Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Dalam
kehidupan
sehari-hari
sering
kita
menjumpai
berbagai
macam
penyakit
yamgmembahayakan kehidupan manusia, salah satu yang sering kita jumpai adalah penyakit
yang berhubungan dengan jantung. Gagal jantung adalah salah satu penyakit yang cukup
berbahayakarena jantung gagal untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Gagal jantung
terbagi duayaitu yang kronis dan akut. Gagal jantung akut di satu sisi dimengerti sebagai
suatu sindromaklinis, namun di lain pihak keadaan ini dianggap sebagai suatu komplektisitas
beragam jenis penyakit yang dapat menimbulkan gagal jantung. Maka dari itu penulis akan
mencobamembahas semua tentang gagal jantung akut ini agar pembaca dapat mengerti
danmemahaminya.Kata kunci: gagal jantung, gagal jantung akut, penyakit jantung
Abstract
In daily life we often encounter various kinds of disease that endangers human life, one
of thediseases is heart disease. Heart failure is quite dangerous because the heart fails to
pumpbloods to the entire body. Heart failure is divided into two: chronic and acute. Acute
heart failure on one
side can
this conditioncan be interpreted as a complexity from some various diseases which can cause
a heart failure. Therefore the writer will try to explore deeper all about acute heart failure so
that thereaders can understand it .
Key words: heart failure, acute heart failure, heart disease
Pendahuluan
Gagal jantung atau heart failure didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana jantung
tidak dapat menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh.Hal ini didasari baik akibat gangguan struktural maupun fungsional dari jantung.
Sesuai dengan skenario, seorang pria 62 tahun datang dengan keluhansesak nafas
memberat sejak 2 hari terakhir. Satu minggu lalu nyeri dada namun membaiksendiri, dan
pernah ada riwayat merokok dan DM. Maka dari itu, untuk mengetahui secaralengkap dan
jelas, penulis akan membahas tentang pertusis mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosis dan lain sebagainya.
Anamnesa
Menanyakan riwayat penyakit disebut Anamnesa. Anamnesa berarti tahu lagi,
kenangan. Jadi anamnesa merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter, peminta
bantuan dan pemberi bantuan. Tujuan anamnesa pertamatama mengumpulkan keterangan
yang berkaitan dengan penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis.
Mencatat (merekam) riwayat penyakit, sejak gejala pertama dan kemudian perkembangan
gejala serta keluhan, sangatlah penting. Perjalanan penyakit hampir selalu khasuntuk penyakit
bersangkutan.3
Selain itu tujuan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisikadalah mengembangkan
pemahaman
mengenai
masalah
medis
pasien
dan
membuat
diagnosis banding.
Selain itu, proses ini juga memungkinkan dokter untuk mengenal pasiennya, jugasebaliknya,
serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar belakangsosial pasien.
Anamnesa yang baik akan terdiri dari identitas (mencakup nama, alamat, pekerjaan,keadaan
sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan), keluhan utama, riwayat penyakitsekarang,
riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit dalam keluarga. Anamnesa yangdapat
dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut:
1.Anamnesa Umum
Nama, umur, alamat, pekerjaan.
2. Keluhan Utama
sesak nafas memberat sejak 2 hari terakhir.
Pelengkap: Satu minggu lalu nyeri dada namun membaik sendiri
6.Riwayat Pengobatan
Sudah mengkonsumsi obat apa saja, atau sudah mendapat pengobatan apa danapakah
keadaan membaik atau tidak.
Anamnesa Khusus
Gejala gagal jantung secara konvensional dibagi menjadi gagal ventrikel kiri , gagal
ventrikel kanan, atau kedua-duanya. Gagal jantung bukan merupakan diagnosis dan penyebab
yang mendasarinya harus selalu dicari. Gagal jantung adalah alasan yang sangat sering,
mencakup 5% dari pasien yang dirawat di bangsal rumah sakit.4
Yang lebih jarang adalah mengi (wheezing), batuk, sputum merah muda berbusa,
toleransi olahraga berkurang
Gagal jantung akut biasa timbul dengan gejala sesak napas mendadak dan hebat, sianosis
dandistress. Gagal jantung kronis biasa berhubungan dengan berkurangnya toleransi
olahraga, edema perifer, letargi, malaise dan penurunan berat badan.4
Pemeriksaan
Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemukan
pada pemeriksaan fisik, terutama sekali bagi penyakit yang memiliki
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan fisik namun, bagi penyakit yang tidak
memiliki gejala klinik khas, untuk menegakkan diagnosisnya kadang-kadang diperlukan
pemeriksaan laboratorium (diagnosis laboratorium).1
1.
Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan umum dan fisik sering didapat keterangan keterangan yangmenuju ke
arah tertentu dalam usaha membuat diagnosis. Pemeriksaan fisikdilakukan dengan berbagai
cara diantaranya adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan fisik
dilakukan dengan melihat keadaan umum pasien, kesadaran,tanda-tanda vital (TTV),
pemeriksaan mulai dari bagian kepala dan berakhir padaanggota gerak yaitu kaki. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan beberapa hal berikut:
-
TTV: TD 140/ 90, nadi 90x/ menit, suhu 36,5C, RR 28x/ menit
Auskultasi: paru ronkhi basah seluruh lapangan paru, jantung murmur (-), gallop S3
Selain
itu,
ada
juga
pemeriksaan
fisik
yang
dilakukan
untuk
menentukan
gagal jantung di bagian jantung sebelah kiri atau kanan. Berikut merupakan beberapa penilain
utama yang dapat dilakukan, antara lain:
-
o Dipsnu
o penurunan kapasitas aktivitas
o nyeri
dada
ditemukan
apabila
terdapat
dilatasi
atau
peningkatan
tekananventrikel kanan
o denyut nadi mungkin memiliki volume kecil dan irama mungkin normalatau
ireguler
o tekanan vena jugularis meningkat, kecuali diberikan terapi diuretik
sebelum pemeriksaan
o edema perifer, hepatomegali dan asites
Pemeriksaan Penunjang
Kegunaan dari pemeriksaan penunjang adalah untuk keakuratan diagnosissuatu penyakit.
Diagnosis
Proses
diagnosa
medis
merupakan
langkah
pertama
yang
dilakukan
untuk
menanganisuatu penyakit. Proses diagnosa adalah proses yang dilakukan seorang ahli
kesehatan untukmenentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, kemudian menentukan
diagnosis penyakit pasien tersebut sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat dengan jen
is penyakit (etiologik) maupun gejalanya (simptomatik).2
Diagnosa dilakukan berdasarkan prinsip bahwa suatu penyakit dapat dikenali dengan
memperhatikan ciri gejala klinis pada tubuh pasien yang ditimbulkan penyakit tersebut.
Keadaan penyakit yang diderita dapat juga di ukur dengan memperhatikan gejala klinis.
Semua gejala yang teramati kemudian dibandingkan dengan pengetahuan menenai penyakit
dan ciri-cirinya yang dimiliki ahli tersebut, bila terdapat kecocokan maka ahli tersebut
dapatmenentukan jenis penyakitnya.2
I.D i f f e r e n t i a l D i a g n o s i s
Differential diagnosis atau diagnosis pembanding merupakan diagnosis yangdilakukan
dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tandaklinis penyakit
lain. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami pasien, pasien bias
dicurigai menderita beberapa penyakit seperti:
a. Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru(alveoli)
yang termasuk dalam salah satu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
Terdapat beberapa penyebab yang berbeda yang dapat menyebabkanterjadinya
pneumonia seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.6 Manifestasiklinik pada
pneumonia dapat berupa:
o Batuk (sputum kuning kental)
o sesak nafas, nyeri dada
o demam + menggigil (>40C)
o napas cepat + tarikan thorax inferior ke dalam (RR/ menit)
o nyeri pleuritik
o sianosis (oksigenasi buruk)
II. W o r k i n g D i a g n o s i s
Working Diagnosis atau diagnosis kerja merupakan suatu kesimpulan berupa hipotesis
tentang kemungkinan penyakit yang ada pada pasien. Berdasarkan gejala-gejala yang timbul
dan hasil dari pemeriksaan fisik serta penunjang, dapat ditarikkesimpulan kalau pasien
tersebut menderita gagal jantung akut.
Gagal jantung akut adalah kondisi jantung yang tidak mampu memompa cukupdarah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.1Kegagalan jantung untukmemompa atau
penurunan kemampuan pompa jantung sehinga sirkulasi darah ditubuh menjadi terganggu,
akan menyebabkan 2 efek utama yakni penurunan curah jantung dan pembendungan darah di
vena yang menimbulkan kenaikan tekanan vena,hal inilah yang menimbulkan gejala klinis
pada pasien yang menderita gagal jantung. Gagal jantung terbagi dua yaitu, gagal jantung
akut (GJA), adalah serangancepat dari gejala-gejala dan tanda-tanda akibat fungsi jantung
yang abnormal dangagal jantung kronis, adalah sindrom klinik yang komplek yang disertai
keluhangagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau aktifitas,
edemadan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat.GJA merupakan
serangan cepat/ rapid/ onset adanya perubahan pada gejala-gejala atau tanda-tanda dari gagal
jantung, yang berakibat diperlukannya tindakan atau terapi secara urgent. GJA dapat berupa
serangan pertama GJ berupa acute denovo (serangan baru dari gagal jantung akut, tanpa ada
kelainan jantung sebelumnya) atau perburukan dari gagal jantung kronik sebelumnya.4
Etiologi
Gagal jantung dapat disebabkan oleh banyak hal. Secara epidemiologi cukup
pentinguntung mengetahui penyebab dari gagal jantung, di negara maju penyakit arteri
koroner dan hipertensi merupakan penyebab terbanyak sedangkan di negara berkembang
yang menjadi penyebab terbanyak adalah penyakit jantung katup dan penyakit jantung akibat
malnutirisi.
Pada beberapa keadaan sangat sulit untuk menentukan penyebab dari gagal jantung.
Terutama pada keadaan yang terjadi bersamaan pada penderita. Penyakit jantung koroner pad
aFramingham Study dikatakan sebagai penyebab gagal jantung pada 46% laki-laki dan
27% pada wanita.
Faktor risiko gagal jantung seperti:7,8
-
Diabetes
dan
merokok
juga
merupakan
faktor
yang
dapat
berpengaruh
Berat badan serta tingginya rasio kolesterol total dengan kolesterol HDL
Hipertensi
telah
dibuktikan
meningkatkan
risiko
terjadinya
gagal
jantung
Alkohol dapat berefek secara langsung pada jantung, menimbulkan gagal jantung
akutmaupun gagal jantung akibat aritmia (tersering atrial fibrilasi). Alkohol
menyebabkan gagal jantung 2 3% dari kasus. Alkohol juga dapat menyebabkan
gangguan nutrisidan defisiensi tiamin
Epidemiologi
Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4%-2% dan meningkat pada usia yanglebih
lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun. Ramalan dari gagal jantung akan jelek bila dasar atau
penyebabnya tidak dapat diperbaiki. Setengah dari populasi pasien gagal jantung akan
meninggal dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada keadaan gagal jantung
beratlebih dari 50% akan meninggal dalam tahun pertama.7
Patofisiologi
Gagal jantung merupakan sindrom, walaupun penyebabnya berbeda-beda, namun bila
terjadi memiliki gejala, tanda, dan patofisiologi yang sama. Curah jantung yang tidak adekuat
menstimulasi
mekanisme
kompensasi
yang
mirip
dengan
respons
terhadap
Aktivasi
neurohormonal:
terjadi
dengan
peningkatan
vasokonstriksor
(renin,angiotensin II, katekolamin) yang memicu retensi garam dan air serta
Dilatasi ventrikel: terganggunya fungsi sistolik (penurunan fraksi ejeksi) dan retensi
cairan meningkatkan volume ventrikel (dilatasi). Jantung yang berdilatasi tidak efisien
secara mekanis (hukum laplace). Jika persediaan energy terbatas (misalnya
pada penyakit coroner) selanjutnya bisa menyebabkan gangguan kontraktilitas dan
aktivasi neuroendokrin.
Manifestasi Klinik
Gejala gagal jantung akut terutama disebabkan oleh kongesti paru yang berat
sebagaiakibat peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri yang meningkat, dapat disertai
penurunancurah jantung ataupun tidak. Manifestasi klinis GJA meliputi :1,10
-
Edema perifer
Disebabkan penimbunan cairan dalam ruang intertisial. Edema mula-mula
tampak
Berikut merupakan klasifikasi fungsional pertama dari The New York Heart Association
(NYHA) umum dipakai untuk menyatakan hubungan antara awitan gejala danderajat latihan
fisik, yang mana klasifikasinya sebagai berikut :
-
Kelas I : Tanpa keluhan, masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari tanpa
disertaikelelahan, sesak napas, ataupun palpitasi.
Kelas IV : Berat, tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, bahkan pada
saatistirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan aktivitas
Derajat II : Gagal jantung dengan ronki basah halus di basal paru, S3 galop
dan peningkatan tekanan vena pulmonalis
Derajat III : Gagal jantung berat dengan edema paru seluruh lapangan paru.
Komplikasi
1. Tromboemboli: risiko terjadinya bekuan vena (thrombosis vena dalam atau deep
venousthrombosis ) dan emboli paru serta emboli sistemik tinggi, terutama pada
CHF berat. Bisaditurunkan dengan pemberian warfarin.
Penatalaksanaan
Pengobatan dibagi atas atas medica mentosa (menggunakan obat obat yang di
minum)dan juga non-medica mentosa (tidak mengonsumsi obat). Tujuan utama terapi GJA
adalah koreksi hipoksia, meningkatkan curah jantung, perfusi ginjal, pengeluaran natrium dan
urin Sasaran pengobatan secepatnya adalah memperbaiki simtom dan menstabilkan kondisi
hemodinamik.
Terapi Umum : Terapi umum pada gagal jantung akut ditujukan untuk mengatasiinfeksi,
gangguan metabolik (diabetes mellitus), keadaan katabolik yang tidak seimbangantara
nitrogen dan kalori yang negatif, serta gagal ginjal.
Terapi Oksigen dan ventilasi : Terapi ini ditujukan untuk memberikan oksigen
yangadekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen tingkat sel sehingga dapat mencegah
disfungsi end organ dan awitan kegagalan multi organ. Pemeliharaan saturasi O2 dalam batas
normal(95%-98%) penting untuk memaksimalkan oksigenasi jaringan.1,6,7
a. Medica mentosa
-
Morfin diindikasikan pada tahap awal pengobatan GJA berat, khususnya pada pasien
gelisah dan dispnea. Morfin menginduksi venodilatasi, dilatasi ringan pada arteri dan
dapat mengurangi denyut jantung.
Anti koagulan terbukti dapat digunakan untuk sindrom koroner akut dengan atautanpa
gagal jantung. Namun, tidak ada bukti manfaat heparin atau Low molecular weight
heparin (LMWH) pada GJA saja.
stroke volume
atau
overload.
meningkat
pada
jantung dan
pada miokard
ACE-inhibitor tidak diindikasikan untuk stabilisasi awal GJA. Namun, bila stabil
48 jam boleh diberikan dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap dengan pe
ngawasan tekanan darah yang ketat.
Obat
inotropik
diindikasikan
apabila
ada
tanda-tanda
hipoperfusi
perifer
(hipotensi)dengan atau tanpa kongesti atau edema paru yang refrakter terhadap
diuretika danvasodilator pada dosis optimal. Pemakaiannya berbahaya, dapat
Diet
Hindarkan obesitas, rendah garam 2 gram pada gagal jantung ringan dan 1 gram pada
gagal jantung berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada
gagal jantung ringan, hentikan rokok dan alkohol.
Aktivitas Fisik
Latihan jasmani kurang lebih jalan 3-5 kali/ minggu selama 20-30 menit atau
sepedastatis 5 kali/ minggu selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung
maksimal pada gagal jantung ringan dan sedang.
Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut
Prognosis
Pasien dengan gagal jantung akut memiliki prognosis yang sangat buruk. Terdapat
beberapa faktor klinis yang penting pada pasien dengan gagal jantung akut yang dapat
mempengaruhi respon terhadap terapi maupun prognosis, diantaranya adalah:
1. Gangguan fungsi ginjal. Kadar eGFR yang rendah dan BUN yang tinggi saat masuk
RS berkaitan dengan meningkatnya risiko kematian dalam 60 hari pasca perawatan
2. Pada pasien gagal jantung yang disertai PJK terdapat peningkatan mortalitas
pasca perawatan dibandingkan pasien tanpa PJK.
Kesimpulan
Gagal jantung didifiniskan sebagai kegagalan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kegagalan jantung untuk memompa
atau penurunan kemampuan pompa jantung sehinga sirkulasi darah di tubuh menjadi
terganggu, akan menyebabkan 2 efek utama yakni penurunan curah jantung dan
pembendungan darah di vena yang menimbulkan kenaikan tekanan vena, hal ini lah yang
menimbulkan gejala klinis pada pasien yang menderita gagal jantung yang terdeteksi dari
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sesuai. Gagal jantung merupakan kelainan
multisitem dimana terjadi gangguan pada jantung, otot skelet dan fungsi ginjal, stimulasi
sistem saraf simpatis serta perubahan neurohormonal yang kompleks yang menyebabkan
edema paru. Berdasarkan gambaran klinis yang terdapat di skenario V, maka diagnosis utama
yang ditegakan adalah gagal jantung akut derajat III.
Daftar Pustak
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi 5, Jilid 2. Jakarta: Internal Publishing; 2009.h.1583-95.
2. Nelson WE, Behrman ER, Kliegman R, Arvin MA. Nelson ilmu kesehatan anak.
Volume 2. Edisi 15. Jakarta: EGC; 2012.h.1658-63.
3. Jong WD. Kanker, apakah itu? Jakarta: Arcan; 2005.h.104.
4. Gleadle J. Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.1645,175.
5. Gray HH. Lecture notes kardiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.h.80-97.
6. Le souf PN. Practicle Paediatrics. Roberton D.M. prof., South M prof, editors. Lower
respiratory tract infections and abnormalities in childhood. Edisi 6. ElsevierLimited;
2007.p.499-522.
7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2006.h.1513-5.
8. Kasper DL, Braunwald E, Fauci A, Hauser S, Longo D, Jameson JL, editors.
Harrisons principles of internal medicine. 16th Ed. New York: McGraw Hills; 2007.
p. 1367-8.
9. Davey P. At a glance medicine. Surabaya: EMS; 2003.h.150-1.
10. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pendekatan holistik kardiovaskular VII.
Jakarta : Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2008.h.78-87