You are on page 1of 14

I.

Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg.( Smith Tom, 1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik
sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap
lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran
menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada
mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140
mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat
dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang
terpisah (FKUI, 2001 : 453)
Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis
perifer arterior (Mansjoer, 2000 : 144)
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit
jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

II.

Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
1.Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2.Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
Stress karena Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk


oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,


data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut
:
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
ka TD meningkat )
-laki lebih tinggi dari perempuan )

c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :


a. Ginjal
Glomerulonefritis

b. Vascular

c. Kelainan endokrin

Hipertiroidisme

d. Saraf

e. Obat obatan

III.

Manifestasi klinik

1. Anamnesa
- Sakit kepala hebat tiba-tiba, kebanyakan berlokasi di daerah tengkuk
terutama pada pagi hari.
- Penglihatan kabur
- Anorexia, muntah-muntah
- Kelainan neurologis
2. Pemeriksaan Fisik
- Tekanan darah tinggi, terutama diastol, hemiplegia,
hemianopsia.
- Gejala payah jantung, jantung dapat membesar.
3. Laboratorium

apasia,

IV.

Proteinosia, hematusia, mikroskopik.


Ureum, Creatinin, kalium, fosfor, alkali.

Patofisiologi
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi
ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan
bertahap tahanan pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri.
Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti
rangsangan simpato-adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi
system renin-angiotensin-aldosteron (RAA) belum diketahui, mungkin
sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi
berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis
primer.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif
ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus,
hipertrofi menjadi tak teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya
aliran darah koroner. Khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik
menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume, oleh
karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan sebagai
penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi),
peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol dan konsumsi
oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik ventrikel
kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit jantung koroner.

Faktor Koroner
Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner
juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahanperubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan
erat dengan derajat hipertrofi otot jantung.
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner,
yaitu:
1) penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot
polos pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels)
seluruh

badan.

Kemudian

terjadi

retensi

garam

dan

air

yang

mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan


mengakibatkan tahanan perifer;
2) hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler
per unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak
difusi antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor utama
pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit,
meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan
aktifitas mekanik ventrikel kiri.

V.

Penatalaksanaan
1.
2.
3.
4.

Rawat, istirahat total


Diet rendah garam
Pengobatan terhadap penyakit seperti payah jantung, perdarahan otak.
Pemberian obat Hipertensi.

VI.

Pemeriksaan Diagnostik/penunjang
1. Fhoto torax, posisi poster anterior, hipertrofi kensistrik, besar jantung
dalam batas normal.
2. Pemeriksaan laboratorium, darah vaksin, yang diperlukan adalah Hb,
serta ureum dan creatinin untuk menilai fungsi ginjal, Glukosa,
Kalium Serum, Kolestrol, GliserinSerum.
3.

VII.

EKG

Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).
Pengkajian meliputi : (Marilynn E. Doenges, 1999, Rencana Asuhan
Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien,
ed.3, EGC, Jakarta).
Aktivitas / Istirahat
- Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek
- Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung
takipnea.
Sirkulasi
- Gejala : riwayat hipertensi, arteroklerosis, penyakit jantung kroner,
katup dan penyakit serebrovaskuler epide talpasi.
- Tanda : - Kenaikan tekanan darah
- Hipertensi postural

Eliminasi
- Gejala : - Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, lemak dan kolesterol.
- Mual, muntah,
- Perubahan berat badan,
- Obesitas,
- Adanya edema.

Neurosensoris
- Gejala : - Keluhan pusing,
- Gangguan penglihatan,
- Peranan kekuatan.
Nyeri / Ketidaknyamanan
- Gejala : - Angina,
- Sakit kepala,
- Nyeri abdomen.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan
(Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Hypertensi Heart Disease
menurut Marilynn E. Doenges, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan
pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien,
ed.3, EGC, Jakarta.
1.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan
afterload,
vasokontriksi,
iskemia
miokardia,
hipertrofi/irigiditas (kekakuan) ventricular.
2.
Nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
3.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
4.
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukkan berlebihan (kebutuhan metabolic), pola hidup monoton,
keyakinan budaya.
5.
Koping individual inefektif berhubungan dengan krisis
situasional/maturasional, perubahan hidup beragam, relaksasi tidak
adekuat, sedikit atau tak pernah olahraga.
6.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana
pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, misintepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.

3. Intervensi / Implementasi
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi,
1995:40).
Intervensi dan implementasi keperawatan pasien dengan Hypertensi Heart
Disease menurut Marilynn E. Doenges, 1999, Rencana Asuhan
Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien,
ed.3, EGC, Jakarta.
1.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan
afterload,
vasokontriksi,
iskemia
miokardia,
hipertrofi/irigiditas (kekakuan) ventricular.
Tujuan : mempertahankan tekanan darah dalam rentang yang dapat
diterima individu.
Kriteria Hasil : - pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan
tekanan darah/beban kerja jantung.
- memperlihatan irama dan frekuensi jajntung stabil.

No NTERVENSI / IMPLEMENTASI
1

- Pantau Tekanan Darah

RASIONAL

Perbandingan

dari

TD

memberikan

gambaran yangn lebih lengkap tentang


keterlibatan/bidang masalah vascular.
- Catat keberadaan, kualitas denyutan
sentral dan perifer.

Denyutan karotis, jugularis, radialis dan


femoralis mungkin teramati/terpalpasi.

- Auskultasi tonus jantung dan bunyi

nafas.

S4

umum

terdengar

pada

pasein

hipertensi berat karena adanya hipertrofi


atrium

(peniingkatan

volume/tekanan

atrium), perkembangan S3 menunjukkan


hipertrofi ventrikel dan kerusakan fungsi.
Adanya

krales,

mengi,

dapat

mengindikasikan kongesti paru sekunder


terhadap terjadinya atau gagal jantung
kronik.
-

Amati warna kulit, kelembaban,

suhu dan masa pengisian kapiler.

Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan


masa pengisian kapiler lambat mungkin
berkaitan

dengan

vasokontriksi/

mencerminkan dekompensasi/penurunan
curah jantung.
-

Catat edema umum/tertentu.

Dapat mengindikasikan gagal jantung,


kerusakan ginjal atau vascular

Berikan lingkungan yang nyaman,

batasi aktivitas/keributan, batasi

rangsangan

pengunjung.

relaksasi.

Pertahankan
Bantu

ADL

aktivitas
(Aktivity

istirahat,

Dayli

Kolaborasi dengan dokter untuk


pemberian obat-obatan dan therapy

untuk
simpatis,

mengurangi
meningkatkan

Menurunkan stress dan ketegangan yang


mempengaruhi

Living) pasien.
-

Membantu

tekanan

darah

dan

perjalanan penyakit hypertensi.


-

Obat-obatan diberikan untuk mengurangi


kedaruratan hipertensi.

2. Nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral.
Tujuan : melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria hasil : - pasien mampu mengungkapkan metode yang yang
memberikan pengurangan nyeri.
- mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.

No NTERVENSI / IMPLEMENTASI
2

RASIONAL

Mempertahankan tirah baring selama

fase akut.
-

Berikan

meminimalkan stimulasi/ meningkatkan


relaksasi

tindakan

nonfarmakologi

Menurunkan tekanan vascular serebral

untuk menghilangkan sakit kepala

dan

(tehnik relaksasi).

respons

yang

memperlambat/memblok

simpatis

menghilangkan

efektif

sakit

dalam

kepala

dan

komplikasinya.
-

Hilangkan/minimalkan
vasokontriksi

aktivitas

yang

dapat

Aktivitas

yang

meningkatkan

vasokontriksi menyebabkan sakit kepala

meningkatkan sakit kepala, mis ;

pada

adanya

mengejan saat BAB, batuk panjang,

vascular serebral.

peningkatan

tekanan

membungkuk
-

Bantu ADL sesuai indikasi/kebutuhan

Pusing dan penglihatan kabur sering


berhubungan dengan sakit kepala

Berikan

cairan/makanan

lunak,

Meningkatkan kenyamanan umum

pemberian analgetik atau

Menurunkan/mengontrol

perawatan mulut yang teratur.


-

Untuk

nyeri

dan

antiansietas mis ; diazepam sesuai

menurunkan rangsangan saraf simpatis,

indikasi.

diazepam mengurangi ketidaknyamanan


yang diperberat oleh stress.

3. Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan

umum,

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.


Tujuan :

berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.

Kriteria hasil : - melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang


dapat diukur.
-

menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi


fisiologis.

No
3

NTERVENSI / IMPLEMENTASI
-

kaji

respons

pasien

RASIONAL

terhadap

aktivitas, perhatikan vital sign

Menyebutkan parameter membantu


dalam mengkaji respons fisiologis.

sebelum dan sesudah aktivitas.


-

Instruksikan

kepada

pasien

tentang tehnik menghemat energi


-

erikan dorongan untuk melakukan

Mengurangi

penggunaan

energi,

membantu keseimbangan suplai O2.


-

Kemajuan

aktivitas

bertahap

aktivitas/perawatan diri bertahap

mencegah peningkatan kerja jantung

jika dapat ditoleransi.

tiba-tiba.

Berikan

bantuan

sesuai

kebutuhan.

Memberikan bantuan hanya sebatas


kebutuhan

akan

mendorong

kemandirian

dalam

melakukan

aktivitas.

4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


masukkan berlebihan (kebutuhan metabolic), pola hidup monoton,
keyakinan budaya.
Tujuan : mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dengan kegemukan.
Kriteria hasil :

- menunjukakn perubahan pola makan (missal ; pilihan

makanan, kuantitas, dsb). Mempertahankan berat badan yang diinginkan


dengan pemeliharaan kesehatan optimal.
- melakukan/mempertahankan program olahraga yang tepat
secara individual.
No
1

NTERVENSI / IMPLEMENTASI
-

RASIONAL

Kaji pemahaman pasien tentang


hubungan

langsung

hipertensi dan kegemukan.

antara

Kegemukan adalah risiko tambahan


pada tekanan darah tinggi karena
disproporsi antara kapasitas aorta

dan

penignkatan

curah

jantung

berkaitan dengan penignkatan massa


tubuh.
-

Bicarakan

pentingnya

Kesalahan

kebiasaan

makan

menurunkan masukan kalori dan

menunjang terjadinya arterosklerosis

batasi masukan lemak, garam dan

dan kegemukan

gula sesuai indikasi.

predisposisi

yang merupakan
hipertensi

dan

komplikasinya.
-

Tetapkan

keinginan

pasien

menurunkan berat badan

Kesalahan

kebiasaan

makan

menunjang terjadinya arterosklerosis


dan kegemukan
predisposisi

yang merupakan
hipertensi

dan

komplikasinya.
-

Kaji ulang masukan kalori dan

pilihan diet

Motivasi untuk penurunan berat


badan adalah internal. Individu harus
berkeinginan

untuk

menurunkan

berat badan.
-

Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi.

Mengidentifikasi
kelemahan

kekuatan/

dalam

program

terakhir.

VIII.

Daftar pustaka
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana

Asuhan

Keperawatan,Ed-

3,Jakarta:EGC
Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia
Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah,Ed-8,vol.2,Jakarta:EGC
Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita

Selekta

I.Jakarta:FKUI Media Aesculapius

kedokteran

,Ed-3,

jilid

diit

You might also like