Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 3 (6B)
Gianti(1091020000)
Migi Febri Arini(1091020000)
Nurul Fithriyah (109102000055)
Nurul Komariah(1091020000)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYAARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
A. Tujuan Percobaan
1. Memperoleh gambaran mengenai formulasi suatu sediaan parenteral volume
besar glucosa
2. Dapat memformulasi dan membuat sediaan parenteral volume besar glucose
B. Preformulasi
Glukosa
Struktur
Rumus molekul
C6H12O6.H2O
Bobot molekul
D glukosa monohidrat198,17
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
Kalorigenikum
Stabilitas
Sterilisasi
Autoklaf
pH
Efek samping
tempat
pemberian
(lokal),
tromboklebitise,
larutan
elektrolit
termasuk
edema,
hipokalemia,
hipopostemia, hipomagnesia.
Kontraindikasi
NaCl
Bobotmolekul
58,44
Pemerian
Kelarutan
Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih
dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar larut
dalam metanol (95%) P
Fungsi
C. Formula Pustaka
Injeksi Glukosa
Komposisi: Tiap 500 ml mengandung:
Glucosum
25 g
ad 500 ml
Penyimpanan
Catatan
: 1. pH 3,5sampai 6,5
2. Tidak boleh mengandung bakterisida
3. Disterilkan dengan cara sterilisasi akhir segera setelah dibuat
4. Bebas pirogen
5. Sediaan berkekuatan lain : 50 g; 100 g; 125g; 250g
25 g
Natrii Chloridum
2,25 g
ad 500 ml
Penyimpanan
Dosis
: iv, sehari 1 L
Catatan
6. Pada etiket harus juga tertera :Banyaknya ion kalium dan ion
natrium masing-masing mEq per L
Injeksi Glukosa Natrium Klorida II
Komposisi: Tiap 500 ml mengandung:
Glucosum
50 g
NatriiChloridum
2,25 g
ad 500 ml
Penyimpanan
Dosis
: iv, sehari 1 L
Catatan
:1. pH 3,5 sampai 6,5 setelah diencerkan denang air untuk injeksi 2
kali volumenya
2. Tidak boleh mengandung bakterisida
3. Mengandung ion kloridadan ion natrium masing-masing 77 mEq
per L
4. Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C
5. Bebaspirogen
6.Pada etiket harus juga tertera :Banyaknya ion kalium dan ion
natrium masing-masing mEq per L
25 g
Natrii Chloridum
4,5 g
ad 500 ml
Penyimpanan
Dosis
: iv, sehari 1 L
Catatan
1. pH 3,5sampai 6,5
2. Tidak boleh mengandung bakterisida
3. Mengandung ion klorida dan ion natrium masing-masing
154 mEq per L
4. Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C
5. Bebas pirogen
6. Pada etiket harus juga tertera :Banyaknya ion kalium dan
ion natrium masing-masing mEq per L
50 g
NatriiChloridum
4,5 g
ad 500 ml
Penyimpanan
Dosis
: iv, sehari 1 L
Catatan
:1. pH 3,5 sampai 6,5 setelah diencerkan dengan air untuk injeksi 2
kali volumenya
2. Tidak boleh mengandung bakterisida
Perhitungan osmolaritas:
Osmolaritas untuk glukosa
M osmole / liter =
=
Tonisitas
> 350
Hipertonis
329 350
Sedikit hipertonis
270 328
Isotonis
250 269
Sedikit hipotonis
0 249
Hipotonis
x 2000
1034,865s/d4427,865 =
258,71625s/d1106,96625 = 2000 x gr
X
= 252,31 + 68,37
= 320,68 (isotonis)
Na+ = 23
Cl- = 35,5
X m val =
=
= 8,547mval/liter Na+
X m val =
=
= 8,547mval/liter Na+
E. Formula akhir
Tiap 250 ml mengandung:
R/
Glucosum
NatriiChloridum
Aqua pro injeksi
12,5 g
0,5 g
ad 250ml
F. Perhitungan bahan
Volume yang dilebihkan untuk sediaan infus = 10%
o Glukosa 10 % x 12,5 g = 1,25 gr, maka glukosa menjadi 12,5 g + 1,25 g = 13,75 g
Untuk zataktif, dilebihkan kembali 5 % untuk mengantisipasi zat aktif terserap oleh
karbon aktif = 13,75 + 5% = 14,4375 gram
o NaCl 10 % x 0,5 gr = 0.05 gr, maka NaCl menjadi 0.5g + 0.05g= 0, 55 gram
NaCl juga dilebihkan kembali 5% untuk mengantisipasi zat aktif terserap oleh
karbon aktif = 0,55+ 5% = 0,5775 gram
o API 10 % x 250 ml = 25 ml, maka API di add 250 ml + 25 ml = 275 ml
o Karbon aktif = 0,1% x 275 ml = 0,275 ml
G. Penimbangan bahan
Glukosa
14,4375 g
NaCl
0,5775 g
Karbonaktif
0,275 ml
Api add
275 ml
Jumlah
Cara Sterilisasi
Beaker Glass
2 buah
Oven 250
selama 15
menit
Kaca Arloji
2 buah
Oven 250
selama 15
menit
Erlenmeyer
3 buah
Oven 250
selama 15
menit
Corong gelas& kertas saring lipat 1 buah
Autoklaf 115-116
terpasang
30 menit
Spatel
2 buah
Oven 250
selama
selama 15
menit
Pinset logam
1 buah
Oven 250
selama 15
menit
Batang pengaduk gelas
1 buah
Oven 250
selama 15
menit
Gelas ukur
2 buah
Autoklaf
115
116
selama 30 menit
Pipet tetes tanpa karet
2 buah
Autoklaf
115-116
selama
30 menit
Karet pipet
2 buah
Botol infus
1 buah
Oven 250
1 buah
Autoklafselama 115
selama 15 menit
selama 30 menit
I. Prosedur kerja
1. Glukosa, NaCl, dan karbonaktif 0,1% ditimbang.
2. Masing-masing bahan dilarutkan dengan aqua pro injection di dalam beaker glass
yang telah dikalibrasi 300ml. Kaca arloji kemudian dibilas 2x dengan aqua pro
injeksi
3. Tuangkan aqua pro injeksi sampai tanda kalibrasi tercapai
4. Cek pH
5. Karbon aktif dimasukkan kedalam larutan. Beaker glass ditutup kaca arloji dan
disisipi batang pengaduk
6. Hangatkan larutan pada suhu 60C selama 15 menit sambil sesekali diaduk
7. Kertas saring ganda yang terlipat, dibasahi dulu dengan air bebas pirogen ( dibuat
seperti larutan bebas pirogen)
8. Pindahkan corong dan kertas saring ke Erlenmeyer steril bebas pirogen
9. Saring larutan hangat-hangat kedalam Erlenmeyer
10. Cek pH sediaan dan uji kejernihan (jika belum jernih dilakukan penyaringan
kembali)
11. Isikan langsung kedalam botol infus 255ml
12. Pasang tutup karet botol infuse steril, ikat simpul champagne
13. Sterilkan dengan cara sterilisasi A
Sediaan yang akan di sterilkan dimasukkan kedalam wadah yang cocok,
kemudian ditutup kedap. Jika volume dalam tiap wadah tidak lebih dari 100 ml
panaskan pada suhu 115-116
lebih dari 100 ml, waktu sterilisasi diperpanjang, hingga seluruh isi wadah berada
pada suhu 115-116
selama 30 menit.
J. Evaluasi
Jenis evaluasi
Hasil Evaluasi
Organoleptis / penampilan
Uji Kejernihan
pH
Ujihomogenitas
Volume yang diisikan dalam
botol
K. Etiket
REGISTERED NO.DKL. 99556781043AI
INFUS GLUCOSE
12,5 g
NaCl
Osmolarity
0,5 g
320,68mmol/l
Na+ = 196,58mEq/l
Cl- = 303,4188mEq/l HARUS DENGAN RESEP DOKTER
EDTAFarmaCorp
Batch no : 40528
Prod date : APR 2012
Exp date : APR 2013
250 ml
L. Daftarpustaka
Sulistiawati, Farida dan Suryani Nelly. 2009. Formulasi Sediaan Steril. Jakarta
:LembagaPenelitian UIN SyarifHidayatullah.
Farmakope Indonesia Edisi ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Farmakope Indonesia Edisi keempat. 1995. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Formularium Nasional Edisi Kedua. 1978. Departemen Kesehatan Repiblik
Indonesia.
Wade, Ainley and Paul J.Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth
edition. London : The Pharmaceutical Press
Direction of the Council of The Pharmaceutical Society of Great Britain. 1982.
Martindale The Extra Pharmacopoeia Thirty Edition. London : The Pharmaceutical
Press.
British pharmacopeia 1993