You are on page 1of 28

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap konstruksi yang dibangun dan didukung oleh tanah, misalnya
bangunan gedung, jembatan, bendungan terdiri dari dua bagian. Bagian ini adalah
bagian atas (super struktur) dan bagian bawah (sub struktur) yang berhubungan
langsung dengan tanah. Bagian bawah tersebut disebut pondasi yang berfungsi untuk
meneruskan reaksi terpusat dari kolom ataupun dari beban beban lateral dari suatu
dingding penahan tanah, ke tanah tanpa terjadinya penurunan tak sama pada sistem
strukturnya, juga tanpa terjadinya keruntuhan pada tanah.
Pemecahan

pemecahan

untuk

masalah

pondasi

pada

umumnya

menggunakan prinsip mekanika tanah dan mekanika teknik. Seorang perencana


harus memikirkan bagian bagian konstruksi yang mempengaruhi pemindahan
beban dari bagian atas ke bagian bawah sehingga stabilitas tanah dan deformasi yang
diperkirakan masih dapat ditolerir.
Dalam hal ini, pondasi merupakan konstruksi awal dalam suatu pekerjaan
konstruksi sipil yang perlu direncanakan dan dirancang sedemikian rupa untuk dapat
menopang konstruksi yang ada di atasnya dengan aman dan tahan lama. Apabila
pondasi yang dirancang tidak aman / tidak benar, maka kemungkinan besar akan ada
bagian dari struktur yang akan mengalami penurunan yang lebih besar, yang dapat
berdampak pada kerusakan struktur bangunan tersebut.
Oleh karena itu, dalam tugas desain rekayasa pondasi 1 ini akan dibahas
bagaimana merencanakan salah satu jenis pondasi (yaitu pondasi dangkal) serta
kapasitas dukung tanahnya, yang akan menopang suatu konstruksi yang di atasnya
(sebesar beban P) dengan aman.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari tugas desain ini adalah agar mahasiswa/i
mampu dan memahami bagaimana merencanakan salah satu jenis pondasi yaitu
pondasi dangkal (pondasi telapak) yang akan memikul suatu konstruksi bangunan.
Tugas desain ini juga merupakan salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah

Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

rekayasa pondasi 1, untuk Program studi Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik,
Universitas Riau.

1.3 Batasan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan desain ini yaitu cara dan
langkah langkah dalam suatu perencanaan pondasi dangkal yaitu pondasi telapak.
Adapun data-data yang diperoleh untuk perencanaan yaitu data parameter tanah yaitu
hasil uji laboratorium, serta besarnya beban yang akan dipikul oleh pondasi.
Perencanaan pondasi dangkal ini meliputi, dimensi optimal pondasi,
penulangan, serta penurunan yang akan terjadi pada pondasi. Dalam penyelesaian
tugas ini, akan menggunakan metode analisi Terzaghi, dan sumber sumber lainnya
yang berhubungan dengan penulangan dan penurunan tanah.

Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Macam Macam Tipe Pondasi
Pondasi adalah begian terendah dari bangunan yang meneruskan beban
bangunan ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi
pondasi, yaitu:
1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal didefenisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya
langsung, digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar
seperti:
Pondasi Pasang Batu Kali Menerus (Pondasi Memanjang)
Pondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai (terutama rumahrumah di perumahan) di Indonesia. Pondasi ini dipasang menerus sepanjang
dinding bangunan untuk mendukung dinding serta kolom-kolom berdekatan.
Pondasi Telapak / Footplat
Pondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki seperti ini.Pondasi ini setempat,
gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah satu lantai maupun dua
lantai. Jadi, pondasi ini diletakkan tepat pada kolom bangunan.Pondasi ini
terbuat dari beton bertulang. Dasar pondasi telapak bisa berbentuk persegi
panjang atau persegi.
Pondasi Rakit
Bila di kedalaman dangkal ditemui tanah yang lunak untuk diletakkan pondasi,
maka solusinya bisa menggunakan pondasi rakit. Pondasi rakit bisa digunakan
untuk mendukung bangunan yang terletak di tanah lunak. Selain itu, pondasi
ini juga berguna untuk mendukung kolom-kolom yang jaraknya terlalu
berdekatan tidak mungkin untuk dipasangi telapak satu per satu, solusinya
yakni dijadikan satu kekakuan.

2. Pondasi Dalam
Pondasi Dalam adalah pondasi yang membutuhkan pengeboran dalam karena
lapisan tanah yang baik ada di kedalaman, biasanya digunakan oleh bangunan
Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

besar, jembatan, struktur lepas pantai, dan sebagainya. Pondasi ini digunakan
untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di
bagian atas tanah yang tidak memiliki daya dukung dan ketika penggunaan
pondasi

dalam

hanya

akan

menyebabkan

kerusakan

struktur

dan

ketidakstabilan, dan digunakan dengan kedalaman lebih dari 2 meter dan biasa
digunakan pada bangunan bertingkat lebih dari dua atau karena lapisan tanah
keras terlalu dalam.
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Sumuran
Dinding Penahan Tanah
Tipe tipe pondasi ini akan dibahas pada matakuliah Rekayasa Pondasi 2.

Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

2.2 Daya Dukung Tanah


Kapasitas/daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kekuatan tanah untuk
menahan suatu beban yang bekerja padanya yang biasanya disalurkan melalui
pondasi. Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu = qult = ultimate bearing capacity)
adalah tekanan maksimum yang dapat diterima oleh tanah akibat beban yang bekerja
tanpa menimbulkan kelongsoran geser pada tanah pendukung tepat di bawah dan
sekeliling pondasi.
Nilai daya dukung tanah sementara yang menjadi qestimasi bisa diperoleh dari
hasil uji laboratorium seperti UCS (Unconfined Compression Strength) maupun
Triaxial Compression Test yang akan memberikan besaran nilai qu , c, dan (sudut
geser) dari suatu tanah. Dimana nilai c adalah sebesar setengah dari qu (c=qu/2).
Berdasarkan sudut geser yang diperoleh, jenis tanah bisa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok beserta daya dukung estimasinya, (seperti pada Tabel 2.1, dan
Tabel 2.2)
Tabel 2.1 Harga-harga umum dari sudut geser internal, kondisi drained
Tipe Tanah

(deg)

Pasir: Butir Bulat


Renggang/lepas

27-30

Menengah

30-35

Padat

35-38

Pasir: Butiran Bersudut


Renggang/lepas

30-35

Menengah

35-40

Padat

40-45

Kerikil Bercampur Pasir

26-35

Lanau

26-35

Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Tabel 2.2 Estimasi daya dukung aman berbagai jenis tanah

Macam tanah

Daya dukung
aman
(kg/cm2)

(a) Tanah - tanah granuler


Kerikil padat/pasir bercampur
kerikil padat

>6,0

Kerikil kepadatan sedang/pasir


berkerikil kepadatan sedang

26

Kerikil tak padat/pasir berkerikil


tak padat

<2

Pasir padat

>3

Pasir kepadatan sedang

13

Pasir tak padat


(b) Tanah-tanah kohesif
Lempung keras

<1

Lempung pasir dan lempung


kaku

36
24

Lempung agak kaku

0,5 1

Lempung sangat lunak dan lanau

< 0,75

Keterangan

Lebar B>1 m.
kedalaman muka
air tanah > B
dari dasar
pondasi

Sangat
dipengaruhi oleh
konsolidasi
jangka panjang

Konsep perhitungan daya dukung batas tanah dan bentuk keruntuhan geser
dalam tanah dapat dilihat dalam model pondasi menerus dengan lebar (B) yang
diletakkan pada permukaan lapisan tanah pasir padat (tanah yang kaku) seperti pada
Gambar 2.2a. Apabila beban terbagi rata (q) tersebut ditambah, maka penurunan
pondasi akan bertambah pula. Bila besar beban terbagi rata q = qu (qu = daya dukung
tanah batas) telah dicapai, maka keruntuhan daya dukung akan terjadi, yang berarti
pondasi akan mengalami penurunan yang sangat besar tanpa penambahan beban q
lebih lanjut seperti Gambar 2.2b. Hubungan antara beban dan penurunan
ditunjukkan pada kurva I pada Gambar 2.2b. Untuk keadaan ini, qu didefinisikan
sebagai daya dukung batas dari tanah.

Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Gambar 2.2 Daya dukung batas tanah untuk kondisi dangkal.


(a) Model pondasi
(b) Grafik hubungan antara beban dan penurunan
Terdapat 3 kemungkinan pola keruntuhan kapasitas dukung tanah, yaitu :
1. Keruntuhan geser umum (General Shear Failure), Gambar 2.3.
1) Kondisi kesetimbangan plastis terjadi penuh diatas failure plane
2) Muka tanah di sekitarnya mengembang (naik)
3) Keruntuhan terjadi di satu sisi sehingga pondasi miring
4) Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas rendah (padat dan kaku)
5) Kapasitas dukung batas (qu) bisa diamati dengan baik.

Gambar 2.3. Pola keruntuhan geser umum (General Shear Failure).

Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

2. Keruntuhan geser setempat (Local Shear Failure), Gambar 2.4.


1) Muka tanah disekitar pondasi tidak terlalu mengembang, karena dorongan
kebawah dasar pondasi lebih besar
2) Kondisi kesetimbangan plastis hanya terjadi pada sebagian tanah saja
3) Miring yang terjadi pada pondasi tidak terlalu besar terjadi
4) Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi yang ditunjukkan dengan
penurunan yang relatif besar
5) Kapasitas dukung batas (qu) sulit dipastikan sulit dianalisis, hanya bisa
diamati penurunannya saja

Gambar 2.4. Pola keruntuhan geser setempat (Local Shear Failure).


3. Keruntuhan geser baji/penetrasi (Punching Shear Failure), Gambar 2.5.
1) Terjadi desakan di bawah dasar pondasi disertai pergeseran arah vertikal
sepanjang tepi
2) Tidak terjadi kemiringan pondasi dan pengangkatan di permukaan tanah
3) Penurunan yang terjadi cukup besar
4) Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi dan kompresibilitas rendah
jika kedalaman pondasi agak dalam

Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Gambar 2.5. Pola Keruntuhan geser baji (Punching Shear Failure)

2.3 Kapasitas Daya Dukung Menurut Terzaghi


Analisis kapasitas dukung didasarkan kondisi general shear failure, yang
dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan-anggapan sebagai berikut:
Tahanan geser yang melewati bidang horisontal di bawah pondasi diabaikan
Tahanan geser tersebut digantikan oleh beban sebesar q = . Df
Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi tiga bagian
Tanah adalah material yang homogen, isotropis dengan kekuatan gesernya yang
mengikuti hukum Coulumb.
= c + . tan

(1.1)

dimana :
= tegangan geser
c = kohesi tanah
= tegangan normal
= sudut geser dalam tanah
Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi
Raja Parulian Purba (1207113668)

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Analisa distribusi tegangan di bawah dasar pondasi menurut teori Terzaghi


seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6, dimana bidang keruntuhan dibagi menjadi 3
(tiga) zona keruntuhan yaitu:

Gambar 2.6 Analisa distribusi tegangan di bawah pondasi menurut teori


Terzaghi (1943)
Zona I
Bagian ACD adalah bagian yang tertekan ke bawah dan menghasilkan suatu
keseimbangan plastis dalam bentuk zona segitiga di bawah pondasi dengan sudut
ACD = CAD = = 45o + /2. Gerakan bagian tanah ACD ke bawah mendorong
tanah disampingnya ke samping.
Zona II
Bagian ADF dan CDE disebut radial shear zone (daerah geser radial) dengan
curve DE dan DF yang bekerja pada busur spiral logaritma dengan pusat ujung
pondasi.
Zona III
Bagian AFH dan CEG dinamakan zona pasif Rankine dimana bidang
tegangannya merupakan bidang longsor yang mengakibatkan bidang geser di atas
bidang horisontal tidak ada dan digantikan dengan beban sebesar q = . Df

Terzaghi (1943), memberikan beberapa rumus sesuai dengan bentuk geometri


pondasi tersebut. Rumus-rumus yang dimaksud antara lain:
Raja Parulian Purba (1207113668)

10

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Untuk tanah dengan keruntuhan geser umum (general shear failure)


1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc + Df Nq + 1/2 B N

(1.2)

2. Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R


qu = 1,3 c Nc + Df Nq + 0,6 R N

(1.3)

3. Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B


qu = 1,3 c Nc + Df Nq + 0,4 B N

(1.4)

4. Kapasitas daya dukung pondasi segi empat (B x L)


qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) + Df Nq + 1/2 B N (1-0,2 . B/L)

(1.5)

dimana:
qu = daya dukung maksimum
c

= kohesi tanah

= berat isi tanah

= lebar pondasi (= diameter untuk pondasi lingkaran )

= panjang pondasi

Df = kedalaman pondasi
Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan
memakai Tabel 2.3 atau Gambar 2.7 atau

dengan memakai rumus-rumus

sebagai berikut:

e 2(3/4/2)tan

N c cot
1 cot (N q 1)


2
2cos 4 2

Raja Parulian Purba (1207113668)

(1.6)

11

Desain Rekayasa Pondasi 1


e 2(3/4 /2)tan
Nq

2cos 2 45
2

1 K py
1 tan
2 cos2

2014

(1.7)

(1.8)

Kpy = koefisien tekanan tanah pasif

Untuk tanah dengan keruntuhan geser setempat (local shear failure)


Untuk harga c diganti c = 2/3 c dan harga diganti = tan-1 (2/3 tan ). Dari
nilai c dan didapatkan faktor-faktor daya dukung untuk kondisi keruntuhan
lokal: Nc; Nq; N (Table 2.4 atau Gambar 2.7).
1. Kapasitas daya dukung pondasi menerus dengan lebar B
qu = c Nc + Df Nq + 1/2 B . N

(1.9)

2. Kapasitas daya dukung pondasi lingkaran dengan jari-jari R


qu = 1,3 c Nc + Df Nq + 0,6 R N

(1.10)

3. Kapasitas daya dukung pondasi bujur sangkar dengan sisi B


qu = 1,3 c Nc + Df Nq + 0,4 B N

(1.11)

4. Kapasitas daya dukung pondasi persegi empat (BxL)


qu = c Nc (1 + 0,3 B/L) + Df Nq + 1/2 B Ny (1-0,2.BL)

Raja Parulian Purba (1207113668)

(1.12)

12

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Tabel 2.3 Faktor Daya Dukung Terzaghi untuk Kondisi Keruntuhan Geser Umum
(general shear failure)

Nc

Nq

Nc

Nq

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

5,70
6,00
6,30
6,62
6,97
7,34
7,73
8,15
8,60
9,09
9,61
10,16
10,76
11,41
12,11
12,86
13,68
14,60
15,12
16,56
17,69
18,92
20,27
21,75
23,36
25,13

1,00
1,10
1,22
1,35
1,49
1,64
1,81
2,00
2,21
2,44
2,69
2,98
3,29
3,63
4,02
4,45
4,92
5,45
6,04
6,70
7,44
8,26
9,19
10,23
11,40
12,72

0,00
0,01
0,04
0,06
0,10
0,14
0,20
0,27
0,35
0,44
0,56
0,69
0,85
1,04
1,26
1,52
1,82
2,18
2,59
3,07
3,64
4,31
5,09
6,00
7,08
8,34

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

27,09
29,24
31,61
34,24
37,16
40,41
44,04
48,09
52,64
57,75
63,53
70,01
77,50
85,97
95,66
106,81
119,67
134,58
151,95
172,28
196,22
224,55
258,28
298,71
347,50

14,21
15,90
17,81
19,98
22,46
25,28
28,52
32,23
36,50
41,44
47,16
53,80
61,55
70,61
81,27
93,85
108,75
126,50
147,74
173,28
204,19
241,80
287,85
344,63
415,14

9,84
11,60
13,70
16,18
19,13
22,65
26,87
31,94
38,04
45,41
54,36
65,27
78,61
95,03
115,31
140,51
171,99
211,56
261,60
325,34
407,11
512,84
650,67
831,99
1072,80

* Kumbhojkar (1993)

Raja Parulian Purba (1207113668)

13

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Tabel 2.4 Faktor-faktor daya dukung Terzaghi modifikasi untuk kondisi keruntuhan
geser setempat (locall shear failure)

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Nc

Nq

5,70
1,00
5,90
1,07
6,10
1,14
6,30
1,2
6,51
1,30
6,74
1,39
6,97
1,49
7,22
1,59
7,47
1,70
7,74
1,82
8,02
1,94
8,32
2,08
8,63
2,22
8,96
2,38
9,31
2,55
9,67
2,73
10,06
2,92
10,47
3,13
10,90
3,36
11,36
3,61
11,85
3,88
12,37
4,17
12,92
4,48
13,51
4,82
14,14
5,20
14,80
5,60
* Kumbhojkar (1993)

Nc

Nq

0,00
0,005
0,02
0,04
0,055
0,074
0,10
0,128
0,16
0,20
0,24
0,30
0,35
0,42
0,48
0,57
0,67
0,76
0,88
1,03
1,12
1,35
1,55
1,74
1,97
2.25

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

15,53
16,30
17,13
18,03
18,99
20,03
21,16
22,39
23,72
25,18
26,77
28,51
30,43
32,53
34,87
37,45
40,33
43,54
47,13
51,17
55,73
60,91
66,80
73,55
81,31

6,05
6,54
7,07
7,66
8,31
9,03
9,82
10,69
11,67
12,75
13,97
15,32
16,85
18,56
20,50
22,70
25,21
28,06
31,34
35,11
39,48
44,54
50,46
57,41
65,60

2,59
2,88
3,29
3,76
4,39
4,83
5,51
6,32
7,22
8,35
9,41
10,90
12,75
14,71
17,22
19,75
22,50
26,25
30,40
36,00
41,70
49,30
59,25
71,45
85,75

Gambar 2.7 Grafik Faktor Daya Dukung Terzaghi

Raja Parulian Purba (1207113668)

14

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

2.4 Pengaruh Permukaan Air Tanah Terhadap Kapasitas Dukung


Terdapat tiga keadaan pengaruh muka air tanah (ground water table) terhadap
kapasitas dukung, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.8. Perubahan kapasitas dukung adanya beda tinggi muka air
tanah
a. Kasus I : jika letak muka air tanah, 0 < D1 Df :
q = D1. + D2(sat - w) dan
nilai dibawah pondasi menjadi : = sat w

(1.13)

b. Kasus II : jika letak muka air tanah, 0 < d B :


q = .Df dan nilai dibawah pondasi menjadi :

d
( )
B

(1.14)

c. Kasus III : jika letak muka air tanah, d B :


Muka air tanah tidak berpengaruh terhadap kapasitas dukung tanah.

2.5 Eksentrisitas pada Pondasi


Pembebanan yang tidak sentris pada pondasi bisa terjadi apabila beban vertikal
yang bekerja mempunyai eksentrisitas terhadap titik pusat pondasi atau jika pondasi
menerima momen selain beban vertikal. Adapun dalam perhitungan, Meyerhof
(1953) menggolongkan pengaruh eksentristas beban terhadap kapasitas dukung
pondasi segi empat menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu seperti Gambar 2.9.

Raja Parulian Purba (1207113668)

15

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

a. Eksentrisitas satu arah (Gambar 9a.)


b. Eksentrisitas dua arah (Gambar 9b.)
c. Eksentrisitas dua arah yang disederhanakan (Gambar 9c.).

Gambar 2.9. Pengaruh eksentrisitas pada kapasitas dukung pondasi


segi empat dengan beban vertikal (Meyerhof, 1953)

a. Eksentrisitas satu arah


Pada Gambar 2.10 terlihat pengaruh eksentrisitas beban satu arah pada
pondasi segiempat terhadap distribusi tekanan tanah dan dimensi efektif pondasi.
b. Eksentrisitas dua arah
Keadaan sebuah pondasi yang mengalami beban P dan sebuah momen (M)
seperti pada Gambar 1.11a. dan Gambar 1.11b. Sedangkan pondasi yang
mengalami pembebanan P dan momen dua arah (Mx dan My) seperti pada Gambar
1.11c. Ekivalen dari dua momen tersebut membentuk dua eksentrisitas (x = eB = ex
dan y = eL = ey) seperti pada Gambar 1.11.

Raja Parulian Purba (1207113668)

16

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Jika beban eksentris dua arah (eB dan eL) maka lebar efektif pondasi (B)
ditentukan sedemikian rupa sehingga resultan beban terletak di pusat berat luas
efektifnya (A) dengan L adalah sisi terpanjang pada luas efektif tersebut.
Sehingga qmax,min yang terjadi pada pondasi yaitu:
(1.15)

Gambar 2.10. Detail pengaruh eksentrisitas beban satu arah pada pondasi
segi empat

Raja Parulian Purba (1207113668)

17

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Gambar 1.11 Analisis momen satu arah dan dua arah dari pondasi dangkal

2.6 Faktor Keamanan pada Pondasi Dangkal


Besarnya kapasitas dukung ijin kotor (qijin = qall = gross allowable loadbearing capacity) adalah :
q ijin

qu
SF

(1.16)

Sedangkan penambahan tegangan di bawah tanah netto (qijin(net)) = beban dari


bangunan atas (superstructure) per satuan luas pada pondasi dinyatakan dalam :
q ij in(net)

q u(net)
SF

q u po
SF

(1.17)

keterangan :
qu

= kapasitas dukung batas kotor (gross ultimate bearing capacity)

qu(net) = kapasitas dukung batas netto (net ultimate bearing capacity)


po
SF

= tekanan overburden = .Df


= faktor keamanan (factor of safety) umumnya minimal bernilai = 3

Raja Parulian Purba (1207113668)

18

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

BAB III
PERHITUNGAN
3.1 Data Soal

Data Pondasi

Tanah Lapis 1

Tanah Lapis 2

tf

h1 = 2 m

h2 = 2 m

Df = 2.5 m

= 18 kn/m3

= 18 kn/m3

= 400

= 320

c1 = 0 kn/m2

c2

= 40 kn/m2

= 0.5 m

= 300 KN

My = 40 KN.m
Mx = 0 KN.m
q

= 15 KN/m2

Raja Parulian Purba (1207113668)

19

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Asumsi:
Dimensi dimensi kolom penyalur beban ke pondasi = 0,5m 0,5m
Pondasi direncanakan dengan FS= 4 untuk keamanan pondasi.

Tinggi H2 dalam Df pondasi

Catatan: Dalam kasus soal, Tanah yang menahan pondasi yaitu tanah 2 ( h1 < Df ).
Desain Perencanaan menggunakan analisis Terzaghi.

3.2 Pergitungan Dimensi Optimal B dan L


Hitung qestimasi (sebagai qa)
Kondisi tanah 2
2 = 320
c2 = 40 kn/m2
Berdasarkan sudut geser
2 = 320, tergolong tanah pasir renggang /tak padat (Tabel 2.1 dan 2.2)
Maka, qestimasi = qa < 100 KN/m2
Berdasarkan kohesi c (Uji UCS)

Sehingga, diambil qestimasi = qa = 90 KN/m2


3.1.1 Hitung Dimensi berdasarkan qestimasi
Asumsi: B = 1,25 L

Raja Parulian Purba (1207113668)

20

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

Pembulatan dimensi yang akan digunakan:

Nilai A berdasarkan dimensi rencana


(

** B > L karena My yang bekerja akan menyebabkan eksentrisitas, sehingga


direncakan ex yang terjadi terhadap bentang yang panjang, juga berfungsi
dalam penulangan, dimana pada B sebagai acuan dalam desain tulangan
(karena memungkinkan terjadinya lendutan yang besar)

3.1.2 Hitung qnetto (daya dukung aman tanah) berdasarkan dimensi rencana

3.1.3 Cek kontrol (qizin > qn)


a. Hitung q(ult) yang terjadi pada pondasi
(

Raja Parulian Purba (1207113668)

21

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

qu (persegi panjang)
(

- Desain terhadap keruntuhan geser umum


2 = 320 , nilai Nc = 44,04
Nq = 28,52
N = 26,87
(

)
(

)
(

qu (segitiga)
karena segitiga nya merupakan segitiga sama kaki, maka:

Raja Parulian Purba (1207113668)

22

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

qu (segitiga) = x qu (persegi)
(

) ......... B = 0,5 m

)
(

sehingga, qult yang terjadi pada persegi:


(

b. Hitung q(ult)netto
(

c. Hitung qizin pada pondasi


(

d. Kontrol qizin > qn


........... Ok!
Tanah Aman menahan Pondasi, hal ini dikarenakan kapasitas dukung
tanah q(un) lebih besar dari qn, sehingga dengan faktor aman (FS) sama
dengan 4, menghasilkan qizin yang besar juga.
3.1.4 Cek kontrol (qizin > qmax,min)

a. Menghitung Titik Pusat Pondasi (Xo,Yo)

Raja Parulian Purba (1207113668)

23

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

- Luasan bagian bagian Pondasi

(dari titik 0,0)

(dari titik 0,0)

b. Menghitung Inersia (Ixo , Iyo)

Raja Parulian Purba (1207113668)

24

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

- Ix dan Iy masing-masing bagian pondasi


Persegi Panjang 1

Persegi Panjang 2

)
)

Segitiga

c. Menghitung qmax,min
Sehingga:

Raja Parulian Purba (1207113668)

25

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

d. Kontrol qizin > qmax


........... Ok!
Tanah aman menahan qmax yang diberikan oleh pondasi.
3.1.5 Cek kontrol eksentrisitas

= 0,05 m

Raja Parulian Purba (1207113668)

=0m

26

Desain Rekayasa Pondasi 1

2014

DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, Hary Christady, 1994, Analisi dan Perencanaan Pondasi 1, UGM Press,
Yogyakarta
Nugroho, Soewignjo A, 2013, Handout Rekayasa Pondasi 1, Teknik Sipil UR,
Pekanbaru
Das, Braja M, 1985, Principles Of Geothecnical Engineering (Terjemahan),
Erlangga, Surabaya
Badan Standar Nasional, 2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung (SNI 2847:2013), BSN, Jakarta
Macgregor, James G dan James K Wight, 1978, Reinforced Concrete Mechanic and
Design VI Edition, Pearson Education, USA

Raja Parulian Purba (1207113668)

27

Desain Rekayasa Pondasi 1

Raja Parulian Purba (1207113668)

2014

28

You might also like