Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pasien yang telah didiagnosis dengan penyakit ginjal, tes darah BUN
dilakukan untuk melihat apakah kondisi ginjal semakin membaik atau
memburuk. Hasil tes akan membantu mengkonfirmasi apakah suatu
pengobatan efektif untuk pasien atau tidak. Umumnya, tes urea darah
berkaitan dengan tes kreatinin untuk memeriksa kinerja metabolisme ginjal.
Dari uraian diatas ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ
tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal
berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur
konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam-basa darah, serta
sekresi bahan buangan dan kelebihan garam sehingga perlu dilakukan test
darah untuk mengetahui kadar nitrogen urea darah.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan fungsi ginjal dengan test urea
secara kinetika enzimatis
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya analisis urea nitrogen darah ini yaitu untuk
memberikan informasi tinggi atau rendahnya kadar urea nitrogen darah
sehingga dari hasil pemeriksaan tersebut kita dapat mengetahui ginjal
berfungsi secara normal atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
suatu
jaringan
kapiler
glomerulus
yang
bercabang
dan
Metabolisme Ureum
Gugusan amino dilepas dari asam amino bila asam amino ini di
daur ulang menjadi sebagian dari protein atau dirombak dan
dikeluarkan dari tubuh, amino transferase yang ada di berbagai jaringan
mengkatalisis pertukaran gugusan amino antara senyawa-senyawa yang
ikut
serta
dalam
reaksi-reaksi
sintetsis.
Deaminasi
oksidatif
produk ekskresi
metabolisme
protein
yang
utama.
2.1.3
Tinjauan Klinis
Peningkatan
katabolisme
protein
jaringan
disertai
dengan
c.
d.
e.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah kuvet, pipet piston, spektrofotometer
dan stop watch.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah Aquadestilata, reagen 1, reagen 2
dan sampel (serum).
3.3 Preparasi
Diambil sampel 3-5 ml darah vena pada tabung bertutup merah atau
bertutup hijau (heparin), hindari hemolisis. Kemudian di centrifus darah
kemudian dipisahkan serum/plasma-nya untuk diperiksa. Penderita
dianjurkan untuk puasa terlebih dulu selama 8 jam sebelum pengambilan
sampel darah untuk mengurangi pengaruh diet
terhadap hasil
laboratorium.
3.4 Metode Analisis
Dibuat 3 macam campuran yaitu campuran pertama hanya blanko,
campuran kedua hanya reagen1 dengan reagen2, dan yang terakhir adalah
campuran sampel dan reagen. Untuk pembuatan blanko, aquadest
dimasukan kedalam kuvet. Untuk pembuatan standar, masukan reagen 1
ke dalam kuvet, lalu diinkubasikan 5 menit. Setelah itu, reagen ke 2
dimasukan kedalam kuvet yang sama. Untuk pembuatan larutan
sampel,pertama adalah sampel dipipet sebanyak 10L. Kemudian
dimasukan jugareagen 1 sebanyak 1000L ke dalam kuvet. Setalah itu
didiamkan selama 5 menit. kemudian, reagen ke 2 dipipet sebanyak 250
L dan dimasukan ke dalam kuvet yang berisi campuran reagen 1 dan
reagen 2. Setelah semuanya siap, dilakukan uji absorbansi dengan
menggunakan sepektrofotometer UV. Pertama, larutan blanko dimasukan
ke dalam spektrofotometer, lalu adsorbansinya diukur. Kemudian, larutan
standar dimasukan ke dalam spektrofotometer, lalu dihitung juga
Absorbansinya.
Kemudian,
larutan
sampel
dimasukan
ke
dalam
BAB IV
PEMBAHASAN
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino
yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal,dan
diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 20
mg 40 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal
protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme protein
(asam amino). Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
Zat ini dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Pada keseimbangan nitrogen
yang stabil, sekitar 25 gram urea diekskresikan setiap hari. Kadar dalam darah
mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea.
Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan.
Pada orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein, ureum biasanya
berada di atas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal
karena mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi volume
plasma. Namun, bilakadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati
berat. Kadar urea bertambah dengan bertambahnya usia, juga walaupun tanpa
penyakit ginjal.
Kadar ureum (BUN) diukur dengan metode kolorimetri menggunakan
fotometer atau analyzer kimiawi. Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik
dengan diasetil monoksim yang memanfaatkan enzim Urease
yang sangat
amonia bereaksi dengan karbondioksida (CO2) hasil respirasi sel dalam tubuh
akan menghasilkan ureum yang mencapai ginjal dan diekskresikan rata-rata 30
gram sehari. Apabila eksresi ureum abnormal, maka fungsi ginjal dapat
diidentifikasi.
Ureum
ditentukan
kadarnya
dengan
menggunakan
instrumen
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dengan menggunakan prinsip reaksi enzimatis kadar
ureum dalam serum pasien diperoleh hasil masih dalam keadaan normal. Adapun
hasil diperoleh yaitu 14,14 mg/dL
DAFTAR PUSTAKA
Baron D. N, 1995.Kapita Selekta Patologi Klinik (A Short Text Book of
ChemicalPathology) Edisi 4 . EGC. Jakarta.
Bishop L. Michael, Duben L, Janet Kirk Engelel, Fody P. Edward.
2000.ClinicalChemistry: Principles, Procedures, Correlations. Edisi 4.
LippincottWilliams & Willkins (A Wolters Kluwer Company):
Baltimore.
Guyton, Arthur C. 2006.Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Murray, Robert, K. Darylk, Granner, Peter, A. mayos, Victor, W. Rodwell. 2003.
Biokimia Harper . EGC: Jakarta.
Price, Sylvia A. 1995.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit .edisi
4. EGC Jakarta.
Widmann,
Frances
K.
1995.Tinjauan
Klinis
Atas
Hasil
Pemeriksaan
Lampiran referensi :
http://lacunata.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-ureum_7171.html
http://www.amazine.co/27032/apa-itu-rasio-bun-kreatinin-prosedur-membacahasilnya.
http://www.amazine.co/27029/bun-blood-test-prosedur-memahami-hasil-tes-ureadarah.
http://madesofyan.blogspot.com/2013/01/ureumbun-darah-serum.html
http://pemeriksaanfungsiginjal.blogspot.com/2013/06/d.html