Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1 Definisi Resin Komposit
Resin komposit adalah campuran dua material yang berbeda, campuran
polymer (disebut resin) dan glass partikel (filler). Resin komposit berisi bahanbahan kimia dan pigmen yang menghasilkan bahan-bahan sewarna gigi, terutama
digunakan dalam kosmetik dentistry oleh karena warnanya sesuai dengan warna
gigi asli (Indra, 2001).
Bahan Coupling
Seperti Organo silanes yang berguna untuk mengikatkan partikel filler
pada matriks resin, berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik
resin dan mempertahankan stabilitas hidrolik resin dengan cara mencegah
air masuk ke dalam ruang yang terdapat filler resin (Manappalli, 1998).
Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh
oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit
dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur,
arak dan minyak wijen. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit
kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi
yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat
untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.
Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari
amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan
restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis
bahan resin komposit berbeda (Craig dkk., 2002).
Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua substansi yang berbeda melekat sewaktu
berkontak disebabkan adanya gaya tarik-menarik yang timbul antara kedua
benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email.
Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan
fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email
menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi
mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang
polyacrylic acids
dll,
berfungsi
untuk
terhadap sinar dengan panjang gelombang yang tepat yaitu 468 nm dapat
merangsang fotoinisiator dan interaksi dengan amin untuk membentuk radikal
bebas yang mengawali polimerisasi tambahan (Noort, 2007).
Foto-inisiator yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang
memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm yang berada pada region biru dari
spectrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau
kurang. Juga ada sejumlah aselerator amin yang cocok untuk berinteraksi dengan
champoroquinone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15% berat, yang ada di
dalam pasta (Noort, 2007).
hv
ArC
O + RCH2CH2NR
Alfa-di ketone
ArC
amine
OH + RCH2CHNR
free radicals
hasilnya kurang lebih sama dengan teori, yaitu dihasilkan resin komposit yang
setting setelah 40 detik atau kurang dari 40 detik setelah penyinaran. Untuk tahap
terakhir kami tidak melakukan prosedur finishing dan polishing yang sesuai
dengan teori sehingga permukaan yang dihasilkan tidak begitu licin. Tetapi hal ini
tidak begitu banyak berpengaruh terhadap proses praktikum di kampus.
Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi semakin
berkembang terutama pada bahan komposit. Telah banyak perbaikan yang dicapai
dalam hal warna dan daya tahan terhadap tekanan kunyah. Sejalan dengan
perkembangan tersebut, masyarakat juga telah semakin sadar akan pentingnya
faktor estetika dari suatu restorasi gigi. Para dokter di tempat praktek pribadi pun
juga menggunakan bahan restorasi ini sebagai salah satu bahan restorasi yang
selalu disarankan dan ditawarkan kepada pasien yang ingin melakukan perawatan
atau perbaikan terhadap masalah gigi yang dialami. Resin komposit menjadi
bahan restorasi idaman masa kini karena memiliki estetika yang baik, menguatkan
struktur gigi, perlekatan mekanik yang baik ke struktur gigi dan tidak
mengandung merkuri.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Resin komposit adalah campuran dua material yang berbeda, campuran
polymer (disebut resin) dan glass partikel (filler). Resin komposit berisi bahanbahan kimia dan pigmen yang menghasilkan bahan-bahan sewarna gigi, terutama
digunakan dalam kosmetik dentistry oleh karena warnanya sesuai dengan warna
gigi asli. Kandungan utama resin komposit adalah matriks resin dan partikel
pengisi anorganik. Disamping itu ada beberapa komponen lainnya yang
diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan.
Resin komposit mempunyai nilai estetis yang sangat baik dan paling
sering digunakan untuk merestorasi gigi karena pasien tertarik pada restorasi yang
sesuai dengan warna alami gigi. Resin komposit memenuhi keinginan ini dan
telah menjadi restorasi estetis yang paling sering digunakan di bidang kedokteran
gigi. Resin komposit menjadi bahan restorasi idaman masa kini karena memiliki
estetika yang baik, menguatkan struktur gigi, perlekatan mekanik yang baik ke
struktur gigi dan tidak mengandung merkuri.
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum resin komposit kami menjumpai beberapa
kesulitan seperti pada saat aplikasi bonding dan resin komposit. Karena ada
sebagian yang diaplikasikan oleh petugas dan ada yang aplikasi sendiri. Tidak ada
petunjuk untuk ukuran berapa banyak (takaran) bonding dan resin komposit yang
harus diaplikasikan secara pas, sehingga kami masih bingung untuk ketentuan
yang benar. Ada yang terlalu banyak takarannya, ada yang terlalu sedikit
takarannya. Seharusnya sebelum melakukan praktikum harus benar-benar
dipelajari dan dipahami tentang cara manipulasi serta aplikasi yang baik dan benar
sehingga dapat meminimalisir kesalahan pada saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth. 2004. Phillips Science of Dental Material 10th ed. Jakarta:
EGC
Combe EC. 1986. Notes on Dental Material 5th ed. New York: Churchill
Livingstone
Craig RG, Powers JM, Wataha JC. 2002. Dental Materials : Properties and
Manipulation 7th ed. New Delhi: Harcourt Private Limited
Indra YK. 2001. Prosedur Penyelesaian dan Pemolesan Untuk Mendapatkan
Tumpatan Resin Komposit yang Ideal. Jakarta: Jurnal Kedokteran Gigi
Lindfelder KF. 1988. Current Developments in Posterior Composites Resin. Adv.
Dental Resin
Manappalli JJ. 1998. Basic Dental Materials 1st ed. New Delhi: Jaype Brothers
Medical Publishers
Noort R. 2007. Introduction to Denttal Materials 3rd ed. London: Mosby Elsevier