You are on page 1of 6

I.

II.

TUJUAN
-

Memahami cara penetapan derajat kepahitan

Menentukan derajat kepahitan simplisia uji terhadap kepahitan kinin HCl

PRINSIP
Membandingkan nilai ambang pahit sambiloto (Andrographidis herba )dengan
larutan kinin HCl sebagai larutan standar.

III.

TEORI
Beberapa simplisia dan ekstrak simplisia memiliki karakteristik rasa pahit seperti
alkaloid dan kinin, simplisia dengan derajat kepahitan yang tinggi banyak digunakan
sebagai bahan jamu. Rasa pahit berguna untuk merangsang sekresi saluran
pencernaan, sehingga bermanfaat sebagai tonik karena berperan sebagai penambah
nafsu makan. Misalnya di Amerika, kinin tidak banyak digunakan sebagai antimalaria
tetapi lebih banyak digunakan sebagai komponen minuman efferfecent tonik.
Dalam pengukuran 1 unit pahit internasional didefinisikan sebagai rasa pahit
larutan kinin HCl yang diencerkan 1:2000. Dapat juga dinyatakan bahwa unit pahit
setara dengan 1 mg kinin HCl per 2 ml atau 1 g/ml kinin HCl setara dengan 2000 unit
pahit.
Secara fitokimia, struktur kimia zat pahit sangat bervariasi, antara lain senyawa
seskuiterpen absthintin (Artemisia absinthium Vault), glikosida seko-iridoid
amarogentin dari akar gentian (Gentiana luteaL.), alkaloid kuinin dari kulit batang
kina (Cinchona ledgeriana Moens), dan flavonoid jeruk (naringin dan neohesperidin)
dll. Adapun senyawa zat pahit pada sambiloto adalah andrographida.
Tanaman sambiloto

mempunyai nama latin Andrographis paniculata Ness

memiliki sinonim Justicia paniclata Burn; Justicia latebrosa Russ. Dengan nama
daerah : Papaitan, Ki peurat atau bidara. (Depkes, 1979)
Klasifikasi tanaman sambiloto adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Sub-kingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermahopyta

Divisio

: Magnoliopyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Scrophulariales

Familia

: Acanthaceae

Genus

: Andrographis

Species

: Andrograpis paiculata Ness.

Sifat-sifat kimia yang dimiliki tanaman sambiloto (Andrographis paniculata


Ness) antara lain rasa pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan
usus kecil. Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari
deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrgrafolid, 14-deoksi-11-12didehidroandrografolid, dan homoandrografolid, flavonoid, alkene, keton, aldehid,
mineral (kalium,kalsium, natrium). Asam kersik, damar. Flavonoid terbanyak
diisolasi dari akar yaitu polimetatoksivaflavon, andrografin, pan, ikkulin. Mono-0metilwhitin dan apigenin-7,4 dimetileter. Zak aktif andrografoid terbukti berkhasiat
sebagai hepatoprotektor (melindungi sel hati dari zat toksin).
Daun Andrographis paniculata mengandung saponin, flavonoid, dan tannin juga
mengandung zat pahit andrografolida yang merupakan golongan diterpenoid (Brooke
et al., 2003).
O
HO
O

Me

HO
Me

CH 2OH

Karakterisasi simplisia dari Andrographis paniculata Ness, yaitu :


Kadar abu tidak lebih dari 12%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 2,2%
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 18%
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 9,7%
Bahan organic asing tidak lebih dari 2% (MMI, 1979)

IV.

ALAT DAN BAHAN


Labu takar 50 mL,100 mL,

Corong saring

500 mL.

Stop watch

Pipet volume 1mL, 5mL

Erlen mayer

Pipet ukur 10 mL

Kinin HCl

Tabung reaksi

Simplisia : herba sambiloto

Pemanas

V.

PROSEDUR
a. Pembuatan larutan stok kinin HCl dan pengencerannya.
Larutkan 0,1 g kinin HCl dengan aq.dest dalam labu takar 100 mL

Ambil 3 mL dan encerkan dengan aq.dest dalam labu takar 100 mL,
merupakan larutan stok (sq) mengandung 0,03 mg/mL

Buat seri pengenceran dalam 9 tabung reaksi sesuai tabel.

b. Pembuatan ekstrak dan pengencerannya


Buat ekstrak sambiloto dengan memanaskan 0,2 g sambiloto
dalam 45 ml air selama 60 menit.

Setelah dingin, disaring dan genapkan volume dalam labu


takar 50 ml

Pipet 1 ml ekstrak dan encerkan dalam labu takar 100 ml


disebut( St) setara dengan 0,04 mg/ml.

Buat seri pengenceran dalam 10 tabung sesuai tabel.

c. Pemeriksaan
Diujikan kepada panelis untuk mencari nilai ambang pahit dari simplisia
sambiloto yang diuji dan larutan kinin HCl pada oaring yang sama, dengan cara:

Bilas mulut dengan air, masukan 10 ml larutan uji dalam mulut dan gerakan
disekitar lidah dimulai dari konsentrasi yang paling rendah.

Bila tidak terasa pahit lanjutkan pengujian pada konsentrasi paling tinggi.

Catatan : orang yang tidak merasa pahit pada kinin HCl 0,058 mg/10 ml tidak
layak digunakan.

VI.

HASIL PENGAMATAN

Herba sambiloto

Nama simplisia

: Andrographidis herba

Nama latin

: Andrographidis paniculata NEES

Nama suku tumbuhan : Acanthaceae


Kandungan kimia : andrographolida
Khasiat dan penggunaan : diuretik, tonik
a. Larutan kinin HCl dan pengencerannya
No tabung

Sq (mL)

4,2

4,4

4,6

4,8

5,0

5,2

5,4

5,6

5,8

Air (mL)

5,8

5,6

5,4

5,2

5,0

4,8

4,6

4,4

4,2

0,132

0,138

0,144

0,15

0,156

0,162

0,168

0,174

Kinin HCl 0,126


(mg)
Rasa
+

b. Larutan pengenceran simplisia sambiloto


No
tabung
St (ml)

10

Air (ml)

Rasa

10

c. Perhitungan
Dik : a : 0,04 mg/ml
b : 6 x 0,04 = 0,24 mg/ml
c : 0,126
aktivitas pahit = 2000.c unit/gram
a.b
aktivitas pahit sambiloto = 2000. 0,126
0,04. 0,24
= 252: 0,0096
= 26250 unit/gram

VII.

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan adalah penetapan derajat
kepahitan simplisia. Sampel yang digunakan adalah herba sambiloto (Androgrhapidis
Herba). Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang
merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Senyawa kimia yang rasanya pahit
ini pertama kali diisolasi oleh Gorter pada tahun1911. Senyawa kimia
Andrographolide mampu melindungi hati, melawan kanker, serta meningkatkan
kekebalan tubuh.
Indeks derajat kepahitan di uji pada bagian tengah dari permukaan atas lidah.
Kaitan antara indeks kepahitan dengan mutu dari suatu simplisia adalah semakin
tinggi indeks kepahitan maka semangkin tinggi kualitas suatu simplisia. Karena
Bahwa rasa pahit itu sendiri kemungkinan besar berkontribusi terhadap aktivitas
farmakologis yang diinginkan dapat mengatasi berbagai permasalahan kesehatan
untuk membantu fungsi pencernaan dan meningkatkan nafsu makan.
Kinin HCl dijadikan sebagai standar indeks kepahitan karena senyawa pahit dari
kinin HCl dapat terdeteksi dalam ambang yang sangat rendah sekalipun. Dari
percobaan tersebut didapatkan hasil bahwa derajat kepahitan kinin sudah terasa pada
pengenceran dengan konsentrasi paling rendah sehingga pengujian tidak dilanjutkan
karena secara teori jika pada konsentrasi paling rendah sudah terasa pahit maka pada
konsentrasi selanjutnya sensasi rasa pahit akan sangat terasa.

Pada simplisia sambiloto rasa pahit terasa pada pengenceran tabung no 6 hal ini
bisa disebabkan karena pada tabung no 6 ekstrak sambiloto yang ditambahkan lebih
banyak dibandingkan air yang ditambahkan untuk pengenceran. Dari uji tersebut
diketahui bahwa pada tanaman sambiloto terkandung senyawa androgrhapidis yang
menimbulkan rasa pahit pada simplisia tersebut dengan hasil perhitungan aktivitas
pahit 26250 unit/gram. Artinya Angka kepahitan dalam satuan unit ekivalen dari larutan
yg mengandung 1 gr kinin HCl dlm 2000 mL air.

VIII.

KESIMPULAN
-

Penetapan derajat kepahitan dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai


ambang pahit sambiloto (Andrographidis herba )dengan larutan kinin HCl
sebagai larutan standar.

Dalam menentukan derajat kepahitan diperoleh dari hasil aktivitas pahit simplisia
sambiloto sebanyak 26250 unit/grm.

IX.

DAFTAR PUSTAKA
-

World Healt Organization, Quality Control Methods for Medical Plants


Materials, 1998.

Harborne, J.B,1996. Metode Fitokimia, Edisi 2. Bandung: ITB Press

Teyler.V.E.et.al.1988.Pharmacognosy.9th Edition. 187 188. Phiadelphia : Lea


& Febiger

You might also like