You are on page 1of 6

Istilah, tujuan dan manfaat

Buckle (2002) mendefinisikan aromaterapi klinis sebagai pemakaian minyak esensial untuk hasil
tertentu yang dapat diukur. Orang Mesir kuno menggunakan aromaterapi untuk meredakan nyeri,
dan pada abad ke-19, daun rosemary dibakar di rumah sakit untuk pengasapan. Sekarang, ahli
aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil kesehatan yang positif
termasuk perbaikan alam perasaan, edema, jerawat, alergi, memar, dan stres (Kozier, 2010).
Aromaterapi adalah istilah yang dipakai untuk proses penyembuhan yang menggunakan sari
tumbuhan aromatik murni (Online Support, 2009).
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk
membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta
membangkitkan jiwa raga. Esessial oil yang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan
dari berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah yang memiliki
khasiat untuk mengobati (Hutasoit, 2002).
Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan konsentrasi minyak esensial yang
sangat aromatik yang diekstrasi dari tumbuh-tumbuhan. Menghirup minyak aromaterapi sendiri
dianggap sebagai cara penyembuhan yang paling langsung dan cepat. Hal ini dikarenakan
molekul-molekul dari minyak esensial yang mudah menguap bereaksi langsung dengan organ
penciuman dengan cara dipersepsikan oleh otak (Vitahealth, 2006).

Manfaat aromaterapi antara lain mengatasi insomnia dan depresi, meredakan kegelisahan;
mengurangi perasaaan ketegangan; meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran,
dan jiwa yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif. Aromaterapi tidak
hanya bekerja bila ada gangguan, tetapi juga dapat menjaga kestabilan ataupun keseimbangan
sistem yang terdapat dalam tubuh sehingga tubuh menjadi sehat dan menarik. Oleh sebab itu,
aromaterapi merupakan pengobatan holistis untuk menyeimbangkan semua fungsi tubuh.

Jenis-jenis
Tidak ada tipe yang berbeda pada aromaterapi, tapi komersialisasi dan modernisasi telah
membawa dua macam aromaterapi, minyak esensial untuk tujuan terapi dan minyak esensial
untuk minyak wangi, kesenangan, rekreasi atau kebersihan. Minyak atsiri dapat wewangian atau
parfum dan masih kurang dalam nilai terapeutik. Untuk minyak esensial untuk perawatan, ia
harus berada dalam kelas terapeutik aromaterapi. Selain itu, minyak esensial harus diekstrak,
disiapkan dan disimpan dengan baik untuk menjadi terapeutik.

Sumber bahan
Menurut Online Support Minyak Terapi (2009) ada beberapa bahan minyak aromaterapi :
a. Cendana / Sandalwood (Santalum Album)
Termasuk dalam minyak esensial utama. Berasal dari kayu tanaman cendana. Bekerja lambat
tetapi memiliki efek kerja yang dalam dan lama. Mempunyai efek stimulasi sekaligus efek
relaksasi. Karena efek relaksasinya, minyak sangat baik digunakan untuk mengatasi rasa cemas,
tegang, dan ketakutan. Cendana juga mempenyai efek penenang dan dapat membantu mengatasi
masalah gangguan tidur. Pada perawatan kulit, minyak ini berfungsi sebagai pelembut dan
penyejuk yang sangat baik digunakan pada kulit kering, berkerut, berkerak, atau pada kulit
meradang karena sinar matahari. Rasa gatal yang timbul pada kulit juga dapat dihilangkan
dengan minyak cendana.
b. Lemon (Citrus Lemon)
Termasuk minyak esensial sekunder. Berasal dari bagian buah tanaman, merupakan minyak
esensial dengan daya kerja tinggi, mudah menguap. Menyegarkan badan dan melancarkan
sirkulasi tubuh. Sebagai tonikum yang kaya akan vitamin C, ampuh mengatasi berbagai macam
infeksi dan gangguan pencernaan. Sangat banyak digunakan untuk terapi perawatan kulit.
Baik digunakan untuk influenza dan sakit tenggorokan. Menguatkan sistem kekebalan tubuh.
Membangkitkan nafsu makan. Meringan sakit karena rematik dan nyeri sendi. Menyegarkan
pikiran dan meningkatkan konsentrasi. Membantu menghilangkan depresi dan kecemasan.

c. Jasmine (Jasminum Grandiflorum)
Berasal dari bagian bunga. Bermanfaat untuk mengurangi depresi dan rasa cemas. Menyejukkan,
meningkatkan kepekaan, kejernihan pikiran, ketenangan, menghangatkan emosi, membantu
keteraturan sistem pernafasan dan mengurangi iritasi karena batuk. Bersifat sebagai afrodisiak
dan dapat dipakai untuk perawat kulit kering dan kulit sensitif.

d. Mawar (Rosa Centifolia)
Berasal dari bagian bunga dan kelopak bunga. Menyeimbangkan fungsi-fungsi tubuh,
membangkitkan semangat, memperbaiki suasana hati (relaksasi), menenangkan, antidepresan.
Bersifat sebagai antioksidan dan penguat jantung. Dapat dipakai sebagai inhaler pada penderita
asma dan sebagai perawatan pada kulit sensitif, kulit kering, dan kulit alergi.
e. Green Tea (Camellia Sinensis)
Berasal dari bagian daun, bersifat sebagai antioksidan kuat dan antiradikal bebas.
Menenangkan pikiran. Membangkitkan semangat, memperbaiki konsentrasi. Dapat dipakai
untuk melembutkan dan melindungi kulit. Membantu menyeimbangkan fungsi sel tubuh,
meningkatkan fungsi liver, membantu menguraikan asam lemak, menurunkan kadar gula dalam
darah, melancarkan sistem pencernaan dan urin. Menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki
sistem peredaran darah, dapat mengatasi tekanan darah tinggi, membantu mengeluarkan dahak
dan membersihkan paru.

f. Lavender (Lavendula Augustfolia)
Berasal dari bagian bunga dan kelopak bunga, salah satu minyak terapi yang popular dipakai
sebagai antiseptik dan penyembuhan luka. Mempunyai efek relaksasi maupun perangsang,
menenangkan kecemasan dan depresi. Minyak lavender digunakan untuk mengatasi masalah
pencernaan, gangguan menstruasi, sumbatan pada hidung dan sakit tenggorokan karena
influenza. Menghilangkan sakit kepala, nyeri sendi, dan nyeri lainnya. Mengatasi radang kulit
akibat gigitan serangga, bisul, bercak, ruam, dan luka bakar. Merangsang pertumbuhan sel untuk
regenerasi pada kulit yang luka. Dapat untuk mengatasi jamur pada kulit.
g. Pine (Pinus Sylvestris)
Berasal dari bagian bunga dan buah. Aromaterapi cemara bermanfaat untuk mengatasi gangguan
paru-paru seperti influenza, sakit tenggorokan, bronchitis, tuberculosis dan radang paru-paru
(pneumonia). Banyak digunakan sebagai bahan membuat sabun karena efek aroma dan sifat
desinfektan. Merangsang tubuh untuk membentuk mukosa, sehingga dipakai untuk radang
tenggorokan (laryngitis). Dapat dipakai sebagai antiseptik dan antibakteri. Bermanfaat untuk
membantu perawatan infeksi saluran urin dan ginjal, melancarkan buang air kecil dan peredaran
darah. Dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka di kulit dan iritasi kulit. Aroma
cemara memberikan kesegaran dan membangkitkan semangat. Sangat berguna untuk mengatasi
kelelahan fisik dan mental.

3.Cara Pengguanaan Aromaterapi
Terapi aroma dapat digunakan melalui berbagai cara yaitu melalui :
a. Inhalasi
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan metode terapi aroma
yang paling simpel dan cepat. Inhalasi juga merupakan metode yang paling tua dalam
penggunaan aromaterapi. Aromaterapi masuk dari luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap
dengan mudah, melewati paru-paru di alirkan ke pembuluh darah melalui alveoli (Buckle, 2003).
Cara inhalasi terbagi atas inhalasi langsung dan tidak langsung. Inhalasi aromaterapi secara
langsung yakni tissue atau gulungan gabus dan steam, sementara untuk inhalasi aromaterapi
secara tidak langsung seperti pengharum atau penyegar ruangan
b. Pijat
Teknik pijat adalah yang paling umum. Melalui pemijatan, daya penyembuhan yang terkandung
oleh minyak esensial bisa menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh, mempengaruhi
jaringan internal dan organ-organ tubuh. Karena minyak esensial sangat berbahaya bila
diaplikasikan langsung ke kulit dalam bentuk minyak yang murni. Minyak esensial baru bisa
digunakan setelah dilarutkan dengan minyak dasar seperti, minyak zaitun, minyak kedelai, dan
minyak tertentu lainnya (Departement of Health, 2007).


c. Kompres
Penggunaan terapi aroma melalui kompres hanya sedikit membutuhkan minyak aromaterapi.
Kompres hangat dengan minyak terapi aroma dapat digunakan untuk menurunkan nyeri
punggung dan nyeri perut. Kompres dingin yang mengandung minyak lavender digunakan pada
bagian perineum saat kala II persalinan (Departement of Health, 2007).

d. Berendam
Cara lain dalam menggunakan aromaterapi adalah dengan menambahkan tetesan minyak esensial
ke dalam air hangat yang digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak esensial akan
membuai perasaan dan membuat pasien rileks, melarutkan pegal-pegal dan nyeri, juga memberi
efek yang merangsang dan mengembalikan energi. Pasien akan memperoleh menfaat tambahan
dari menghirup uap harum. Minyak esensial aromaterapi yang menguap dari air panas
(Hadibroto & Alam, 2001).
Berendam dengan menggunakan aromaterapi dapat mengendurkan otot yang tegang setelah
bekerja seharian, berendam pada air hangat merupakan saat yang menyenangkan. Untuk
berendam membutuhkan sekitar 5-8 tetes dari jenis essensial oil yang telah dipilih (Hutasoid,
2002).





Aktivitas Biologi
Buckle (1999) mengemukakan bahwa ada dua mekanisme kerja senyawa aroma pada sistem
syaraf pusat, yaitu melalui sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman (Olfactory system).
Mekanisme kerja senyawa aroma pada sistem syaraf pusat terhadap sistem g-aminobutiric acid
(GABA) lebih rinci diterangkan oleh Aoshima et al. (1996, 1997, 1999 dan 2001) dan Hossain et
al. (2002).
1. Sirkulasi Tubuh
Minyak atsiri akan diserap oleh tubuh bila diminum atau dioleskan pada permukaan kulit.
Senyawa-senyawa volatil dalam minyak atsiri akan dibawa ke sirkulasi tubuh yaitu sirkulasi
darah dan sirkulasi limfatik (berkaitan dengan getah bening), melalui proses pencernaan dan
penyerapan kulit oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Pembuluh-pembuluh kapiler tersebut akan
mendistribusikan senyawa volatil ke organ-organ sasaran (Buckle, 1999).
2. Sistem Penciuman
Senyawa aroma yang relatif mudah menguap masuk ke dalam rongga hidung dengan cara
diinhalasi, molekul-molekul aroma yang dinhalasi diterima sistem olfactory. Pada sistem itu,
molekul aroma akan diterima oleh sel syaraf olfactory ephitelium. Sel syaraf ini memiliki 50 juta
sinaps (ujung sel syaraf), kemudian molekul aroma tersebut dikirim dalam bentuk pesan ke pusat
penciuman yang terletak di bagian belakang hidung. Sel-sel syaraf menterjemahkan bau tersebut
dan mengirimkanya ke sistem limbik dalam otak yaitu talamus. Talamus terdiri dari hipotalamus
dan hipofisis (Aoshima et al., 2001; Buckle,1999; Davis dan Whalen, 2001).
3. Kerja Senyawa Aroma pada Sistem GABA
Aoshima dan Hamamoto (1999) menjelaskan bahwa senyawa-senyawa aroma
(citronellol, citronellal, a-pinen, cineole, 4-terpineol, dan a-terpineol) berikatan pada bagian a
dan b GABA. Penelitian ini membuktikan bahwa senyawa aroma yang masuk baik melalui kulit,
hidung, ataupun mulut dapat memodulasi transmisi syaraf dalam otak pada reseptor GABA
A

hingga mempengaruhi rasa mood dan kecerdasan.
Penjelasan ini dikemukakan dengan hipotesis bahwa senyawa-senyawa sedatif seperti
benzodiazepine, barbiturate, steroid dan anestetika bekerja dengan cara yang sama. Hasil
penelitian ini merupakan perkembangan pesat bagi aromaterapi. Gambaran peningkatan
postesiasi GABA dengan ikatan sisi reseptor GABA
A
senyawa aroma diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh senyawa aroma pada respon kerja GABA*
Senyawa
Respon dalam persen (%)
10 mL
GABA
30 mL
GABA
100 mL
GABA
1000
mL
GABA
Kontrol 100 100 100 100
Lavender terapi 0,1 mL/ml 188+12 147+11 113+6 91+4
0,63 mM a-pinene 149+16 157+9 98+2 117+12
0,65 Eugeunol 356+58 234+21 140+3 102+10
0,55 mM Citronellol 301+32 146+12 101+5 92+2
0,56 mM Citronellal 224+11 123+6 108+7 90+1
0,84 mM Alkohol dari daun
segar
218+11 142+1 135+5 94+2
0,61 mM Hinocitiol 297+16 132+6 91+0 102+2
* Diambil dari Aoshima dan Hamamoto (1999)

Citronellol memberikan respon terhadap reseptor GABA
A
. Kerja senyawa tersebut mirip
dengan benzodiazepine yang mempotensiasi neurotransmitter GABA
A
. Seperti yang terlihat
pada Tabel 1, pada konsentrasi 0,55 mM citronellol memberikan kenaikan respon terhadap 10
mM GABA sebesar 301 %, sedangkan respon terhadap GABA dengan konsentrasi 30 mM hanya
sebesar 146 %.
Minyak atsiri atau kombinasi seyawa-senyawa atsiri akan memberikan respon lebih
baik terhadap GABA dibandingkan dengan senyawa tunggalnya, hal ini dibuktikan jika
tiga senyawa terpen dengan gugus yang berbeda dikombinasikan, seperti yang terlihat
pada Tabel 2.
Pada Tabel 2, kombinasi senyawa-senyawa atsiri golongan terpen alkohol, aldehida, eter,
dan keton memberikan respon yang lebih tinggi terhadap GABA dibandingkan dengan senyawa
tunggalnya. Berikut kombinasi senyawa-senyawa atsiri berbagai gugus fungsi disajikan dalam
Tabel 2.
Tabel 2* Perbandingan potensiasi terhadap GABA dari 4-terpinenol, citral, cineole, dan butanol
dan kombinasinya.
Senyawa Respon (GABA 1 mM) %
a. 4-Terpineol (0,61 mM) dan citral 0,58 mM)
1. Kontrol 100
2. 4-Terpineol 575 + 53
3. Citral 218 + 22
4. Kombinasi 400 + 80
b. 4-Terpineol (0,61 mM) dan cineole(0,60 mM)
1. Kontrol 100
2. 4-Terpineol 697 + 62
3. Cineole 370 + 21
4. Kombinasi 457 + 42
c. 4-Terpineol (0,61 mM) dan butanol (11 mM)
1. Kontrol 100
2. 4-Terpineol 606 + 21
3. 1-Butanol 316 + 22
4. Kombinasi 609 + 21
* Aoshima et al. (2001)



Sifat fisika kimia
Sebagian besar minyak atsiri mempunyai sifat fisika kimia sebagai berikut :
1. Bau khas.
2. Tidak larut dalam pelarut air, larut dalam eter, kloroform, dan pelarut organik lain.
3. Sebagian komponen kandungan minyak mudah menguap.
4. Yang mengandung fenol dapat membentuk garam
5. Dapat membentuk kristal.
Kandungan kimia semua minyak atsiri merupakan senyawa campuran dan tidak pernah dalam
bentuk tunggal, misal minyak kapulaga mengandung 5 komponen besar seperti cineol, borneol,
limonen, alfa-terpinilasetat dan alfa terpinen. Jika diuraikan, cineol berbau sedap tapi pedas
seperti minyak kayu putih. Borneol berbau kamper seperti kapur barus, limonen harum seperti
jeruk keprok, alfa-terpinilasetat berbau jeruk purut, sedang alfa terpinen berbau jeruk citrun.
Nah, campuran dari kelima komponen itulah yang membuat aroma khas kapulaga.
Dari semua jenis minyak atsiri sebenarnya tersusun dari jalur biosintesis metabolit sekunder :
Asetat- mevalonat untuk golongan terpenoid.
Jalur sikimat-fenil propan untuk golongan aromatik.
Contoh kerangka minyak atsiri :
1. Monoterpen yaitu :
a. Asiklis.
b. Siklis
2. Seskuiterpen.
3. Senyawa fenil propanoid

You might also like