You are on page 1of 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen
Keuangan Lanjutan, yang mana makalah ini dibuat dengan bertujuan untuk
memenuhi tugas yaitu Manajemen Keuangan Lanjutan di Univeritas Widyatama.

Kelompok kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam penyajian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kelompok kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca makalah demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang kelompok kami buat ini dapat
bermanfaat dan menambah ilmu pembacanya.

Demikian makalah ini disusun oleh kelompok kami, apabila ada kata-kata
yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kelompok kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.



Bandung, 20 September 2013


Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

Penganggaran modal dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab
penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa
sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa
mendatang.Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang
untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau
pembahasan kapasitas pabrik misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan
terikat dalam jangka waktuyang panjang, sehingga perputaran dana tersebut
kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun,
tetapi dalam jangka waktu yang lama.Investasi dapat dibagi menjadi empat
golongan :
1.Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)
2.Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit investment)
3.Investasi dalam penggantian equipmen (replacement investment)
4.Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau
memilih berbagai macam alternative investasi. Berikut ini empat metode untuk
menilai suatu usulan investasi:
1.Pay-back Method (PP)
2.Net Present Value (NPV)
3.Internal Rate of Return (IRR)
4. Profitability Index (PI)
BAB II
PEMBAHASAN


A.Pengertian Penggaran Modal
Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Istilah penganggaran modal
digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan
pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipmen baru untuk
memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.

Penganggaran Modal Sebagai Suatu Konsep Investasi
Dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal
melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan
memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.Investasi
membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka
waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Investasi
Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau
pembahasan kapasitas pabrik misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan terikat
dalam jangkawaktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali
menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi
dalam jangka waktu yang lama.
B. Pentingnya Penganggaran Modal
Dalam mengambil keputusan yang menyangkut capital budgeting seorang
manajer dihadapkan pada sejumlah faktor yang saling terkait satu sama lain. Salah
satu faktor yang cukup penting ialah jangka waktu capital budgeting yang relatif
lama shingga pengambilan keputusan sakan menjadi kurang fleksibel. Sebagai
contoh pembeli aktiva dengan umur ekonomis 10 tahun akan memerlukan periode
yang lebih lama sebelum hasil akhir dari tindakan tersebut dapat diketahui. Lebih
jauh lagi, karena penambahan aktiva terkait erat dengan perkiraan penjualan di
masa mendatang, maka keputusan untuk membeli aktiva yang diharapkan akan
terpakai selama 10 tahun memerlukan adanya perkiraan penjualan untuk masa 10
tahun mendatang.
Capital budgeting efektif akan membantu untuk menetapkan saat yang
tepat untuk memperoleh aktiva dan meningkatkan mutu aktiva yang dibeli.
Perusahaan yang telah memperkirakan kebutuhan aktive tetapnya jauh-jauh hari
akan mempunyai cukup waktu luang untuk membeli dan memasang peralatannya
sebelum penjualan mencapai kapasitas penuh.
Pada akhirnya, capital budgeting juga penting karena penambahan aktiva
tetap lazimnya memerlukan pengeluaran yang besar, dan sebelum perusahaan
membelanjakan uang dalam jumlah besar, diperlukan penyusunan rencana yang
matang dan tepat.

C.Jenis Investasi
Investasi dapat dibagi menjadi empat golongan :
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)
Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena
syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk
melaksanakannuya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Misalnya karena air
limbah yang telah digunakan dalam proses produksi jika dialirkan keluar pabrik
akan mengakibatkan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pemerintah
mewajib kanperusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah, sebelum
air tersebut dibuang keluar pabrik.
Kerena sifetnya merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan maka
investasi jenis ini tidak memerlukan pertimbangan ekonomis sebagai kriteria
untuk mengukur perlu tidaknya pengeluara tersebut.

2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit investment)
Investasi ini dimaksudkan untuk menaikan laba, namun laba yang
diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk
dihitung secara teliti.Sebgai contoh adalah pengeluaran biaya promosi produk
untuk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program
pelatihan dan pendidikankaryawan.
Sulit untuk mengukur tambahan laba yang diperoleh dengan adanya biaya
pengeluaran promosi produk, begitu juga sulit untuk mengukur penghematan
biaya (kerena adanya efisiensi) akibat adanya program pelatihan dan pendidikan
karyawan.Biasanya yang dipakai sebagai pedoman dalam mempertimbangkan
jenis investasi iniadalah presentase tertentu dari hasil penjualan (untk biaya
promosi produk),presentase tertentu dari laba bersih perusahaan (untuk biaya
penelitian dan pengembangan), investasi yang sama yang dilakukan oleh
perusahaan pesaing, dan juga uang kas yang tersedia

3. Investasi dalam penggantian equipmen (replacement investment)
Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan
ekuipmen yang ada. Dalam pemakaian mesin dan ekuipmen, pada suatu saat akan
terjadi biaya opersimesin dan ekuipmen menjadi lebih besar dibandingkan dengan
biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru, atau produktivitasnya
tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan. Pada saat ini operasi dengan
menggunakan mesin dan ekuipmen yang ada menjadi tidak ekonomis lagi.
Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan penggantian
mesin dan ekuipmen yang ada adalah informasi akuntansi diferensial yang berupa
aktiva diferensial dan biaya diferensial.
Pengantian mesin dan ekuipmen biasanya dilakukan atas dasar
pertimbangan adanya menghemat biaya (biaya diferensial) yang diperoleh atau
adanya kenaikan produktivitas (pendatapan diferensial) dengan adanya
penggantian tersebut.

4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment)
Invenstasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas
produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas
akan memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan akan
menghasilkan pendapatan diferensial, yang berupa tambahan pendapatan
(revenues), serta memerlukan biaya diferensial, yang berupa tambahan biaya
karena tambahan kapasitas.
Untuk memutuskan jenis investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah
apakah aktiva diferensial yang diperlukan untuk perkuasan usaha diperkiran akan
menghasilkan laba diferensial (yang merupakan selisih antara pendapatan
diferensial dengan biaya diferensial) yang jumlahnya memadai. Kriterian yang
perlu dipertimbangkan adalahtaksiran laba masa yang akan datang (yang
merupakan selisih pendapatan dengan biaya) dan kembalian investasi (return on
investment) yang kan diperoleh karena adanya investasi tersebut.

D. Langkah-Langkah Dalam Melakukan Penganggaran Modal
Dalam melakukan proses penganggaran modal (Capital Budgeting) terdaat
Enam langkah-langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut antara la
in:
1. Biaya proyek harus ditentukan. Hal ini mirip dengan penentuan harga yang
harus dibayar untuk saham atau obligasi.
2. Manajemen mengestimasi arus kas yang diharapkan dari proyek tersebut,
termasuk nilai jual aktiva setelah masa penggunaannya berakhir. Hal ini
sama dengan mengestimasi dividen atau bunga yang akan diterima saham
atau obligasi.
3. Tingkat risiko dari proyeksi arus kas harus diestimasi. Untuk hal ini
manajemen memerlukan informasi mengenai distribusi probabilitas dari
arus kas.
4. Selanjutnya setelah tingkat risiko dari proyeksi arus kas dan tingkat bunga
yang bebas risiko atau krf ditentukan, manajemen menentukan tingkat
diskonto, atau biaya modal yang tepat untuk proyek bersangkutan. Arus
kas dari proyek akan didiskontokan terhadap biaya modal tersebut. Hal ini
sama dengan menentukan tingkat pengembalian yang dipersyaratkan atas
saham
5. Kemudian, arus kas yang diharapkan dinyatakan dalam nilai sekarang
sehingga estimasi nilai aktiva tersebut bagi perusahaan dapat diketahui.
Hal ini sama dengan mencari nilai sekarang dari dividen yang diharapkan
di masa mendatang.
6. Akhirnya, nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dibandingkan
dengan jumlah pengeluaran, atau biaya, dari proyek tersebut; jika nilai
sekarang dari arus kas tersebut melebihi biaya proyek, maka proyek
tersebut dapat diterima. Jika tidak, maka proyek harus ditolak.

E.Kriteria Penilaian Investasi
Dalam penilaian usulan investasi, manajemen memerlukan informasi
akuntansi diferensial sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan
investasi.Informais akuntansi diferensial tersebut dimasukkan kedalam suatu
model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk
memukinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara aleternatif investasi
yang tersedia.Investasi dipilih oleh manajemen berdasarkan model pengambilan
keputusan yang mendasarkan pada jangka waktu pengambilan investasi atau
kemampuan investasi dalam menghasilkan laba.Dalam keputusan penambahan
aktiva tetap, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah aktiva
diferensial yang merupakan tambahan besarnya investasi yang dilakukan dalam
aktiva tetap yang baru, dan pendapatan diferensil yang berupa tambahan
pendapatan yang dihasilkan dengan adanya tambahan aktiva tetap tersebut, serta
biaya diferensial yang berupa tambahan biaya yang akan dikeluarkan dalam
mengoperasikan aktiva tetap tersebut
.Dalam keputusan penggantian aktiva tetap yang didasarkan pada
pertimbangan penghematan biaya, informasi akuntansi manajemen yang
dipertimbangkan adalah biaya diferensial, yang merupakan penghematan
biayaoperasi dimasa yang akan datang sebagai akibat dari penggantian aktiva
tetap tersebut.Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi
atau untuk memilih berbagai macam alternative investasi. Berikut ini empat
metode untuk menilai suatu usulan investasi:
1.Pay-back Method.
2.Net Present Value
3.Internal Rate of Return
4.Profitability Index.

1. Pay-back Method
Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti payoff method
dan pay out method.Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu
usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali
investasi.Keunggulan dan Kelemahan Payback Method, yaitu:
Kebaikan
1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai
rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang
jangka waktu pengembaliannya cepat.
3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
Kelemahan
1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
2) Metode ini tidak memperhatikan pendapatan selanjutnya setelah
investasi pokok kembali.

Rumusan perhitungan pay-back (dalam tahun) dapat dibagi menjadi dua
kelompok :
Rumus perhitungan pay-back period yang belum memperhitungkan
unsur pajak penghasilan

Jika pajak penghasilan belum diperhitungkan dalam penentuan pay-
backperiod, dalam investasi untuk perluasan usaha, pay-back period dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

Contoh 1 :
Tuan A mempunyai rencana akan menginvestasikan uangnya dalam usaha
transport.Menurut rencana Tuan A akan membeli sebuah mobil penumpang
dengan hargaRP.72.000.000 (sudah termasuk bea balik nama). Untuk
meperkirakan dalan jangka waktu beberapa tahun investasi tersebut akan kembali,
Tuan A akan memperkirakan pendapatan diferensial dan biaya diferensial tunai
per bulan dari usahanya sebagaiberikut :
Taksiran pendapatan diferensial Rp. 5.000.000
Taksiran biaya diferensial tunai
(berupa biaya keluardari kantong) Rp. 3.000.000 (-)
Laba tunai per bulan Rp. 2.000.000

Jika dampak pajak penghasilan akibat tambahan laba tunai tidak
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan, investasi tersebut akan kembali
lagi dalam jangka waktu :


(contoh diatas adalah perhitungan Pay-back period jika laba tunai sama setiap
periode)

Rumus Perhitungan Pay-back Period yang Memperhitungkan Unsur
Pajak Penghasilan

Jika dampak pajak penghasilan diperhitungkan, maka penentuan pay-
back period dilakukan dengan rumus berikut ini :


2 Net Present Value Method
Dalam keputusan penggantian aktiva tetap yang didasarkan pada
pertimbangan penghematan biaya, informasi akuntansi manajemen yang
dipertimbangkan adalah biaya diferensial tunai, yang merupakan penghematan
biaya operasi tunai di masa yang akan datang sebagai akibat dari penggantian
aktiva tetap tersebut.
Penghematan biaya tunai yang diperoleh (biaya diferensial tunai)
dengan adanya penggantian aktiva tetap tersebut dikurangi atau ditambah
dengan dampak pajak penghasilan akibat biaya diferensial selama umur
ekonomis aktiva tetap kemudian dinilai tunaikan dengan tarif kembalian
tertentu.
Kelebihan Net Present Value Method
1.Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang
2.Dalam present value method semua aliran kas selama umur proyek
investasi diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi.
KelemahanNet Present Value method
1.Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tariff
kembalian investasi.
2.Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama
jumlah investasi yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai aliran kas
bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman.

Kriteria Penilaian :
Apabila jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari aktiva dirensial, maka
usulan investasi tersebut dianggap mengun tungkan. Dan sebaliknya.
Rumus yang dapat digunakan adalah:
NPV =


n
i n
i
CF
) 1 (
- Io

Dimana:
CF = Cashf low = Proceeds = jumlah uang yang diterima
i = Tingkat Bunga
n = Periode Waktu
lo = Nilai lnvestasi awal ( tahun 0)
Contoh 1 :
PD. Maju Jaya melakukan investasi sebesar Rp. 45.000,-
Proceed adalah selama tiga tahun adalah Rp. 22.500,-.Tingkat suku bunga 10
maka Net Present Valuenya adalah:
Rp.22.500 Rp.22.500 Rp 22.500
Net Present Value = + +
(1+10%)
1
(1+10%)
2
(1+10%)
3

20.454,5 + 18.595 + 16.904 = Rp 55.953,58 Rp 45.000 = Rp. 10.954,-
Usul diterima, karena PD. Maju Jaya memiliki nilai NPV positif, yaitu Rp.10.954.
Apabila nilai NPV PD. Maju Jaya negatif maka proyek tersebut akan ditolak.

Faktor tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat untuk berbagai
tarif kembalian dan janga waktu


Contoh 2:
Mr Frenky merencanakan untuk menginvestasikan dananya untuk
pembelian Mesin Giling seharga Rp. 300.000.000,- . Mesin tersebut diperkirakan
berumur 5 tahun tanpa nilairesidu pada akhir tahun. Atas dasar aliran kas masuk
bersih diperkirakan sebesar Rp.65.000.000 per tahun, dengan tarif kembalian 10%
per tahun.

Berdasarkan informasi tersebut, keputusan apa yang harus diambil dari
investasi tersebut, jika digunakan Present Value Method ?

Kesimpulan: Investasi sebaiknya ditolak, karena aliran kas masuk bersih
lebih kecil dari nilai investasi yang ditanamkan.

3. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang akan menjadikan
jumlah nilai sekarang dari proceeds sama dengan nilai sekarang dari outlay.
Rumus yang dapat digunakan dalam IRR adalah:
P2

P1
IRR = P
1
C
1
x
C2 C1

Dimana:
P1 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV positif
P2 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV negatif
C1 = NPV positif
C2 = NPV negative
Contoh :
Tuan Yatna Supriyatna memiliki sebidang tanah yang akan dibangun
sebuah usaha yaitu Pabrik Susu. Adapun nilai investasi Tuan Yatna adalah Rp.640
juta. Proyek penerimaan untuk kedua usaha adalah sebagai berikut:




Berapakah nilai IRR-Pabrik Susu tersebut?

Pembahasan:
IRR = P
1
C
1
x
1 2
1 2
C C
P P


Dimana:
P
1
adalah presentasi yang menghasilkan NPV Positif
Tahun Pabrik Susu
1 Rp. 50 Juta
2 Rp. 150 Juta
3 Rp. 200 Juta
4 Rp. 250 Juta
5 Rp. 300 Juta
6 Rp. 350 Juta
P
2
adalah presentasi yang menghasilkan NPV Negatif
C
1
adalah NPV Positif
C
2
adalah NPV Negatif

Gunakan metode coba-coba. Misalnya nilai P
1
adalah 19%. Maka nilai C
1

adalah:
Besarnya PV dapat dilihat dan tabel Present Value Interest Factor (tabel Ill)
sebagai berikut:
Tahun Cashflow PVIF (19%) PV
1 Rp. 50 Juta 0,840 Rp. 42,02 Juta
2 Rp. 150 Juta 0,706 Rp. 105,92 Juta
3 Rp. 200 Juta 0,593 Rp. 118,68 Juta
4 Rp. 250 Juta 0,499 Rp. 124,67 Juta
5 Rp. 300 Juta 0,419 Rp. 125,71 Juta
6 Rp. 350 Juta 0,352 Rp. 123,25 Juta
Total PV Rp. 640,26 Juta

NPV = PV Proceed PV Outlays
NPV = Rp. 640,26 juta Rp. 640 juta
NPV = Rp. 260.000
Nilai P1 dan C1 telah diketahui yaitu :
P
1
adalah 19%
C
1
adalah Rp.260.000
Sedangkan untuk mencari nilai C
2
, kita gunakan P
2
misalnya 20%, sehingga nilai
P
2
dan C
2
adalah:
Tahun Cashflow PVIF (20%) PV
1 Rp. 50 Juta 0,833 Rp. 41,67 Juta
2 Rp. 150 Juta 0,694 Rp. 104,17 Juta
3 Rp. 200 Juta 0,579 Rp. 115,74 Juta
4 Rp. 250 Juta 0,482 Rp. 120,56 Juta
5 Rp. 300 Juta 0,402 Rp. 120,56 Juta
6 Rp. 350 Juta 0,402 Rp. 117,21 Juta
Total PV Rp. 619,91 Juta

NPV = PV Proceed PV Outlays
NPV = Rp.619,91 juta Rp.640 juta
NPV = Rp.20,09 juta


P2 P1
IRR = P
1
- C
1
x
C1 C2

20% - 19%
IRR = 19% - 0,26 x = 19% + 0,01% = 19,01%
- 20,09 - 0,26
Sehingga IRR dan Pabrik Susu Tuan Yatna adalah 19,01%

Kriteria penerimaan:
Apabila suatu proyek mempunyai IRR lebih besar daripada biaya dana
(cost of fund) maka proyek diterima.Ini berarti proyek menguntungkan karena ada
kelebihan dana bagi shareholder setelah dana yg dihasilkan proyek digunakan
untuk membayar modal.IRR dibandingkan dengan cost of fund atau hurdle rate.
. Perbedaan IRR dan NPV
Apabila ada satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu
memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan
proyek tersebut.Tapi apabila ada proyek2 yang mutually exclusive, NPV dan IRR
tidak selalu memberikan rekomendasi yg sama.


Ini disebabkan oleh dua kondisi:
1. Ukuran proyek berbeda. Yg satu lebih besar daripada yg lain
2. Perbedaan waktu. Waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda. Satu
proyek aliran kasnya terjadi pada tahun2 awal sementara yg proyek yg
lain aliran kasnya terjadi pada tahun2 akhir

Intinya: untuk proyek2 yg mutually exclusive, pilih proyek dengan NPV
yang tertinggi.

4. Profitability Index (PI)
Merupakan metode perhitungan kelayakan investasi yang membagi antara
Present Value dari Proceeds dengan Present Value dari Outlays. Bila hasilnya
Iebih besar dari 1 maka investasi diterima. Bila hasilnya kurang dari 1, maka
investasi ditolak.
Rumus yang digunakan adalah:
PV Proceeds
Profitability Index =
PV Outlays

Dimana :
PV = Present Value
Outlay = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi
Proceeds = Jumlah uang yang diterima

Contoh :
Jika Arus kas Tiap tahun sama)
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. proceeds
diperkirakan Rp. 40.000.000 per tahun selama 6 tahun dengan rate of return = 10 %
Penyelesaian :
NPV = - Total Investasi + Total PV
NPV = - Rp. 120.000.000 + Rp. 40.000.000 (4,355)
*)

NPV = - Rp. 120.000.000 + Rp. 174.212.000
NPV = Rp. 54.212.000

PI = Total PV/Nilai Investasi

174.212.000
PI = ------------------- = 1,45 > 1 : Proyek diterima
120.000.000

Contoh Perhitungan Jika Arus kas per tahun tidak sama :
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. Tingkat bunga
(Rate of Return) = 10 %, proceeds/cash inflow diperkirakan :
Tahun 1 Rp. 50.000.000 Tahun 4 Rp. 30.000.000
Tahun 2 Rp. 50.000.000 Tahun 5 Rp. 20.000.000
Tahun 3 Rp. 40.000.000 Tahun 6 Rp. 20.000.000

Penyelesaian :
PI = Total PV/Nilai Investasi
160.980.000
PI = ------------------- = 1,34 > 1 : Proyek diterima
120.000.000
D. Konsep Cash Flow
Cara penilaian unsur investasi di dasarkan pada aliran kas cashflow dan
bukan berdasarkan laba yang dilaporkan oleh Neraca dan Rugi Laba. Untuk
menghasilkan keuntungan tambahan, kita harus memiliki kas untuk ditanam
kembali, padahal keuntungan yang dilaporkan oleh neraca belum tentu berbentuk
kas setiap usul pengeluaran modal/capital expenditure.

Terdapat dua jenis cash flow yaitu:
1. Aliran kas keluar netto/net outflow of cash yang diperlukan untuk investasi
baru.
2. Aliran kas masuk netto yaitu hasil dari investasi tersebut net cash proceeds.
Cash flow adalah konsep penting dalam Capital Budgeting. Pendekatan akuntansi
tidak dapat digunakan dalam membuat keputusan untuk melakukan investasi
dengan alasan:
1. Menghitung pengaruh pajak
2. Menghitung earning per share dimasa yang akan datang

Penyusutan (Depresiasi)
Depresiasi adalah alat akuntansi yang akan memotong harga sebenarnya
dari peralatan untuk jangka waktu tertentu sepanjang umur dari hidup peralatan.
Muncul sebagai biaya-biaya dan tidak masuk dalam kas dalam neraca perusahaan.
Ketika biaya memotong income sebelum pajak. Depresiasi dapat meningkatkan
cash flow dari perusahaan.
Contoh 1:
PT. KEMANG JAYA berniat membeli mesin baru untuk mengganti mesin lama
yang sudah tidak efisien, harga mesin baru adalah Rp. 60.000,- untuk penggunaan
tiga tahun. Harga mesin lama apabila dijual adalah Rp. 15.000,- dengan sisa
waktu penggunaan tiga tahun lagi. Penghematan biaya yang terjadi adalah Rp.
27.500,- sebelum pajak, pajak 40%.
Dasar Akuntansi Dasar Cashflow
Penqhematan biaya 27.500 27.500
Depresiasi
Mesin Baru 20.000
Mesin Lama (5.000)
15.000
Keuntungan Kena Pajak 12.000
Pajak (40% X 12.500) (5.000)
Keuntungan Setelah Pajak 7.500
Cash Flow Proceed 22.500

Maka nilai dari Net Cashflow PT.KEMANG JAYA dapat dihitung dengan rumus
berikut:
Net Cashflow = Keuntungan Setelah Pajak + Depresiasi
Net Cashflow = $.7.500 + $.15.000 = $ 22.500
Kesimpulan: Nilai Net Cashflow PT. KEMANG JAYA adalah $ 22.500

Pola Cash Flow

Pola cash flow dan PT. KEMANG JAYA adalah sebagai berikut:
0 1 2 3
Cash Outlay $.45.000*
Proceed $. 22.500 $. 22.500 $. 22.500

Apakah investasi tersebut diterima atau ditolak, digunakan metode lain yang akan
menerima investasi tersebut.










KESIMPULAN

1. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenal dan
dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu 1 tahun
disebut Capital Budgeting.
2. Cara penilaian unsur investasi di dasarkan pada aliran kas cashflow dan bukan
berdasarkan laba yang dilaporkan oleh neraca dan rugi laba.
3. Depresiasi adalah alat akuntansi yang akan memotong harga sebenarnya dari
peralatan untuk jangka waktu tertentu sepanjang umur dari hidup peralatan.
4. Ada 4 (empat) metode penilaian usul-usul investasi yaitu : Payback Period,
Net Present Value, Profitability Index, Internal Rate of Return.





















DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/96156775/makalah-penggaran-modal
http://henrypangaribuan10.wordpress.com/2011/11/03/pv-npv-dan-irr/
http://www.gobookee.net/get_book.php?u=aHR0cDovL3RoZXNpcy5iaW
51cy5hYy5pZC9kb2MvQmFiMi9iYWIyXzA1LTkzLnBkZgpCQUIgSUk
gTEFOREFTQU4gVEVPUkk=
http://belajarmanagement.wordpress.com/2009/08/22/metode-penilaian-
profitabilitas-investasi/
http://id.termwiki.com/EN:Profitability_index
http://en.wikipedia.org/wiki/Profitability_index
http://id.wikipedia.org/wiki/IRR
http://baduttumin.files.wordpress.com/2009/06/chapter-7.ppt
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&
ved=0CCYQFjAA&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroup
s%2F23378711%2F2124412543%2Fname%2Fkwul%2Blanjt%2B10%2B
-%2B13%2BUCE.doc&ei=nUk7UtOOOonrrAf14IDQDg&usg=AFQjCN
FNMfkRwtqI3l8RxNpfGxUCOrSXzA&bvm=bv.52434380,d.bmk

You might also like