tinggi merupakan komplikasi dari penyakit DM
diper,aya paling banyak menyebabkan se,ara langsung terjadinya "efropati Diabetika.
)ipertensi yang tak terkontrol dapat meningkatkan progresifitas untuk men,apai fase
"efropati Diabetika yang lebih tinggi.
6
%akto resiko
(idak semua pasien DM tipe . dan .. berakhir dengan "efropati Diabetika. Dari studi
perjalanan penyakit alamiah ditemukan beberapa faktor resiko antara lain1
#. )ipertensi dan prediposisi genetika
27
. 'epekaan (sus,eptibilit#) "efropati Diabetika
a. 9ntigen )&9 (human leukosit antigen)
0eberapa penelitian menemukan hubungan Baktor genetika tipe antigen )&9 dengan
kejadian "efropati Diabetik. 'elompok penderita diabetes dengan nefropati lebih
sering mempunyai 9g tipe )&9-0=
b. %lukose trasporter (%&+()
@etiap penderita DM yang mempunyai %&+( #-* mempunyai potensi untuk mendapat
"efropati Diabetik.
3. )iperglikemia
!. 'onsumsi protein hewani
lasifikasi
-erjalanan penyakit serta kelainan ginjal pada diabetes melitus terjadi dalam beberapa fase1
T,=,2 1
(erjadi hipertrofi dan hiperfiltrasi pada saat diagnosis ditegakan. &aju filtrasi glomerulus dan
laju ekskresi albumin dalam urin meningkat.
T,=,2 2
@e,ara klinis belum tampak kelainan yang berarti, laju filtrasi glomerulus tetap meningkat,
eksresi albumin dalam urin dan tekanan darah normal. (erdapat perubahan histologis awal
berupa penebalan membrana basalis tidak spesifik. (erdapat pula peningkatan volume
mesengium fraksional.
T,=,2 3
-ada tahap ini ditemukan mikroalbuminuria atau nefropati insipien. &aju filtrasi glomerulus
meningkat atau dapat menurun sampai derajat normal. &aju ekskresi albumin dalam urin
adalah $-$$ig/menit (3$-3$$mg.! jam). (ekanan darah mulai meningkat. @e,ara
histologis, didapatkan peningkatan ketebalan membrana basalis dan volume mesengium
fraksional dalam glomerulus.
T,=,2 4
Merupakan tahap nefropati yang sudah lanjut. -erubahan histologis lebih jelas, juga timbul
hipertensi pada sebagian besar pasien. @indroma nefrotik sering ditemukan pada tahap ini.
&aju filtrasi glomerulus menurun, sekitar #$ ml/menit/tahun dan ke,epatan penurunan ini
berhubungan dengan tingginya tekanan darah.
T,=,2 >
(imbulnya gagal ginjal terminal.
6
28
T,/&. 2 T,=,2,- -&7(02,1) 6),/&1)*
T,=,2 K0-6)+) 5)-4,. AER LFG TD P(05-0+)+
#. )ipertrofi
hiperfungsi
"
" Reversibel
. 'elainan struktur "
/"
Mungkin reversibel
3. Mikroalbuminuria
persisten
$-$$
mg/menit
/" Mungkin reversibel
!. Makroalbuminuria
-roteinuria
M $$
mg/menit
Rendah )ipertensi Mungkin bisa
stabilisasi
*. +remia (inggi/rendah C#$ml/menit )ipertensi 'esintasan
tahunE*$H
"atofisiologi
-ada diabetes perubahan pertama yang terlihat pada ginjal adalah pembesaran ukuran
ginjal dan hiperfiltrasi. %lukosa yang difiltrasi akan direabsorbsi oleh tubulus dan sekaligus
membawa natrium, bersamaan dengan efek insulin (eksogen pada .DDM dan endogen pada
".DDM) yang merangsang reabsorbsi tubuler natrium, akan menyebabkan volume ekstrasel
meningkat, terjalah hiperfiltrasi. -ada diabetes, arteriole eferen, lebih sensitive terhadap
pengaruh angiotensin .. dibanding arteriole aferen,dan mungkin inilah yang dapat
menerangkan mengapa pada diabetes yang tidak terkendali tekanan intraglomeruler naik dan
ada hiperfiltrasi glomerus.
6
Diagnosis
9tas dasar penelitian kasus-kasus, maka berdasarkan visibilitas, diagnosis, manifestasi klinik,
dan prognosis, telah dibuat kriteria diagnosis klasifikasi "efropati Diabetika tahun #=73 yang
praktis dan sederhana. Diagnosis "efropati Diabetika dapat dibuat apabila dipenuhi
persyaratan seperti di bawah ini1
DM
Retinopati Diabetika