Professional Documents
Culture Documents
KIMIA DASAR I
PERCOBAAN I
PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
NAMA
: DIMAS PRATAMA
NIM
: J1F111804
KELOMPOK : 3 (TIGA)
ASISTEN
: TUTRIYANTI
PERCOBAAN I
PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan terdiri atas dua komponen, komponen utama biasanya disebut
Berbagai metode secara kimia ataupun fisika telah diketahui oleh kalangan
umum. Penerapannya sendiri juga tidak terfokus pada skala laboratorium saja
tetapi juga dapat digunakan dalam skala sebuah industri, industri gula misalnya.
Dengan
banyaknya
metode
yang
dikembangkan
dapat
meminimalisir
biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan, atau gas sebagai
zat yang terlarut. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan (Baroroh, 2004).
Larutan yang diketahui konsentrasinya dengan pasti disebut larutan standar
dan biasanya diletakkan dari suatu buret ke dalam suatu erlenmayer yang
mengandung zat ayang kan ditentukan kadarnya sampai reaksi selesai. Sifat
larutan sedikit menyimpang dari zat pelarut, karena adanya zat terlarut. Untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif disebut konsentrasi. Larutan
standar primer adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat langsung
ditentukan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume larutan
yang terjadi. Sedangkan larutan standar sekunder adalah suatu yang tidak
diketahui konsentrasinya (Syukri, 1999).
Suatu larutan standar primer harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Zat itu harus mudah didapatkan dalam murni atau dalam keadaan kemurniaan
diketahui dengan cepat.
2.
Zat itu harus tetap, mudah dikeringkan, dan tidak higroskopis. Tidak
berkurang berkurang beratnya sewaktu terkena udara.
3.
Zat itu mempunyai berat ekuivalen yang cukup tinggi agar dapat mengurangi
konsekuensinya akibat kesalahan penimbangan (Syukri, 1999).
Selain itu untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, ada beberapa
Apabila dari padatan, pahami terkebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa
volume atau massa larutan yang akan dibuat.
2.
Apabila larutan lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan
satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan
sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan:
V1. M1 = V2. M2
Dimana,
V1 = Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 = Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V2 = Volume larutan atau massa setelah diencerkan
M2= Konsentrasi larutan setelah diencerkan
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Titrasi
larutan
dalam
erlenmeyer
dengan
larutannatrium
8.
9.
2.
1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dibaca volume
b.
1.
8.
No.
Percobaan
1.
2.
Pengamatan
akan digunakan
3.
Bening
4.
27 ml
5.
5 ml
1 tetes
larutan tersebut
7.
8.
Merah
9.
kuning
10.
VNaOH = 3 ml
11.
VNaOH = 7,5
ml
Vrata-rata = 5,25
ml
No
Percobaan
1.
2.
Pengamatan
akan digunakan
3.
Bening
4.
40 mL
5.
5 mL
6.
1 tetes
larutan tersebut
7.
8.
Bening
ungu muda
9.
10.
VNaOH = 5 ml
Bening
ungu muda
11.
VNaOH = 5 ml
12.
Vrata-rata = 5 ml
No.
Percobaan
1.
2.
Pengamatan
3.
4.
Dipindahkan
larutan
NaOH
ke
dalam
Vawal = 10,2 ml
5 mL
1 tetes
larutan tersebut
Berwarna
7.
merah
9.
Vakhir = 13,2 ml
Vtitrasi = ml
11.
dalam buret
Diulangi langkah 1-9
Vakhir = 18,2 ml
Vtitrasi = 5 mL
mentitrasi
Vrata-rata= 4,25
mL
b.
No.
Percobaan
1.
Pengamatan
digunakan
3.
4.
Vawal = 35 ml
5 mL
1 tetes
6.
larutan tersebut
Berwarna
7.
merah
9.
Merah
Kuning
Vakhir = 44 ml
Vtitrasi = 9 ml
11.
buret
Diulangi langkah 1-9
Vakhir = 50 ml
Vtitrasi = 6 mL
menitrasi
Vrata-rata= 7,5
mL
2. Perhitungan
1. Penentuan Konsentrasi Larutan Asam Klorida Melalui Titrasi
a.
b.
Dit: MHCl =?
Jawab: MHCl . VHCl = MNaOH . VNaOH
MHCl . 5 = 0,1 . 5
MHCl = 0,1 M
2. Penentuan Konsentrasi Larutan Natrium Hidroksida Melalui
Titrasi
a. Titrasi NaOH dengan Larutan HCl sebagai Titran
Dik:
VNaOH = 5 ml
VHCl = 4,25 ml
MHCl = 0,1 ml
Dit:
MNaOH =?
= MNaOH . 5
MNaOH = 0,12 M
b. Titrasi HCl dengan Larutan NaOH sebagai Titran
Dik:
VNaOH = 7,5 ml
VHCl = 5 ml
MHCl = 0,1 ml
Dit:
MNaOH =?
= MNaOH. 7,5
MHCl = 0,15 M
B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kita mencoba untuk membuat larutan baru dengan
cara mengencerkan larutan yang konsentrasinya lebih pekat daripada konsentrasi
larutan yang kita inginkan. Setelah larutan tersebut berhasil dibuat maka kita akan
mencoba menentukan konsentrasi larutan yang telah kita buat tersebut. Jumlah zat
sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, sehingga hal tersebut memenuhi
persamaan :M1 x V1 = M2 x V2.
Pada saat larutan NaOH (basa) oleh HCl 0,1 M (asam) yang ditetesi
dengan indikator metal merah berubah warna menjadi kuning (asam yang diberi
metal merah akan berubah warna menjadi kuning), dan setelah dititrasi dengan
HCl 0,1 M (asam), larutan tersebut berubah warna menjadi merah. Sebaliknya
saat titrasi HCl 0,1 M oleh NaOH, HCl yang ditetesi dengan indikator metal
merah berubah warna menjadi merah muda (asam yang diberi metal merah
berubah menjadi merah muda ), dan setelah dititrasi dengan NaOH (basa), larutan
tersebut berubah warna menjadi kuning. Perubahan warna ini disebabkan karena
indikator pH asam dan juga pH basa. Pada titrasi HCl 0,1 M dan NaOH yang
merupakan asam kuat dan basa kuat, sering disebut dengan proses netralisasi. Hal
ini karena kedua larutan tersebut merupakan elektrolit kuat, maka spesies-spesies
yang berada dalam larutan adalah ion-ion. Titrasi asam basa merupakan contoh
analisis volumetric, yaitu sebuah cara atau metode, yang menggunakan larutan
yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret.
Pada pembuatan asam klorida atau HCl pekat yang pengambilannya
dilakukan dalam lemari asam.HCl pekat itu kemudian ditambahkan dengan
aquades sampai tanda batas labu takar, kemudian dikocok sampai homogen.
Larutan ini disebut sebagai larutan A. Kemudian proses pembuatan larutan B
dilakukan dengan mengambil 20 mL larutan A dengan menggunakan pipet
gondok dan dipindahkan kedalam labu takar yang baru, lalu ditambahkan akuades
hingga tanda batas. Larutan ini disebut sebagai larutan B.
Pada penentuan konsentrasi larutan Asam Klorida atau HCl melalui titrasi
yang dilakukan dengan menggunakan indikator metil merah dan indikator
fenoftalein terjadi perubahan warna yang berbeda. Pada saat larutan B
dipindahkan menggunakan pipet gondok sebanyak 5 mL, dan diberi 2-3 tetes
indikator metil merah, larutan B berubah warna menjadi merah. Kemudian,
larutan tadi ditrasi lagi dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) sehingga
warnanya berubah menjadi kuning.Pada saat larutan B dititrasi dengan indikator
fenoftalein, larutan tersebut berubah warna menjadi kuning, dan pada saat dititrasi
dengan NaOH, larutan tersebut berubah menjadi warna ungu.
Pada pembuatan larutan Natrium hidroksida atau NaOH, cara yang
dilakukan sama dengan pembuatan larutan HCl. Larutan ini disebut sebagai
DAFTAR PUSTAKA