You are on page 1of 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA


PRAKTIKUM GEOELEKTRISITAS DAN EM
ACARA III. PENGUKURAN DENGAN
METODE SELF POTENTIAL (SP)

DISUSUN OLEH:

NURUL NUR ANNISA


12/331379/PA/14637
KELOMPOK : 4
ASISTEN ACARA :
ISNAENI IRMAYATI

YOGYAKARTA
NOVEMBER
2014

I.

PENDAHULUAN
Di dalam geofisika, metode yang digunakan dalam pengukuran bergantung
pada beberapa hal, antara lain target yang diinginkan, ketepatan dan keakuratan data
mau seberapa, prospek yang ingin dicapai, serta biaya. Jika kita menginginkan data
dari suatu area yang cukup luas dengan biaya yang murah meriah maka metode SP
(Self Potential) ini sangat cocok untuk digunakan, karena tidak membutuhkan
instrumen khusus yang sampai berharga ribuan dollar dan surveinya cukup sederhana.
Perhitungan disaat pengolahan datanya pun juga cukup mengandalkan Microsoft
Excel dan Surfer karena hasil akhir dari survei metode SP ini ada sebuah Peta
Isopotensial. Meskipun demikian, harga menentukan kualitas. Anda jangan berharap
banyak jika menginginkan data yang akurat dalam waktu yang singkat serta benarbenar tepat sasaran dengan metode ini, karena bisa dikatakan bahwa sebenarnya
metode SP ini direkomendasikan untuk survei pendahuluan suatu wilayah saja
sebelum Anda melakukan eksplorasi. Sementara itu, untuk survei yang sebenarnya
sebaiknya Anda menggunakan metode lain yang lebih akurat, seperti metode seismik.
Namun , sebenarnya dengan metode SP ini sudah dapat diperkirakan zona alterasi ,
letak jebakan mineral, pipa pipa bawah permukaan, bahkan bisa juga menentukan
jika terdapat cekungan di bawah permukaan area survei. Pada laporan ini akan
dijelaskan hasil pengukuran survei dengan metode SP yang terletak di lokasi GSP
sayap Barat UGM.

II.

TUJUAN
Mengetahui karakteristik potensial di area survei GSP sayap barat Universitas
Gadjah Mada dengan metode Self Potential (SP)

III.

DASAR TEORI
Metode Self Potential adalah salah satu metode dalam geofisika yang
memanfaatkan tegangan yang berasal dari alam. Berbeda dengan metode
Mgnetotelluric yang bisa berasal dari magnet dan arus tellurik di alam, pada metode
SP setiap arus listrik yang mengalir dalam suatu medium, akan menimbukan beda
potensial yang dapat diukur. Jenis jenis potensial antara lain :
a. Potensial Elektrokinetik (streaming potential)
Potensial ini ditimbulkan oleh adanya sesuatu yang bergerak. Biasanya
dipengaruhi oleh medium yang dilalui oleh fluida, sering juga disebut dengan
Elektrofiltrasi.
b. Potensial Difusi (Liquid junction)
Potensial yang muncul ketika ada 2 elektroda yang dimasukkan pada 2
keadaan liquid / cairan yang berlainan , misal berbeda Molaritas, kepekatan,
konsentrasi larutan.
c. Potensial Nerst
Potensial yang dipengaruhi oleh adanya lempung yang bermuatan negatif (-)
d. Potensial Mineralisasi
Yaitu potensial yang terdapat pada zona zona mineralisasi yang
mengindikasikan bahwa terdapat suatu jebakan mineral di bawah permukaan.

Potensial ini sebenarnya jarang diketahui sebabnya, namun hasil hasil


penelitian terdahulu yang telah dimuat dalam paper, pada umumnya
disebabkan oleh adanya Sulfida maupun Metal.
Pada metode SP ini , tidak semua potensial di atas dilibatkan , karena potensial target
yang sering digunakan ada 2 yaitu Potensial Mineralisasi dan Potensial akibat Efek
Geotermal. Selain jenis potensial di atas ada juga potensial yang tidak diinginkan dan
berusaha dihilangkan yang disebut dengan Background Potensial. Berikut penjelasan
mengenai Background Potensial :
a. Perlu dihilangkan karena tak sesuai dengan target (meskipun besarnya kecil
yaitu 30 mV/km ) baik yang bemuatan positif (+) maupun negatif (-).
b. Disebabkan oleh perubahan gradual difusi dan elektrolitik air tanah.
c. Terdapat kesesuaian dnegan topografi.
d. Bisa disebabkan oleh aktifitas makhluk hidup seperti tumbuhan.
e. Bisa disebabkan oleh arus tellurik dengan periode panjang (> 1 menit).
f. Karena itulah dalam SP perlu dilakukan koreksi variasi harian.
Terdapat 2 Metode dalam pengukuran SP, antara lain :
1. Leap Frog
Pada metode ini konsepnya adalah terdapat 2 kabel yang masing salah
satu dihubungkan dengan elektroda yang dianggap positif (+) dan satunya
dihubungkan dengan elektroda yang dianggap negatif (-). Kemudian 2 kabel
tersebut dimasukkan dalam tanah untuk mengukur beda potensial, setelah
pengukuran, kemudian dilakukan moving. Pada saat moving, cukup elektroda
pertama saja yang dipindah (+) ke depan elektroda kedua tadi, namun disini
muatannya jadi negatif (pokoknya elektroda yang awal itu bertindak sebagai
positif). Lalu kenapa harus dibolak balik alasannya adalah agar lebih efisien
dalam pengukuran. Serta efektif tidak membuang buang banyak waktu
hanya untuk mengulur ulur kabel (hanya membutuhkan kabel sedikit yaitu
dari bentangan pengukuran). Lintasan yang digunakan pun tidak harus lurus,
dan boleh berbelok belok karena sebenarnya dalam SP ini yang ingin kita
dapatkan adalah Peta isopotensial, sehingga terserah kita mau mengukur
seperti apa asalkan koordinatnya dicatat. Tapi perlu diingat bahwa semua hasil
pengukuran harus direferensikan di 1 titik (titik base) dengan cara aljabar.

2. Fixed Base
Berbeda dengan metode Leap Frog, pada metode Fixed Base ini prinspinya
adalah 1 kabel berfungsi sebagai base sementara itu kabel satunya digunakan
untuk mengukur secara moving (hanya 1 kabel yang berpindah pindah )
sehingga dalam metode ini kita membutuhkan kabel yang panjang namun
kelebihannya adalah jadi ada koreksi jika hasil pengukuran kita nilainya
berbeda sangat jauh dari nilai potensial yang ada di base. Ada beberapa aturan
jika kita ingin menggunakan metode ini, antara lain :
Letak base berada di luar titik daerah survei
Jaraknya cukup dekat dengan area survei
Diusahakan agar kabelnya cukup

LOOPING
Istilah looping muncul pada metode Leap Frog, karena adanya kekhawatiran
akan hasil yang tidak akurat . Jika tidak dilakukan looping, dalam sehari
pengukuran (misal 100 titik) maka kesalahannya bisa mencapai 4 V
(merupakan kesalahan yang terbilang cukup besar dan pasti akan berpengaruh
terhadap data hasil pengukuran).
Kesalahan Pengukuran
1. Adanya Streaming Potential
2. Perubahan Kelembaman
3. Perubahan Suhu Tanah
4. Perubahan Regional
5. Perubahan konsentrasi CuSO4
6. Kesalahan dalam mencatat yang bisa meliputi tidak ada tanda + - , Salah
tanda (kebalik), belum adanya fiksasi jam agar sama, Tidak membawa peta
lapangan, sehingga kemungkinan lokasinya salah.
IV.

ALAT dan BAHAN


Voltmeter dengan impedansi besar , mampu membaca V (-) 2 buah
Porous Pot minimal 4 buah (untuk menghindari polarisasi elektroda)
Kabel dengan panjang 20 m
Jam digital yang sinkron minimal 2 buah

V.

Cangkul kecil
Meter ukur
Air garam atau lumpur
Larutan CuSO4
Kresek hitam
GPS (untuk pengukuran koordinat)
Alat tulis untuk mencatat

DESAIN SURVEI DAN KONFIGURASI


Desain Survei

Jarak tiap titik : 5 m


Jumlah titik : 25
Line : 1

Arah lintasan
survei
Titik
pengukuran
Koordinat :
UTM

Konfigurasi : Leap Frog

VI.

DATA dan GRAFIK

DATA BASE
No.
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25

Waktu
Jam Menit
11
20
11
22
11
24
11
26
11
28
11
30
11
32
11
34
11
36
11
38
11
40
11
42
11
44
11
46
11
48
11
50
11
52
11
54
11
56
11
58
12
0
12
2
12
4
12
6
12
8

Rerata

Tanggal

-15,8
-15,9
-15,9
-15,8
-15,8
-15,8
-15,8
-15,9
-15,9
-15,9
-15,7
-15,86
-15,86
-15,9
-15,82
-15,76
-15,76
-15,74
-15,72
-18,2
-17,8
-17,56
-17,46
-17,24
-17,08

01/11/2014 11:20
01/11/2014 11:22
01/11/2014 11:24
01/11/2014 11:26
01/11/2014 11:28
01/11/2014 11:30
01/11/2014 11:32
01/11/2014 11:34
01/11/2014 11:36
01/11/2014 11:38
01/11/2014 11:40
01/11/2014 11:42
01/11/2014 11:44
01/11/2014 11:46
01/11/2014 11:48
01/11/2014 11:50
01/11/2014 11:52
01/11/2014 11:54
01/11/2014 11:56
01/11/2014 11:58
01/11/2014 12:00
01/11/2014 12:02
01/11/2014 12:04
01/11/2014 12:06
01/11/2014 12:08

Koreksi
Harian
0
-0,1
-0,1
0
0
0
0
-0,1
-0,1
-0,1
0,1
-0,06
-0,06
-0,1
-0,02
0,04
0,04
0,06
0,08
-2,4
-2
-1,76
-1,66
-1,44
-1,28

Jam
11:20
11:22
11:24
11:26
11:28
11:30
11:32
11:34
11:36
11:38
11:40

Keterangan
Mulai jam 11:20 WIB
(+2menit)
Cerah berawan
Based berada di lapangan
CuSO4 nya kurang
N 15 E
Porous Pot pada saat
Pengukuran ada yang rusak
Northing : 914109

Elevasi : 153 m
11:42
11:44
11:46
11:48 Easting : 431312
11:50 Setelah ditambah CuSO4
11:52
11:54
11:56
11:58
Jumlah Lintasan : 1
12:00
Jumlah titik/lintasan :25
12:02
Jumlah data : 25
12:04
Jarak tiap titik : 5 m
12:06
Jarak antar lintasan : 20m
12:08

DATA MOVING
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Nama
Titik
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
B13
B14
B15
B16
B17
B18
B19
B20
B21
B22
B23
B24
B25

Waktu
Jam Menit
11
20
11
23
11
26
11
29
11
32
11
35
11
38
11
41
11
45
11
46
11
51
11
53
11
54
11
55
11
58
12
2
12
4
12
5
12
7
12
9
12
10
12
12
12
14
12
15
12
16

Tanda
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)

V1
32,5
16,8
-18,3
12,5
-7,53
15,3
20
-21,1
-5,2
-39,7
-49
21,6
46,6
5,1
5,5
1,3
-5,8
13,5
15,1
15
8,5
24
12
26,7
42,2

Potensial Terukur
V2
V3
V4
32,4 32,3
32,3
16,7 16,7
16,6
-18,3 -18,3 -18,4
12,6 12,7
12,9
-7,45 -7,38 -7,33
15,2 15,2
15,2
19,9 19,9
19,8
-21 -20,9 -20,8
-5,2
-5,2
-5,2
-39,6 -39,4 -39,3
-48,8 -48,6 -48,5
21,7 21,8
21,9
46,7 46,7
46,7
5
4,9
4,9
5,7
5,8
5,9
1,3
1,3
1,3
-5,9
-6
-6
13,6 13,7
13,7
15 14,9
14,8
14,9 14,9
14,9
8,4
8,4
8,4
24
24
24
12,1 12,1
12,1
26,8
27
27,2
42,3 42,4
42,5

V5
32,2
16,5
-18,3
13,5
-7,31
15,2
19,8
-20,8
-5,2
-39,2
-48,3
22
46,7
4,9
6
1,3
-6
13,7
14,8
14,9
8,4
24
12,1
27,3
42,6

Rerata
32,34
16,66
-18,32
12,84
-7,4
15,22
19,88
-20,92
-5,2
-39,44
-48,64
21,8
46,68
4,96
5,78
1,3
-5,94
13,64
14,92
14,92
8,42
24
12,08
27
42,4

Tanggal
01/11/2014 11:20
01/11/2014 11:23
01/11/2014 11:26
01/11/2014 11:29
01/11/2014 11:32
01/11/2014 11:35
01/11/2014 11:38
01/11/2014 11:41
01/11/2014 11:45
01/11/2014 11:46
01/11/2014 11:51
01/11/2014 11:53
01/11/2014 11:54
01/11/2014 11:55
01/11/2014 11:58
01/11/2014 12:02
01/11/2014 12:04
01/11/2014 12:05
01/11/2014 12:07
01/11/2014 12:09
01/11/2014 12:10
01/11/2014 12:12
01/11/2014 12:14
01/11/2014 12:15
01/11/2014 12:16

Elevasi
(m)
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153

Keterangan
Mulai 11:20 WIB
(+2menit)
Cerah berawan
Based di lapangan
CuSO4 nya kurang
N 15 E
Porous Pot pada saat
Pengukuran ada yang
rusak

ditambah CuSO4

Northing

Easting

9141020
9141015,042
9141010,083
9141005,125
9141000,167
9140995,208
9140990,25
9140985,292
9140980,333
9140975,375
9140970,417
9140965,458
9140960,5
9140955,542
9140950,583
9140945,625
9140940,667
9140935,708
9140930,75
9140925,792
9140920,833
9140915,875
9140910,917
9140905,958
9140901

431288
431286,25
431284,5
431282,75
431281
431279,25
431277,5
431275,75
431274
431272,25
431270,5
431268,75
431267
431265,25
431263,5
431261,75
431260
431258,25
431256,5
431254,75
431253
431251,25
431249,5
431247,75
431246

DATA HASIL OLAHAN


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Waktu
Jam Menit
11
20
11
23
11
26
11
29
11
32
11
35
11
38
11
41
11
45
11
46
11
51
11
53
11
54
11
55
11
58
12
2
12
4
12
5
12
7
12
9
12
10
12
12
12
14
12
15
12
16

Tanda
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)

Rerata
32,34
16,66
-18,32
12,84
-7,4
15,22
19,88
-20,92
-5,2
-39,44
-48,64
21,8
46,68
4,96
5,78
1,3
-5,94
13,64
14,92
14,92
8,42
24
12,08
27
42,4

Elevasi
(m)
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153
153

Tanggal
01/11/2014 11:20
01/11/2014 11:23
01/11/2014 11:26
01/11/2014 11:29
01/11/2014 11:32
01/11/2014 11:35
01/11/2014 11:38
01/11/2014 11:41
01/11/2014 11:45
01/11/2014 11:46
01/11/2014 11:51
01/11/2014 11:53
01/11/2014 11:54
01/11/2014 11:55
01/11/2014 11:58
01/11/2014 12:02
01/11/2014 12:04
01/11/2014 12:05
01/11/2014 12:07
01/11/2014 12:09
01/11/2014 12:10
01/11/2014 12:12
01/11/2014 12:14
01/11/2014 12:15
01/11/2014 12:16

Koreksi
Harian
0
-0,1
0
0
0
-0,1
-0,1
0,1
-0,06
-0,1
0,04
0,04
0,06
0,06
-2,4
-1,76
-1,66
-1,66
-1,44
-1,28
-1,28
-1,28
-1,28
-1,28
-1,28

Terkoreksi
Harian
32,34
16,76
-18,32
12,84
-7,4
15,32
19,98
-21,02
-5,14
-39,34
-48,68
21,76
46,62
4,9
8,18
3,06
-4,28
15,3
16,36
16,2
9,7
25,28
13,36
28,28
43,68

Leap Frog
0
32,34
15,58
-2,74
-15,58
-22,98
-38,3
-18,32
2,7
-2,44
36,9
-11,78
-33,54
13,08
8,18
16,36
13,3
9,02
-6,28
10,08
-6,12
3,58
-21,7
-8,34
-36,62

Kemungkinan Letak Kebocoran Pipa

VII.

PEMBAHASAN
Pada praktikum Metode Geoelektrisitas dan Elektromagnetik sesi lapangan
kali ini praktikan ditugaskan untuk mengetahui karakteristik potensial di area survei
GSP Sayap Barat UGM dengan Metode Self Potential (SP). Pengukuran dilakukan
pada 1 lintasan survei yang terdiri dari 25 titik dan jarak per titiknya masing masing
5 meter dengan menggunakan metode Leap Frog. Akusisi data dilakukan selama
proses perpindahan (Moving) dan pada Base. Looping sengaja dilakukan dalam
metode ini untuk menghilangkan adanya efek Background Potential (BP) akibat
moving. Pencatatan data potensial pada Base SP dilakukan tiap 2 menit sekali .
Sementara untuk pencatatan pada data lapangannya dilakukan menyesuaikan waktu
perpindahan dari 1 titik ke titik selanjutnya, sehingga waktunya pun bervariasi.
Setelah dilakukan proses pengolahan data, didapatkan hasil grafik SP sebagai
fungsi waktu dan Peta Isopotensial. Pada grafik SP Moving dapat terlihat disitu bahwa
pada awal awal fluktuasi grafiknya masih relatif stabil, namun menjelang ke tengah
terjadi penurunan yang disusul dengan adanya kenaikan yang cukup signifikan, setelah
itu baru grafik berfluktuasi relatif stabil lagi namun cenderung nilai potensialnya
meningkat. Dari analisis yang pertama , yaitu analisis grafik ini, praktikan curiga jika
pada area survei terdapat indikasi bahwa di bawah permukaan terdapat down stream
(aliran air) sepanjang lintasan survei yang membujur dari selatan ke utara dan
dihubungkan melalui pipa. Namun pada bagian tengah area survei kemungkinan
terjadi kebocoran pipa sehingga grafiknya pun menurun dan terjadi shifting pada peta
isopotensial. Kemungkinan ini didukung juga dengan analisis 2 dengan menggunakan
Peta Isopotensial. Pada Peta Isopotensial dapat terlihat bahwa di tengah area survei
terjadi shifting (peralihan nilai dari + ke, - ) karena adanya pipa yang bocor dan
menyebabkan keluarnya air. Kemudian disini mengapa shiftingnya dari nilai positif
(+) ke negatif ( - ), kemungkinan besarnya adalah karena pipa aliran air bawah
permukaan yang digunakan diasumsikan berjenis pipa jenis lama (pipa besi) yang
bahannya berasal dari iron cast dan memiliki nilai konduktifitas 66900 Kw/Mk .
Sementara itu air nilai konduktifitasnya 0,55 Kw/Mk. Sehingga disini pipa jauh lebih
konduktif dibandingkan dengan air, jika terjadi kebocoran pipa, maka otomatis nilai
potensial yang mula-mula besar (+ karena adanya potensial diri dari pipa besi ) akan
menjadi langsung turun (- karena permukaan pipa nya bocor dan mengeluarkan air
yang sebagaimana kita tahu air itu konduktifitasnya kecil sehingga akan menyamarkan
potensial diri dari pipa besi dan digantikan dengan nilai potensial diri air) . Kemudian
alasan mengapa praktikan lebih yakin dengan asumsi kebocoran pipa, karena jika
merujuk pada penyebab lain seperti adanya zona patahan atau adanya mineralisasi di
tengah area survei, maka anggapan itu dinilai terlalu tinggi, karena jika dilihat dari
Lokasi Administrasi nya, daerah GSP UGM itu topografinya datar, dan merupakan
salah satu maskot area UGM, jika disitu terdapat zona mineralisasi ataupun endapan
sulfida/ metal (karena graiknya yang menurun . Nb: jika grafiknya naik berarti ada
indikasi adanya retakan atau aquifer) , maka pasti wilayah tersebut sudah dieksplorasi
dan dieksploitasi sejak lama. Sebenarnya ada lagi alasan lain yang mungkin logis,
yaitu adanya sampah kaleng / logam , lubang serapan air tanah, gorong-gorong,
ataupun kabel besar yang semuanya terletak di dalam tanah. Namun jika dirunut satu
persatu, jika alasannya adalah karena adanya timbunan logam/sampah kaleng, maka

seharusnya timbunanya muncul paling tidak 1 atau 2 cm di permukaan. Jika alasannya


adalah serapan air tanah, maka seharusnya grafiknya yang ada di tengah itu naik,
karena konduktiitasn yang makin meningkat. Dan jika alasannya adalah gorong
gorong, maka di tengah itu seharusnya tidak ada shifting dan potensialnya relatif tidak
begitu kontras perbedaannya. Untuk alasan kabel besar bawah permukaan, dirasa
kurang tepat juga karena disini parameter yang diukur adalah nilai potensial diri bukan
konduktifitas kabel atau semacamnya. Sehingga alasan yang paling tepat menurut
praktikan adalah adanya kebocoran pipa yang melintang entah dari Barat ke Timur
ataupun membujur dari Utara ke Selatan, terdapat 2 kemungkinan.
Pada area survei yang terletak di GSP Sayap Barat UGM ini, wilayahnya
cukup konduktif, mengapa demikian, alasannya adalah karena adanya polarisasi yaitu
pengkutuban muatan dimana muatan + akan terkumpul pada elektroda positif (katoda)
dan muatan akan terkumpul pada elektroda negatfif (anoda). Nah proses
Polarisasinya itu sendiri dapat terlihat pada grafik yang ditandai dengan adanya
Shifting di area tengah wilayah Survei. Polarisasi sangat berhubungan dnegan
kekonduktifan suatu benda, karena pada umumnya polarisasi itu hanya dapat terjadi
pada suatu benda yang bersiat konduktif. Itulah mengapa alasan dalam survei SP ini
elektroda yang digunakan adalah Porous Pot. Karena Porous Pot mampu mencegah
terjadinya polarisasi. Kemudian pada saat akuisisi data pada keterangan data lapangan
maupun data base, ada penambahan larutan CuSO4 pada saat saat tertentu yaitu
ketika larutan dirasa mau habis dan menyebabkan hasil bacaan agak berubah kontras.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi ionisasi yang menyebabkan terjadinya polarisasi
sehingga elektroda logam dicelupkan pada larutannya sendiri.
Meskipun terdapat beberapa kemungkinan kemungkinan dalam interpretasi
data SP ini, namun praktikan merasa bahwa praktikum ini cukup berhasil menjawab
tujuan yang diinginkan, karena dengan adanya praktikum ini, praktikan kini lebih
memahami bagaimana proses akuisisi , pengolahan, dan interpretasi survei Geofisika
dengan metode Self Potential.
VIII.

KESIMPULAN
1. Pada area survei yang terletak di GSP Sayap Barat UGM, nilai potensial yang
didapatkan berkisar antara -48,64 mV s.d. 46,68 mV
2. Wilayah area survei bersifat konduktif
3. Pada daerah tengah area survei kemunginan terdapat kebocoran pipa aliran air
bawah permukaan. Hal ini ditandai dengan terjadinya Shifting pada grafik
4. Berdasarkan Peta Isopotensial dapat diketahui bahwa nilai potensial area survei
(selain lokasi kebocoran pipa) relatif menurun dari Utara ke Selatan

IX.

REFERENSI
Revil, A dan Jerdani, A. 2013. The Self-Potential Method : Theory and
Applications in Enviromental Geosciences. Cambridge : Cambridge University Press.
Hartantyo, E. 2013. Slide Presentasi Interpretasi Data SP. Yogyakarta :
Laboratorium Geofisika Universitas Gadjah Mada.

You might also like