You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
Tulang belakang atau vertebra dimulai dari cranium sampai pada apex coccigeus,
membentuk skeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari skeleton (tulang cranium,
costa dan sternum). Tulang belakang berfungsi untuk melindungi medulla spinalis dan
serabut syaraf, menyokong berat badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh.

Normal tulang belakang manusia tidak lurus. Dilihat dari samping, susunan tulang
belakang membentuk beberapa lengkungan. Di bagian dada, tulang belakang membentuk
lengkungan cembung menghadap belakang. Di bagian pinggang, susunan tulang belakang
membentuk lengkungan cembung menghadap depan. Tiga kelainan tulang belakang yang
umum terjadi adalah lordosis, kifosis, dan skoliosis.

Diagnosis klinik adanya didapatkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan berupa pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan
pada kelainan bentuk tulang belakang meliputi pemeriksaan konvensional foto polos tulang
belakang dengan pengukuran kurva, CT scan dan MRI tergantung dari indikasinya.
Pemeriksaan konvensional masih merupakan pemeriksaan utama dan pemeriksaan pertama
yang harus dilakukan. Pemeriksaan CT scan dan MRI dilakukan untuk melengkapi
pemeriksaan konvensional untuk evaluasi yang lebih detil atau untuk melihat kelainan yang
tidak dapat dilihat pada pemeriksaan konvensional.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Anatomi Tulang Belakang


Tulang belakang manusia adalah pilar atau tiang yang berfungsi sebagai penyangga

tubuh dan melindungi medulla spinalis. Pilar itu terdiri atas 33 ruas tulang belakang yang
tersusun secara segmental yang terdiri atas 7 ruas tulang servikal (cervicalis), 12 ruas tulang
torakal (torakalis), 5 ruas tulang lumbal (lumbalis), 5 ruas tulang sakral yang menyatu
(sakral), dan 4 ruas tulang ekor (koksigeus).6

Gambar 1. Ruas ruas tulang belakang

Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena adanya
dua sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior. Pada pandangan dari
samping pilar tulang belakang membentuk lengkungan atau lordosis di daerah servikal,
torakal dan lumbal. Keseluruhan tulang belakang maupun masing-masing tulang belakang
berikut diskus intervertebralisnya bukanlah merupakan satu struktur yang mampu melenting,
melainkan satu kesatuan yang kokoh dengan diskus yang memungkinkan gerakan antar
korpus ruas tulang belakang.6
Lingkup gerak sendi pada tulang belakang servikal adalah yang terbesar. Tulang
belakang torakal berlingkup gerak sedikit karena adanya tulang rusuk yang membentuk
toraks, sedangkan tulang belakang lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar
dari torakal tetapi makin ke bawah lingkup geraknya makin kecil.6

Tulang belakang servikalis yang tipikal mempunyai ciri sebagai berikut :

1. Processus transversus mempunyai foramen transversum untuk tempat lewatnya arteri


vertebralis dan vena vertebralis.

2. Spina kecil dan bifida.

3. Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi.

4. Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga.


Gambar 2. Tulang Belakang
Servikalis
5. Processus articularis superior mempunyai fascies yang menghadap ke belakang dan atas;
procesus articularis inferior mempunyai fascies yang menghadap ke bawah dan depan.6

Vertebra thorakalis yang tipikal mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Corpus berukuran besar dan berbentuk jantung.

2. Foramen vertebrale kecil dan bulat.

3. Processus spinosus panjang dan miring ke bawah.


4. Fovea costalis terdapat pada sisi-sisi corpus untuk bersendi dengan capitulum costae.

5. Fovea costalis terdapat pada processus transversalis untuk bersendi dengan tuberculum
costae.

6. Processus articularis superior mempunyai fascies yang menghadap ke belakang dan lateral,
sedangkan fascies pada procesus articularis inferior menghadap ke depan dan medial.6

Gambar 3. Tulang Belakang Thorakalis


Tulang belakang lumbalis yang tipikal mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Corpus besar dan berbentuk ginjal.

2. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.

3. Lamina tebal.

4. Foramina vertebrale berbentuk segitiga.

5. Processus transversum panjang dan langsing.

Gambar 4. Tulang Beakang Lumbalis

6. Processus spinosus pendek, rata, berbentuk segiempat, dan mengarah ke belakang.

7. Fascies articularis processus articularis superior menghadap ke medial dan yang inferior
menghadap ke lateral.6
Ruas ruas tulang belakang terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari segmen
anterior dan posterior.
a. Segmen anterior, sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga badan.
Segmen ini meliputi korpus vertebrata dan diskus intervebralis yang diperkuat oleh
ligamentum longitudinale anterior di bagian depan dan limentum longitudinale posterior di
bagian belakang.
b. Segmen posterior, dibentuk oleh arkus, prosesus transverses dan prosesus spinosus. Satu
dengan lainnya dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat oleh ligament serta otot.6

Setiap ruas tulang belakang terdiri atas korpus di depan dan arkus neuralis di
belakang yang di situ terdapat sepasang pedikel kanan dan kiri, sepasang lamina, dua pedikel,
satu prosesus spinosus, serta dua prosesus transversus. Beberapa ruas tulang belakang
mempunyai bentuk khusus, misalnya tulang servikal pertama yang disebut atlas dan ruas
servikal kedua yang disebut odontoid.6
Kanalis spinalis terbentuk antara korpus di bagian depan dan arkus neuralis di
bagian belakang.Kanalis spinalis ini di daerah servikal berbentuk segitiga dan lebar,
sedangkan di daerah torakal berbentuk bulat dan kecil. Bagian lain yang menyokong
kekompakan ruas tulang belakang adalah komponen jaringan lunak yaitu ligamentum
longitudinal anterior, ligamentum longitudinal posterior, ligamentum flavum, ligamentum
interspinosus, dan ligamentum supraspinosus.6

Gambar 5. Perbedaan Ruas Ruas Tulang Belakang

Stabilitas tulang belakang disusun oleh dua komponen, yaitu komponen tulang dan
komponen jaringan lunak yang membentuk satu struktur dengan tiga pilar. Pertama yaitu satu
tiang atau kolom di depan yang terdiri atas korpus serta diskus intervertebralis. Kedua dan
ketiga yaitu kolom di belakang kanan dan kiri yang terdiri atas rangkaian sendi
intervertebralis lateralis. Secara keseluruhan tulang belakang dapat diumpamakan sebagai
satu gedung bertingkat dengan tiga tiang utama, satu kolom di depan dan dua kolom di
samping belakang, dengan lantai yang terdiri atas lamina kanan dan kiri, pedikel, prosesus
transversus dan prosesus spinosus.6

B. Kelainan Bentuk Tulang Belakang


Kelainan bentuk tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang
belakang sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang.
Kelainan tulang belakang, yaitu :
1). Skoliosis
2). Lordosis
3). Kifosis

Gambar 6. Kelainan Bentuk Tulang Belakang

a. Skoliosis
Definisi
Skoliosis merupakan kelainan kelainan pada rangka tubuh berupa kelengkungan
tulang belakang, dimana terjadi pembengkokan tulang belakang kearah samping kiri atau
kanan atau kelainan tulang belakang pada bentuk C atau S.Tulang belakang melengkung ke
lateral (berbentuk S), yang dapat terjadi pada segmen servika l(leher), torakal (dada), maupun
lumbal (pinggang).8

Gambar 7. Tipe Tipe Skoliosis

Penyebab
1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam
pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu.
2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau
kelumpuhan akibat penyakit misalnya polio.
3. Skoliosis bisa disebabkan oleh kebiasaan posisi duduk yang salah. 8
Gejala berupa :
-

Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping

Bahu / pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya

Nyeri punggung

Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama.8

Di bawah ini adalah efek skoliosis terhadap paru dan jantung meliputi :

Efek Mild skoliosis (kurang dari 20o tidak begitu serius, tidak memerlukan
tindakan dan hanya dilakukan monitoring)

Efek Moderate skoliosis (antara 25 40o ), tidaklah begitu jelas , namun suatu
study terlihat tidak ada gangguan, namun baru ada keluhan kalau dilakukan
exercise.

Efek Severe skoliosis (> 400 ) dapat menimbulkan penekanan pada paru,
pernafasan yang tertekan, dan penurunan level oksigen, dimana kapasitas paru
dapat berkurang sampai 80%. Pada keadaan ini juga dapat terjadi gangguan
terhadap fungsi jantung.

Efek Very Severe skoliosis (Over 1000 ). Pada keadaan ini dapat terjadi
trauma pada pada paru dan jantung, osteopenia and osteoporosis.8

b. Lordosis
Definisi
Lordosis adalah kondisi di mana lumbal spinalis (tulang belakang tepat di atas
bokong) melengkung kedalam. Tulang belakang yang normal dilihat dari belakang akan
tampak lurus. Lain halnya pada tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok
terutama di punggung bagian bawah. Sedikit kelengkungan lordotik adalah normal. Terlalu
banyak kelengkungan lordotik disebut lordosis. Penyebab lordosis adalah posisi duduk,

kebiasaan tubuh yang salah, serta bawaan sejak lahir. Lordosis juga menyebabkan
ketegangan pada otot tulang punggung. Penderita lordosis akan sering mengalami sakit
pinggang, distrofi otot,dysplasia pinggul, serta gangguan neuromuscular.9

Gambar 8. Lordosis
Penyebab

Umumnya lordosis idiopatik terjadi pada anak-anak. Hal ini disebut benign juvenile
lordosis. Namun, lordosis dapat terkena pada umur berapapun. Penyebab lainnya adalah :

- Obesitas
- Osteoporosis
- Discitis (peradangan pada diskus spinal vertebra)
- Postur tubuh yang buruk
- Spondylolisthesis
- Achondroplasia 9

c. Kifosis
Definisi
Kifosis adalah gangguan tulang belakang progresif di mana punggung atas
menunjukkan sebuah kelengkungan ke depan abnormal, mengakibatkan kelainan tulang
yang kadang kdang digambarkan sebagai bungkuk. Kifosis terdiagnosis jika kurvanya

lebih dari 50 derajat, menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS).


Mayo Clinic memberikan batas lebih rendah untuk diagnosis kifosis yaitu kelengkungan
40 derajat atau lebih. Pada remaja, penyebab paling umum dari kifosis adalah penyakit
sheurmann. Pada orang tua, penyebab paling umum kifosis adalah degenerasi diskus
vertebralis.10

Gambar 9. Perbedaan tulang belakang yang normal dengan kifosis

Penyebab Kifosis
Penyebab kyphosis tergantung pada jenis kifosisnya.
1. Jenis kyphosis pada anak-anak dan remaja, jenis yang paling umum termasuk :
a. Jenis Postural kyphosis. Jenis ini terutama menjadi jelas pada masa remaja.
Permulaan umumnya lambat.
Ini lebih sering terjadi pada anak perempuan.
Biasa disebut bungkuk udang.
Postur tubuh yang buruk atau membungkuk dapat menyebabkan
peregangan pada ligamen tulang belakang dan pembentukan abnormal dari
tulang tulang belakang (vertebrae).
Kyphosis postural sering disertai dengan kurva ke dalam berlebihan
(hyperlordosis) di tulang belakang (lumbar) yang lebih rendah.
Hyperlordosis adalah cara kompensasi tubuh untuk kurva keluar berlebihan
pada tulang belakang bagian atas.
Sepertiga dari kasus-kasus yang parah hyperkyphosis sebagian besar patah
tulang belakang.10

BAB III
Gambaran Radiologi pada Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Pemeriksaan kelainan tulang belakang untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang
belakang dan deformitas yang tejadi pada bentuk tulang belakang agar dapat dilakukan terapi
untuk merubah bentuk tulang belakang yang normal kembali.1,

1. Skoliosis

Gambar 10. Struktural dan nonstruktural kelengkungan pada skoliosis

Pada gambar a merupakan posisi AP berdiri tegak pada radiografi yang terlihat
dextroscoliosis pada upper thoracic level (segmen spinal antara garis putus-putus ; sudut
Cobb 58,8o) dan levoskoliosis pada level thorakolumbal (segmen spinal antara garis yang
tidak putus-putus; sudut Cobb, 32,6o).8,2
Pada gambar b merupakan posisi membungkuk ke kanan yang memperlihatkan sudut
Cobb adalah 32o (>25o) dengan kelengkungan ke arah kanan pada upper thoracic level,
mengindikasikan merupakan kelengkungan yang struktural.8,3
Pada gambar c merupakan posisi membungkuk ke kiri memperlihatkan sudut Cobb
o

15 (<25o) dengan kelengkungan ke arah kiri pada level thorakolumbal mengindikasikan


merupakan kelengkungan yang nonstruktural.8

Gambar 11 . Jenis Jenis Foto Polos Vertebra pada Skoliosis

2. Lordosis
Tampak gambaran melengkung ke anterior

Gambar 12. Pengukuran dengan Cobbs

Gambar 13. Foto lateral pada lordosis dengan kurva 69

Gambar 14. Lordosis

3. Kifosis
Penilaian radiografi untuk kifosis meliputi radiografi berdiri PA dan lateral seluruh
spinal. (Gambar 26) memperlihatkan (1) penyempitan sela diskus, (2) kehilangan tinggi
anterior normal vertebra yang terkena, menimbulkan penjepitan 5 derajat atau lebih pada tiga
vertebra atau lebih; (3) bentuk corpus seperti baji, (4) Penebalan ligamentum.5,10

Gambar 15. Foto PA dan lateral pada kifosis

Gambar 16. Bentuk Corpus seperti Baji dan Penebalan ligamentum pada Kifosis

Gambar 18. Foto Polos Lateral Tulang Belakang


Gambaran radiologi Radiografi lateral tulang belakang thorakal menunjukkan kifosis dengan
kurva dari T3-T12 adalah 73

BAB IV
KESIMPULAN
Pemeriksaan radiologi pada tulang belakang memang sangat penting untuk
mendiagnosis kelainan bentuk pada tulang belakang. Karena tulang belakang atau kolumna
vertebra berlokasi di bagian sentral atau posterior dari tubuh. Merupakan bagian yang penting
dari tubuh dan memiliki banyak fungsi. Tulang belakang sangat diperlukan sebagai
pembentuk struktur tubuh, flexibilitas, menyokong dan pergerakan dari tubuh. Pergerakan
dengan melekat pada otot di bagian belakang, yang berada di bagian posterior tulang
iga.Tulang belakang juga berfungsi untuk menutupi dan melindungi sumsum tulang.
Pemeriksaan konvensional masih merupakan pemeriksaan utama dan pemeriksaan pertama
yang harus dilakukan.
Setiap pasien dengan kelainan bentuk tulang belakang dapat mengalami kelainan
seperti lengkungan tulang dada yang berlebihan mengakibatkan bongkok atau kifosis,
lengkung lumbal atau pinggang yang belebihan mengakibatkan lordosis, dan bengkoknya
ruas tulang punggung dan pinggang yang mengarah ke arah samping kiri atau kanan yang
disebut dengan Skoliosis.
Dengan keadaan seperti pasien sulit melakukan aktivitasnya sehari hari , oleh
karena itu perlu dilakukan pemeriksaan radiologis konvensional dengan kurva pada kelainan
bentuk tulang belakang untuk mengetahui keberatan kelengkungan tulang belakang pasien.
Supaya segera dilakukan terapi atau tindakan agar tulang belakang normal kembali.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasad, S. Radiologi Diagnostik. 2009. Ed 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.


2. Pettersson, H. A Global TextBook of Radiology. 1995. Vol I. Oslo: The NICER Institute.
3. Jong, W.D; Samsuhidayat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 3. Jakarta: EGC.
4. Sutton, D. Teksbook of Radiology and Imaging. 2003.Vol 11. Ed 7. China: Elsevier
5. Wahab, S. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. 2000. Ed 15. Jakarta : Balai Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
6. http://id.scribd.com/doc/135791449/Anatomi-Vertebra#download. Di unduh pada 5
desember 2014
7. http://id.scribd.com/doc/154758229/referat-skoliosis. Diunduh pada 5 desember 2014
8. Malfair,D.2010. Radiographic Evaluation of Scoliosis: Review. Di unduh dari :
http://www.ajronline.org/doi/full/10.2214/AJR.07.7145. 7/12/2014
9. Been,Ella.2014.Lumbar Lordosis.Di unduh dari :
http://www.thespinejournalonline.com/article/S1529-9430(13)01385-5/pdf. 7/12/2014
10. Soo,L,C.2001. Scheuermann kyphosis. Di unduh dari :
http://www.thespinejournalonline.com/article/S1529-9430(01)00168-1/pdf.
8/12/2014

You might also like