You are on page 1of 33

EFEKTIFITAS IKLAN MEDIA TELEVISI INDOMIE MIE

GORENG RENDANG VERSI ANAK KOST MENGGUNAKAN


EPIC MODEL

MATA KULIAH RISET PASAR
DOSEN PENGAMPU: Diyah Ayu Amalia Avina, SE, M.Si










Disusun Oleh:
Sakuntala Dewi 125120209111002
Safira Desiliany 125120209111003
AnggiTanjung 125120209111004
Ryanita Arrini 125120209111005
Melgy Lisiadi 125120209111008
Lara Mantong 125120209111009
Wendy Handa Satria 105120207111054


Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
Malang
2014
BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini,
limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi membuat
konsumen makin kritis dalam memilih produk.Agar dapat unggul dalam
persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan
kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya
dimana salah satu wujudnya adalah melalui kegiatan pengiklanan (advertising).
Advertising yang tepat sasaran (efektif) dapat digunakan oleh perusahaan/
produsen dan biro iklan untuk mempengaruhi persepsi dan preferensi konsumen
terhadap berbagai merek produk di pasar yang pada akhirnya juga menjadi salah
satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk
memilih produk. Selain sebagai alat penyampaian pesan (informasi), advertising
yang dilakukan haruslah mampu bersaing dengan berbagai kegiatan periklanan
perusahaan pesaing serupa untuk memenangkan minat konsumen serta
mempertahankan image perusahaan itu sendiri.
Dari sisi konsumen, iklan (advertising) sendiri dipandang sebagai suatu
media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun
atribut lainnya yang berkaitang dengan suatu produk (Durianto:2003). Sebaik
apapun kualitas suatu produk jika tidak diikuti dengan informasi yang tepat
tentang keberadaan produk tersebut di pasar (market), maka kecil sekali peluang
bagiproduk untuk dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Dengan informasi
sempurna yang dimiliki konsumen akan keadaan pasar dan produk-produk di
dalamnya maka akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan di pasar, dan
sebaliknya keterbatasan informasi akan kondisi (harga, kualitas, dll) produk-
produk di pasar menyebabkan tiap-tiap produsen memiliki kurva demand
(permintaan) yang menunjukkan kemiringan negatif yang mampu menimbulkan
market power (kuasa pasar) bagi setiap produsen salah satu sarana promosinya
adalah melalui periklanan (advertising) dengan media iklan televisi.
Keadaan tersebut disadari oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Sebagaimana pada umumnya produk baru, maka produsen akan berusaha
menginformasikannya ke pasar melalui kegiatan promosi. Begitu juga yang
dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yaitu mempromosikan
varian baru dari salah satu produknya yang berupa Mie Instant bercita rasa
rendang, dimana salah satu strategi promosi yang dilakukannya adalah melalui
periklanan (advertising) di media audio visual atau media iklan televisi-televisi
swasta.
Indomie merupakan salah satu merek mie instant yang sudah dikenal
banyak orang.Dari dulu, iklan Indomie memang memiliki storyline yang mampu
mengungah selera para penontonnya, salah satunya iklan Indomie Goreng
Rendang. Indomie Goreng Rendang merupakan salah satu produk mie instant
dengan varian rasa baru yaitu rasa rendang, yang dikeluarkan oleh PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk., Menurut kami iklan tersebut memiliki pesan persuasi
yang bagus untuk menarik minat konsumen dengan menggunakan atribut rendang
dalam scene rendang yang jatuh dari atas ke atas permukaaan mie yang sudah
matang.
Dari lima bauran promosi, menurut Durianto (2003) yaitu Periklanan,
Promosi Penjualan, Personal Selling, Public Relations, maupun Direct Marketing,
Periklanan (advertising) seringkali menjadi perhatian penting karena selain
posisinya yang strategis (mampu menjangkau konsumen secara luas) juga
memerlukan biaya yang cukup besar. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan
untuk periklanan (terutama iklan di media televisi) menjadikan perusahaan harus
berhati-hati dan lebih bijak dalam membelanjakan dananya serta memperoleh
suatu efisiensi.
Dalam prakteknya adalah seringkali sebuah iklan menjadi sumber
pengeluaran yang besar tanpa mampu memberikan return yang memuaskan,
ketika produk mereka gagal di pasaran. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa hanya
sedikit pemirsa yang mampu menerima perhatian dan pemahaman pesan iklan
dari ratusan iklan yang ditayangkan setiap hari.Belum lagi dengan banyaknya
stasiun televisi (baik swasta atau negeri) yang ada, dan fenomena berpindah-
pindah saluran (zapping) yang seringkali muncul.Kecenderungan ini terjadi pada
hampir seluruh golongan audience termasuk pada masyarakat Kota Malang yang
merupakan salah satu golongan audience tersebut.
Mengingat besarnya biaya yang harus ditanggung produsen pada awal
kemunculan suatu produk dalam melakukan promosi lewat iklan televisi maka
perlu adanya kajian mengenai efektifitas iklan televisi yang ditayangkan yang
biasanya menggunakan beberapa model atau metode dengan pertimbangan
konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks yang mengarah pada
kompleksitas perilaku mereka.Dengan menggunakan suatu model penelitian
efektifitas iklan, dapat dijelaskan secara sederhana mengenai perilaku konsumen
yang kompleks tersebut.
Durianto (2003), menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan untuk melihat efektifitas suatu iklan televisi berdasarkan dampak
komunikasi yang ditimbulkan, yaitu: CRI (Customer Response Index), DRM
(Direct Rating Method), EPIC Model, dan CDM (Consumer Decision Model).
Dalam EPIC Model memisahkan empat dimensi kritis sebuah iklan yaitu
Empathy, Persuation, Impact, dan Communication untuk kemudian dianalisa guna
melihat efektifitas masing-masing dimensi tersebut secara terpisah sehingga dapat
diketahui pada dimensi yang manakah sebuah iklan memiliki kelemahan dalam
pencapaian tujuannya, serta selanjutnya dibuat strategi baru untuk
memperbaikinya.
Dari uraian dan analisa diatas, maka kami tertarik mengetahui seberapa
efektifkah iklan Indomie Goreng Rendang terhadap dampak komunikasi yang
dihasilkan dari iklan, sehingga judul penelitian ini adalah Efektifitas Iklan
Indomie Mie Goreng Rendang Versi Anak Kost dengan Metode EPIC Model

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah efektifitas dari iklan televisi Iklan Indomie Mie Goreng
Rendang Versi Anak Kost terhadap dampak komunikasi yang dihasilkan
jikadianalisa dengan Metode EPIC Model?



1.3 Tujuan Penelitian
Untuk menganalis dan mengetahui efektifitas iklan televisi Iklan Indomie
Mie Goreng Rendang Versi Anak Kost terhadap dampak komunikasi yang
dihasilkan, diukur dengan menggunakan Metode EPIC Model.























BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Pemasaran
Kotler, (2007:23) mengatakan bahwa bauran pemasaran (Marketing mix)
merupakan perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasarannya. Lalu McCarthy dalam buku yang sama, mengklasifikasikan
alat-alat pemasaran tersebut menjadi empat kelompok besar, yaitu Product
(produk), price (harga), place (saluran distribusi) dan promotion (promosi) yang
kemudian dikenal dengan sebutan 4P. Ada banyak alat pemasaran, McCarthy
mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang
disebut the four Ps: product, price, place, and promotion (cited in Kotler,
2007:92).Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Product (produk)
segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat,
dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product
variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services,
warranties, and returns.
2. Price (harga)
Sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau
mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount,
allowance, payment period, credit terms, and retail price.
3. Place (tempat)
Berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.Tempat
meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory,
and transport.
4. Promotion (promosi)
Berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi
antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and
direct marketing.Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran
komunikasi pemasaran (Koter, 2007:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi
ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat
bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau
produk individual yang dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon
pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara
langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu,
yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat
penghubung nonpersonal lain.

2.2 Periklanan
2.2.1 Pengertian Periklanan
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa yunani, yang artinya kurang
lebih adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara
komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan
mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh
sponsor tertentu.Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal
tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dijalankan dengan
kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses
komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk
mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto
et.al,2003:1).
Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak target
melalui media bersifat massal seperti Televisi, Radio, Koran, Majalah, Direc Mail
(pengeposan langsung), Reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Periklanan
adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa
oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran (Laksana: 2008:140).
Iklan dapat didefenisikan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media
yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan, iklan merupakan bentuk komunikasi
yang bertujuan mempengaruhi setiap lapisan atau anggota masyarakat. Iklan dapat
didefinisikan sebagai semua bentuk persentasi nonpersonal yang
mempromosikan gagasan atau jasa yang dibiayai pihak sponsor
tertentu(Sulaksana, 2003:90).
Menurut Kotler (2007:658) periklanan adalah segala bentuk penyajian
dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran. Periklanan dipandang sebagai media yang paling
lazim digunakan untuk perusahaan (khususnya produk konsumsi) untuk
mengarahkan kominikasi yang persuasive pada konsumen.Iklan ditujukan untuk
mempengaruhi perasaan, pengethuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra
konsumen yang berkaitan dengan salah satu produk atau merek (Durianto
2003:2).Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen
dalam membeli.Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan
menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin
komunikasi antara perusahaan, konsumen dan sebagai upaya perusahaan dalam
menghadapi persaingan.

2.2.2 Tujuan Periklanan
Perusahaan menjalankan aktivitas periklanan dengan tujuan yang berbeda-
beda dan berkaitan dengan keadaan perusahaan itu sendiri serta struktur
persaingan dipasar.Secara umum, tujuan perusahaan mengacu kepada keputusan
perusahaan tentang penetapan sasaran pasar, penetuan posisi pasar dan marketing
mix (Durianto 2003:3). Menurut Durianto (2003:3) tujuan periklanan yang
berkaitan dengan sasarannya dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang
seluk beluk tentang suatu produk. Biasanya, iklan dengan cara ini
dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis
produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Hal ini sangat penting
bagi perusahaan karena bila konsumen tidak mengetahui produk dari suatu
perusahaan tentu akan mengurangi permintaan konsumen.
2. Iklan Untuk Membujuk (persuasive) dilakukan dengan tahap kompetitif.
Dalam era globalisasi dan pasar bebas berbagai produk sejenis tentu akan
membanjiri pasar dengan merek yang berbeda-beda. Keadaan ini tentu
akan menyebabkan tingkat persaingan semakin meningkat. Karena itu
sangat dibutuhkan kehadiran suatu iklan yang mampu menarik minat beli
dari konsumen. Tujuannya adalah untuk membentuk permintaan yang
selektif merek tertentu. Dalam hal ini perusahaan melakukan persuasi
tidak langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk
yang dikemas sedemikian rupa sehinggah menimbulkan perasaan yang
menyenangkan yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan
tindakan pembelian. Iklan yang baik tidak hanya mampu mendorong dan
mempengaruhi perilaku pembeli tetapi juga memfasilitasi proses
pembelian. Pada umumnya, iklan yang bersifat persuasive ini digunakan
untuk merek yang siklus kehidupannya pada tahap pertumbuhan (growth
stage).
3. Iklan Untuk Mengingatkan (reminding) yaitu untuk menyegarkan
informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan jenis ini sangat penting
bagi produk yang sudah matang. Bentuk iklan jenis ini adalah iklan
penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli
sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Umumnya
iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merek.
Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan
dengan audiens sasaran tertentu selama periode waktu yang tertentu.
Tujuan Periklanan dapat digolongkan menurut keperluan utamanya apakah
memberikan informasi, membujuk, atau mengingatkan (Kotler, 2007:154).

2.2.3 Pesan Iklan
Pada penelitian ini, pesan periklanan dapat diartikan sebagai suatu bentuk
komunikasi yang dilakukan untuk dapat menyampaikan informasi produk agar
diketahui oleh audiens.Pesan iklan seharusnya bermula dari konsep produk yang
kuat karena sudah semestinya yang hendak dikomunikasikan dalam pesannya
adalah benefit produk (Sulaksana, 2003:94).Pembuat iklan harus menentukan
gaya, nada, kata-kata dan pormat yang kohesif dalam tahap eksekusi pesan.
Semua pesan biasanya dapat disajikan dengan berbagai style (gaya) hidup,
cuplikan hidup, fantasi, mood, atau citra, musical, lambing kepribadian, keahlian
teknis, bukti ilmiah dan testimonial (Sulaksana, 2003:96).
Informasi dalam pesan iklan dapat diberikan melalui brosur, surat kabar,
radio,televisi, internet, pemberitahuan antar pribadi yang merupakan sumber
informasi bagi calon pembeli ataupun media- media lainnya. Pesan iklan yang
ideal menurut Durianto (2003:105) harus mampu menarik perhatian,
mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan dan menggerakkan
tindakan.Oleh karena itu, pesan dalam iklan seharusnya menyatakan sesuatu yang
dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, mengimformasikan sesuatu yang
eksklusif yang tidak ada pada produk lain sejenis, dapat dipercaya dan dapat
dibuktikan.

2.2.4 Media Iklan Melalui Televisi
Televisi merupakan media iklan paling potensial diantara berbagi media
lainnya karena jangkauannya yang luas.Pesan iklan dapat dikemas secara
nasioanal meskipun untuk tujuan audiens lokal.Televisi dapat digunakan baik
sebagai media nasional maupun regional. Televisi sangat fleksibel dalam
menyampaikan pesan sponsor mulai dari pemilihan waktu sampai adanya jaminan
penyampaian ulasan berita secara khusus untuk audiens tertentu (Brannan,
2004:54).
Iklan memiliki kekuatan dan fungsi yang serba guna dapat memberikan
beragam kreativitas yang dapat diimplementasikan melalui penglihatan, suara,
/bahkan penciuman. Kekuatan utama dari iklan barang kali terletak pada fakta
bahwa iklan dibayar untuk publisitas, artinya kita dapat memilih media yang tepat
untuk mencapai audiens sasaran, melaksanakan kampanye dan yang paling
penting, menyampaikan pesan secara tepat mengenai apa yang kita inginkan, dan
pesan yang kita sampaikan haruslah legal, sopan, jujur, dan benar. Kelemahan
media iklan ini adalah teknik periklanan sering kali mengalami kesulitan
memberikan bukti kontribusinya secara konkret. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan jika pemahaman kita tentang proses penjualan tidak sempurna

2.2.5 Kriteria Pengukuran Efektifitas Periklanan
Secara umum, dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur
efektifitas periklanan (Durianto, 2003:15) yaitu: 1) Dampak terhadap penjualan,
2) Persuasi yang tepat antara merek dengan pribadi konsumen, dan 3)
Kemampuan konsumen mengingat iklan.

2.3 Periklanan dari perspektif Komunikasi
Semua promosi, termasuk periklanan, diterima oleh konsumen sebagai
informasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, model pemrosesan
kognitif dalam pengambilan keputusan relevan digunakan untuk memahami
dampak dari jenis promosi yang digunakan terhadap konsumen.Pertama
konsumen harus diekspose pada sebuah informasi promosi.Kemudian mereka
harus masuk ke dalam komunikasi promosi dan memahami maknanya.Akhirnya,
pengetahuan, makna dan kepercayaan yang didapat tentang bentuk promosi yang
diterimanya akandiintegrasikan dengan pengetahuan lainya untuk menciptakan
sikap merek dan membuat keinginan untuk membeli.Komunikasi terutama
persepsi menjadi hal yang penting bagi kedua pihak (produsen pembuat iklan dan
konsumen), karena dengan persepsi konsumen akan menerjemahkan isi pesan
iklan yang disampaikan oleh produsen.

2.4 Proses Komunikasi
Hal mendasar dari proses komunikasi adalah konsep arti (meaning) yang
dimilikinya. Para pemasar berusaha menunjukkan arti merek mereka, sedangkan
konsumen memperoleh arti yang sama atau mungkin berbeda dengan apa yang
dimaksudkan oleh komunikator pemasaran. Komunikasi promosi bukan-nya tanpa
tujuan, dimana dalam Peter &Olson (2000:188) disebutkan tujuan komunikasi
promosi ditinjau dari sudut pandang manajer pemasaran, yaitu:
1. Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need)
akan suatu kategori produk atau bentuk produk.
2. Konsumen harus sadar (aware) akan merek.
3. Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif
4. Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek tertentu
5. Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku untuk membeli
merek tertentu.

2.5 EPIC Model
EPIC Model dalam Durianto (2003:86) adalah salah satu alat ukur efektifitas
iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan oleh AC Nielsen
salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia yang mencakup
empat dimensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy,
Persuation, Impact, and Communication EPIC). Berikut akan dipaparkan
dimensi-dimensi dalam EPIC model:
1. Dimensi Empati
Empati (empathy) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang
mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan
atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dimensi empati
menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan
menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu
iklan dengan pribadi mereka.

2. Dimensi Persuasi
Persuasi (persuation) adalah perubahan keperceyaan, sikap, dan keinginan
berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi
yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatankonsumen dalam
pesan produk. Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat
diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu
merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak
iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh
gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu
merek.

3. Dimensi Impact
Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah
pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui
tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses
pemilihan. Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat
terlihat menonjol dibanding merek lain pada kategori yang serupa; dan
apakah iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang
disampaikan.

4. Dimensi Komunikasi
Dimensi Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut.
















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, dalam Iqbal Hasan
(2002:13) dijelaskan tentang beberapa penelitian secara umum yaitu (1) penelitian
survey, (2) grounded research, (3) studi kasus, (4) penelitian eksperimen, dan (5)
analisis data sekunder. Adapun jenis penelitian ini termasuk penelitian survey.
Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok (Singarimbun: 1995). Penelitian survei dapat digunakan untuk untuk
maksud (Iqbal Hasan, 2002:13), yaitu: (1) penjajagan (explorative), (2) deskriptif,
(3) penjelasan (explanatory/confirmatory), (4) evaluasi, (5) prediksi atau
peramalan, dan (6) pengembangan sosial.
Penelitian evaluasi sendiri dibedakan menjadi (1) evaluasi summatif;
biasanya dilakukan di akhir program untuk mengetahui pelaksanaan program
tersebut apakah tercapai sesuai tujuan, (2) evaluasi formatif; dilakukan bersamaan
pelaksanaan program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan
program tersebut.Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup manajemen
pemasaran, mengenai pengukuran efektifitas periklanan.
Dalam penelitian ini, survey dilakukan pada masyarakat yang tinggal di
Kota Malang guna mengevaluasi, menganalisa efektifitas iklan Indomie Mie
Goreng Rendang Versi Anak Kost. Dengan kata lain, jenis penelitian ini
merupakan penelitian survei evaluasi formatif. Penelitian ini termasuk dalam
ruang lingkup manajemen pemasaran, mengenai pengukuran efektifitas
periklanan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif.Prosesnya berawal dari teori, selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis
penelitian yang disertai pengukuran dan operasional konsep, kemudian
generalisasi empiris yang berdasarkan pada statistik, sehingga dapat disimpulkan
sebagai temuan penelitian.Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori
melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik.Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang
bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan
paradigma kuantitatif.

3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Iqbal Hasan, 2002:58).
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal
di Kota Malang.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang
dianggap bisa mewakili populasi (Iqbal Hasan, 2002:58). Penentuan jumlah
sampel menurut Slovin (Husein Umar:1999) dapat dirumuskan sebagai berikut:

n =

()


Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran

Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolelir atau diinginkan, disebut juga dengan nilai kritis.Dalam penelitian ini nilai
kritisnya adalah sebesar 10 %.

n =

()



Dari rumus tersebut menghasilkan= 97,570 dengan hasil sebesar 97,570
kemudian dilakukan pembulatan keatas sehingga di dapat jumlah responden
sebesar 98 orang.
Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi (1995), pada dasarnya terdapat
dua macam metode pengambilan sampel, yaitu:
1. Pengambilan sampel secara acak (random sampling).
2. Pengambilan sampel secara tidak acak (non random sampling).
Sedangkan metode pengambilan sampel untuk penelitian ini sendiri
menggunakan non random sampling, tepatnya dengan metode purposive
sampling yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun
pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah:
Responden adalah masyarakat yang tinggal di Kota Malang .
Responden tahu atau pernah melihat iklan televisi Indomie Mie Goreng
Rasa Rendang Iklan yang menggambarkan 3 orang anak kost yang sedang
membuat dan menikmati mie goring rasa rendang dengan taburan daging
rending didalamnya.

Jika terdapat anggota populasi (responden) yang belum pernah
menyaksikan iklan televisi Indomie Mie Goreng Rasa Rendang Iklan versi Anak
Kost maka anggota populasi ini tidak termasuk dalam sampel dan hasil penelitian
yang didapatkan dari anggota populasi ini dinyatakan non-qualified dan tidak
dapat dimasukkan ke dalam hasil penelitian.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara acak di Kota Malang dengan menyebarkan
kueisoner mengenai Iklan Televisi Indomie Mie Goreng Rendang.Pelaksanaan
penelitian terhitung sejak tanggal 18Desember 20 Desember 2013.

3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan dalam dua jenis
data, yaitu:


1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.Data primer dari penelitian ini berasal
dari angket (kuestioner) yang disebarkan kepada responden dan hasil wawancara
yang dilakukan dengan responden.
Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penulisan, digunakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara:
1. Kuesioner (Angket)
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui persepsi responden mengenai
dimensi EPIC (Empathy, Persuasion, Impact dan Communication) digunakan
teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuestioner (angket) kepada
responden yaitu masyarakat Kota Malang yang pernah melihat iklan televisi
Indomie Mie Goreng Rasa Rendang. Kuisioner yang dibagikan adalah tergolong
kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang pilihan jawaban pertanyaan sudah
disediakan, responden tinggal mengisi dengan cara memberi tanda terhadap
pilihan jawaban yang sesuai dengannya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila
ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah
responden sedikit (Riduwan, 2003:29). Metode ini dilakukan melalui tanya jawab
secara lisan kepada sumber informasi atau pihak-pihak terkait untuk mendapatkan
data tambahan yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang diteliti untuk
mendukung data primer. Pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang
hendak ditanyakan kepada sumber informasi atau pihak-pihak terkait untuk
mengumpulkan informasi tambahan yang dibutuhkan, agar wawancara dapat
berlangsung dengan efektif.

2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak dihasilkan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti.Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari
situs internet, hasil penelitian individual observator lain, majalah, kepustakaan dan
media lainnya.

3.5 Operasional dan Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Item
Empathy Keadaan mental yang
membuat
seseorangmengidentifikasika
dirinya atau merasa
dirinya padakeadaan
perasaan ataupikiran yang
sama dengan orang atau
kelompok yang lain
Tingkat
baiktidaknya
iklantelevisi
Indomie Mie
Goreng Rendang
Versi Anak Kost

Bagus
Menarik
perhatian
Menyukai iklan
Keinginan
melihat iklan
Tingkat kesukaan
iklan televisi
Indomie Mie
Goreng Rendang
Versi Anak Kost
tersebut
Persuation Perubahan Kepercayaan sikap
dan keinginanberperilaku
yang disebabkan suatu
komunikasipromosi.
Tingkat
ketertarikan
dengan produk
Ingin tahu lebih
jauh mengenaii
produk
Ingin
menggunakan
produk
Keinginan
membeli produk
Impact Dampak yang diinginkan dari
hasil iklan yaitu jumlah
pengetahuan produk (product
knowledge)
Tingkat
pengetahuan
produk (level of
product
knowledge)
yaitu tahu
betultentang
produk
Iklan
Indomie
Goreng
Rendang
menyebabkan
keingintahuan
lebih dalam
terhadap
produk karena
unsur kreatif
iklan
Iklan Indomie
Goreng
Rendang
menyebabkan
keingintahuan
lebih dalam
terhadap
produk karena
pada
dasarnyabelum
mengetahui
tentang
Indomie
Goreng
Dan
tingkatkreatifitas
iklantelevisi
Indomie Goreng
Rendang Versi
Anak Kost
dibandingkan
iklan produk mie
instant
yang lain

Rendang
Communic
ation
Proses menciptakan suatu
kesamaan atau suatu
kesatuanpemikiran antara
pengirim dengan penerima.
Memberikaninformasi tentang
kemampuankonsumen dalam
mengingat pesan utama
yangdisampaikan,pemahaman
konsumen sertakekuatan
kesan yangditinggalkan pesan
tersebut
Kejelasan
informasi iklan
televisi Indomie
Goreng Rendang
Versi Anak Kost
dibandingkan
iklan produk
sejenis
Isi iklan terlihat
dengan jelas
Mengerti pesan
yang
disampaikan
Iklan mampu
mengkomunika
si iklan pesan
yang ingin
disampaikan
Slogan sesuai
dengan bentuk
iklan
Kemampuan iklan
televisi Indomie
Goreng Rendang
Versi Anak Kost
dalammengkomu
nikasikan
pesan yang ingin
disampaikan
Tingkat
pemahaman
pemirsa
(audience)
terhadap pesan
yang disampaikan
dalam iklan
televisi Indomie
Goreng Rendang
Versi Anak Kost
tersebut

3.6 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan ialah skala Likert.
Menurut Riduwan (2003:12), skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
kejadian atau gejala sosial. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan
seorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk
memberikan jawaban dari 5 (tujuh) pilihan jawaban, dimana masing-masing
jawaban memiliki nilai yang berbeda. Dalam penelitian ini, digunakan pertanyaan
tertutup dengan rentang skala penilaian, yaitu:


Tabel: Skala pengukuran
Sangat tidak
setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5

Untuk mengukur efektivitas iklan dalam penelitian ini di ukur dengan
menggunakan metode EPIC Model. Dimana setiap dimensi EPIC Model yaitu
Empathy,Persuasion, Impact dan Communication, akan dianalisis secara terpisah
dengan menggunakan alat Analisis Tabulasi Sederhana dan skor rata-rata.
Kemudian untuk mengetahui efektifitas tiap dimensi tersebut dalam iklan televisi
Indomie Mie Goreng Rasa Rendang yang nantinya nilai rata-rata itu akan
dimasukkan dalam rentang skala posisi keputusan dari sangat tidak efektif sekali
(STES) sampai dengan sangat efektif sekali (SES). Dalam analisis tabulasi
sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase, dengan rumus
sebagai berikut (Durianto et al, 2003:78):
P =

x 100%
Keterangan:
P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu
f
i
= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
f
i
= Banyaknya jumlah responden

Skor Rata-Rata
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan
bobot.Cara menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali nilai
masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.

x =


Keterangan:
= rata-rata berbobot
f
i
= frekuensi
w
i
= bobot

Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi
tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel.Bobot
alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran
antara 1-5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke yang positif.
Selanjutnya dihitung rentang skaladengan rumus, sebagai berikut:

Rs =
()



Keterangan:
R (bobot) = Bobot terbesar bobot terkecil
M = Banyaknya kategori bobot
Rs = Rentang skala

Rs =


Rs = 0.8

Sehingga posisi keputusannya menjadi:
Sangat tidak
setuju
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
1 1.8 2.6 3.4 4.2

Keterangan (rentang skala):

Rs 1 1.8 : Sangat Tidak Setuju
Rs 1.81 2.6 : Tidak Setuju
Rs 2.61 3.4 : Netral
Rs 3.41 4.2 : Setuju
Rs 4.21 5 : Sangat Setuju

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dimensi Empathy (Empati)
Dimensi Empathy dalam penelitian ini menginformasikan tentang
baik(menarik) atau tidaknya iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak
kost)menurut audiencesdan tingkat kesukaannya terhadap iklan tersebut. Dimensi
ini diwakili oleh pernyataan, yaitu sebagai berikut:
1. Materi iklan Indomie Goreng Rendang bagus untuk dilihat
2. Iklan Indomie Goreng Rendang menarik perhatian
3. SayamenyukaiiklanIndomie Goreng Rendang
4. Iklan Indomie Goreng Rendang membuat Anda ingin melihat iklan
tersebut lebih dari..x/ berulang kali

Tabel Dimensi Empathy RespondenTerhadap Iklan Indomie Mie
Goreng Rendang (versi anak kost)

No. Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
0
9
55
33
1
0
9,18%
56,12%
33,67%
1,02%
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
0
14
45
38
1
0
14,28%
45,92%
38,77%
1,02%
3. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
2
17
57
21
1
2,04%
17,35%
58,16%
21,43%
1,02%
4. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
5
44
45
4
0
5,10%
44,90%
45,92%
4,08%
0

Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk
mengetahui tingkat efektifiktas dimensi empathy.

Nilai/skor rata-rata dimensi Empathy (Empati)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata respon dimensi empathy,
sebagai berikut:

No. Pilihan Jawaban Jumlah
Nilai/Skor
Rata-rata
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
0
9
55
33
1
0
0,18
1,68
1,35
0,05
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
0
14
45
38
1
0
0,28
1,38
1,55
0,05
3. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
2
17
57
21
1
0,02
0,35
1,74
0,86
0,05
4. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
5
44
0,05
0,90
Netral
Setuju
Sangat Setuju
45
4
0
1,38
0,16
0

Hasil analisis penelitian pengukuran efektifitas iklan iklan Indomie Mie
Goreng Rendang (versi anak kost)berdasarkanEPIC Model diketahui dimensi
empathy iklan tersebut masuk dalam rentang skala efektif 3,0075.Hal ini
menginformasikanbahwa audiencesmenganggap iklan Indomie Mie Goreng
Rendang (versi anak kost)adalah netral, responden bersikap biasa saja ketika
melihat iklan Indomie Goreng Rendang. Mereka tidak berempati ataupun
merasakan apa yang bintang iklan coba tunjukkan ketika memperkenalkan varian
rasa ini.
Desain iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)ini adalah
sebuah iklan baru untukproduk baru pula yang telah mampu menimbulkan rasa
penasaran (curiousity)untuk melihat dan memperhatikan tayangan iklan tersebut
sampai selesai.

Dimensi Persuation (Persuasi)
Dimensi persuasi menginformasikan mengenai apa yang dapat diberikan
suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan suatu merek, sehingga pemasang
iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan
konsumen membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam
mengembangkan daya tarik suatu merek (Durianto, 2003:87).
Untuk penelitian ini dimensi persuasi diwakili oleh 2 pernyataan berikut :
1. Setelah menyaksikan iklan Indomie Goreng Rendang, Anda ingin tahu
lebih jauh mengenai Indomie Goreng Rendang
2. Iklan Indomie Goreng Rendang yang Anda lihat di televisi menyebabkan
Anda ingin menggunakan Indomie Goreng Rendang

Dibawah ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari
survey yang telah dilakukan terhadap 98 responden tentang 2 pernyataan dimensi
persuasi diatas.

Tabel Dimensi Persuation Responden Terhadap Iklan Indomie Mie
Goreng Rendang (versi anak kost)

No. Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
4
23
30
39
2
4,08%
23,47%
30,61%
39,80%
2,04%
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
3
17
30
40
8
3,06%
17,35%
30,61%
40,82%
8,16%

Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk
mengetahui tingkat efektifiktas dimensi persuation.

Nilai/skor rata-rata dimensi Persuation (Persuasi)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata respon dimensi persuation,
sebagai berikut:

No. Pilihan Jawaban Jumlah
Nilai/Skor
Rata-rata
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
4
23
30
39
2
0,05
0,90
1,38
0,16
0
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
3
17
0,04
0,47
Netral
Setuju
Sangat Setuju
30
40
8
0,92
1,60
0,10

Dimensi persuasion iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)
masuk dalam rentang skala cukup efektif, dimana bobot rata-ratanya 3,235 yang
menunjukkan bahwa iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost) ini
menunjukan jika responden bersikap netral. Mereka tidak banyak terpengaruh
akan varian rasa terbaru dari Indomie. Persuasi yang ditampilkan sangat apik
dalam iklan ini tidak banyak mengubah atau mempengaruhi daya beli dan juga
ketertarikan responden.

Dimensi I mpact (Dampak)
Dimensi Impact digunakan sebagai parameter tentang apakah suatu
iklandapat lebih kreatif dan menonjol dibandingkan iklan merek lain yang sejenis
sertamampu tidaknya keterlibatan konsumen berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan produk (product knowledge). Untuk penelitian ini dimensi impact
diwakili oleh dua pernyataan sebagai berikut:
1. Setelah melihat iklan Indomie Goreng Rendang, saya ingin mengetahui
lebih dalam tentang Indomie Goreng Rendang karena iklan sangat
menarik.
2. Setelah melihat iklan Indomie Goreng Rendang, saya ingin mengetahui
lebih dalam tentang Indomie Goreng Rendang karena pada dasarnya saya
belum tahu/terlalu paham mengenai Indomie Goreng Rendang.

Tabel Dimensi I mpact RespondenTerhadap Iklan Indomie Mie
Goreng Rendang (versi anak kost)

No. Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
0
26
43
0
26,53%
45,74%
Setuju
Sangat Setuju
22
1
22,44%
1,02%
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
6
24
33
31
3
6,12%
25,53%
33,67%
31,63%
3,06%

Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk
mengetahui tingkat efektifiktas dimensi impact.

Nilai/skor rata-rata dimensi I mpact (Dampak)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata respon dimensi impact,
sebagai berikut:

No. Pilihan Jawaban Jumlah
Nilai/Skor
Rata-Rata
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
0
26
43
22
1
0
0,53
1,31
0,89
0,05
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
6
24
33
31
3
0,06
0,49
1,01
1,26
0,15

Dimensi impact iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost) ini
termasuk dalam rentang skala efektif dengan bobot 2,875 dan hal ini berarti
bahwa product knowledge yang dimiliki konsumen (audiences) atas produk
Indomie Mie Goreng Rendang adalahnetral.Audiances menganggap bahwa iklan
Indomie Goreng Rendang versi anak kost tidak berdampak apapun terhadap
ketertarikan ingin mencoba.
Kemudian dalam dimensi ini dapat diketahui (setelah wawancara) bahwa
setelah responden menyaksikan tayangan iklan Indomie Mie Goreng Rendang
(versi anak kost)ini, sebagian dari responden yang menjawab netral dan tidak
setuju (skala 3 & 4) belum/tidak memperoleh product knowledgement atas iklan
Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)karena iklan tersebut hanya
bersifat abstrak dan hanya berfungsi memperkenalkan Indomie Goreng
rendangsebagai mie instant dengan varian rasa baru.
Dan yang memilih jawaban setuju sampai dengan sangat setuju (skala 3-5)
merasa bahwa iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)ini sudah
tergolong kreatif karena belum ada iklan produk mie instant lainnya yang seperti
iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost) tersebut.

Dimensi Communication (Komunikasi)
Dimensi komunikasi bertujuan untuk memberikan informasi
tentangkemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan,
pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut
(Durianto, 2003: 89).Dalam penelitian ini dimensi komunikasi diwakili oleh 4
pernyataan, yaitu :
1. Isi iklan terlihat dengan jelas
2. Mengerti pesan yang disampaikan
3. Iklan mampu mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan
4. Slogan sesuai dengan bentuk iklan

Dibawah ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari
surveyterhadap 98 responden tentang 4 pernyataan dimensi komunikasi diatas.

Tabel Dimensi Communication RespondenTerhadap Iklan Indomie
Mie Goreng Rendang (versi anak kost)

No. Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
0
5
35
58
0
0
5,10%
35,7%
59,18%
0
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
0
4
35
57
2
0
4,08%
35,71%
58,16%
2,04%
3. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
1
5
29
61
2
1,02%
5,10%
29,06%
62,24%
2,04%
4. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
1
5
48
42
2
1,02%
5,10%
48,98%
42,85%
2,04%

Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk
mengetahui tingkat efektifiktas dimensi communication.

Nilai/skor rata-rata dimensi Communication (Komunikasi)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata respon dimensi
Communication, sebagai berikut:

No. Pilihan Jawaban Jumlah
Nilai/Skor
Rata-rata
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
0
5
0
0,10
Netral
Setuju
Sangat Setuju
35
58
0
1,07
2,36
0
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
0
4
35
57
2
0
0,08
1,07
2,32
0,10
3. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
1
5
29
61
2
1,02
5,10
29,6
62,24
2,04
4. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
1
5
48
42
2
0,01
0,10
1,47
1,71
0,10

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa dari segi dimensi
communication iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)masuk
rentang skala efektif dengan bobot rata-rata 3,5175 yang menginformasikan
bahwa responden menganggap iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak
kost) ini sudah jelas, dan mampu dengan baik menyampaikan pesan utamanya
serta audiences pun mengerti dengan baik tentang pesan yang ingin disampaikan
dalam iklan tersebut.
Kemudian berdasarkan wawancara peneliti terhadap responden yang
memilih jawaban sangat tidak setuju s/d netral (skala 2-4) dalam menilai dimensi
komunikasi iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost) adalah karena
mereka memang tidak menangkap maksud atau pesan utama iklan produk mie
instant tersebut walaupun telah melihatnya berkali-kali. Sedangkan responden
yang memasukkan jawaban setuju sampai dengan sangat setuju (skala 3-5) merasa
telah mengetahui dengan sangatjelas sekali tentang pesan yang disampaikan
dalam iklan tersebut yaitu menginformasikan adanya produk baru dari oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.sebagai mie instant dengan varian baru yaitu
rasa rendang.
Dari keseluruhan hasil penelitian dan perhitungan diatas, maka grafik hasil
analisa iklan Indomie Mie Goreng Rendang versi anak kost yang di ukur dengan
metode EPIC model secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Efektifitas iklan Indomie Mie Goreng Rendang versi anak kost jika diukur
menggunakan metode EPIC model yang terdiri dari 4 dimensi (Empathy,
Persuasion, Impact, dan Communication) menunjukkan hasil yang efektif pada
dimensi: Empathy, Impact dan Communication.

Hal ini menunjukkan bahwa:
1. Responden dapat dengan baik dalam memahami dan menangkap pesan
utamayang disampaikan dalam iklan Indomie Mie Goreng Rendang versi
anak kost. (communication)
2. Iklan ini mampu meninggalkan kesan dan pemahaman yang kuat akan
produkIndomie Mie Goreng Rendang itu sendiri.
3. Responden bersikap netral atau biasa saja terhadap iklan Indomie Goreng
Rendang versi anak kost. (empathy), dan
4. Responden pun menilai bahwa iklan ini bersifat biasa saja (netral) dan
tidak terlalu banyak berdampak terhadap daya ingin mencoba mereka.
(impact).





BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rata-rata EPIC
rate secara keseluruhan adalah 3.,1587 yang berarti bahwa iklan Indomie Mie
Goreng Rendang versi anak kost berada dalam skala 5, yaitu netral. Responden
bersikap biasa saja terhadap iklan Indomie Mie Goreng Rendang. Sedikit
responden yang tertarik mencoba ( membeli ) Indomie Mie Goreng Rendang
ketika setelah melihat iklan tersebut.

5.2 Saran
1. Dalam membuat iklan, sebaiknya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
berusaha lebih untuk memaksimalkan visual yang dapat menggugah selera
atau daya imajinasi terhadap produknya. Karena ketika iklan makanan
dapat divisualkan secara baik maka daya ingin mencobapun akan semakin
tinggi.
2. Agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi, sebaiknya PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Dalam membuat iklan televisi, selain
menciptakan iklan yang menarik yang mampu menarik perhatian para
audiences (Empathy). juga memperhatikan kemampuan iklan dalam hal
persuation terhadap audiences, Karena pada dasarnya iklan yang menarik
dan disukai oleh audiences (pemirsa) bukan merupakan jaminan bahwa
iklan tersebut akan efektif dalam mempengaruhi audiences untuk tertarik
membeli produk yang ditawarkan.
3. Bagi peneliti lain/selanjutnya, jika ingin menganalisa atau mengukur
efektifitas sebuah iklan hendaknya memilih iklan yang sering ditayangkan
di berbagai media, baik media elektronik ataupun media cetak, dll.,
sehingga dapat meminimalisir kemungkinan munculnya faktor-faktor lain
di luar iklan tersebut yang menjadi pertimbangan audiences dalam
menilai, dan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi, agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan keadaan dilapangan.
Sehingga dapat meminimalisir kemungkinan munculnya faktor-faktor lain
di luar iklan tersebut yang menjadi pertim-bangan audiencesdalam
menilai, dan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi, agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan keadaan dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Durianto, D., Sugiarto., Widjaja, A.W., Supratikno, H. 2003. Invasi Pasar
Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Indah.
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Terjemahan
Benyamin Molan et. al. Jakarta: PT. INDEKS Gramedia.
Riduwan. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Indah.
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan ke 8.
Bandung:ALFABETA.

You might also like