You are on page 1of 8

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-3121

Percobaan Modul 1
ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN





LABORATORIUM KIMIA ANALITIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013







I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan panjang gelombang maksimum dari larutan KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7

2. Menentukan nilai k dari K
2
Cr
2
O
7
dan KMnO
4
pada panjang gelombang
maksimum

II. Teori Dasar
Jika dua komponen yang berlainan dicampurkan dalam suatu larutan, terdapat 2
kemungkinan yang dapat terjadi. Jika terdapat interaksi antar komponen, akan
merubah spektrum absorpsi menjadi warna atau sifat-sifat penyerapan akan berubah.
Tetapi, jika tidak terjadi interaksi, sifat-sifat tersebut tidak mengalami perubahan.
Jika dua komponen tersebut diukur absorbansinya dan menghasilkan nilai x,
sedangkan komponen A diukur absorbansinya menghasilkan nilai a serta komponen
B diukur absorbansinya menghasilkan nilai b. dapat dikatakan zat tersebut memiliki
sifat keaditifan jika a+b=x. Pada percobaan ini, diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

III. Diagram Alir Percobaan
1. Keaditifan absorban larutan KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7

Larutan induk KMnO
4
0.02 M
- Diambil 0.25 mL, 0.5 mL, 0.75 mL, 1 mL
- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL
- Ditambahkan masing-masing 5 mL H
2
SO
4

- Diencerkan dengan aqua DM sampai tanda batas
- Diukur absorbansi nya pada KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7

- Dicari panjang gelombang maksimumnya
- Ditentukan nilai k nya
Larutan induk K
2
Cr
2
O
7

- Diambil 3.92 mL, 4.22 mL, 4.52 mL, 4.82 mL
- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL
- Ditambahkan masing-masing 5 mL H
2
SO
4

- Diencerkan dengan aqua DM sampai tanda batas
- Diukur absorbansi nya pada KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7

- Dicari panjang gelombang maksimumnya
- Ditentukan nilai k nya
Larutan campuran KMnO
4
(0.0001M) dan K
2
Cr
2
O
7
(0.0016M)
- Ditambahkan 5 mL H
2
SO
4

- Diencerkan dengan aqua DM sampai tanda batas
- Diukur absorbansi nya
- Ditentukan panjang gelombang maksimumnya
- Ditentukan konsentrasinya

IV. Data Pengamatan
1. Penentuan sifat keaditifan
Komponen (nm) A KMnO
4
A K
2
Cr
2
O
7
A camp
KMnO
4
0.0001 M 526 0,36542 3,2430E-2 0,36601
K
2
Cr
2
O
7
0.0016 M 434 4,3516E-2 0,67326 0,72305

2. Penentuan Nilai k
a. Nilai k dari KMnO
4

[KMnO
4
] (M) A pada KMnO
4

(526 nm)
A pada K2Cr2O7
(434 nm)
0.0001 0,32419 0,0041027
0.0002 0,68861 0,043019
0.0003 1,08220 0,083910
0.0004 1,48530 0,13358


b. Nilai k dari K
2
Cr
2
O
7

[K2Cr2O7] (M) A pada KMnO
4

(526 nm)
A pada K2Cr2O7
(434 nm)
0.0013 0,029164 0,53806
0.0014 0,032880 0,58173
0.0016 0,036803 0,67891
0.0018 0,042087 0,76672


V. Pengolahan Data
Grafik Absorbansi vs [KMnO
4
] pada KMnO
4


k KMnO
4
pada = 526 nm adalah 3876,9


y = 3876.9x - 0.0742
R = 0.9995
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i

[KMnO
4
]
Chart Title
Series1
Linear (Series1)
Grafik Absorbansi vs [KMnO
4
] pada K
2
Cr
2
O
7


k KMnO
4
pada = 434 nm adalah 429,32



Grafik Absorbansi vs [K
2
Cr
2
O
7
] pada K
2
Cr
2
O
7


k K
2
Cr
2
O
7
pada = 434 nm adalah 460,93


y = 429.32x - 0.0412
R = 0.9966
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i

[KMnO
4
]
Chart Title
Series1
Linear (Series1)
y = 460.93x - 0.0616
R = 0.9995
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i

[K
2
Cr
2
O
7
]
Chart Title
Series1
Linear (Series1)
Grafik Absorbansi vs [K
2
Cr
2
O
7
] pada KMnO
4


k K
2
Cr
2
O
7
pada = 526 nm adalah 24,829



VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan menentukan konsentrasi dari sampel yang
mengandung 2 komponen yang berbeda. Analisis kedua komponen ini dilakukan tanpa
adanya pemisahan. Prinsip dari percobaan ini adalah mengukur absorbansi masing-masing
komponen larutan campuran berbagai konsentrasi, pada panjang gelombang maksimum
kedua larutan tersebut. Jadi, KMnO
4
berbagai konsentrasi diukur absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7
, begitu juga dengan K
2
Cr
2
O
7
dan larutan
sampel, diukur pada panjang gelombang maksimum KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7
.
Didapat nilai k KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7
pada masing-masing panjang gelombang melalui
kurva kalibrasi dengan k adalah gradient dari persamaan regresi nya. Nilai k dan nilai
absorbansi sampel diolah dalam bentuk matriks untuk mendapatkan nilai konsentrasi dari
KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7
.
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spektrofotometer UV-Vis. Prinsip kerja
dari spektrofotometer uv-vis ini adalah berdasarkan hukum Lambert-Beer, yaitu bila cahaya
monokromatik (I
0
) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (I
a
),
sebagian dipantulkan (I
r
) dan sebagian lagi dipancarkan (I
t
)

y = 24.829x - 0.0026
R = 0.9904
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0.045
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i

[K
2
Cr
2
O
7
]
Chart Title
Series1
Linear (Series1)


Selain menentukan konsentrasi campuran, praktikan juga sebelumnya harus menentukan
panjang gelombang maksimum untuk larutan KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7
. Hal tersebut bertujuan
karena pada panjang gelombang maksimum, gangguan-gangguan yang terdapat pada sampel
berada pada jumlah yang sangat sedikit, sehingga hasil yang diperoleh dari pengukuran dapat
lebih akurat.
Pada percobaan ini, dipilih panjang gelombang maksimum dari KMnO
4
adalah 526 nm
dan panjang gelombang maksimum dari K
2
Cr
2
O
7
adalah 434 nm. Panjang gelombang
maksimum tersebut dipilih karena pada saat absorbansi larutan standar kmn, Kcr dan juga
larutan campuran diukur, jumlah nilai absorbansi KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7
paling mendekati
nilai absorbansi dari larutan campuran. Sehingga dapat dikatakan larutan tersebut memiliki
sifat aditif.
Pada literature, diketahui bahwa panjang gelombang untuk spectrum berwarna ungu,
berada pada interval 380-450nm. Sedangkan untuk spectrum berwarna kuning, berada pada
interval 570-590. Panjang gelombang maksimum dari KMnO
4
seharusnya berada pada
interval 380-450, tetapi panjang gelombang yang didapat adalah 526 yang lebih dekat dengan
panjang gelombang spectrum warna kuning. Hal tersebut disebabkan karena larutan berwarna
ungu, menyerap warna komplementernya yaitu kuning, sehingga panjang gelombang yang
dibaca adalah panjang gelombang spejktrum warna kuning,. Begitu pula sebaliknya,
K
2
Cr
2
O
7
yang berwarna kuning akan menyerap warna komplemennya yaitu ungu, sehingga
nilai panjang gelombang maksimumnya berada pada interval panjang gelombang spectrum
berwana ungu.
Pada saat pembuatan larutan standar, digunakan H
2
SO
4
untuk melarutkan sampel. H2SO4
juga berfungsi sebagai pensuasana asam. Larutan K
2
Cr
2
O
7
akan lebih efektif bereaksi dalam
suasana asam. Disamping itu penggunaan H
2
SO
4
ini digunakan untuk membuat larutan
KMnO
4
dan K
2
Cr
2
O
7
stabil. Jika tidak ditambahkan asam, maka bilangan oksidasi dari Cr
dan Mn akan berubah, menjadikan larutan tersebut tidak stabil.

VII. Kesimpulan
1. Panjang gelombang maksimum dari larutan KMnO
4
= 526 nm
2. Panjang gelombang maksimum dari larutan K
2
Cr
2
O
7
= 434 nm
3. k KMnO
4
pada = 526 nm adalah 4058.9
4. k KMnO
4
pada = 434 nm adalah 266.76
5. k K
2
Cr
2
O
7
pada = 526 nm adalah 142.85
6. k K
2
Cr
2
O
7
pada = 434 nm adalah 2848.6

VIII. Daftar Pustaka
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. Boston : McGraw Hill, page 440-445
http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum_kasat_mata diakses pada tanggal 17 Oktober 2013
pukul 20.00 WIB
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrum_serapan_ultraviolet-
tampak__uv-vis_/spektra_serapan_uv_tampak/ diakses pada tanggal 14 November
2013 pukul 21.20 WIB

You might also like