Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
ABU THOLIB
J 100 070 038
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Akademi
Fisioterapi Program Diploma III Universitas Muhammadiyah Surakarta dan diterima
untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan program
pendidikan Diploma III Fisioterapi pada :
Hari
: Senin
Tanggal
: 06 September 2010
Tim Penguji :
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Disahkan oleh:
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
HALAMAN PERSETUJUAN
: Rabu
Tanggal
: 01 September 2010
Pembimbing
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Prof.
Dr.
Bambang
Setiadji,
MM,
selaku
rektor
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Arif Widodo, SST, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Ibu Umi Budi Rahayu, SST.FT, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Fisioterapi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Ibu Isnaini Herawati, SST. FT., MSC., Bapak Andry Arianto, SST. FT., bapak
Wijianto, SST. FT selaku tim penguji KTI.
5. Segenap Dosen Program Studi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang telah memberikan ilmu, masukan serta bimbingan selama masa
pendidikan.
6. Bapak dan Ibuku tercinta, yang selalu memberikan doa, ridho dan semangat.
Terima kasih atas semua cinta dan kasih sayangnya.
7. Sahabat-sahabatq dan teman-teman terima kasih atas dukungan dan
perhatiannya.
8. Dan terakhir untuk Rekan-rekan seperjuangan Fisioterapi angkatan 2007,
sukses buat semuanya.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak,
maka sudah barang tentu penulisan Karya Tulis ILmiah ini belum sempurna.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga hasil laporan komprehensif ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Wassalaamualaikum Wr. Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
ii
iii
iv
vi
viii
xi
xii
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
D. Manfaat .............................................................................................
10
10
16
1. Definisi .........................................................................................
16
2. Etiologi .........................................................................................
17
3. Patologi ........................................................................................
18
20
5. Komplikasi ...................................................................................
21
6. Prognosis ......................................................................................
22
7. Diagnose banding.........................................................................
22
24
25
25
2. TENS .............................................................................................
26
27
30
30
30
33
33
34
36
1. Anamnesis ....................................................................................
37
40
41
43
61
B. pembahasan ........................................................................................
62
68
B. Saran .................................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
31
Tabel 4.1 Skala jette pada Low Back Pain Miogenik .......................................
46
Tabel 4.2 Hasil evaluasi VDS, MMT, LGS, dan Skala Jette ...........................
56
61
67
DAFTAR GRAFIK
63
Grafik 5.2 Evaluasi kekuatan otot fleksor dan ekstensor trunk dengan
MMT pada kasus Low Back Pain Miogenik .................................
64
DAFTAR GAMBAR
11
12
14
14
14
14
15
52
52
53
54
54
55
RINGKASAN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN
MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG
Abu Tholib, J 100 070 038, Jurusan Program Studi Fisioterapi Universitas
Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan, 2010, 63 Halaman.
Latar Belakang :Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada pinggang tulang
bawah L1 sampai seluruh sacrum dan otot-otot sekitarnya. Fisioterapi sebagai
salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran untuk meminimalisasi resiko
terjadinya komplikasi nyeri punggung bawah yang lebih parah. Tehnik Fisioterapi
yang digunakan pada pasien nyeri punggung bawah sangat bervariasi untuk
mengatasi masalah yang timbul akibat nyeri punggung bawah mogenik.
Metode dalam Karya Tulis ini dengan menggunakan modalitas Short
Wave Dyathermy (SWD) dengan tujuan meningkatkan metabolisme sel-sel local
sehingga terjadi vasodilatasi local,menurunkan nyeri,menurunkan proses
kontraktur jaringan. TENS dengan tujuan menurunkan nyeri. Terapi Latihan
dengan tujuan mengurangi nyeri punggung bawah dengan memperkuat otot
terutama otot obdominal dan gluteus maximus dan meregangkan kelompok otot
ekstensor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang
penanganan Fisioterapi pada pasien nyeri punggung bawah miogenik. pada
kondisi nyeri punggung bawah karena miogenik menimbulkan suatu
permasalahan yaitu adanya nyeri, lingkup gerak sendi (LGS), adanya spasme otot
pada otot paravertebra dan permasalahan kemampuan fungsional adalah
permasalahan ganguan dari posisi tidur ke berdiri, gangguan saat aktifitas sholat,
adanya gangguan fungsional dari jongkok ke berdiri, untuk mengatasi
pemasalahan yang timbul pada kondisi tersebut modalitas yang digunakan adalah
Short Wave Dyathermy (SWD), TENS, terapi Latihan juga diberikan edukasi pada
penderita
Hasil : Dari pemberian modalitas terapi tersebut setelah diberikan terapi
sebanyak 6x didapat penurunan nyeri diam 2 menjadi 1, nyeri tekan 4 manjadi 3,
Kekuatan otot pada punggung bawah fleksi 3 menjadi 4, Ekstensi 3 menjadi 4,
LGS pada trunk fleksi 51 menjadi 55, Ekstensi 42 menjadi 38, Slide lateral fleksi
dextra 46 menjadi 42, Slide lateral fleksi sinistra 46 menjadi 42.
Kesimpulan : Untuk mengatasi permasalahan diatas maka digunakan
modalitas berupa Short Wave Dyathermy (SWD), TENS, terapi Latihan dari
modalitas tersebut didapatkan hasil yang cukup berarti yaitu nyeri berkurang,
spasme menurun, Lingkup gerak Sendi meningkat dan perbaikan aktifitas
fungsional
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
harus
dilaksanakan
secara
menyeluruh,
terpadu
dan
Yanuar, 2002). Tetapi nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh strain
otot-otot vertebra, HNP, spondylosis, spondylolisis, Miogenik, tumor vertebra,
infeksi.
Pada karya tulis ilmiah ini penulis hanya membahas nyeri punggung
bawah akibat Miogenik. Miogenik merupakan salah satu bentuk kelainan pada
struktur tulang belakang umumnya terjadi karena trauma dan pergeseran yang
terjadi kearah antero-posterior, meskipun terjadi juga ke lateral kanan atau
kiri. Miogenik paling sering terjadi pada sendi Lumbo-Sacral, karena beban
yang paling banyak pada tulang punggung terletak pada persendian ini
(Prasodjo, 2002). Kondisi ini dapat disertai nyeri atau tanpa nyeri. Insiden
timbulnya nyeri karena Miogenik dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu,
(1) Kelompok umur diatas 40 tahun akan didapati nyeri pada kondisi
Miogenik,(2) Kelompok umur dibawah 26 tahun hanya nyeri disebabkan
Miogenik, (3) Kelompok umur diatas 26 tahun kemungkinan besar didapati
nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh Miogenik (Cox, 1990).
Nyeri didefinisikan sebagai rasa yang tidak menyenangkan dan merupakan
pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual
maupun potensial atau sering didiskripsikan sebagai istilah adanya kerusakan
jaringan.(Borenstein, 1989, Kuntono, 2000). Nyeri jarang menimbulkan
kematian, tetapi pada penderita yang mengalami nyeri akan terjadi gangguan
aktivitas sehingga nyeri tidak dapat dianggap remeh. Nyeri dapat berupa nyeri
tekan, nyeri gerak, ataupun nyeri yang menjalar pada daerah tungkai, yang
diikuti spasme otot dan berlanjut pada keterbatasan Lingkup Gerak Sendi
(LGS) serta penurunan kekuatan otot. Dampak dari kondisi tersebut akan
menimbulkan keterbatasan kemampuan fungsional seperti gangguan saat
membungkuk, saat jalan dan saat bangun dari duduk (Soedomo, 2002). Nyeri
yang dirasakan akan bertambah saat melakukan aktivitas dan rasa kaku pada
punggung bawah.
Fisioterapi dalam hal ini memegang peranan untuk mengembalikan
dan mengatasi gangguan impairment dan activity limitation sehingga pasien
dapat beraktivitas kembali. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat
digunakan modalitas fisioterapi seperti Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation (TENS), Short Wave Diathermy (SWD), Infra Red (IR), Micro
Wave Diathermy (MWD), dan Terapi Latihan serta pemberian edukasi
merupakan suatu modalitas fisioterapi yang dipilih penulis pada kasus nyeri
punggung bawah akibat Miogenik yang dibahas pada proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
Terapi latihan untuk mengoreksi impairment, meningkatkan fungsi
muskuloskeletal atau memelihara agar lebih baik. Latihan dapat menambah
kekuatan otot elastisitas, luas gerak sendi dan ketahanan. (Borenstein, 1989)
B. Rumusan Masalah
Masalah yang muncul pada nyeri punggung bawah akibat Miogenik
dapat dirumuskan sebagai berikut
1. Apakah SWD, TENS dan Terapi Latihan dapat mengurangi nyeri
punggung bawah akibat Miogenik?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri atas 2 hal yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pendekatan fisioterapi pada problem kapasitas fisik
dan kemampuan fungsional pada kondisi low back pain miogenik
2. Tujuan Khusus
a) SWD dan TENS dalam mengurangi nyeri punggung bawah miogenik,
b) William Flexion Exercise dalam peningkatan LGS dan kemampuan
aktivitas fungsional pasien pada nyeri punggung bawah miogenik.
D. MANFAAT
Dalam Penilisan ini berharap akan bermanfaat bagi :
1. Manfaat bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan sebagai aset pribadi mengenai
bagaimana cara mengurangi spasme, dan meningkatkan LGS pada LBP
miogenik
berfungsi
bagi
institusi
kesehatan
agar
dapat
lebih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
1
7
4
9
5
Gambar 2.1
Tulang punggung (Sobotta, 1995)
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Vertebra cervical
Vertebra thoracal
Vertebra lumbal
Vertebra sacral
Vertebra coccygeus
Vertebra prominem
Pancecius spinosus
Pancecius tranversus
Discus invertebralis
7
5
8
5
5
6
Gambar 2.2
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Body
Pedicle
Processius tranversus
Facies Articularis
Lamina
Processius Spinosus
Foramen Vertebrae
Facies Articularis Inferior
10
b.
Discus intervertebralis
Discus Intervertebralis merupakan struktur elastik diantara korpus
vertebra. struktur discus bagian dalam disebut nucleus pulposus, sebagian
tepi disebut annulus fibrasus. Discus berfungsi sebagai bantalan sendi
antara korpus yang berdekatan sebagai penahan pada berbagai tekanan
dalam menumpu berat badan (Kapandji, 1974).
Bila terjadi suatu tekanan atau kompresi yang merata bekerja pada
vertebra maka tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh discus
intervertebralis. Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi saja, nucleus
pulposus akan melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisi
yang berlawanan. Keadaan ini terjadi pada gerakan vertebra seperti fleksi,
ekstensi dan latero fleksi (Cailliet, 1981).
c.
11
Potongan melintang
3
4
Potongan sagital
Gambar 2.3
Discus Intervertebralis dan ligamentum
Potongan melintang dan sagital
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Annulus Fibraus
Nucleus Pulposus
Ligament Interspinosus
Ligametum Supraprinosium
Nucleus Pulposus
Analus Vibrasus
12
Gambar 2.4
Segmen pergerakan Lumbal
Skema, potongan medial (Sobotta, 1995).
Keterangan
1. Ligament longitudinal posterior
2. Anulus fibrosus
3. Nucleus pulposus
4. Ligament longitudinal anterior
5. Ligament flavum
6. Processus articularis superior
7. Ligament supraspinale
8. Processus spinosus
9. Ligament interspinale
10. Processus articularis inferior
11. Foramen intervertebrale
13
dan
Gambar 2.5
Otot Lumbal (Sobotta, 1995).
14
Gambar 2.6
Otot Lumbal (Sobotta, 1995).
Gambar 2.7
Otot Lumbal (Sobotta, 1995).
15
a.
16
1
1
2
2
3
Gambar 2.8
Otot otot perut ( Sobotta, 1995 )
Keterangan :
1. M. rectus abdominis
2. M. obliquus externus abdominis
3. M. obliquus internus abdominis
17
Gambar 2.9
Otot otot punggung
( Sobota, 1995 )
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
M. Illiocostalis thoracic
M. Latisimus dorsi
M. Illiocostalis thoracic
M. Erector spine
M. Spinalis thoracic
M. Longisimus dorsi
M. Illiocostalis
8. Obliqus internus abdominis
18
1. Definisi
Low back pain atau nyeri punggung bawah adalah suatu gangguan neuro
musculoskeletal berupa nyeri yang terbatas pada regio thoraco lumbal dan
sacral, tapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radix
saja, namun secara luas berasal dari degenerasi diskus intervertebralis
lumbalis (Sidharta, 1984). Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan
didaerah punggung bawah yang dapat berupa nyeri local maupun nyeri
radikuler atau bahkan oleh keduanya.
Nyeri punggung bawah miogenik berhubungan dengan stress/strainotot
punggung, tendo, ligament yang biasanya ada bila melakukan aktivitas seharihari berlebihan. Nyeri bersifat tumpul, intensitas bervariasi sering kali menjadi
kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea. Nyeri ini tidak
19
disertai dengan parestesi, kelemahan atau deficit neurologis. Bila batuk atau
bersin tidak menjalar ke tungkai (Paliyama, 2003).
2. Etiologi
Menurut harsono (1996), kelainan nyeri punggung bawah miogenik dapat
disebabkan karena :
a. Ketegangan otot
Ketegangan otot dapat timbul disebabkan oleh sikap tegang yang
konstan atau berulang-ulang pada posisi yang sama sehingga akan
memendekan otot-otot yang akhirnya menimbulkan nyeri. Nyeri juga
dapat timbul karena regangan yang berlebihan pada pelekatan otot
terhadap tulang.
b. Spasme/kejang otot
Spasme/kejang otot disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba dimana
jaringan otot sebelumnya dalam kondisi yang tegang/kaku/kurang
pemanasan. Spasme otot ini memberikan gejala yang khas, ialah dengan
adanya kontraksi otot disertai rasa nyeri yang hebat. Setiap gerakan akan
memperberat ras nyeri sekaligus menambah kontraksi. Akan terjadi
lingkaran suatu nyeri, kejang atau spasme dan ketidakmampuan bergerak.
c. Defisiensi otot
Defisiensi otot dapat disebabkan oleh kurangnya latihan sebagai
akibat dari tirah baring yang lama maupun immobilitas.
d. Otot yang hipersensitif
20
3. Patologi
Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal
lebih lemah disbanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban.
Otot sendiri sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle
spindles jelas di inverse system syaraf simpatis. Dengan hiperaktitas kronik,
muscle spindles mengalami spasme sehingga mengalami nyeri tekan.
Pelengketan otot tidak sempurna akan melapaskan pancaran rangsang syaraf
berbahaya yang akan mengakibatkan nyeri sehingga menghambat aktivitas
otot (Soedomo, 2002).
21
Nyeri yang dirasakan akan bertambah saat melakukan aktivitas dan rasa
kaku pada punggang bawah.
b. Spasme otot
Jika pada pemeriksaan ditemukan kelainan yang ringan berupa spasme
ringan pada otot-otot punggung bawah dan otot otot perut serta
gangguan pergerakan tulang belakang. Spasme otot biasanya mengenai m.
erector spine dan pada m. quadratus lumborum.
c. Keterbatasan gerak
Pergerakan tulang belakang menjadi terbatas saat fleksi, ekstensi dan
side fleksi, karena kencangnya jaringan lunak serta nyeri.
d. Kelemahan otot
Kekuatan otot-otot punggung menjadi menurun tergantung daerah
yang nyeri. dan dikarenakan adanya nyeri yang membatasi terjadinya
gerakan yang akan dilakukan pasien, sehingga terjadi kecenderungan
kelemahan otot karena pasien enggan bergerak. Biasanya otot otot yang
mengalami kelemahan adalah m. quadratus lumborum.
e. Gangguan fungsional
Terganggunya seseorang dalam melakukan aktivitas seharihari.
Pengukuran kemampuan fungsional bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemungkinan terganggunya pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Pengukurannya menggunakan skala ADL.
22
5. Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada spondylolisthesis kongenital muncul pada
usia dini, sering berlanjut sampai terjadi pergeseran yang berat dan membawa
resiko komplikasi neurologist yang besar apabila dibiarkan tanpa ada tindakan
terapi maka akan terjadi penekanan pada saraf-saraf disekitarnya sehingga
akan melemahkan jaringan otot (Apley, 1994). Sedang menurut Priguna
Sidharta (1984), Spondylolisthesis derajat III dan IV bisa timbul kelemahan
otot pada kedua tungkai dan dapat pula disertai gangguan spincter ani dan
uretra berikut dengan hiperestesia karena penekukan pada cauda equina.
Selain itu juga dapat terjadi hiperlordosis lumbal dan penurunan LGS
lumbosacral.
6. Prognosis
Kelainan nyeri punggung bawah miogenik ini prognosisnya baik,
umumnya sembuh dalam beberapa minggu jika dilakukan tindakan terapi
secara dini (Wirawan, 2004). Strain otot membaik dengan mengendalikan
aktivitas fisik. Tirah baring sedikitnya 2 hari menunjukkan efektifitas dalam
mengurangi nyeri punggung. Ketika nyeri berkurang, pasien dianjurkan untuk
melakukan aktifitas fisik ringan, dan aktifitas mulai ditingkatkan setelah
beberapa hari selama nyeri tidak bertambah (Mirawati, 2006)
7. Diagnosa banding
23
Apabila terjadi keluhan nyeri pada punggung kita juga harus melihat
penyebab lain yang mungkin menimbulkan ketidaknyamanan punggung selain
Miogenik antara lain :
a.
Spondylosis
Suatu proses degenerasi pada vertebra lumbosacral dan dapat terjadi
pada corpus vertebra, arcus serta ligament (Prasodjo, 2002). Nyeri
biasanya bertambah bila pasien dalam keadaan berdiri tegak dan terlalu
lelah.
b.
Spondylolisis
Merupakan fraktur istmus pars inter articularis vertebra tanpa disertai
pergeseran
corpus
vertebra.
Untuk
membedakannya
dengan
d.
Tumor Vertebra
Tumor pada lumbal akan menimbulkan nyeri, biasanya akan
bertambah saat malam hari dan nyeri tidak akan berkurang dengan adanya
24
aktivitas dan perubahan posisi. Selain itu pasien juga kehilangan berat
badannya. (Prasodjo, 2002).
e.
Infeksi
Adanya infeksi pada discus oleh virus tubercolose akan menimbulkan
nyeri yang biasanya akan bertambah saat malam hari dan nyeri pada
punggung bawah. Pada pemeriksaan radiologi akan tampak penyempitan
dan pemendekan discus (Prasodjo, 2002).
8. Problematik Fisioterapi
Problematik yang dihadapi pada kasus LBP karena spondylolisthesis meliputi:
a. Impairment
Adanya rasa nyeri pada pinggang karena adanya pergeseran corpus
vertebra kearah depan dan adanya proses degenerasi. Dengan adanya nyeri
tersebut maka mengakibatkan spasme otot-otot paravertebra, maka akan
timbul keterbatasan gerak trunk kearah fleksi dan ekstensi. Sehingga
mekanisme perlindungan nyeri dengan tidak bergerak akan dilakukan oleh
pasien, karena kurangnya aktivitas maka potensial terjadi penurunan
lingkup gerak sendi (LGS) lumbosacral dan potensial terjadi penurunan
kekuatan otot.
b. Fungsional limitation
Adanya gangguan atau kesulitan dalam beraktivitas seperti aktivitas
membungkuk, jongkok, bangun, duduk lama, dan terutama BAB dan
BAK.
25
c. Disability
Karena adanya
dapat
menimbulkan
26
2. TENS
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan suatu cara
penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan
kulit. Penggunaan TENS dalam pengurangan nyeri dapat diperoleh melalui
mekanisme peripheral, segmental, dan ekstrasegmental. Dalam peripheral,
stimulasi listrik yang dihasilkan akan menimbulkan peristiwa yang disebut
dengan aktivasi antidromik. Aktivasi antidromik adalah berjalannya impuls
saraf dengan dua arah disepanjang akson saraf yang bersangkutan. Di sini ,
impuls yang dihasilkan TENS yang berjalan menjauh dari sistem saraf pusat
akan menabrak impuls yang datang dari jaringan rusak.
Dalam penurunan nyeri melalui mekanisme segmental, TENS akan
menghasilkan efek analgesia dengan jalan mengaktifasi serabut A beta yang
27
3. Terapi latihan
Terapi latihan adalah gerak dari tubuh atau bagian dari tubuh untuk
mengurangi gejala gejala atau meningkatkan fungsi (Basmajian, 1978). Oleh
karena letak gangguan mekanik dan nyeri pada punggung bawah terdapat di
daerah lumbosacral, maka latihan yang diberikan adalah terutama ditujukan
untuk daerah ini (Rachma, 2002).
28
Tujuan dari latihan ini adalah untuk memperkuat otot otot fleksor pada
sendi lumbosacral dan untuk meregangkan otot ekstensor punggung
(Basmajian, 1978). Pada saat latihan ini otot otot ekstensor trunk bergerak
memanjang dan otot otot flexi trunk memendek berulang ulang sehingga
elastisitas otot akan bertambah. Dengan peningkatan elastisitas otot tersebut
maka LGS akan semakin bertambah (Basmajian, 1978).
Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan terapi latihan,
dimana terapi latihan tersebut menggunakan beberapa gerakan dari William
Flexion Exercise. Dr. Paul William pertama kali memperkenalkan program
latihan ini pada tahun 1937 untuk pasien dengan LBP kronik sebagai respon
atas pengamatan klinik dimana kebanyakan pasien yang pernah mengalami
Low Back Pain dengan degenerasi vertebra hingga penyakit degeneratif discus
(William 1965).
Tujuan akhir dari latihan ini untuk mengurangi nyeri dan memberikan
stabilitas pada punggung bawah dengan pergerakan secara aktif dari
abdominal , gluteus maximus, dan hamstring sama seperti stretching pasif
pada flexor hip, otot punggung bawah dan sendi sacroillica. William berkata
secara garis besar latihan ini akan menyempurnakan keseimbangan yang
sesuai pada group flexor dan ekstensor dari otototot postural. (William
1965)
Dalam beberapa kasus latihan ini digunakan saat penyebab dari gangguan
atau beberapa karakteristik dari gangguan yang tidak diketahui oleh terapis.
29
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. RENCANA PENELITIAN
Rancangan penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini
adalah dengan studi kasus.
B. KASUS TERPILIH
Kasus yang digunakan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini nyeri
pungggung bawah miogenik pada Ny. X Umur 66, agama islam, pekerjaan
pensiunan kopral .
C. INTRUMENT PENELITIAN
Variabel diartikan sebagai konsep yang mempengaruhi variabilitas.
Sedangkan konsep sendiri secara sederhana dapat diberi pengertian sebagai
gambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Ada dua macam
variabel yaitu variabel dependent atau variabel yang dapat mempengaruhi
dan variabel independent atau variabel bebas (Notoatmojo, 1993).
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah nyeri pada punggung
bawah sebelah kiri, keterbatasan LGS pada trunk, dan penurunan ADL.
Variabel independentnya adalah terapi latihan.
30
31
2
3
LGS
Kekuatan
Otot
Kriteria Penilaian
1. Tidak nyeri
2. Nyeri
sangat
ringan
3. Nyeri ringan
4. Nyeri tidak begitu
berat
5. Nyeri cukup berat
6. Nyeri berat
7. Nyeri
tidak
tertahankan
Jarak dari Lumbal Midline Cm
Menurut Isom
Kemampuan
MMT
Angka (0,1,2- 5 : N (Normal) Subjek
sesorang dalam
,2,2+,3bergerak dengan LGS
mengkontraksikan
,3,3+,4penuh
melawan
otot atau group
,4,4+,5-,5)
gravitasi danmelawan
otot
tahanan maximal
4+ : G+ (good Plus)
subjek
bergerak
dengan LGS penuh
melawan gravitasi dan
tahanan
hamper
maxsimal
4:G(Good)
subjek
bergerak dengan LGS
penuh
melawan
gravitasi dan tahanan
sedang moderat
4- : (Good Minus)
subjek
bergerak
dengan LGS penuh
melawan
gravitasi
tanpa
melawan
tahanan
3 :F(Fair) subjek
bergerak dengan LGS
penuh
melawan
gravitasi
tanpa
melawan tahanan
3-: F (fair Minus)
subjek bergerak
2+ :(poor Plus) subjek
bergerak
sedikit
dengan
melawan
gravitasi atau bergerak
32
Skala Jette
Kemampuan
Skala
individu
untuk Jette
menggunakan
kapasitas
fisik
yang dimilikinya
dalam memenuhi
kewajiban
hidupnya
dan
berinteraksi
dengan
lingkungan.
Angka
(1,2,3,4,5,6)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Membungkuk
jongkok
bangun
duduk lama
bab
bak
33
(Auto
Anamnesis).
Anamnesis
ini
juga dapat
34
2. Data Sekunder
a. Studi dokumentasi
Dalam studi dokumentasi penulis mengamati dan mempelajari
data status pasien di RST Dr. Soejono Magelang.
b.
Studi Pustaka
Didapatkan dari buku-buku kumpulan artikel / majalah dan
jurnal yang berkaitan dengan kondisi Low Back Pain Miogenik.
35
2. dari data yang sudah diperoleh kemudian dievaluasi oleh terapis secara
periodik digunakan untuk perbandingan terhadap hasil yang akan
diperoleh pada terapi berikutnya.
3. menganalisa data dengan cara deskriptif dan dievaluasi untuk mengetahui
perkembangan pasien.
Dengan menganalisa data terapis menentukan tindakan terapi untuk
memprogram terapi berikutnya agar untuk dapat mencapai tujuan terapi
sehingga dapat diperoleh hasil akhir dari tindakan yang mengalami
kemajuan selama proses terapi berlangsung.
36
BAB IV
PELAKSANAAN STUDI KASUS
36
37
a. Pengkajian Data
1) Anamnesis
Anamnesis adalah cara pengumpulan data dengan cara
tanya jawab antara terapis dengan sumber data. Anamnesis yang
digunakan pada kondisi ini menggunakan metode autoanamnesis
yaitu: Mengadakan
penderita
tentang
tanya
jawab
keluhan
atau
secara
langsung
gangguan
yang
kepada
timbul
Sulami,
Umur
: 66 Tahun, Jenis
kelamin
memperberat
aktivitas
pembebanan
pada
38
mempunyai
darah
yang
dideritanya.
Pasien
adalah
seorang
merupakan
penelusuran
adanya
39
40
2) Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Dalam pemeriksaan ini didapat bahwa pasien memiliki
tekanan darah 130/80 mmHg,
denyut
nadi
80x/menit,
41
d) Perkusi
Perkusi adalah cara pemeriksaan dengan cara mengetuk
bagian tubuh pasien. Pada pemeriksaan ini tidak dilakukan.
e) Auskultasi
Auskultasi adalah cara pemeriksaan dengan menggunakan
indera pendengar dan biasanya
menggunakan alat
bantu
diminta
menggerakan
anggota
gerak
yang
42
pasien
bangun
merasakan nyeri
tidur
pinggangnya
kanan
43
dasar
untuk
membantu
menegakkan
diagnosa
fisioterapi,
44
fleksi dan
45
dalam
melakukan
aktivitas
khususnya
dalam
metode
i n i , aktivitas
46
Data
1. membungkuk
- Nyeri
- Kesulitan
- Ketergantungan
2. jongkok
- Nyeri
- Kesulutan
- Ketergantunagn
3. bangun
- Nyeri
- Kesulitan
- ketergantungan
4. duduk lama
- Nyeri
- Kesulitan
- ketergantungan
5. BAK
- Nyeri
- Kesulitan
- ketergantungan
6. BAB
- Nyeri
- Kesulitan
- ketergantungan
T5
T6
3
4
3
3
4
3
2
4
3
2
4
3
2
4
3
2
4
3
3
4
2
3
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
2
3
4
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
2
4
3
2
3
3
2
3
3
b. Menentukan Diagnosa
Setelah dilakukan beberapa tahap pemeriksaan di atas, maka
dapat diperoleh beberapa permasalahan yang menyangkut impairment
dan fungsional limitation pada pasien Low Back Pain Miogenik. Dari
hasil pemeriksaan yang dilakukan pada kondisi ini didapatkan
impairment dari penderita: (1) Adanya nyeri gerak dan tekan pada
pinggang bawah, (2) Adanya spasme otot paravertebra, (3) Adanya
keterbatasan LGS ban kelemahan otot pinggang bawah. Sedangkan
47
kemandirian
kemampuan
fungsional
aktivitas
penderita
d. Penatalaksanaan Fisioterapi
Berdasarkan permasalahan yang muncul maka dapat ditentukan
tindakan fisioterapi dengan Short Wave Diathermy (SWD), TENS dan
terapi latihan william flexion exercise.
1. Short Wave Diathermy (SWD)
a) Persiapan alat
Emiter dipasang pada lengan emiter dan dihubungkan ke
mesin dengan kabel emiter, kemudian mesin dihidupkan 5
48
untuk
mengetahui
apakah
pasien
mengalami
49
50
arus,
maka
intensitas
harus
dinaikkan.
a) Persiapan alat
Persiapan alat dalam hal ini adalah matras atau alas
dengan bahan yang lunak/sedikit keras namun nyaman untuk
pasien.
b) Persiapan pasien
Pasien diperiksa vital sign, perlu ditanyakan pada pasien
apakah ada keluhan pusing mata berkunang-kunang, mual, dan
lain-lain. Sarankan pada pasien untuk tidak menggunakan
51
.
Gambar 3.1
Gerakan pertama (Pelvic Telting)
2) William Flexion Exercise nomor 2 (T2)
Posisi awal
52
Gambar 3.2
Gerakan kedua (Partial Sit-Up)
3) William Flexion Exercise nomor 3 (T3)
Posisi awal
53
Gambar 3.3
Gerakan ketiga ( Single Knee to Chest)
4) William Flexion Exercise nomor 4 (T4)
Posisi awal
Gambar 3.4
Gerakan keempat (Double Knee to Chest)
5) William Flexion Exercise nomor 5 (T5)
Posisi awal
54
Gambar 3.5
Gerakan kelima (exaggregated starters position)
6) William Flexion Exercise nomor 6 (T6)
Posisi awal
55
Gambar 3.6
Gerakan keenam (Standing Pelvic Telting)
Pelaksanaan Terapi yang dilakukan pada hari kedua yaitu
tanggal 22 Februari 2010 atau T2, hari ketiga yaitu tanggal
2 4 F e b r u a r i 2 0 1 0 atau T3, hari keempat yaitu tanggal
25 Februari 2010 atau T4, hari kelima yaitu 26 Februari
2010 atau T5, hari keenam yaitu 1 m a r e t 2010 atau T6
adalah pelaksanaan terapi yang sama seperti pada hari
pertama yaitu tanggal 19 Februari 2010 atau T1 yaitu
Short Wave Diathermy, TENS dan Terapi latihan william
flexion exercise baik dalam waktu penggunaan SWD, TENS
bentuk latihan, jumlah pengulangan.
56
Komponen Yang
dievaluasi
Nyeri (VDS)
- Nyeri Diam
- Nyeri Gerak
- Nyeri Tekan
Kekuatan Otot(MMT)
- Fleksor trunk
- Ekstensor trunk
LGS (Midline) Posisi awal
:
- Fleksor trunk
- Ekstensor trunk
Posisi Akhir
- Fleksor trunk
- Ekstensor trunk
Gerakan Slide Fleksi
Trunk Kanan
- Awal
- Akhir
T1
T2
T3
T4
T5
T6
2
3
4
3
3
5
1
5
5
1
5
4
3
4
4
1
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
51
42
51
42
53
40
53
40
55
38
55
38
46
46
46
46
44
44
44
44
42
42
42
42
40
14
39
13
36
18
43
11
43
11
41
13
57
43
11
44
10
41
13
42
12
44
10
45
9
85
90
85
90
85
90
85
85
83
85
83
83
3
4
3
3
4
3
2
4
3
2
4
3
2
4
3
2
4
3
3
4
2
3
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
2
3
4
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
2
4
3
2
3
3
2
3
3
2) Evaluasi Akhir
Dilakukan pada hari terakhir pemberian terapioleh
fisioterapis. Evaluasi akhir diantaranya: a) nyeri dengan VDS,
b) lingkup gerak sendi dengan midline, c) kekuatan otot dengan
MMT, d) Aktifitas Fungsional dengan indeks ADL
Seorang pasien dengan kondisi Low Back Pian Miogenik
58
f. Edukasi:
1) Dianjurkan melakukan latihan seperti yang telah diberikan dan
diajarkan oleh terapis (William Flexion Exercise), untuk dilakukan
setiap hari ( sehari 2 kali sesi ) jangan hanya pada saat sakit saja.
2) Melakukan kompres panas / hangat pada otot- otot punggung bawah
dengan cara merendam handuk pada air hangat, kemudian
dibalutkan pada otot punggung bawah, diganti setiap 5 menit dengan
waktu 20 30 menit.
3) Diajarkan dan dianjurkan untuk mengangkut beban secara benar
(lifting technique), antara lain : (1) beban harus sedekat mungkin
dengan tubuh, (2) punggung dalam keadaan lurus, (3) hindari torsi
59
dilakukan
proses
fisioterapi,
pengkajian
data,
60
dilakukan
selama
pasien
mendapatkan
pelayanan
pada punggung
bawah.
Setelah mendapatkan
61
BAB V
HASIL DEN PEMBAHASAN
A. Hasil
Seorang pasien dengan kondisi Low Back Pian Miogenik yang berusia
29 tahun setelah diberikan terapi sebanyak 6 kali, didapat hasil nyeri
berkurang pada saat diam tidak ada nyeri (1), saat gerak nyeri ringan (3), saat
ditekan nyeri ringan (2). Peningkatan lingkup gerak sendi pada fleksi trunk
4 cm, ekstensi trunk 4 cm, slide lateral fleksi kanan 4 cm, slide lateral
fleksi kiri 4 cm. Kemampuan fungsional sehari-hari mandiri.
Tabel 5.1
Hasil Terapi menggunakan Skala VDS, MMT, LGS, and Skala Jette
No.
1
Komponen Yang
dievaluasi
T1
Nyeri (VDS)
- Nyeri Diam
- Nyeri Gerak
- Nyeri Tekan
Kekuatan Otot(MMT)
- Fleksor trunk
- Ekstensor trunk
LGS (Midline) Posisi awal
:
- Fleksor trunk
- Ekstensor trunk
Posisi Akhir
- Fleksor trunk
- Ekstensor trunk
Gerakan Slide Fleksi
Trunk Kanan
- Awal
- Akhir
Gerakan Slide Fleksi
Trunk Kiri
- Awal
T2
T3
T4
T5
T6
2
3
4
3
3
5
1
5
5
1
5
4
3
4
4
1
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
51
42
51
42
53
40
53
40
55
38
55
38
46
46
46
46
44
44
44
44
42
42
42
42
40
14
39
13
36
18
43
11
43
11
41
13
43
44
41
42
44
45
61
62
Akhir
Rotasi
- Kanan
- Kiri
Skala Jette
7. membungkuk
- Nyeri
- Kesulitan
- Ketergantungan
8. jongkok
- Nyeri
- Kesulutan
- Ketergantunagn
9. bangun
- Nyeri
- Kesulitan
- ketergantungan
10.
duduk lama
- Nyeri
- Kesulitan
- ketergantungan
11.
BAK
- Nyeri
- Kesulitan
- ketergantungan
12.
BAB
- Nyeri
- Kesulitan
- ketergantungan
1.
2.
3.
4.
5.
11
10
13
12
10
85
90
85
90
85
90
85
85
83
85
83
83
3
4
3
3
4
3
2
4
3
2
4
3
2
4
3
2
4
3
3
4
2
3
4
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
2
3
4
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
2
4
3
2
3
3
2
3
3
Keterangan :
sangat mudah
agak mudah
tidak mudah juga tidak sulit
agak sulit
sangat sulit
B. Pembahasan
Dalam pembahasan studi kasus ini menceritakan tentang bagaimana
kondisi Low Back Pain Miogenik pada waktu sebelum diterapi dan sesudah
diterapi sebanyak 6 kali.
63
kapasitas
fisik
dan
kemampuan
fungsional.
Adapun
nyeri gerak
nyeri tekan
0
T1
T2
T3
T4
T5
T6
64
sedatif
(penenangan). Gerakan
ringan
dan
perlahan-lahan
2. Kekuatan Otot
65
5
4
3
Fleksor trunk
Ekstentor trunk
1
0
T1
T2
T3
T4
T5
Grafik 5.2 Evaluasi kekuatan otot Fleksor dan ekstensor trunk dengan
MMT Pada kasus Low Back Pain Miogenik
Dari grafik di atas didapat ada peningkatan kekuatan otot Fleksor
dan ekstensor trunk.
Dengan terapi latihan secara aktif, maka akan terjadi peningkatan
kekuatan otot karena gerakan tubuh selalu disertai oleh kontraksi otot.
Sedangkan kontraksi otot tergantung dari motor unitnya. Apabila tahanan
yang diberikan pada otot yang berkontraksi, otot akan beradaptasi dan
memaksa otot bekerja sehingga bergerak untuk melawan gerakan tersebut
dan secara tidak langsung kekuatan otot akan meningkat. Hal ini juga
didukung dengan adanya nyeri yang sudah berkurang, maka kerja otot
untuk berkontraksi semakin kuat (Kisner, 1996).
66
Nilai
fleksi trunk
30
ektensi trunk
20
10
0
T1
T2
T3
T4
T5
T6
Terapi
Grafik 5.3 Evaluasi LGS Trunk dengan Midline
Pada kasus Low Back Pain Miogenik
Dari grafik di atas dilihat adanya peningkatan LGS trunk baik fleksi,
ekstensi,slide fleksi kanan dan slide fleksi kiri
Hal ini dipengaruhi oleh efek dari SWD dan TENS itu sendiri yaitu
menurunkan nyeri, perbaikan metabolisme dan meningkatkan elastisitas
jaringan.
Sedangkan efek William Exercise memberikan efek stretching.
Stretching adalah istilah umum yang digunakan untuk mengambarkan
atau menguraikan beberapa manuver pengobatan yang bertujuan untuk
memperpanjang memendekkan susunan soft tissue secara patologis dan
untuk menmbah lingkup gerak sendi (LGS). Stretching ini dapat juga
berarti peregangan atau penuluran (Sugiyarto,2002). Karena semakin otot
itu relax dan tidak tegang maka otot tersebut dapat bergerak dengan full
tanpa adanya rasa nyeri dan spasme.
67
4. Kemampuan Fungsional
Data
T1
T2
T3
T4
1. membungkuk
3
3
2
2
- Nyeri
4
4
4
4
- Kesulitan
3
3
3
3
- Ketergantungan
2. jongkok
3
3
3
2
- Nyeri
4
4
3
3
- Kesulutan
2
2
3
3
- Ketergantunagn
3. bangun
3
3
3
2
- Nyeri
3
3
3
3
- Kesulitan
2
2
2
3
- ketergantungan
4. duduk lama
3
3
3
2
- Nyeri
3
2
2
2
- Kesulitan
2
2
2
2
- ketergantungan
5. BAK
3
3
3
2
- Nyeri
4
4
4
3
- Kesulitan
2
2
2
3
- ketergantungan
6. BAB
3
3
3
2
- Nyeri
4
4
4
4
- Kesulitan
3
3
3
3
- ketergantungan
Tabel 5.4 Evaluasi Fungsional dengan Skala Jette
Pada kasus Low Back Pain Miogenik
Keterangan :
1. sangat mudah
2. agak mudah
3. tidak mudah juga tidak sulit
4. agak sulit
5. sangat sulit
T5
T6
2
4
3
2
4
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
LGS
mengalami
68
69
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Nyeri punggung bawah miogenik berhubungan dengan stress / strain
otot punggung, tendo, ligament yang biasanya ada bila melakukan aktivitas
sehari-hari berlebihan. Nyeri bersifat tumpul, intensitas bervariasi seringkali
menjadi kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea.
Nyeri ini tidak disertai dengan parestesi, kelemahan atau defisit neorologis.
Bila batuk atau bersin tidak menjalar ke tungkai (Paliyama, 2003).
Pada pasien Ny. X 66 tahun dengan diagnosa medis LBP Miogenik
dengan menimbulkan permasalahan nyeri pada punggung bawah terutama
sebelah kiri, penurunan LGS trunk yang mengakibatkan terjadinya
penurunan kemampuan aktivitas fungsional.
Setelah dilakukan intervensi fisioterapi selama 6 kali dengan
modalitas SWD, TENS dan terapi latihan, dan edukasi hasilnya membaik
yaitu adanya penurunan nyeri pada nyeri diam yaitu ; dari nyeri sangat
ringan (skala 2) menjadi tidak merasa nyeri (skala 1), nyeri gerak ; dari
nyeri ringan (skala 3) menjadi nyeri sangat ringan (skala 2), dan nyeri tekan
; dari nyeri tidak begitu berat (skala 4) menjadi nyeri sangat ringan (skala 2).
Peningkatan LGS.
Dari hasil tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa SWD, TENS,
terapi latihan metode william flexion exercise merupakan modalitas fisioterapi
69
70
B. Saran
1) bagi pasien Disarankan untuk melakukan terapi secara rutin, serta
melakukan latihan-latihan yang telah diajarkan fisioterapis secara rutin di
rumah.
a. lifting da Eafrying Technik
b. tidur alasnya jangan terlalu lunak
c. Bila lelah muncul keluhan maka di kompres dengan air hangat
2) bagi fisioterapis Hendaknya benar-benar melakukan tugasnya secara
professional, yaitu melakukan pemeriksaan dengan teliti sehingga dapat
menegakkan diagnosa, menentukan problematik, menentukan tujuan terapi
yang tepat, untuk menentukan jenis modalitas fisioterapi yang tepat dan
efektif buat penderita, fisioterapis hendaknya meningkatkan ilmu
pengetahuan serta pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
studi kasus karena tidak menutup kemungkinan adanya terobosan baru
dalam suatu pengobatan yang membutuhkan pemahaman lebih lanjut.
71
72
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. Graham, Buku Ajar Orthopedi Fraktur Sistem Apley, 7th ed,
Widya Medika CD Atlas of clinical Anatomi
Basmajian,Jhon V.,1989, Therapeutik Exercise, third edition, USA
Beyerstein B. Alternative medicine and common errors of reasoning. Acad Med
2001 ; 76 : 230 236.
Borenstein D. wisel S, Boden anatomi dan biomecanich of the lumbu sacral spine,
in :Low Back Pain : Medical Diagnosis and. Comprehensife
management.
Caillet,R., 1981, Low Back Pain Syndrome; second edition. FA Davis
Company.Philadelphia
Chusid, J G.,1990, Neuroanatomi korelatif dan neurology fungsional, cetakan
kedua, Gajah mada university;Yogyakarta
Foster MG. An introduction to ethnomedicine. In : WHO : Traditional medicine
and health care coverage. Geneva : WHO 1983. P 17 -24
Hislop,H.J and Montgomery,J,1995, Pemeriksaan alat gerak tubuh, cetakan
kedua.penerjemah Steven pandogo, Netherland,Hal 173
Ig. Sujatno dkk. 2002, Sumber fisis. Politeknik Kesehatan Surakarta: Surakarta.
Hal 180
Kapandji, LA,.1990 The Physiologi of joint, volume three, chruchill living
stone,USA
Kisner, 1996, Therapeutik exercise foundation and technique, Third edition. F.A,
Dawis Company, Philadelphia
Kuntono H.P.. ManagementNyeri Muskuloskeletal. Temu Ilmiah Tahunan
Fisioterapi XV. Semarang. 2000.
Maliana L, Pinzon R.2004. Patofisiologi dan penatalaksanaan nyeri punggung
bawah, kumpulan makalah.pain syndrome; toward echanism base
treatment, Jogjakarta
Mirawati T., et al., 2004, etiologi dan resistensi LBP hernia nucleus pulposus
(HNP)
Paliyama,J.M, 2003, Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS
dalam pengurangan nyeri punggung bawah musculoskeletal, FK Undip
Semarang,Semarang 103
73
Parjoto.s, 2006, Terapi listrik untuk modulasi nyeri, Ikatan Fisioterapi Indonesia,
Semarang
Rahma AS & Yahya W. Gambaran Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Berdikari Sari Utama Flour
Mills, Makassar. Makassar: Bagian IKM-IKK Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin; 2005.
Prasojo, JB. 2002. Modalitas Diagnostik Radiologik Nyeri Punggung Bawah.
Simposium Pelantikan Dokter Periode 142. Solo.
R.Puts and R.Pabst,1995. Sobbota atlas manusia bagian I, alih bahasa Indart
hadinata; editor,J oko Suyono, ed.20,EGC, Jakarta
R.Puts and R.Pabst,2000. Atlas Anatomi Manusia Subota, Jilid 2 (edisi 21).
Jakarta. EGC
Russel, Gerhard T. 1984. Mechanics of engineering materials. New York:
JohnWiley and Sons.
Soedomo, Agus. 2002. Aspek Klinis Nyeri Punggung Bawah; Simposium
Pelantikan Dokter periode 142, Surakarta, 21 Desember
Soekidjo Notoatmodjo, 2002. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Yanuar, Andre. 2002. Anatomi, Fisiologi dan Biomekanika Tulang Belakang.
Simposium Pelantikan Dokter Periode 142. Solo.
William A. Kuchera, 2007. Evidence-Based Manual Medicine A ProblemOriented Approach, Saunders Elsevier, USA.
William E. Prentice, 2003. Therapeutic Modalaties For Sport Medicine and
Athletic Training, Fifth Edition, Mc Graw Hill, New York.