You are on page 1of 51

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun pertama kehidupan bayi memiliki daya tahan tubuh yang
masih belum matang tetapi berkembang. Bayi dilindungi dari infeksi oleh
antibodi yang ditransmisikan oleh ibu karena kemampuan produksi
antibodi bayi terbatas. Selain itu perkembangan sistem imun bayi
bergantung pada pajanan infeksi dan benda asing (Muscari, 200!. "al
ini dapat menyebabkan bayi mudah terpajan berbagai penyakit seperti
#nfeksi Saluran Pernapasan $kut (#SP$!, diare, sembelit, ruam popok,
muntah dan lain%lain.
&ingginya angka kejadian sakit pada bayi yang tidak disertai dengan
penanganan yang cepat, tepat dan adekuat, akan berakibat pada kematian
bayi. 'ata Sur(ey 'emografi dan )esehatan #ndonesia (S')#! tahun
200* menunjukkan $ngka )ematian Balita sebesar ++,-000, $ngka
)ematian Bayi .+,-000, dan $ngka )ematian /eonatal -0,-000
(Menkokesra, 20-.!. 'ata tersebut menunjukkan bah1a dalam -000 bayi
yang lahir hidup terdapat .+ bayi yang meninggal. $ngka tersebut masih
jauh dari target Millenium Development Goals (M'2s! yang
menargetkan penurunan angka kematian bayi di #ndonesia pada tahun
20-, yaitu rata%rata .3 meninggal per -000 kelahiran hidup menjadi 2.
per -000 kelahiran hidup ('epkes 4#, 2000!. "al ini menunjukkan bah1a
angka kematian bayi di #ndonesia masih tergolong tinggi. )ematian bayi
di #ndonesia disebabkan oleh berbagai hal seperti nutrisi yang tidak
adekuat, lingkungan yang tidak bersih, pendidikan ibu yang rendah,
faktor ekonomi keluarga yang rendah, pelayanan kesehatan yang tidak
adekuat di masa antenatal dan lain%lain (5/#678 #ndonesia, 20-2!.
8aktor%faktor tersebut akan memicu timbulnya penyakit%penyakit yang
mengancam ji1a pada bayi. #nfeksi saluran pernapasan dan pencernaan
Universitas Indonesia
2
merupakan penyebab utama tingginya mortalitas dan mordibidas pada
neonatus dan bayi di dunia ()usumo, 20-2!.
#nfeksi Saluran Pernapasan $kut (#SP$! adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau ba1ah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan
berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung
pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu (9":,
200*!. #SP$ merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
penyakit menular di dunia. "ampir empat juta orang meninggal akibat
#SP$ setiap tahun, 0;<%nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan
ba1ah. &ingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak%anak, dan orang
lanjut usia, terutama di negara%negara dengan pendapatan per kapita
rendah dan menengah (9":, 200+!. #SP$ juga merupakan salah satu
alasan utama konsultasi atau ra1at inap di fasilitas pelayanan kesehatan
terutama pada bagian pera1atan anak. &iap tahun -2,0 juta anak
meninggal= 2;< kematian disebabkan karena pneumonia, 2.< karena
penyakit diare, dan -3< karena penyakit tidak memperoleh (aksinasi
(Berhman, )liegman, > $r(in, 2000!. Berdasarkan profil kesehatan kota
'epok tahun 200;, terdapat -..;+2 atau sebesar -.,30 < kasus #nfeksi
Saluran Pernapasan $tas $kut &idak Spesifik pada bayi berusia 20 hari%
? - tahun. 'ata ini menempati urutan tertinggi penyakit yang diderita
bayi usia 20%? - tahun di daerah 'epok.
)ematian bayi yang disebabkan oleh berbagai penyakit, termasuk #SP$
disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang tidak adekuat. )ekebalan
tubuh bayi sangat tergantung pada faktor ketahanan tubuh ibu yang
ditransfer melalui plasenta dan $S# (Palmer, 20--!. 8aktor kekebalan
tubuh yang didapat dari ibu ini akan mengatur perkembangan sistem
kekebalan tubuh bayi. Setelah bayi lahir, kadar immunoglobulin menurun
drastis. &ubuh bayi baru memproduksi immunoglobulin dalam jumlah
yang cukup pada usia .%+ bulan. Saat kadar immunoglobulin ba1aan
menurun sementara produksi sendiri belum mencukupi, maka terjadi
Universitas Indonesia
3
kesenjangan immunoglobulin pada bayi. 'alam kondisi ini, pemberian
$S# yang mengandung kolostrum akan melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi bakteri, (irus, dan jamur. 'alam tubuh bayi
teridentifikasi .0 jenis immunoglobulin, -; immunoglobulin dipenuhi
dari serum darah #bu dan sejumlah -2 jenis immunoglobulin terdapat di
dalam $S#. Penelitian membuktikan bah1a bayi yang tidak mendapat
$S# memiliki peluang -+,. kali meninggal karena serangan berbagai
penyakit (Pur1anti, 200+!. "al ini karena bayi tidak memperoleh nutrisi
yang dibutuhkan seperti yang terdapat pada $S#.
$S# adalah diet lengkap untuk bayi yang paling diinginkan selama 3
bulan pertama (American Academy of Pediatrics, 1998 dalam 9ong
2000!. Susu sapi murni, susu sapi rendah lemak, susu skim, dan susu
buatan tidak dapat diterima sebagai sumber nutrisi utama untuk bayi
karena sulit dicerna, meningkatkan risiko kontaminasi, dan kurang
memiliki komponen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang tepat. $S#
mengandung unsur%unsur yang memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi
selama periode sekitar 3 bulan, kecuali jika ibu mengalami kurang gi@i
berat. )omposisi $S# akan berubah sesuai dengan kebutuhan bayi
(2ibney, 2000!. "isapan bayi pada saat menyusui akan memberikan
rangsangan pengeluaran unsur%unsur nutrisi yang dibutuhkan bayi pada
saat itu.
)eberadaan antibodi dan sel%sel makrofag dalam kolostrum dan $S#
memberikan perlindungan terhadap jenis%jenis infeksi tertentu.
Sedikitnya terdapat -3 jenis antibodi yang terkandung di dalam $S#.
Berbagai @at anti%kekebalan tubuh yang terkandung pada $S#
meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga bayi jarang menderita
sakit. $S# juga melindungi bayi dari penyakit%penyakit umum seperti
infeksi telinga dan gangguan pernapasan. $S# menyediakan (itamin $
yang diperlukan selama 3 bulan pertama dan sebagian besar kebutuhan
hingga usia 2 tahun (Behrman, )liegman > $r(in /, 2000!. $S# menjadi
inter(ensi sederhana yang dapat menurunkan mortalitas yang disebabkan
Universitas Indonesia
4
oleh pneumonia. Selain itu $S# juga menstimulasi perkembangan dan
melindungi usus bayi. Berbagai en@im susu seperti lipase juga
melindungi bayi dalam mela1an infeksi (4olfes dkk, 20-2!. 'engan
demikian sudah jelas bah1a $S# mengandung @at%@at spesial yang
dibutuhkan bayi. Pemberian $S# juga diatur agar memberikan dampak
peningkatan kesehatan yang optimal bagi bayi. Salah satu program yang
terbukti sangat berpengaruh terhadap peningkatan kekebalan tubuh bayi
yaitu pemberian $S# ekslusif. Pemerintah berupaya menekan angka
kematian bayi dan balita dengan perbaikan gi@i masyarakat melalui
program pemberian $S# secara eksklusif (Menkokesra, 20-2!.
$S# ekslusif artinya pemberian $S# saja selama periode 1aktu tertentu
tanpa pemberian makanan atau minuman lain selain $S#. Menurut
definisi 9":, $S# eksklusif adalah pemberian hanya $S# saja tanpa
cairan atau makanan padat apapun kecuali (itamin, mineral atau obat
dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 3 bulan (8ika1ati > SyafiA,
20-0!. Sebelum tahun 200- 9": merekomendasikan pemberian $S#
ekslusif pada bayi selama +%3 bulan. Pada tahun 200- setelah kajian
sistematis dan konsultasi para ahli, pemberian $S# eksklusif
direkomendasikan pada enam bulan pertama kehidupan (8e1trell dkk,
200*!. American Dietetic Association ($'$! juga mengad(okasi
pemberian $S# ekslusif sebagai nutrisi yang sehat karena memberikan
keuntungan bagi bayi dan ibu (9ong, 20-2!.
$S# dapat melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang
pertumbuhan bayi yang normal ($tikah > 7ni, 20-0!. $kan tetapi pada
kenyataanya hanya sebagian kecil ibu menyusui memberikan $S#
eksklusif kepada bayinya hingga usia 3 bulan. Sehubungan dengan hal
tersebut, pemerintah menetapkan regulasi terkait penerapan $S# eksklusif
di #ndonesia, diantaranya PP 4# /o. .. &ahun 20-2 tentang Pemberian
$S# 7ksklusif pasal 3 menyatakan bah1a Bsetiap #bu yang melahirkan
harus memberikan $S# eksklusif pada Bayi yang dilahirkannya.C 55 4#
/o.+0,M7/)7S,#D,200+ tentang pemberian $S# secara eksklusif pada
Universitas Indonesia
5
bayi #ndonesia ditetapkan bah1a BPemberian $S# eksklusif bagi bayi
lahir sampai dengan bayi berumur 3 bulan dan dianjurkan dilanjutkan
sampai anak berusia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang
sesuaiC. 5ndang%5ndang )esehatan /o. .3 tahun 2000, pasal -2;
yang menekankan hak bayi untuk mendapat $S# eksklusif kecuali atas
indikasi medis dan ancaman hukuman pidana bagi yang
tidak mendukungnya, termasuk diantaranya para petugas kesehatan.
Pre(alensi $S# eksklusif dari 'ata Sur(ei 'emografi dan )esehatan
#ndonesia (-00*%200*! menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun yaitu
dari +0,2< (-00*! menjadi .0,< (200.! dan semakin menurun pada
tahun 200* yaitu sebanyak .2<. Berdasarkan hasil 4iskesdas 20-0,
persentase bayi yang menyusui eksklusif sampai dengan 3 bulan di
#ndonesia hanya -,.<. Sedangkan persentase pemberian $S# eksklusif
di #ndonesia menurut hasil riskesdas 20-. ialah sebesar .0,2<. $ngka ini
menunjukkan penurunan pemberian $S# eksklusif pada bayi di #ndonesia
hingga tahun 20-0 dan terjadi peningkatan pada tahun 20-..
Penelitian yang dilakukan oleh "ardjito dkk (20--! di 'esa Eugo
)ecamatan Mojo )abupaten )ediri menunjukkan bah1a dari - sampel
bayi terdapat .- orang (30,;<! mengalami sakit lebih dari . kali dalam 3
bulan. ;0,3< dari jumlah bayi yang mendapat sakit lebih dari . kali
dalam 3 bulan tersebut terjadi pada kelompok bayi yang tidak mendapat
$S# eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian $rini (20-2! yang mengkaji
hubungan pola pemberian $S# dengan frekuensi kejadian diare dan #SP$
pada anak 3%-2 bulan dinyatakan bah1a anak yang diberi $S# secara
eksklusif oleh ibunya sebagian besar (0+,3<! tidak pernah mengalami
serangan #SP$. Penelitian lain yang dilakukan oleh $bbas dan "aryati
(20--! di 4umah Susun Bandung Bondo1oso Pucang 2ading, )aliga1e
Sa1ah Besar, dan Bedagan di Semarang menunjukkan bah1a dari
keseluruhan sampel yang berjumlah -20 bayi terdapat anak yang diberi
$S# eksklusif mengalami #SP$ sering sebanyak * anak (,;<!,
sedangkan anak yang mengalami #SP$ jarang sebanyak 3. anak (2,<!.
Universitas Indonesia
6
$nak yang diberi $S# non eksklusif yang mengalami #SP$ sering
sebanyak +0 anak (+0,;<!, dan yang mengalami #SP$ jarang sebanyak -
anak (0,;<!. "asil%hasil penelitian tersebut menunjukkan bah1a
pemberian $S# berpengaruh terhadap kejadian penyakit #SP$ pada bayi.
Penelitian%penelitian terdahulu terkait hubungan $S# eksklusif dengan
frekuensi kejadian #SP$ pada bayi dilakukan pada bayi dengan rentang
usia tertentu seperti usia 3%-2 bulan. Penelitian tersebut melihat kejadian
#SP$ pada bayi dengan usia yang ber(ariasi yaitu dari usia 3 bulan
hingga -2 bulan. Belum ada penelitian spesifik yang membuktikan
hubungan pemberian $S# eksklusif dengan kejadian #SP$ pada bayi di
tahun pertama kehidupan. Sementara untuk dapat melihat hubungan
pemberian $S# eksklusif dengan frekuensi kejadian #SP$ pada bayi di
tahun pertama secara akurat perlu dilakukan pada bayi dengan usia yang
sama yaitu di usia -2 bulan. Berdasarkan latar belakang ini maka saya
tertarik untuk melakukan penelitian terkait hubungan pemberian $S#
eksklusif dengan frekuensi kejadian #SP$ pada periode tahun pertama
kehidupan anak, khususnya di 1ilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas.
1.2 Rumusan Masalah
&ahun a1al kehidupan merupakan masa yang berat bagi seorang
manusia. 'i masa ini indi(idu merasakan kehidupan baru dengan kondisi
yang jauh berbeda dengan kondisi di dalam rahim ibu. Seorang bayi
dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan yang asing baginya, yaitu
lingkungan dunia dengan berbagai tantangannya. Bayi yang masih belum
memiliki sistem tubuh yang matang sangat rentan terhadap agen%agen
penyebab penyakit. Penyakit yang paling umum terjadi dan
menyebabkan tingginya angka kematian bayi di #ndonesia yaitu #SP$.
/utrisi menjadi hal penting yang harus diperhatikan ibu untuk bayi agar
bayi terlindungi dari berbagai penyakit, salah satunya #SP$. $S#
eksklusif menjadi solusi terbaik bagi bayi untuk meningkatkan daya
tahan tubuh.
Universitas Indonesia
7
$S# merupakan nutrisi yang memenuhi segala kebutuhan bayi.
)andungan @at gi@i yang terdapat di dalam $S# membantu bayi
meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga bayi mampu mela1an
agen%agen asing penyebab penyakit. 9": dan 'epartemen )esehatan
4# merekomendasikan pemberian $S# secara eksklusif hingga usia enam
bulan bagi bayi karena nutrisi dari $S# saja sangat bermanfaat bagi bayi.
/amun, tidak banyak #bu di #ndonesia yang menerapkan pemberian $S#
eksklusif kepada bayinya. Begitu juga kondisinya di Puskesmas Pancoran
Mas. 2ambaran pelaksanaan $S# eksklusif terhadap ibu yang berkunjung
ke Puskesmas Pancoran Mas dan pengaruh pemberian $S# eksklusif
tersebut terhadap kondisi kesehatan bayi belum diketahui. :leh karena
penelitian terkait gambaran pelaksanaan $S# eksklusif pada ibu yang
berkunjung ke Puskesmas Pancoran Mas dan hubungannya dengan
kejadian #SP$ pada anak di periode tahun pertama kehidupan anak
menjadi penting untuk dilakukan.
1.3 Tujuan Peneltan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pemberian $S# eksklusif dengan frekuensi
kejadian #SP$ pada periode tahun pertama kehidupan anak di 1ilayah
kerja Puskesmas Pancoran Mas.
1.3.2 Tujuan !husus
&ujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk diidentifikasinyaF
-...2.-.- 2ambaran karakteristik bayi yang mendapat $S# eksklusif di
Puskesmas Pancoran Mas meliputi jenis kelamin, berat badan
lahir, dan usia gestasi saat lahir, status gi@i, status imunisasi
-...2.-.2 2ambaran karakteristik ibu yang memberikan $S# eksklusif
di Puskesmas Pancoran Mas meliputi umur, pendidikan, dan
pekerjaan ibu
-...2.-.. 2ambaran pemberian $S# eksklusif pada bayi berusia -2
bulan di Puskesmas Pancoran Mas
Universitas Indonesia
8
-...2.-.+ 2ambaran kejadian #SP$ pada bayi berusia -2 bulan di
Puskesmas Pancoran Mas
-...2.-. "ubungan pemberian $S# eksklusif dengan frekuensi
kejadian #SP$ pada periode tahun pertama kehidupan anak di
Puskesmas Pancoran Mas
-...2.-.3 "ubungan faktor perancu (karakteristik ibu dan karakteristik
bayi! dengan kejadian #SP$
1." Man#aat Peneltan
1.".1 Te$rts
"asil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
informasi untuk penelitian%penelitian selanjutnya dan memperkaya
pengetahuan dan literatur kepera1atan khususnya kepera1atan anak.
1.".2 A%lkat#
$danya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pemerintah dalam meningkatkan jumlah praktik $S# eksklusif bagi bayi
di #ndonesia. Pemberian $S# secara eksklusif sejak dini terbukti
menurunkan angka mordibitas dan mortalitas bayi. "al ini seharusnya
menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah dan diharapkan
memberikan solusi konkret untuk meningkatkan aplikasi pemberian $S#
eksklusif di #ndonesia.
BAB 2
TIN&AUAN PU'TA!A
2.1 Ar 'usu I(u )A'I*
Universitas Indonesia
9
Peraturan Pemerintah 4# /omor .. &ahun 20-2 tentang pemberian $S#
7ksklusif mendefinisikan bah1a $ir Susu #bu yang selanjutnya disingkat
$S# adalah cairan sekresi kelenjar payudara ibu. $S# merupakan
makanan yang sangat ideal dan memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi bayi
di tahun%tahun a1al kehidupan. $S# adalah makanan alami pertama bayi
yang menyediakan seluruh energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi di
bulan a1al kehidupan dan menyediakan hingga setengah atau lebih
kebutuhan gi@i anak selama paruh kedua pada tahun pertama kehidupan
dan memenuhi hingga sepertiga nutrisi pada tahun kedua kehidupan
(9":, 20-.!. "al tersebut dikarenakan $S# mengandung protein,
karbohidrat, lemak dan mineral yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang
seimbang ('epkes 4#, 20--!.
$S# eksklusif adalah $S# yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
selama 3 (enam! bulan, tanpa menambahkan dan,atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain ('irektorat Bina 2i@i dan )#$ 'epkes 4#,
20-.!. Menurut 9": (2003!, definisi $S# eksklusif adalah bah1a bayi
hanya menerima $S# dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan
$S# dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali
sirup yang berisi (itamin, suplemen mineral atau obat (Purnamasari,
20--!. $S# eksklusif 1ajib diberikan kepada bayi selama 3 bulan penuh
tanpa tambahan makanan ataupun minuman lain. "al ini karena
kandungan $S# sudah memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi dan
merupakan makanan ideal bagi bayi hingga usia 3 bulan, jadi tidak
diperlukan lagi makanan ataupun minuman tambahan lain.
Pemerintah #ndonesia telah mengeluarkan peraturan perundangan%
undangan terkait pemberian $S# eksklusif. Peraturan tersebut
diantaranya, 55' -0+ pasal 2* ayat 2 dan 2;B ayat 2 tentang hak untuk
mendapatkan kehidupan yang layak, dan 55 /o .3,2000 tentang
)esehatan (&asya, 20-.!. Selain itu juga ada PP /o .. tahun 20-2
tentang pemberian $S# eksklusif, keputusan Menteri )esehatan 4#
/omor +0,M7/)7S,S),#D,200+ tentang Pemberian $S# secara
Universitas Indonesia
10
eksklusif pada bayi di #ndonesia, dan lain%lain. Sementara itu, legitimasi
atau kesepakatan dunia terkait $S# di1ujudkan dalam bentuk kon(ensi,
kode, resolusi 9"$ (World Healt Assembly! dan lainnya agar setiap
negara mempunyai komitmen untuk melaksanakannya. !nnocenti
Declaration (-000! yang dilaksanakan sebagai upaya pencapaian $S#
eksklusif pada ;0< bayi usia + bulan merupakan salah satu kesepakatan
global mengenai $S# eksklusif (#'$#, 200;!. $S# eksklusif selama enam
bulan dan dilanjutkan dengan menyusui bersamaan dengan pemberian
makanan tambahan yang aman, tepat dan memadai direkomendasikan
sebagai kebijakan kesehatan global di seluruh dunia termasuk negara
berkembang (9":, 20-.!.
2.2 Man#aat A'I
$S# memberikan banyak manfaat bagi bayi, yaitu sebagai berikutF
a. )omposisi sesuai dengan kebutuhan bayi
Setiap mamalia memiliki sepasang payudara yang dipersiapkan untuk
memproduksi susu sebagai sumber nutrisi bagi bayi yang
dilahirkannya. Susu setiap jenis mamalia berbeda dan bersifat spesifik
untuk tiap spesies, yaitu disesuaikan dengan keperluan, laju
pertumbuhan, dan kebiasaan menyusuinya. )omposisi susu setiap saat
pun dapat ditentukan oleh cara bayi menyusui dan kebutuhan bayi saat
menyusu. $S# yang keluar pada hari pertama sampai hari kelima
disebut kolostrum, $S# yang diproduksi pada hari kelima sampai
sebelas disebut $S# transisi, dan selanjutnya disebut $S# matur
(Suradi, 200;!. Setiap tingkat $S# memiliki komposisi yang berbeda
disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu. Se1aktu bayi tumbuh
besar, kebutuhan nutrisinya akan berubah dan komposisi $S# juga
akan berubah sesuai kebutuhan tersebut (Simkin, 9halley, > )eppler,
200*!.
b. Mengandung @at protektif
Universitas Indonesia
11
$S# mengandung @at protektif yang memberikan faktor ketahanan
tubuh dan menjaga bayi dari infeksi sehingga bayi yang mendapat $S#
lebih jarang menderita sakit (&risna1ati, 20-0!.
c. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
Menyusui mempererat ikatan bathin antara ibu dan anak. Sentuhan
dan interaksi langsung antara ibu dan bayi saat menyusui memberikan
kedekatan bathin yang kuat dan memberikan rasa aman pada bayi. "al
ini akan membangun rasa percaya diri di masa mendatang (#'$#,
20-.!.
d. Mengupayakan pertumbuhan yang baik
$S# memberkan nutrisi yang ideal untuk pertumbuhan bayi. Bayi
yang mendapatkan $S# mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir (Pur1ani > 'arti, 20-2!. 8rekuensi menyusu yang sering
(tidak dibatasi! terbukti bermanfaat meningkatkan (olume $S# yang
dihasilkan dan mencegah penurunan berat badan bayi. "asil Penelitian
yang dilakukan oleh Paramitha (20-0! B"ubungan 8rekuensi
menyusui dan status 2i@i ibu Menyusui dengan kenaikan Berat badan
bayi usia -%3 bulanC menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna
antara frekuensi menyusui dengan kenaikan berat badan bayi usia -%3
bulan (Pur1ani > 'arti, 20-2!.
e. Mengurangi kejadian karies dentis dan maloklusi
)ebiasaan mengonsumsi susu formula dengan botol dan dot terutama
pada malam hari menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa
susu formula. Sisa susu formula tersebut akan berubah menjadi asam
yang merusak gigi. )adar Selenium yang tinggi dalam $S# akan
mencegah karies dentis. Penelitian membuktikan bah1a salah satu
penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong
ke depan akibat menyusu dengan botol atau dot (Suradi, 200;!.
f. Mengurangi risiko terjadinya penyakit kronik seperti kencing manis
yang bergantung pada insulin dan keganasan.
Bayi yang mendapat $S# lebih jarang menderita diabetes mellitus
(#nsulin%dependent diabetes mellitus%#''M! di usia muda. Bayi yang
Universitas Indonesia
12
mendapat $S# juga mempunyai insidensi penyakit kronis dan penyakit
yang muncul di usia de1asa lebih kecil (Simkin, 9halley, > )eppler,
200*!. "al ini karena @at%@at yang terkandung dalam $S# melindungi
anak disepanjang rentang kehidupan.
2.3 !$m%$ss +an !an+ungan A'I
a. )arbohidrat
$S# mengandung laktosa yang tinggi, suatu disakarida yang kemudian
dikon(ersi menjadi monosakarida glukosa dan galaktosa. 2alaktosa
sangat penting untuk pembentukan galaktolipid, yang diperlukan
untuk pertumbuhan sistem saraf pusat (9ong, 2000!. Gaktosa
merupakan karbohidrat utama dalam $S# dan berfungsi sebagai salah
satu sumber energi untuk otak. )adar laktosa dalam $S# mencapai 2
kali lipat dibanding laktosa yang terdapat dalam susu formula (#'$#,
200;!. Selain itu penyerapan laktosa $S# lebih baik dari pada laktosa
susu formula.
b. Protein
$S# mengandung protein sebanyak 0,* g,dl dan lebih banyak
mengandung "ey, terutama laktalbumin, suatu protein yang lebih
lengkap dibandingkan protein kasein yang tinggi pada susu formula
(9ong, 2000!. Selain itu kualitas protein $S# lebih baik dibanding
susu formula karena $S# mempunyai jenis asam amino yang lebih
lengkap daripada susu formula. $S# juga kaya akan nukleotida
(kelompok senya1a organik yang tersusun dari . jenis yaitu basa
nitrogen, karbohidrat, dan fosfat! dengan kualitas yang lebih baik
daripada susu formula.
c. Gemak
)adar lemak dalam $S# lebih tinggi dibanding susu formula. $S#
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh tunggal, memiliki
butiran lemak yang sangat kecil sehingga bayi mampu mengabsorbsi
lemak $S# dengan efisien. Gemak omega . dan omega 3 juga
Universitas Indonesia
13
ditemukan di dalam $S#. 'i samping itu $S# juga mengandung
banyak asam lemak rantai panjang diantaranya 'ecosaheHanoic $cid
('"$! dan $rachidonic $cid ($$! yang berperan terhadap
perkembangan jaringan saraf dan retina mata (#'$#, 200;!. '"$ dan
$$ yang terdapat dalam $S# sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak di kemudian hari ('epkes 4#,
200!.
d. Ditamin
Ditamin ) berfungsi sebagai faktor pembekuan. )adar (itamin ) $S#
seperempatnya kadar dalam susu formula. Ditamin ) juga mencegah
perdarahan pada bayi baru lahir (/agin, 2000!. $S# mengandung
(itamin 7 yang tinggi terutama pada kolostrum dan $S# transisi a1al.
Ditamin 7 berfungsi untuk mencegah anemia hemolitik, kerusakan
integritas kulit, dan penting sebagai antioksidan (/agin, 2000!.
Ditamin $ berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap
infeksi. $S# terutama kolostrum mengandung banyak (itamin $. Bayi
yang menyusui memiliki kadar (itamin $ yang lebih tinggi daripada
bayi yang tidak menyusui (/e1man, -00!. "ampir semua (itamin
yang larut dalam air seperti (itamin B, asam (olat, (itamin 6 terdapat
di dalam $S# (#'$#, 200;!.
e. Mineral
Mineral yang terkandung dalam $S# memiliki kualitas yang lebih baik
dan lebih mudah diserap dibandingkan mineral yang terdapat dalam
susu formula. Mineral utama yang terdapat di dalam $S# adalah
kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka,
transmisi jaringan saraf, dan pembekuan darah. Mineral lain yang juga
tinggi kadarnya dalam $S# dibandingkan susu formula yaitu selenium,
yang sangat dibutuhkan pada saat pertumbuhan anak (#'$#, 200;!.
)andungan mineral dalam $S# sudah sesuai dengan kebutuhan bayi
dan proporsi setiap jenis mineral sudah seimbang disesuaikan dengan
Universitas Indonesia
14
mekanisme regulasi bayi yang masih imatur. Selain itu, mineral yang
terkandung dalam $S# mudah diserap oleh bayi (9ong, 2000!.
Ta(el 2.1 !$nsentras unsur %$k$k A'I +alam k$l$strum +an A'I
5nsur Pokok )olostrum $S#
7nergi total ()cal!
Gaktosa, gula susu
Gemak
Protein
/itrogen nonprotein
Mineral (ash! (mg!
Selnya (makrofag, neutrofil,
dan limfosit!
+
,*
2,0
2,.
%
.0,;
*%; H -0
3
*0
*,-
+,
0,;3
0,.2
20,2
-%2 H -0
3
'um(er, Manu(a- 2../
Ta(el 2.2 k$m%$ss A'I +an susu sa%
5nsur Pokok $S# (.0 hari! Susu Sapi
7nergi
&otal bahan padat
Gaktosa
&otal nitrogen
Protein nitrogen
/onprotein nitrogen
&otal protein
)asein
Protein "ey
Gaktalbumin
Gaktoferin
#g$
&otal lemak
Gemak tak jenuh
4antai panjang
$sam
)alsium
8osfor
Iat besi
*0
-2,0
*,.
-*-
-20
+2
0,0
0,+
0,
-3-
-3*
-+2
+,2
2,0
2;
-
+0
30
-2,*
+,;
0
-2
.2
.,.
2,;
0,-0
0,3
.,*
-,0
-2
03
-00
a
'ata dari 6asey dan "ambridge
Universitas Indonesia
15
b
'ata dari /ational 4easerch 6ouncil
'um(er, Manu(a- 2../
$S# selain sebagai sumber nutrisi, juga dapat memberi perlindungan
kepada bayi melalui berbagai komponen @at kekebalan tubuh yang
dikandungnya. $S# sering disebut sebagai Bdarah putihC karena
mengandung sel%sel yang penting dalam pemusnahan (fagosit! kuman.
&ubuh pada umumnya memiliki sistem pertahanan tubuh spesifik dan
tidak spesifik, begitu juga dengan $S#. Berikut pertahanan tidak spesifik
dan pertahanan spesifik $S#F
a. Pertahanan tidak spesifik $S#
#el ma$rofag, $S# merupakan sel fagosit (pemusnah bakteri! aktif
sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada
saluran cerna. Selain itu sel makrofag juga memproduksi en@im
liso@im, @at komplemen, laktoferin, sitokin, serta en@im lain yang
berguna untuk mela1an bakteri patogen (#'$#, 200;!.
%eutrofil& /eutrofil yang terdapat di dalam $S# mengandung s#g$
yang dianggap sebagai alat transport #g$ dari ibu ke bayi. Peran
neutrofil $S# lebih ditujukan pada pertahanan jaringan payudara ibu
agar tidak terjadi infeksi pada permulaan laktasi.
'iso(im, adalah en@im yang dapat memecah dinding bakteri dan
antiinflamasi, bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk
menyerang bakteri )& *oli dan sebagian keluarga Salmonella. Giso@im
juga berfungsi sebagai bakterisidal (Soetjiningsih, -00*!.
+omplemen, adalah protein yang berfungsi sebagai penanda sehingga
bakteri yang ditempel oleh komplemen dapat dengan mudah dikenal
oleh sel pemusnah (#'$#, 200;!. 'isamping itu komplemen sendiri
dapat menghancurkan bakteri. )omplemen 6. dan 6+ mempunyai
daya opsonik, anafilaktoksik, dan kemotaktik, yang bekerja apabila
diaktifkan oleh #g$ dan #g7 yang juga terdapat dalam $S# (Suradi,
200;!.
Universitas Indonesia
16
#ito$in& Sitokin meningkatkan jumlah antibodi #g$ kelenjer $S#.
Sitokin yang berperan dalam sistem imun di dalam $S# adalah #G%#
(#nterleukin%#! yang berfungsi mengaktifkan sel limfosit &. Sel
makrofag juga menghasilkan &/8%J dan interleukin 3 (#G%3! yang
mengaktifkan sel limfosit B sehingga antibodi #g$ meningkat (#'$#,
200;!.
'a$toferin& )adar laktoferin ber(ariasi antara 3 mg,ml dalam
kolostrum dan tidak lebih dari - mg,ml pada $S# matur. Gaktoferin
selain menghambat pertumbuhan candida ablicans, juga bersinergik
dengan Sig$ menghambat pertumbuhan 7. coli patogen Soetjiningsih,
-00*!.
Pero$sidase, adalah en@im yang dapat menghancurkan kuman
patogen. Gaktoperosidase dalam $S# bekerja membunuh streptokokus
(Sis1osuharjo > 6hakra1ati, 20-0!.
$S# juga mengandung glikoprotein, glokolipid, dan oligosakarida
yang berfungsi menyerupai bakteri pada permukaan mukosasaluran
cerna bayi sehingga dapat menghambat perlekatan bakteri patogen
pada mukosa saluran cerna. 2abungan makronutrien ini juga
berfungsi mengikat racun kuman (toksin!. $ntioksidan dalam $S#
seperti tokoferol%J dan karotin%K merupakan faktor anti peradangan
(#'$#, 200;!.
b. Pertahanan spesifik $S#
Sel limfosit & merupakan ;0< dari sel limfosit yang terdapat dalam
$S#. Sel limfosit & dapat menghancurkan kapsul bakteri 7.6oli dan
mentransfer kekebalan selular dari ibu ke bayi yang disusuinya. "al
ini semakin meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
&ubuh bayi mengandung .0 jenis imunoglobulin, diantaranya -; jenis
imunoglobulin berasal dari serum darah ibu dan -2 jenis ditemukan
dalam $S#. Banyak bukti yang menunjukkan bah1a $S# melindungi
Universitas Indonesia
17
tubuh terhadap alergi makanan dan memperkuat respon imun aktif
terhadap (aksin Haemopilus influen(a tipe B (9ong, 2000!.
$S# mengandung antibodi terhadap berbagai jenis (irus, salah satunya
respiratory syncytial virus (4SD!. ,espiratory syncytial virus (4SD!
sering menyebabkan penyakit saluran napas akut (#SP$! pada bayi
dan anak. kolostrum mempunyai akti(itas menetralisasi 4SD. Bayi
yang dira1at karena menderita infeksi 4SD jauh lebih sedikit pada
kelmpok yang mendapat $S# dibanding bayi yang mendapat susu
formula (*< (s 2;<!. Penelitian prospektif tentang respon kekebalan
tubuh terhadap 4SD memperlihatkan antibodi #g$ spesifik 4SD
ditemukan pada +0%*< spesimen $S# (#'$#, 200;!.
2." 0akt$r 1ang mem%engaruh %em(eran A'I
2.".1 0akt$r I(u
-mur ibu& 5mur dapat menjadi salah satu tolok ukur kede1asaan dan
rasa tanggung ja1ab yang dimiliki oleh seseorang. 5mur menurut
$mirudin (200;! dibedakan menjadi dua yaitu tua apabila berusia diatas
.0 tahun dan muda kurang dari .0 tahun. Semakin tua usia ibu semakin
besar rasa tanggung ja1ab untuk memberikan nutrisi terbaik untuk
bayinya.
Paritas. Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh
seorang 1anita (B))B/, 2003!. Seorang ibu yang pertama kali
melahirkan belum memiliki pengalaman dalam pemberian $S# kepada
bayinya. "al ini menjadi pemicu rasa takut dan cemas untuk memberikan
$S# eksklusif. Pengalaman ibu lain yang kurang baik terkait pemberian
$S# mungkin juga memengaruhi keputusan ibu untuk memberikan $S#
secara eksklusif pada bayinya. Semakin banyak paritas semakin banyak
pengalaman dan semakin dalam pemahaman ibu terkait $S# eksklusif.
Pengalaman ibu dalam mengurus anak berpengaruh terhadap
pengetahuannya tentang $S# eksklusif ($rini, 20-2!.
Universitas Indonesia
18
Pendidi$an ibu. Pendidikan dapat menentukan status kerja, pengetahuan,
dan keterpaparan dengan media massa. 'ata #'"S 200* memperlihatkan
ibu yang tidak bersekolah akan memberikan bayinya $S# sebesar 0+,+<
lebih rendah daripada ibu dengan pendidikan some primary dan complete
primary sebesar 03,+< dan 03,-< ('e1i, 20-0!. $kan tetapi, pendidikan
yang semakin tinggi dapat menurunkan angka pemberian $S# kepada
bayi karena kesibukan bekerja di luar rumah sehingga ibu tidak memiliki
cukup 1aktu untuk menyusui bayinya.
Pengetauan ibu tentang menyusui. Pengetahuan ibu merupakan salah
satu faktor yang mendukung pemberian $S# eksklusif. )urangnya
pengetahuan ibu tentang $S# ada hubungan dengan pemberian $S#
eksklusif kepada bayinya, sesuai dengan teori Ga1rence 2reen yang
menyebutkan bah1a salah satu yang mempengaruhi perilaku seseorang
adalah pengetahuan, dimana pengetahuan ini adalah faktor predisposisi
seseorang untuk bertindak, yang dalam hal ini adalah pemberian $S#
eksklusif. "al ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh
4ahayuningsih (200!, yang dikutip dari /otoatmodjo bah1a dengan
pengetahuan yang baik tentang $S# seseorang mau memberikan $S#
7ksklusif kepada bayinya.
.a$tor $e/i"aan ibu& )eadaan psikis juga sangat menentukan dalam
keberhasilan menyusui. #bu yang mengalami kecemasan akan lebih
sedikit mengeluarkan $S#% nya dibandingkan yang tidak. #bu yang
kurang percaya diri tidak yakin bah1a ia mampu menyusui dengan baik,
adanya tekanan batin, takut kehilangan daya tarik sebagai 1anita,
kesemuanya ini dapat memengaruhi kegiatan menyusui (9idodo, 200-!.
Prolaktin dan oksitosin memberikan efek perasaan sejahtera, rileks, dan
menimbulkan ji1a keibuan. Pengalaman positif menyusui berkontribusi
dalam perasaan bangga menjadi seorang ibu. "al ini meningkatkan harga
diri dan kekuatan sebagai sebagai seorang 1anita.
Pela$sanaan inisiasi menyusu dini 0!MD1. #nisiasi Menyusu 'ini (#M'!
adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu
Universitas Indonesia
19
segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak
kulit antara bayi dengan kulit ibu (&jahjo > Paramita, 200;!. Bayi
dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu
sendiri. Berkaitan dengan pemberian $S# eksklusif selama enam bulan,
proses #M' menjadi salah satu faktor penentu keberhasilannya. 'engan
mempraktikkan #M', maka produksi $S# akan terstimulasi sejak dini.
'ampak kontak ibu%bayi dini terhadap lama menyusui menurut
penelitian 6#B$ 8oundation B2reastfeeding and te MoterC akan lebih
lama menyusui (2H!, lebih jarang terkena infeksi, pertumbuhan lebih
baik. Penelitian dr. 7dmond dkk pada -0.0+* bayi yang lahir antara Euli
200. sampai Euni 200+ di 2hana pada tahun 2003 menunjukan bah1a
menunda #M' akan meningkatkan kematian bayi (7mond, 2003 dalam
Suradi, 200;!.
.a$tor $elainan payudara pada ibu. )elainan pada payudara ibu seperti
payudara bengkak, puting susu sakit dan lecet merupakan hal yang
normal terjadi pada ibu yang baru menyusui. &iga hari setelah melahirkan
payudara ibu terasa penuh, nyeri, dan tegang karena adanya akumulasi
pada pembuluh darah payudara sebagai tanda $S# mulai banyak
diproduksi (4oesli, 2000 dalam "arahap, 20--!. Puting susu lecet juga
sering menjadi kendala bagi ibu dalam menyusui. Puting susu lecet dapat
terjadi karena bayi menyusu terlalu lama dan tidak pernah melepaskan
hisapan, kesalahan posisi penempelan mulut bayi dengan payudara ibu
atau bisa juga karena penggunaan alkohol pada saat membersihkan
payudara (Maulana, 200* dalam "arahap, 20--!.
Pe$er/aan !bu. #bu bekerja seringkali menjadi alasan untuk
menghentikan pemberian $S# pada bayi. #bu bekerja di luar rumah
memiliki sedikit 1aktu bersama bayinya. Berdasarkan "asil uji ci
s3uare (42! dalam penelitian yang dilakukan oleh 4oebijoso, 9ardani
dan /ikma (20-2! menunjukan bah1a responden yang bekerja dirumah
mempunyai kemungkinan 2+,*0 kali untuk memberikan $S# eksklusif
dibandingkan responden yang bekerja di luar rumah.
Universitas Indonesia
20
2.".2 0akt$r Lngkungan
'ukungan keluarga (terutama suami dan orang tua! sangat diperlukan
untuk ketentraman dan kenyamanan ibu menyusui. Selain itu, nasihat
dari mereka yang lebih berpengalaman akan membentu keberhasilan
menyusui. Penelitian "astuti (2003! dalam 'e1i (20-0! menyebutkan
proporsi pemberian $S# eksklusif pada ibu yang mendapat dukungan
keluarga (0,;<! lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak mendapat
dukungan keluarga (.,.<!.
)ondisi sosial dan budaya masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap
keputusan ibu memberikan $S# eksklusif kepada bayinya. &radisi negatif
di masyarakat seperti bayi yang baru berumur satu minggu atau satu
bulan telah diberi pisang, madu, dan lain%lain menjadi hambatan bagi ibu
untuk memberikan $S# eksklusif (8au@i, 200;!.
8aktor ekonomi menjadi salah satu hal yang mempengaruhi pemberian
$S# eksklusif pada bayi. )eluarga dengan ekonomi lemah cenderung
lebih lama menyusui bayinya Status ekonomi keluarga sangat erat
kaitannya dengan pekerjaan dan pendapatan keluarga yang akan
mempengaruhi lokasi tempat tinggal, gaya hidup keluarga termasuk
kebiasaan makan.
2.2 In#eks 'aluran Perna%asan Akut )I'PA*
#SP$ adalah #nfeksi akut yag menyerang salah satu bagian,lebih dari
saluran napas mulai hidung sampai al(eoli termasuk adneksanya (sinus,
rongga telinga tengah, pleura! ('epkes 4#, 20-0!. )eadaan sosial yang
buruk dan perokok pasif merupakan faktor predisposisi kataral. Proses
infeksi dapat menyerang baik saluran pernapasan atas maupun ba1ah
atau keduanya. #nfeksi tesebut dapat disebabkan oleh (irus, bakteri,
riketsia, jamur, atau proto@oa. Dirus penyebab #SP$ antara lain golongan
mikso(irus (termasuk di dalamnya (irus influensa, (irus parainfluensa
dan (irus campak!, dan adeno(irus. Sedangakan Bakteri penyebab #SP$
Universitas Indonesia
21
misalnyaF Streptokokus "emolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus,
"emofilus #nfluen@a, Bordetella Pertusis, dan )orinebakterium 'iffteria
('inkes Eatim, 20-.!.
2.3 !las#kas I'PA
#nfeksi saluran pernapasan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penyakit
pada saluran pernapasan atas dan penyakit pada saluran pernapasan
ba1ah. Program pemberantasan penyakit (P2 #SP$! dalam ('epkes,
200+! membagi #SP$ kedalam 2 golongan yaitu F
a. #SP$ /on%Pneumonia
Merupakan penyakit yang banyak dikenal masyarakat dengan istilah
batuk dan pilek (common cold!.
b. #SP$ Pneumonia
Pengertian pneumonia sendiri merupakan proses infeksi akut yang
mengenai jaringan paru%paru (al(eoli! biasanya disebabkan oleh in(asi
kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinik batuk, disertai adanya
nafas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian ba1ah. Pneumonia
merupakan penyakit #SP$ yang paling banyak menyebabkan kematian
balita ($rifeen, 200- dalam 7lyana > 6andra, 20--!
Berdasarkan kelompok umur program%program pemberantasan #SP$ (P2
#SP$! dalam ('epkes, 200+! mengklasifikasikan #SP$ sebagai berikut F
a. )elompok umur kurang dari 2 bulan, diklasifikasikan atas F
a! Pneumonia beratF apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya
penarikan yang kuat pada dinding dada bagian ba1ah ke dalam dan
adanya nafas cepat, frekuensi nafas 30 kali per menit atau lebih.
b! Bukan pneumonia (batuk pilek biasa!F bila tidak ditemukan tanda
tarikan yang kuat dinding dada bagian ba1ah ke dalam dan tidak
ada nafas cepat, frekuensi kurang dari 30 menit.
b. )elompok umur 2 bulan % ? tahun diklasifikasikan atas F
a! Pneumonia beratF apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya
tarikan dinding dada dan bagian ba1ah ke dalam.
Universitas Indonesia
22
b! PneumoniaF tidak ada tarikan dada bagian ba1ah ke dalam, adanya
nafas cepat, frekuensi nafas 0 kali atau lebih pada umur 2 % ?-2
bulan dan +0 kali per menit atau lebih pada umur -2 bulan%bulan %
? tahun.
c! Bukan pneumonia F tidak ada tarikan dinding dada bagian ba1ah ke
dalam, tidak ada nafas cepat, frekuensi kurang dari 0 kali per
menit pada anak umur 2% ?-2 bulan dan kurang dari +0 permenit -2
bulan % ? bulan.
2./ Tan+a +an 4ejala I'PA
&anda dan gejala penyakit #SP$ dapat berupaF batuk pilek berulang
dengan karakteristik adanya sputum purulen, kesukaran bernapas,
terdengar suara 1hee@ing, sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga, dan
demam ($lbert dkk, 200;= 'epkes 4#, 20-0= Meado1 > /e1ell, 200!.
2ejala ini biasanya tampak setelah -%. hari setelah terpapar patogen
microbial. Penyakit ini biasa berlangsung selama *%-0 hari. 2ejala #SP$
yang disebabkan oleh streptpcoccus adalah sakit leher tiba%tiba, sakit saat
menelan dan demam tanpa diikuti hidung beringus, suara berubah atau
batuk. )adang kala, gejala #SP$ dibarengi sakit dan tekanan di kuping
yang disebabkan oleh infeksi telinga tengah (otitis media! dan mata
merah disebabkan oleh (irus conjungti(itis ('inkes Eatim, 20-.!.
Berdasarkan gejalanya #SP$ dibagi menjadi . antara lainF
a. 2ejala dari #SP$ ringan
Seseorang balita dinyatakan menderita #SP$ ringan jika ditemukan
satu atau lebih gejala%gejala sebagai berikut, yaitu batuk, serak (anak
bersuara parau pada 1aktu mengeluarkan suara!, pilek (mengeluarkan
lendir atau ingus dari hidung!, atau demam (suhu badan lebih dari
.*L6!.
b. 2ejala dari #SP$ sedang
Seseorang balita dinyatakan menderita #SP$ sedang jika dijumpai
gejala dari #SP$ ringan disertai satu atau lebih gejala%gejala seperti,
pernapasan cepat, fast breating (sesuai umur yaituF untuk kelompok
Universitas Indonesia
23
umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 30 kali per menit atau lebih
untuk umur 2%?-2 bulan dan +0 kali per menit atau lebih pada umur
-2 bulan % ? tahun!, suhu tubuh lebih dari .0L6, tenggorokan
ber1arna merah, timbul bercak%bercak merah pada kulit menyerupai
bercak campak, telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang
telinga, pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur!.
c. 2ejala dari #SP$ Berat
Seseorang balita dinyatakan menderita #SP$ berat jika dijumpai
gejala%gejala #SP$ ringan atau #SP$ sedang disertai satu atau lebih
gejala%gejala seperti, bibir atau kulit membiru, anak tidak sadar atau
kesadaran menurun, pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak
tampak gelisah, sela iga tetarik ke dalam pada 1aktu bernafas, nadi
cepat lebih dari -30 kali per menit atau tidak teraba, enggorokan
ber1arna merah
2.5 0akt$r60akt$r Pen1e(a( I'PA
2.5.1 0akt$r Anak
-mur. )ejadian penyakit #SP$ erat kaitannya dengan umur, risiko untuk
terkena #SP$ pada anak yang berusia lebih muda lebih
besar dibandingkan dengan anak yang lebih tua (Sukama1a Sulistyorini,
dan )eman, 2003!. #SP$ dapat menyerang semua baik pria maupun
1anita pada semua tingkat usia, terutama pada usia ? 2 bulan karena
daya tahan tubuh bayi ? 2 bulan lebih rendah daripada orang de1asa
sehingga mudah terserang #SP$. 5mur diduga terkait dengan sistem
kekebalan tubuhnya. Bayi dan balita merupakan kelompok umur yang
kekebalan tubuhnya belum sempurna, sehingga masih rentan terhadap
penyakit infeksi (Suhandayani, 200*!.
#tatus gi(i. Status gi@i adalah keadaan tubuh sebagai akibat kosumsi
makanan dan penggunaan @at%@at gi@i. 'ibedakan antara status gi@i
buruk, kurang, baik, dan lebih ($lmatsier, 2000!. Penelitian yang
Universitas Indonesia
24
dilakukan oleh 7lyana dan 6andra (20--! menunjukkan bah1a status gi@i
berhubungan dengan frekuensi #SP$ (p?0,0!.
2erat 2adan 'air& Berat badan lahir menentukan pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan mental pada masa balita. Bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBG4! mempunyai resiko kematian yang lebih besar
dibandingkan dengan berat badan lahir normal, terutama pada bulan%
bulan pertama kelahiran karena pembentukan @at anti kekebalan kurang
sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi, terutama
pneumonia dan sakit saluran pernapasan lainnya (Munir, 20-0!.
Pemberian A#! e$s$lusif. ASI berguna untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan
erangan !enyakit" ASI banyak mengandung kolostrum
yang lebih banyak mengandung !r#tein dan antib#di. $ayi
yang diberi ASI e%ara khuu terlindung dari erangan
!enyakit item !erna&aan dan !en%ernaan
'S#et(iningih) 1997 dalam Suil# dkk) 2011*"
#tatus imunisasi. #munisasi merupakan usaha memberikan kekebalan
kepada bayi dan anak dengan memasukan (aksin kedalam tubuh agar
tubuh membuat @at anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
("idayat, 200;!. Bayi dan balita yang pernah terserang campa$ dan
selamat akan mendapat kekebalan alami terhadap pneumonia sebagai
komplikasi campa$& Sebagian besar kematian #SP$ berasal dari jenis
#SP$ yang berkembang dari penyakit dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi seperti difteri, pertusis, campa$, maka peningkatan
cakupan imunisasi akan berperan besar dalam upaya peberantasan #SP$.
5ntuk mengurangi faktor yang meningkatkan mortalitas #SP$,
diupayakan imunisasi lengkap. Bayi dan balita yang mempunyia status
imunisasi lengkap bila menderita #SP$ diharapkan perkembangan
penyakitnya tidak akan menjadi lebih berat. 'eb (-00;! dalam /asution
Universitas Indonesia
25
dkk (2000! melaporkan bah1a anak yang tidak mendapat imunisasi
memiliki risiko 2,* kali untuk mengalami #SP$.
2.5.2 0akt$r I(u
Pendidi$an ibu. &ingkat pendidikan seseorang akan membantu orang
tersebut untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu informasi.
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat pemahaman juga
meningkat serta tepat dalam pengambilan sikap. Pendidikan akan
berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia baik pikiran,
perasaan, maupun sikapnya (Mairusnita, 200* dalam Maramis, #smanto,
> Babakal, 20-.!. #bu yang memiliki pendidikan tinggi lebih mudah
memahami pentingnya pera1atan bayi sehingga bayi terhindar dari
berbagai penyakit seperti #SP$.
Pe$er/aan ibu. #bu yang bekerja berpengaruh terhadap pera1atan yang
diterima anak. Seorang 1anita yang bekerja memiliki 1aktu yang kurang
untuk memberi makan anak, membersihkan, dan bermain bersama anak.
"al ini dapat memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan anak.
Pekerjaan dapat menjauhkan orang tua dari anak untuk beberapa periode
1aktu, namun kebutuhan anak dapat tetap terjaga selama anak mendapat
pengasuhan dan pera1atan dalam kesehatannya dengan benar (2arey >
$rendell, -000 dalam 8irdausia, #rsan, > Mardhia, 20-.!. #bu bekerja
seringkali tidak memiliki banyak 1aktu bersama anak sehingga
pera1atan terhadap anakpun tidak maksimal. "al ini dapat memicu
terjadinya #SP$ pada bayi yang kurang pera1atan.
Pengetauan ibu. Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap tindakan
seseorang dalam menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit. #bu
yang memiliki pengetahuan cukup terkait penyakit #SP$ senantiasa
menjaga anaknya agar terhindar dari hal%hal yang menyebabkan #SP$.
)ejadian penyakit #SP$ sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu
terhadap kejadian penyakit #SP$ (9ardhani dkk, 20-0!.
Universitas Indonesia
26
2.2.".3 0akt$r Lngkungan
Pencemaran udara dalam rumah biasanya berasal dari asap dapur, asap
rokok, dan asap obat nyamuk bakar. )etiga bahan pencemar udara
tersebut bila berada dalam rumah dapat menjadi faktor risiko terhadap
kejadian #SP$ pada anak Balita (Prasasti dkk., 200!.
$sap rokok dapat merusak jaringan paru%paru, al(eoli dan darah. 'alam
asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang
sempurna sehingga menghasilkan 6: ($arbon mono$sida!, yang
disamping asap rokok, tir dan ni$otin terhirup masuk ke dalam sistem
pernafasan. 5ir dan asap rokok yang tertimbun di saluran pernafasan
dapat mengakibatkan batuk dan sesak nafas (4onald, 200!.
"asil analisis hubungan antara adanya anggota keluarga yang merokok
dengan kejadian #SP$ yang dilakukan oleh Susilo, $stuti, dan Setiyadi
(20--! diperoleh bah1a balita yang mengalami #SP$ terbanyak pada
anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok yaitu .
responden (;+,32<!. Sedangkan anggota keluarga yang mempunyai
kebiasaan merokok dan tidak mengalami #SP$ sebesar 2+ responden
(-,+.<!. Balita yang tinggal dengan anggota keluarga yang tidak
merokok dan tidak mengalami #SP$ sebesar -- responden.
Bahan bakar yang digunakan ibu untuk memasak seperti kayu bakar,
minyak tanah, dan gas mempengaruhi timbulnya penyakit #SP$ pada
bayi. 2angguan pernapasan pada balita yang tinggal pada rumah yang
menggunakan bahan bakar minyak tanah lebih tinggi dari rumah yang
menggunakan bahan bakar gas. Paparan yang terjadi dalam rumah juga
tergantung pada lamanya orang berada di ruangan yang telah terpapar
oleh bahan pencemar (/urmaini, 200!.
2.2."." !$n+s s$sal ek$n$m
Universitas Indonesia
27
Pendapatan merupakan salah satu 1ujud dari sumber daya, merupakan
faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan. 5ji statistik yang telah dilakukan oleh
Sukama1a, Sulistyorini, dan )eman (2003! menunjukkan ada pengaruh
pendapatan keluarga terhadap kejadian #SP$ pada anak Balita. besarnya
risiko untuk terjadinya #SP$ pada anak Balita yang mempunyai
pendapatan kurang sebesar 0,2+ kali lebih besar dibandingkan dengan
keluarga anak Balita yang berpendapatan tinggi. Sedangkan pada
keluarga dengan pendapatan sedang mempunyai risiko sebesar -,.0- kali
lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang berpendapatan
tinggi.)ondisi sosial ekonomi dalam kaitannya dengan kejadian #SP$
dapat merupakan faktor risiko yang tidak langsung. )ejadian #SP$ lebih
banyak ditemukan pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi rendah
(Sukama1a, Sulistyorini, > )eman 2003!. )eadaan sosial%ekonomi
mempengaruhi dalam tingkat kepatuhan dalam berobat, kesadaran diri
untuk memeriksakan penyakitnya secara dini, menjaga kebersihan diri
dan meningkatkan status gi@i (Soenarto dkk (-00-! > $keem et al (200*!
dalam Priyanto, 20-0!.
2.3 !erangka Te$r
Universitas Indonesia
8aktor%8aktor yang Mempengaruhi Pemberian $S#
8aktor #buF
5mur
Paritas
Pendidikan
Pengetahuan ibu
tentang menyusui
8aktor keji1aan ibu
Pelaksanaan #M'
)elainan pada
payudara ibu
8aktor BayiF
Bayi sakit
Bayi kembar
Bayi prematur
8aktor GingkunganF
'ukungan keluarga
Status kerja
)ator sosial budaya
masyarakat
8aktor ekonomi keluarga
Pem(eran A'I Eksklus#
Manfaat Pemberian $S# 7ksklusifF
Manfaat bagi bayi
Manfaat bagi ibu
Manfaat bagi keluarga
Manfaat bagi negara
I'PA %a+a Ba1
8aktor $nakF
5mur
Berat badan
lahir
Status gi@i
Status
imunisasi
8aktor #buF
Pendidikan ibu
Pekerjaan ibu
Pengetahuan ibu
terkait #SP$
8aktor
Gingkungan
8aktor Sosial
7konomi
8aktor%8aktor yang Mempengaruhi #SP$
28
'um(er, M$+#kas De%kes RI- 2..2
BAB 3
!ERAN4!A !7N'EP- HIP7TE'I'- DAN DE0INI'I 7PERA'I7NAL
PENELITIAN
3.1 !erangka !$nse%
)erangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti
(Setiadi, 200*!. Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian,
dan tinjauan pustaka maka disusun kerangka konsep penelitian dengan
mengidentifikasi (ariabel yang akan diteliti.
Universitas Indonesia
29
8ara(el Be(as 8ara(el Terkat
F Dariabel yang diteliti
F Dariabel yang tidak diteliti
2ambar ..- )erangka )onsep Penelitian
&abel diatas menggambarkan tiga (ariabel, yaitu (ariabel terikat, (ariabel
bebas, dan (ariabel perancu. Pemberian $S# eksklusif pada bayi di tahun
pertama kehidupan merupakan (ariabel bebas sedangkan kejadian #SP$
pada anak di periode tahun pertama kehidupan merupakan (ariabel
terikat. 'alam penelitian ini terdapat (ariabel perancu yang
mempengaruhi (ariabel bebas dan (ariabel terikat yang terdiri dari berat
badan lahir, usia gestasi, status gi@i, status imunisasi, kelainan pada bayi,
umur ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, jumlah
paritas, pelaksanaan #M', keji1aan ibu, dukungan )eluarga, dan
lingkungan sosial ekonomi. Dariabel usia gestasi, berat lahir, status gi@i,
Universitas Indonesia
Pemberian $S# 7ksklusif
)ejadian #SP$ pada Periode
&ahun Pertama )ehidupan
)elainan pada bayi
Pengetahuan ibu
Eumlah paritas
Pelaksanaan #M'
)eji1aan ibu
'ukungan )eluarga
Gingkungan sosial ekonomi
8aktor PerancuF
5sia gestasi
Berat lahir
Status gi@i
Status imunisasi
Pekerjaan ibu
5mur ibu
Pendidikan ibu
30
status imunisasi, pekerjaan ibu, umur ibu, dan pendidikan ibu merupakan
(ariabel perancu yang diteliti sedangkan (ariabel kelainan pada bayi,
pengetahuan ibu, jumlah paritas, pelaksanaan #M', keji1aan ibu,
dukungan keluarga, dan lingkungan sosial ekonomi yang ditandai dengan
garis putus%putus merupakan (ariabel perancu yang tidak diteliti oleh
peneliti. Dariabel bebas merupakan (ariabel yang menjadi sebab
munculnya (ariabel terikat. "al ini menjadi dasar peneliti untuk
melakukan penelitian terkait hubungan antara pemberian $S# eksklusif
dengan kejadian #SP$ pada periode tahun pertama kehidupan anak.
3.2 H%$tess
"ipotesis penelitian ini, yaitu $da hubungan antara pemberian $S#
eksklusif dengan frekuensi kejadian #SP$ pada tahun pertama kehidupan
anak.
Universitas Indonesia
31
3.3 De#ns 7%eras$nal
Ta(el 3.1 De#ns 7%eras$nal
N
$
8ara(el De#ns 7%eras$nal 9ara
Ukur
Alat Ukur Hasl Ukur 'kala
1. !eja+an
I'PA %a+a
tahun
%ertama
keh+u%an
Eumlah kejadian #SP$ yang
dialami anak dalam periode
satu tahun pertama
kehidupannya. 'iagnosa
#SP$ ditentukan oleh tenaga
kesehatan
Studi
dokumen
tasi
'ata
sekunder
puskesmas
$ngka,jumlah kejadian
#SP$ yang pernah
dialami anak
/ominal
2. Pem(era
n A'I
eksklus#
Pemberian $S# eksklusif
yaitupemberian $S# saja
tanpa makanan atau
minuman tambahan lain
sampai anak berumur 3
bulan. $S# tidak eksklusif
jika jika kriteria $S#
eksklusif tidak terpenuhi
termasuk bayi yang tidak
mendapat $S# sama sekali
sejak dilahirkan hingga
1aktu penelitian
9a1anca
ra
)uesioner -. $S# tidak
eksklusif
2. $S# eksklusif
:rdinal
3. Usa
4estas
5sia gestasi yaitu ukuran
lama 1aktu seorang janin
berada dalam rahim.
Bayi cukup bulan jika
dilahirkan dengan masa
gestasi .*% +2 minggu. Bayi
tidak cukup bulan jika bayi
dilahirkan dengan masa
gestasi ? .* minggu atau M
+2 minggu

9a1anca
ra
)uesioner -. 6ukup bulan
(.*%+2
minggu!
2. &idak cukup
bulan (? .*
minggu atau M
+2 minggu!
:rdinal
". Berat
(a+an
lahr
Berat badan anak ketika
lahir. /ormal jika berat
badan 200 gram atau lebih,
kurang jika berat badan
kurang dari 200 gram
9a1anca
ra
)uesioner -. )urang
(?200 gram!
2. /ormal
(N200 gram!
:rdinal
Universitas Indonesia
32
2. 'tatus g:
Perbandingan antara
berat badan dengan
umur dan hasilnya
menggunakan standar
yang ditetapkan 'epkes
4# (20-0! . 2i@i buruk
jika ambang batas ?%.
S', gi@i kurang jika
ambang batas %. S'
sampai dengan ?%2 S',
gi@i baik jika ambang
batas %2 S' sampai
dengan 2 S', dan gi@i
lebih jika ambang batas
M2S' ('epkes, 20--!
Studi
dokumen
tasi dan
obser(asi
'ata
sekunder
puskesmas
-. 2i@i Buruk
2. 2i@i
)urang
.. 2i@i Baik
+. 2i@i lebih
:rdinal
3. 'tatus
munsas
Pemberian imunisasi sesuai
dengan umur bayi meliputi
imunisasi B62 sebanyak -
kali pada usia 0%2 bulan,
imunisasi 'P& sebanyak .
kali pada usia 2%3 bulan,
imunisasi polio sebanyak +
kali pada usia 0%3 bulan,
imunisasi campak sebanyak
- kali pada usia 0 bulan, dan
imunisasi hepatitis B
sebanyak . kali pada usia 0%
3 bulan ('epkes, 200+!.
Gengkap jika telah
melakukan semua jenis
imunisasi. &idak lengkap
jika ada salah satu imunisasi
yang tidak dilakukan
9a1anca
ra dan
Studi
dokumen
tasi
)uesioner
dan data
sekunder
puskesmas
-. Gengkap
2. &idak
lengkap
:rdinal
2. Umur (u Gamanya hidup sejak lahir
hingga ulang tahun terakhir
9a1anca
ra
)uesioner -. ? .0 tahun
2. N .0 tahun
:rdinal
Universitas Indonesia
33
3. Pen++ka
n (u
&ingkat pendidikan formal
terakhir yang diikuti ibu
sampai saat dilakukan
penelitian
9a1anca
ra
)uesioner -. S',sederjat
2. SG&P,sederjat
.. SG&$,sederjat
+. '-,'2,'.
S-,S2,S.
:rdinal
/. Pekerjaan
(u
Profesi,kegiatan yang
dilakukan ibu sehari%hari
9a1anca
ra
)uesioner -. P/S
2. S1asta
.. Pedagang,1ira
s1asta
+. #bu rumah
tangga
. Gain%lain
/ominal
Universitas Indonesia
34
BAB "
MET7D7L74I PENELITIAN
".1 Desan Peneltan
'esain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan
dengan pendekatan deskriptif korelatif. Penelitian korelasional ini
bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar (ariabel. "ubungan
korelatif mengacu pada kecenderungan bah1a (ariasi suatu (ariabel
diikuti oleh (ariasi (ariabel yang lain (/ursalam, 200;!.
Penelitian ini menggunakan pendekatan potong lintang atau cross
sectional, yakni data yang menyangkut (ariabel bebas atau risiko dan
(ariabel terikat atau (ariabel akibat, akan dikumpulkan dalam 1aktu
yang bersamaan (/otoatmodjo, 200!. Pendekatan yang digunakan
dalam pencarian data adalah dengan menggunakan kuesioner yang
meliputi karakteristik bayi (usia, jenis kelamin, berat badan lahir, dan
usia gestasi!, karakteristik ibu (pekerjaan ibu, umur ibu, dan pendidikan
ibu! dan kuesioner terkait pemberian $S# eksklusif dan frekuensi
kejadian #SP$ pada tahun pertama kehidupan anak.
".2 P$%ulas +an 'am%el
".2.1 P$%ulas Peneltan
Populasi menjelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana
yang menjadi sasaran penelitian tersebut (/otoatmodjo, 200!. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi berusia -2%2.
bulan serta pernah didiagnosis menderita #SP$.
".2.2 'am%el Peneltan
Sampel merupakan bagian objek dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap me1akili seluruh populasi (/otoatmodjo, 200!. Metode
sampling yang digunakan yaitu accidental sampling atau convenience
sampling. 5nit sampling yang dipilih hanya berdasarkan ketersediaannya
Universitas Indonesia
35
mereka yang berada di tempat yang tepat dan di 1aktu yang tepat sesuai
dengan tujuan penelitian ('empsey, 2002!. $lasan pemilihan metode
accidental sampling ini ialah karena sampel yang diteliti terbatas. Sampel
dalam penelitian ini yaitu semua ibu yang memba1a bayi berusia -2%2.
bulan ke Puskesmas Pancoran Mas, 'epok serta pernah didiagnosis
menderita #SP$ dengan syarat memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan
peneliti.
Besar sampel ditentukan dengan rumus estimasi populasi #saac dan
Michael dengan jumlah populasi balita yang menderita #SP$ di
Puskesmas Pancoran Mas sebanyak -00- orang. Peneliti menggunakan
rumus estimasi populasi sebagai berikut (Sukardi, 200+!F
n O /H (I
2
-%J,2
! H P (-%P!
P(/%-! H d
2
Q R P(I
2
-%J,2
! H P (-%P!
)eteranganF
n O jumlah sampel
/ O jumlah populasi
I
2
-%J,2
O tingkat kemaknaan, 6# O 0< maka J O -,03
P O proporsi populasi yang diteliti sebagai dasar, P O 0,+03
dibulatkan P O 0,
d O presisi tingkat derajat ketepatan yang direfleksikan oleh
kesalahan yang dapat ditoleransi, besarnya yaitu 0,0
Maka, penghitungan jumlah sampel yaituF
n O -00- H (-,03!
2
H (0,! H (0,!
P-00- H (0,0!
2
Q R P (-,03!
2
H (0,! H (0,!Q
n O 2;+ orang
'alam penelitian, besar kecilnya sampel akan mempengaruhi ke(alidan
dari hasil penelitian. Polit dan "ungler (-00.!, menyatakan bah1a
semakin besar sampel yang digunakan semakin baik dan representatif
hasil yang diperoleh (Setiadi, 200*!. 5ntuk itu peneliti menambahkan
Universitas Indonesia
36
sampel sebesar -0< dari sampel 1ajib untuk mencegah drop out.
'engan perhitunganF
nS O n
-%f
nS O jumlah sampel setelah dikoreksi
n O jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya
f O presiksi presentase drop out, yaitu sebesar -0<
sampel minimal setelah ditambah dengan perkiraan sampel drop out
adalah sebagai berikutF
nS O n
-%f
nS O 2;+
-%0,-
nS O .-, O .-3 orang
jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah sejumlah
.-3 orang.
".2.3 !rtera Inklus +an Eksklus
)riteria inklusi untuk ibu yang menjadi responden penelitian ini yaitu
memiliki bayi berusia -2%2. bulan yang pernah didiagnosis #SP$, selalu
berobat,memeriksakan bayinya ke Puskesmas Pancoran Mas sejak usia
0%-2 bulan, mampu membaca dan menulis, bersedia berpartisipasi di
dalam penelitian. )riteria eksklusi dalam penelitian ini ialah ibu yang
memba1a bayi berusia -2%2. bulan yang pernah didiagnosis #SP$ ke
Puskesmas Pancoran Mas tetapi bayinya dalam kondisi cukup parah.
".2." Tem%at +an ;aktu %eneltan
Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Pancoran Mas, 'epok.
Peneliti memilih Puskesmas Pancoran Mas sebagai tempat penelitian
karena Puskesmas Pancoran Mas masih berada di 1ilayah 'epok dan
Universitas Indonesia
37
akses transportasi lebih mudah karena dekat dengan tempat tinggal
peneliti sehingga dapat mengefisienkan 1aktu dan tenaga. Selain itu,
dilihat dari data dinas kesehatan kota 'epok, Puskesmas Pancoran Mas
memiliki jumlah balita dengan diagnosis #SP$ yang tergolong tinggi.
Berdasarkan penemuan peneliti belum ada penelitian sebelumnya yang
melakukan penelitian yang sama di Puskesmas Pancoran Mas. Penelitian
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pembimbing dan mendapat
i@in dari 8#) 5# dan Puskesmas Pancoran Mas, 'epok. Penelitian
dimulai dari penyusunan proposal sampai penyusunan laporan skripsi
yang dilaksanakan pada :ktober 20-.%Euni 20-+.
".2.2 Etka %eneltan
Penelitian harus dilakukan dengan berpedoman pada etika penelitian
yang sudah disepakati dan berlaku termasuk didalamnya etika perilaku
penelitian (Gubis, 200*!. )ode etika peneliti adalah acuan moral bagi
peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kemanusiaan (G#P#, 20-.!. Prinsip dasar
etika penelitian adalah sebagai berikut ()omisi 7tik 4iset 5#, 20-.!.
-. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for uman
dignity!.
Peneliti mempertimbangkan hak%hak subjek penelitian untuk
mendapatkan informasi yang terbuka terkait jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan dan bebas dari paksaan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy!. Peneliti
memberikan informasi yang terbuka terkait proses penelitian dan
memberikan kebebasan kepada responden untuk menentukan pilihan.
4esponden bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian ini. Selain itu peneliti telah mempersiapkan lembar
persetujuan responden yang berisi penjelasan mengenai tujuan
penelitian, persetujuan bah1a subyek dapat mengundurkan diri kapan
saja, dan jaminan anonimitas serta kerahasiaan.
Universitas Indonesia
38
2. Menghormati pri(asi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confidentiality!.
Peneliti perlu memperhatikan hak%hak dasar indi(idu terkait pri(asi
dan kebebasan. Peneliti menggunakan koding (identification number!
sebagai pengganti identitas responden. "al ini dilakukan untuk
menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas responden.
.. )eadilan dan inklusi(itas (respect for /ustice and inclusiveness!.
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Penelitian
yang memenuhi prinsip keadilan dan inklusi(itas, yaitu memiliki
kejelasan prosedur riset, bermanfaat bagi masyarakat, dan
mempertimbangkan hak responden untuk mendapatkan perlakuan
yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah penelitian. 'alam
hal ini peneliti tidak membeda%bedakan perlakuan terhadap responden
yang satu dengan yang lain.
+. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
arm and benefit!.
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian
guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin.
Selain itu peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi
responden. Eika penelitian ini menambah beban stres bagi responden
maka responden dapat menolak untuk menjadi responden. Selain itu
peneliti meminimalkan penggunaan 1aktu supaya responden tidak
merasa dirugikan 1aktunya.
".3 Pengum%ulan Data
".3.1 9ara Pengum%ulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara primer dan
sekunder. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan secara
langsung kepada responden melalui 1a1ancara kuesioner. 'ata sekunder
didapat dari data diagnosis medis bayi usia -2%2. bulan dengan diagnosis
#SP$ di Puskesmas Pancoran Mas dan 'ata dari 'inas )esehatan kota
'epok terkait data sebelumnya terkait kunjungan pasien bayi usia -2%2.
Universitas Indonesia
39
bulan dengan diagnosis #SP$ di Puskesmas Pancoran Mas untuk
memudahkan penghitungan sampel penelitian.
".3.2 Alat Pengum%ulan Data
$lat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kuesioner. )uesioner adalah sebuah form yang berisikan pertanyaan%
pertanyaan yang telah ditentukan yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi (data! dari dan tentang orang%orang sebagai
bagian dari sebuah sur(ei (S1arjana, 20-2!. Sebagai instrumen
kuantitatif, kuesioner merupakan metode yang tepat dan efektif untuk
pengumpulan data dalam jumlah data yang luas dalam 1aktu singkat.
#nstrumen yang akan digunakan berisi karakteristik bayi yang terdiri dari
nama (inisial!, jenis kelamin, umur, berat badan lahir, usia gestasi, status
gi@i, dan status imunisasi. Selain itu juga berisi karakteristik ibu sebagai
responden yang terdiri dari nama (inisial!, umur, alamat, pekerjaan, dan
pendidikan. #nstrumen yang digunakan juga berisi pemberian $S#
eksklusif dan kejadian #SP$ yang pernah diderita bayi. #bu bayi akan
diminta untuk menja1ab pertanyaan dalam kuesioner.
".3.3 Pr$se+ur %engum%ulan +ata
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
langkah%langkah berikut.
-. Peneliti akan mengajukan permohonan i@in kepada 8#) 5# untuk
melakukan penelitian.
2. Setelah surat i@in dari 8#) 5# dikeluarkan, peneliti akan mengurus
permohonan i@in ke 'inas )esehatan )ota 'epok dan )esbangpol
Ginmas 'epok sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
.. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti akan melakukan sur(ei
a1al dengan pengumpulan data sekunder berupa jumlah anak usia -2%
2. bulan dan frekuensi kejadian #SP$ pada anak usia -2%2. bulan di
Puskesmas Pancoran Mas.
Universitas Indonesia
40
+. Setelah proposal penelitian disetujui, peneliti akan melakukan uji
coba kuesioner yang dilakukan pada anak usia -2%2. bulan yang
didiagnosis menderita #SP$
. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan setiap hari Senin%EumSat di
4uang Poli $nak khusus Manajemen &erpadu Balita Sakit (M&BS!
selama 1aktu penelitian yaitu selama - bulan.
3. Peneliti akan memilih responden sesuai dengan kriteria yang telah
dibuat.
*. Peneliti akan memberikan penjelasan kepada responden terkait
maksud dan tujuan penelitian kemudian meminta i@in kepada
responden melalui lembar kesediaan menjadi responden sebelum
dilakukan pengambilan data.
;. Peneliti mengajukan pertanyaan dalam kuesioner dan meminta
responden menja1ab dengan jujur. 9a1ancara kuesioner memerlukan
1aktu selama -0%- menit.
0. Setelah pengambilan data, peneliti akan melakukan terminasi dengan
responden.
"." Ren<ana Peng$lahan +an Analss Data
".".1 Peng$lahan +ata
Proses pengolahan data dilakukan berdasarkan langkah%langkah berikut
(/otoatmodjo, 20-0!F
-. )diting data , memeriksa
Proses ini dilakukan untuk melihat apakah semua data sudah diisi
sesuai petunjuk.
2. *oding data , memberi tanda data
Proses ini dilakukan untuk memudahkan klasifikasi data dan
menghindari terjadinya pencampuran data.
.. 'ata )ntry (Pemasukan 'ata!
Peneliti memasukkan data ke dalam program komputer untuk analisis
data. Semua data dimasukkan secara cermat hingga nomor responden
terakhir.
+. &abulasi
Peneliti membuat tabel%tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau
yang diinginkan peneliti.
Universitas Indonesia
41
6& *leaning
*leaning bertujuan untuk memastikan bah1a seluruh data yang telah
dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan yang
sebenarnya.
".".2 Analss +ata
Eenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
uni(ariat dan analisis bi(ariat. $nalisis uni(ariat digunakan untuk
mendeskripsikan setiap (ariabel yang diteliti dengan melihat gambaran
frekuensi semua (ariabel penelitian. $nalisis uni(ariat dalam penelitian
ini adalahF
Ta(el ".1 Analss Un=arat Data Peneltan
N$ 8ara(el &ens Data Uj 'tatstk
1 Berat badan lahir bayi )ategorik 'istribusi 8rekuensi
2 5sia gestasi )ategorik 'istribusi 8rekuensi
3 Status gi@i )ategorik 'istribusi 8rekuensi
" Status imunisasi )ategorik 'istribusi 8rekuensi
3 5mur ibu )ategorik 'istribusi 8rekuensi
" Pendidikan ibu )ategorik 'istribusi 8rekuensi
2 Pekerjaan ibu )ategorik 'istribusi 8rekuensi
$nalisis bi(ariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara (ariabel
bebas dengan (ariabel terikat. Dariabel bebas dalam penelitian ini adalah
pemberian $S# eksklusif. Dariabel terikat pada penelitian ini adalah
kejadian #SP$ pada periode tahun pertama kehidupan anak. $nalisis
bi(ariat akan memberikan hasil pembuktian hipotesis yang diajukan.
$nalisis bi(ariat dalam penelitian ini adalahF
Ta(el ".2 Analss B=arat Data Peneltan
Universitas Indonesia
42
8ara(el 8ara(el Uj 'tatstk
Pemberian $S# eksklusif )ejadian #SP$ pada tahun pertama
kehidupan anak
5ji t tidak berpasangan
Dariabel perancu
()arakteristik bayi dan
karakteristik ibu!
)ejadian #SP$ pada tahun pertama
kehidupan anak
5ji t tidak berpasangan
".2 &a+;al !egatan
)egiatan
9aktu
:kt
20-.
/o(
20-.
'es
20-.
Ean
20-+
8eb
20-+
Mar
20-+
$pr
20-+
Mei
20-+
Euni
20-+
Penyusunan Proposal
Penelitian
Sidang Proposal
Persiapan #nstrumen
Pengumpulan 'ata
5ji (aliditas dan reliabilitas
instrumen
Pengumpulan data di
lapangan
Universitas Indonesia
43
$nalisis data
Pembuatan laporan
DA0TAR PU'TA!A
$bbas. P., > "aryati, $. S. (20--!. B"ubungan pemberian $S# eksklusif dengan
kejadian infeksi saluran pernapasan akut (#SP$! pada bayi.C 'iunduh dari
httpF,,journal.unissula.ac.id,majalahilmiahsultanagung,article,do1nload,*,.
$lbert, 4. )., Spiro. S. 2., > Eett, E. 4. (200;!. *linical respiratory medicine (7
t

ed&!. PhiladelphiaF Mosby.
$lmatsier, S. (2000!. Prinsip dasar ilmu gi(i& 2ramedia Pustaka 5tamaF Eakarta.
$rini. (20-2!. Mengapa seorang ibu arus menyusui8& TogyakartaF 8lash Books.
$tikah, P., > 7ni, 4. (20-0!. +apita sele$ta A#! 9 menyusui. BantulF /uha
Medika.
Berhman, )., > $r(in /. (2000!. !lmu $eseatan ana$ nelson volume 1 edisi 16&
7ditor $. Samik 9ahab. EakartaF 726.
B))B/. (2003!. Dete$si dini $ompli$asi persalinan. Eakarta F B))B/.
6atiyas, 7. (20-2!. .a$tor:fa$tor yang berubungan dengan $e/adian !#PA pada
balita di "iilaya $ecamatan gombong $abupaten $ebumen /a"a tenga taun
;<1; (skripsi dipublikasikan, 5ni(ersitas #ndonesia, 'epok!. 'iunduh dari
Universitas Indonesia
44
httpF,,lontar.ui.ac.id,opac,ui,template.jspUinnerOdaftartipekoleksi.jspUidO-02
pada tanggal 2* 'esember 20-. pukul 0*.2 9#B.
6'6. (20-.!. BDitamin ' suplementation.C
httpF,,111.cdc.go(,breastfeeding,recommendations,(itaminVd.htm. 'iunduh
pada tanggal 2; 'esember 20-. pukul -2.2 9#B.
'empsey, P. $., > 'empsey, $. '. (2002!. ,iset $epera"atan= bu$u a/ar dan
latian &erj. Palupi 9. EakartaF 726.
'epartemen )esehatan 4#. (200+!. Pedoman program pemberantasan penya$it
!nfe$si #aluran Pernapasan A$ut 0!#PA1 untu$ penanggulangan pneumonia
pada balita. EakartaF 'irjen PPM dan PGP.
'epartemen )esehatan 4#. (200!. Mana/emen la$tasi. EakartaF 'irektorat 2i@i
Mayarakat 'epkes 4#.
'epartemen )esehatan 4#. (20-0!. 2imbingan $eterampilan tatala$sana
pneumonia balita. EakartaF 'irektorat Eenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Gingkungan.
'epartemen )esehatan 4#. (20--!. 2anya$ se$ali manfaat asi bagi bayi dan ibu&
httpF,,depkes.go.id,indeH.phpU(1O2>idO-+0. 'iunduh pada tanggal 2.
'esember 20-. pukul 03..; 9#B.
'epkes 4#. (20--!. +eputusan menteri $eseatan republi$ !ndonesia nomor=
1996>M)%+)#>#+>?!!>;<1< tentang standar antropometri penilaian status
gi(i ana$&EakartaF 'irektorat Bina 2i@i 'epkes 4#.
'epartemen )esehatan 4#. (20-2!. Peraturan Pemerinta ,epubli$ !ndonesia
5entang Pemberian A#! )$s$lusif. httpF,,111.depkes.go.id,do1nloads,PP
<20$S#.pdf. 'iunduh pada tanggal .0 /o(ember 20-. pukul 2..2* 9#B.
'e1i, '. P. (20-0!. Pengaru pemberian A#! e$s$lusif teradap $e/adian infe$si
saluran pernafasan a$ut 0!#PA1 pada balita berusia @:;A bulan di Pus$esmas
+ecamatan Pancoran Ba$arta #elatan taun ;<1< (skripsi tidak
dipublikasikan!. 8akultas )esehatan Masyarakat. 5ni(ersitas #ndonesia.
'epok.
'irektorat Bina 2i@i dan )#$ 'epkes 4#. (20-.!. 2ole$a susu formula
diberi$an $epada bayi8&httpF,,111.gi@ikia.depkes.go.id,archi(es,;+3+.
'iunduh pada tanggal 0 /o(ember 20-. pukul -..20 9#B.
'inas )esehatan Ea1a &imur. (20-.!. !nformasi penya$it !#PA.
httpF,,dinkes.jatimpro(.go.id,userfile,dokumen,PP#'V'#/)7SVP4:DE$&#MV
#SP$.pdf. 'iunduh pada tanggal -; 'esember 20-. pukul 0..20 9#B.
7lyana, M. > 6andra, $. (20--!. B"ubungan frakuensi #SP$ dengan status gi@i
balita.C 'iunduh dari
Universitas Indonesia
45
httpF,,ejournal.undip.ac.id,indeH.php,actanutrica,article.do1nload,+;0, pada
tanggal 2; 'esember 20-. pukul -.+3 9#B.
8au@i, $. (200;!. Determinan perila$u ibu dalan pemberian A#! e$s$lusif di
"ilaya $er/a Pus$esmas Meura Dua +abupaten Pidie Baya taun ;<<8.
(&esis, 8akultas )esehatan Masyarakat, 5ni(ersitas #ndonesia, 'epok!.
'iunduh dari httpF,,lontar.ui.ac.id,fileUfileOdigital,20.00;**%&.-0-+<20%
<20'eterminan<20pemberian.pdf pada tanggal 2 'esember 20-. pukul
00.0 9#B.
8e1trel, dkk. (200*!. :ptimal duration of eHclusi(e breastfeedingF 1hat is the
e(idence to support current recomendationU. American Bournal *linical
%utrition, (;!, 3.%3.;. 5S$F $merican Society for /utrition.
8ika1ati, S., > SyafiA, $. (20-0!. )ajian implementasi dan kebijakan air susu ibu
eksklusif dan inisiasi menyusu dini di #ndonesia. Ma$ara +eseatan, -+(-!, -;.
2ibney, M. E. (2000!. Gi(i $eseatan masyara$at. 7ditor Palupi 9 > 7rita $. ".
EakartaF 726.
2umilar, # dkk . (200*!. Modul praktikum metode riset untuk bisnis > manajemen
program studi manajemen S- fakultas bisnis > manajemen. EakartaF
5ni(ersitas 9idyatama.
"arahap, /. (20--!. B8aktor%faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan
pemberian $S# eksklusif pada suku Mandailing di 1ilayah kerja Puskesmas
Bantan )elurahan Medan &embung.C 'iunduh dari
httpF,,repository.usu.ac.id,handle,-2.+3*;0,2302+ pada tanggal 2; 'esember
20-. pukul -.22 9#B.
"idayat, $. $. (200;!. Pengantar !lmu +epera"atan Ana$ 1& EakartaF Salemba
Medika.
"ull, '., > Eohnston, '. #. (200;!. Dasar:dasar pediatri$ (7d. .!. EakartaF 726.
#katan 'okter $nak #ndonesia. (200;!. 2eda A#!. EakartaF #katan 'okter $nak
#ndonesia 6abang ')# Eakarta.
#katan 'okter $nak #ndonesia (#'$#!. (20-., 2. $gustus!. Air susu ibu dan
$e$ebalan tubu. httpF,,idai.or.id,public%articles,klinik,asi,air%susu%ibu%dan%
kekebalan%tubuh.html. 'iunduh pada tanggal 2 'esember 20-. pukul 00.-2
9#B.
#katan 'okter $nak #ndonesia (#'$#!. (20-., 2. $gustus!. Air susu ibu dan
tumbu $embang ana$. httpF,,idai.or.id,public%articles,klinik,asi,air%susu%ibu%
dan%tumbuh%kembang%anak.html. 'iunduh pada tanggal 2; 'esember 20-.
pukul 0;.- 9#B.
)omisi 7tik 4iset 5ni(ersitas #ndonesia. (20-.!. +ode eti$ riset -niversitas
!ndonesia. EakartaF Badan Penerbit 8akultas )edokteran 5ni(ersitas #ndonesia.
Universitas Indonesia
46
)usumo, P. '. (20-2!. )olonisasi mikrobiota normal dan pengaruhnya pada
perkembangan sistem imun neonatal. +edo$teran Widya Mandala, (.20!, %
3..
Gang, S. (2002!. 2reastfeeding special care babies (2th ed.!. 5nited )ingdomF
7lse(ier Science.
G#P#. (20-.!. Peratuan $epala '!P! tentang $ode eti$ peneliti.
111.Pusbindiklat.lipi.go.id,archi(es,-3-. 'iunduh pada tanggal 2
'esember 20-. pukul -*.0+ 9#B.
Gau1ers, E., > S1isher, $. (200!. *ounseling te nursing moter= a lactation
consultantCs buide (+
th
ed.!& SudburyF Eones and Bartlett Publishers.
Gubis, 8. (200*!. Pedoman pen/aminan mutu a$ademi$ -niversitas !ndonesia.
'epokF Badan Penjaminan mutu akademik 5ni(ersitas #ndonesia (BPM$ 5#!.
Manuaba, #. B. 2., Manuaba, #. $. 6., > Manuaba, #. B. 2. 8. (200*!. Pengantar
$ulia obstetri. EakartaF 726.
Maramis, P. $., #smanto, $. T., > Babakal, $. (20-.!. "ubungan pendidikan dan
pengetahuan ibu tentang #SP$ dengan kemampuan ibu mera1at balita #SP$
pada balita di Puskesmas Bahu )ota Manado. ):Bournal +epera"atan. - (-!,
-%;.
Meado1, 4. > /e1ell, S. (200!. 'ecturer notes= pediatri$a edisi D. 7ditor
$malia Safitri. EakartaF 7rlangga.
Medical 'ictionary. (20-.!. BBreastfeedingC. httpF,,medical%
dictionary.thefreedictionary.com,breastfeeding. 'iunduh pada tanggal ;
/o(ember 20-. pukul -.00 9#B.
Menkokesra. (20-2!. Perbai$an gi(i $unci utama pene$anan ang$a $ematian bayi
dan balita& httpF,,111.Menkokesra.go.id. 'iunduh pada tanggal 02 /o(ember
20-. pukul -..00 9#B.
Menkokesra. (20-.!. Perbai$an gi(i $unci pene$an ang$a $ematian bayi.
httpF,,111.menkokesra.go.id,content,menko%kesra%perbaikan%gi@i%kunci%
penekan%angka%kematian%bayi. 'iunduh pada tanggal 22 :ktober 20-. pukul
-...0 9#B.
Misnadiarly. (200;!. Penya$it infe$si saluran napas pneumonia pada ana$, orang
de"asa, usia lan/ut, pneumia atipi$ 9 pneumonia atypi$ mycrobacterium.
EakartaF Pustaka :bor Populer.
Munir, M. (20-0!. B8aktor%faktor yang melatarbelakangi terjadinya #SP$ pada
balita usia -% tahun di Puskesmas &uban.C
httpF,,111.stikeshafsha1aty.com,indeH.php,jurnal%s-%kepera1atan,+3%faktor%
faktor%yang%melatarbelakangi%terjadinya%ispa%pada%balita%usia%-%%tahun%di%
Universitas Indonesia
47
puskesmas%tuban%h%miftahul%munir%skm%m%kes. 'iunduh pada tanggal 2
'esember 20-. pukul 0;.2- 9#B.
Muscari, M. 7. (200!. Panduan bela/ar= $epera"atan ana$ edisi 7. 7ditor 7sty
9ahyuningsih. EakartaF 726.
/agin, M., ). (2000!. BDitamin in breast milkC.
httpF,,breastfeeding.about.com,od,breastfeedingbasics,g,(itamins.htm. diunduh
pada tanggal 2; 'esember 20-. pukul -..+2.
/asution dkk. (2000!. #nfeksi saluran napas akut pada balita di daerah urban
Eakarta.#ari Pediatri. -- (+!, 22.%22;.
/e1man, D. (-00!. Ditamin $ in breast milk. Pacific Healt Dialog. 2 (-!, 3-%3+.
/otoatmodjo S& (200!. Metodologi penelitian $eseatan& EakartaF 4ineka 6ipta.
/urmaini, #., 6. (200!. 8aktor%faktor kesehatan lingkungan perumahan yang
mempengaruhi kejadian #SP$ pada balita di Perumahan /asional (Perumnas!
Mandala, )ecamatan Percut Sei &uan, )abupaten 'eli Serdang. Ma/ala
$edo$teran nusantara. .; (.!, 2.0%2.+.
Palmer, $. 6. (20--!. /utritionally mediated programming of the de(eloping
immune system. Advances in %utrition an !nternational ,evie" Bournal, .,
.**%20. 'oiF -0..0+,an.---.000*0.
Perry, S. 7., "ockenberry, M. E., Go1dermilk, '. G., > 9ilson, '. (20-0!.
Maternal cild nursing care. St Gouis, MissouryF Mosby 7lsei(er.
Prasasti, 6. #., Mukono, ". E., > Sudarmaji. (200!. Pengaruh kualitas udara
dalam ruangan ber%$6 terhadap gangguan kesehatan. Burnal +eseatan
'ing$ungan. (-!, -30%-30.
Priyanto, 7. T. (20-0!. "ubungan faktor%faktor risiko dengan terjadinya kurang
pendengaran pada otomastoiditis. Arti$el ilmia. SemarangF 8akultas
)edokteran 5ni(ersitas 'iponegoro.
Purnamasari, '. 5. (20--!. B$S# 7ksklusifC.
httpF,,id.scribd.com,doc,-*+;-*23,$si%7ksklusif%P'8. 'iunduh pada tanggal
0 /o(ember 20-. pukul -.2 9#B.
Pur1ani, &., > 'arti, & /. $. (20-2!. "ubungan frekuensi, durasi menyusui.
'engan berat badan bayi di poliklinik bersalin Mariana Medan. Burnal
+epera"atan +linis. + (-!.
Pur1anti, ". S. (200+!. +onsep penerapan A#! e$s$lusif. EakartaF 726.
4ahayuningsih, &. (200!. Hubungan Antara 5ing$at Pengetauan !bu tentang
A#! dengan Pemberian +olostrum dan A#! )$s$lusif di +eluraan Pur"oyoso
+ecamatan %galiyan. (Skripsi dipublikasikan, 5ni(ersitas Semarang,
Universitas Indonesia
48
Semarang!. 'iunduh dari httpF,,lib.unnes.ac.id,-*0, pada tanggal 2
'esember 20-. pukul 0;.- 9#B.
4iskesdas. (20-0!. ,iset $eseatan dasar ;<1<. EakartaF Badan Penelitian dan
Pengembengan )esehatan )ementrian )esehatan 4#.
httpF,,111.litbang.depkes.go.id,sites,do1nload,bukuVlaporan,lapnasVriskesdas
20-0,GaporanVriskesdasV20-0.pdf. 'iunduh pada tanggal 22 :ktober 20-.
pukul -+.- 9#B.
4iskesdas. (20-.!. ,iset $eseatan dasar ;<17. EakartaF Badan Penelitian dan
Pengembengan )esehatan )ementrian )esehatan 4#.
httpF,,depkes.go.id,do1nloads,riskesdas20-.,"asil<204iskesdas<2020-..pdf.
'iunduh pada tanggal 3 Maret 20-+ pukul 0..-+ 9#B.
4oebijoso, E., 9ardani, '. S., > /ikma, 8. (20-2!. B"ubungan status pekerjaan,
pendidikan, tingkat pengetahuan ibu, serta dukungan bidan terhadap pemberian
$S# eksklusif di 1ilayah kerja Puskesmas 2ribigC& 'iunduh dari
ttp=>>old&f$&ub&ac&id>arti$el>id>filedo"nload>$ebidanan>Ma/ala
E;<.A!FA5-%E;<%!+MA&pdf pada tanggal 2 'esember 20-. pukul 0;.+0
9#B.
4olfes, S.4., Pinna, )., > 9hitney, 7. (20-2!. -nderstanding normal and clinical
nutrition (0
th
ed.!. 6anadaF 9ads1orth.
4onald. (200!. Ge/ala Penya$it dan Pencegaannya. BandungF Trama 9idya.
Septia1ati. (2000!. Perancangan sistem informasi pemantauan status gi(i pada
balita di Pus$esmas Pancoran Mas +ota Depo$ taun ;<<9 (Skripsi
dipublikasikan, 5ni(ersitas #ndonesia, 'epok!. 'iunduh dari
httpF,,lontar.ui.ac.id,opac,ui,detail.jspUidO-2+*.2>lokasiOlokal pada tanggal
23 'esember 20-. pukul 2-. .0 9#B.
Setiadi. (200*!. +onsep dan penulisan riset $epera"atan. EogjakartaF 2raha #lmu.
Simkin, P., 9halley, E., > )eppler, $. (200*!. Panduan leng$ap $eamilan,
melair$an, dan bayi. EakartaF $rcan.
Sis1osuharjo, > 6hakra1ati. (20-0!. Panduan super leng$ap amil seat.
SemarangF Penebar Plus.
Soetjiningsih. (-00*!& A#!= petun/u$ untu$ tenaga $eseatan& EakartaF 726
Story, G., > Parish, &. (200;!. Breastfeeding helps pre(ent t1o major infant
illnesses. 5e internet Bournal of allied ealt science and practice,3 (.!, -%.
Suhandayani, #. (200*!. .a$tor:.a$tor yang 2erubungan dengan +e/adian !#PA
pada 2alita di Pus$esmas Pati 1 +abupaten Pati ; 5aun ;<<@& (Skripsi
dipublikasikan, 5ni(ersitas Semarang, Semarang!. 'iunduh dari
httpF,,lib.unnes.ac.id,-20-, pada tanggal 2 'esember 20-. pukul 0;. 9#B.
Universitas Indonesia
49
Sukama1a, $. $. $., Sulistyorini, G., > )eman, S. (2003!. 'eterminan sanitasi
rumah dan sosial ekonomi keluarga terhadap kejadian #SP$ pada anak balita
serta manajemen penanggulangannya di Puskesmas. Burnal +eseatan
'ing$ungan, . (-!, -+%;.
Suradi, 4. (200;!. Manfaat A#! dan menyusui. EakartaF Balai Penerbit 8) 5#.
Sukardi. (200+!. Metodologi penelitian pendidi$an. EakartaF Bumi $ksara
Susilo, 4. 9., $stuti, '., > Setiyadi, /. $. (20--!. 8aktor%faktor yang
berhubungan dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut (#SP$! bagian
atas pada balita di 'esa /grundul )ecamatan )ebonarum )abupaten )laten.
Burnal +eseatan, + (-!, -0-%--0.
S1arjana, #. ). (20-2!. Metodologi penelitian $eseatan= tuntutan pra$tis
pembuatan proposal penelitian. TogyakartaF 6D $ndi :ffset.
&asya. $. (20-.!. B4angkuman peraturan perundang%undangan di #ndonesia
menyangkut $S#.C httpF,,aimi%asi.org,1p%content,uploads,20-.,0-,2.%
rangkuman%peraturan%$S#%indonesia.pdf. 'iunduh pada tanggal 0 'esember
20-. pukul -.- 9#B.
&im Penyusun. (200*!. Modul pra$ti$um metode riset untu$ bisnis 9 mana/emen
program studi mana/emen #1 fa$ultas bisnis 9 mana/emen. BandungF
5ni(ersitas 9idyatama.
&jahjo, /., > Paramita, 4. P. (200;!. Pa$et modul $egiatan !nisiasi Menyusu Dini
0!MD1 dan A#! )$s$lusif @ bulan& EakartaF 'epkes 4#.
&risna1ati, #. (20-0!. Hubungan status gi(i ibu selama amil dengan persepsi
$emampuan la$tasi 0P+'1 di "ilaya Pus$esmas Poned +ara"ang taun ;<1<.
(&esis dipublikasikan, 5ni(ersitas #ndonesia, 'epok!. 'iunduh dari
httpF,,lontar.ui.ac.id,fileUfileOdigital,202*-*+3%&<202;+*%"ubungan
<20ststud%full<20teHt.pdf pada tanggal 2; 'esember 20-. pukul 0;..0.
5/'P. (200!. BMenurunkan angka kematian anak.C
httpF,,111.undp.or.id,pubs,imdg200+,B#,#ndonesiaM'2VB#V2oal+.pdf.
diunduh pada tanggal 2; 'esember 20-. pukul --.2* 9#B.
5/#678 #ndonesia. (20-2!. ,ing$asan $a/ian $eseatan ibu dan ana$. EakartaF
5/#678.
5/#678. (20-.!. 2reastfeeding.
httpF,,111.unicef.org,nutrition,indeHV2+;2+.html. 'iunduh pada tanggal ;
/o(ember 20-. pukul -+.+2 9#B.
9adud, M. $. (20-.!. B"ubungan umur ibu dan paritas dengan pemberian $S#
eksklusif pada bayi berusia 0%3 bulan di puskesmas pembina palembang tahun
20-..C
httpF,,poltekkespalembang.ac.id,userfiles,files,hubunganVantaraVpengetahuanV
Universitas Indonesia
50
danVpekerjaanVibuVdenganVstatusVimunisasiVdasarVpadaVbayiVdiVdesaVmuara
VmedakV1ilayahVkerjaVpuskesmasVbayungVlencirV20-..pdf. 'iunduh pada
tanggal 2+ 'esember 20-. pukul 0+.0; 9#B.
9ardhani, 7., Pharma1ati, )., Sururi, M. 4., > )urniati, /. (20-0, :ktober!.
Hubungan fa$tor ling$ungan, sosial:e$onomi, dan pengetauan ibu dengan
$e/adian infe$si saluaran pernapasan a$ut 0!#PA1 pada balita di +eluraan
*icadas +ota 2andung. 'ipresentasikan pada seminar nasional sains dan
teknologi%###, Gampung, 5ni(ersitas Gampung.
9idodo, T. (200-!. )ebiasaan memberikan makanan kepada bayi baru lahir di
propinsi Ea1a &engah dan Ea1a Barat. Media 'itbang +eseatan, .(--!F - W *.
9":. (200+!& World ealt report ;<<A : canging istory. 2ene(aF 9orld
"ealth :rgani@ation.
9":. (200;!. Pencegaan dan pengendalian infe$si saluran pernapasan a$ut
0!#PA1 yang cenderung men/adi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan
$eseatan= pedoman interim WHG. &erjemahan bahasa #ndonesia oleh &rust
#ndonesia. Eene1aF 9":.
9":. (20-.!. )4clusive breastfeeding&
httpF,,111.1ho.int,nutrition,topics,eHclusi(eVbreastfeeding,en,indeH.html.
'iunduh pada tanggal ; /o(ember 20-. pukul -..2. 9#B.
9":. (20-.!. Gptimal duration of e4clusive breastfeeding.
httpF,,apps.1ho.int,rhl,pregnancyVchildbirth,careVafterVchildbirth,yscom,en,.
'iunduh pada tanggal 0 /o(ember 20-. pukul -.0+ 9#B.
9ong, '. G., 7aton, M. "., 9ilson, '., 9inkelstein, M. G., > Sch1art@, P.
(2000!. 2u$u a/ar $epera"atan pediatri$ (edisi 3!. EakartaF 726.
Universitas Indonesia
51
Universitas Indonesia

You might also like