Professional Documents
Culture Documents
DIAJUKAN OLEH
NAMA : GOOPI N. CHELLAPAN
NIM : 05.1.6.8.3.0004
FAKULTAS : BRAHMA WIDYA
JURUSAN : TEOLOGI
PROGRAM STUDI : TEOLOGI HINDU
SEMESTER : VI (ENAM)
JUDUL : EKSISTENSI PRACHARAKA HINDU SEVAI
SANGAM MALAYSIA DALAM PROSES
PENCERAHAN UMAT HINDU DI MALAYSIA
Agama Hindu sebagaimana yang dikenal dewasa ini adalah agama yang
paling tua dan paling pertama ada di dunia. Agama Hindu adalah agama yang
sudah ada jauh sebelum agama-agama lain ada di dunia. Karena ia paling tua dan
pertama ada di dunia, ketika ia sebagai satu-satunya agama di dunia, maka ia tidak
membutuhkan nama. Nama dibutuhkan ketika yang lainnya ada, sebab nama itu
dibutuhkan untuk membeda sesuatu dari yang lainnya. Sehingga Agama Hindu
awalnya tidak memiliki nama, kalaupun ia harus diberi nama, maka Sanathana
Dharma adalah nama yang paling cocok. Nama Sanathana Dharma adalah nama
yang ludah lazim digunakan untuk menyebutkan suatu tradisi atau kebudayaan
masyarakat yang berada di sekitar Sungai Sindhu. Tidak ada orang sekalipun
seorang peneliti kaliber dunia yang dapat menentukan secara pasti kapan agama
Hindu “mulai ada” atau berapa umur Agama Hindu. Para ahli ada yang
menyebutkan Hindu berumur 1500 SM, 3000 SM, 4500 SM, dan Tilak Sastri
menyebut Agama Hindu sudah ada sejak 6000 tahun SM. Sungguh suatu prediksi
1
angka yang pantastik dengan selisih waktu yang masing-masing terlalu jauh,
sehingga hal itu tidak harus diterima sebagai suatu kebenaran mutlak. Orang bijak
menyatakan, Sanatana Dharma atau Agama Hindu tidak di mulai pada suatu
zaman tertentu. Ia ada tanpa permulaan dan tanpa akhir sehingga Agama
telah lazim didengar, dikenal dan telah dipergunakan secara luas di seluruh dunia
merupakan nama asing, karena nama itu diberikan oleh orang luar Hindu. Nama
yang tinggal di sekitar lembah sungai Sindhu. Suatu komunitas masyarakat yang
berpegang teguh pada tradisi yang bersumber dari Veda. Tradisi yang dipegang
secara teguh dari zaman ke zaman juga dapat disebut dengan istilah agama.
Dahulunya tradisi yang bersumber dari Veda yang berkembang di sekitar lembah
sungai Sindhu ini juga dikenal dengan nama Indus cultural atau kebudayaan
tanpa bunyi “s” secara jelas, sehingga lazimlah penyebutan “sindhu” itu menjadi
“indhu”. Selain itu ketika orang-orang Persia menyebut kata “indhu”, huruf “dh”
dibaca hanya dengan bunyi “d” saja, sehingga mereka menyebut kata “sindhu”
cukup hanya dengan sebutan “indu” tetapi ketika melapalkan huruf “i” terdapat
efek bunyi lain, yaitu bunyi huruf “h”, sehingga kata “sindhu” mengalami derivasi
kata “hindu”. Maka akhirnya populerlah kata Hindu untuk menyebutkan kata
2
Berbicara perihal “keyakinan”, yang berhubungan dengan tradisi,
terhadap orang suci, kitab suci, tempat suci, di Indonesia dan di Malaysia
digunakan kata “agama”. Kata Sanskerta yang memiliki makna dekat dengan arti
kata agama adalah dharma. Karena itu untuk menyebut Agama Hindu juga
digunakan kata “Hindu Dharma”, karena artinya hampir sama, yaitu agama yang
demikian juga dengan agama Hindu, telah mengalami perjalanan waktu yang
amat panjang, yakni telah melintasi waktu beribu-ribu tahun Sebelum Masehi dan
hingga sekarang masih tetap ada. Agama Hindu yang tak lain adalah Sanathana
agama yang sezaman dengannya telah gugur dan musnah dan kini hanya dikenal
namanya saja.
tua di dunia, semestinya telah dikenal oleh berbagai pihak, baik oleh umat Hindu
itu sendiri maupun oleh umat non-Hindu. Namun kenyataannya, bukan saja
umat Hindu, yang konon memeluk Agama Hindu sejak lahir hingga puluhan
tahun, namun masih tetap juga belum memahami ajaran agamanya secara
muncullah berbagai pertanyaan, antara lain: (1) Apa yang menyebabkan Agama
Hindu tidak dikenal secara meluas? (2) Apakah Agama Hindu itu sulit
dimengerti? (3) Atau Agama Hindu tidak boleh disebarluaskan kepada berbagai
3
pihak? (4) Ataukah tidak ada yang mau dan mampu menjalankan amat
menyebarkan ajaran kebenaran ini? (5) Apakah teologi Hindu terlalu tinggi
menyebarluaskan informasi ajaran Agama Hindu? (8) Apakah Agama Hindu tidak
menyampaikan atau mengajarkan ajaran Agama Hindu kepada umat Hindu? (9)
Apakah keadaan Agama Hindu yang demikian itu disebabkan karena kurangnya
orang-orang Hindu yang mau mengabdi untuk Agama Hindu dan umat Hindu?
yang melaksanakan program penyebaran ajaran Hindu. Hal ini sangat berbeda
agamanya. Sejarah mencatat bahwa dahulu kala Agama Hindu di India amatlah
Berutunglah karena dalam keadaan yang kocar-kacir seperti itu, para rsi yang
4
kemudian bangkit karena mendengar panggilan umatnya, akhirnya mereka
Umat Hindu terutama para tokohnya mesti banyak belajar dari para
tokoh umat agama-agama lainnya, terutama pada para tokoh umat Kristen dan
para tokoh umat Islam dalam upaya penyebarluasan ajaran agama mereka. Bagi
para tokoh misionaris Kristen berkeyakinan bahwa tidak ada tempat yang
dianggap keramat, dan tidak ada tempat yang dianggap berbahaya bagi mereka
bahwa tugas menyebarkan ajaran agamanya adalah tugas suci yang sesuai dengan
kehendak Tuhan, sehingga para misionaris percaya bahwa mereka akan selalu
dilindungi oleh Tuhan ketika melakukan penyebaran ajaran agamanya. Oleh sebab
itu, walaupun dalam keadaan perang sekalipun, maka para misionaris tidak akan
merasa ragu dan mampu menyelinap untuk menyampaikan misi ajaran Agama
Kristen. Demikian juga para khalifah Islam, mereka tidak memiliki rasa takut
Para khalifah Islam akan merasa berbahagia dan meyakini sebagai mati sahid
(mati suci) jika mereka harus mati karena menunaikan tugas dakwahnya. Luar
biasa kegigihan para misionaris Kristen dan para khalifah Islam dalam komitmen-
5
Berbagai aktivitas keagamaan telah dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas
tenologi modern yang serba canggih. Misi-misi penyebaran ajaran agama yang
dilakukan dengan jalan kaki, naik kuda atau naik unta sebagaimana dilaksanakan
ratusan tahun silam, maka dewasa ini telah dilakukan dengan menggunakan media
berbagai canel TV. Lalu, mengapa siar ajaran Agama Hindu sangat minim jika
umat Hindu tidak mendapat perintah dari Tuhan untuk melakukan siar agama?
Apakah umat Hindu mesara takut, merasa rugi, atau merasa sia-sia jika dalam
hidupnya tersirat dan tersurat tugas penyiaran ajaran agama? Apakah tidak ada
ajaran Hindu yang mengajarkan bahwa orang yang mati dalam menjalankan
umat Hindu jarang sekali yang mau menjadi dhramapracharaka yang bertugas
Malaysia misalnya, antara lain; (1) Tidak adanya guru agama di sekolah-sekolah,
6
pelajaran Agama Islam, (3) Tidak adanya kitab suci Hindu yang ditulis dalam
bahasa lokal (bahasa Malaysia), sehingga umat Hindu yang hanya bisa berbahasa
Malaysia tidak mampu memahami ajaran Agama Hindu, (4) Kurangnya orang-
Agama Hindu di Malaysia tidak seperti di India atau di Bali, (5) Banyaknya
masyarakat atheis di Malaysia, (6) Banyaknya umat Hindu berpola pikir Barat dan
Melayu dan orang Malaysia keturunan India, (10) Para pemuda-pemudi Hindu
Malaysia sangat sulit untuk kuliah di Malaysia, karena segala peluangnya direbut
dan diambil oleh putra-putri keturunan Melayu, (11) Sulitnya umat Hindu untuk
akhirnya mencari peluang kerja di sektor swasta, sehingga umat Hindu Malaysia
harus bekerja keras agar dapat hidup secara wajar di Malaysia dengan biaya hidup
yang sangat mahal. (13) Para orangtua umat Hindu di Malaysia lupa mengajarkan
7
demikian umat Hindu di Malaysia patut bersyukur kehadapan Tuhan Yang Maha
Kuasa, sebab dalam berbagai kekurangan dan tantangan yang dihadapi itu, umat
Hindu Malaysia juga masih memiliki nyali dan berbagai potensi yang dapat
diasumsikan sebagai kelebihan, antara lain: (1) Umat Hindu Malyasia memiliki
banyak mandir (kuil), (2) Umat Hindu Malaysia memiliki banyak pasraman, (3)
Umat Hindu Malaysia banyak menjadi pengusaha yang kaya, (4) Umat Hindu
Malaysia banyak memiliki kaum intelektual, (5) Umat Hindu Malaysia banyak
Sang Waktu adalah salah satu wujud Tuhan, sebagaimana kitab suci
waktu masa lalu, masa kini, dan masa akan datang”. Atas kehendak Tuhan dalam
wujud Sang Waktu, maka di Malaysia juga lahir sebuah organisasi yang berupaya
itu adalah Hindu Sevai Sañgam (HSS) yang didirikan oleh Shri Ramaji pada
tahun 1983 dan telah terdaftar secara resmi pada lembaga pemerintah Malaysia
sejak tahun 2000. Berbagai aktivitas kegitan HSS yang secara nyata dapat
training camps (7 full days), (2) Short term Hindu religious awareness camps
antara lain berisi kegiatan (1) Social workers’ training camps, (2) Educational &
8
(4) Hindu religious awareness seminars, (5) Student exchange programmes, (6)
Practical training to carry out activities in new areas. Selain itu juga
yang berisi kegiatan antara lain (1) Prayer meetings at temples & houses, (2)
Areawise house to house visits for Hindu propagation & to identify social
singing devotional songs / hymns marching with the chariot to Batu caves, (2)
week’s campaign to clean temples & Tamil schools in the areas of our belonging,
games competitions for youth & children, (6) ‘Hindu Women’s Day’ &
prayer & motivational session for government exam students, (8) Cultural night,
food & fun fair, vegetarian dinner get together (Deepavali). Selain itu juga
melaksanakan program Seva Projects, yang berisi aktivitas antara lain; (1) Free
tuition classes, (2) Blood donation drive camps, (3) Free medical check up camps,
(4) Visits to hospitals, orphanages & juvenile homes, (5) Adoption of one parent /
9
broken / suffering and needy Hindu families, (6) Relief centres & help for victims
Trained Young Volunteers who sacrifice and work for the upliftment of the
society, (2) persons out of which 2 are young ladies, who have sacrificed their
lifes as Full Time Social Workers, without being paid any kind of remuneration
whatsoever, travel the length and breadth of Malaysia for this noble cause, (3)
Every year some 2000 children participate in activities conducted nationwide, (4)
During the last 5 years some 4000 youth have participated in 60 training camps
conducted throughout the nation, (5) Over 100 Youth and Children participate in
our Bi Annual Training Camps during The Chineses New Year Holidays, (6) In
the early 90s when suicide was highest amongst Indians in Malaysia specially
Cameron Highlands, HSS sent one full Time worker there to work for 2
menyentuh sisi-sisi kehidupan umat Hindu Malaysia. Dari sekian banyak program
dan aktivitas HSS tersebut, yang paling relevan dengan penelitian ini adalah
Indonesia tenaga penyuluh semacam ini diadakan oleh pemerintah R.I., melalui
10
Departemen Agama R.I., setiap agama diberikan tenaga penyuluh agama secara
proporsional. Semakin banyak umat suatu agama, maka semakin banyak pula
tenaga penyuluhnya, dan semakin sedikit jumlah umat suatu agama, maka jumlah
tenaga penyuluhnya juga sedikit. Karena itu umat Hindu mesti harus bersyukur,
sebab walaupun umat Hindu di Indonesia sebagai umat minoritas, namun tetap
lubuk lain ikannya” yang mengandung arti bahwa setiap lokal, daerah, atau
wilayah termasuk wilayah negara memiliki kondisi dan tantangan yang berbeda-
beda. Jika umat Hindu di Indonesia disediakan tenaga penyuluh agama oleh
Indonesia, penyuluh agama (pracharaka) umat Hindu Malaysia jauh lebih gesit,
penyuluhan atau pencerahan. Para pracharaka Hindu Malaysia sangat ulet dan
tetap dari siapa-siapa dan dari pihak manapun. Mereka hidup dari daksina atau
pemberian dari orang-orang yang menerima pencerahan agama baik melalui suatu
11
melaksanakan program kegiatan pencerahan tersebut, yang dilaksanakan karena
pracharaka itu tidak memiliki jaminan masa depan yang pasti, sehingga sulit
harus berkeluarga, maka kehidupan keluarga mereka akan sangat tergantung dari
kesadaran para umat Hindu itu sendiri. Selain itu, dibutuhkan partisipasi umat
Hindu yang bermodal (kaya) untuk bersedia menjadi donatur tetap pada organisasi
HSS tersebut. Selain itu pula, semestinya umat Hindu harus membentuk
digunakan untuk “menggajih” para pracharaka. Hanya dengan cara itu maka para
yang dimiliki pada umat lain, nampaknya sangat sulit lahir di lingkungan umat
saat penelitian ini dilakukan, di semua tempat yang disebutkan di atas itu belum
maka keadaannya akan mirip dengan slogan Indonesia ”bagaikan kerakap (jamur)
hidup di batu, hidup enggan – mati tidak mau”. Itulah gambaran global umat
Hindu di seluruh dunia, walaupun demikian, keadaan ini tentu berbeda antara satu
12
tempat dengan tempat lainnya di dunia. Kini umat Hindu Malaysia dengan
Malaysia. Selain itu sudah banyak intelektual Hindu Malaysia yang turut mencoba
Malaysia dan pengabdian yang luar biasa, tanpa mengharapkan imbalan atau
gajih, sudah banyak ditunjukkan oleh para intelektual Hindu Malaysia yang mau
lingkungan umat Hindu Malaysia, dan menjadi bahan intaian atau intipan mata
bidang sains dan teknologi, bidang sosial, justeru mereka ikhlas melaksanakan
tugas yang tidak mendatangkan uang atau penghasilan yang akan menjadi
penunjang hidupnya. Ketulusannya yang luar biasa dari para pracharaka, dalam
pengertian positif mirip sekali dengan pasukan perang Jepang yaitu pasukan
”jibakutai” atau pasukan berani mati, atau mirip dengan kaum ”mujahidin” Islam
yang hidup dengan tekad jihadnya. Inilah hal yang baru dan unik di lingkungan
umat Hindu Malaysia, belum tentu ada dan sulit dicari di Indonesia atau Bali.
13
pengamatan langsung aktivitas para dharmapracharaka sebagai informan. Data
mencapai tingkat jenuh, apabila seluruh hal yang ingin diketahui dalam penelitian
tersebut telah tecapai. Untuk kepentingan itu, maka dalam penelitian ini, juga
informan dan informan kunci digunakan cara purposif sampling, artinya bahwa
metode purposif sampling digunakan pada objek penelitian yang telah dikenal
kualitatif. Yaitu data-data yang telah didapat diferifikasi, sesuai dengan kelompok
teori, yaitu teori makna, teori fungsional struktur, teori sistem, dan teori alternatif
sebagai bagian dari teori perubahan sosial. Pada bagian akhir, ditarik suatu
B. Rumusan Masalah
14
C. Tujuan Penelitian
i. Tujuan Umum
tanpa keterikatan.
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoretis
tentang pekerja sosial umumnya dan eksistensi pracharaka Hindu Sevai Sañgam
15
Malaysia. Konsep pracharaka ini diperlukan agar masyarakat terinspirasi untuk
2) Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan pegangan bagi umat Hindu
umumnya.
i. Kajian Pustaka
dianggap relevan dengan penelitian ini dan dipakai sebagai bahan pembanding
bagi penelitian. Setiap penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan memiliki
terjadinya pengulangan topik bahasan penelitian yang sama. Untuk itu kajian
sebelumnya. Penulis yakin tidak ada yang meneliti tentang penelitian yang ingin
diteliti oleh penulis karena ini adalah konsep yang baru dan unik di malaysia di
pendharma wacana, pekerja sosial dan lain-lain lagi. Penulis mengambil kajian
16
pustaka dari hasil penelitian dan buku-buku tentang dharma wacana dan sosial.
Penulis dapat mempersiapkan strategi untuk mengatasi kendala yang muncul pada
umat Hindu.
agama Hindu ya itu: (i) metode penyebaran agama Hindu, (ii) kedudukan
17
memfokuskan dan menekankan implementasi penyuluh agama Hindu dalam
Agama Hindu Dalam Meningkatkan Sraddha Dan Bhakti Umat Hindu Di Kota
Hindu di Kota Palembang dalam meningkatkan Sraddha dan Bhakti Umat Hindu
untuk meneliti tentang pracharaka yang ada di dalam sebuah organisasi yaitu
Setelah meneliti kajian pustaka diatas, ternyata belum ada yang meneliti
tentang topik yang penulis ingin meneliti. Maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih jauh dan dijadikan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Eksistensi Pracharaka
Malaysia ”.
18
ii. Landasan Konsep
1) Eksistensi
sesuatu, wujud (yang tampak), adanya sesuatu yang membedakan antara suatu
benda dengan benda lain (Maulana, 2003 : 86). Eksistensi yang dimaksudkan
pada judul penelitian ini adalah sebuah pernyataan atau pengakuan dari dalam
lingkungan umat Hindu Malaysia dan pihak lain termasuk pemerintah Malaysia
sesuai dengan anggaran dasar organisasi dan anggaran rumah tangga organisasi
Kata pracharaka adalah kata-kata yang belakang ini baru populer, kata
ini berasal dari bahasa Sanskerta yang akhir-akhir ini lazim digunakan untuk
Indonesia disebut dengan dharmaduta yang memiliki tugas utama sebagai seorang
(a) diduga berasal dari kata Sanskerta, yaitu dari kata pra (Sudara, 2007:219) yang
artinya amat, sangat, dan caraka yang artinya pengembara (Surada, 2007:123).
pengembaraan yang sangat besar’. Para pengembara dalam Agama Hindu juga
disebut sanyasin. Dalam pengertian praktis, kata pracharaka juga diartikan oleh
masyarakat umat Hindu Malaysia sebagai kata yang berasal dari kata prachar
19
yang artinya ‘menyebarkan pengetahuan yang telah dipraktekkan’. Selanjutnya
kata prachar mendapat akhiran (ka) untuk menunjukkan “orang”, sehingga kata
penyebar kebenaran, maka ia juga disebut dengan istilah dharmaduta yang berarti
utusan dharma atau utusan kebenaran, yang mana kebenaran tersebut telah
umat Hindu Malaysia, supaya umat Hindu Malaysia mampu menjalani kehidupan
memahami kehidupan umat Hindu secara nyata atau secara langsung. Seorang
bahasa Sanskerta juga disebut dengan istilah “brahmachari”. Hal itu dilaksanakan
agar para pracharaka atau para dharmaduta mampu berkonsentrasi secara baik
sosial yang bergerak di bidang sosial dan bersifat jasa sukarela, yang beraktivitas
demi kebaikan, utamanya bagi umat Hindu di negara Malaysia. Objektif utama
20
kecemerlangan dengan menerapkan nilai-nilai luhur ajaran Hindu. Selain itu,
sosial dalam organisasi HSS ini dilakukan oleh para remaja yang telah terlatih.
Organisasi HSS ini memfasilitasi para remaja dengan latihan dan konsep yang
aktivitas di tempat para remaja masing-masing. Bagi para remaja yang telah
dilatih oleh HSS ini, selanjutnya mengabdikan diri mereka dengan tidak
Kata sevai sesungguhnya adalah kata yang berasal dari bahasa Tamil
sebagai derivasi dari bahasa Sankerta, yang sama artinya dengan kata seva dalam
bahasa Sanskerta yang juga telah populer Indonesia saat ini. Kata sangam juga
bearsal dari bahasa Tamil, yang berarti suatu organisasi. Sesungguhnya kata
sangam juga berasal dari kata sanskerta, yaitu sangh berarti kumpulan beberapa
orang atau masyarakat. Bisa juga dikatakan sebagai sebuah organisasi. Kata
Malaysia adalah suatu sebutan atau nama untuk negara tetangga Indonesia yang
21
3) Proses Pencerahan
Kata proses berasal dari bahasa Inggris yang kemudian diserap menjadi
bekerjanya, atau rangkaian kerja (Maulana dkk., 2003:425). Jadi yang dimaksud
dengan proses ini adalah adanya suatu aktivitas yang menyebabkan suatu
Kata pencerahan sangat populer dewasa ini, setiap aktivitas sosial yang
diasumsikan sebagai pencerahan. Dalam hal ini kata pencerahan itu berarti adanya
dingin antara ilmuan filsafat, sains dan teknologi, serta agamawan, sehingga abad
‘zaman perubahan’ yang dipandang sebagai zaman pencerahan, di mana para ahli
mencoba kembali berpikir secara holistik, bahwa semua pengetahuan itu memiliki
pengetahuan agama atau spiritual. Prof. Einstein mengatakan: “ilmu tanpa agama
akan buta dan agama tanpa ilmu akan lumpuh”. Pencerahan atau perluasan
pengetahuan rohani setiap manusia harus selalu diupayakan demi kedamaian umat
manusia itu sendiri. Proses pencerahan dalam konteks ini adalah suatu aktivitas
dan material.
22
4) Umat Hindu Malaysia
antara umat-umat agama yang ada di Malaysia. Jumlah umat Hindu di Malaysia
kira-kira 7 % dari jumlah penduduk Malaysia, saat ini jumlah umat Hindu sekitar
3 juta jiwa. Umat Hindu yang ada di Malaysia, mayoritas berasal dari Tamil
Nadu, India Selatan. Mereka dibawa oleh pemerintah Inggris ke negara Malaya
waktu penjajahan Inggeris sebagai pekerja atau buruh di ladang dan daerah
perkebunan. Umat Hindu yang dibawa ke Malaysia itu tidak diizinkan berkumpul
atau hidup di satu tempat, melainkan terpencar. Hal dilakukan oleh pihak
mereka tidak dapat ketemu antara satu dengan lainnya, sampai dengan waktu
pembangunan Malaya selesai. Hal ini berakibat sampai sekarang ini, bahwa
komunitas umat Hindu Malaysia tidak terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu
dan bersifat sporadis. Keadaan yang demikian itu menambah kesulitan lembaga-
lembaga umat Hindu untuk melakukan pembinaan umat. Oleh karena itu
dibutuhkan tenaga prachraka dalam jumlah yang banyak. Untunglah dewasa ini
banyak kaum intelektual Hindu Malaysia sadar dan bangkit menjadi pracharaka.
F. Landasan Teori
23
pracharaka Hindu Sevai Sangam? (ii) Faktor-faktor apa yang menyebabkan umat
Hindu kurang berminat terhadap pracharak Hindu Sevai Sangam? (iii) Apa
Masyarakat bagaikan organisme hidup, oleh sebab itu keduanya dapat dilihat
sama mengalami perubahan. (2) Karena adanya pertambahan ukuran maka tubuh
sosial dan tubuh organisme hidup juga mengalami pertambahan. (3) Tiap bagian
yang tumbuh dalam tubuh organisme hidup maupun dalam tubuh organisme sosial
memiliki fungsi dan tujuan tertentu. (4) Baik dalam sistem organisme hidup
maupun sistem organisme sosial, perubahan yang terjadi pada salah satu bagian
akan menyebabkan perubahan pada bagian lainnya dalam satu sistem secara
Unit tindakan yang bersifat alamiah dari suatu sistem sosial bagaikan
partikel dalam Mekanika Klasik. Suatu tindakan adalah bagian terkecil dari
sarana atau cara untuk memperoleh tujuan tertentu yang dipilihnya (Parson dalam
Campbell, 2001 : 223). Dari sudut deskripsi sosiologis, bahwa suatu unit bagian
228). Dalam kehidupan manusia terdapat hubungan sosial yang khusus dan
24
Memperhatikan uraian teori Fungsional Struktur di atas, maka teori ini
tepat dijadikan pisau bedah untuk membedah rumusan masalah nomor (1,2,3),
dengan fungsi-fungsi struktur kemasyaratan. Karena itu teori ini tepat digunakan
Sebagai organisasi yang bertujuan untuk melayani umat, maka setiap komponen
2. Teori Sistem
(2) yang berbunyi: Faktor-faktor apa yang menyebabkan umat Hindu kurang
berminat terhadap pracharak Hindu Sevai Sangam? Permasalahan nomor (2) ini
juga dapat dibedah dengan teori Sistem sebab kondisi, kebiasaan, dan anggapan-
anggapan umum kerap menjadi suatu sistem yang menyebabkan suatu komunitas
25
kurangnya minat umat Hindu menjadi pracharaka disebabkan oleh sistem
masyarakat.
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata systema yang
mengandung pengertian; (1) suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak
komponen secara teratur. Jadi kata sistem mengandung arti komponen yang saling
Sistem juga telah dipergunakan secara luas oleh masyarakat dan artinya juga telah
(1) Sistem yang digunakan untuk menunjuk suatu kumpulan atau himpunan
benda-benda yang disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk saling
berhubungan atau saling ketergantungan yang teratur, sesuatu himpunan
bagian-bagian yang tergabung secara alamiah maupun oleh budi daya
manusia sehingga menjadi suatu kesatuan yang bulat dan terpadu; suatu
keseluruhan yang terorganisasikan, atau suatu yang organik, atau juga yang
berfungsi, bekerja atau bergerak secara serentak bersama-sama, bahkan
sering bergeraknya itu mengikut suatu kontrol tertentu. Sistem tata surya,
ekosistem, merupakan contohnya.
(2) Sistem yang digunakan untuk menyebut alat-alat atau organ tubuh secara
keseluruhan yang secara khusus memberikan andil atau sumbangan terhadap
berfungsinya fungsi tubuh tertentu yang rumit tetapi amat vital, misalnya
sistem syaraf.
(3) Sistem yang menunjukkan sehimpunan gagsan (ide) yang tersusun
terorganisasikan, suatu himpunan gagasan, prinsip, doktrin, hukum, dan
sebagainya yang membentuk suatu kesatuan yang logis dan dikenal sebagai
isi buah pikiran filsafat tertentu, agama, atau bentuk pemerintahan tertentu.
Sistem teologi Agustinus, sistem pemerintahan demokratik, sistem
masyarakat Islam, merupakan contoh-contohnya.
(4) Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau suatu teori
(yang dilawankan dengan praktik). Kita kenal misalnya pendidikan
sistematik.
(5) Sistem yang dipergunakan dalam arti metode atau tatacara, misalnya saja
sistem mengetik sepuluh jari, sistem modul dalam pengajaran, pembinaan
pengusaha golongan ekonomi lemah dan sistem anak angkat, dan belajar
dengan sistem jarak jauh.
26
(6) Sistem yang dipergunakan untuk menunjukkan pengertian skema atau
metode atau pengaturan organisasi atau susunan sesuatu, atau metode
tatacara. Dapat juga dalam arti suatu bentuk atau pola pengaturan,
pelaksanaan, atau pemprosesan, dan juga dalam pengertian metode
pengelompokkan, pengkodifikasian, dan sebagainya. Misalnya saja sistem
pengelompokkan bahan pustaka menurut Dewey.
msayarakat umat Hindu yang tidak melihat bahwa “tugas menyebarkan ajaran
dharma”, sebagai kewajiban dan hal itu dianggap tidak terlalu penting. Berbeda
dengan umat Kristen dan Islam yang menganggap bahwa tugas misi bagi Kristen
dan dakhwah bagi Islam sebagai tugas suci yang akan mendapatkan pahala sorga
belajar dari sistem misi dan dakhwal Islamiah. Oleh karena itu teori Sistem ini
tepat untuk membedah uraian masalah nomor dua yang mempertanyakan tentang
membedah rumusan masalah nomor (3), yaitu yang berbunyi: Apa manfaat
bahwa belakangan ini sosiologi mulai meragukan validitas teori sistem organik
dan dikotomi statika sosial dan dinamika sosial. Ada dua kecendurungan
intelektual yang menonjol: (1) penekanan pada kualitas dinamis realitas sosial
27
yang dapat menyebar ke segala arah, yakni membayangkan masyarakat dalam
bahwa pertentangan antara keadaan statis dan dinamis mungkin hanya ilusi dan
tak ada obyek atau struktur atau kesatuan tanpa mengalami perubahan. Pemikiran
ini berasal dari ilmu alam. Alfred N. Whitehead menyebutnya sebagai konsep
Bagi sosiologi ini berarti masyarakat tak boleh dibayangkan sebagai keadaan yang
tetap, tetapi sebagai proses; bukan sebagai obyek semu yang kaku tetapi sebagai
komunitas, organisasi, bangsa, negara) hanya dapat dikatakan sejauh dan selama
terjadi sesuatu di dalamnya, ada tindakan terentu yang dilakukan, ada perubahan
tertentu, dan proses tertentu yang senantiasa bekerja. Secara ontologi dapat
irama dan tempo yang berbeda. Bukan kebetulan jika orang berbicara mengenai
”kehidupan sosial”. Karena kehidupan adalah gerakan dan perubahan, maka bila
berhenti berarti tak ada lagi kehidupan melainkan merupakan sesuatu keadaan
28
Sztompka (2003) menguraikan bahwa kibat metodologis pandangan
lagi dipandang sebagai sebuah sistem yang kaku atau ”keras” melainkan
kesetiakawanan. Dengan kata lain, Realitas sosial adalah jaringan sosial khusus
atau jariangan sosial yang mengikat orang menjadi suatu kehidupan bersama.
Jaringan sosial ini terus berubah; mengembang dan mengkerut (misalnya, ketika
penggabungan atau pemisahan diri dari unsur lain. Ada ikatan-ikatan khusus
hubungan sosial yang telah kita pelajari untuk dipilih sebagai sesuatu yang sangat
29
menyerupai obyek. Yang sebenarnya terjadi adalah proses pengelompokkan ulang
Bila pandangan ini diikuti, maka yang menjadi yang unit analisis sosiologi
peristiwa disini adalah setiap keadaan sesaat dari kehidupan sosial. Contihnya
dan makan bersama. Inilah contoh sebuah peristiwa. Di saat sebelumnya anggota
keluarga itu mungkin terpencar, dan terlibat dalam kegiatan dan hudungan yang
bioskop, dan satu lagi sedang di perjalanan. Di saat berikutnya mereka mungkin
berpencar kembali: ada yang menonton TV, mengerjakan PR, membaca koran,
dan mungkin ada yang ke diskotik. Yang membedakan ikatan khusus ini sebagai
adalah: (1) identifikasi psikologis: definisi diri, perasaan, kasih sayang, kesetiaan;
sama atau sekurangnya berhubungan dari waktu ke waktu melalui surat, telepon;
30
(3) kualitas hubungan yang bersifat khusus: keintiman, menyeluruh dan
spontanitas.
empat tipologi untuk membedakan empat dimensi atau aspek: ideal, normatif,
yang mungkin serupa atau berlainan; atau mempunyai aturan yang membimbing
perilaku mereka yang mungkin saling mendukung atau saling bertentangan; atau
tindakan aktual mereka yang mungkin bersahabat atau bermusuhan, bekerja sama
atau bersaing; atau perhatian mereka yang serupa atau bertentangan. Ada empat
jenis ikatan yang muncul dalam masyarakat yang saling berkaitan, tergantung
pada jenis kesatuan yang dipersatukan oleh jaringan hubungan itu, yakni ikatan:
(1) gagasan, (2) normatif, (3) tindakan; dan (4) perhatian. Jaringan hubungan
31
ikatan sosial dalam arti sebenarnya. Untuk menekankan aspek multidimensional
teori; (2) pelembagaan, penguatan atau penolakan norma, nilai atau aturan terus-
menerus, kemunculan dan lenyapnya kode etik serta sistem hukum; (3) perluasan,
hierarki sosial.
akan dapat dipahami jika kita menyadari dua hal. Pertama, proses di keempat
tingkat itu tidak berlangsung secra terpisah satu sama lain. Yang terjadi justru
cara situasi hidup menentukan keyakinan) yang dipelajari oleh sosiologi ilmu
sosiokultural berperan pada berbagai tingkat: makro, mezo, dan mikro. Konsep
hubungan sosiokultural ini dapat diterapkan untuk semua skala fenomena sosial.
32
kualitas berbeda hubungan itu juga terjadi dalam perusahan, partai politik,
angkatan bersenjata, komunitas etnik, bangsa dan negara bahkan dala masyarakat
global. Berbagai jenis perwujudannya itu tidak terpisah; sebaiknya justru saling
terkait menurut cara yang sangat kompleks. Kristalitasi dan fluktuasi hubungan
dan bahkan di tingkat personal, dan saling memengaruhi satu sam lain. Masalah
pengaruh makro dari peristiwa mikro dan masalah pengaruh mikro dari peristiwa
sebagai pemikiran alternatif atas konkretisasi sistem sosial, konsep dasar dinamika
makna yang agak berubah. Jadi (1) perubahan sosial akan berbeda artinya antara
keadaan satu masyarakat tertentu dalam jangka waktu yang berbeda; (2) proses
(4) kemajuan sosial atau setiap perkembangan sosial dipandang sebagai sesuatu
yang menguntungkannya.
dan proses sosial sebagai sesuatu yang benar-benar berlanjut dan tak pernah
terputus, terbagi atau terpisah. Selalu terjadi gerakan yang tak pernah berhenti
meski antara selang waktu yang pendek. Kita mempersempit skala, membatasi
jarak waktu antara dua ”potret” masyarakat dan jarak waktu ini selalu diisi oleh
33
perubahan. Perubahan berlangsung tanpa henti keadaan sosiokultural jelas
konsekuensi logis dari adanya perubahan dan dinamika umat Hindu Malaysia.
Sehingga teori ini amat tepat untuk membedah rumusan masalah nomor 3, yang
G. Model Penelitian
Model penelitian adalah suatu bentuk uraian yang bersifat skematis yang
bertujuan dapat memberikan gambar singkat dan dapat dipahami secara cepat oleh
para pembaca atau pemeriksa (penguji) hasil suatu penelitian. Diagram atau
34
MODEL PENELITIAN
UMAT HINDU
MALAYSIA
PARA DONATUR
MANFAAT KEBERADAAN
BENTUK FAKTOR-FAKTOR DHARMAPRA-
DHARMAPRACHARAKA KURANGNYA MINAT CHARAKA
Teori Fungsional
Struktural
Teori Sistem
Teori Sosial
35
Keterangan Model Penelitian :
menghimpun diri dalam suatu oraganisasi yang disebut Hindu Sevai Sangam
Akhirnya, ingin memperkenalkan sistem pembinaan umat Hindu yang efisien dan
efektif.
H. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 2003:4). Penelitian ini lebih banyak
lisan, dan perilaku orang-orang yang diamati. Oleh sebab itu penelitian ini dapat
disebut sebagai jenis penelitian Kualitatif (Bogdan & Taylor dalam Maleong,
36
suatu makna berbagai aktivitas masyarakat dan kendala lain yang belum atau yang
mendalam tentang ucapan, tulisan, perilaku yang dapat diamati pada individu,
kelompok, masyarakat, dari sudut pandang yang utuh dan holistik (Bogdan &
2) Pendekatan
Hindu, sebab sebagaimana terlihat dalam judul penelitian ini tentang; eksistensi
pracharaka HSS Malaysia pada masyarakat umat Hindu. HSS Malaysia yang
pendekatan, yakni hakikat ajaran agama Hindu dapat didekati dengan pendekatan
ada tiga pertimbangan; (1) teologi mesti berkaitan dengan Tuhan atau
dalam memaknai teologi. (3) Teologi sesungguhnya adalah aktivitas yang muncul
dari keimanan dan penafsiran atas keimanan (Connoly, 2002:315). Melalui ketiga
37
pertimbangan di atas maka penggunaan pendekatan teologi dalam penelitian ini
sangat tepat, karena penelitian ini berkaitan dengan Tuhan atau transendensi,
memiliki sistem sosial yang tidak sama dengan sistem sosial yang digunakan oleh
umat agama lainnya, sebagaimana uraian Donder dan Wisarja (2009) yang
bahwa umat Hindu di Malaysia memiliki organisasi yang bernama Hindu Sevai
Sangam (HSS). Organisasi ini awal-awalnya beraktivitas atas nama organisasi lain
dan berkerja sama dengan organisasi lain yang sudah diakui oleh pemerintah. Ada
sebagian orang berkomentar bahwa organisasi ini tidak memiliki registrasi dari
pemerintah dan organaisasi yang fanatik terhadap Hindu dan tidak patriotik.
Setelah terregistrasi secara resmi pada pemeritah Malaysia pada tahun 2000, maka
sejak itu banyak program yang dilaksanakan oleh organisasi tersebut. Kumar
(2007) mengatakan,
38
….Gunaseelan, Bala Murali, ramachandran,Karuppan and a few Hindu
youth thought seriously and started visiting Cameron Highlands regularly. They
organized several youth camps, weekly yogan bhajan classes and Hindufamily
camps. The Hindu awareness and self confidence thus generated resulted in the
60 000 vast Hindu populations overcoming the dangerous habit of suicides. Even
UNO appreciated Malaysia government of this rare achievement….
Inggeris sebagai negara di bawah pengawasan Inggris. Pujian itu berkaitan dengan
pracharaka di wilayah tersebut hanya dalam waktu selama 2 (dua) tahun saja.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kehadiran organisasi Hindu Sevai Sangam (HSS)
tersedianya sumber data atau sarana untuk menemukan data, sehingga prosedur
awal pengambilan data pada proses penelitian hingga sampai pada analisis serta
penelitian ini akan dapat berguna bagi berbagai pihak, antara lain; (1) dapat
39
pemerintah Malaysia maupun pemerintah atau masyarakat di Indonesia (Bali)
Ada banyak hal yang mesti diberikan terhadap organisasi HSS Malaysia dan umat
Hindu Malaysia. Dengan demikian hasil penelitian ini secara aksiologis, benar-
pertimbangan praktis itulah, maka hal itu menjadi alasan yang melatarbelakangi
i. Jenis Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini ada dua, data primer dan
data skunder. Data primer dikumpulkan dari lapangan, diambil dengan cara
40
Sumber data dalam penelitian ini adalah umat Hindu yang ditetapkan
observasi dan interviu (Muhajir, 2002:165), selain itu juga menggunakan metode
keadaan umat di Negara Malaysia, terutama pada saat-saat rapat HSS Malaysia
dan juga pada saat-saat ada kegiatan yang melibatkan peran pracharaka dan peran
organisasi.
bertujuan untuk melihat lingkungan, menilai keadaan dan perilaku yang terlihat,
41
agar dapat bertindak dengan memperhatikan kenyataan yang dihadapi (Bachtiar
observasi ini bertujuan untuk mengungkap data tentang eksistensi, maka observasi
dilaksanakan terhadap pengurus inti HSS, pracharaka yang eksis; informan yang
beragama Hindu, dan yang pentingnya juga adalah dokumen pengakuan dari
dan bermanfaat apabila keberadaan itu mendapat pengakuan objektif dari ketiga
unsur tersebut. Bila terdapat kekurang-sinergisan antara ketiga unsur itu, maka
Dewasa ini teknik wawancara secara tertulis ataupun menurut suatu daftar
42
dipergunakan untuk tujuan mendapatkan keterangan-keterangan atau pendirian
secara lisan dari seorang respondent yang dalam penelitian kualitatif disebut
keseluruhan. Untuk memperoleh data yang kualivaid (istilah kualitatif) atau data
hendak diteliti. Agar pelaksanaan wawancara mendalam itu terarah dengan baik
dan macam jawaban, yang dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan terhadap
pertanyaan dengan sempurna dan hal itu amat tergantung pada isi pertanyaan,
sedangkan isi dari pertanyaan itu erat hubungannya dengan pengetahuan peneliti
tentang isi pokok wawancara (Koentjaraningrat, 1977:180). Ada lima macam cara
wawancara yang terkenal, yaitu (1) cara random, yakni pewawancara cukup
mewawancarai satu orang saja yang dianggap mewakili kelompok, (2) cara
43
stratisfied, yakni sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu dilakukan
yaitu mewawancari secara berulang-ulang, hal ini biasa dilakukan kepada orang
pesakitan yang memberikan keterangan yang berbelit-belit, (4) cara group atau
informan kunci, seperti; (1) para pengurus HSS Malaysia dan para pracharaka (2)
tokoh umat Hindu lainnya, (3) tokoh-tokoh lain yang dianggap memiliki otoritas,
dan bila mana mungkin juga data dari pemerintah Malaysia atau paling tidak data
Wawancara” yang akan digunakan secara praktis, antara lain; (1) memulai dengan
salam, (2) menciptakan suasana akrab, (3) menciptakan suasana informal (tidak
formal) agar terjadi suasana yang santai tidak tegang, (4) bersikap objektif dan
terbuka, (5) secara hati-hati mengangkat isu-isu yang sensitif, (misalnya hal-hal
(7) memperhatikan bahasa non verbal (raut muka, isyarat nada bicara sebagai
bagian dari psikologi bahasa), (8) menghindari sikap penghakiman dan memberi
nilai, (9) tidak membuat pertanyaan yang jawabannya hanya “ya” atau “tidak”,
44
yang berjumlah tiga macam itu dijabarkan dalam bentuk daftar pertanyaan-
Jika seandainya (misalnya) rumusan masalah penelitian ada tiga dan setiap
pertanyaan itu hanya sebagai pedoman dasar, sebab pertanyaan yang tidak
yang tidak terduga dan informasi itu justeru sangat penting. Dengan daftar
memperoleh seluruh data sesuai yang diharapkan, serta tidak menyimpang dari
tujuan penelitian.
iii. Dokumentasi
bahwa masih banyak informasi yang tersembunyi dalam berbagai sumber. Pada
konteks situasi yang lain ada banyak informasi diperoleh dengan cukup mudah.
Sebagai sarana dan teknik untuk memperoleh data yang lengkap maka kehadiran
berbagai teknik atau strategi penggalian data sangat perlu dipikirkan. Untuk itu
Sebab dengan kajian dokumenter itu dapat memulai penelitian yang lebih baik,
45
budaya, politik, kondisi lingkungan, statistik, artikel-artikel, arsip, foto, peta, dan
(ramalan). Dokumen ini juga dapat diperoleh melalui para informan lainnya untuk
yang diperlukan.
i. Informan
ada orang yang menyamakan kata informan dan kata respondent. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini bahwa istilah untuk sumber data pada penelitian kualitatif
jenis penelitian kuantitatif, secara umum penelitian dengan jumlah populasi 100-
1000 diambil sample atau respondent sebesar 35% atau paling tidak 30 orang
pada suatu populasi kelas yang kecil. Sedangkan untuk ketentuan informan dalam
penelitian kualitatif tidak seperti itu, sebab apabila suatu data penelitian kualitatif
yang diterima hanya dari beberapa informan saja namun sudah dianggap
46
signifikan, maka informan lain sudah tidak penting lagi. Jadi ketentuan jumlah
Oleh sebab itu ada informan hanya enam orang saja, atau sepuluh orang saja, yang
sebagai sumber data maka informan harus dipilih atau ditentukan berdasarkan
berbagai pertimbangan. Cara penentuan ada yang berdasarkan purposive ada juga
dengan sistem snow ball sampling ‘gethok tular’ (Suprayogo dan Tobroni, 2001).
salah seorang anggota masyarakat umat Hindu siapa saja tentang segala hal yang
ada kesepakatan tentang; hari, tanggal, dan jam maka wawancara siap
tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan juga demi efektivitas dan efisiensi
tersebut, harus pula ditanyakan tentang siapa lagi orang yang kira-kira
47
Demikian seterusnya peneliti berjalan mencari data dari informan satu ke
informan yang lain. Cara Snaw ball sampling ini digunakan jika wilayah
penelitian sama sekali asing atau belum diketahui. Karen wilayah penelitian ini,
yaitu Malaysia beserta organisasi HSS dan sekaligus para pracharakanya cukup
sekiranya dipandang mewakili dan mampu menjadi informan dan menjadi sumber
penelitian ini.
wawasan atau pendapat mengenai pokok masalah yang diteliti. Orang-orang ini
mungkin orang biasa, tidak harus orang yang memiliki spesialisasi atau
pendidikan tinggi dan jabatan tinggi. Penentuan tentang siapa yang akan ditunjuk
atau orang yang menjadi sumber untuk itu (Mekkelsen, 1999:85). Wawancara
Informan kunci memiliki pengetahuan khusus mengenai suatu topik tertentu, dan
orang itu tidak harus pemimpin. Orang luar dengan pengetahuan yang cukup
mengenai hal-hal internal sering dapat menjadi sumber informasi berharga karena
48
dapat memberi keterangan mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik setempat
(Mikkelsen, 1999:130).
Hindu dan sosiologi Hindu ini, dalam penggalian data primernya menggunakan
kunci. Informan kunci ini diambil dari hasil seleksi atau perifikasi beradasarkan
kompetensi dari para pengurus HSS dan anggota pracharakan. Jumlah infornan
kunci tidak mengikat, yang terpenting tolak ukurnya adalah kejenuhan data atau
tercapainya data sesuai harapan penelitian. Penggalian data dianggap final setelah
sampai pada informan kunci. Keberhasilan menggali data dari sumber informan
kunci ini mencerminkan kualitas data dan kualitas hasil penelitian. Dalam
penelitian ini selain menggunakan informan kunci HSS Malaysia dan para
Indonesia, antara lain : Prof.Dr. I Made Titib, Ph.D., Prof. Drs. I Ketut Subagiasta,
M.Si., Ph.D., Drs. I Ketut Wiana, M.Ag., dan Drs. I Ketut Donder, M.Ag.
penelitian. Analisis data ini dikatakan sebagai bagian terpernting dari kegiatan
penelitian, karena melalui analisis data inilah akan dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai hasil penelitian. Sebagaimana pada bagian depan sudah ditegaskan bahwa
penelitian ini masuk dalam jenis penelitian kualitatif maka analisis datanya akan
49
ada dua strategi analisis data yang sering digunakan secara bersama-sama atau
secara terpisah, yaitu strategi analisis deskriptif kualitatif dan strategi analisis
objektif sesuai dengan data kepustakaan maupun data lapangan yang menjadi
bentuk tulisan yang bertalian untuk melukiskan sebuah rincian dari objek yang
diteliti. Teknik yang digunakan untuk membantu analisis data adalah perpaduan
antara teknik induktif (khusus ke umum) dan deduktif (umum ke khusus) serta
argumentatif. Teknik induktif adalah uraian analisis yang didahului dengan fakta-
fakta yang bersifat khusus sebelum menarik simpulan. Sedangkan teknik deduktif
adalah kebalikan dari teknik induktif, yaitu uraian analisis yang didahului dengan
fakta yang bersifat umum lalu ditarik menjadi suatu simpulan yang spesifik.
50
kualitatif yang dimaksud adalah suatu deskripsi yang mendalam sehingga
DAFTAR PUSTKA
Amirin, Tatang M., 2003. Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta : PT. rajaGrafindo
Persada
Atmadja, I Nengah Bawa, 2004. Kearifan Lokal dan Agama Pasar (makalah)
Martikulasi Program S2 Kajian Budaya Universitas Udayana Denpasar,
Singaraja : IKIP Singaraja
Basrowi & Sukidin, 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro,
Surabaya : Insan Cendekia
Bonar, S.K., 1987. Teknik Wawancara, Jakarta : Bina Aksara
Bungin, Burhan, 2001. Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya : Airlangga
University Press
Bungin, Burhan, 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : RajaGrafindo
Persada
Campbell, Tom, 2001. Tujuh Teori Sosial, Yogyakarta : Kanisius
Connoly, Peter, 2002. Aneka Pendekatan Study Agama, Yogyakarta : LKIS
Donder, I Ketut. 2006. Brahmavidya:Teologi Kasih Semesta, Surabaya : Paramita
Donder, I Ketut & Wisarja, I Ketut. 2009. Teologi Sosial Perspektif Hindu,
Yogyakarta : Impulse
Echols, John M. dan Shadily Hasan, 2000. Kamus Inggris – Indonesia, Jakarta :
Gramedia
Endraswara, Suwardi, 2003, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada
Jlantik, Ida Ketut, 1982. Geguritan Sucita I, Denpasar : CV. Kayumas Agung
Jlantik, Ida Ketut, 1982. Geguritan Sucita I, Denpasar : CV. Kayumas Agung
Jlantik, Ida Ketut, 1982. Geguritan Sucita II, Denpasar : CV. Kayumas Agung
Kajeng, I Nyoman, 2003. Sarasamuçcaya, Surabaya : Paramita
Keraf, Gorys, 2003. Argumentasi dan Narasi, Jakarta : Gramedia
Koentjaraningrat, 1977. Metode Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta :
Gramedia
Kumar, Ravi.,2007. Glimpses of Hindu Genius, New Dhelhi : Suruchi Prakashan
Maleong, Lexy J., 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda
Karya
Maulana, Achmad dkk., 2003. Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Yogyakarta :
Absolut
Mikkelsen, Britha, 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya
Pemberdayaan, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Muhadjir, Noeng, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake
Sarasin
Pendit, I Nyoman S., 2002. Bhagavadgita, Jakarta : Gramedia
Piliang, Yasraf Amir, 2003. Hipersemiotika (Tafsir Cultural Studies Atas Matinya
Makna, Yogyakarta : Jalasutra
51
Poloma, Margaret, M. 2003. Sosiologi Kontemporer, Jakarta: RajaGrafindo
Persada
Puja, I Gede, 1977. Manawa Dharmacastra, Jakarta : Dir. Bimas Hindu dan
Budha Departemen Agama R.I.
Ratna, Nyoman Kutha, 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ratna, Nyoman Kutha, 2008. Postkolonialisme Indonesia – Relevansi Sastra,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Strauss & Corbin, 2003. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakata : Pustaka
Pelajar
Suprayogo, Imam dan Tobroni, 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama,
Bandung : Remaja Rosdakarya
Surada, I Made, 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia, Surabaya : Paramita
Sztompka, Piotr, 2005, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta : Prenada Media
Group
Titib, I Made, 1996, Veda : Pedoman Praktis Kehidupan Sehari-hari, Surabaya :
Paramita
Titib, I Made, 2003. Teologi & Simbol-Simbol Dalam Agama Hindu, Surabaya :
Paramita
52
PEDOMAN WAWANCARA
Bentuk Pracharaka
53
Faktor-faktor yang Menyebabkan Kurangnya Minat terhadap
Dhamapracharaka
54
21. Apakah ada pengaruh yang bersifat positif dengan
kehadiran pracharaka di tengah-tengah umat Hindu Malaysia?
22. Jika memang benar pracharaka bermanfaat bagi
umat Hindu Malaysia, tolong berikan contoh-contoh riilnya atau apa
buktinya?
23. Adakah perbedaan kondisi umat Hindu Malaysia
antara sebelum dan sesudah hadirnya pracharaka?
24. Apakah Pemerintah Malaysia merasa diuntungkan
dengan kehadiran organisasi Hindu Sevai Sangam (HSS) dan kehadiran
para pracharaka Hindu di Malaysia?
25. Adakah dengan kehadiran HSS dan para
pracharakan ini, umat Hindu Malaysia dan Pemerintah Malaysia
merasakan adanya kemajuan-kemajuan atau peningkatan kesadaran umat
Hindu Malaysia untuk mengabdikan dirinya pada negara dan agama?
26. Dan lain-lain sesuai perkembangan dialog dalam
wawancara.
BAB I PENDAHULUAN
55
Manfaat Praktis ................................................................................ 16
Eksistensi ................................................................... 19
Proses Pencerahan........................................................................... 22
Pendekatan ...................................................................................... 37
56
Sumber Data .................................................................................... 40
Dokumentasi .................................................................................. 45
Informan ........................................................................................ 46
4.1.5 Jumlah Para Pandit dan Para Penyuluh Agama Hindu di Malaysia
57
4.2.5 Keterkaitan antara Pemahaman Pengetahuan Agama dan Pemahaman
Konsep Pracharaka
58
4.3.9 Masa Depan yang Dijannjikan Menjadi Dharmapracharakan
Pracharaka
4.3.14 Upaya Masyarakat dan Organisasi Hindu Sevai Sangam untuk Membina
Tenaga Pracharaka
4.4.6 Perbedaan Kondisi Umat Hindu Malaysia antara Sebelum dan Sesudah
Keberadaan Pracharaka
BAB V PENUTUP
59
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTKA
PEDOMAN WAWANCARA
RENCANA SEKRIPSI
60