Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
081001083
FK UISU
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Varices
2.1.1 Defenisi Varices
Varises (varus=bengkok) adalah pelebaran pebuluh balik (vena) yang
berkelok-kelok dan ditandai oleh katup didalamnya yang tidak berfungsi lagi. Bila
hanya melebar saja disebut venektasi.
Terdapat tiga jenis vena pada tungkai , yaitu :
1. Vena Tepi terletak dibawah kulit dan hanya dilindungi oleh jaringan
longgar dan kulit. Vena tepi yang utama adalah vena safena magna
(VSM) dan vena safena parva (VSP). Kedua vena ini berhubungan
dibeberapa tempat melalui vena vena kecil.
-
081001083
FK UISU
ke vena dalam. Bila katup ini tidak berfungsi maka aliran darah akan
terbalik sehingga tekanan vena tepi makin tinggi dan varises dengan
mudah akan terbentuk.
2.1.2 Etiologi
Varices dibedakan menjadi primer dan sekunder. Namun, penyebab varices vena
yang pasti belum diketahui. Penderita dianggap mempunyai kelemahan pada vena yang
bersifat herediter, sehingga terbentuk varices yang primer dan spontan. Varices sekunder
081001083
FK UISU
merupakan gejala sisa thrombosis vena profunda akibat dilatasi vena kolateral dan
kerusakan katup vena profunda.
Faktor penyokong lain :
1. Faktor keturunan
Varices biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya
berat badan. Ditunjukkan dengan terjadinya penyakit yang sama pada beberapa
anggota keluarga dan gambaran varices pada usia remaja, kemungkinan besar
disebabkan faktor keturunan.
2. Kehamilan
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang
menyebabkan kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai,
pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat.
3. Kurang gerak
Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah
vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
5. Obesitas
Hal ini dihubungkan dengan tekanan hidrostatik yang meningkat akibat peningkatan
volume darah serta kecenderungan jeleknya struktur penyangga vena.
081001083
FK UISU
6. Faktor usia
Pada usia lanjut insiden varices akan meningkat. Dinding vena menjadi lemah karena
lamina elastic menjadi tipis dan atrofik bersama dengan adanya degenerasi otot polos.
Disamping itu akan terdapat atrofi otot betis sehingga tonus otot menurun.
2.1.3 Patofisiologi
Penyebab varices primer adalah kelemahan struktural pada dinding pembuluh
darah yang diturunkan. Dilatasi dapat disertai gangguan katup vena, karena daun katup
tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varices primer cenderung terjadi pada
vena-vena permukaan karena kurangnya dukungan dari luar atau kurangnya resistensi
jaringan subkutan.
Varices sekunder disebabkan oleh gangguan patologi sistem vena dalam, yang
timbul kongenital atau didapat sejak lahir. Hal ini menyebabkan dilatasi vena-vena
permukaan, penghubung, atau kolateral. Misalnya, kerusakan katup vena pada system
vena dalam akan mengganggu aliran darah menuju jantung, resultan statis, dan
penimbunan darah menyebabkan hipertensi vena dalam. Jika katup vena penghubung
(penyambung) tidak berfungsi dengan baik, maka peningkatan tekanan sirkuit vena
dalam akan menyebabkan aliran balik darah ke dalam vena penghubung. Darah vena
akan dialirkan ke vena permukaan dari vena dalam. Hal ini merupakan faktor predisposisi
timbulnya varices sekunder pada vena-vena permukaan.
081001083
FK UISU
081001083
FK UISU
2. Varises retikular
Varises yang mengenai cabang v.saphena magna atau v.saphena parva yang
umumnya kecil dan berkelok-kelok, diameter 2-8 mm, warna biru-biru
kehijauan.
3. Varises kapiler
Merupakan vena subkutis yang tampak sebagai kelompok serabut halus dari
pembuluh darah, diameter 0,1 - 1 mm, warna merah atau sianotik (jarang).
Stadium Varises
Stadium
Gambaran Klinis
II
Pelebaran vena
III
IV
Derajat
Tanda
Pelebaran vena
II
III
Ulkus varikokum
081001083
FK UISU
Varises bisa terjadi tanpa gejala apapun, sebaliknya ada varises kecil yang
memberikan bermacam macam gejala. Gejala-gejala varises antara lain :
1. Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku,
panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan
menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
2. Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
3. Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider
navy).
4. Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya
aliran darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
5. Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.
6. Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak
urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varices
kronis.
7. Keluhan dari segi kosmetik.
081001083
FK UISU
Torniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta berjalanjalan berkeliling. Bila vena-vena tungkai juga melebar, berarti ada
obstruksi. Bila tidak melebar, berarti vv.komunikantes profunda
masih baik dan darah terus naik lewat system profunda.
3.
081001083
FK UISU
10
2.1.5 Pencegahan
1. Makan makanan bergizi dan olahraga teratur.
2. Hindari berdiri terlalu lama. Sedapat mungkin melakukan relaksasi jika
dalam aktifitas sehari-hari dituntut berdiri lama.
3. Hindari terlalu lama duduk dengan kaki menyilang. Posisi ini dapat
menghambat aliran darah dari tungkai ke arah jantung.
4. Hindari pemakaian pakaian bawah yang terlalu ketat.
5. Jika sedang bepergian jauh, usahakan meluruskan kaki secara berkala dan
memijit-mijit tungkai sehabis bepergian.
6. Gunakan kaos kaki elastis untuk mencegah penekanan pada tungkai.
7. Bagi yang suka sepatu hak tinggi, dapat menggunakannya agar otot sekitar
varises berkontraksi dan untuk memperlancar aliran darah
2.1.6 Penatalaksanaan
Perawatan varises bertujuan untuk menghilangkan akibat dari katup yang
tidak berfungsi lagi. Ada tiga cara yang dapat diterapkan sendiri-sendiri atau
berasama-sama :
a.
081001083
FK UISU
11
elastik akan memberikan penekanan yang lebih merata dan mudah diganti.
Juga pada perawatan koreng karena varises, cara ini dapat diterapkan.
b.
081001083
FK UISU
12
c.
081001083
FK UISU
13
BAB 3
KESIMPULAN
Varises adalah pelebaran pebuluh balik (vena) yang berkelok-kelok dan
ditandai oleh katup didalamnya yang tidak berfungsi lagi. Bila hanya melebar saja
disebut venektasi.
Terdapat tiga jenis vena pada tungkai , yaitu :
1. Vena Tepi terletak dibawah kulit dan hanya dilindungi oleh jaringan longgar
dan kulit. Vena tepi yang utama adalah vena safena magna (VSM) dan vena
safena parva (VSP)
2. Vena Dalam diliputi otot dan fascia serta berdampingan dengan arterinya.
Varises tungkai terdiri dari varises primer dan sekunder. Varises primer terjadi
jika katup sistem vena superfisialis (vena Saphena magma,vena Saphena parva dan
venae .perforantes) gagal untuk menutup sebagaimana mestinya, sehingga akan
terjadi refluks kearah bawah dan terjadi dilatasi vena yang kronis, sedangkan sistem
vena Profunda masih normal. Varises sekunder terjadi akibat sistem vena Profunda
mengalami trombosis / tromboflebitis atau adanya fistula arterovenosa, semula
keadaan katupnya normal selanjutnya terjadi kompensasi pelebaran pada vena
superfisialis
Faktor penyokong lain :
1. Faktor keturunan
2. Kehamilan
3. Kurang gerak
4. Faktor berdiri lama
5. Obesitas
6. Faktor usia
081001083
FK UISU
14
Gejala Klinis :
- Pasien dengan varises dapat mengeluh nyeri pada tungkai bawah, terutama di
daerah betis.
- Nyeri tersebut bersifat tumpul, seperti dipukul nyeri yang dirasakan bertambah
setelah pasien berdiri untuk jangka waktu yang panjang dan berkurang bila
berbaring sambil tungkai ditinggikan.
- Selain itu, pasien juga mengadu tungkai terasa berat, pegal atau gatal.
- Namun begitu, pasien mungkin tidak bergejala tetapi mengeluh penampilan
kosmetik yang buruk, terutama dikalangan wanita.
Pemeriksaan Fisik :
1. Tes Trendelenburg
2. Tes Perthes / Tes Perban
Penatalaksanaan :
1. Perawatan non pembedahan
2. Perawatan dengan pembedahan
3. Perawatan dengan suntikan sklerotik.
081001083
FK UISU
15
DAFTAR PUSTAKA
1.
Bagian Ilmu Bedah FKUI/ RSCM. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Tangerang
2.
Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2005.
3.
Tim FK-UI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III jilid 2. Jakarta. Media
Aesculapius.
4.
5.
Yuwono, Hendro S., 2010. Ilmu Bedah Vaskular. Bandung : Refika Aditama.
6.
7.
081001083
FK UISU