Professional Documents
Culture Documents
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap konstruksi yang dibangun dan didukung oleh tanah, misalnya
bangunan gedung, jembatan, bendungan terdiri dari dua bagian. Bagian ini adalah
bagian atas (super struktur) dan bagian bawah (sub struktur) yang berhubungan
langsung dengan tanah. Bagian bawah tersebut disebut pondasi yang berfungsi untuk
meneruskan reaksi terpusat dari kolom ataupun dari beban beban lateral dari suatu
dingding penahan tanah, ke tanah tanpa terjadinya penurunan tak sama pada sistem
strukturnya, juga tanpa terjadinya keruntuhan pada tanah.
Pemecahan
pemecahan
untuk
masalah
pondasi
pada
umumnya
2014
rekayasa pondasi 1, untuk Program studi Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik,
Universitas Riau.
2014
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Macam Macam Tipe Pondasi
Pondasi adalah begian terendah dari bangunan yang meneruskan beban
bangunan ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi
pondasi, yaitu:
1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal didefenisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya
langsung, digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar
seperti:
Pondasi Pasang Batu Kali Menerus (Pondasi Memanjang)
Pondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai (terutama rumahrumah di perumahan) di Indonesia. Pondasi ini dipasang menerus sepanjang
dinding bangunan untuk mendukung dinding serta kolom-kolom berdekatan.
Pondasi Telapak / Footplat
Pondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki seperti ini.Pondasi ini setempat,
gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah satu lantai maupun dua
lantai. Jadi, pondasi ini diletakkan tepat pada kolom bangunan.Pondasi ini
terbuat dari beton bertulang. Dasar pondasi telapak bisa berbentuk persegi
panjang atau persegi.
Pondasi Rakit
Bila di kedalaman dangkal ditemui tanah yang lunak untuk diletakkan pondasi,
maka solusinya bisa menggunakan pondasi rakit. Pondasi rakit bisa digunakan
untuk mendukung bangunan yang terletak di tanah lunak. Selain itu, pondasi
ini juga berguna untuk mendukung kolom-kolom yang jaraknya terlalu
berdekatan tidak mungkin untuk dipasangi telapak satu per satu, solusinya
yakni dijadikan satu kekakuan.
2. Pondasi Dalam
Pondasi Dalam adalah pondasi yang membutuhkan pengeboran dalam karena
lapisan tanah yang baik ada di kedalaman, biasanya digunakan oleh bangunan
Raja Parulian Purba (1207113668)
2014
besar, jembatan, struktur lepas pantai, dan sebagainya. Pondasi ini digunakan
untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di
bagian atas tanah yang tidak memiliki daya dukung dan ketika penggunaan
pondasi
dalam
hanya
akan
menyebabkan
kerusakan
struktur
dan
ketidakstabilan, dan digunakan dengan kedalaman lebih dari 2 meter dan biasa
digunakan pada bangunan bertingkat lebih dari dua atau karena lapisan tanah
keras terlalu dalam.
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Sumuran
Dinding Penahan Tanah
Tipe tipe pondasi ini akan dibahas pada matakuliah Rekayasa Pondasi 2.
2014
(deg)
27-30
Menengah
30-35
Padat
35-38
30-35
Menengah
35-40
Padat
40-45
26-35
Lanau
26-35
2014
Macam tanah
Daya dukung
aman
(kg/cm2)
>6,0
26
<2
Pasir padat
>3
13
<1
36
24
0,5 1
< 0,75
Keterangan
Lebar B>1 m.
kedalaman muka
air tanah > B
dari dasar
pondasi
Sangat
dipengaruhi oleh
konsolidasi
jangka panjang
Konsep perhitungan daya dukung batas tanah dan bentuk keruntuhan geser
dalam tanah dapat dilihat dalam model pondasi menerus dengan lebar (B) yang
diletakkan pada permukaan lapisan tanah pasir padat (tanah yang kaku) seperti pada
Gambar 2.2a. Apabila beban terbagi rata (q) tersebut ditambah, maka penurunan
pondasi akan bertambah pula. Bila besar beban terbagi rata q = qu (qu = daya dukung
tanah batas) telah dicapai, maka keruntuhan daya dukung akan terjadi, yang berarti
pondasi akan mengalami penurunan yang sangat besar tanpa penambahan beban q
lebih lanjut seperti Gambar 2.2b. Hubungan antara beban dan penurunan
ditunjukkan pada kurva I pada Gambar 2.2b. Untuk keadaan ini, qu didefinisikan
sebagai daya dukung batas dari tanah.
2014
2014
2014
(1.1)
dimana :
= tegangan geser
c = kohesi tanah
= tegangan normal
= sudut geser dalam tanah
Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi
Raja Parulian Purba (1207113668)
2014
10
2014
(1.2)
(1.3)
(1.4)
(1.5)
dimana:
qu = daya dukung maksimum
c
= kohesi tanah
= panjang pondasi
Df = kedalaman pondasi
Nc; Nq; N adalah faktor daya dukung yang besarnya dapat ditentukan dengan
memakai Tabel 2.3 atau Gambar 2.7 atau
sebagai berikut:
e 2(3/4/2)tan
N c cot
1 cot (N q 1)
2
2cos 4 2
(1.6)
11
2cos 2 45
2
1 K py
1 tan
2 cos2
2014
(1.7)
(1.8)
(1.9)
(1.10)
(1.11)
(1.12)
12
2014
Tabel 2.3 Faktor Daya Dukung Terzaghi untuk Kondisi Keruntuhan Geser Umum
(general shear failure)
Nc
Nq
Nc
Nq
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
5,70
6,00
6,30
6,62
6,97
7,34
7,73
8,15
8,60
9,09
9,61
10,16
10,76
11,41
12,11
12,86
13,68
14,60
15,12
16,56
17,69
18,92
20,27
21,75
23,36
25,13
1,00
1,10
1,22
1,35
1,49
1,64
1,81
2,00
2,21
2,44
2,69
2,98
3,29
3,63
4,02
4,45
4,92
5,45
6,04
6,70
7,44
8,26
9,19
10,23
11,40
12,72
0,00
0,01
0,04
0,06
0,10
0,14
0,20
0,27
0,35
0,44
0,56
0,69
0,85
1,04
1,26
1,52
1,82
2,18
2,59
3,07
3,64
4,31
5,09
6,00
7,08
8,34
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
27,09
29,24
31,61
34,24
37,16
40,41
44,04
48,09
52,64
57,75
63,53
70,01
77,50
85,97
95,66
106,81
119,67
134,58
151,95
172,28
196,22
224,55
258,28
298,71
347,50
14,21
15,90
17,81
19,98
22,46
25,28
28,52
32,23
36,50
41,44
47,16
53,80
61,55
70,61
81,27
93,85
108,75
126,50
147,74
173,28
204,19
241,80
287,85
344,63
415,14
9,84
11,60
13,70
16,18
19,13
22,65
26,87
31,94
38,04
45,41
54,36
65,27
78,61
95,03
115,31
140,51
171,99
211,56
261,60
325,34
407,11
512,84
650,67
831,99
1072,80
* Kumbhojkar (1993)
13
2014
Tabel 2.4 Faktor-faktor daya dukung Terzaghi modifikasi untuk kondisi keruntuhan
geser setempat (locall shear failure)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Nc
Nq
5,70
1,00
5,90
1,07
6,10
1,14
6,30
1,2
6,51
1,30
6,74
1,39
6,97
1,49
7,22
1,59
7,47
1,70
7,74
1,82
8,02
1,94
8,32
2,08
8,63
2,22
8,96
2,38
9,31
2,55
9,67
2,73
10,06
2,92
10,47
3,13
10,90
3,36
11,36
3,61
11,85
3,88
12,37
4,17
12,92
4,48
13,51
4,82
14,14
5,20
14,80
5,60
* Kumbhojkar (1993)
Nc
Nq
0,00
0,005
0,02
0,04
0,055
0,074
0,10
0,128
0,16
0,20
0,24
0,30
0,35
0,42
0,48
0,57
0,67
0,76
0,88
1,03
1,12
1,35
1,55
1,74
1,97
2.25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
15,53
16,30
17,13
18,03
18,99
20,03
21,16
22,39
23,72
25,18
26,77
28,51
30,43
32,53
34,87
37,45
40,33
43,54
47,13
51,17
55,73
60,91
66,80
73,55
81,31
6,05
6,54
7,07
7,66
8,31
9,03
9,82
10,69
11,67
12,75
13,97
15,32
16,85
18,56
20,50
22,70
25,21
28,06
31,34
35,11
39,48
44,54
50,46
57,41
65,60
2,59
2,88
3,29
3,76
4,39
4,83
5,51
6,32
7,22
8,35
9,41
10,90
12,75
14,71
17,22
19,75
22,50
26,25
30,40
36,00
41,70
49,30
59,25
71,45
85,75
14
2014
Gambar 2.8. Perubahan kapasitas dukung adanya beda tinggi muka air
tanah
a. Kasus I : jika letak muka air tanah, 0 < D1 Df :
q = D1. + D2(sat - w) dan
nilai dibawah pondasi menjadi : = sat w
(1.13)
d
( )
B
(1.14)
15
2014
16
2014
Jika beban eksentris dua arah (eB dan eL) maka lebar efektif pondasi (B)
ditentukan sedemikian rupa sehingga resultan beban terletak di pusat berat luas
efektifnya (A) dengan L adalah sisi terpanjang pada luas efektif tersebut.
Sehingga qmax,min yang terjadi pada pondasi yaitu:
(1.15)
Gambar 2.10. Detail pengaruh eksentrisitas beban satu arah pada pondasi
segi empat
17
2014
Gambar 1.11 Analisis momen satu arah dan dua arah dari pondasi dangkal
qu
SF
(1.16)
q u(net)
SF
q u po
SF
(1.17)
keterangan :
qu
18
2014
BAB III
PERHITUNGAN
3.1 Data Soal
Data Pondasi
Tanah Lapis 1
Tanah Lapis 2
tf
h1 = 2 m
h2 = 2 m
Df = 2.5 m
= 18 kn/m3
= 18 kn/m3
= 400
= 320
c1 = 0 kn/m2
c2
= 40 kn/m2
= 0.5 m
= 300 KN
My = 40 KN.m
Mx = 0 KN.m
q
= 15 KN/m2
19
2014
Asumsi:
Dimensi dimensi kolom penyalur beban ke pondasi = 0,5m 0,5m
Pondasi direncanakan dengan FS= 4 untuk keamanan pondasi.
Catatan: Dalam kasus soal, Tanah yang menahan pondasi yaitu tanah 2 ( h1 < Df ).
Desain Perencanaan menggunakan analisis Terzaghi.
20
2014
3.1.2 Hitung qnetto (daya dukung aman tanah) berdasarkan dimensi rencana
21
2014
qu (persegi panjang)
(
)
(
)
(
qu (segitiga)
karena segitiga nya merupakan segitiga sama kaki, maka:
22
2014
qu (segitiga) = x qu (persegi)
(
) ......... B = 0,5 m
)
(
b. Hitung q(ult)netto
(
23
2014
24
2014
Persegi Panjang 2
)
)
Segitiga
c. Menghitung qmax,min
Sehingga:
25
2014
= 0,05 m
=0m
26
2014
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, Hary Christady, 1994, Analisi dan Perencanaan Pondasi 1, UGM Press,
Yogyakarta
Nugroho, Soewignjo A, 2013, Handout Rekayasa Pondasi 1, Teknik Sipil UR,
Pekanbaru
Das, Braja M, 1985, Principles Of Geothecnical Engineering (Terjemahan),
Erlangga, Surabaya
Badan Standar Nasional, 2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung (SNI 2847:2013), BSN, Jakarta
Macgregor, James G dan James K Wight, 1978, Reinforced Concrete Mechanic and
Design VI Edition, Pearson Education, USA
27
2014
28