You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya
berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau
dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi, definisi spektroskopi
berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan
tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik
dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron,
fonon, gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis
untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau
yang diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi
juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh.
Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf yang digunakan
untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek
astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan
pergeseran Doppler garis-garis spektral. Salah satu jenis spektroskopi adalah
spektroskopi infra merah (IR) dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR).
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode
yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0,75 1.000 m atau pada Bilangan Gelombang
13.000 10 cm
-1
. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James
Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan
gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor
magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.
Spektroskopi NMR berhubungan dengan sifat magnet dari inti atom.
Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis kimia-fisika yang
mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik.

BAB II
PEMBAHASAN


SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH (IR)

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada
daerah panjang gelombang 0,751.000 m atau pada bilangan gelombang 13.000
10 cm
-1
dengan menggunakan suatu alat yaitu Spektrofotometer Inframerah.
Metode ini banyak digunakan pada laboratorium analisis industri dan
laboratorium riset karena dapat memberikan informasi yang berguna untuk
analisis kualitatif dan kuantitatif, serta membantu penerapan rumus bangun suatu
senyawa.
Teori Dasar Absorpsi Infra-Merah
Berlawanan dengan transisi elektronik dalam molekul dimana absorpsi
terjadi di daerah sinar UV dan sinar tampak, transisi vibrasi terjadi pada energi
lebih rendah di daerah infra merah. Untuk menyerap radiasi inframerah, transisi
vibrasi (seperti peregangan ikatan atar atom) harus menghasilkan perubahan pada
momen dipol dari molekul yang dapat berinteraksi dengan vektor elektrik radiasi
yang masuk.
Contoh:

Karena HCl merupakan molekul polar, perubahan pada panjang ikatan akan
menghasilkan perubahan momen dipol sehingga HCl akan menyerap pada daerah
infra merah.
Dengan kata lain, molekul non-polar seperti O
2
, N
2
atau Cl
2
tidak akan
menghasilkan perubahan momen dipol sehingga tidak akan menyerap pada daerah
infra merah.
Karbon dioksida juga merupakan contoh menarik karena mengalami
peregangan simetri yamg tidak akan menghasilkan perubahan momen dipol dalam
molekul sehingga tidak akan ada penyerapan infra merah. Sebaliknya vibrasi
peregangan asimetri akan menyebabkan perubahan pada momen dipol sehingga
terjadi penyerapan inframerah.

Struktur Sempurna pada Absorpsi Infra merah
Transisi rotasi kecil yang masih ada, dilapiskan pada transisi vibrasi maka
struktur terbaik pengamatan dalam sampel berbentuk gas, tetapi pita lebar hanya
terjadi di dalam sampel berbentuk cairan dan padatan.
Transisi lain yang menghasilkan absorpsi Infra merah
1. Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini, atom bergerak terus sepanjang ikatan yang
menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya,
walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:
a. Regangan Simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam
satu bidang datar.
b. Regangan Asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah
tetapi masih dalam satu bidang datar

Gambar 1. Regangan Simetri dan asimetri
2. Vibrasi Bengkokan (Bending)
Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih
besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang
mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan
ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
a. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi
masih dalam bidang datar
b. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan
masih dalam bidang datar
c. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari
bidang datar
d. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar

Gambar 2. Vibrasi-vibrasi Bengkokan

Selain vibrasi peregangan, molekul juga mengalami vibrasi pelenturan yaitu
rocking, scissoring, wagging dan twisting.

Gambar 3. Vibrasi pelenturan

Kompleksitas Spektrum Inframerah
Dengan adanya potensi vibrasi dalam molekul yang lebih besar jumlahnya,
ini berarti spektrum inframerah akan lebih komplek dibanding UV-tampak dan
gugus fungsional tertentu mungkin dihubungkan pada pita absorpsi spesifik dalam
spectrum inframerah.
Sebagai contoh :

Absorpsi inframerah dalam molekul akan berada pada daerah pertengahan
inframerah
antara 2500 dan 15000 nm. Ini sesuai dengan 2,5 sampai 15 m atau 4000 700
bilangan gelombang per sentimeter (cm
-1
)


Presentasi Spektrum Inframerah
Spektrum inframerah mungkin dipresentasikan dalam panjang gelombang
linier axis dalam m tetapi instrumen modern umumnya memprentasikan
spektrum dalam 91 skala bilangan gelombang dengan perubahan dalam skala
2000 cm-1. Ini lebih baik karena pada umumnya spektrum akan lebih detil
dibawah 2000 cm-1 daripada diatas 2000 cm
-1
.


Daerah Spektrum Infra merah
Spektra yang akan diinterpretasikan harus memenuhi persyaratan berikut :
1. Resapan satu sama lainnya harus terpisah dan mempunyai intensitas yang
memadai.
2. Spektra harus berasal dari zat murni.
3. Spektrofotometer harus dikalibrasi.
4. Tehnik preparasi sampel harus nyata, selain itu posisi resapan, bentuk, dan
tingkat intensitas sering membantu karna spesifik untuk gugus tertentu.
Daerah peresapan infra merah dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. 4000-1300 cm
-1
(2,5-7,7 m) : Functional group region (OH, NH, C=O)
2. 1300-909 cm
-1
(7,7-11,0 m) : Finger print region, interaksi, vibrasi pada
keseluruhan molekul.
3. 909-650 cm
-1

(11,0-15,4 m) : Aromatic region, out-of-plane C-H and ring
bending absorption





Serapan Khas Beberapa Gugus fungsi
Gugus Jenis Senyawa Daerah Serapan (cm
-1
)
C-H alkana 2850-2960, 1350-1470
C-H alkena 3020-3080, 675-870
C-H aromatik 3000-3100, 675-870
C-H alkuna 3300
C=C alkena 1640-1680
C=C aromatik (cincin) 1500-1600
C-O alkohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300
C=O aldehida, keton, asam karboksilat, ester 1690-1760
O-H alkohol, fenol(monomer) 3610-3640
O-H alkohol, fenol (ikatan H) 2000-3600 (lebar)
O-H asam karboksilat 3000-3600 (lebar)
N-H amina 3310-3500
C-N amina 1180-1360
-NO
2
nitro 1515-1560, 1345-1385

Frekuensi peresapan infra merah yang khas untuk gugusan-gugusan tertentu
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.



Aplikasi Spektrometri absorpsi Inframerah
Spektrofotometer infra merah dapat digunakan untuk beberapa hal berikut
ini :
a. Identfikasi gugus fungsional
b. Dengan mempertimbangkan adanya informasi lain seperti titik lebur, titik
didih, berat molekul dan refractive index maka dapat menentukan stuktur
dan dapat mengidentifikasi senyawa
c. Dengan menggunakan komputer, dapat mengidentifikasi senyawa bahkan
campuran senyawa.

Instrumentasi
Bagian pokok dari inframerah adalah sumber cahaya inframerah,
monokromator dan detector. Cahaya dari sumber dilewatkan melalui cuplikan,
dipecah menjadi frekuensi-frekuensi individunya dalam monokromator dan
intensitas dari ferkuensi individu diukur oleh detector.
Sumber yang paling umum digunakan adalah merupakan batang yang
dipanaskan oleh listrik yang berupa :
Nernst glower (campuran oksida dari Zr, Y, Er, dsb).
Globar (silicon karbida)
Berbagai bahan keramik

Monokromator
Prisma dan grating keduanya dapat digunakan. Kebanyakan prisma yang
digunakan adalah NaCl, hal ini disebabkan karena NaCl hanya transparan
dibawah 625 cm
-1
, sedangkan halida logam lainnya harus digunakan pada
pekerjaan dengan frekuensi yang rendah (misal CsI, atau campuran ThBr dan ThI)
yang dikenal sebagi KRS-5. Grating dan prisma mempunyai peranan dalm
meresolusi spektra dan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan. Tabel berikut
menyatakan hubungan antara bahan prisma dan daerah jangkauan frekuensi.

Pada umumnya grating memberikan hasil yang lebih baik daripada prisma
pada frekuensi yang tinggi. Ketidakuntungan terhadap NaCl adalah sifatnya yang
higroskopis hingga cermin-cermin harus dilindungi dari kondensasi uap.

Detektor
Alat-alat yang modern kebanyakan memakai detektor Thermopile dasar
kerja dari thermopile adalah sebagai berikut : Jika dua kawat logam berbeda
dihubungkan antara ujung kepala dan ekor menyebabkan adanya arus yang
mengalir dalam kawat. Dalam spektrometer inframerah arus ini akan sebanding
dengan intensitas radiasi yang jatuh pada thermopile.

Gambar 4. Instrumen IR











NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (NMR)

Sejarah Penemuan NMR
Sebelum era 1950 para ilmuwan khususnya yang berkecimpung
dalambidang kimia organic merasakan kurang puas terhadap apa yang telah
dicapai dalam analisis instrumental. Kekurangpuasan mereka terutama dari segi
analisis kuantitatif, penentuan struktur dan gugus hidrokarbon yang dirasa banyak
memberikan informasi. Blonch dan Purcell dua ilmuwan dari USA menemukan
bahwa inti atom berorientasi terhadap medan magnet. Setiap proton di dalam
molekul yang sifat kimianya berbeda akan memberikan garis-garis resonansi
orintasi magnet yang berbeda. Ini adalah awal lahirnya Nuclear Magnetic
Resonance (NMR).
Para ilmuwan di Indonesia mempopulerkan metode ini dengan nama
spektrofotometer resonansi magnetic inti (RMI). Spektrofotometri RMI sangat
penting artinya dalam analisis kualitatif, khususnya dalam penentuan struktur
molekul zat 11lectro.

Pengertian Spektrum NMR
Sebagaimana namanya, Nuclear Magnetic Resonance (NMR) atau biasa
disebut resonansi electron inti berhubungan dengan sifat magnet dari inti atom.
Mempelajari molekul senyawa organik secara spektrometri resonansi magnet inti
akan memperoleh gambaran perbedaan sifat magnet dan berbagai inti yang ada
serta untuk menduga letak inti tersebut di dalam suatu mole kul. Berdasarkan
resonansi magnet proton, akan dapat diperoleh gambaran tentang berapa banyak
jenis lingkungan hidrogen yang ada dalam molekul dan diperoleh pula gambaran
tentang jumlah atom hidrogen yang ada pada atom tetangga.
NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan metode spektroskopi
yang sangat penting dalam penentuan struktur senyawa organic. Apabila
spektroskopi inframerah dapat mengindikasikan tentang gugus fungsi yang
terdapat pada suatu senyawa organik, maka
1
H NMR memberikan gambaran
tentang jumlah setiap tipe hidrogen dan
13
C NMR selain memberikan data
tentang jumlah karbon dalam suatu molekul juga tipe dari karbon tersebut.
Pada
1
H NMR dapat diketahui pergeseran kimia untuk setiap proton
yang terdapat pada suatu molekul. Ini disebabkan bahwa tidak setiap proton dalam
molekul beresonansi pada frekuensi yang identik sama. Dalam kenyataan setiap
proton dalam molekul dikelilingi elektron dan menunjukkan sedikit perbedaan
lingkungan elektronik dari satu proton dengan proton yang lainnya. Proton-
proton dilindungi oleh elektron-elektron yang mengelilinginya. Di dalam medan
magnet, perputaran elektron-elektron valensi dari proton menghasilkan medan
megnet yang melawan medan magnet yang digunakan. Dengan demikian proton
dalam molekul dilindungi dari medan megnet yang digunakan dan besarnya
perlindungan ini tergantung pada kerapatan elek tron yang mengelilinginya.
Makin besar kerapatan elektron yang mengililingi inti, maka makin besar pula
medan yang dihasilkan yang melawan medan yang digunakan. Hal ini berakibat
inti/proton merasakan adanya pengurangan medan yang mengenainya. Karena
inti merasakan medan magnet yang lebih kecil, maka inti akan mengalami presesi
pada frekuensi yang lebih rendah dan berlaku juga untuk sebaliknya.
Pada
13
C NMR, pergeseran kimia setiap karbon yang terdapat pada suatu
molekuljuga dipengaruhi oleh adanya perbedaan lingkungan elektronik dari
satu karbon dengan karbon yang lainnya, sehingga akan dapat diketahui karbon
dengan berbagai harga pergeseran kimia. Selain itu akan dapat diketa hui dengan
pasti berapa banyak jumlah karbon yang ada pada suatu molekul yang akan
ditentukan strukturnya. Untuk NMR 2D, akan sangat membantu dalam
penempatan setian unit kecil dalam suatu molekul sehingga dapat diketahui
struktur molekul suatu senyawa secara pasti. Spektrum NMR 2D yang sering
digunakan antara lain HMQC, COSY, NOESY, dan HMBC.

Pengukuran Spektrum Nmr
Spektrum NMR dapat dihasilkan dengan dua metode. Metode pertama
mirip dengan cara memperoleh spektrum optis, dengan cara ini sinyal absorpsi
diukur pada saat frekuensi elektromagnetik divariasikan. Prisma pendispersi atau
grating tidaklah diperlukan pada frekuensi radio. Oskilator frekuensi radio
menghasilkan frekuensi radio yang bervariasi antara 1 10 KHz. Metode kedua
adalah dengan menggunakan oskilator frekuensi radio yang konstan dan
memvariasikan medan magnet H
0
secara kontinyu. Instrumen lama menggunakan
teknik sweep ing ini untuk menghasilkan spektrum. Oskilator sweeping linear
yang belakangan ini banyak digunakan mempunyai efisiensi yang lebih baik
dalam menghasilkan spektrum dekopling spin.
Instrumen NMR dapat berupa NMR resolusi tinggi atau model puncak
lebar. Hanya NMR resolusi tinggilah yang da pat menguraikan struktur halus yang
sesuai dengan puncak absorpsi. Instrumen tersebut menggunakan medan magnet
7000 G. Sedang instrumenberpuncak lebar digunakan untuk analisis unsur secara
kuantitatif dan menelaah lingkungan fisis suatu inti. Instrumen berpuncak lebar
menggunakan magnit dengan kekuatan beberapa ribu gauss adalah lebih
sederhana dan lebih murah daripada NMR resolusi tingi. Untuk spektroskopi
NMR resolusi tinggi diperlukan model yang canggih.
Pengukuran sampel untuk mendapatkan spektrum
1
H atau
13
C NMR dalam
bentuk larutan. Volume yang diperlukan 0,5 ml dengan jumlah sampel
beberapa sampai 50 mg. Sampel yang diukur harus dalam keadaan sangat murni.
Oleh karena yang akan dideteksi adalah proton sehingga diperlukan pelarut yang
tidak mengandung hidrogen. Dengan demikian pelarut yang ideal harus tidak
mengandung proton dalam strukturnya dengan kata lain harus terdeuterasi, selain
itu juga tidak mahal, dan mempunyai titik didih yang rendah, tidak polar dan
bersifat inert serta cuplikan cukup larut di dalamnya. Pelarut yang se ring
digunakan untuk pengukuran
13
H NMR adalah CCl
4
, sedangkan pelarut yang luas
penggunaannya adalah CDCl
3
, CD
3
OH, aseton-d6, benzena-d6, piridin-d5,
DMSO-d6, D2O. Puncak proton tajam dan kecil akan muncul sebagai pengotor
dari CHCl
3
pada 7,24 ppm. Untuk pengukuran
13
C NMR otomatis pelarut yang
digunakan pada pengukuran
1
H-NMRD.



Instrumentasi Dan Teknik NMR
Instrumen NMR terdiri atas komponen-komponen utama berikut:
a). Magnet
b). Generator medan magnet untuk sweeping
c). Sumber frekuensi radio
d). Detektor sinyal
e). Perekaman
f). Tempat sampel dan kelengkapannya

Gambar 5. Instrumen NMR

Cara kerja dari masing-masing komponen peralatannya:
1) Magnit: akurasi dan kualitas suatu alat NMR yang tergantung pada kekuatan
magnitnya. Resolusi akan bertambah dengan kenaikkan kekuatan
medannnya, bila medan magnitnya homogen elektromagnit dan kumpaaran
superkonduktor (selenoids). Magnit permanen mempunyai kuat medan 7046-
14002 G, ini sesuai dengan frekuensi oskilator antara 30-60 MHz.
Termostat yang baik diperlukan karena magnit bersifat peka terhadap
temperatur. Elektromagnit memerlukan sistem pendingin, elektromagnit
yang banyak di pasaran mempunyai frekuensi 60, 90 dan 100 MHz untuk
proton. NMR bersolusi tinggi dan bermagnit superkonduktor dengan
frekuensi proton beresolusi tinggi dan bermagnit superkonduktor dengan
frekuensi proton 470 MHz. Pengaruh fluktuasi medan dapat diatasi dengan
sist em pengunci frekuensi, dapat berupa tipe pengunci eksternal atau
internal. Pada tipe eksternal wadah senyawa pembanding dengan senyawa
sampel berada pada tempat terpisah, sedang padatipe internal senyawa
pembanding larut bersama-sama sampel. Senyawa pembanding biasanya
tetrametilsilan (TMS).
2) Generator Medan magnet penyapu : suatu pasangan kumparan terletak
sejajar terhadap permukaan magnet, diguna kan untuk mengubah medan
magnit pada suatu range yang sempit. Dengan memvaria sikan arus searah
melalui kumparan ini, medan efektif dapat diubah- ubah dengan perbedaan
sekitar 10
-3
gauss. Perubahan medan ini disinkronisasikan secara linier
dengan perubahan waktu. Untuk alat 60 MHz (proton), range sapuannya
adalah 235 x 10
-3
gauss. Untuk F
19
, C
13
, diperlukan sapuan frekuensi sebesar
10 KHz.
3) Sumber frekuensi radio : sinyal frekuensi oskilasi radio (transmiter)
disalurkan pada sepasang kumparan yang possinya 90 terhadap jalar dan
magnit. Suatu oskilator yang tetap sebesar 60, 90 atau 100 MHz digu nakan
dalam NMR beresolusi tinggi.
4) Detektor sinyal : sinyal frekuensi radio yang dihasilkan oleh inti yang
beresolusi dideteksi dengan kumparan yang mengitari sampel dan tegak
lurus terhadap sumber. Sinyal listrik yang di hasilkan lemah dan biasanya
dikuatkan dulu sebelum dicatat.
5) Rekorder: pencatat sinyal NMR disinkronisasikan dengan sapuan medan,
rekorder mengendalikan laju sapuan spektrum. Luas puncak dapat digunakan
untuk menentukan jumlah relatif inti yang mengabsorpsi.
6) Tempat sampel dan probe: tempat sampel merupakan tabung gelas
berdiameter 5mm dan dapat diisi cairan sampai 0,4 ml. Probe sampel terdiri
atas tempat kedudukan sampel, sumber frekuensi penyapu dan kumparan
detector dengan sel pembanding. Detector dan kumparan penerima
diorientasikan pada 90. Probe sampel menggelilingi tabung sampel pada
ratusan rpm dengan sumbu longitudinal.

Untuk NMR beresolusi tinggi, sampel tidak boleh terlalu kental.
Biasanya digunakan konsentrasi larutan 2-15%. Pelarut yang baik unutk NMR
sebaiknya tidak mengandung proton seperti CS
2
, CCl
4
. Pelarut pelarut
berdeuterium juga sering digunakan seperti CDCl
3
atau C
6
D
6
.

Pengaruh Medan magnet terhadap inti atom
Semua atom mempunyai inti yang bermuatan. Muatan tersebut ber-spin
(berputar) pada sumbu inti sehingga menghasilkan suatu dipol magnet sepanjang
sumbu dengan momentum inti . Diantara inti-inti yang lebih umum yang
memiliki spin meliputi:


Inti isotop biasa karbon dan oksigen

dan

tidak termasuk yang


mempunyai spin, tetapi inti atom hydrogen (proton) mempunyai spin. Untuk
setiap atom yng memiliki spin, jumlah kedudukan spin adalah tertentu dan
ditentukan oleh bilangan kuantum spin inti, bilangan spin I merupakan bilangan
bulat genap , maka harga I adalah nol atau kelipatan bulat (0, 1, 2, 3,). Jika
jumlah proton dan neutron merupakan bilangan ganjil, maka harga I merupakan
bilangan tengahan (1/2, 1, 3/2, sampai 9/2), tergantung pada macam intinya. Jika
jumlah proton dan neutron merupakan bilngan genap, maka harga I adalh 0 yang
berarti idak ada putaran, seperti

di atas.
Bilangan spin I menunjukkan jumlah orientasi suatu inti jika menerima
medan magnet seragam dari luar, yang sesuai dengan rumus 2I + I. Setiap
orientasi menunjukkan tingkat energi dari inti tersebut. Dengan demikian untuk
proton akan diperoleh 2 x + 1 = 2 macam orientasi, pararel (searah dengan
medan magnet luar) yang berenergi rendah (stabil dan yang lain yaitu anti
pararel (melawan medan magnet dari luar, energi ini merupakan fungsi dari
momen magnet dan medan magnet dari luar Bo yang dikenakan pada inti
(Gambar 1). Persamaan pokok yang menghubungkan frekuensi elektromagnet
dan kuat medan magnet Bo, adalah


Tetapan dinamakan nilai banding magnet giro dan merupakan tetapan inti yang
fundamental. Tetapan ini mempunyai hubungan dengan moment magnet dan
bilangan spin I:



H adalah tetapan Planck
Masalahnya adalah bagaimana memberikan energi frekuensi
elektromagnet ke dalam proton yang berada pada keadaan paralel dalam suatu
medan magnet dan bagaimana mnegukur energi yang diserap sehingga proton
tersebut naik ke tingkat nenrgi yang lebih tinggi. Hal ini dapat diterangkan secara
klasik dimana digambarkan bahwa proton berputar dalam medan magnet dari luar;
maka sumbu magnet proton akan melakukan presesi pada sumbu medan magnet
dari luar serupa dengan putaran giroskop yang melakukan presesi yang
dipengaruhi gravitasi. Kecepatan sudut presesi o adalah stara dengan hasil kali
dari nilai banding dan kekuatan medan magnet yang digunakan Bo.

Dan jika dihubungkan dengan persamaan dasar, maka

Oleh karenanya



Pengaruh medan magnet dan tingkat energi dalam medan magnet Bo
Sebenarnya karena gangguan panas maka hanya sedikit fraksi dari populasi total
proton benar-benar terdapat pada posisi pararel. Energi frekuensi elektromagnetik
diterapkan sedemikian rupa sehingga komponen magnet B
1
tegak lurus terhadap
medan magnet utama Bo dan berputar sesuai dengan proton yang berpresesi. Hal
ini dikerjakan oleh suatu kumparan dengan tegak lurus terhadap medan megnit
utama Bo. Seperti suatu kumparan akan menghasilkan medan magnet tergetar B
1

sepanjang arah sumbu kumparan. Adanya B
1
, maka inti akan mengalami medan
magnet luar (B
eff
) yang besarnya tidak sama dengan Bo yang ada pada sistem
sebagai berikut:


Pergeseran Kimia dan Perlindungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kimia
1. Faktor Intramolekul
Dalam larutan encer, faktor yang mempengaruhi parameter pergeseran
kimia adalah faktor intramolekuler yang dibagi dalam tiga kelompok.

a. Faktor Induksi
Jika suatu atom diletakkan dalam medan magnet yang seragam, maka
elektron-elektron di sekeliling inti akan beredar mengelilingi inti dan membentuk
medan magnet sekunder yang berlawanan arah dengan medan magnet yang
diterima. Pergerakan elektron tersebut menyebabkan inti menjadi terlindung.
Tetapi jika kerapatan elektron di sekitar suatu atom berkurang karena efek induksi
dari atom tetangga yang bersifat elektronegatif, maka kuat medan sekunder yang
timbul juga menurun, sehingga resonansi terjadi pada harga yang lebih besar.
Hal ini disebabkan elektron menarik dirinya dari proton sebagai akibat dari
pengaruh atom yang bersifat elektronegatif dan ini menyebabkan proton menjadi
kurang terlindung. Sebagai contoh proton pada gugus metil yang terikat oksigen
resonansi pada medan lebih rendah ( lebih besar) dari pada proton gugus metil
yang terikat pada karbon (Tabel 1).
Tabel 1 Harga untuk proton metil pada lingkungan yang berbeda
No Lingkungan metil
C - 1 CH
3
0,9 ppm
N - 2 CH
3
2,3 ppm
O - 3 CH
3
3,3 ppm
Dengan demikian proton yang sama seperti metil pada Tabel 1 akan
mempunyai harga pergeseran kimia yang berbeda tergantung lingkungan
masing-masing.
b. Anisotropi Ikatan Kimia
Letak pergeseran kimia ( ) suatu proton yang terikat C = C pada
alkena lebih tinggi dari pada yang dihitung dengan pengaruh elektronegatif
saja. Hal ini karena erat hubunganya dengan elektron . Efek ini sangat
kompleks dan dapat menghasilkan pergeseran paramagnetik dan diamagnetik.
Efek anisotropi adalah efek medan yang bekerja melalui ruang, sehingga
berbeda dengan efek induksi yang bekerja melalui ikatan kimia.
c. Tidak terlindungi Van der Waals
Jika proton-proton terikat pada atom yang berbeda dan memungkinkan untuk
bekerja gaya Van der Waals, akan menyebabkan proton tersebut menjadi tidak
terlindung. Karena itu proton H pada sistem kursi sikloheksana berbentuk
kaku ak an melakukan resonansi pada medan lebih rendah jika R = CH
3

daripada R = H. Pergeseran paramagnetik yang disebabkan oleh gaya Van der
Waals biasanya pada orde 1 ppm atau kurang. Interaksi sterikmenyebabkan
tidak terlindung, karena perlindungan efektif inti hidrogen menurun pada
distorsi asimetrik awan elektron. Dengan demikian, efek induksi selalu
menghasilkan pergeseran paramagnetik yang besarnya beberapa ppm. Begitu
juga kongesti sterik akan menghasilkan tidak terlindung, tetapi pengaruhnya
biasanya kurang dari 1 ppm. Efek medan yang disebabkan oleh momen dipol
dan anisotropi dari gugus kimia merupaka hal yang sangat penting dalam
penetapan besar kecilnya daerah pergeseran, dengan besar dan arahnya
tergantung dari jarak dan sudut yang mempengaruhi.
d. Ikatan hidrogen
Jika suatu proton melakukan ikatan hidrogen, maka hal ini
menyebabkan pergeseran ke medan lebih bawah relatif terhadap ji ka tidak ada
ikatan hidrogen. Pergeseran paramagnetik yang berhubungan dengan ikatan
hidrogen dapat sedemikian besar dan hal ini bukan tak umum untuk proton
berikatan hidrogen dari fenol dan asam karboksilat untuk muncul pada lebih
besar dari 10. Pergeseran ke medan lebih tinggi resonansi proton hidroksil dari
etanol dengan naiknya suhu atau pada pengenceran etanol dengan CCl
4

disebabkan oleh pemutusan ikatan hidrogen intramolekul.
2. Efek resonansi
Resonansi timbul jika kita dapat menuliskan dua struktur atau lebih untuk
sebuah molekul dengan susunan elektron yang berbeda tetapi susunan atomnya
identik. Resonansi dangat berbeda dengan isomeri yang susunan atomnya
berbeda. Jika resonansi mungkin terjadi, senyawa dikatakan mempunyai struktur
hibrida resonansi dari beberapa struktur penyumbang (contributing structures).
a. Resonansi pada senyawa alifatik.
Suatu proton dari dua molekul yang berbeda dan keduanya dapat
menyumbangkan bentuk-bentuk resonansinya akan menempati pergeseran kimia
yang berbeda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh atom yang elektronegatif (menarik
lektron) yang berhubungan. Apabila efek penarik elektron tersebut menj adi
berkurang pada bentuk resonansinyanya, maka proton yang berdekatan akan
menduduki pergeseran kimia yang lebih terlindung (shielding). Namun apabila
bentuk resonansi tersebut menyebabkan aton penarik elektron semakin kuat, maka
harga pergeseran kimia protonnya akan menjadi lebih besar karena kurang
terlindung (deshielding).
Sebagai contoh: Kita akan bandingkan harga pergeseran kimia dari
proton metilen pada etena, metoksi etena dan propenil metil ester. Harga
pergeseran kimia proton pada etena akan terletak diantara kedua senyawa yang
lain, dan harga pergeseran kimia dari proton metilen pada metoksi etena akan jauh
lebih terlindung dibandingkan dengan proton metin pada propenil metil ester
walaupun keduanya mempunyai kedekatan yang sama terhadap atom oksigen.
Perbedaan ini dikarenakan efek resonansi yang terjadi. Bentuk bentuk resonansi
dan harga pergeseran kimia pada ketiga contoh senyawa di atas dapat dilihat pada
Gambar 6.

Gambar 6. Perbedaaan Nilai geseran Kimia karena efek resonansi pada
senyawa alifatik

b. Resonansi pada senyawa aromatik.
Delokalisasi elektron yang terjadi pada senyawa aromatik membuat senyawa
tersebut mempunyai struktur hibrida resonansi dari beberapa struktur
penyumbang (contributing structures). Sebagai contoh senyawa fenol mempunyai
beberapa bentuk resonansi. Dari bentuk resonansi tersebut dapat diketahui pula
bagaimana distribusi elektron yang terjadi pada cincin aromatik dan juga pada
posisi orto, para maupun meta. Oleh sebab itu harga pergeseran kimia proton pada
kedudukan orto, meta dan para menjadi berbeda.

Gambar 7. Efek Resonansi

3. Efek simetri
Harga pergeseran kimia proton pada suatu molekul dipengaruhi oleh sifat
kesimetrisannya. Apabila suatu atom terikat pada molekul yang dapat
berputar pada bidang, maka atom tersebut akan memiliki sifat kimia yang
identik (magnetic equivalence ).

HIDROGEN NMR, KARBON NMR, DEPT DAN NMR 2 D
1. Spektrum
1
H NMR
Fungsi dari spectrum ini adalah mengukur inti proton (
1
H),
Menentukan letak dan jumlah proton dalam senyawa
2. Spektrum
13
C NMR
Spektrum
13
C NMR sangat berguna untuk mendapatkan data tentang
jumlah karbon dan posisi pergeseran kimianya. (yang sesuai dengan
lingkungannya dalam suatu senyawa Seperti halnya
1
H NMR, pergeseran
kimia atom C pada spektrum
13
C NMR juga sesuai dengan lingkungan
masing-masing. Apabila lingkungan atom C tersebut terlindung (shielding)
akan mempunyai harga yang rendah, begitu juga sebaliknya seperti yang
terlihat pada Gambar 1. Rentang nilai pergeseran kimia untuk 1H NMR
sekitar 0 15 ppm, sedangkan untuk
13
C NMR dari 0 220 ppm.

Gambar 8. Harga pergeseran kimia H dan C

Kelebihan NMR
13
C dibandingkan NMR
1
H, yaitu:
1. memberi informasi tentang susunan atom C dalam suatu molekul.
2. dapat mengamati puncak resonansi tiap atom karbon senyawa organik
dengan BM 200-400.
3. Tidak ada pengaruh atom-atom karbon yang sama terhadap puncak
spektrum karena jumlahnya sedikit dalam molekul.
4. Pengaruh proton terhadap puncak spektrum C-13 dapat dihilangkan
Kelemahan NMR
13
C :
1. Kelimpahan NMR
13
C di alam sedikit.
2. Desain instrumen NMR
13
C sangat rumit.
3. Umumnya digunakan untuk menganalisis senyawa organik.
3. Distortion Less Enhancement Due to Polarization Transfer (DEPT)
DEPT merupakan spectrum gabungan antara APT (Attached Proton
Test) dan INEPT (Insensitive Nuclei Enhancement by Polarization Transfer).
Spektrum DEPT digunakanuntuk membedakan CH
3
dengan C kuartener, CH
2

dan CH. Masing masing sinyal karbon tersebut dapat dibedakan selain
berdasarkan pergeseran kimianya juga posisi signal ke arah positif dan negatif.
Untuk CH
3
dan CH posisi signal ke arah positif, CH
2
negatif, sedangkan C
kuartener dapat diketahui dari seli sih total karbon yang ada dengan jumlah
karbon metil, metin dan metilen.

Gambar 9. Sinyal karbon yang disortir: teknik DEPT

Teknik spin dekopling biasa dilakukan untuk mengetahui atom-atom
yang termasuk dalam satu sistem. Misalnya pada sistem AX yang
mengalami spliting mempunyai konstanta kopling Jax, setelah A diradiasi
maka X akan menjadi singlet.
4. Spektrum NMR dua dimensi (2D)
a. Heternuclear Multiple Quantum Coherence (HMQC)
Spektrum HMQC dapat memberikan indikasi posisi atom H pada C.
Spektrum ini memberikan korelasi H dengan C dengan jarak satu ikatan
melalui kontur yang muncul pada spektrum. Dengan demikian dari sp
ektrum HMQC ini dapat menetapkan nilai pergeseran kimia karbon yang
memiliki hidrogen.
b. Correlated Spectroscopy (HH COSY)
Spektrum HH COSY dapat memberikan korelasi H dengan H
tetangga (geminal, visinal, jarak jauh (w)) melalui kontur yang muncul
pada spektrum. Dari spektrum ini dapat diketahui proton-proton yang
berdekatan pada suatu senyawa.
c. Nuclear Overhauser Eff ect Spectroscopy (HH NOESY)
HH NOESY dapat membuktikan hubungan ke dekatan H H dalam
ruang. Hal ini dapat dilakukan melalui:
1. Peningkatan intensitas sinyal secara selektif (dengan percobaan
dekopling, proton diradiasi)
2. Memanfaatkan peningkatan sinyal proton
d. Heternuclear Multiple Bond Coherence (HMBC)
Spektrum HMBC memberikan informasi tentang korelasi jarak jauh
antara H C maksimal 3 ikatan melalui kontur yang menghubungkan kedua
signal C dan H. Dari data pada spektrum ini kita dapat membuktikan bahwa
struktur yang kita usulkan sudah sesuai.

Langlah-langkah cara mengintepretasi spektra NMR
1. Jumlah sinyal
yaitu berapa macam perbedaan dari prot on-proton yang terdapat dalam
molekul
2. Kedudukan sinyal
yaitu bagaimana lingkungan elektronik dari setiap proton
3. Kedudukan sinyal
yaitu berapa banyak proton dari setiap macam proton yang ada
4. Pemecahan (splitting) si nyal menjadi beberapa puncak
bagaimana lingkungan dari proton-proton yang berdekatan/tetangga

Aplikasi NMR
NMR dapat digunakan dalam analisis kualiatif. Misalkan karakterisasi
senyawa organic. Nilai pergeseran kimia, spin-spin splitting dan konstanta
coupling merupakan nilai-nilai yang dapat saling diperbandingkan. Nilai-nilai
tersebut member juga petunjuk mengenai perbedaan lingkungan suatu atom
hydrogen di dalam molekul. Studi struktur halus yang berupa puncak-puncak
berganda, memberikan petunjuk mengenai berbagai tipe H yang saling berdekatan
satu sama lainnya.
Umumnya untuk karakterisasi suatu senyawa, NMR digunakan bersama-
sama dengan IR, UV, analisis elementer dan spektroskopi massa. Di dalam
alcohol, pertukaran proton pada gugus OH sedemikian cepat sehingga proton ini
tidak melakukan kopel secara spin-spin engan proton terdekatnya. Akibatnya
hanya tampak satu resonansi pada = 2,58 ppm. Proton-proton metilen
mengadakan coupling dengan roton-proton metal, memberikan triplet pada =
1,22 ppm, proton hidroksil tidak menghasilkan splitting tetapi proton metal
menghasilkan spiliting pada = 3,70 ppm. Karena OH lebih elektronegatif
daripada karbon, kerapatan electron bergeser dari gugus CH
2
, sehingga akibatnya
terjadi efek deshielding diamagnetic ( = 1,20 sampai 1,35 ppm). Demikian juga
proton pada asetil asetat yang berdekatan dengan gugusan karbonil bersifat kurang
shielding yang akan memeberikan resonansi pada = 203, sedangkan proton
metilen muncul sebagai kuartet pada = 4,12 ppm.
Kesebandingan antara luas puncak sinyal dengan banyaknya inti dapat
dimanfaatkan daam analisis kuantitatif. Bial tidak terdapat tumpang tindih antara
sinyal, luas puncak dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
senyawa, bila luas sinyal tiap proton diketahui. Luas puncak sinyal data
distandariasi dengan standar dalam. Untuk tujuan ini, senyawa- senyawa turunan
silicon organic paling tepat digunakan. Masalah utama dalam analisis kuantitatif
adalah efek saturasi. Efek ini dapat diatasi dengan pengendalian waktu relaksasi,
sumber dan laju scanning. Dalam analisis kuantitatif, NMR biasanya digunakan
untukmenentukan air dalam produk makanan, bahan baku kertas dan materi-
materi hasil pertanian. NMR juga digunakan untuk analisis elemental.
Kadangkal interpretasi spectrum NMR memerlukan reagen penggeser,
shiff reagent. Reagen ini dapat menguraikan puncak absorbs an memisahkan
puncak-puncak yang tumpang tindih, sehingga memudahkan interpretasi. Reagen
penggeser ini meliputi kompleks dari Eu atau Pr, misalkan kompleks
dipivalometana Pr(PPM)
3
. Ion Pr dalam kondisi netral ini mampu memperbesar
koordinasinya melalui interaksi dengan pasangan elektron sendiri. Pelarut yang
digunakan biasanya pelarut non polar seperti CCl
4
, CDCl
3
, C
6
D
6
,Eu(DPM)
3

memberikan pergeseran pada medan yang lebih lema. NMR dapat digunakan
dalam analisis kuali tatif dan kuantitatif. Dalam analisis kuantitatif, NMR
memiliki kelebihan, yaitu tidak diperlukannya zat murni. Tetapi yang diperlukan
adalah pembanding, yaitu standard dalam yang murni. Standar dalam ini dapat
setiap senyawa yang mempunyai spektrum karakteristik yang tidak tumpangsuh
dalam sampel.

BAB III
PENUTUP


Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada
daerah panjang gelombang 0,751.000 m atau pada bilangan gelombang 13.000
10 cm
-1
. Interaksi molekul dapat berubah vibrasi peregangan, juga vibrasi
pelenturan yaitu rocking, scissoring, wagging dan twisting. Bagian pokok dari
inframerah adalah sumber cahaya inframerah, monokromator dan detector.
Cahaya dari sumber dilewatkan melalui cuplikan, dipecah menjadi frekuensi-
frekuensi individunya dalam monokromator dan intensitas dari frekuensi individu
diukur oleh detector.
NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan metode spektroskopi yang
sangat penting dalam penentuan struktur senyawa organic. Apabila spektroskopi
inframerah dapat mengindikasikan tentang gugus fungsi yang terdapat pada suatu
senyawa organik, maka
1
H NMR memberikan gambaran tentang jumlah setiap
tipe hidrogen dan
13
C NMR selain memberikan data tentang jumlah karbon dalam
suatu molekul juga tipe dari karbon tersebut. Instrumen NMR terdiri atas
komponen-komponen utama berikut: magnet, generator medan magnet untuk
sweeping, sumber frekuensi radio, detektor sinyal, perekaman,tempat sampel dan
kelengkapannya.









DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2011. Sejarah Pencitraan Resonansi Magnetik Inti. (online).
Http://ayobelajarmri.blogspot.com/2011/02/sejarah-pencitraan-resonansi-
mgnetik.Html.
Rossifumi, sulist. 2012. Makalah Definisi, Cara Kerja, Prinsip
Spektrofotometer.(online).Http://sulistrossifumi.blogspot.com/2012/06/mak
alah-definisi-cara-kerja-prinsip.
Soekamto, Hariani. 2008. Menentukan Struktur Molekul Senyawa Melalui
Analisis Data Spektroskopi. Makassar. Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
Takeuchi, yashito. 2009. Spektroskopi NMR. (online). Http://www. Chem.-is-
try.org/author/yoshiti_takeuchi/ Spektroskopi NMR _ Chem-Is-Try.Org _
Situs Kimia Indonesia.html.
Yazid BZ. 2012. Spektofotometri IR. http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/-
04/makalah-spektrofotometer.html

You might also like