Professional Documents
Culture Documents
FUTUHUL GHAIB
(PEMBUKA TABIR KEGHAIBAN)
SEBUAH AJARAN TASAWUF
SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR
AL
JAILANY
***
AJARAN PERTAMA
SYEIKH ABDUL QODIR AL
JAILANYBERKATA:
Tiga hal mutlak bagi seorang Mukmin, dalam segala
keadaan, yaitu:
(1) Harus menjaga
perintah
perintah Allah,
(2) Harus menghindar dari segala yang haram,
(3) Harus ridha dengan takdir Yang Maha Kuasa.
Jadi seorang Mukmin, paling tidak, memiliki tiga hal
ini. Berarti, ia harus memutuskan untuk ini, dan
berbicara dengan diri sendiri tenta
ng hal ini serta
mengikat organ
organ tubuhnya dengan ini.
Futuhul Ghaib
14
Fana.
Maka Dia menyelamatkanmu dari kejahatan
makhluq
Nya, dan menenggelamkanmu ke dalam
samudera kebaikan
Nya; sehing
ga engkau menjadi
pusat kebaikan, sumber rahmat, kebahagiaan,
kenikmatan, kecerahan, kedamaian, dan kesentosaan.
Maka Fana (penafian diri) menjadi tujuan akhir, dan
AJARAN KE
TUJUH
SYEIKH ABDUL QODIR AL
-
JAILANY BERKATA:
Keluarlah dari kedirian, jauhilah kedirian (keegoanmu),
dan pasrahkanlah segala sesuatunya kepada Allah,
jadilah penjaga pintu hatimu, patuhilah senantiasa
segala perintah
Nya, hormatilah semua
larangan
Nya,
dengan menjauhkan segala yang diharamkan
Nya.
Jangan biarkan kedirianmu masuk ke dalam hatimu,
setelah engkau terbuang. Mengusir kedirian dari hati,
haruslah disertai pertahanan terhadapnya, dan
menolaknya supaya tidak patuh kepadanya dalam
s
egala keadaan. Mengizinkan ia masuk ke dalam hati,
berarti rela mengabdi kepadanya, dan berintim
dengannya.
Maka, jangan menghendaki segala yang bukan
kehendak Allah. Segala kehendak yang bukan
kehendak Allah adalah kedirian, yang adalah rimba
kejahilan,
dan hal itu dapat membinasakanmu, dan
penyebab keterasingan dari
Nya. Karena itu, jagalah
perintah Allah, jauhilah larangan
Nya, berpasrahlah
selalu kepada
Nya dalam segala hal yang telah
ditetapkan
Nya, dan jangan menyekutukan Dia dengan
sesuatu pun. Jang
an berkehendak diri, agar tidak
tergolong orang
orang musyrik.
dosa, d
an dalam
hal bertawadhu' dalam segala keadaan kehidupan.
Futuhul Ghaib
20
AJARAN KE
DELAPAN
Beliau berkata:
Bila kau berada dalam hal tertentu, jangan
mengharapkan hal yang lain, baik yang lebih tinggi
maupun yang lebih rendah. Jadi bila kau berada di
pintu gerbang ist
ana Raja, jangan berkeinginan untuk
masuk ke istana itu, kecuali terpaksa. Yang dimaksud
dengan terpaksa ialah diperintah terus
menerus. Dan
jangan menganggapnya sebagai izin masuk, karena
mungkin saja Raja menjebakmu. Tapi, bersabarlah,
sampai kau benar
b
enar dipaksa memasukinya oleh
sang Raja. Dengan demikian, sang Raja takkan
menghukummu, karena Dia sendiri menghendakinya.
Jika kau toh dihukum, tentu disebabkan oleh
keburukan kehendak, kerakusan, ketidaksabaran,
kekurang ajaran, dan keinginanmu untuk ber
puas
dengan keadaan kehidupanmu. Bila kau harus masuk
ke dalamnya karena terpaksa, masuklah dengan penuh
ketenangan dan ketundukan pandangan, bersikaplah
yang layak dan indahkanlah semua perintah
Nya
dengan sepenuh jiwa tanpa mengharapkan kemajuan
dalam ti
ngkat kehidupan.
Allah berfirman kepada Rasul pilihan
Nya : "Dan
AJARAN KE
-
SEMBILAN
SYEIKH ABDUL QODIR AL
JAILANY BERKATA:
KehendakNya terwujud secara kasyaf (penglihatan
rohani) dan musyahida (pengalaman
pengalaman
rohani), pada para Wali dan Badal, yan
g tidak
terjangkau nalar manusia dan kebiasaan. Perwujudan
ini terbentuk: Jalal (keagungan), dan Jamal
(keindahan). Jalal menghasilkan kegelisahan,
pemahaman yang menggundahkan, dan sedemikian
menguasai hati, sehingga gejala
gejalanya tampak
pada jasmani.
Diriwayatkan bila Rasulullah shalat, dari hatinya
terdengar gemuruh, bak air mendidih di dalam ketel,
karena intensitas ketakutan yang timbul dari
penglihatan beliau akan Kekuasaan dan
Kebesaran
Nya. Diriwayatkan bahwa pilihan Allah,
Nabi Ibrahim as dan
Umar sang Khalifah Ra juga
mengalami keadaan yang serupa.
Mengalami perwujudan keindahan Ilahi merupakan
refleksiNya pada hati manusia yang mewujudkan nur,
keagungan, kata
kata manis, ucapan penuh
kasih
sayang, dan kegembiraan atas kelimpahan
karuniaNya,
Maqam yang tinggi, dan keakraban
dengan
Nya; yang kepada
Nya segala urusan mereka
AJARAN KE
SEPULUH
SYEIKH ABDUL QODIR AL
JAILANY BERKATA:
Sungguh tiada sesuatu kecuali Allah, sedangkan
dirimu adalah tandanya. Kedirian manusia
bertentangan dengan Allah. Segala sesuatu patuh
kepada Allah dan milik Allah, demikian pula dengan
kedi
28
sendiri, namun Ia ak
an menghukummu atas
keterlibatan langsungmu dalam kemaujudan suatu hal.
Futuhul Ghaib
209