PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014
A. Sifat Fisik dan Kimia Sifat Fisis
Sifat Amonia Asam Nitrat Amonium Nitrat Trikalsium Pospat Rumus molekul NH3 HNO3 NH4NO3 Ca3PO4 Berat molekul 17 63 80 310,20 Wujud (1 atm, 30 C) gas cair padat padat Titik leleh (P=1atm), C -77,7 -42 169,5 1670 Titik didih (P=1atm), C -33,35 86 210 - Density (1atm,25C), gr/ml 0,235 1,502 1,725 3,140 Kelarutan dalam 100 gr air, gr/gr 0 C 89,9 365,8 0,0025 30 C 7,4 580 Sifat Kimia a. Amonia Reaksi netralisasi asam dan basa. Reaksi yang terjadi antara amonia dengan asam nitrat : HNO3(l) + NH3(g) NH4NO3(l) b. Asam Nitrat Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan cahaya matahari dan bisa terurai sebagai berikut: 4HNO3 4 NO2 + 2 H2O + O2 Dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi. Reaksinya adalah: HNO3 + HNO3 NO2+ + NO3- + H2O Reaksi netralisasi asam dan basa. Reaksi yang terjadi antara amonia dengan asam nitrat : HNO3(l) + NH3(g) NH4NO3(l) c. Amonium Nitrat Amonium nitrat adalah bahan oksidator kuat yang sangat eksplosif. Amonium nitrat yang berfungsi sebagai oxidating agent dapat mereduksi beberapa logam, misalnya tembaga dan alloy. Reaksi dekomposisi terjadi pada suhu 210-260C Reaksinya : NH4NO3 N2O + 2 H2O
B. Diagram alir proses PT Kaltim Nitrate Indonesia di Bontang memproduksi AN dengan melalui sejumlah proses manufaktur. Diagram prosesnya dapat dilihat di bawah ini Proses Asam Nitrit Proses Amonium Nitrat - Bagian Basah Proses Amonium Nitrat - Bagian Kering Proses Amonium Nitrat - Pengantongan
1. Tahap Persiapan Bahan Baku. a. Pengumpanan Amonia Amonia yang berwujud cair jenuh dengan kemurnian 99,95% berat (PT. Pupuk Kujang, Cikampek) disimpan pada kondisi suhu 30 oC dan tekanan 11,5 atm didalam tangki penyimpanan amonia (T-01). Dari tangki penyimpanan amonia, amonia yang berwujud cair dengan tekanan 11,5 atm kemudian dialirkan menuju pompa sentrifugal (P-02) ke Vaporizer (V-01) untuk diubah fasenya menjadi fase gas pada kondisi suhu 30 oC dan tekanan 11,5 atm. Gas amonia yang keluar dari Vaporizer (E-01) pada kondisi suhu 38 oC dan tekanan 11,5 atm kemudian dipanaskan dalam preheater umpan (HE-01) sampai suhu mencapai 160oC, dan kemudian gas amonia siap diumpankan ke expander untuk menurunkan tekanan menjadi 4,4 atm kemudian diumpankan ke dalam Reaktor (R-01) yang beroperasi pada kondisi suhu 175 oC dan tekanan 4,4 atm. b. Pengumpanan Asam nitrat Asam nitrat yang berwujud cair dengan kemurnian 60% berat (PT. Multi Nitrotama Kimia,Cikampek) disimpan dalam tangki penyimpanan (T-02) pada kondisi suhu 30oC dan tekanan 1 atm. Dari tangki penyimpanan asam nitrat, asam nitrat cair dialirkan dengan pompa sentrifugal (P-03) menuju ke Preheater (HE-02) hingga suhu mencapai 80 oC, kemudian asam nitrat siap diumpankan kedalam Reaktor (R-01).
2. Tahap Pembentukan Produk Tahap pembentukan produk ini bertujuan untuk mereaksikan amonia dan asam nitrat membentuk produk amonium nitrat. Amonia dari Vaporizer (E-01) didistribusikan dari bagian samping bawah reaktor melalui perforated plate sehingga terbentuk gelembung gelembung gas amonia. Sedangkan asam nitrat dari pompa sentrifugal (P-03) dimasukkan kedalam reaktor melalui bagian samping atas reaktor. Reaktan tersebut direaksikan pada reaktor (R-01) tipe Bubbling Reactor (isothermal, non-adiabatic) yang dilengkapi jaket pendingin dimana sebagai media pendinginnya adalah air yang masuk pada kondisi suhu 30 oC dan tekanan 1 atm dan keluar dari jaket pendingin pada kondisi suhu 45 oC dan tekanan 1 atm. Reaktor beroperasi pada kondisi suhu 175 oC dan tekanan 4,4 atm dengan konversi yang dapat diperoleh 99% (Uhde Gmbh, 2002). Reaksi yang terjadi didalam reaktor adalah sebagai berikut: HNO3 (l) + NH3 (g) NH4NO3 (s) H = -31397,24 kkal/kmol Reaksi tersebut berlangsung secara eksotermis. Hal ini dapat dilihat dari harga H yang bernilai negatif. Pendingin air dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi operasi di reaktor pada suhu 175 oC dan tekanan 4,4 atm, karena sifat reaksi eksotermis yang melepaskan panas. Produk keluaran dari bawah reaktor berupa lelehan amonium nitrat dengan konsentrasi 80% (Mc Ketta, 1984). Sedangkan air, sisa amonia dan sisa asam nitrat yang tidak bereaksi dikeluarkan pada bagian atas reaktor menuju ke unit utilitas untuk diolah kembali. 3. Tahap Pemurnian Produk Tahap ini bertujuan untuk memekatkan produk amonium nitrat yang keluar dari Reaktor (R-01) dengan menggunakan Evaporator I (EV-01) dan Evaporator II (EV-02). Produk keluar dari reaktor terpisah menjadi dua produk, yaitu sisa reaktan yang berupa uap amonia, uap asam nitrat dan uap air akan naik keatas sedangkan produk lelehan Amonium Nitrat dan air keluar melalui bagian bawah reaktor pada kondisi suhu 175 oC dan tekanan 4,4 atm. Uap dari Reaktor (R-01) yang terdiri dari campuran amonia, asam nitrat dan air pada kondisi suhu 175 oC dan tekanan 4,4 atm dialirkan ke unit utilitas untuk diolah kembali. Sedangkan produk lelehan ammonium nitrat dan air yang keluar dari bagian bawah dialirkan dengan pompa sentrifugal (P- 03) menuju Evaporator I (EV-01) tipe long tube vertikal untuk dipekatkan hingga konsentrasi 85% (Faith, Keyes, 1975). Uap air hasil atas Evaporator I digunakan sebagai pemanas Evaporator II. Sedangkan hasil dari Evaporator I yang berupa lelehan Ammonium nitrat dialirkan dengan pompa centrifugal (P-04) untuk dipekatkan kembali hingga konsentrasi mencapai 95% (Faith, Keyes, 1975) dengan menggunakan Evaporator II (EV-02) tipe long tube vertikal. Selanjutnya lelehan Ammonium Nitrat dengan konsentrasi 95% pada kondisi suhu 97,17oC dialirkan menuju Mixing Tank (M-01) untuk dicampur dengan ammonium nitrat yang sudah berbentuk prill hasil recycle dari off spec Screening (S-01) pada kondisi suhu 35 oC dan tekanan 1 atm. Agar pencampuran sempurna, mixing tank dilengkapi dengan pengaduk jenis turbine. Keluar mixing tank, ammonium nitrat yang berbentuk lelehan pada kondisi suhu 123,14 oC dan tekanan 1 atm dialirkan menuju Prilling Tower (PT-01) unuk dibentuk produk ammonium nitrat berbentuk prill. 4. Tahap Pembutiran Produk Tahap pembutiran produk ini bertujuan untuk membentuk butiran prill Ammonium Nitrat dengan bantuan udara yang dihembuskan dari bawah Prilling Tower (PT 01). Lelehan Ammonium Nitrat yang keluar dari Mixing Tank (M-01) diumpankan ke bagian atas Prilling Tower (PT-01) untuk dibentuk prill Ammonium Nitrat. Didalam Prilling Tower ini, umpan lelehan Amonium Nitrat didistribusikan secara merata oleh sparger hingga terbentuk tetes-tetes yang kemudian jatuh ke bawah. Tetes tetes ini akan terbentuk prill dengan bantuan udara yang dihembuskan dari bagian bawah Prilling Tower dengan menggunakan Blower (BL-01), dimana udara yang dihasilkan Blower itu berasal dari luar yang masih dalam kondisi udara basah dan dikurangi humiditinya dengan dilewatkan ke silica bed (SB-01 dan SB-02) yang terlebih dahulu dilewatkan ke dust collector (DC-01) untuk dipisahkan debu kotornya. Prill Ammonium Nitrat yang keluar dari Prilling Tower pada kondisi suhu 80 oC dan tekanan 1 atm dengan kadar moisture 0,14% (Mc. Ketta, 1984) keluar menuju ke Cooling Drum (C-01) untuk didinginkan dari 80 oC menjadi 40 oC dengan menggunakan pendingin air. Setelah dingin, kemudian Prill Amonium Nitrat diangkut dengan menggunakan Bucket Elevator (BE-01) menuju ke Screening (S-01) untuk mengayak produk prill Amonium Nitrat antara yang memenuhi spesifikasi produk dan yang tidak memenuhi spesifikasi produk. Di Screening, umpan Ammonium Nitrat prill disaring hingga diperoleh ukuran produk Ammonium Nitrat yang diinginkan yaitu 5 15 mesh, sedangkan produk yang tidak memenuhi spesifikasi produk pada kondisi suhu 35 oC direcycle kembali menggunakan Belt Conveyor (BC-01) menuju ke Mixing Tank (M-01) untuk dicampur dengan lelehan Amonium Nitrat yang keluar dari Evaporator II (EV-02) yang selanjutnya diumpankan ke Prilling Tower untuk dibentuk prill Ammonium Nitrat kembali. Sedangkan prill Amonium nitrat yang memenuhi spesifikasi produk pada suhu 35 oC, dilapisi dengan Ca3(PO4)2 (Tri Kalsium Phosphat) yang diumpankan dari Coating Hopper (CH-01) didalam Coating drum (CD-01). Pada proses pelapisan Ammonium Nitrat dengan Tri Kalsium Phosphat bertujuan untuk menjaga agar produk tetap kering dan tidak kontak langsung dengan udara, karena sifat amonium nitrat yang higroskopis. Produk Amonium Nitrat yang keluar dari Coating Drum mempunyai kemurnian 99,5% berat. Kemudian produk Amonium Nitrat ditransfer menuju Product Silo (SL- 01). Product Silo disini dimaksudkan untuk menampung sementara produk Amonium Nitrat sebelum dibagging. Product Silo berada diatas Warehouse untuk memudahkan proses bagging (BG-01). Suhu operasi didalam Product Silo berkisar 30 40 oC dan tekanan 1 atm. Produk Amonium Nitrat dari Product Silo kemudian dibagging dalam zak untuk menjaga agar produk Ammonium Nitrat tidak kontak langsung dengan udara. Selanjutnya produk Amonium Nitrat disimpan di dalam Warehouse dan siap untuk dipasarkan.