PPT ACT02 p33

Master of Arts in Communication : Corporate Communication
Course : Advanced Communication Theory (1408ACT02)

elearning.lspr.edu
Session Topic : Paradigma 1
Course: Advanced Communication Theory
By Dr. Rino Boer
LSPR eLearning Program
Dr. Rino F. Boer
Deputy Head, Post Graduate Program
London School of Public Relations
Career : 2008-now, London School of Public Relations
Deputy Head, Researcher & Lecturer, Postgraduate Program (Jakarta)
2nd Deputy Director, Graduate Program (Jakarta)
Courses taught: (Advanced) Communication Theory; Mass Communication; Indonesian Communication
Systems; Social media in Business (authorized by C&G Guilds, UK); Ethics & Philosophy of Communication.
Professional Memberships: Asian Population Association; PERHUMAS/Public Relations Association
of Indonesia; ISKI (Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia)
Education :
199197 Univ. Katolik Parahyangan SE, Bachelor in Economics
199298 Univ. Padjadjaran SH, Bachelor in Law
1999-00 Univ. Gadjah Mada MM, Master in Management
2007-12 Univ. of Indonesia. Doctor, Communication Studies
Lecturer Profile
Powered by HarukaEdu.com - 1408ACT02-
Hal 4
Part 1 Understanding the paradigm
Part 2 Perbedaan Paradigmatik
Part 3 Kontinum Perbedaan Paradigmatik
Part 4 Kecenderungan Paradigmatik
Content
Part1 : Understanding the paradigm
Hal 6
Inconsistency: between paradigm, theoretical framework,
& goodness criteria of evaluation.
Example. Paper starting from constructivist paradigm, but
then theoretical framework made based on Media Function
Theory (its construct of positivistic paradigm such as
structural functionalism)
so what's the end? CHAOS!
Difficulties arising from not understanding the paradigm
Hal 7
Paradigm is a part from Methodology, instead of Method!
By methodology we mean the philosophy of the research
process. This include the assumptions & values that serve as a
rationale for research & the standards or criteria the
researcher uses for interpreting data & reaching conclusions
(Bailey (1987; pp.32-33) .
By method we simply mean the research technique or tool
used to gather data . . .
Wheres the paradigm in research?
Hal 8
Michael Crotty (1994) mengelompokkan teori-teori sosial
antara lain ke dalam Positivism, Interpretive, Critical
Inquiry, Feminism, & Postmodernism.
Burrel & Morgan (1979), membaginya dalam Radical
Humanist Paradigm, Radical Structuralist Paradigm,
Interpretive Paradigm & Functionalist Paradigm.
Its not only that
Hal 9
Sementara itu Guba & Lincoln (1994) mengajukan tipologi
yang mencakup 4 (empat) paradigma: Positivism,
Postpositivism, Critical Theories, & Constructivism, masing-
masing dengan implikasi metodologi tersendiri.
Positivism & postpositivism terkadang dimasukkan sebagai
PARADIGMA KLASIK.
We used this categorization!
Hal 10
Perbedaan Ketiganya
PARADIGMA KLASIK
PARADIGMA
KONSTRUKTIVISME
PARADIGMA TEORI-
TEORI KRITIS
Menempatkan ilmu sosial
seperti halnya ilmu-ilmu
alam & fisika, & sebagai
metode yang terorganisir
untuk mengkombinasikan
deductive logic dengan
pengamatan empiris,
guna secara
probabilistik menemukan --
atau mem-peroleh
konfirmasi tentang hukum
sebab-akibat
yang bisa dipergunakan
mem-prediksi pola-pola
umum gejala sosial
tertentu.
Memandang ilmu sosial
sebagai analisis sistematis
terhadap socially
meaningful action
melalui pengamatan
langsung & rinci terhadap
pelaku sosial dalam setting
keseharian yang
alamiah,
agar mampu memahami
& menafsirkan bagaimana
para pelaku sosial yang
bersangkutan menciptakan
& memelihara/mengelola
dunia sosial mereka.
Mendefinisikan ilmu sosial
sebagai suatu proses yang
secara kritis berusaha
meng-ungkap the real
structures dibalik ilusi,
false needs,
yang dinampakkan
dunia materi, dengan
tujuan membantu
membentuk suatu
kesadaran sosial agar
memperbaiki & merobah
kondisi kehidupan manusia
Hal 11
Tiap paradigma - sebagai suatu mental window atau world
view yang dipergunakan oleh suatu komunitas ilmuwan
tertentu untuk mempelajari objek keilmuan mereka - satu
sama lain mungkin bertolak-belakang & sulit
dipertemukan.
Sebab, masing-masing paradigma memiliki asumsi-asumsi
serta penjelasan mengenai realitas sosial tersendiri, yang
sulit untuk diperbandingkan satu per satu
(incommensurable).
Tidak Semua Ilmuwan Memahami Ini!
Hal 12
paradigms are incommensurable.
That is the assumptions & explanations of two or more
paradigms within a given discipline are so different that they
cannot be compared by means of an independent value system.
Thus adherence to one paradigm forecloses the possibility of the
acceptance of a competing one (Lindlof, 1995; hal. 29).
Kalau nda percaya lihat kutipan ini
Part2 : Perbedaan Paradigmatik
Hal 14
1. Epistemologis,
yang antara lain menyangkut asumsi mengenai hubungan
antara peneliti & yang diteliti dalam proses untuk memperoleh
pengetahuan mengenai objek yang diteliti.
Kesemuanya menyangkut teori pengetahuan (theory of
knowledge) yang melekat dalam perspektif teori &
metodologi.
2. Ontologis,
yang berkaitan dengan asumsi mengenai objek atau realitas
sosial yang diteliti.
Perbedaan Paradigmatik : Didasarkan pada 4 dimensi
Hal 15
3. Metodologis,
yang berisi asumsi-asumsi mengenai bagaimana cara
memperoleh pengetahuan mengenai suatu objek pengetahuan.
4. Aksiologis,
yang berkaitan dengan posisi value judgments, etika, & pilihan
moral peneliti dalam suatu penelitian.
Perbedaan Paradigmatik (cont.)
Hal 16
Dimensi-Dimensi Paradigma
ONTOLOGY EPISTEMOLOGY AXIOLOGY METHODOLOGY
Asumsi tentang
"realitas"
Asumsi tentang
hubungan antara
peneliti & yang
diteliti
Asumsi tentang
peran value
yang dianut
peneliti
Asumsi metodologis
tentang bagaimana
peneliti memperoleh
pengetahuan
What is the
nature of
"reality" ?
What is the nature
of the relationship
between the
inquirer & the
knowable?
What is the role
of values?
How should the inquirer
go about finding out
knowledge?
Hal 17
Pembagian Paradigma
No. Paradigma
1 Klasik
Positivism
Post positivism
2 Critical Theory
3 Constructivism
Hal 18
Paradigma Klasik
No. Item Positivism Postpositivsm
1 Ontology
Nave realism real
reality but
apprehensible
Critical realism real reality
but only imperfectly &
probabilistically apprehensible
2
Epistemolog
y
Dualist/objectivist;
Findings true
Modified dualist/objectivist;
Critical tradition/ community;
Findings probably true
3
Methodolo
gy
experimental/
manipulative;
Verification of
hypothesis;
Chiefly quantitative
methods
Modified experimental/
manipulative;
Critical multiplies;
Falsification of hypothesis;
May include qualitative methods
Hal 19
Paradigma Klasik (cont.)
No. Positivism Postpositivsm
1
Menekankan analisis parsial &
dekontekstualisasi
Menekankan analisis menyeluruh &
kontekstualisasi
2 Menekankan pemisahan Menekankan integrasi
3 Menekankan generalisasi Menekankan spesifikasi
4
Pertimbangan hanya pada
objektivitas & kuantifikasi
Pertimbangan juga diambil dari
partisipan & pengetahuan lokal;
Peneliti sebagai orang dalam
5 Memberi fokus pada controling Memberi fokus pada understanding
6 Top down Bottom up
7
Bertujuan melakukan
standarisasi
Menghargai perbedaan
Sumber: Jacobs & Farrell (2001:2)
Hal 20
Selected Issues
No. Issue Positivism Postpositivsm
1
Nature of
knowledge
Verified hypothesis established
as facts or laws
2
Knowledge
accumulation
Accretion building blocks adding to edifice of knowledge;
Generalization & cause effect linkages
3
Goodness or
quality criteria
Conventional benchmarks of rigor;
Internal & external validity, reliability & objectivity
4 Values Excluded influenced denied
5 Ethics Extrinsic till toward deception
6
Inquirer
posture
disinterested scientist as informer of decision makers, policy
makers & change agents
7 Training
Technical & quantitative;
Substantive theories
Technical;
Quantitative &
qualitative;
Substantive theories
Hal 21
1. Value free researcher vs value judgements
2. Dari asumsi ada suatu realitas sosial yang objektif
sehingga peneliti harus,
- menjaga jarak dengan objek yang diteliti,
- mencegah agar tidak terjadi interaksi antara
subjektivitas dirinya dengan objek yang diteliti vs realitas
yang dikonstruksi or virtual reality & bersifat reflektif!
Paradigma Klasik
Hal 22
3. Paradigma ini dominan digunakan di perguruan tinggi
sehingga kriteria penilaian kualitas penelitian paradigma
klasik (seperti objektivitas, reliabilitas, validitas internal &
eksternal)
-juga seringkali digunakan sebagai kriteria untuk menilai
kualitas setiap penelitian, termasuk menilai kualitas
penelitian-penelitian yang berpijak pada paradigma kritis
ataupun paradigma konstruktivis!
Ini namanya Sotoy.
Paradigma Klasik (cont.)
Part3 : Kontinum Perbedaan Paradigmatik
Hal 24
Antara Peneliti Positivist (Kuantitatif) & Peneliti Constructivist (Kualitatif) -
(Berdasarkan uraian Guba, 1990)
Kontinum Perbedaan Paradigmatik: Ontology
POSITIVIST
CONSTRUCTIVIST
ONTOLOGY
Realist Relativist
Realitas ada di luar diri
peneliti & diatur oleh hukum-
hukum dan,
mekanisme alamiah (seperti
cause-effect laws) yang berlaku
universal (time & context free
generalizations.
Realitas tampil sebagai
konstruksi mental,
dipahami secara beragam
berdasarkan pengalaman
serta konteks lokal & spesifik
para individu yang
bersangkutan.
Hal 25
Kontinum Perbedaan Paradigmatik: Epistemology
POSITIVIST
CONSTRUCTIVIST
EPISTEMOLOGY
Dualist/Objectivist Subjectivist
Peneliti bisa & perlu membuat
jarak dengan objek/realitas
yang diteliti.
Penilaian subjektif dan bias
pribadi harus bisa dipisahkan
dari temuan penelitian.
Peneliti & realitas/fenomena
yang diteliti menyatu sebagai
satu entitas.
Temuan penelitian merupakan
hasil interaksi antara peneliti
dengan yang diteliti.
Hal 26
Kontinum Perbedaan Paradigmatik: Methodology
POSITIVIST
CONSTRUCTIVIST
METHODOLOGY
Experimental/Manipulative: Dialectic/ Hermeneutic:
Pertanyaan penelitian atau
hipotesis dinyatakan pada awal
penelitian,
untuk kemudian diuji secara
empiris dalam kondisi yang
terkontrol.
Konstruksi mental individu digali
& dibentuk dalam setting
alamiah,
secara hermeunetik,
serta diperbandingkan
secara dialektik.
Hal 27
Kecenderungan Teoritikal Paradigma
POSPOSITIVISM (Guba)
POSITIVISM ()
CONSTRUCTIVISM (Guba)
INTERPRETIVE (Neuman)
CRITICAL
INQUIRY
AIM
Explanation:
prediction & control
(Guba)
To discover natural
laws in order to
predict & control
events
Understanding;
reconstruction (Guba)
To understand &
describe meaningful
social action
Critique &
transformation;
restitution &
emancipation (Guba)
To smash myths &
empower people to
change society
THEORY
A logical, deductive
system of inter-
connected definitions,
axioms & laws
(Lawrence)
A description of how a
groups meaning system
is generated & sustained
A critique that,
reveals true conditions
&,
...helps people see the
way to a better world
ROLE OF
COMMON
SENSE
Clearly distinct from &
less valid than science
Powerful everyday
theories used by
ordinary people
(Lawrence)
False beliefs that hide
power & objective
conditions
Hal 28
Pemetaan Teori-Teori Sosial: Burrel & Morgan, dalam Rosengreen (1979)
4.FUNCTIONALIST
SOCIOLOGY
2.INTERPRETIVE
SOCIOLOGY
1.RADICAL
HUMANISM
3.RADICAL
STRUCTURALISM
The Sociology of Radical Change
The Sociology of Regulation
SUBJECTIVE OBJECTIVE
Anarchistic
individualism
French
existentialism
Critical theory
Anarchistic
individualism
Anarchistic
individualism
Anarchistic
individualism
Phenomenology
Hermeneutics
Phenomenological
sociology
Integrative theory
Social system
theory
Interactionism & Social
action theory
Part4 : Kecenderungan Paradigmatik
Hal 30
Kecenderungan Paradigmatik : Teori-Teori / Pendekatan dalam Bidang Ilmu
komunikasi
No. TEORI / PENDEKATAN PARADIGMA
KLASIK KRITIS KONSTRUKTIVIS
1 Theories of Message
Theories of Discourse X X X
Theories Sign & Language X X
2 Interpersonal Communication
Symbolic interactionism X school X school
Social Judgment theory X
Cognitive Dissonance theory X
Theories of experience & interpretation X
Theories of Info Reception &
Processing
X
3 Group/Public Communication
Information system approach in
Organization
X
Social Exchange theories X
Theories of Communication Network X
Hal 31
komunikasi (cont.)
4 Mass Communication & Society
Structural-Functionalism theories of
mass media
X
X
Mattelart,
Schiller etc.
Agenda-setting theory X
Cultivation theory X
Uses & Gratifications X
Mass media & social construction of
reality
X
Media & cultural studies X X
Theories of Message production X X X
Theories of Message reception X X X
Theories of Mass Media & Persuasion,
effectiveness of ads & communication
program.
X
Hal 32
komunikasi (cont.)
4 Mass Communication & Society (cont.)
Political-economy theories of mass
media
X
Liberal
X
Instrumen-
talism &
Structuralism
(Chomsky,
Schudson)
X
Culturalism /
Constructivism
(Golding
& Murdoch)
Sumber: Littlejohn & Foss (2009) dikutip dari Nur Hidayat, Dedy (2010)
elearning.lspr.edu
Associate Partners :
Powered by HarukaEdu.com
Course : Advanced Communication Theory (ACT1408)

PPT ACT02 p33

Uploaded by

Document Information

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

PPT ACT02 p33

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

Master of Arts in Communication : Corporate Communication

Course : Advanced Communication Theory (1408ACT02)

You might also like