You are on page 1of 19

Modul 5

Epidemiologi dan Patogenesis


Penyakit Gingiva dan Periodontal

Skenario 5
Kok giginya tambah panjang ..?

Ale (30 tahun ) datang ke drg. Abdul karena gigi depan rahang bawahnya
goyang dan sakit jika dipakai mengunyah. Ale heran gusi pada derah gigi tersebut
terlihat agak membengkak dan mudah berdarah, sedangkan di daerah lain terlihat
normal. Ale juga merasa giginya terlihat semakin panjang.
Dari anamnesis diketahui Ale memiliki kebiasaan merokok dan hasil
pemeriksaan intraoral : gingiva bewarna merah kebiruan, friable, odema dan
mengkilat, kedalam pocket 7-8mm di 32,31,41,42,43 serta kalkulus subgimgiva, di
semua regio. Drg. Abdul menjelaskan kalau Ale menderita penyakit periodontal yang
prevalensinya cukup tinggi di Indonesia. Penyakit ini berhubungan dengan bakteri
yang terdapat dalam plak atau kalkulus yang banyak terdapat dalam mulut Ale. Ale
bertanya bagaimana dia sampai mengalami penyakit tersebut ?
Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas ?

I.

TERMINOLOGI
Friable :
mudah hancur atau rapuh

II.

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana bentuk dari jaringan periodontal normal ?
2. Bagaimana bentuk gingiva yang friable ?
3. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit periodontal ?
4. Apa saja bakteri dalam rongga mulut pada keadaan normal dan patologis?
5. Bagimana patogenesis penyakit Ale ?
6. Bagaimana mekanisme pertahanan gingiva ?
7. Mengapa rokok bisa menyebabkan penyakir periodontal ?

8. Mengapa Ale merasa giginya terlihat semakin panjang, apakah itu benar

apa perasaan Ale saja ?


9. Apakah yang meyebabkan prevalensi penyakit periodontal di Indonesia

tinggi ?

III.

ANALISA MASALAH
1.

Bagaimana bentuk dari jaringan periodontal normal ?


Gingiva
Warna : merah jambu (coral pink )
Tekstur : pada attached gingiva berbintik bintik seperti kulit jeruk.
Bintik- bintik tersebut disebut dengan stipling dan akan terlihat jelas
apabila permukaan gingiva kering.
Konsisensi : kaku dan lenting
Sulkus gingiva : kedalamannya 2-3 mm
Sementum : ketebalan 20-50 m
Ligamen periodontal : tebalnya 0,15-0,38 mm
Tulang alveolar : penilainnya dilakukan dengan rontgen foto, jika
ada mobility maka perkelatan ligamen periodontal dan tulang
bermasalah.

jaringan periodontal utama

jaringan periodontal pendukung

: gingiva
: sementum, ligamen periodontal, dan
tulang alveolar

2. Bagaimana bentuk gingiva yang friable ?

Tidak beraturan dan sedikit agak keras dari biasanya jika terjadi gingivitis

3. Apa faktor yang meyebabkan terjadinya penyakit periodontal ?

Fakror predisposisi :
a

Plak bakteri

Kalkulus

Restorasi yang tidak baik

OH yang buruk

Perawatan orto sebagian pasien sulit saat menyikat gigi

Maloklusi

Sifat fisik makanan

Faktor prevalensi :
a

usia

jenis kelamin
laki- laki lebih sering terkena daripada perempuan, karena kebiasaan
merokok

c sosial ekonomi
d lingkungan / prilaku
e faktor genetik
Faktor sistemik :
a

penyakit sistemik (contoh : dm )

b status gizi
c

rendahnya sistem imun seorang

4. Apa saja bakteri dalam rongga mulut pada keadaan normal dan patologis ?

Keadaan normal :
-

Streptococcus sanguis

Steptococcus oralis

Actinomyces naeslundii

Actinomyces viscosus

Veillonella sp.

Keadaan patologis :
- Streptococcus sanguis
- Streptococcus milleri
- Actinomyces israelii
- Prevotella intermedia
- Fusobacterium
- Pophyromonas gingivalis

5. Bagaimana patogenesis penyakit Ale ?


1) Peridontitid didahului dengan gingivitis
2) Gingivitis biasanya karena plak, dan di dalam plak tergantung

bakteri
3) Dan bakteri berpenetrasi, apalagi bila plak melekat pada servikal
4) Bila dibiarkan bakteri akan berkembang biak, asam yang

dihasilkan bekteri meyebabkan rusaknya jaringan periodontal dan


perlekatan gigi dan tulang berkurang

6.

Bagaimana mekanisme pertahan gingiva ?

Sulkus gingiva
Ketika infeksi terjadi, cairan sulkus gingiva meningkat

Saliva
Menghasilkan antibodi yaitu yang dominan Ig A

Keratinisasi pada mukosa


Menjadi pertahan utama sebelum bakteri masuk lebih dalam lagi

7.

Mengapa rokok bisa menyebabkan penyakit periodontal ?


-

Rokok membuat daya tahan tubuh berkurang

Orang yang merokok biasanya OH nya buruk, karena OH yang


buruk banyaknya plak dan kalkulus yang bisa menyebabkan
penyakit periodontal

Juga zat-zat dalam rokok ikut berperan dalam menyebabkan


penyakit periodontal

8.

Mengapa Ale merasa giginya terlihat semakin panjang, apakah itu benar
atau perasaan Ale saja ?
I. Jaringan periodontal turun sehingga menyebabkan seolah olah gigi

terlihat panjang

II. Ligamen

periodontal

dan

sementum

yang

rusak,

sehingga

perlekatannya berkurang tekanan pengunyahanperlahan gigi


ekstruksi

9.

Apakah yang menyebabkan prevalensi penyakit periodontal di Indonesia


tinggi ?
-

Prilaku masyaraat /life style

Karena kesadaran tentang OH dan pendidikan / pengetahuan tentang


menjaga kebersihan rongga mulut rendah

Sosial ekonomi
Karena kebanyakan masyarakat berpendapat biaya ke drg mahal.

IV. SKEMA
Ale (30 tahun )

Drg. Abdul

Cc: gigi depan rb goyang


Sakit , gusi terlihat agak
Membengkak dan mudah
Berdarah, sedangkan daerah lain
Normal

pemeriksaan intraoral:
gingiva merah kebiruan,
friable, odema, mengkilat
kedalaman pocket 7-8 mm di
32,31,41,42,43, kalkulus
Subgingiva di semua regio

Penyakit gingiva dan periodontal

Jaringan
Periodontal
Normal

keadaan jar. Faktor yang mempengaruhi


periodontal dan faktor peningkatan resiko
abnormal
peny.periodontal
(gingivitis&
periodontitis )

mekanisme patogenesi& menisme pertahanan gingiva

V.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1

Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan jaringan periodontal


normal

Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan jaringan periodontal


abnormal (gingivitis dan periodontitis)

Mahasiswa

mampu

mengetahui

dan

menjelaskan

faktor

yang

mempengaruhi dan faktor peningkatan resiko penyakit periodontal


4

Mahasiswa

mampu

mengetahui

dan

menjelaskan

mekanisme

patogenesis penyakit periodontal dan mekanisme pertahanan gingiva

VI. MENGUMPULKAN INFORMASI

VII. SINTESA DAN UJI INFORMASI


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan jaringan periodontal
normal
a

Gingiva
Anatomi gingiva terdiri dari :
- Margin gingiva (gingiva bebas)

Daerah pinggir gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah baju.


Dipisahkan dari gingiva cekat oleh free gingival groove. Lebarnya
kurang lebih 1mm. Merupakan dinding jaringan lunak sulkus
gingiva. Dapat dipisahkan dari gigi dengan probe.
Sulkus gingiva
celah yang dangkal atau ruang sekeliling gigi yang dibatasi oleh

permukaan gigi dan epitel margin gingiva. Berbentuk huruf v .


kedalaman secara klinis 2-3mm.
- Gingiva cekat ( attached gingiva)

Perluasan dari margin gingiva. Bersifat tegas, kenyal, melekat erat


pada periosteum tulang alveolar. Meluas dari free gingival groove
sampai dengan mucogingival junction. Lebar gingiva cekat :
Insisif

: RA 3,4-5,5 mm
RB 3,3-3,9 mm

Posterior lebih kecil


Premolar

: RA 1,9mm
RB 1,8 mm

- Gingiva interdental

Mengisi embrasur gingiva yaitu daerah interproksimal dibawah


kontak gigi. Bentuknya piramid atau col tergantung titik kontak
antara dua gigi yang berkontak dan ada tidaknya resesi.

Warna gingiva :
Merah muda,menggambarkan vaskularisasi, keratinisasi,dan sel- sel
pigmen

Ukuran :
Sesuai dengan jumlah ketebalan sel, elemen interseluler, dan
vaskularisasi

Kontur/ bentuk :
tergantung bentuk gigi, lengkung rahang, dan ukuran daerah
kontak proksimal
gigi yang lebih ke labial

: lebih menonjol

gigi yang lebih ke lingual

: gingiva lebih horizontal dan


tipis

Konsistensi :
kenyal

Tekstur permukaan :
Seperti kulit jeruk (stipling )

Ligamen periodontal
Adalah jaringan ikat yang mengelilingi akar gigi dan melekatkan
sementum akar ke tulang alveolar. Merupakan struktur jaringan ikat
seluler yang mengandumg pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari :

Searbut utama serat kolagen yang tersusun dalam bundel


(sharpeys fibers)

Serabut elastis

Serabut oxytalan tegak lurus bundel serat utama tertanam


dalam sementum dan tulang alveolar pada 1/3 akar servikal

Serabut utama terdiri dari :

alveolar crest fibers


mempertahankan gigi dalam soket alveolar

horizontal fibers
menahan gerak gigi ke lateral

oblique fibers
menahan tekanan dari arah aksial

apical fibers
mencegah tipping, mencegah luksasi, melindungi pembuluh
darah,, limfe dan saraf
interadicular fibers
membantu menahan gigi tidak miring atau berputar,
mencegah luksasi gigi.

Sementum
Adalah jaringan mesenkim avaskular yang termineralisasi, menutupi
permukaan akar. Strukturnya hampir sama dengan tulang. Berfungsi
melekatkan gigi ke tulang alveolar dengan adanya serat utama ligamen
periodontal. Tipis di dekat CEJ, tebal didaerah apikal. Berdasarkan
sumber serabut matriksnya dibagi :
a) Sementum ekstrinsik
mengandung serat sharpey yang dihasilkan fibroblas ligaman
periodontal untuk penjangkaran
b) Sementum instrinsik
mengandung serabut instrinsik yang dihasilkan sementoblas
pada sisi yang mengalami perbaikan setelah resorpsi akar
c) Sementum serabut campuran
Fungsi sementum :

turut mendukung gigi dalam soketnya

mengimbangi kehilangan substansi gigi karena pemakaian

turut aktif dalam peristiwa aktif erupsi dan migrasi fisiologis


gigi kearah mesial

Sementum memiliki ketebalan bervariasi, tergantung lokasinya :

setengah koronal

: 10-60 mikron

setengah apikal

: 150 -200 mikron

Tulang alveolar
Adalah bagian dari maksila dan mandibula yang membentuk dan
mendukung soket gigi. Terdiri dari :

Alvolar bone proper


Bagian tulang alveolar yang membentuk dinding soket gigi berupa
compact boner yang tipis

Suporting alveolar bone


Adalah bagian tulang yang menyokong alveolar bone proper.
Terdiri dari :
- Plate cortical :
Membentuk plate oral dan vestibular. Dibentuk oleh tulang
haverian dan lamella tulang yang kompak.
- Cancellous trabeculae :
Terletak antara plete cortical dan alveolar bone proper

Aleveolar crest persatuan alveolar bone proper dan cortical plate


gambaran radiopak pada ro foto

Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan jaringan periodontal


abnormal (gingivitis dan periodontitis)
Gingivitis

Gingiva biasanya bewarna merah muda menjadi merah tua sampai


ungu karena adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi
suplay darah berlebihan pada jaringan yang meradang

Bila menggosok gigi biasanya pada bulu sikat ada noda darah oleh
karena adanya pendarahn pada gingiva di sekitar gigi

Ternyadinya

perubahan

bentuk

gingiva

karena

adanya

permbengkakan
d

Timbul bau nafas yang tidak enak

Pada peradangan gingiva yang lebih parah tampak adanya nanah di


sekitar gigi dan gingival

Macam-macam gingivitis :
a

Gingivitis marginalis
Gingivitis yang paling sering kronis dan tanpa rasa sakit.
Keparahannya sering kali dinilai berdasarkan perubahan-perubahan
dalam warna, kontur, konsistensi, adanya perdarahan. Gingivitis
kronis menunjukkan tepi gingiva membengkak merah dengan
interdental menggelembung mempunyai sedikit warna merah ungu.
Stipling hilang ketika jaringan jaringan tepi membesar.

Acute necrotizing ulcerative gingivitis


Ditandai oleh demam, limfodenopati, malaise, gingiva merah padam,
sakit mulut yang hebat, hipersalivasi, dan bau mulut yang khas.
Papila interdental terdorong keluar, ada ulserasi dan tertutup dengan
pseudomembran yang keabu-abuan.

Pregnancy gingivitis
Biasa terjadi pada trisemester kedua dan tiga masa kehamilan,
meningkat pada bulan kedelapan dan menurun setelah bulan
kesembilan. Keadaan ini sering terjadi pada regio molar, terbanyak
pada regio anterior dan interproximal.

Gingivitis scorbutic
Karena defisiensi vitamin c , oral higiene buruk, paradangan terjadi
menyeluruh dari interdental papil sampai dengan attched gingiva,
warna merah terang atau merah menyala dan mudah berdarah.

Periodontitis
adalah

seperangkat

mempengaruhi periodontium

peradangan

yaitu jaringan

penyakit

yang mengelilingi

yang
dan

mendukung gigi. Periodontitis melibatkan hilangnya progresif dari tulang


alveolar di sekitar gigi dan jika tidak diobati dapat menyebabkan
melonggarnya jaringan periodontium serta kehilangan gigi.
Inflamasi berasal dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat,
dan bila proses berlanjut maka akan menginvasi struktur di bawahnya
sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradangan berlanjut dan
merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang
dan akhirnya harus dicabut. Karekteristik periodontitis dapat dilihat dengan
adanya inflamasi gingiva, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen
periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya sebagian atau seluruh gigi.

Tipe pocket periodontal


pocket periodontal merupakan suatu pendalam sulkus gingiva dengan
migrasi apikal dari epitelium junction dan rusaknya ligamen periodontal serta
tulang alveolar.
Pocket periodontal suprabony
Dasar pocket merupakan suatu bagian koronal dari puncak tulang
alveolar
Pocket periodontal inrabony
Dasar pocket merupakan bagian apikal dari puncak tulang alveolar.

Mahasiswa

mampu

mengetahui

dan

menjelaskan

faktor

yang

mempengaruhi dan faktor peningkatan resiko penyakit periodontal


1. Faktor lokal
penyebeb yang berada pada lingkungan sekitar gigi
- Plak bakteri
Merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang
melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seorang
mengabaikan kebersihan mulut.

- Kalkulus
Terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang
mengalami pengapuran, terbentuk pada permukaan gigi
secara ilmiah.
- Impaksi makanan
Tanda- tanda yang berhubungan dengan terjadinya impaksi
makanan :

Perasaan tertekan pada daerah proksimal

rasa sakit yang sangat tidak menentu

inflamasi gingiva dengan perdarahan dan daerah yang


terlibat sering berbau

pembentukan abses periodontal menyebabkan gigi


dapat bergerak dari soketntya, sehingga terjadi kontak
prematur saat berfungsi dan sensitif saat perkusi

kerusakan tulang alveolar dan karies akar

pernafasan mulut
kebiasaan bernafas melalui mulut adalah kebiasaan buruk.
Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva
akan

bertambah

pada

permukaan

gingiva

maupun

permukaan gigi, aliran saliva berkurang, populasi bakteri


bertambah banyak, lidah dan palatum menjadi kering dan
akhirnya memudahkan terjadinya penyakit periodontal.
-

sifat fisik makanan


makan yang bersifat lunak seperti bubur atau campuran
semiliquid

membutuhkan

sedikit

pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan


bisa berfungsi sebagai sarang bekteri serta memudahkan
terbentuknya karang gigi.
-

Iatrogenik dentistry
Iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan dokter gigi yang
tidak hati hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan
pada gigi dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan
kerusakan pada jaringan sekitar gigi

2. Faktor sistemik
-

Demam yang tinggi


Pada anak anak sering terjadi penyakit periodontal selama
demam yang tinggi. Hal ini disebabkan anak yang sakit tidak
dapat melakukan pembersihan mulutnya secara optimal dan
makanan yang diberikan biasanya berbentuk cair. Pada
keadaan ini saliva dan debris berkumpul pada mulut
menyebabkan

terbentuk

plak

dan

terjadi

penyakit

periodontal.
-

Defisisensi vitamin
Diantara banyak vitamin, vitamin C sangat berpengaruh
pada

jaringan

periodontal,

karena

fungsinya

dalam

pembentukan serat jaringan ikat. Defisiensi vitamin C


sendiri sebenarnya tidak menyebabkan penyakit periodontal
tapi adanya iritasi lokal menyebabkan jaringan kurang dapat
mempertahan kesehatan jaringan tersebut sehingga terjadi
reaksi inflamasi.
-

Obat-obatan
Dapat menyebabkan hiperplasia, hal ini sering terjadi pada
penderita epilepsi yang mengonsumsi obat anti kejang, yaitu
phenytoin (diantin). Dilantin bukan penyebab langsung
penyakit

periodontal,

tetapi

hiperplasia

gingiva

memudahkan terjadinya penakit

Mahasiswa

mampu

mengetahui

dan

menjelaskan

mekanisme

patogenesis penyakit periodontal dan mekanisme pertahanan gingiva


Patogenesis penyakit periodontal dibagi menjadi 4 tahap :
1)

Lesi awal
bakteri adalah penyebab utama dari penyakit periodontal , namun
pada tahap ini hanya menyerang jaringan dalam batas normal dan
hanya berpenetrasi superfisial. Bakteri plak memproduksi beberapa
faktor yang dapat menyerang jaringan baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan cara merangsang reaksi imun dan inflamasi.

Plak yang terakumulasi secara terus menerus khususnya di regio


interdental yang terlindung mengakibatkan inflamasi yang cenderung
dimulai dari daerah papila interdental dan menyebar dari daerah ini
kesekitar leher gigi. Perubahan pertama kali terlihat di sekitar
pembuluh darah gingiva yang kecil, disebelah apikal dari epitelium
junction.
2)

Gingivitis dini
Bila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal
akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva
dan migrasi PMN. Pada tahap ini tanda tanda klinis dari inflamasi
makin jelas terlihat. Papila interdental menjadi lebih merah dan
bengkak serta mudah berdarah pada saat penyondean

3)

Gingivitis tahap lanjut


Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah
lagi. Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini
sel sel plasma terlihat mendominasi.

4)

Periodontitis
Bila plak dan inflamasi terus berlanjut, integritas dari epiteliun
junction akan semakin rusak. Sel sel epitel akan berdegenrasi dan
terpisah, perlekatannya pada permukaan gigi akan terlepas sama
sekali. Pada saat bersamaan epithelium junction akan berproliferasi
ke jaringan ikat dan ke bawah permukaan akar bila serabut
dentogingiva dan serabut tulang alveolar rusak. Migrasi ke apikal
dari epithelium junction akan terus berlangsung dan epitelium ini
akan terlepas dari permukaan gigi, membentuk pocket periodontal
atau pocket asli.

Mekanisme pertahan gingiva :


a

Deskuamasi epitel dam keratinisasi


secara kontiniu pada epitel berlangsung proses pembaruan epitel, yang
dimulai dari daerah basal menuju permukaan luar. Proses ini diikuti oleh
deskuamasi epitel yang paling superfisial. Disamping itu, dengan proses
keratinisasi terjadi pembentukan lapisan keratin atau parakeratin pada

lapisan superfisial dari epitel gingiva. Deskuamasi epitel dalam rangka


pembaruan sel dan pembentukan keratin tersebut merupakan mekanisme
pertahanan gingiva yang paling sederhana.
b

Cairan sulkular
peranan cairan sulkular sebagai mekanisme pertahana ada 3 :

Aksi membilas

Kandungan sel protektif

Memproduksi enzim

Leukosit pada daerah dentogingival


Leukosit dijumpai pada sulkus gingiva yang secara klinis sehat, meskipun
dalam jumlah yang sedikit. Leukosit tersebut berada ekstravaskuler
dijaringan dekat ke dasar sulkus. Komposisi leukosit pada sulkus gingiva
yang sehat :
-

91,2% LPN

8,5-8,8% sel mononukleus : terdiri dari 58% limfosit B, 24%


limfosit T, dan 18% fagosit mononukleus

Leukosit yang dijumpai dalam keadaan hidup dan memiliki kemampuan


memfagositosis dan membunuh. Dengan demikian leukosit pada daerah
dentogingival tersebut merupaka mekanisme protektif utama melawan
serangan plak ke sulkus gingiva.
d

Saliva
sekresi saliva bersifat protektif karena jaringan mulut dalam keadaan
fisiologis. Pengaruh saliva terhadap plak :
-

Aksi pembersihan mekanis terhadap permukaan oral

Menjadi buffer bagi asam yang diproduksi bakteri

Mengkontrol aktivitas bacterial

Antibodi saliva
saliva mengandung banyak antibody,terutama imunoglobulin A.

DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.com/doc/190878679/BAB-II-Tentang-Periodontitis

LAPORAN TUTORIAL
MODUL 5 BLOK 14Epidemiologi dan Patogenesis Penyakit
Periodontal

KELOMPOK 4
TUTOR: drg. Nelvi Yohana

NAMA ANGGOTA:
Risa Widia
Chindy Septia
Nike Pratami Aprila
Afriza Rabiansyah P
Ainul Mardiah
Dini Chairani Prima
Silmi Gusdayuni
Andriani Putri
Hifdzi Zikra Lubis
Felix Calvin Emanuel

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2014

You might also like