(Membran, Sporulasi, Biolumenescens dan Kemotaksis)
Dr. Anja Meryandini, MS
Makhluk hidup dengan lingkungannya dibatasi oleh membrane, demikian pula mikroorganisme memiliki membrane sebagai pelindung sel dari luar yang bersifat selektif permeable. A. Membran Membran mengandung pompa-pompa, kanal, enzim, dan reseptor yang dapat berfungsi dalam pengenalan sel, penerimaan signal dan transport. 1. Ciri membran: a. berbentuk lembaran b. terutama terdiri dari protein dan lipid. Perbandingan lipid : protein = 1 : 4 hingga 4 : 1. Membran juga mengandung karbohidrat yang terikat pada lipid atau protein c. lipid pada membran relatif berupa molekul kecil dengan bagian yang hidrofil dan hidrofob. Lipid ini di dalam medium cair akan membentuk secara spontan lapisan bimolecular (phospholipid bilayer) yang tertutup. Lapisan ini merupakan barrier bagi molekul polar. Lipid bertanggung jawab atas stabilitas, fleksibilitas, semipermeabilitas dan fluiditas dari membran d. molekul protein dan lipid pada membran tidak terikat secara kovalen, tetapi melalui interaksi non-kovalen yang kooperatif e. bersifat asimetri. Membran luar dan dalam mempunyai komposisi dan aktivitas ensimatik yang berbeda. Contoh pompa Na + , K+ terletak sedemikian rupa sehingga begitu Na +
dipompa keluar sel, dan K + dipompa ke dalam sel. f. Merupakan struktur yang tidak kaku. Beberapa protein dan lipid dalam membran selalu bergerak (transversal, horizontal, atau plit plot).
2. Komponen membran a. Lipid: Pembentukan membran dari fosfolipid dan glikolipid dalam air berlangsung spontan dan sangat cepat, disebabkan oleh tenaga hidrofob. Lipid membran adalah molekul bifungsional karena mengandung bagian yang hidrofil dan hidrofob. b. Protein: Kandungan protein di dalam membran bervariasi. Myelin mengandung 18% protein. Plasma membran (yang banyak mengandung kanal, pompa dan reseptor) mengandung 50% protein. Sistem membran yang berhubungan dengan pembentukan atau transfer energy mempunyai kandungan protein hingga 75% (pada mitokondria dan kloroplas). Protein di dalam membran dapat dibagi atas protein perifer dan protein integral.Protein integral mempunyai interaksi hidrofobik yang intensif dengan lipid, sehingga hanya dapat disolubilisasi dengan deterjen. Protein perifer terikat dengan daya elektrostatik dan ikatan hidrofobik pada membrane. Ikatan ini dapat dirusak melalui penambahan garam atau perubahan pH. c. Karbohidrat Membran sel eukaryot mengandung (2 10)% karbohidrat dalam bentuk glikolipid dan glikoprotein
B. Biosintesis Dinding Sel Komponen dinding sel yang memberi sifat kekakuan pada bakteri adalah peptidoglikan. Peptidoglikan adalah molekul pelindung yang sangat besar, karena mengelilingi isi sel dan terika secara kovalen satu sama lain. Peptidoglikan adalah rantai glikan dari asam N-asetilmuramat dan N-asetilglukosamin yang terikat secara 1,4 ikatan gilkosidik antara atom C1 dari asam N-asetil muramat dengan C4 N-asetil glkosamin. Asam N-asetil muramat adalah bentuk modifikasi dari N-asetilglkosamin dimana grup laktil diikatan pada karbon C3. Yang terikat pada asam N-aestilmuramat adalah tetrapeptid yang berupa L-anyl--D-glutamyl-L-R3-D-alanin. Asam amino pada posisi 3 bervariasi antara spesies bakteri. Gram negatif umumnya mempunyai asam meso-deaminopimelat, sedangkan pada beberapa Spirochaeta ornithin, pada Gram positif lebih bervariasi. Rantai tetrapepid saling berikatan melalui ikatan peptida. Komposisi ikatannya sangat bervariasi dan menjadi bagian dari taksonomi. Umumnya ikatan peptid terbentuk melalui karboksil terminal dari D-alanin dengan grup amino pada L-R3 dari tetrapeptid lain. Pada bakteri gram negatif dan beberapa species Bacillus ikatan peptid terbentuk antara D-ala dengan asam diaminopimelat. Pada gram positif ada satu atau lebih jembatan asam amino misal pada S. aureus ada jembatan dari 5 glisin, pada Micrococcus roseus ada jembatan dari 3 alanin dan 1 threonin, pada Staphylococcus epidermidis ada jembatan dari 3 glisin dan 2 L- serin. Peptidoglikan disintesis melalui beberapa tahap: 1. prekursornya derivat UDP dari gula amino yang dibuat di sitosol 2. transfer gula amino melewati membran oleh lipid pembawa 3. polimerisasi peptidoglikan dipermukaan outer membran 4. reaksi transpeptidase cross-link/ berikatan silang peptidoglikan
1. Sintesis derivat UDP 2 gula amino prekursornya adalah N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat, keduanya berasal dari fruktosa 6 fosfat. a. donor NH3 dari glutamin ke fruktosa 6 fosfat membentuk glukosamin 6 fosfat b. transfer grup asetil CoA ke grup amino dari glukosamin 6 fosfat oleh transasetilase menjadi N-asetilglukosamin-1-fosfat c. Isomerisasi ke N-asetilglukosamin-1-fosfat d. mendapat UMP dari UTP menjadi UDP-N-asetilglukosamin oleh pirofosfatase. Sebagian dari UDP-N-asetilglukosamin (UDP-GLcNAc) merupakan rekusor bagi N- asetilglukosamin di peptidoglikan dan sebagian lain dikonversi ke asam UDP-N- asetilmuramat (UDP-MurNAc). e. UDP-GlcNAc dikonversi ke UDP-MurNAc dengan penambahan grup laktil ke gula. Pada reaksi ini OH dari C3 gula menggantikan fosfat dari karbon PEP membentuk derivat enol piruvat ether dari UDP-N-asam asetilmuramat. f. derivat enol piruvat ether dari UDP-N-asam asetilmuramat. g. UDP-MurNAc dikonversi ke UDP MurNAc pentapeptid dengan penambahan bertahap 5 asam amino L-ala, D-glutamat, L-R3 (Residu 3) dan dipeptida D-alanyl-D-alanin. Pada penambahan pentapeptid, tiap reaksi dikatalisa oleh ensim yang berbeda dan membutuhkan ATP (4 ATP) untuk mengaktifkan grup karbosil dari asam amino. Karboksil yang teraktivasi kemungkinan asil fosfat. Produknya adalah ADP dan fosfat inorganik. D-alanin-D-alanin dibuat oleh ensim yang berbeda. Yang pertama adalah rasemase yang merubah L-alanin ke D-alanin. Kemudian D-alanyl-D-alanyl synthetase bergabung ATP membuat D-alanin dari 2 D-alanin. Racemase dan synthetase dihambat oleh antibiotic D-sikloserin. 2. Reaksi di Membran Lipid pembawa disebut undercaprenyl phosphat atau bactoprenol. Undercaprenyl phosphat adalah isoprenoid phosphat C55 yang tidak hanya bertindak sebagai pembawa precursor peptidoglikan tapi juga sebagai pembawa prekusor polimer dinding sel yang lain (lipoposakarida, asam tekoat). Ternyata eukaryot juga menggunakan isoprenoid phosphat (dolichol fosfat) untuk membawa subunit oligosakarida melewati membran ER untuk bergabung menjadi glikorotein di lumen ER. Dolichol fosfat lebih besar dari underprenyl phosphat tapi mempunyai struktur yang sama. Proses yang terjadi adalah: a. Gula nukleotida berdifusi ke membran, sedangkan undercaprenyl phophat (lipid P) terikat ke UDP-MurNAc-pentapeptid menggantikan UMP b. Produknya adalah lipid-PP-MurNAc-pentapeptid. GlcNAc kemudian ditransfer dari disakarida untuk peptidoglikan, lipid-PP-MurNAc (pentapeptid)-GlcNAc. c. Disakarida lipid ini bergerak ke sisi lain dari membran kemungkinan melalui difusi. d. Pada permukaan luar membran, disakarida lipid ditransfer pada rantai glikan akseptor yang sedang tumbuh. Langkah 4 adalah transglikosilasi dimana C4 hidroksil dari GlcNAc yang baru mengikat ke C1 dari MurNAc pada rantai glikan menggantikan lipid-PP dari rantai glikan yang tumbuh. Reaksi ini dikatalisa oleh ensim terikat membran transglikosilase. e. Lipid-PP dihidrolisis dari rantai glikan oleh pirofosfatase terikat membran menjadi lipid-P dan Pi. Hidrolisis ini dihambat oleh penisilin.
3. Lipopolisakarida / LPS LPS adalah komplek polimer dari polisakarida dan lipid pada membran luar bakteri Gram negatif. Yang paling baik dipelajari adalah dari E. coli dan S. typhimurium. Lipopolisakarida terbagi dalam 3 bagian: a. daerah hidrofob disebut lipid A yang terdiri dari tulang rangka 2 residu glukosamin terikat 1,6 dan tetresterifikasi melalui grup hidroksil ke asam lemak. b. pusat daerah/ core polisakarida, komposisinya sama pada semua enterbacteriaceae yang terhubung dengan lipid A melalui 3-deoxy-D-mannooctulosonate (KDO) c. polisakarida yang berhubungan dengan pusat/core dan sering disebut antigen O atau repeat oligosakarida, dapat sampai 30 unit. a.1. Asam lemak pada lipid A Ada 4 asam lemak yang identik yang terikat langsung ke glukosamin pada lipid A dari E. coli dan S. typhimurium. Mereka adalah asam lemak hidroksi C14, asam - hidroxymyrstic (3-hydroxy-tetradecanoic acid) yang terikat melalui ikatan ester ke 3 hidroksil dari glukosamin dan melalui ikatan amin ke nitrogen dari glukosamin. Asam lemak ini kelihatannya unik pada lipid A dan kehadirannya pada bakteri menunjukkan adanya lipopolisakarida yang mengandung lipid A. Pada E. coli rantai asam lemak jenuh panjang yang teresterifikasi pada hydroxyl dari asam -hidroxy-myristic adalah asam laurat (C12) dan asam meristat (C14). a.2. Sintesis lipopolisakarida Lipid A. Lipid A disintesis dari Fruktosa 6 fosfat. Dipercaya bahwa lipid A disintesis di membran sitoplasma oleh protein membran perifer. -OH asam meristat ditransfer dari derivat acyl carrier protein (ACP) ke C3 dari UDP-GlcNAc untuk membentuk derivat monoasil (ingat kalau asam lemak disintesis sebagai derivat ACP). Kemudian asetat dari nitrogen pada C2 dihilangkan dan molekul B-OH meristat ke dua ditranfer ke nitrogen dan membentuk derivat 2,3 diasil. Beberapa derivat 2,3 diasil kehilangan UMP dan dikonversi ke 2,3 diacylglukosamin-1-fostat yang berkondensasi dengan UDP 2,3-diacylglkosamin membentuk disakarida terikat dengan 1,6. Fosfat ditambahkan untuk membentuk derivat 1,4 difosfat dan kemudian dimodifikasi dengan penambahan KDO dan asam lemak teresterifikasi (lauryl dan myristoyl) ke OH dari hydroxy-myristic. b. Core Pada Enterobacteriaceae mengandung KDO, heptosa, ethanolamine dan fosfat sebagai bagian dalam dan heksosa di bagian luar. Sintesis bagian dalam tidak sepenuhnya dimengerti. Daerah luar tumbuh saat unit heksosa didonasikan satu persatu dari derivat nukleosida difosfat ke rantai glikan yang terikat ke KDO. Penambahan gula dikatalisa oleh glycosyl transferase yang spesifik yang terikat membran. Core-lipid A dari LPS ditranslokasi melalui membran sel ke permukaan periplasma dimana akan diikatkan dengan O-antigen. c. O-antigen O-antigen disintesis sebagai polimer-polimer pada lipid pembawa, kemudian ditransfer sebagai unit ke core. Lipid carrier adalah undercaprenyl phosphat. Pertama bagian pengulangan O-antigen disintesis pada lipid carrier. Reaksi ini dikatalisa oleh ensim-ensim yang berbeda. Kemudian unit pengulangan ini ditransfer ke rantai oligosakarida. Lipid-PP dari rantai oligosakarida akseptor digantikan dan kembali ken pool lipid pirofosfat yang kemudian dihidrolisis menjadi lipid-P oleh ensim yang sensitif terhadap basitransin. Kemudian rantai oligosakarida ditranfer ke lipid A-core, menggantikan lipid pirofosfat. Peraktian LPS Kemungkinan subunit O-antigen tetrasakarida disintesis pada lipid carrier di sisi sitoplasma pada membran dan kemudian bergerak ke sisi periplasmik dimana akan ditambahkan ke O-antigen yang terikat di membran oleh lipid pembawanya. Daerah core- lipid A dapat pula dirakit di permukaan sitoplasma dan ditranslokasi ke permukaan periplasma. Kesempurnaa/kelengkapan perakitan lipoplisakarida dapat terjadi pada permukaan periplasma, dimana O-antigen ditransfer ke core-lipid A, menggantikan lipid- PP. Lipid-PP diregenerasi melalui fosfatase dan memasuki pool. Tak diketahui bagaimana liopoplisakarida bergerak melewati periplasma ke sampai luar? C. Kemotaksis Kemotaksis adalah kemampuan bakteri untuk bergerak sepanjang gradien konsentrasi ke arah atrakan kimia (kemotaksis positif) atau menjauhi tepelen kimiawi (kemotaksis negatif). Atraktan dan repelen disebut kemoefektor. Kemotaksis Kemotaksis adalah kemampuan bakteri untuk bergerak sepanjang gradien konsentrasi kearah atrakan kimia (kemotaksis positif) atau menjauhi tepelen kimiawi (kemotaksis negatif). Atraktan dan repelen disebut kemoefektor. Bakteri mengukur konsentrasi absolut dari kemoefektif dan membandingkannya dengan konsentrasi sebelumnya. Dengan kata lain bakteri selalu mengukur perubahan konsentrasi. Jika bakteri meneukan/menganggap ada atraktan dengan konsentrasi yang lebih tinggi atau repelen dengan konsentrasi yang lebih rendah dari waktu sebelumnya, dia akan terus bergerak kearah tersebut. Jika menemukan kebalikannya bakteri akan bergerak secara random kearah lain. c.1. Tumbling Saat tidak berespon terhadap efektor kimiawi E. coli dan beberapa bakteri lain berenang mengikuti suatu jalur untuk beberapa detik kemudian berguling-guling. Umumnya atraktak menekan frekuensi berguling, sedangkan repelen meningkatkan frekuensi berguling. Jika bakteri bergerak ke area dimana konsentrasi dari atraktan kimiawi lebih tinggi dari sebelumnya, sel akan mendeteksi konsentrasi yang lebih tinggi ini (karena kenaikan pengikatan ke kemoreseptor) frekuensi berguling menurun dan bergerak mendekati arah atraktan yang lebih tinggi tersebut. Bila sel berenang kea rah dimana konsentrasi repelen lebih tinggi, maka berguling menjadi meningkat dan sel mengubah arahnya dan menjauhi repelen. Aspek penting dari respon kemotaksis adalah adaptasi. Bakteri beradaptasi terhadap kemoefektor sehingga dalam waktu singkat (detik sampai menit) tak ada respon lagi terhadap konsentrasi tersebut. Aadaptasi dapat dikatakan sebagai bakteri mengingat konsentrasi baru efektor kimia. Kemotaksis memerlukan sirkuit regulator kompleks yang melibatkan protein sitoplasma dan protein membrane. Ada 6 gen yang dibutuhkan untuk kemotaksis. CheA, CheB, CheR, CheW, CheY, CheZ. Delesi salah satu gen ini mencegah kemotaksis tanpa mengubah motilitas. Protein Che adalah protein sitoplasma yang merupakan bagian dari jalur transduksi signal antara atraktan atau repelen dengan flagelar motor switch. CheA termasuk histidin kinase, terfosforilasi dan akan mentransfer grup fosforil ke protein regulator respon. CheY dan CheB adalah protein regulator respon mengalami fosforilasi dan defosforilasi. Jika protein reseptor-transducer tidak jenuh mengikat atraktan terikat pada protein reseptor-tranducer akan tetap termetilasi sehingga sel beradaptasi pada konsentrasi atraktan. Jika protein reseptor-transducer tidak jenuh menigkat atraktan, sel akan berespon terhadap atraktan jika berenang ke daerah dengan konsetrasi atraktan yang lebih tinggi. Bila reseptor transducer mengikat lebih banyak kemoatraktan, jumlah rata-rata grup metil per transducer meningkat 2 _ 4 x mengimbangi peningkatan atraktan dan menghasilkan adaptasi terhadap konsentrasi yang lebih tinggi dari atraktan kimiawi. Jika atraktan kimiawi dihilangkan transducer yang lebih termetilasi menstimulasi autfosforilasi CheA. Hal ini menghasilkan peningkatkan CheY-P dan mengguling/tumbling. Namun CheB-P metilseterase juga meningkat dan mengembalikan transducer ke tingkat metilai stadium pre-stimulus dan perilaku run-tumble. Adaptasi repelen berbeda dalam halCheB-P teraktivitasi mendemetisi tranducer yang merespon repelen. Jika protein reseptor-transducer tidak jenuh mengikat atraktan terikat pada protein reseptor-tranducer akan tetap termetilasi sehingga sel beradaptasi pada konsentrasi atraktan. Jika protein reseptor-transducer tidak jenuh menigkat atraktan, sel akan berespon terhadap atraktan jika berenang ke daerah dengan konsetrasi atraktan yang lebih tinggi. Bila reseptor transducer mengikat lebih banyak kemoatraktan, jumlah rata-rata grup metil per transducer meningkat 2 _ 4 x mengimbangi peningkatan atraktan dan menghasilkan adaptasi terhadap konsentrasi yang lebih tinggi dari atraktan kimiawi. Jika atraktan kimiawi dihilangkan transducer yang lebih termetilasi menstimulasi autfosforilasi CheA. Hal ini menghasilkan peningkatkan CheY-P dan mengguling/tumbling. Namun CheB-P metilseterase juga meningkat dan mengembalikan transducer ke tingkat metilai stadium pre-stimulus dan perilaku run-tumble. Adaptasi repelen berbeda dalam halCheB-P teraktivitasi mendemetisi tranducer yang merespon repelen.
Photobacterium Beberapa bakteri Gram negatif, berbentuk batang, berflagela polar memiliki kemampuan memancarkan cahaya /luminesens dan berasosiasi dengan ikan. Beberapa ikan memiliki organ spesial dimana bakteri luminesens dapat tumbuh. Bakteri lumnesens yang lain hidup secara saprofit pada ikan mati dan umumnya membentuk koloni yang dapat dilihat pada permukaan ikan. Walaupun Photobakteri bersifat fakultatif aerob, mereka hanya berbioluminessens bila ada oksigen. Yang diperlukan untuk biolouminessens adalah enzim luciferase, rantai panjang alifatik aldehid ( misal dodecanal), FMN dan oksigen dengan reaksi: FMNH2 + O2 + RCHO FMN + RCOOH + H2O + cahaya Regulasi Bioluminessens Enzim luciferase mempunyai regulasi sintesis yang unik yang disebut autoinduksi. Bakteri akan memperduksi substansi spstansi spesifik (autoinduser) yang akan terakumulasi di dalam medium selama pertumbuhan dan jika sudah mencapai konsentrasi tertentu akan berfungsi. Merkanisme ini disebut quorum sensing.
Regulasi Bioluminessens Enzim luciferase mempunyai regluasi sintesis yang unik yang disebut autoinduksi. Bakteri akan memproduksi substansi spesifik (autoinduser) yang akan terakumulasi di dalam medium selama pertumbuhan dan jika sudah mencapai konsentrasi tertentu akan menginduksi luciferase. Autoinduser pada Fibro fischeri telah diidentifikasi yaitu n-B-ketcaproylhomoserin lactone. Kultur bakteri luminessens tidak akan berluminessens bila densitinya rendah. Bila densitasnya tinggi, autoindusernya akan cukup terakumulasi dan berfungsi. Mekanisme ini disebut quorun sensing.
Sporulasi Prokariot secara langsung dan kontinu terekspos pada perubahan fisik dan kimiawi lain adaptasi, fleksibilitas mekanisme tanggap. Fungsi dan struktur baru yang yang umumnya memerlukan sintesis protein. Diferensiasi merupakan proses yang tidak dapat balik. Sel hanya dapat kembali ke dalam fase sebelumnya melalui proses diferensiasi yang baru. Dalam diferensiasi terjadi: Variasi dalam mekanisme tanggap Ekspresi gen. Aktivasi enzim. Pertumbuhan dan morfgenesis. Hanya pada umumnya dipicu oleh stimulus lingkungan: oksigen, medium kaya /miskin Sporulasi Bentuk sederhana dari diferensiasi yang dimulai dengan pembelahan sel asimetri, menghasilkan dua bagian sel yang berbeda. Sporulasi pada B. subtilis merupakan proses multistep pembentukan endospora yang paling baik dipelajari. Pendekatan genetic untuk memahami proses sporulasi dilakukan dengan membuat mutan melalui pemblokiran gen-gen yang terlibat dalam sporulasi (menyandikan komponen struktural dari endospora atau faktor pengatur ekspresi gen yang berfungsi khusus dalam diferensiasi sel) o Spo OA, Spo OB, Spo II, Spo III, dan seterusnya. Literatur. - White, David. 1995. The Physiology and Biochemistry of Prokaryoptes university Press. Oxford. - Madigan, M. T., Martinko, J.M., Parker,J. 2000. Brock Biology of Microoganisms. Prentice Hall, Upper Saddler River. - Wolfe, S.L. 1995. An Introduction to Cell and Molecular biology. Wadsworth Publishing company Lengeler, J.W., Drews, g., Schlegel, H.G. 1999. Biology of the Prokaryotes. Thieme Verlag. Stuttgart