Professional Documents
Culture Documents
Stroke
merupakan
penyebab
utama
cacat
menahun.
PATOFISIOLOGI
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam
arteri-arteri yang membentuk sirkulus Willisi : arteria karotis interna dan
sistem vertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. Apabila aliran darah
ke jaringan otak terputus selama 15-20 menit maka akan terjadi infark atau
kematian jaringan. Akan tetapi dalam hal ini tidak semua oklusi di suatu
arteri menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri
tersebut. Mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai di daerah
tersebut. Dapat juga karena keadaan penyakit pada pembuluh darah itu
sendiri seperti aterosklerosis dan trombosis atau robeknya dinding
pembuluh darah dan terjadi peradangan, berkurangnya perfusi akibat
gangguan status aliran darah misalnya syok atau hiperviskositas darah,
gangguan aliran darah akibat bekuan atau infeksi pembuluh ektrakranium
dan ruptur vaskular dalam jaringan otak. (Sylvia A. Price dan Wilson,
2006)
GEJALA KLINIS
Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan dan
jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa
peringatan, dan sering selama aktivitas. Gejala mungkin sering muncul dan
menghilang, atau perlahan-lahan menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:
Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma).
Kesulitan berbicara atau memahami orang lain.
Kesulitan menelan.
Kesulitan menulis atau membaca.
Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara tiba-tiba.
Kehilangan koordinasi.
Kehilangan keseimbangan.
Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan
menggerakkan
salah
satu
bagian
tubuh,
atau
penurunan
keterampilan motorik.
Mual atau muntah.
Kejang.
Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan
sensasi, baal atau kesemutan.
Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kesadaran: umumnya mengalami penurunan kesadaran
Suara bicara: kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti,
kadang tidak bisa bicara.
Tanda-tanda vital: tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi.
b. Pemeriksaan integument
Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan jelek. Di samping itu
perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang
menonjol karena klien stroke harus bed rest 2-3 minggu
Kuku: perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
Rambut: umumnya tidak ada kelainan.
c. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala: bentuk normocephalik
Muka: umumnya tidak simetris yaitu miring ke salah satu sisi
Leher: kaku kuduk jarang terjadi.
d. Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi,
wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur
akibat penurunan refleks batuk dan menelan.
e. Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan
kadang terdapat kembung.
f. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine.
g. Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
g. Pemeriksaan neurologi:
Pemeriksaan nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central.
Pemeriksaan motorik
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi
tubuh.
Pemeriksaan sensorik
Dapat terjadi hemihipestesi.
Pemeriksaan reflex
Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.
Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali
didahului dengan refleks patologis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Peningkatan Hb & Ht terkait dengan stroke berat
kalsifikasi
parsial
dinding
aneurisma
pada
perdarahan
subarakhnoid.
(Doenges E, Marilynn,2000 hal 292)
DIAGNOSIS/KRITERIA DIAGNOSIS
Pada diagnosis penyakit serebrovaskular, maka tindakan arteriografi
adalah esensial untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan. CT
Scan dan MRI merupakan sarana diagnostik yang berharga untuk
menunjukan adanya hematoma, infark atau perdarahan. EEG dapat
membantu dalam menentukan lokasi.
THERAPY/TINDAKAN PENANGANAN
Terapi Stroke diantara:
a) Lakukan penatalaksanaan jalan napas yang agresif. Pertimbangkan praterapi dengan pemberian lidokain 1-2 mg/kg secara intravena jika
diintubasi diindikasikan untuk menjaga adanya peningkatan TIK.
b) Lakukan hiperventilasi untuk mengurangi PaCo2 sampai 25-30 mmHg.
c) Pertimbangkan pemberian manitol 1-2 mg/kg IV.
d) Pertimbangkan deksametason 200-100mg IV : mulai timbulnya efek
lebih lambat dari pada tindakan intubasi atau manitol.
e) Pemantauan tekanan intrakranial secara noninvasif seperti MRI, CT
scan, tomografi emisi positron, single-photon emission computed
tomografi, evoked potential, dan oksimetri.
f) Dekompresi secara bedah berdasarkan temuan CT scan mungkin
diperlukan.
Terapi umum:
mobilitas
neuromuskular
fisik
ditandai
berhubungan
dengan
terjadi
dengan
kerusakan
hemiperase
pada
ekstremitas kanan
c. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan
aliran darah sekunder akibat peningkatan tekanan intracranial
ditandai dengan klien tampak tidak sadar, dan kondisi lemah
d.
Defisit
perawatan
diri
berhubungan
dengan
kerusakan
INTERVENSI
Mandiri :
a. Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab
peningkatan TIK dan akibatnya
Rasional :
motorik,
seperti
ketidakmampuan
untuk
memahami
tidak
nyata.
Umpan
balik
membantu
pasien
Menurunkan
kebingungan/ansietas
selama
proses
komunikasi dan berespons pada informasi yang lebih banyak pada satu
waktu tertentu. Sebagai proses latihan kembali untuk lebih
mengembangkan komunikasi lebih lanjut dan lebih kompleks akan
menstimulasi memori dan dapat meningkatkan asosiasi ide/kata.
k. Hargai kemampuan pasien sebelum terjadi penyakit; hindari
pembicaraan yang merendahkan pada pasien atau membuat hal-hal
yang menentang kebanggaan pasien.
Rasional : Kemampuan pasien untuk merasakan harga diri, sebab
kemampuan intelektual pasien seringkali tetap baik
Kolaborasi
a. Konsultasikan dengan/rujuk kepada ahli terapi wicara.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular
ditandai dengan terjadi hemiperase pada ekstremitas kanan
Tujuan:
Setelah diberikan askep ....x 24 jam diharapkan mobilisasi klien mengalami
peningkatan, dengan kriteria hasil:
- mempertahankan posisi optimal,
- mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang
terserang hemiparesis dan hemiplagia.
- mempertahankan perilaku yang memungkinkan adanya aktivitas.
Intervensi
Mandiri:
a. Kaji kemampuan secara fungsional/luasnya kerusakan awal dan dengan
cara yang teratur.
Rasional
Mengidentifikasi
kekuatan/kelemahan
dan
dapat
Membantu
mempertahankan
ekstensi
pinggul
meremas
bola
karet,
melebarkan
jari-jari
kaki/telapak.
Rasional : Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi,
membantu mencegah kontraktur. Menurunkan risiko terjadinya
hiperkalsiuria dan osteoporosis jika masalah utamanya adalah
kegunaannya
Mencegah
jika
kontraktur/footdrop
berfungsi
kembali.
dan
Paralisis
memfasilitasi
flaksid
dapat
Bantu
untuk
mengembangkan
keseimbangan
duduk
(seperti
Membantu
dalam
melatih
kembali
jaras
saraf,
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta. EGC.
Doenges, Marilynn E., Moorhouse, Mary Frances dan Geissler, Alice C. 2000. Edisi
3. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta.EGC.
Mansjoer, arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid Pertama.
Jakarta. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price, Sylvia A. 1995.Edisi 4. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit.
Jakarta. EGC