You are on page 1of 7

MODUL 1

PENGGUNAAN MIKROSKOP

Sebelum mulai menggunakan mikroskop, kenali bagian-bagian berikut.


1. tombol on/off
2. condenser dengan pengatur diafragma
3. pengatur condenser
4. meja preparat
5. makrometer knob pengatur kasar
6. micrometer knob pengatur halus
7. lensa objektif : 4, 10, 20, 40, 100X
8. lensa okuler
Ikuti langkah berikut saat memakai mikroskop
Perhatikan dan pastikan bahwa pada saat akan dipakai, mikroskop dalam keadaan off serta
tombol pengatur cahaya berada pada posisi paling rendah (redup)
Perhatikan bahwa lensa objektif dengan perbesaran paling kecil (4X atau 10X) berada posisi
tegak lurus dengan meja preparat
Nyalakan lampu (putar tombol on/off), sesuaikan intensitas cahaya dengan memutar
tombol pengatur cahaya
Naikan condenser hingga pada posisi paling atas
Gunakan makrometer dan micrometer untuk memfokuskan spesimen
Sesuaikan jarak kedua lensa okuler sesuai dengan jarak antar pupil mata kiri dan kanan
saudara. Amati specimen dengan sebelah mata secara bergantian, fokuskan specimen
dengan menggunakan micrometer
Untuk mengubah perbesaran, putar pengatur lensa objektif. Penggunaan makrometer hanya
boleh dilakukan saat anda menggunakan perbesaran lensa objektif yang kecil. Saat
memfokuskan specimen dengan perbesaran tinggi, gunakan hanya micrometer saja!
Untuk mengamati specimen yang berukuran kecil, maka anda perlu menggunakan lensa
objektif dengan perbesaran 100X. Pada saat itu, gunakan minyak imersi untuk memperbaiki
penampakan specimen saudara!
Sesuaikan kontras bayangan dengan memutar pengatur diafragma. Jangan menggunakan
pengatur diafragma untuk mengatur terang-gelapnya (brightness) cahaya.
Setelah selesai pengamatan,
a. kembalikan kensa objektif pada posisi lensa 4X tegak lurus meja preparat,
b. turunkan posisi meja preparat pada posisi paling rendah.
c. Keluarkan/lepaskan preparat dari meja pereparat
d. Redupkan cahaya, matikan mikroskop
e. Bersihkan meja preparat dan miroskop, gunakan lap yang bersih
f. Apabila anda menggunakan minyak imersi, bersihkan sisa minyak imersi pada ujung
lensa objektif 100X dengan menggunakan kapas/kertas lensa yang telah ditetesi
dengan alcohol dengan hati-hati. Bersihkan pula lensa yang lain dengan
menggunakan kertas lensa. Jangan menggunakan kertas tissue biasa
Kembalikan mikroskop ke kotak/ruang penyimpanan mikroskop. Gunakan kedua tangan untuk
memegang mikroskop, satu tangan memegang lengan mikroskop dan tangan yang lain
memegang bagian bawah mikroskop.

Iriawati. 2014. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan.

Pembuatan preparat anatomi tumbuhan


Tipe sayatan
1. Organ membulat, e. Batang, akar
Melintang (cross section)

Memanjang
(longitudinal section)

Paradermal

Radial

Tangensial

90

Melintang

2. Organ pipih, ex. Daun, petal


Melintang (cross section)

Memanjang
(longitudinal section)

Paradermal

Pembuatan sayatan
Alat dan bahan
- Kaca objek dan kaca penutup
- Silet yang masih baru dan tajam
- Petri dish
- Pinset, jarum jara, kuas
- Botol reagen berisi air/pewarna
- Reagen : I2KJ, anilin sulfat, Sudan III, H2O
- Kertas saring/tissue
- Matriks penyokong, empulur, wortel atau styrofoam

Iriawati. 2014. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan.

Metoda Kerja
a. Sayatan segar tanpa matriks penyokong
- Siapkan bahan yang dibutuhkan.
- Isi Petri dish dengan akuades. Bila sayatan akan diletakkan langsung pada kaca objek
selalu siapkan setetes air/pewarna di atas kaca objek sebelum membuat sayatan
jaringan/organ.
- Buat beberapa sayatan jaringan/organ dengan menggunakan silet tajam. Letakan hasil
sayatan ke dalam Petri dish yang telah berisi air atau letakan langsung di atas reagen
pada kaca objek.

Pada saat menyayat jaringan/organ, penyayatan dapat dilakukan dalam satu arah atau
dua arah. Upayakan sudut sayatan seteliti mungkin agar diperoleh sayatan yang tepat.
Bahan yang akan disayat dan silet sebaiknya dalam dalam keadaan lembab/basah, agar
bahan mudah disayat. Lepaskan sayatan dari silet dan masukkan ke dalam air dengan
menggunakan kuas

Ambil satu atau dua sayatan yang tipis, letakan di atas kaca objek yang telah diberi
reagen. Letakan kaca tutup di atas spesimen dengan pinset. Upayakan salah satu ujung
kaca tutup berada dekat/menempel pada bagian tepi reagen (lihat gambar!). Turunkan

Iriawati. 2014. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan.

kaca tutup perlahan, agar tidak ada gelembung udara yang terjebak dalam spesimen.
Hilangkan kelebihan air dengan menggunakan kertas saring/tissue, atau tambahkan
reagen bila perlu dengan cara meneteskan reagen pada salah satu ujung kaca tutup dan
tarik reagen yang ada dalam spesimen dengan kertas saring pada sisi yang berlawanan.

b. Sayatan segar dengan matriks penyokong


Matriks penyokong seringkali dibutuhkan untuk pembuatan sayatan tertentu, terutama
apabila jaringan yang akan diamati tidak cukup kuat/kaku untuk disayat secara langsung.
- Siapkan bahan matriks penyokong, buat belahan memanjang radial pada matriks tersebut.
- Sisipkan materi/spesimen (mis. batang/akar kecil dan lunak, atau daun yang tipis) yang
akan disayat pada belahan matriks.
- Pegang matriks dengan erat tapi jangan sampai menekan spesimen yang akan disayat.
- Buat sayatan setipis mungkin dengan sudut yang tepat seperti halnya ketika membuat
sayatan tanpa matriks. Lakukan langkah ini beberapa kali.
- Letakan sayatan dalam petridish dan lakukan langkah selanjutnya seperti langkah pada
pembuatan sayatan tanpa matriks.

Iriawati. 2014. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan.

Latihan 1. Pengamatan sel utuh


Sel utuh pada tumbuhan dapat diamati secara langsung dengan mikroskop cahaya
ketika sel merupakan sel tunggal atau tersusun dalam suatu lapisan tipis, misalnya trikoma,
rambut akar, daun tipis (mis. Hydrilla), sel rambut stamen dll. Pada saat mengamati sel utuh,
adakalanya sel tersebut memiliki ketebalan yang lebih besar bila dibandingkan dengan
kedalaman fokus mikroskop. Oleh sebab itu, pada saat pengamatan gerakan makro/mikrometer
sehingga kita dapat melihat sel secara utuh. Pada latihan ini kita akan mencoba mengamati sel
rambut stamen pada tumbuhan Tradescantia atau Rhoeo discolor.
-

Ambil satu bunga yang mekar, kemudian ambil satu helai rambut stamen dengan
menggunakan pinset.
Letakan rambut tersebut di atas kaca objek yang telah diberi setetes reagen. Tutup dengan
kaca tutup.
Amati spesimen di bawah mikroskop. Gambarkan dan tandai semua bagian dan organel sel
yang anda lihat!

Rambut
stamen

Benang sitoplasma
Pengamatan sel utuh dapat pula dengan menggunakan sel epidermis dari bawang. Ikuti langkah
pada gambar di bawah ini!

1. Ambil satu buah bawang, potong menjadi beberapa bagian


2. Lepaskan masing-masing daun cadangan makanannya
3. Ambil lapisan epidermis dengan menggunakan pinset
Iriawati. 2014. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan.

4. Letakan jaringan epidermis pada stetes reagen. Lakukan penutupan spesimen


seperti langkah yang sudah dikemukakan sebelumnya.
5. Amati sel bawang di bawah mikroskop

Latihan 2. Pengamatan organel sel


2a. Plastida
Sebagian besar sel tumbuhan memiliki plastida. Plastida merupakan organel yang
diturunkan dari proplastid, suatu organel yang mampu bereplikasi yang ada dalam sel
meristem. Plastida yang umum ditemukan pada tumbuhan adalah kloroplas yang mengandung
klorofil. Selain itu dapat pula ditemukan kromoplas, amiloplas dsb. Secara umum plastida pada
tumbuhan dapat terbagi menjadi dua macam yakni :
a. Plastida yang berwarna, mengandung pigmen di dalamnya, misalnya kloroplas (klorofil)
dan kromoplas (karotenoid)
b. Plastida yang tidak berwarna (leukoplas), misalnya amiloplas (pati), proteinoplas
(protein), dan elaeoplas (lipid).
Selain kedua tipe plastida tersebut, adakalanya pada tumbuhan yang mengalami etiolasi
dapat pula ditemukan etioplas yang dapat berdiferensiasi menjadi kloroplas apabila tumbuhan
didedahkan pada cahaya.
Pada latihan ini cobalah anda buat preparat untuk mengamati plastida pada berbagai macam
tumbuhan yang disediakan.
a. Kloroplas pada daging buah Capsicum annuum
b. Kromoplas pada daging buah C. annuum dan braktea bunga Streilitzia regina
c. Amiloplas pada umbi kentang
d. Elaeoplas pada daun Vanilla

Iriawati. 2014. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan.

Kloroplas pada perikarp Capsicum annuum, dan


kromoplas pada C. annuum dan braktea Streilitzia regina .

Amiloplas pada
umbi kentang
Solanum
tuberosum.

Oleosom organel penyimpan lipida


Beberapa sel tumbuhan memiliki kemampuan untuk menyimpan lipida. Organel
penyimpanan lipida ini, oleosom atau badan lemak, umum ditemukan pada organ penyimpan
cadangan makanan, misalnya buah dan biji.
- Buat penampang melintang biji Ricinus communis dan buah Persea americana. Gunakan
reagen Sudan III.
- Amati lipida yang ada pada kedua tumbuhan tersebut!

Lipida pada buah


Persea americana
Vakuola
Vakuola merupakan bagian non protoplasma pada tumbuhan. Pada vakuola kita dapat
pula menemukan pigmen, yaitu antosian yang bersifat hidrofilik. Selain itu vakuola digunakan
pula untuk menyimpan cadangan makanan antara lain protein, gula dsb. Pada beberapa jenis
tumbuhan vakuola dapat pula mengakumulasikan senyawa fenolat tanin dan kristal, yang
berfungsi untuk proteksi tumbuhan terhadap serangga dan patogen.
- Buat penampang paradermal bagian bawah daun Tradescantia dan amati vakuola yang
mengandung antosian pada sel-sel epidermalnya.
- Buat penampang melintang daun Pinus atau Agathis damara dan letakan sayatan di atas
reagen anilin sulfat. Amati sel-sel yang mengandung tanin pada daun tersebut.
- Buat penampang memanjang daun Sansivieria dan penampang melintang tangkai daun
Begonia. Amati kristal yang terdapat pada kedua tumbuhan tersebut!
PUSTAKA
Peterson, R.L., C. A. Peterson, & L.H. Melville. 2008. Teaching in Plant Anatomy. NRC.CARC.
Ottawa
Iriawati. 2014. Fisiologi Perkembangan Tumbuhan.

You might also like