You are on page 1of 17

Infark Serebri Halaman 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Stroke atau penyakit serebrovaskular adalah setiap gangguan neurologik mendadak yang
terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.
Stroke digunakan sebagai istilah spesifik untuk menjelaskan infark serebrum.
Gangguan pasokan aliran darah ke otak bisa terjadi di mana saja di dalam arteri-
arteri yang membentuk Circulus Arteriosus Willisi (A. carotis interna dan A.
vertebrobasilar beserta cabang-cabangnya). Secara umum, apabila aliran darah ke
jaringan otak terputus selama 15-20 menit, akan mengakibatkan terjadinya infark atau
kematian jaringan. Proses patologik yang mendasari mungkin bisa merupakan salah satu
dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memvasklarisasi otak.
Patologinya, bisa berupa keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri (misalnya pada
aterosklerosis dan thrombosis, robeknya diniding pembuluh darah, atau peradangan),
berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah (misalnya pada syok,
hiperviskositas darah), gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang
berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium, dan yang terakhir adanya ruptur
vaskular di dalam jaringan otak atau pada spatium subarachnoidea.
Sebagai penyebab kematian dan kecacatan, penyakit peredaran darah otak
menempati angka yang tinggi, terutama pada orang tua. Di negara yang telah maju
(USA) menempati tempat ke-3 sebagai kausa kematian setelah penyakit jantung koroner
dan penyakit kanker. Dikemukakan terdapat 500.000 stroke baru setiap tahunnya dan
200.000 daripadanya meninggal dunia. Bila dihitung dari seluruh sebab kematian di
negara itu angka tersebut mendekati 11%. Diperkirakan prevalensi 20 per 1000 pada
tingkat umur 45-54, 60 per 1000 pada golongan umur 65-74 tahun dan 95 per 1000 pada
golongan umur 75-85 tahun. Sebagai penyebab morbiditas, stroke diperkirakan terdapat
pada 1,6 juta penduduk Amerika, di mana 40% memerlukan pelayanan khusus dengan
10% memerlukan perawatan total.


Infark Serebri Halaman 2

1.2. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui definisi infark serebri
Mahasiswa mengetahui etiologi dan patofisiologi infark serebri
Mahasiswa mampu mengidentifikasi gejala dari infark serebri
Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dan memberikan terapi yang tepat
Mahasiswa mengetahui komplikasi dan prognosis pasien

Infark Serebri Halaman 3

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. ANATOMI CEREBRUM
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak dan terletak di fossa crania anterior dan
medius serta menempati seluruh cekungan tempurung tengkorak.
Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi dua
belahan yaitu hemisfer serebrum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu sama lain
oleh corpus callosum, suatu pia tebal yang mengandung sekitar 300 juta akson saraf yang
melintangi kedua hemisfer.
Setiap hemisfer terdiri dari sebuah lapisan luar yang tipis yaitu substansia grissea
(bahan abu-abu) atau korteks serebri, menutupi bagian tengah yang lebih tebal yaitu
substansia alba (bahan putih). Jauh di sebelah dalam substansia alba terdapat substansia
grissea lain yaitu nukleus-nukleus basal.
Korteks serebri sebagai suatu massa kelabu menutupi hemispherium serebri setebal
1,5 - 4 mm, terdiri dari 6 lapisan:
Stratum molekulare: mengandung pembuluh darah, sedikit sel, sebagian besar terdiri
atas serabut-serabut yang berjalan sejajar permukaan (sel horisontal dari Cajal)
Stratum granuler eksternal: banyak mengandung sel-sel neuron yang kecil sehingga
tampak granuler, terdapat sel-sel piramidal yang kecil
Stratum piramidalis eksterna, mengandung sel-sel piramid berukuran sedang
Stratum granuler internum, mengandung sel-sel neuron kecil
Stratum piramidalis interna: mengandung sel piramid raksasa yang disebut sel Betz
Stratum multiformis, mengandung bermacam-macam bentuk sel
Cerebrum terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah:
Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada di paling depan dari Otak Besar.
Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
Infark Serebri Halaman 4

kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas,
kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan
visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap
objek yang ditangkap oleh retina mata.




Infark Serebri Halaman 5

2.2. SIRKULASI PEREDARAN DARAH OTAK
Otak memperoleh darah dari dua pembuluh darah besar : karotis atau sirkulasi anterior
dan vertebra atau sirkulasi posterior. Masing-masing sistem terlepas dari arkus aorta
sebagai pasangan pembuluh : karotis komunis kanan dan kiri dan vetebra kanan dan kiri.
Masing-masing karotis membentuk bifurkasi untuk membentuk arteri karotis interna dan
eksterna. Arteri vetebra berawal dari arteri subklavia. Vetebra bergabung membentuk
arteri basiler, dan selanjutnya memecah untuk membentuk kedua arteri serebral posterior
yang mensuplai permukaan otak inferior dan mediana juga bagaian lateral lobus
oksipital.
Sirkulasi Willisi adalah area dimana percabangan areti basilar dan karotis interna
bersatu. Sirkulasi terdiri atas dua arteri serebral, arteri komunikans aterior, kedua arteri
serebral posterior, dan kedua arteri komunikans arterior.

Jaringan sirkulasi ini memungkinkan darah bersirkulasi dari satu hemisfer ke
hemisfer lain dan dari bagian anterior ke posterior otak. Ini merupakan sistem yang
memungkinkan sirkulasi kolateral jika satu pembuluh mengalami penyumbatan. Namun
bukanlah hal yang tidak, lazim untuk sebagian pembuluh di dalam Sirkulasi Willisi
mengalami atropi atau bahkan abses. Hal ini bertanggung jawab terhadap perbedaan
klinis diantara pasien dengan lesi yang sama. Misalnya suatu sumbatan pada arteri
Infark Serebri Halaman 6

karotis pada individu dengan Sirkulasi Willisi pasien sempurna mungkin benar-benar
asimptomatik, tetapi pada mereka dengan Sirkulasi Willisi inkonplit dapat menunjukkan
infark serebral masif.

Infark Serebri Halaman 7

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. DEFINISI
Infark serebri adalah kematian neuron-neuron, sel glia dan sistem pembuluh darah yang
disebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi. Infark cerebri juga di kenal sebagai stroke
iskemik, terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak terganggu
sehingga aliran darah otak terganggu.
Menurut kriteria WHO (1995), stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan
fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun
global, berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak.
3.2. EPIDEMIOLOGI
Sebagai penyebab kematian dan kecacatan, penyakit peredaran darah otak menempati
angka yang tinggi, terutama pada orang tua. Di negara yang telah maju (USA)
menempati tempat ke-3 sebagai kausa kematian setelah penyakit jantung koroner dan
penyakit kanker. Dikemukakan terdapat 500.000 stroke baru setiap tahunnya dan
200.000 daripadanya meninggal dunia. Bila dihitung dari seluruh sebab kematian di
negara itu angka tersebut mendekati 11%. Diperkirakan prevalensi 20 per 1000 pada
tingkat umur 45-54, 60 per 1000 pada golongan umur 65-74 tahun dan 95 per 1000 pada
golongan umur 75-85 tahun. Sebagai penyebab morbiditas, stroke diperkirakan terdapat
pada 1,6 juta penduduk Amerika, di mana 40% memerlukan pelayanan khusus dengan
10% memerlukan perawatan total.
3.3. ETIOLOGI
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke
otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis
sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena
setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah,
kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Infark Serebri Halaman 8

Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat
karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau
satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling sering terjadi
pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup
jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang
menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah
dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan
menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan
amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan
darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami
kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau
irama jantung yang abnormal.
3.4. PATOFISIOLOGI
Dalam kondisi normal, aliran darah otak orang dewasa adalah 50-60 ml/100 gram. Berat
otak normal rata-rata dewasa adalah 1300-1400 gram. Pada keadaan demikian, kecepatan
otak untuk memetabolisme oksigen kurang lebih 3,5 ml/100gr. Bila aliran darah otak
turun menjadi 20-25 ml/100 gr akan terjadi kompensasi berupa peningkatan ekstraksi
oksigen ke jarinagn otak sehingga fungsi-fungsi sel saraf dapat dipertahankan.
Proses patofisiologi stroke iskemik selain kompleks dan melibatkan patofisiologi
permeabilitas sawar darah otak, juga menyebabkan kerusakan neural yang
mengakibatkan akumulasi glutamat di ruang ekstraseluler, sehingga kadar intraseluler
akan meningkat melalui transport glutamat, dan akan menyebabkan ketidakseimbangan
ion natrium yang menembus membran. Secara umum patofisiologi stroke iskemik
meliputi dua proses yang terkait, yaitu:
1. Perubahan Fisiologi pada Aliran Darah Otak
Adanya sumbatan pembuluh darah akan menyebabkan otak mengalami
kekurangan nutrisi penting seperti oksigen dan glukosa, sehingga daerah pusat
yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut akan mengalami iskemik sampai
Infark Serebri Halaman 9

infark. Pada otak yang mengalami iskemik, terdapat gradien yang terdiri dari
ischemic core (inti iskemik) dan penumbra (terletak di sekeliling iskemik
core). Pada daerah ischemic core, sel mengalami nekrosis sebagai akibat dari
kegagalan energi yang merusak dinding beserta isinya sehingga sel akan
mengalami lisis. Sedangkan daerah di sekelilingnya, dengan adanya sirkulasi
kolateral maka sel-sel belum mati, tetapi metabolisme oksidatif dan proses
depolarisasi neuronal oleh pompa ion akan berkurang. Daerah ini disebut sebagai
penumbra iskemik. Bila proses tersebut berlangsung terusmenerus, maka sel
tidak lagi dapat mempertahankan integritasnya sehingga akan terjadi kematian sel
yang secara akut timbul melalui proses apoptosis.
Daerah penumbra berkaitan erat dengan penanganan stroke, dimana
terdapat periode yang dikenal sebagai window therapy, yaitu 6 jam setelah
awitan. Bila ditangani dengan baik dan tepat, maka daerah penumbra akan dapat
diselamatkan sehingga infark tidak bertambah luas.
2. Perubahan Kimiawi yang Terjadi pada Sel Otak akibat Iskemik
Pengurangan terus menerus ATP yang diperlukan untuk metabolisme sel. Bila
aliran darah dan ATP tidak segera dipulihkan maka akan mengakibatkan
kematian sel otak. Otak hanya bertahan tanpa penambahan ATP baru selama
beberapa menit saja.
Berkurangnya aliran darah ke otak sebesar 10-15cc/100gr akan
mengakibatkan kekurangan glukosa dan oksigen sehingga proses metabolisme
oksidatif terganggu. Keadaaan ini menyebabkan penimbunan asam laktat sebagai
hasil metabolisme anaerob, sehingga akan mempercepat proses kerusakan otak.
Terganggunya keseimbangan asam basa dan rusaknya pompa ion karena
kurang tersedianya energi yang diperlukan untuk menjalankan pompa ion.
Gagalnya pompa ion akan menyebabakan depolarisasi anoksik disertai
penimbunan glutamat dan aspartat. Akibat dari depolarisasi anoksik ini adalah
keluarnya kalium disertai masuknya natrium dan kalsium. Masuknya natrium dan
kalsium akan diikuti oleh air, sehingga menimbulkan edema dan kerusakan sel.

Infark Serebri Halaman 10

3.5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh
darah dan lokasinya.
Gejala-gejala penyumbatan sistem karotis:
1. Gejala-gejala penyumbatan arteri karotis interna:
buta mendadak (amaurosis fugaks)
disfasia bial gangguan terletak pada sisi yang dominan
hemiparesis kontra lateral
2. gejala-gejala penyumbatan arteri serebri anterior:
hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan kedua tungkai lebih menonjol
gangguan mental (bila lesi di frontal)
gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh
inkontinensia
bisa kejang-kejang
3. Gejala-gejala penyumbatan ateri serebri media:
bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi hemiparesis yang sama, bila tidak di
pangkal, maka lengan lebih menonjol.
hemihipestesia
gangguan fungsi luhur pada korteks hemisfer dominan yang terserang.
4. gangguan pada kedua sisi:
hemiplegi dupleks
sukar menelan
gangguan emosional, mudah menangis.
Gejala gangguan sistem vertebro-basiler:
1. Gangguan pada arteri serebri posterior
hemianopsia homonim kontra lateral dari sisi lesi
hemiparesis kontralateral
hilangnya rasa sakit, suhu, sensorik proprioseptif kontralateral.

Infark Serebri Halaman 11

2. Gangguan pada arteri vertebralis
Bila sumbatan pada sisi yang dominan dapat terjadi sindrom Wallenberg. Sumbatan
pada sisi yang tidak dominan seringkali tidak menimbulkan gejala.
3.6. DIAGNOSA
Dari pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan patologi
anatomi.
1. Pemeriksaan Radiologi
a. CT Scan
Computed Tomography Scan juga disebut CT scan, merupakan proses
pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X untuk mengambil gambar otak.
Dengan menggunakan komputer, beberapa seri gambar sinar-X akan
memperlihatkan gambar tiga dimensi kepala dari beberapa sudut. CT scan dapat
menunjukkan ; jaringan lunak, tulang, otak dan pembuluh darah. Pemeriksaan ini
dapat menunjukkan area otak yang abnormal, dan dapat menentukan penyebab
stroke, apakah karena insufisiensi aliran darah (stroke iskemik), rupture pembuluh
darah (hemoragik) atau penyebab lainnya. CT scan juga dapat memperlihatkan
ukuran dan lokasi otak yang abnormal akibat tumor, kelainan pembuluh darah,
pembekuan darah, dan masalah lainnya.
Pada CT scan, gambaran infark terlihat normal pada 12 jam pertama.
Manifestasi pertama terlihat tidak jelas dan terlihat gambaran pembekuan putih
pada salah satu pembuluh darah, seperti kehilangan gambaran abu-abu-putih, dan
sulcus menjadi datar (effacement). Setelah itu, gambaran yang timbul secara
progresif menjadi gelap pada area yang terkena infark, dan area ini akan menjalar
ke ujung otak, yang melibatkan gray matter dan white matter. Kemungkinan
region yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan menggunkan CT scan atau
karena bagian dari otak (brainstem, cerebellum) dengan menggunakan CT scan
tidak menunjukkan bayangan yang jelas.
Perdarahan intracerebral akan mengalami kesalahan interpretasi sebagai
stroke iskemik jika computed tomography tidak dilakukan 10-14 hari setelah
Infark Serebri Halaman 12

stroke. CT scan menunjukkan nilai positif pada stroke iskemik pada beberapa
pasien dengan serangan stroke sedang sampai dengan berat setelah 2 sampai
dengan 7 hari serangan akan tetapi tanda-tanda iskemik sulit didapatkan pada 3
sampai ddengan 6 jam kejadian. Tanda-tanda infark pada computed tomography
yaitu grey matter mengalami isodense dengan white matter, kehilangan basal
ganglia dan hyperdense artery. Infark timbul apabila otak tidak menerima suplai
darah yang cukup maka otak akan mati. Infark dapat berbentuk sangat kecil dan
bulat. Infark lakunar biasa ditemukan pada bagian intrakranial seperti (ganglia
basalis, thalamus, kapsula interna dan batang otak).
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI adalah suatu alat diagnostik gambar berteknologi canggih yang
menggunakan medan magnet, frekuensi radio tertentu dan seperangkat computer
untuk menghasilkan gambar irisan penampang otak. MRI mendeteksi kelainan
neurology lebih baik dari CT scan misalnya stroke, abnormalitas batang otak dan
cerebellum, dan multiple sclerosis. MRI dapat mengidentifikasi zat kimia yang
terdapat pada area otak yang membedakan tumor otak dan abses otak. Perfusi
MRI dapat digunakan untuk mengestimasi aliran darah pada sebagian area.
Diffusi MRI dapat digunakan untuk mendeteksi akumulasi cairan (edema ) secara
tiba-tiba. MRI menggunakan medan magnet untuk mendeteksi perubahan isi
jaringan otak. Stroke dapat mengakibatkan penumpukan cairan pada sel jaringan
otak segera 30 menit setelah terjadi serangan. Dengan efek visualisasi (MRI
angiogram) dapat pula memperlihatkan aliran darah di otak dengan jelas.
Pemeriksaan MRI -- Infark pada stroke akut.
Akut : Low signal (hypointense) pada area T1, high signal (hyperintense)
pada spin density dan/atau T2. Biasanya diikuti distribusi vascular. Massa
parenkim berubah.
Sub akut : Low signal pada T1 , high signal pada T2 . Diikuti distribusi
vascular. Revaskularisasi dan rusaknya blood-brain barrier.
Old : Low signal pada T1 , high signal pada T2, kehilangan jaringan
dengan infark yang luas.
Infark Serebri Halaman 13

Dengan menggunakan CT scan dan MRI dapat diketahui serangan stroke disebabkan
oleh iskemik atau perdarahan. Defisit neurologi bervariasi berdasarkan pembuluh
darah yang mengalami penyumbatan atau kerusakan otak yang terjadi. Manifestasi
klinik meliputi : defisit motorik, gangguan eliminasi, defisit sensori-persepsi,
gangguan berbicara, dan gangguan perilaku. Manifestasi ini dapat muncul sementara
atau permanen tergantung iskemia atau nekrosis yang terjadi juga treatment yang
dilakukan.
2. Patologi Anatomi
a. Makroskopik
6-12 jam : pucat dan lunak, struktur massa kelabu kabur, massa putih :butiran
halus (-)
48-72 jam: perlunakan dan penghancuran, pembengkakan berbentuk lingkaran
sampai ukuran tertentuherniasi jika resolusi (10 hari);daerah infark mencair-
kista pada lesi dibatasi percabangan pembuluh darah, dikelilingi jaringan glia
padat; leptomening tebal dan keruh.
b. Mikroskopik
6-12 jam : intensitas pewarnaan jaringan menurun, pembengkakan badan sel
saraf dan kekacauan susunan sitoplasma serta kromatin inti, neuron merah,
fragmentasi axon dan kerusakan myelin oligodendrosit dan astrosit.
48 jam : pembuluh darah tampak nyata dan PMN
72-96 jam : berkelompoknya makrofag disekitar pembuluh darah minggu II :
astrositosis prominen resolusi akhir(beberapa minggu/bln):gliosis fibriler
mengganti daerah nekrosis/mengisi kista.

3.7. TERAPI
Selama keadaan akut dan kesadaran rendah harus diberikan perawatan dalam keadaan
coma. Kebersihan badan termasuk mata dan mulut harus dijaga dengan teliti, keluar
masuk cairan sebaiknya diukur, miksi dirawat sesuai dengan keadaan, defekasi diatur
dengan pemberian gliserin sekali dalam 2 - 3 hari, dekubitus dihindarkan dengan
mengubah sikap berbaring dan membersihkan kulit dengan seksama, suhu badan yang
tinggi diturunkan dengan kompres dingin, jalan pernafasan dijaga supaya tetap lapang,
bila ada lendir tertimbun ditenggorokan perlu dihisap keluar, makanan diberikan
Infark Serebri Halaman 14

personde, bronchopneumonia dicegah dengan pemberian penstrept 8; 1 dan tindakan
physioterapi seperti nafas buatan dan tapottage ; bila perlu oxygen dapat diberikan.
Untuk mengurangi edema otak dapat diberikan obat-obat corticosteroid dalam satu
rangkaian pengobatan, misalnya dexamethason, 10 mg, intra-vena, diikuti dengan
pemberian 5 mg. tiap 6 jam selama 2 hari pertama, kemudian 5 mg. tiap 8 jam pada hari
ke-3, kemudian tiap 12 jam pada hari ke-4 dan 5 mg. pada hari ke-5. Obat-obat yang
memperbaiki metabolisme sel-sel otak seperti nicholis, encephabol, hydergin dapat pula
membantu.
Obat-obat yang berkhasiat menurunkan metabolisme otak mungkin memberikan
pengaruh yang baik seperti lytic cocktail yang terdiri dari 50 mg. Iargactyl, 40 mg.
phenergan, dan pethidin 100 mg. yang diberikan dengan infus glucose 5 - 10 %. Setelah
masa akut dilalui dapat diberikan obat-obat golongan vasodilatansia, stugeron dan
lainlain. Pada thrombosis dan emboli cerebri dapat pula diberikan anti-koagulansia
dalam satu rangkaian terapi. Dalam masa rekonvalesensi physioterapi harus ditingkatkan
untuk melatih anggota-anggota badan yang lumpuh.
3.8. KOMPLIKASI
Komplikasi akut bisa berupa gangguan neurologis atau nonneurologis. Gangguan
neurologis misalnya edema serebri dan peningkatan tekanan intrakranial yang dapat
menyebabkan herniasi atau kompresi batang otak, kejang, dan transformasi hemoragik.
Gangguan nonneurologis, misalnya adalah infeksi (contoh: pneumonia), gangguan
jantung, gangguan keseimbangan elektrolit, edema paru, hiperglikemia reaktif.
Kejang biasanya muncul dalam 24 jam pertama pasca stroke dan biasanya parsial
dengan atau tanpa berkembang menjadi umum. Kejang berulang terjadi pada 20-80%
kasus. Penggunaan antikonvulsan sebagai profilaksis kejang pada pasien stroke tidak
terbukti bermanfaat. Terapi kejang pada pasien stroke sama dengan penanganan kejang
pada umumnya.
Beberapa penelitian menduga pada hampir semua kejadian infark selalu disertai
komponen perdarahan berupa petekie. Dengan menggunakan CT Scan 5% dari kejadian
infark dapat berkembang menjadi transformasi perdarahan. Lokasi, ukuran dan etiologi
stroke dapat mempengaruhi terjadinya komplikasi ini. Penggunaan antitrombotik,
Infark Serebri Halaman 15

terutama antikoagulan dan trombolitik meningkatkan kejadian transformasi perdarahan.
Terapi pasien dengan infark berdarah tergantung pada volume perdarahan dan gejala
yang ditimbulkannya.
3.9. PROGNOSIS
Prognosis stroke iskemik dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Tingkat kesadaran: sadar 16 % meninggal, somnolen 39 % meninggal, yang stupor
71 % meninggal, dan bila koma 100 % meninggal.
Usia: pada usia 70 tahun atau lebih, angka angka kematian meningkat tajam.
Jenis kelamin: laki laki lebih banyak yang meninggal dari pada perempuan.
Tekanan darah: tekanan darah tinggi prognosis jelek.
Lain lain: cepat dan tepatnya pertolongan

Infark Serebri Halaman 16

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Infark serebri adalah kematian neuron-neuron, sel glia dan sistem pembuluh darah yang
disebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi. Infark serebri juga sering disebut dengan
stroke iskemik. Kekurangan oksigen dan nutrisi dapat disebabkan akibat tersumbatnya
pembuluh darah arteri. Gejala yang ditimbulkan ini tergantung pada daerah sumbatan.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan radiologi dan prognosis tergantung pada
tingkat kesadaran, usia, jenis kelamin, tekanan darah, dan lain-lain.

Infark Serebri Halaman 17

DAFTAR PUSTAKA
Japardi, Iskandar. 2002. Neuropatologi Infark Serebri.
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi29.pdf. Diakses tanggal 1
April 2013.
Anonymous. Infark Serebri. http://www.scribd.com/. Diakses tanggal 1 April 2013.

You might also like