You are on page 1of 12

DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................1
Daftar isi............................................................................................................2
Kata pengantar..................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
1.1Latar belakang.................................................................................4
1.2Tujuan.............................................................................................4
1.3Rumusan masalah...........................................................................4
Bab II Pembahasan
Pembahasan................................................................................................6-10
Konsep map.................................................................................................. 11
Bab III Penutup
Kesimpulan.........................................................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................................... 13

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan hasil SGD 6 LBM
1 BLOK 10 untuk memenuhi tugas SGD.
Keberadaan makalah ini sungguh sangat membantu dalam proses pembelajaran,
karena selama ini mahasiswa kedokteran gigi dapat belajar mengenai topik atau subjek yang
memang harus dipelajari.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dalam mengerjakan laporan ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman mahasiswa yang juga sudah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Karena itu saya berharap laporan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama. Amin.

Semarang, 3 november 2013

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rongga mulut yang kita miliki merupakan anugerah terbesar dari Tuhan Yang Maha
Esa. Sebagai makhluk ciptaanNya maka hukumnya wajib untuk selalu menjaga kebersihan
mulut kita dan menggunakannya untuk hal-hal yang baik pula. Dalam kesempatan pada blok
10 ini kami disuguhkan dengan sebuah kasus mengenai variasi lesi normal pada rongga
mulut manusia. Sangatlah penting untuk ditekankan disini bahwa memang lidah yang
berada dalam rongga mulut kita ini ada yang berbeda namun itu merupakan suatu
kenormalan yang lazim. Selain itu kita juga dapat mempelajari berbagai lesi dalam jaringan
mukosa di dalam rongga mulut kita.

1.2 Tujuan
-

Untuk mengetahui variasi normal pada lidah manusia

Sebagai acuan agar mahasiswa mengetahui bagaimana sebuah lesi itu terbentuk

Mengetahui Etiologi dan Patofisiologi dari lesi dan variasi normal pada lidah

BAB II
PEMBAHASAN

Lesi adalah keadaan jaringan yang abnormal yang terjadi karena trauma,respon dari

bahan-bahan kimia dan infeksi. Lesi bisa terjadi didalam kulit maupun mukosa. Lapisanlapisan dari keduanya hampir sama. Hanya ada sedikit perbedaan antara kulit dan mukosa.
Pada lapisan epitel mukosa tidak terdapat lapisan yang dinamakan stratum lusidum, lapisan
epitel tersebut merupakan pembatas antara stratum korneum dan stratum granulosum,
merupakan protoplasma yg dapat mengubah energi menjadi protein. Berikut lapisan-lapisan
pada mukosa rongga mulut kita.

Urutan dari lapisan mukosa dari luar ke dalam seperti pada gambar diatas, berikut
penjelasannya :

Lapisan Epithelium
Merupakan lapisan yang melapisi di bagian permukaan luar. Terdiri dari sel-sel mati
dan berbentuk pipih, dimana sel-sel yang mati tersebut selalu beregenerasi terusmenerus dan sel ini disebut dengan sel squamous epithelium.
Di dalam lapisan epithel terdapat banyak stratum-stratum yang membentuk dari
lapisan ephitel pada mukosa. Berikut urutannya dari stratum luar ke dalam :
-

Stratum Korneum
Merupakan sel-sel silindris. Dinamakan silindris karena bentuk dari sel tersebut seperti
silindris. Selain berbentuk silindris, lengkungan selnya pipih dan tidak mengandung inti.
Stratum ini merupakan pelindung dari dunia luar sehingga kaya akan keratin.
4

Stratum Granulosum
Sel-sel yang berbentuh pipih namun lebih besar dari stratum korneum. Sel ini pipih dan
berinti, selain itu juga berkeratin. Mulai terbentuk keratin pada inti selnya dan memiliki
keratohyalin setebal 3 lapis sel.

Stratum Spinosum
Dinamakan spinosum karena lapisan ini memiliki spina yaitu sudut-sudut berduri yang
berfungsi sebagai perlekatan antar sel-selnya. Sel ini memiliki inti dan pada lapisan ini
masih terjadi adanya pembelahan sel yang disebut mitosis. Lapisan sel ini merupakan
lapisan sel yang paling tebal antara 5-8 lapis sel.

Stratum Basalis
Lapisan ini merupakan lapisan yang terakhir. Bentuknya seperti silindris. Pada lapisan
ini masih terjadi pembelahan sel. Fungsi dari pembelahan sel atau mitosis yaitu sebagai
regenerasi dari lapisan sel yang paling sering rusak, yang terkena dunia luar yaitu pada
stratum korneum.

Lamina Propria
Pada lamina propria terdapat ujung-ujung saraf rasa sakit, rada, suhu dan cita rasa. Selain
ujung-ujung saraf tersebut terdapat juga pleksus kapiler, jariungan limfe dan elemen-elemen penghasil
sekret dari kelenjar ludah yang kecil-kecil.

Macam-macam Lesi
Lesi dalam tubuh kita ada bermacam-macam jenis, bentuk dan warna. Dapat dikelompokkan
dalam dua macam lesi, yaitu lesi sekunder dan lesi primer. Pengelompokan tersebut berdasarkan
waktu terjadinya.

a. Lesi Primer
Dalam lesi primer dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dari lesi tersebut, diantaranya :
Lesi yang datar
-

Makula
Makula adalah suatu daerah berbatas jelas dengan jaringan yang ada di
sekitarnya. Lesi ini datar tanpa peninggian. Ukuran kurang dari 1 cm. Makula dapat
tampak sebagai suatu bercak atau titik yang berwarna biru, coklat atau hitam. Makula
melanotik dari mulut adalah contoh dari keadaan ini.

Bercak

Bercak adalah suatu daerah berbatas jelas yang lebih lebar dari makula.
Seperti makula, bercak tidak timbul. Contoh dari bercak adalah Lichen Planus dan
Amalgam tato.

Lesi yang menimbul


-

Papula
Papula adalah suatu lesi yang padat dan menimbul. Memiliki diameter yang
lebih kecil dari 1 cm. Warna dari lesi ini bermacam-macam. Contoh dari papula
kondiloma akuminata, parulis dan papiloma skuamosa.

Nodula
Nodula adalah suatu massa jaringan padat yang tebal dan dalam. Seperti
papula, lesi ini kurang dari 1 cm, tetapi nodula meluas sampai ke dermis. Padat karena
berisi sel-sel epitel.

Lesi yang ada cairan


-

Vesikel
Vesikel merupakan benjolan berisi cairan, berbatas cairan berbatas jelas.
Diameternya kurang dari 1 cm. Apabila vesikel pecah dapat terjadinya lesi sekunder
yaitu ulkus. Cairan vesikel dapat berisi serum atau limfe dan darah. Contoh vesikel
adalah herpes simpleks, herpes zoster, cacar air.

Bula
Bula adalah suatu vesikel yang ukurannya sudah lebih dari 1 cm. Sama
seperti vesikel, bulla umumnya sering dijumpai pada pemphigus, pemphigoid dan
luka bakar.

Lesi yang berisi nanah


-

Pustula
Pustula adalah suatu benjolan yang berdiameter kuran dari 1 cm. Cairan
berisi eksudat purulen akibat dari infeksi. Warna dari cairan tersebut tampak putih
krem atau kekuning-kuningan. Contoh dari pustula yaitu herpes zoster.

Kista
Kista adalah suatu rongga yang berisi cairan yang dibungkus sel-sel epitel.
Diameter kista antara mm sampai cm. Kista berisi cairan bening dan ada yang
mengandung keratin. Yang mengandung keratin seringkali tampak kekuningan.

b. Lesi Sekunder
-

Skuama
Skuama merupakan lapisan tanduk dari epidermis mati yang menumpuk pada
kulit yang dapat berkembang sebagai akibat perubahan inflamasi. Keadaan ini
ditemukan pada psoariasis.

Krusta
Krusta adalah terbentuk dari serum, darah atau nanah yang mengering pada
kulit. Masing-masing dapat dikenal dengan warna berikut : merah kehitaman (krusta
darah), kuning kehitaman (krusta nanah), berwarna madu (krusta serum).

Fisura
Fissura merupakan retakan kecil yang meluas melalui epidermis dan
memaparkan dermis. Mereka dapat terjadi pada kulit kering dan pada inflamasi kronik.
Misal : Fissure tongue, Geographic tongue

Ulkus/Ulcery
Ulkus merupakan lesi yang terbentuk oleh kerusakan lokal dari seluruh
epidermis dan sebagian atau seluruh korium di bawahnya. Misalnya : Reccurent
Apthous Stomatitis, Bechets Syndrome.

Erosi
Erosi adalah hilangnya epitel di atas lapisan sel basal. Dapat sembuh tanpa
jaringan parut. Misalnya : Kulit setelah mengalami suatu lepuhan atau vesikel yang
pecah

Variasi Normal Lidah


Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel
skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan, pengecapan dan
bicara. Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk papilapapila.
Ada 4 tipe papila pada dorsum lidah : papila filiformis, papila fungiformis, papila
sirkumvalata dan papila foliata. Papila filiformis merupakan papila terkecil dan berjumlah paling
banyak. Papila itu berupa batang-batang ramping, seperti rambut, bertanduk, tampak berwarna
merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat iritasi yang dialami lidah. Papila
fungiformis lebih sedikit jumlahnya, warna merahnya lebih cerah dan diameternya lebih lebar
dibandingkan dengan papila filiformis. Papila fungiformis tidak bertanduk, berbentuk bulat atau
jamur dan sedikit menonjol. Papila ini juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila ini paling
7

banyak terdapat di tepi lateral dan ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang papila fungiformis
mengandung pigmen coklat, terutama melanoderm.
Papila sirkumvalata adalah papila terbesar yang tampak sebagai papula-papula berwarna
merah muda 2 sampai 4 mm. Papula tersebut dikelilingi oleh suatu parit sempit dan juga berisi
kuncup-kuncup pengecap.
Pada sisi lateral daerah posterior lidah terdapat papila foliata. Papila-papila ini seperti
daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Terkadang tonsil lingual yang
meluas ke daerah ini dari akar dorsal posterior lidah dapat salah disebutkan sebagai papila foliata.
Kelainan dan Penyakit Lidah
Banyak kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk kedalam istilah anomali lidah.
Beberapa kelainan tersebut tidak menunjukkan gambaran yang berarti yang cukup sering terjadi
sehingga dapat dianggap sebagai suatu variasi normal. Beberapa kelainan menunjukkan kondisi
klinis yang nyata pada lidah, pada beberapa kasus, dapat membantu untuk menentukan sejumlah
kelainan yang diturunkan, dan sekelompok kondisi lainnya yang membuktikan bahwa kelainan lidah
dapat disebabkan oleh kelainan perkembangan.

Geographic Tongue

Keadaan ini dinamakan exfoliatio areata linguae, glossitis exfoliativa marginata, glossitis
migrans, dan benign migratory glossitis. Pada lidah geografik, permukaan lidah menjadi tempat
zona multipel deskuamasi papil filiformis dalam berbagai bentuk tak teratur tetapi berbatas jelas.
Daerah-daerah yang mengalami deskuamasi berwarna merah dengan tepi yang agak terangkat
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Papil fungiformis tampak jelas karena hilangnya papil
filiformis. Setelah jangka waktu beberapa hari atau beberapa minggu, tempat yang botak dan tepi
yang berwarna keputih-putihan tampaknya pindah melintasi permukaan lidah karena sembuh pada
satu bagian tetapi meluas ke bagian yang lain.
Etiologi lidah geografik tidak diketahui, sejumlah faktor disebutkan tetaapi belum sepenuhnya
disetujui. Gejala umum pada penderita yang mempunyai kecenderungan penyakit peradangan akut
recurrens pada permukaan yang berhubungan dengan lingkungan luar (misalnya asma atau rinitis).
-

Glossitis Romboid Median

Keadaan ini memiliki gambaran klinis suatu daerah berbatas jelas berwarna merah tua tanpa papil
lidah telah diasumsikan sebagai kelainan perkembangan yang disebabkan oleh kegagalan penarikan
tuberkulum impar selama selama perkembangan lidah. Beberapa penyelidik menyatakan bahwa
glositis romboid median adalah akibat infeksi kandida kronik yang terlokalisasi. Faktor lokal seperti
mengisap tembakau dan memakai gigi tiruan dapat mendorong proliferasi lokal kandida albikan di
dorsum lidah.
-

Fissure Tongue

Fissured tongue disebut juga lingua fissurata, lingua plicata, scrotal tongue dan grooved
tongue. Fissured tongue merupakan malformasi klinis berupa alur-alur atau lekukan-lekukan pada
permukaan dorsal lidah. Bagian lidah yang berfisur tidak memperlihatkananya papila-papila yang
8

normal. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, diduga kuat merupakan kelainan yang diturunkan.
Kondisi ini biasanya asimtomatis, kecuali bila sisa-sisa makanan terkumpul di dalam fisur, dapat
menyebabkan iritasi fokal, sensitif terhadap makanan pedas, dan menimbulkan halitosis yang
terkadang diikuti dengan rasa agak perih atau tidak nyaman seperti agak nyeri. Kekerapan terjadinya
fissured tongue adalah sama untuk laki-laki dan perempuan. Fissured tongue bertambah parah seiring
pertambahan usia, begitu juga jumlah, lebar, dan kedalaman fisur.
-

Bald Tongue

Bald tongue merupakan kelainan lidah yang mempunyai gambaran klinis berupa tidak adanya papila
filiformis pada lidah yang mengakibatkan permukaan lidah menjadi licin dan berwarna merah yang
disertai rasa sakit. Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi pengecapan dan dapat juga
menimbulkan sensasi terbakar pada lidah. Atropi papilla lidah dapat disebabkan oleh trauma kronis,
defisiensi nutrisi dan abnormalitas hematologi, dan obat-obatan. Namun dapat juga dijumpai atropi
papilla lidah pada pasien tanpa adanya penyebab tertentu. Pada pasien lanjut usia, atropi papilla lidah
dianggap sebagai perubahan akibat pertambahan usia.
-

Geographic Tongue

Geographic tongue merupakan suatu kelainan pada permukaan lidah berupa daerah kemerahan, tidak
berpapila dengan penipisan epitel dorsal lidah, biasanya dikelilingi zona sempit dari papila yang
beregenerasi, berwarna lebih putih dari daerah yang dikelilinginya. Etiologinya tidak diketahui
dengan pasti, tetapi diperkirakan berhubungan dengan stress emosional, defisiensi nutrisi, herediter,
dan hormonal. Lesi ini biasanya sembuh dengan sendirinya dan muncul kembali di tempat lain.
Biasanya kelainan ini asimtomatis, tetapi rasa terbakar atau iritasi pada lidah umumnya terjadi,
terutama akibat makanan yang panas atau pedas. Ketidaknyamanan yang muncul akibat geographic
tongue hilang dan timbul serta dapat memburuk pada saat-saat tertentu ketika wanita sedang haid atau
selama kehamilan.
-

Ankyloglossia

Ankyloglossia adalah suatu kondisi yang mengacu pada pendeknya frenulum lingual secara kongenital
atau perlekatan frenulum yang meluas hingga mencapai ujung lidah, mengikat lidah ke dasar mulut
dan membatasi pemanjangan lidah tersebut. Ankyloglossia yang sudah parah sering menyebabkan
diastema midline mandibular, kerusakan periodontal lingual mandibular, dan kesulitan bicara. Lidah
tidak dapat protrusi melewati insisivus dan tidak dapat menyentuh palatum. Perlekatan dapat terjadi
sebagian atau seluruhnya. Perlekatan sebagian lebih sering terjadi.

MAPPING

Pasien wanita 25 th
Diagnosa
IO

EO

Fissure pada lidah Area erythema


putih di bibir
Fissure Tongue & Geografic Tongue
fordices Spot

Penatalaksanaan

Terapi

10

Bercak

Penutup
Lidah pada umumnya memiliki struktur dan bentuk yang hampir sama setiap orang. Namun,
tidak menutup kemungkinan suatu keadaan yang berbeda tetapi tidak ada keluhan yang
menyertainya,itu merupakan suatu kenormalan. Berbagai macam variasi normal pada lidah antara lain
geographic tongue, fissure tongue, bald tongue, dll. Dan apabila suatu kenormalan tersebut disertai
dengan keluhan maka patut untuk dicurigai adanya lesi. Lesi adalah luka pada jaringan sehingga
mengakibatkan adanya disfungsional dari jaringan tersebut. Macam-macam lesi ada dua yaitu lesi
yang pertama kali muncul dan tampak pada saat luka pertama kali terjadi yaitu lesi primer, sedangkan
lesi yang muncul setelah adanya lesi pertama yang muncul dinamakan lesi sekunder.

11

Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.

Buku petunjuk skill lab General Oral Pathology


Buku Atlas kelainan rongga mulut yang lazim by : HIPOKRATES
Buku Atlas Penyakit Mukosa Mulut oleh J.J. PINDBORG
Jurnal USU kelainan rongga mulut yang normal

12

You might also like