You are on page 1of 21

Anatomi dan Fisiologi Telinga

A. ANATOMI TELINGA
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan
keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan
mendengar.
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga
bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun telinga) dan meatus auditory
eksterna. Telinga bagian tengah merupakan rongga timpani yang berisi tiga tulang pendengaran
yaitu malleus, inkus dan stapes. Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang
didalamnya terdapat cairan endolimf dan labirin membran yang diidalamnya terdapat cairan
perilimf. Kedua cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar terjadi proses
mendengar dan untuk keseimbangan.

1. Anatomi Telinga Luar (Auris Eksterna)
Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan
dari telinga tengah oleh membrana timpani. Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih
setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago,
kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan
gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan
meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan
dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup
mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 cm. Sepertiga lateral mempunyai
kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas
tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani.
Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi
seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua
dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan bagi kulit.


a. Aurikula/Pinna/Daun Telinga
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga. Suara yang
ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang
telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan
telinga luar.
b. Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal ( Liang Telinga )
Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya 2,5 cm yang terdiri
tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat, khususnya menghasilkan secret secret berbentuk serum. Kulit dalam kanal
mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang
disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke
bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan
perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban
dan temperature yang dapat mengganggu elastisitas membrane timpani. Fungsi dari daun telinga
dan liang telinga adalah mengumpulkan bunyi yang berasal dari sumber bunyi.

2. Anatomi Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang terbuka ke
udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring ke lingkungan luar. Tuba
Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan, mengunyah, dan menguap ia akan
membuka, untuk menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga
berfungsi sebagai drainase untuk sekresi.
Membrana timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan menandai batas
lateral telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna
kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah
bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan nasofaring melalui tuba eustachii, dan
berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.
Tiga tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga tengah.
Manubrium (pegangan maleus) adalah melekat pada belakang membran timpani. Kepala dari
maleus melekat pada dinding telinga tengah, dan bagian pendeknya melekat pada inkus, yang
pada akhirnya berartikulasi dengan kepala stapes. Plat kaki pada stapes terpasang oleh
ligamentum melingkar pada dinding jendela oval. Dua otot kerangka kecil, tensor timpani dan
stapedius, juga terletak di telinga tengah. Kontraksi membrane timpani akan menarik manubrium
maleus medial dan mengurangi getaran dari membran timpani; kontraksi terakhir menarik kaki
stapes dari stapes keluar dari jendela oval.
a. Membrane Timpani
Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara telinga luar
dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os malleus. Terdiri dari jaringan
fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga
danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars flaksida
(MembranShrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane propia). Pars flaksida
hanyaberlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian
dalamdilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai
satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang
berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian
bawah maleus pada membrane timpani disebut umbo. Dimembran timpani terdapat 2 macam
serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang
berupa kerucut.
Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus
longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian
atas-depan, atas-belakang, bawahdepan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak
perforasi membrane timpani. Membrane timpani berfungsi menerima getaran suara dan
meneruskannya pada tulangpendengaran.
b. Kavum Timpani
Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak sebelah dalam
membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius
exsterna. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara
pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada
tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus. Prosesus mastoideus adalah bagian
tulang temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada
bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah.
Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum mastoid dan dengan demikian
menimbulkan mastoiditis.
c. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari
kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum
timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid
yang terdapat dibelakang bawah antrum di dalam tulang temporalis.
d. Tuba Eustakhius
Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring, lantas
terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang
melalui meatus auditorius externa, serta melalui tuba Eusthakius ( faring timpanik ). Celah tuba
Eusthakius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan.
Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan
tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan
udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring ini, memungkinkan infeksi pada
hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah.
e. Tulang Tulang Pendengaran
Tulang tulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang tersusun pada
rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membrane timpani menuju rongga
telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah malleus, incus dan stapes. Osikuli dipertahankan
pada tempatnya oleh persendian, otot dan ligament yang membantu hantaran suara. Ada dua
jendela kecil ( jendela oval dan bulat ) di dinding medial jendela tengah, yang memisahkan
telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela oval,
dimana suara dihantarkan ke telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke luar getaran
suara
Malleus, merupakan tulang pada bagian lateral, terbesar, berbentuk seperti martil dengan gagang
yang terkait pada membrane timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam ruang timpani.
Incus, atau landasan adalah tulang yang terletak di tengah. Sendi luarnya bersendi dengan
malleus, berbentuk seperti gigi dengan dua akar, sementara sisi dalamnya bersensi dengan
sebuah tulang kecil, yaitu stapes.
Stapes, atau tulang sanggurdi, adalh tulang yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang
lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang menutup
fenestra vestibule atau tingkap jorong.
Rangkaian tulang tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang
telinga menuju rongga telinga dalam.
3. Anatomi Telinga Dalam (Auris Interna)
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran
(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan
VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea
dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior,
superior dan lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ
yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan
kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya. Labirin tulang
adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat labirin membran. Di dalam
saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut perilymph, adalah labirin membran. Struktur
membran lebih kurang serupa dengan bentuk saluran tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang
disebut endolymph, dan tidak ada hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan ruangan
yang dipenuhi dengan perilymph.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah
lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di
dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe,
yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus
koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis,
duktus koklearis, dan organan korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan
endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam
telinga dalam. Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu.
Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan
merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan
sepanjang cabang vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan
percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris
yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus,
nervus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang
muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus
kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah
nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan
asupan darah ke batang otak.
a. Koklea
Bagian koklea dari labirin adalah tabung melingkar yang pada manusia berdiameter 35 mm.
Sepanjang panjangnya, membran basilaris dan membran Reissner's membaginya menjadi tiga
kamar (scalae). Skala vestibule dan skala timpani berisi perilymph dan berkomunikasi satu sama
lain pada puncak koklea melalui lubang kecil yang disebut helicotrema. Skala vestibule berakhir
pada jendela oval, yang ditutup oleh kaki stapes dari stapes. Skala timpani berakhir pada jendela
bulat, sebuah foramen di dinding medial dari telinga tengah yang ditutup oleh membran timpani
fleksibel sekunder. Skala media, skala koklea ruang tengah, kontinu dengan labirin membran dan
tidak berkomunikasi dengan dua scalae lainnya. Skala ini berisi endolymph.
b. Organ Korti
Organ korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang berisi sel-sel
rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini memanjang dari puncak ke dasar
koklea dan memiliki bentuk spiral. Ujung dari sel-sel rambut menembus lamina, membran
retikuler yang didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut yang diatur dalam empat baris: tiga baris
sel rambut luar lateral ke terowongan dibentuk oleh Rod of Corti, dan satu baris sel rambut
dalam medial terowongan. Ada 20.000 sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500 masing-masing
bagian dalam koklea manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial tipis, kental, tapi
elastis di mana ujung rambut luar tertanam.
Pada koklea terdapat sambungan yang erat di antara sel-sel rambut dan sel-sel phalangeal
berdekatan. Sambungan ini mencegah endolymph dari mencapai dasar sel. Namun, membran
basilaris relatif permeabel untuk perilymph dalam skala timpani, dan akibatnya, terowongan dari
organ Corti dan dasar sel-sel rambut bermandikan perilymph. Karena sambungan ketat yang
serupa, hal ini juga sama dengan sel-sel rambut di bagian lain dari telinga bagian dalam, yaitu
endolymph dibagian tengah, sedangkan basis mereka bermandikan perilymph.
c. Vestibulum
Vestibulum merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka
fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis
semisirkularis. Vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus, dan kanalis
semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung macula yang yang diliputi oleh sel sel
rambut. Yang menutupi sel sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh
silia, dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung lapisa kalsium dan dengan berat
jenis yang lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari otolit akan
membengkokan silia sel sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada reseptor.
d. J alur Saraf
Dari inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke colliculi inferior,
pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus geniculate medial di thalamus ke korteks
pendengaran. Informasi dari kedua telinga menyatu, dan pada semua tingkat yang lebih tinggi
sebagian besar neuron menanggapi input dari kedua belah pihak. Korteks pendengaran primer,
daerah Brodmann's 41, adalah di bagian superior lobus temporal. Pada manusia, itu terletak di
celah sylvian dan tidak terlihat pada permukaan otak. Dalam korteks pendengaran primer, neuron
yang paling menanggapi masukan dari kedua telinga, tetapi ada juga strip dari sel-sel yang
dirangsang oleh masukan dari telinga kontralateral dan dihambat oleh masukan dari telinga
ipsilateral. Ada beberapa tambahan daerah menerima pendengaran, seperti ada daerah menerima
beberapa sensasi kutan. Daerah asosiasi pendengaran berdekatan dengan area penerima primer
pendengaran yang luas. Bundel olivocochlear adalah bundel serat eferen terkemuka di setiap
saraf pendengaran yang timbul dari kedua ipsilateral dan kompleks olivary kontralateral unggul
dan berakhir terutama di sekitar basis dari luar sel-sel rambut organ Corti.
e. Kanalis Semisirkularis
Di setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama lain, sehingga mereka
berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang kanal, kanal-kanal membran tersuspensi dalam
perilymph. Struktur reseptor, yang ampullaris crista, terletak di ujung diperluas (ampula) dari
masing-masing kanal selaput. crista Masing-masing terdiri dari sel-sel rambut dan sel
sustentacular diatasi oleh sebuah partisi agar-agar (cupula) yang menutup dari ampula. Proses
dari sel-sel rambut yang tertanam di cupula, dan dasar sel-sel rambut dalam kontak dekat dengan
serat-serat aferen dari divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.
f. Utrikulus dan Sakulus
Dalam setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic (makula). Makula lain
terletak pada dinding saccule dalam posisi semivertical. Macula mengandung sel-sel
sustentacular dan sel rambut, diatasi oleh membran otolithic di mana tertanam kristal karbonat
kalsium, otoliths. Otoliths, yang juga disebut otoconia atau telinga debu, mempunyai panjang
berkisar 3 - 19 . Prosesus dari sel-sel rambut yang tertanam di dalam membran. Serat saraf dari
sel-sel rambut bergabung yang berasal dari krista di divisi vestibular dari syaraf
vestibulocochlear.
g. Sel Rambut
Sel-sel rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum. Setiap tertanam dalam
epitel terdiri dari pendukung atau sel sustentacular, dengan bagian akhirnya berhubungan dengan
neuron aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal adalah proses 30-150 berbentuk batang, atau
rambut. Kecuali dalam koklea, salah satu, kinocilium, adalah silia benar tetapi nonmotile dengan
sembilan pasang mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang pusat mikrotubulus (lihat Bab 1).
Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli akhir. kinocilium ini hilang dalam
sel-sel rambut dalam koklea pada mamalia dewasa. Namun, proses lainnya, yang disebut
stereocilia, yang hadir di semua sel-sel rambut. Mereka memiliki inti yang terdiri dari filamen
aktin paralel. aktin ini dilapisi dengan berbagai isoform myosin. Dalam rumpun proses pada
setiap sel, ada struktur yang teratur. Sepanjang sumbu terhadap kinocilium itu, peningkatan
stereocilia semakin tinggi; sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereocilia adalah ketinggian
yang sama.
h. Elektrik
Potensi selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia didorong ke arah
kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar -50 mV. Ketika bundel proses didorong
dalam arah yang berlawanan, sel hyperpolarized. Menggusur proses dalam arah tegak lurus
terhadap sumbu ini tidak memberikan perubahan potensial membran, dan menggusur proses
dalam arah yang pertengahan antara kedua arah menghasilkan depolarisasi atau
hyperpolarization yang proporsional dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh dari
kinocilium. Dengan demikian, rambut proses menyediakan mekanisme untuk menghasilkan
perubahan potensial membran yang proporsional dengan arah dan jarak bergerak rambut.
i. Pembentukan Potensial Aksi pada Serabut Saraf Aferen
Seperti disebutkan di atas, proses proyeksi sel-sel rambut ke endolymph sedangkan basis
bermandikan perilymph. Pengaturan ini diperlukan untuk produksi normal potensi generator.
perilymph ini terbentuk terutama dari plasma. Di sisi lain, endolymph terbentuk di media skala
oleh vascularis stria dan memiliki konsentrasi tinggi K + dan konsentrasi rendah Na +. Sel di
vascularis stria memiliki konsentrasi tinggi Na +-K + ATPase. Selain itu, tampak bahwa ada K
electrogenic unik + pompa di vascularis stria, yang menjelaskan kenyataan bahwa media skala
yang elektrik positif sebesar 85 mV relatif terhadap vestibule skala dan skala timpani.
Sangat halus proses yang disebut link ujung mengikat ujung stereocilium setiap sisi tetangga
yang lebih tinggi, dan di persimpangan di sana tampaknya saluran kation mekanis sensitif dalam
proses yang lebih tinggi. Ketika stereocilia pendek didorong ke arah yang lebih tinggi, waktu
buka dari kenaikan saluran. K
+
kation yang paling berlimpah di endolymph-dan Ca
2+
masuk
melalui saluran tersebut dan menghasilkan depolarisasi. Masih ada ketidakpastian yang cukup
tentang peristiwa berikutnya. Namun, satu hipotesis adalah bahwa motor molekul di tetangga
yang lebih tinggi langkah berikutnya saluran menuju dasar, melepaskan ketegangan di link
ujung. Ini menyebabkan saluran untuk menutup dan memungkinkan pemulihan keadaan istirahat.
Motor ternyata adalah berbasis myosin
Depolarisasi sel rambut menyebabkan mereka untuk merilis neurotransmitter, mungkin
glutamin, yang memulai depolarisasi dari tetangga neuron aferen.
K
+
yang masuk ke sel-sel rambut melalui saluran kation mekanis sensitif didaur ulang.
Memasuki sel sustentacular dan kemudian melewati ke sel sustentacular lain dengan cara
sambungan ketat. Pada koklea, akhirnya mencapai vascularis stria dan dikeluarkan kembali ke
endolymph, melengkapi siklus.
B. FISIOLOGI TELINGA : PENDENGARAN
Secara umum, kenyaringan suara berhubungan dengan amplitudo gelombang suara dan
nada suara dengan berhubungan frekuensi (jumlah gelombang per unit waktu). Semakin besar
amplitudo, makin keras suara, dan semakin besar frekuensi, semakin tinggi nada suaranya.
Namun, pitch juga ditentukan oleh faktor-faktor kurang dipahami lain selain frekuensi, dan
frekuensi mempengaruhi kenyaringan, karena ambang pendengaran lebih rendah di beberapa
frekuensi dari yang lain.
Amplitudo dari gelombang suara dapat dinyatakan dalam perubahan tekanan maksimum
pada gendang telinga, tetapi skala relatif lebih nyaman. Skala desibel adalah skala tertentu.
Intensitas suara dalam satuan bels adalah logaritma rasio intensitas suara itu dan suara standar.
Sebuah desibel (dB) adalah 0,1 bel. Oleh karena itu, intensitas suara adalah sebanding dengan
kuadrat tekanan suara.
Tingkat referensi standar suara yang diadopsi oleh Acoustical Society of America sesuai
dengan 0 desibel pada tingkat tekanan 0,000204 dyne/cm2, nilai yang hanya di ambang
pendengaran bagi manusia rata-rata. Penting untuk diingat bahwa skala desibel adalah skala log.
Oleh karena itu, nilai 0 desibel tidak berarti tidak adanya suara tapi tingkat intensitas suara yang
sama dengan yang standar. Lebih jauh lagi, 0 140 decibel dari ambang tekanan sampai tekanan
yang berpotensi merusak organ Corti sebenarnya merupakan 10
7
(10 juta) kali lipat tekanan
suara.
Frekuensi suara yang dapat didengar untuk manusia berkisar antara 20 sampai maksimal
20.000 siklus per detik (cps, Hz). Ambang telinga manusia bervariasi dengan nada suara,
sensitivitas terbesar berada antara 1000 - 4000-Hz. Frekuensi dari suara pria rata-rata dalam
percakapan adalah sekitar 120 Hz dan bahwa dari suara wanita rata-rata sekitar 250 Hz. Jumlah
frekuensi yang dapat dibedakan dengan individu rata-rata sekitar 2000, namun musisi yang
terlatih dapat memperbaiki angka ini cukup. Pembedaan dari frekuensi suara yang terbaik
berkisar antara 1000 - 3000-Hz dan lebih buruk pada frekuensi yang lebih tinggi atau lebih
rendah.
Masking
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kehadiran satu suara menurunkan kemampuan
individu untuk mendengar suara lain. Fenomena ini dikenal sebagai masking. Hal ini diyakini
karena perangsangan reseptor pendengaran baik secara relatif ataupun secara absolut terhadap
rangsangan lain. Tingkat dimana nada memberikan efek masking terhadap nada lain tergantung
dari frekuensinya.
Transmisi Suara
Telinga mengubah gelombang suara pada lingkungan luar menjadi potensial aksi pada
saraf-saraf pendengaran. Getaran diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran
menjadi energi gerak yang menggerakkan kaki dari stapes. Pergerakan ini akan memberikan
gelombang pada cairan di telinga dalam. Getaran pada organ korti akan menghasilkan potensial
aksi di saraf-saraf pendengaran
Fungsi dari Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran
Dalam menanggapi perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang suara pada
permukaan eksternal, membran timpani bergerak masuk dan keluar. Membran itu berfungsi
sebagai resonator yang mereproduksi getaran dari sumber suara. Membran akan berhenti
bergetar segera ketika berhenti gelombang suara. Gerakan dari membran timpani yang diteruskan
kepada manubrium maleus. Maleus bergerak pada sumbu yang melalui prosesus brevis dab
longusnya, sehingga mentransmisikan getaran manubrium ke inkus. Inkus bergerak sedemikian
rupa sehingga getaran ditransmisikan ke kepala stapes. Pergerakan dari kepala stapes
mengakibatkan ayunan ke sana kemari seperti pintu berengsel di pinggir posterior dari jendela
oval. Ossicles pendengaran berfungsi sebagai sistem tuas yang mengubah getaran resonansi
membran timpani menjadi gerakan stapes terhadap skala vestibuli yang berisi perilymph di
koklea. Sistem ini meningkatkan tekanan suara yang tiba di jendela oval, karena tindakan tuas
dari maleus dan inkus mengalikan gaya 1,3 kali dan luas membran timpani jauh lebih besar
daripada luas kaki stapes dari stapes. Terdapat kehilangan energi suara sebagai akibat dari
resistensi tulang pendengaran, tetapi dalam penelitian didapatkan bahwa pada frekuensi di bawah
3000 Hz, 60% dari insiden energi suara pada membran timpani diteruskan ke cairan di dalam
koklea
Refleks Timpani
Saat otot-otot telinga tengah berkontraksi (m.tensor tympani dan m.stapedius), mereka
akan menarik manubrium mallei kedalam dan kaki-kaki dari stapes keluar. Hal ini akan
menurukan transmisi suara. Suara keras akan menginisiasi refleks kontraksi dari otot-otot ini
yang dinamakan refleks tympani. Fungsinya adalah protektif, yang akan memproteksi dari suara
keras agar tidak menghasilkan stimulasi yang berlebihan dari reseptor auditori. Tapi, refleks ini
memiliki waktu reaksi untuk menghasilkan refleks selama 40-160 ms, sehingga tidak akan
memberikan perlindungan pada stimulasi yang cepat seperti tembakan senjata.
Konduksi Tulang dan Konduksi Udara
Konduksi gelombang suara ke cairan di telinga bagian dalam melalui membran timpani
dan tulang pendengaran, sebagai jalur utama untuk pendengaran normal, disebut konduksi tulang
pendengaran. Gelombang suara juga memulai getaran dari membran timpani sekunder yang
menutup jendela bulat. Proses ini, penting dalam pendengaran normal, disebut sebagai konduksi
udara. Jenis ketiga konduksi, konduksi tulang, adalah transmisi getaran tulang tengkorak dengan
cairan dari telinga bagian dalam. konduksi tulang yang cukup besar terjadi ketika garpu tala atau
benda bergetar lainnya diterapkan langsung ke tengkorak. Rute ini juga memainkan peranan
dalam transmisi suara yang sangat keras
Perjalanan Gelombang
Pergerakan dari kaki stapes menghasilkan serangkaian perjalanan gelombang di perilymph
pada skala vestibuli. Sebagai gelombang bergerak naik koklea, yang tinggi meningkat menjadi
maksimum dan kemudian turun dari cepat. Jarak dari stapes ke titik ketinggian maksimum
bervariasi dengan frekuensi getaran memulai gelombang. suara bernada tinggi menghasilkan
gelombang yang mencapai ketinggian maksimum dekat pangkal koklea; suara bernada rendah
menghasilkan gelombang yang puncak dekat puncak. Dinding tulang dari skala vestibule yang
kaku, tapi membran Reissner adalah fleksibel. Membran basilaris tidak di bawah ketegangan,
dan juga siap tertekan ke dalam skala timpani oleh puncak gelombang dalam skala vestibule.
Perpindahan dari cairan dalam skala timpani yang hilang ke udara pada jendela bundar. Oleh
karena itu, suara menghasilkan distorsi pada membran basilaris, dan situs di mana distorsi ini
maksimum ditentukan oleh frekuensi gelombang suara. Bagian atas sel-sel rambut pada organ
Corti diadakan kaku oleh lamina retikuler, dan rambut dari sel-sel rambut luar tertanam dalam
membran tectorial. Ketika bergerak stapes, kedua membran bergerak ke arah yang sama, tetapi
mereka bergantung pada sumbu yang berbeda, sehingga ada gerakan geser yang lengkungan
bulu. Rambut dari sel-sel rambut batin tidak melekat pada membran tectorial, tetapi mereka
tampaknya dibengkokkan oleh fluida bergerak antara membran tectorial dan sel-sel rambut yang
mendasarinya.
Fungsi dari Sel Rambut
Sel-sel rambut dalam, sel-sel sensoris primer yang menghasilkan potensial aksi pada saraf
pendengaran, dirangsang oleh pergerakan cairan pada telinga dalam.
Sel-sel rambut luar, di sisi lain, memiliki fungsi yang berbeda. Ini menanggapi suara,
seperti sel-sel rambut dalam, tapi depolarisasi membuat mereka mempersingkat dan
hiperpolarisasi membuat mereka memperpanjang. Mereka melakukan ini lebih dari bagian yang
sangat fleksibel dari membran basal, dan tindakan ini entah bagaimana meningkatkan amplitudo
dan kejelasan suara. Perubahan pada sel rambut luar terjadi secara paralel dengan perubahan
prestin, protein membran, dan protein ini mungkin menjadi protein motor sel-sel rambut luar.
Sel-sel rambut luar menerima persarafan kolinergik melalui komponen eferen dari saraf
pendengaran, dan asetilkolin hyperpolarizes sel. Namun, fungsi fisiologis dari persarafan ini
tidak diketahui.
Potensial Aksi pada Saraf-saraf Pendengaran
Frekuensi potensial aksi dalam satu serat saraf pendengaran adalah proporsional dengan
kenyaringan dari rangsangan suara. Pada intensitas suara yang rendah, melepaskan setiap akson
suara hanya satu frekuensi, dan frekuensi ini bervariasi dari akson ke akson tergantung pada
bagian dari koklea dari serat yang berasal. Pada intensitas suara yang lebih tinggi, debit akson
individu untuk spektrum yang lebih luas dari frekuensi suara khususnya untuk frekuensi rendah
dari yang di mana simulasi ambang terjadi.
Penentu utama dari pitch yang dirasakan ketika sebuah gelombang suara pemogokan
telinga adalah tempat di organ Corti yang maksimal dirangsang. Gelombang perjalanan yang
didirikan oleh nada menghasilkan depresi puncak membran basilaris, dan stimulasi reseptor
akibatnya maksimal, pada satu titik. Seperti disebutkan di atas, jarak antara titik dan stapes
berbanding terbalik dengan nada suara, nada rendah menghasilkan stimulasi maksimal pada
puncak koklea dan nada tinggi memproduksi stimulasi maksimal di pangkalan. Jalur dari
berbagai bagian koklea ke otak yang berbeda. Sebuah faktor tambahan yang terlibat dalam
persepsi pitch pada frekuensi suara kurang dari 2000 Hz mungkin pola potensi aksi pada saraf
pendengaran. Ketika frekuensi cukup rendah, serat-serat saraf mulai merespon dengan dorongan
untuk setiap siklus gelombang suara. Pentingnya efek volley, bagaimanapun, adalah terbatas;
frekuensi potensial aksi dalam serabut saraf diberikan pendengaran menentukan terutama
kenyaringan, bukan lapangan, dari suara.
Walaupun pitch suara tergantung terutama pada frekuensi gelombang suara, kenyaringan
juga memainkan bagian; nada rendah (di bawah 500 Hz) tampaknya nada rendah dan tinggi (di
atas 4000 Hz) tampak lebih tinggi dengan meningkatnya kekerasan mereka. Jangka waktu juga
mempengaruhi pitch sampai tingkat kecil. Pitch dari nada tidak dapat dirasakan kecuali itu
berlangsung selama lebih dari 0,01 s, dan dengan jangka waktu antara 0,01 dan 0,1 s, naik pitch
dengan meningkatnya durasi. Akhirnya, nada suara kompleks yang mencakup harmonisa dari
frekuensi yang diberikan masih dirasakan bahkan ketika frekuensi primer (hilang pokok) tidak
ada.
Respon Saraf-saraf Pendengaran di Medula Oblongata
Respon dari neuron kedua dalam inti koklea terhadap suara rangsangan adalah seperti
pada serat saraf pendengaran. Frekuensi dengan intensitas rendah membangkitkan tanggapan
yang bervariasi dari unit ke unit, dengan peningkatan intensitas suara, dan frekuensi yang respon
terjadi menjadi lebih luas. Perbedaan utama antara respon dari neuron pertama dan kedua adalah
adanya "cut off" lebih tajam di sisi frekuensi rendah di neuron meduler. Kekhususan ini lebih
besar dari neuron orde kedua mungkin karena semacam proses penghambatan di batang otak,
tapi bagaimana hal itu dicapai tidak diketahui.
Korteks Pendengaran Primer
Jalur impuls naik dari nukleus koklea bagian dorsal dan ventral melalui kompleks yang
unilateral maupun kontralateral. Pada hewan, ada pola yang terorganisasi pada lokalisasi tonal
dalam korteks pendengaran primer (area 41). Pada manusia, nada rendah yang di arahkan pada
daerah anterolateral dan nada tinggi pada posteromedial di korteks pendengaran.
Area Lain yang Berhubungan dengan Pendengaran
Meningkatnya ketersediaan PET scanning dan MRI menyebabkan peningkatan pesat
dalam pengetahuan tentang daerah asosiasi auditori pada manusia. Jalur pendengaran di korteks
menyerupai jalur visual bahwa semakin kompleks pengolahan informasi pendengaran bersama
mereka. Hal yang menarik adalah bahwa meskipun daerah pendengaran terlihat sangat sama
pada kedua sisi otak, tetapi ada spesialisasi pada masing-masing hemisfer. Sebagai contoh,
daerah Brodmann's 22 berkaitan dengan pemrosesan sinyal pendengaran yang berkaitan dengan
pembicaraan. Selama pemrosesan bahasa, jauh lebih aktif di sisi kiri daripada sisi kanan. Area 22
di sisi kanan lebih peduli dengan melodi, nada, dan intensitas suara. Ada juga plastisitas besar
dalam jalur pendengaran, dan, seperti jalur visual dan somastatik, mereka dimodifikasi oleh
pengalaman. Contoh plastisitas pendengaran pada manusia adalah bahwa pada individu-individu
yang menjadi tuli sebelum kemampuan bahasa sepenuhnya dikembangkan, melihat bahasa
isyarat mengaktifkan daerah asosiasi pendengaran. Sebaliknya, orang yang menjadi buta dalam
awal hidup akan menunjukkan lokalisasi suara yang lebih baik dibandingkan orang dengan
penglihatan normal.
Musisi memberikan contoh-contoh tambahan plastisitas pada kortikal. Pada individu, ada
peningkatan ukuran daerah pendengaran diaktifkan oleh nada musik. Selain itu, pemain biola
telah merubah somatosensori representasi dari wilayah yang jari-jari mereka gunakan dalam
memainkan instrumen mereka. Musisi juga memiliki cerebellums lebih besar dari nonmusicians,
mungkin karena belajar dalam gerakan jari yang tepat.
Mekanisme Pusat Pendengaran
Di perlihatkan bahwa serabut saraf dari ganglion spiralis organ Corti masuk ke nuklei
koklearis yang terletak pada bagian atas medula oblongata. Pada tempat ini, semua serabut
bersinaps. Kemudian sebagian isyarat dihantar ke atas ke batang otak sisi yang sama, tetapi
sebagian besar menuju sisi yang berlawanan dan dihantarkan ke atas melalui rangkaian neuron di
dalam nukleus olivaris superior, kolikulus inferior dan nucleus genikulatum mediale, akhirnya
berakhir di dalam korteks pendengaran yang terletak di dalam girus superior lobus temporalis.
Beberapa tempat penting harus dicatat dalam hubungannya dengan lintasan pendengaran.
Pertama, implus dari masing masing telinga dihantarkan melalui lintasan pendengaran kedua
sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih banyak penghantaran pada lintasan kontralateral.
Kedua, banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan langsung ke dalam sistem
retikularis batang otak. Sehingga bunyi dapat mengaktifkan keseluruhan otak.
Ketiga, orientasi ruang derajat tinggi dipertahankan dalam serabut traktus yang berasal dari
koklea yang semuanya menuju korteks. Ternyata, terdapat tiga representasi ruang frekuensi suara
pada kolikulus inferior, satu representasi sangat tepat bagi frekuensi suara diskret pada korteks
pendengaran dan beberapa representasi yang kurang tepat pada daerah asosiasi pendengaran.
Diskriminasi Arah Asal Suara
Seseorang menentukan arah asal suara paling sedikit dengan 2 mekanisme: (1) dengan
selisih waktu antara masuknya suara ke dalam satu telinga dan ke telinga sisi lainnya dan (2)
dengan membedakan antara intensitas suara dalam kedua telinga. Mekanisme pertama berfungsi
paling baik bagi frekuensi di bawah 3000 siklus per detik, dan mekanisme intensitas bekerja
paling baik pada frekuensi yang lebih tinggi karena kepala bekerja sebagai sawar suara dengan
frekuensi tersebut. Mekanisme selisih waktu membedakan arah yang jauh yang lebih tepat
daripada mekanisme intensitas, karena mekanisme selisih waktu tidak tergantung pada faktor
faktor luar tetapi hanya tergantung pada interval waktu yang sebenarnya antara dua isyarat
pendengaran. Bila seseorang melihat langsung pada suara, suara mencapai kedua telinga tepat
pada saat yang sama, sedangkan bila telinga kanan lebih dekat ke suara daripada telinga kiri,
isyarat suara dari telinga kanan dirasakan lebih dahulu daripada isyarat suara dari telinga kiri.

Mekanisme Saraf untuk Deteksi Arah suara
Destruksi korteks pendengaran pada kedua sisi otak baik pada manusia atau pada mamalia
yang lebih rendah menyebabkan kehilangan sebagian besar kemampuannya mendeteksi arah asal
suara. Namun, mekanisme untuk deteksi ini berlangsung mulai pada nuklei ovaris superior,
walaupun memerlukan semua lintasan saraf dari nuklei ini ke korteks untukinterpretasi isyarat.
Mekanisme ini diduga sebagai berikut :
Bila suara masuk satu telinga segera sebelum ia masuk telinga lainnya, isyarat dari
telinga pertama menghambat neuron neuron pada nukleus olivaris superior ipsilateral, dan
penghambatan ini berlangsung selama kurang dari satu milidetik. Oleh karena itu, beberapa saat
setelah suara mencapai telinga pertama, lintasan untuk isyarat eksitasi dari telinga sisi yang lain
berada dalam keadaan terhambat. Selanjutnya, neuron neuron tertentu dari nuklei olivaris
superior medialis mempunyai waktu penghambatan yang lebih lama daripada neuron lainnya.
Oleh karena itu, bila isyarat suara dari telinga yang lain masuk ke nukleus olivaris superior yang
dihambat, isyarat tidak dapat mendaki lintasan pendengaran melalui beberapa neuron tetapi tidak
melalui neuron lainnya. Dan neuron tertentu tempat isyarat lewat ditentukan oleh selisih waktu
suara antar kedua teling. Jadi, timbul corak ruang perangsangan saraf, dengan suara yang
selisihnya pendek merangsang satu set neuron secara maksimum dan suara dengan selisih lama
merangsang kelompok neuron lainnya secara maksimum. Orientasi ruang isyarat ini kemudian
dihantarkan semua ke korteks pendengaran tempat arah suara ditentukan oleh tempat dalam
korteks yang dirangsang maksimum.
Mekanisme deteksi arah suara ini sekali lagi menunjukkan bagaimana informasi dalam
isyarat sensoris dipisahkan sebagai isyarat yang melalui berbagai tingkat aktivitas neuron. Dalam
hal ini, kualitas arah suara dipisahkan dari kualitas nada suara pada tingkat nuklei olivaris
superior.
Lokalisasi Suara
Penentuan arah dari mana suara berasal di bidang horizontal tergantung dari
pendeteksian perbedaan waktu antara datangnya stimulus dalam dua telinga dan perbedaan
konsekuensi dalam tahap gelombang suara pada kedua sisi, dan juga tergantung pada kenyataan
bahwa suara itu lebih keras di sisi paling dekat dengan sumbernya. Perbedaan terdeteksinya
waktu tiba suara, yang dapat lebih kecil dari 20 s, dikatakan menjadi faktor yang paling penting
pada frekuensi di bawah 3000 Hz dan perbedaan kenyaringan yang paling penting pada frekuensi
di atas 3000 Hz. Neuron di korteks pendengaran yang menerima masukan dari kedua telinga
merespon maksimal atau minimal ketika waktu kedatangan stimulus pada satu telinga tertunda
oleh periode tertentu relatif terhadap waktu kedatangan di telinga yang lain. Periode ini tetap
bervariasi dari neuron ke neuron.
Suara yang datang dari langsung di depan individu berbeda dalam kualitas dari mereka
yang datang dari belakang karena masing-masing pinna dihadapkan sedikit ke depan. Selain itu,
pantulan dari gelombang suara akibat tidak ratanya permukaan pinna sebagai suara bergerak ke
atas atau bawah, dan perubahan dalam gelombang suara merupakan faktor utama dalam mencari
suara di bidang vertikal. Lokalisasi suara yang terganggu secara mencolok diakibatkan oleh lesi
pada korteks pendengaran.
Audiometri
Ketajaman pendengaran biasanya diukur dengan sebuah audiometer. Perangkat ini
menyajikan subjek dengan nada murni dari berbagai frekuensi melalui earphone. Pada masing-
masing frekuensi, intensitas ambang ditentukan dan diplot pada sebuah grafik sebagai persentase
dari pendengaran normal. Ini memberikan pengukuran yang objektif derajat ketulian dan gambar
dari berbagai tone yang paling terpengaruh.
Tuli
Tuli biasanya dibagi dalam dua jenis ; pertama, yang disebabkan oleh gangguan koklea
atau saraf pendengaran, yang biasanya dimasukkan dalam tuli saraf dan, kedua ,yang
disebabkan oleh gangguan mekanisme telinga tengah untuk menghantarkan suara ke koklea,
yang biasanya dinamakan tuli hantaran . Sebenarnya, bila koklea atau saraf pendengaran
dirusak total, orang tuli total. Akan tetapi, bila koklea dan saraf masih utuh tetapi sistem osikular
rusak atau mengalami ankilosis ( kaku karena fibrosis atau kalsifikasi ), gelombang suara tetap
dapat dihantarkan ke koklea dengan cara konduksi tulang ( seperti penghantaran bunyi dari ujung
garpu tala yang bergetar, yang ditempelkan langsung pada tengkorak . Orang dengan beberapa
jenis tuli konduksi dapat dibuat mendengar lagi yang hamper normal dengan operasi untuk
membuang stapes dan menggantikannya dengan protesa logam atau Teflon kecil dapat
menghantarkan suara dari inkus ke foramen ovale.
Tuli klinis mungkin disebabkan gangguan transmisi suara di telinga eksternal atau tengah
(tuli konduksi) atau kerusakan pada sel-sel rambut atau jalur saraf (tuli saraf). Kedua dapat
dibedakan oleh sejumlah tes sederhana dengan garpu tala. Tes ini dinamakan sesuai dengan
nama untuk individu yang mengembangkannya. Pada tes Weber dan tes Schwabach
menunjukkan pentingnya efek masking dari kebisingan lingkungan pada ambang pendengaran.
Di antara penyebab tuli konduksi adalah penyumbatan pada saluran pendengaran
eksternal akibat serumen atau benda asing, kerusakan tulang pendengaran, penebalan gendang
telinga dan juga infeksi telinga tengah berulang, serta kekakuan abnormal dari stapes yang
berhubungan dengan jendela oval. Antibiotik golongan aminoglikosida, seperti streptomisin dan
gentamisin menghambat saluran mechanosensitive di stereocilia sel rambut dan dapat
menyebabkan sel berdegenerasi, menghasilkan tuli saraf dan abnormalitas fungsi vestibular.
Kerusakan pada sel rambut luar akibat kontak yang terlalu lama dengan kebisingan juga
berhubungan dengan gangguan pendengaran. Penyebab lainnya termasuk tumor dari saraf
vestibulocochlear dan sudut cerebellopontine (CPA), dan kerusakan pembuluh darah dalam
medula. Presbycusis, gangguan pendengaran yang berkaitan dengan penuaan, mempengaruhi
lebih dari sepertiga dari orang-orang yang berusia lebih dari 75 dan mungkin karena kehilangan
kumulatif bertahap dari sel-sel rambut dan neuron.
Tuli karena mutasi genetik terjadi pada sekitar 0,1% dari bayi yang baru lahir. Dalam
30% kasus, dikaitkan dengan adanya kelainan pada sistem lainnya (tuli sindromik), tetapi dalam
70% sisanya itu adalah kelainan-satunya yang jelas (tuli nonsyndromic). Ada bukti bahwa
ketulian nonsyndromic karena beberapa mutasi dapat muncul lebih sering pada orang dewasa
daripada anak-anak, sehingga insiden lebih tinggi dari 0,1% dan diperkirakan 16% dari seluruh
orang dewasa yang memiliki gangguan pendengaran signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir,
sejumlah besar mutasi yang menyebabkan tuli telah diuraikan. Hal ini tidak hanya telah
menambah pengetahuan tentang patofisiologi dari ketulian, namun karakterisasi produk normal
dari gen telah memberikan informasi berharga tentang fisiologi pendengaran. Sekarang
diperkirakan sekitat 100 atau lebih gen yang penting untuk pendengaran normal, dan lokus dari
ketulian telah ditemukan dalam semua kecuali lima dari 24 kromosom manusia.
Contoh menarik gen yang bemutasi pada kasus tuli adalah connexon 26. Defek ini
mempengaruhi fungsi connexons, yang diperkirankan mencegah daur ulang normal dari ion K
+

melalui sel-sel sustenacular. Mutasi dalam tiga miosin nonmuscle menyebabkan ketulian. Miosin
yang dimaksud adalah adalah myosin-VIIA, terkait dengan aktin dalam proses rambut sel;
myosin-Ib, yang mungkin bagian dari "adaptasi motor" yang menyesuaikan ketegangan pada
ujung sel rambut, dan myosin-VI, yang penting dalam pembentukan silia normal. Tuli juga
berhubungan dengan bentuk mutan dari -tectin, salah satu protein utama dalam membran
tectorial.
Contoh tuli sindromik adalah sindrom Pendred, di mana protein transport sulfat mutan
menyebabkan tuli dan gondok. Contoh lain adalah salah satu bentuk dari sindrom QT yang
panjang dimana ada mutasi dari salah satu protein pengatur channel K
+
, KVLQT1. Dalam striae
vascularis, bentuk normal dari protein ini sangat penting untuk menjaga K
+
konsentrasi tinggi di
endolymph, dan di jantung membantu mempertahankan interval QT yang normal. Individu yang
homozigot untuk KVLQT1 mutan akan tuli dan cenderung mengalami aritmia ventrikel dan
kematian mendadak yang menjadi ciri dari sindrom QT yang memanjang. Membran protein yang
baru ditemukan, membran Barttin yang bermutasi dapat menyebabkan tuli dan kelainan pada
ginjal sebagai manifestasi sindrom Bartter's.
C. MEKANISME PENDENGARAN
Mekanisme sampainya suara pendengaran dapat melalui 2 cara yaitu dengan air condaction
dan bone condaction.
1. Air conduction.
Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang telinga , menuju
gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk merespon gelombang suara yang
menghantamnya kemudian getaran ini mengakibatkan 3 tulang pendengaran( malleus, stapes,
incus ) yang secara mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang
ada di koklea. Getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang sehingga rambut
sel di koklea bergerak. Gerakan ini merubah energy mekanik menjadi energy elektrik ke saraf
pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus ) yang nantinya akan menuju ke pusat
pendengaran di otak bagian lobus temporal sehingga diterjemahkan menjadi suara yang dapat
dikenal di otak
2. Bone conduction
Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan tulang kepala, kemudian
akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan skala tympani dan akhirnya getaran itu
dikirim dalam bentuk impuls saraf ke saraf-saraf pendengaran.
Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan penghantaran
bunyi melalui tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat dilakukan dengan percobaan
weber
Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya tangkap suara
atau bunyi yang dinyatakan antara 30 20.000 siklus/detik
Secara singkat proses pendengaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga
dalambentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea. Getaran
tersebutmenggetarkan membran timpani diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah
diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang
mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris dan
membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut,
sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi
pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area
39-40) di lobus temporalis.
Daftar Pustaka
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 3.
Jakarta: EGC
Moore KL, Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarata: Hipokrrates.
Guyton, Arthur C, Hall, John E. 2007. FisiologiKedokteran edisi 11. Jakarta: EGC
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC

You might also like