You are on page 1of 44

SKENARIO 2 :

KELUMPUHAN WAJAH
Perempuan berusia 50 tahun saat sedan berbelanja di pusat perbelanjaan tiba-tiba
berbicara pelo cadel dan setelah di

perhatikan oleh suaminya wajah pasien terlihat tidak

simetris. Pasien juga mengeluh anggota gerak sisi kiri lebih lemah di bandingkan kanan. Suami
langsung, membawa istrinya ke IGD RS terdekat. Pemeriksaan tanda vital menunjukan
hipertensi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah tidak simetris. Pada saat menjulurkan lidah,
mencong ke sisi kiri tanpa adanya atrofi papil dan fasikulasi. Terdapat hemiparesis sinistra.
Dokter mengatakan pasien mengalami stroke. Sebagai seorang suami, ia berkewajiban untuk
menyantuni dan merawat istrinya dengan baik sesuai dengan ajaran islam.

\\

HIPOTESIS :

Usia dan Hipertensi merupakan factor resiko dari stroke, karena hipertensi dapat
membuat gangguan pada suplai darah ke otak, dan menjadi tidak normal kemudian pembuluh
darah di otak pecah. Lalu di lakukan pemeriksaan fisik (GCS,motoric,sensorik dan otonom N.
Cranialis) .terdapat hemiparesis parase N.12 sinistra umn dan parese N.7 sinistra tipe umn . lalu
di lakukan pemeriksaan Penunjang di dapatkan hasial diagnosis penyakit pasien adalah Stoke,
kemudian dilakukan tatalaksana .

Kata-kata sulit :
1. Sulcus nasolabialis : alur antara sudut bibir atas dengan hidung
2. Fasikulasi : gerakan keduta yang singkat dan irregular yang terlihat memakai kulit dan
terjadi di tengah otot
3. Stroke : gangguan vasikularisasi darah ke ptak / hilangnya fungsi system syaraf yang
mendadak lebih dari 24 jam
4. Hemipharesis : kekuatan otot berkurang pada salah satu tubuh/ separuh bagian tubuh
5. Atripi papil : permukaan lidah menjadi licin dan papil menghilang

Pertanyaan :

1. Kenapa terdapat hemiparesis sinistra?


2. Apa hubungan stroke dan hipertensi?
3. Mengapa sulcus nasolabialis mendatar, sedangkan dahinya simetris ?
4. Factor resiko terjadinya stroke ?
5. Pemeriksaan yang penting untuk memeriksa stroke ?
6. Penanganan awal terhadap penderita?
7. Apa penyebab cadel pada pasien tersebut ?
8. Apa kewajiban suami terhadap isri?
Jawab :
1. Karena ada lesi pada bagian dextra otak yang mengenai system motoric dan n. cranialis
2. Hipertensi aliran darah cepat bisa membuat pecahnya pembuluh darah ,kalo pecah
pembuluh darah di otak akan terjadi stroke
3. Karna terdapat gangguan pada nervus fasialis tipe umn
4. Hipertensi,usia,pola hidup,dm.obesitas,cardiovascular.
5. Anamnesa,Pf(gcs,motoric,sensorik & otonom n.cranialis,
patologis),PP(lab.hemostatis,gula darah ,profil lipid, ctscan,mri)
6. ABC, infus, rujuk segera dalam waktu 3 jam
7. Gangguan n.cranialis pada nervus.12
8. Memberi nafka lahir dan batin, menjaga dan merwat istri.

ms,reflek fisiologi

&

SASARAN BELAJAR

LI 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI & FISIOLOGIS


LO 1.1 NERVUS CRANIALIS I - XII
LO 1.2 JARAS MOTORIK & SENSORIS
LO 1.3 VASKULARISASI CEREBRI
LO 1.4 KAPSULA INTERNA
LI 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN STROKE
LO 2.1 DEFINISI
LO 2.2 ETIOLOGI
LO 2.3 EPIDEMIOLOGI
LO 2.4 PATOFISIOLOGI
LO 2.5 MANIFESTASI KLINIS
LO 2.6 DIAGNOSIS
LO 2.7 TATALAKSANA
LO 2.8 KOMPLIKASI
LO 2.9 PROGNOSIS
LO 2.10 PENCEGAHAN
LI 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI dan ISTRI

LI 1. Memahami dan menjelaskan anatomi dan fisiologi


Lo. 1.1 Nervus cranialis I - XII.

Nomor Nama

Jenis

Olfaktori

Sensori

II

Optik

Sensori

Fungsi
Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai sensasi bau
Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke

otak untuk diproses sebagai persepsi visual


III

Okulomotor

Motorik

Menggerakkan sebagian besar otot mata

IV

Troklear

Motorik

Menggerakkan beberapa otot mata


Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di

Trigeminal

Gabungan otak sebagai sentuhan


Motorik: Menggerakkan rahang

VI

Abdusen

Motorik

Abduksi mata
Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah

VII

Fasial

Gabungan

untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa


Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan
ekspresi wajah
Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan

VIII

Vestibulokoklear Sensori Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak


sebagai suara
Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah

IX

Glosofaringeal

Gabungan untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa


Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam

Vagus

Gabungan

XI

Aksesori

Motorik

Mengendalikan pergerakan kepala

XII

Hipoglosal

Motorik

Mengendalikan pergerakan lidah

SARAF OLFAKTORIUS (N.I)


Sistem olfaktorius dimulai dengan
sisi yang menerima rangsangan
olfaktorius. Sistem ini terdiri dari
bagian berikut: mukosa olfaktorius
pada bagian atas kavum nasal, fila

Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam

olfaktoria, bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis.


Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa
hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus
olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus
temporal bagian medial sisi yang sama.
Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai korteks
tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan dan
induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah menunjukkan
bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang menghubungkan sistem
penciuman

dengan

area

otonom

adalah

medial

forebrain bundle dan stria medularis talamus. Emosi


yang menyertai

rangsangan olfaktorius mungkin

berkaitan ke serat yang berhubungan dengan talamus,


hipotalamus dan sistem limbik.
SARAF OPTIKUS (N. II)
Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang
dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati
foramen optikum di dekat arteri optalmika dan
bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar
otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi
spasial serabut-serabut dari berbagai bagian fundus
masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian bawah
retina ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum
dan sebaliknya.
Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma,
sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks
cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi
hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan kiasma

berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus
genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian
posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.
Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk
kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal.
Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal
dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)
Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di
depan substansia grisea periakuaduktal (Nukleus
motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia
grisea (Nukleus otonom).
Nukleus motorik bertanggung jawab untuk
persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan
inferior, otot oblikus inferior dan otot levator
palpebra superior. Nukleus otonom atau nukleus
Edinger-westhpal yang bermielin sangat sedikit
mempersarafi otot-otot mata inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris.

SARAF TROKLEARIS (N. IV)


Nukleus

saraf troklearis terletak setinggi

kolikuli inferior di depan substansia grisea


periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus
okulomotorius. Saraf ini merupakan satusatunya saraf kranialis yang keluar dari sisi
dorsal

batang

otak.

Saraf

troklearis

mempersarafi otot oblikus superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi
dalam derajat kecil.

SARAF TRIGEMINUS (N. V)


Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut
motorik

dan

serabut-serabut

sensorik.

Serabut

motorik

mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabutserabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang
utama yatu saraf oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis.
Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah,
mukosa mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan
tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.
SARAF ABDUSENS (N. VI)
Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi
pons bagian bawah dekat medula oblongata dan terletak
dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi
otot rektus lateralis.

SARAF FASIALIS (N. VII)


Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari Nukleus
motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medula
oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik
dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.

Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis

okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot
digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan
bagian anterior lidah.SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)

Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi
pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi
keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju
inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan
kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai
dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di
dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan
menyebar melewati batang dan serebelum.

SARAF GLOSOFARINGEUS (N. IX)


Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan
asesorius pada waktu

meninggalkan kranium melalui foramen

tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion


intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati
foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis
interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal,
saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior
lidah.

SARAF VAGUS (N. X)


Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior
atau jugulare dan ganglion inferior atau nodosum, keduanya
terletak pada daerah foramen jugularis, saraf vagus mempersarafi
semua visera toraks dan abdomen dan menghantarkan impuls dari
dinding usus, jantung dan paru-paru.

SARAF ASESORIUS (N. XI)


Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis.
Radiks kranial adalah akson dari neuron dalam nukleus
ambigus yang terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf
aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot
sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius, otot

sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius memutar


skapula bila lengan diangkat ke atas.

SARAF HIPOGLOSUS (N. XII)


Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata
pada setiap sisi garis tengah dan depan ventrikel ke empat
dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf
hipoglosus merupakan saraf motorik untuk lidah dan
mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus, hipoglosus dan
genioglosus.

Lo. 1.2 Jaras Motorik dan Sensorik


a. Jaras motorik.
Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia.
Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area
motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum. Jaras untuk sistem motorik ada
dua, yaitu traktus piramidal dan ekstrapiramidal :

A. Traktus piramidal s. Traktus Corticospinalis

Merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus precentralis (area 4


Broadmann), yang disebut juga korteks motorik primer. Impuls motorik dari pusat
motorik disalurkan melalui traktus piramidal berakhir pada cornu aanterior
medulla spinalis.

Pusat jaras Motorik

Neuron Motorik Atas


Semua serabut saraf turun yang berasal dari sel pyramid cortex cerebri (Pusat
Supraspinal). Meliputi :
o Ganglia basalis tractus corticostriata
o Di-encephalon tractus cortico-diencephalon
o Batang otak cortico bulbaris

Motorik atas terletak pada cortex cerebri, neuron yang ada dicortex cerebri
sebagai Neuron orde pertama (sel pyramidalis). Axo neuron pertama turun melalui
corona radiata masuk crus posterior capsula interna mes-encephalon, pons,
medulla oblongata dan medulla spinalis bersinap dengan neuron orde kedua pada
cornu anterior subt.grisea medulla spinalis.
Asal Neuron Orde pertama :
o 1/3 berasal dari Area 4 Brodmann (pusat motorik primer) pada gyrus precentralis
o 1/3 berasal dari Area 6 Brodmann (pusat motorik sekunder) pada gyrus
precentralis
o 1/3 berasal dari Area 3,2,1 Brodmann (pusat somastesi) pada gyrus postcentralis

Neuron Motorik Bawah (Pusat Spinal)


Cornu anterius medulla spinalis (Pusat Spinal) tractus corticospinalis.
Letak columna subt.grisea medulla spinalis terdapat dua neuron :
o Neuron orde kedua (neuron antara) terletak pada pangkal columna
anterior subt.grisea
o Neuron orde ketiga axon neuron ketiga keluar dari medulla
spinalis sebagai radix anterior n.spinalis yang bergabung dengan

radix posterior membentuk n.spinalis dan akhirnya pergi ke efektor


sadar

B. Traktus Ekstrapyramidal
Datang dari Batang Otak menuju Medulla Spinalis
1. Tractus reticulospinalis
Asal : Formatio reticulare yang terletak sepanjang mes-encephalon, pons dan
medulla oblongata (neuron orde pertama).
Jalan :

Dari neuron yang ada di pons, dikirmkan axon lurus kebawah : traktus
reticulospinlis pontinus

Dari neuron di medulla oblongata, menyilang garis tengah baru turun


ke medulla spinalis : traktus reticulospinalis medulla spinalis

Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal: neuron orde kedua dan
ketiga)
Fungsi : mengontrol neuron orde kedua dan ketiga dalam bentuk fasilitasi dan
inhibisi

kontraksi

otot

skelet

berkaitan

dengan

fungsi

kseimbangan tubuh.

2. Tractus Tectospinalis
Asal

: colliculus superior mes-encephalon (neuron orde pertama)

Jalan

: menyilang garis tengah dan turun melalui pons, medulla oblongata.


Jalannya dekat sekali dengan fasciculus longitudinale medialis

Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal) dan bersinaps dengan
neuron orde kedua dan ketiga
Fungsi:
1) terjadinya reflex pupilodilatasi sbg. respon kalau lagi berada dalam
ruang gelap
2) terjadinya reflex gerakan tubuh sbg. respon terhadap ransang
penglihatan

3. Tractus Rubrospinalis
Asal

: nucleus ruber (neuron orde pertama) pada tegmentum mesencephalon setinggi coliculus superior.

Jalan

: axon neuron orde pertama menyilang garis tengah turun kebawah


melewati pns, medulla oblongata menuju cornu anterior meulla
spinalis subt. grisea (pusat spinal)

Fungsi : memacu kontraksi otot fleksor dan menghambat kontraksi otot


ekstensor berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

Tractus vestibulospinalis
Asal

: nuclei vestibularis = neuron orde pertama (dalam pons dan med.


oblongata), menerima akson dari auris interna melalui N.vestibularis
dan cerebelum

Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal)


Fungsi

: memacu kontraksi otot ekstensor dan menghambat kontraksi otot

fleksor berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

1. Tractus olivospinalis
Asal : nucleus olivarius inferius (neuron orde pertama), menerima axon dari :
cortex cerebrii, corpus striatum, nuceu ruber
Tujuan

: cornu anterius med. spinalis (pusat spinal)

Fungsi : mempengaruhi kontraksi otot skelet berkaitan dengan fungsi


keseimbangan tubuh

Datang dari Cortex Cerebri menuju Batang Otak


a. Tractus Corticothalamus

Asal

: area brodmann 10, 11, 12

Tujuan

: nucleus medialis thalami

Asa l

: area brodmann 9 dan 11

Tujuan

: nuclei septi thalami

Asal

: area brodmann 9

Tujuan

: nucleus medialis et lateralis thalami

Asal

: area brodmann 6

Tujuan

: nuclei septi thalami, nucleus medualis et lateralis thalami

Asal

: area brodmann 4

Tujuan

: nuclei lateralis thalami

b. Tractus corticohypothalamicus

Asal

: cortec hypocampi

Tujuan

: hypothalamus

c. Tractus corticosubthalamicus

Asal

Tujuan : subthalamus

: area brodman 6

d. Tractus Corticonigra

Asal

Tujuan : substantia nigra

: area brodmann 4, 6 dan 8

e. Tractus yang berasal dari area brodmann 4 dan 6

Tujuan

: tegmentum (mes-encephalon), nuclei pontis (pons),

nucleus olivarius inferius (medulla oblongata)


Jaras Motoris
Jaras motoris adalah jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebri sampai ke efektor (otot,
kelenjar),Jaras menyilang di medulla oblongata
Dibagi dua yaitu:
UMN
LMN
a.)Upper Motor Neuron (UMN)
Jaras saraf mulai dari cortex motorik cerebrum sampai cornu anterior medulla spinalis
Kerusakan pada jaras UMN akan menyebabkan paralisa yang bersifat spastik

b.)Lower Motor Neuron (LMN)


Jaras saraf mulai dari cornu anterior medulla spinalis sampai ke efektor
Kerusakan LMN akan mengakibatkan paralise yang bersifat flacid (layuh)
b. Jaras sensorik.

Jalan raya sensorik berfungsi untuk membawa fungsi sensorik (exteroreseptif &
propioreseptif) dari reseptor ke pusat sensorik sadar di otak.
Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi:

Exteroseptor : perasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan
raba

Proprioseptor : perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo.

Interoseptor : perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti
jantung, lambung, usus, dll.

Interoseptor : perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti
jantung, lambung, usus, dll.

Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi :


Mekanoreseptor
Kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan, memonitor
tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya di
kulit, otot rangka, persendn dna organ visceral. Contoh reseptornya : corpus
Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk
sentuhan kasar dan tekanan).
Thermoreseptor
Reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya : bulbus Krause
(untuk suhu dingin), dan akhiran Ruffini (untuk suhu panas).
Nociseptor
Reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang
dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat trauma fisik maupun kimia.
Contoh reseptornya berupa akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan
corpusculum Golgi (untuk tekanan).
Chemoreseptor
Reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiwa, seperti : bu-bauan yang
diterima sel reseptor olfaktorius dalam hidung, rasa makanan yang diterima oleh
sel reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk

mendeteksi oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas


cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula
darah.
Reseptor sensoris yang lain yaitu :
Photoreseptor
Reseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dan dilakukan oleh sel
photoreceptor (batang dan kesrucut) di retina mata.
Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut :
A. Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu
: sinyal diterima reseptor dibawa ke ganglion spinale melalui radiks
posterior menuju cornu posterior medulla spinalis berganti menjadi neuron
sensoris ke-2 lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis membentuk
jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus menuju thalamus di
otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju korteks
somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parietalis)
B. Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo :
sinyal diterima reseptor ganglion spinale radiks posterior medulla
spinalis lalu naik sebagai funiculus grasilis dan funiculus cuneatus
berakhir di nucleus Goll berganti menjadi neusron sensoris ke-2
menyilang ke sisi lain medulla spinalis menuju thalamus di otak
berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju ke korteks somatosensorik
di girus postsentralis (lobus parietalis).
Beberapa serabut saraf berperan untuk menghubungkan segmen-segmen medulla
spinalis yang berbeda, sedangkan serabut lain naik dari medulla spinalis ke pusatpusat yang lebih tinggi sehingga mengubungkan medulla spinalis dengan otak.
Berkas-berkas serabut yang berjalan ke atas ini disebut tractus ascendens.
Tractus-tractus ascendens mengantarkan informasi aferen, baik yang dapat maupun
tidak dapat disadari. Informasi ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu: (1)
informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh, seperti nyeri, suhu, dan raba;

serta (2) informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya dari otot
dan sendi.
Secara umum anatomi jaras asenden adalah sebagai berikut :
Sinyal sensoris biasanya berjalan melewati tiga neuron dari tempat asal mereka di
reseptor menuju tujuan mereka di area sensoris yang ada di otak. Neuron yang
pertama akan mendeteksi stimulus dan mentransimisikan sinyal tersebut menuju
medulla spinalis atau ke otak, apabila ditransmisikan menuju medulla spinalis, maka
akan melalui radix dorsalis dan dilanjutkan secara ipsi lateral menuju fasukulus
cuneatus di medulla spinalis,dari medulla spinalis,sinyal diteruskan menuju medulla
oblongata masih oleh neuron yang pertama, di medulla oblongata, sinyal akan
diterima di nucleus cuneatus dan dari nucleus cuneatus diteruskan oleh neuron yang
kedua yang akan melanjutkan sinyal tersebut menuju ke thalamus yang berada di
ujung atas dari batang otak,sebelum menuju ke thalamus, sinyal tersebut dibawa oleh
neuron yang ke dua menuju lemniscus medial yang berada di medulla oblongata,dan
selanjutnya sinyal diteruskan menuju mesencephalon, di mesencephalon sinyal akan
melewati lemnicus medial yang berada di mesencephalon dan akhirnya menuju
thalamus. Dan neuron yang ke tiga akan membawa sisa sinyal dari thalamus menuju
area sensoris yang berada di korteks cerebri atau gyrus post sentralis. Di sanalah
ditentukan jenis gerakan atau posisi tubuh yang diinginkan.
Hampir seluruh informasi sensorik yang berasal dari segmen somatik tubuh
memasuki medulla spinalis melalui

saraf-saraf spinal pada radiks dorsalis dan

selanjutnya akan diteruskan ke otak. Dalam penghantarannya sinyal sensorik akan


dibawa melalui salah satu dari dua jaras sensoris bolak-balik: (1) sistem kolumna
dorsalis-lemniskus medialis atau (2) sistem anterolateral. Kedua sistem ini nantinya
akan bertemu di tingkat thalamus.
Sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis menjalarkan sinyal naik ke
medulla otak terutama dalam kolumna dorsalis medulla spinalis. Lalu, setelah sinyal
tersebut bersinaps dan menyilang ke sisi berlawanan di dalam medulla, sinyal tersebut
akan naik melalui lemniskus medialis di batang otak menuju thalamus.

Sebaliknya sistem anterolateral sinyal akan segera memasuki medulla spinalis


dari radiks saraf spinalis dorsalis, bersinaps dalam kornu dorsalis substansia grisea
medulla spinalis, lalu menyilang ke sisi yang berlawanan dan naik melalui subtansia
alba anterior dan lateral medulla spinalis. Sinyal tersebut lalu berakhir pada seluruh
tingkat batang otak yang lebih rendah dan juga di thalamus.
Sistem kolukna dorsalis-lemniskus medialis terdiri atas serabut-serabut saraf
besar bermielin yang menjalarkan sinyal ke otak dengan kecepatan 30-110 m/detik,
sedangkan sistem anterolateral terdiri atas serabut saraf bermielin yang lebih kecil
yang akan menjalarkan sinyal dengan kecepatan beberapa meter per detik sampai 40
m/detik.
Perbedaan lain antara kedua sistem ini adalah bahwa serabut-serabut saraf
dalam sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis mempunyai sifat orientasi ruang
yang sangat tinggi sesuai dengan asal serabut saraf itu, sememntara sistem
anterolateral mempunyai sifat orientasi ruang yang jauh lebih kecil. Perbedaan ini
akan mempengaruhi jenis informasi sensorik apa yang dapat dijalarkan oleh kedua
sistem di atas. Yakni informasi sensorik yang harus dijlarkan dengan cepat dan dalam
waktu yang singkat terutama akan dijalarkan oleh sistem kolumna dorsalis-lemniskus
medialis, sedangkan informasi yang tak perlu dijalarkan dengan cepat atau dengan
tempo yang lama terutama dijalarkan oleh sistem anterolateral.
Sistem anterolateral mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh
sistem dorsalis, yakni kemampuan untuk menjalarkan madalitas sensasi yang sangat
luas-misalnya sensasi nyeri, hangat, dingin, dan taktil yang kasar, sedangkan sistem
dorsalis hanya terbatas utnuk sensasi mekanoreseptif jenis tertentu.
Adapun jenis-jenis sensasi yang dapat dijalarkan oleh kedua sistem ini adalah :
Kolumna Dorsalis-Sistem Lemniskus Medialis
1. Sensasi raba membutuhkan rangsangan dengan derajat lokalisasi tingii
2. Sensasi raba membutuhkan penjalaran impuls dengan intensitas gradasi yang
halus

3. Sensasi fisik misalnya sensasi getaran


4. Sensasi terhadapa sinyal gerakan pada kulit
5. Sensasi posisi tubuh dari persendian
6. Sensasi tekan yang berkaitan dengan derajat penentuan intensitas tekanan.
Sistem Anterolateral
1. Rasa nyeri
2. Sensasi termal, meliputi sensasi hangat dan dingin
3. Sensasi raba dan tekan kasar yang mampu menentukan tempat perabaan kasar
pada tempat penekanan tubuh
4. Sensasi geli dan gatal
5. Sensasi seksual
Lo. 1.3 Vaskularisasi CEREBRI
VASKULARISASI OTAK
Darah mengalir ke otak melalui dua arteri carotis dan dua arteri vertebralis :
Arteri carotis interna, setelah memisahkan diri dari arteri carotis comunis, naik dan
masuk ke rongga tengkorak melalui canalis carotikus, berjalan dalam sinus cavernosus,
mempercabangkan arteri untuk nervus opticus dan retina, akhirnya bercabang dua : arteri cerebri
anterior dan arteri cerebri media :
Arteri carotis interna memberikan vaskularisasi pada regio sentral dan lateral hemisfer.
Arteri cerebri anterior memberikan vaskularisasi pada korteks frontalis, parietalis bagian
tengah, corpus calosum dan nukleus caudatus.
Arteri cerebri media memberikan vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parietalis dan
temporalis.
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di arteri
subclavia, menuju dasar tengkorak melalui canalis transversalis di kolumna vertebralis
cervikalis, masuk rongga kranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masingmasing sepasang arteri cerebelli inferior. Pada batas medulla oblongata dan pons, keduanya

bersatu menjadi arteri basilaris dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat
mesencephalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang arteri cerebri posterior.
Arteri vertebralis memberikan vaskularisasi pada batang otak dan medula spinalis atas.
Arteri basilaris memberikan vaskularisasi pada pons.
Arteri serebri posterior memberikan vaskularisasi pada lobus temporalis, oksipitalis, sebagian
kapsula interna, talamus, hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria, pleksus koroid dan
batang otak bagian atas
Arteria basilaris (aa. vertebrales a. Basilaris) terdiri dari :

Inferior anterior cerebelli (a. labyrinthi)

Aa. pontis

Aa. mesencephalicae

Superior cerebelli

Aa. cerebri posteriores circulus arteriosus cerebri Willisi

Circulus Arteriosus Wilisi


Merupakan anastomose yang penting antara 4 arteri (a.vertebralis & a.carotis interna)
yang memasok darah ke otak. Dibentuk oleh a.cerebri posterior, a.communicans posterior,
a.carotis interna, a.cerebri anterior, dan a.comunicans anterior.
Masing-masing a.cerebralis mengantar darah ke satu permukaan dan satu kutub cerebrum :

A. cerebri anterior mengantar darah hampir seluruh permukaan medial &


superior serta polus frontalis

A. cerebri media mengantar darah ke permukaan lateral & polus temporalis

A. cerebri posterior mengantar darah ke permukaan inferior & polus occipitalis.

Pembuluh balik di otak


Ada 2 kelompok pembuluh balik :
1. Vv.cerebrales superficialis (v.cerebri externa)
2.

Vv.cerebrales profunda (v.cerebri interna)

Cabang v.cerebri externa : v.cerebri superior, v.cerebri media, v.cerebri


anterior dan v.basilaris v. cerebri externa terdapat dirongga subarachnoid.

Cabang v.cerebri interna : v. terminalis & v. choroidea v. terminalis & v.


choroidea bergabung membentuk v. cerebri magna.

Lo. 1.4 Kapsula Interna


Kapsula

interna

adalah

bagian otak yang

terletak

di

antara nukleus

lentikularis dan nukleus kaudatus. Struktur ini adalah sekelompok saluran serat termyelinasi,
termasuk akson dari jaras piramidalis

dan

extrapyramidal

upper

motor

neurons

yang

menghubungkan korteks ke badan sel dari jaras motorik yang lebih rendah. Karena begitu
banyaknya akson yang berkumpul dalam kapsula interna, bagian ini kadang-kadang juga disebut
sebagai leher botol serat (bottleneck of fibers). Hal ini juga membuat lesi pada kapsula interna
sangat buruk dampaknya.
Ujung kapsula interna berakhir dalam otak, tepat di atas otak tengah, namun akson-akson
yang melewatinya terus ke bawah melalui batang otak dan sumsum tulang belakang. Mereka
turun melalui batang otak dalam dua bundel besar yang disebutpedunkulus serebri atau crus
serebri.
Merupakan berkas serabut saraf berbentuk pita lebar substansia alba yang memisahkan
nucleus lenticularis dengan nucleus caudatus dan thalamus. Mengandung serabut saraf
penghubung bolak-balik antara cortex cerebri dengan thalamus dan medula spinalis.Pada
penampang lintang berventuk huruf V, dimana titik sudutnya disebut genu menghadap ke medial
dan kaki-kakinya disebut crus anterior dan crusposterior.
Kapsula Interna terdiri dari :
A. Krus Anterior
Berisi serat-serat talamokortikal dan kortikotalamik, jaras-jaras frontopontin dan seratserat saraf yang menghubungkan nucleus kaudatus dan putamen
B. Krus Posterior
Terdiri dari 3 bagian :
1. Bagian Sentral ( 2/3 depan )
Berisi jaras jaras kortikobulbaris, kortikospinalis dan kortikorubralis

2. Bagian Retrolentikular (1/3 belakang)


Berisi jaras jaras sensorik dari inti posterolateral thalamus ke girus post-sentralis
3. Bagian Sublentikular (dibawah nucleus lentikularis)
Berisi serat serat parietotemporopontin, radiasio auditorik (pendengaran) dan serat
serat (penglihatan) genikulokalkarina.

LI 2. Memahami dan menjelaskan stroke.


LO 2.1 Definisi stroke
Stroke adalah sindrom hemiparesis atau hemiparalisis akibat lesi vaskular yang
bisa bangkit dalam beberapa detik sampai hari, tergantung pada jenis penyakit yang menjadi
kausanya. WHO mendefinisikan stroke sebagai manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak,
baik fokal maupun global (menyeluruh), yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam
atau sampai menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan vaskuler (Hatano,
1976 dalam Davenport dan Dennis, 2000).
LO 2.2 Epidemiologi stroke
Sedangkan pada penelitian di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia diperoleh data
jumlah penderita stroke akut sebanyak 2065 kasus selama periode awal Oktober 1996 sampai
dengan akhir Maret 1997, mengenai usia sebagai berikut : dibawah 45 tahun 12,9% , usia 45 65
tahun 50,5%, diatas 65 tahun 35,8% , dengan jumlah pasien laki-laki 53,8% dan pasien
perempuan 46,2% (Misbach, 1999).

LO 2.3 Etiologi dan factor resiko stroke


Etiologi :
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
1) Perdarahan intra serebral
Perdarahan intraserebral selalu disebabkan oleh pecahnya arteri
arteriosklerotik kecil yang menyebabkan melemahnya pembuluh darah,
terutama oleh hipertensi arterial kronik. Perdarahan intraserebral akibat
dari aneurisma kongenital, arteriovenosa atau kelainan vaskular lainnya,
trauma, aneurisma mycotic, infark otak (infark hemoragik), primer atau
metastasis tumor otak, antikoagulasi berlebihan, dyscrasia darah,
perdarahan atau gangguan vasculitic jarang terjadi. (WHO, 2005)
2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
Stroke hemorage subaraknoid sering disebabkan oleh kelainan
arteri yang berada di pangkal otak, yang dinamakan aneurisma serebral.
Perdarahan subarachnoid secara spontan sering berkaitan dengan
pecahnya aneurisma (85%), kerusakan dinding arteri pada otak.
b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
Stroke iskemik

dapat dikarenakan oleh pembentukan trombus lokal atau

fenomena embolic, mengakibatkan oklusi dari arteri otak. Aterosklerosis, terutama


dari vaskular serebral, merupakan faktor penyebab pada kebanyakan kasus stroke
iskemik. Emboli kardiogenik dianggap telah terjadi jika pasien bersamaan menderita
fibrilasi atrium, penyakit jantung katup, atau berbagai kondisi lain dari jantung yang
dapat menyebabkan pembentukan gumpalan. Membedakan antara emboli kardiogenik
dan penyebab lain dari stroke iskemik adalah penting dalam menentukan jangka
panjang farmakoterapi pada pasien yang diberikan (Dipiro, 2005).
2. Berdasarkan waktu terjadinya
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
Kolesterol, aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes,

riwayat stroke dalam keluarga, migrain. Faktor resiko perilaku, antara lain merokok (aktif
& pasif), makanan tidak sehat (junk food, fast food), alkohol, kurang olahraga,
mendengkur, kontrasepsi oral, narkoba, obesitas. 80% pemicu stroke adalah hipertensi
dan arteriosklerosis. Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak
nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang
mengkonsumsi makanan yang berlemak.
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
RIND disebabkan oleh Aterosklerosis, Emboli, Obatobatan, Infeksi dan Hipotensi.
c. Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
Etiologi SIE terdiri dari:
1. Penyebaran trombus secara progresif lokasi asal dalam arteri primer sehingga
mengganggu sirkulasi anastomotic dan memperluas wilayah kerusakan jaringan
2. Keterlibatan maximal atherosclerotic dengan atau tanpa ulkus dan / atau stenosis,
awalnya ada trombus cukup untuk menghasilkan penyumbatan lama kelamaan
akan menambahkan daerah iskemia otak.
3. Edema otak yang tersebar di mode konsentris dan semakin mengurangi fungsi klinis
tanpa perluasan daerah infark asli.
4. Kondisi umum pasien (kardiorespirasi, perubahan regulasi cairan dan elektrolit,
keseimbangan asam-basa, atau akuisisi infeksi sistemik) dapat memperluas daerah
infark.
d. Completed stroke
Pada dasarnya etiologi completed stroke sama seperti stroke tipe yang lain hanya
berbeda pada waktu terjadinya stroke tersebut menetap.

FAKTOR RESIKO
Pola hidup yang tidak baik tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan. Faktor
potensial kejadian stroke dibedakan menjadi 2 kategori besar yakni:
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

Usia

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula
risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan)
yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh
darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosklerosis).

Jenis kelamin

Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini diduga terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok itu
sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh yang dapat
mengganggu aliran darah.

Herediter

Orang dengan riwayat stroke pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk
terkena stroke dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.

Ras/etnik

Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar
untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2. Faktor yang dapat dimodifikasi

Hipertensi (darah tinggi)

Hipertensi merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal ini
dikarenakan pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh dimana
diameter pembuluh darah akan mengecil (vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke
otak pun akan berkurang. Dengan pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan
akan kekurangan suplai oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang
secara terus menerus, maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.

Penyakit jantung

sentral dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Bilamana pusat mengaturan aliran
darahnya mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan mengalami gangguan
termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Karena adanya gangguan aliran, jaringan
otak pun dapat mengalami kematian secara mendadak ataupun bertahap.

Diabetes melitus

Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku
(tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tibatiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.

Hiperkolesterolemia

Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL akan mengakibatkan terbentuknya


plak/kerak pada pembuluh darah, yang akan semakin banyak dan menumpuk sehingga
dapat mengganggu aliran darah.

Obesitas

Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang
dengan obesitas, dimana biasanya kadar LDL lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
HDLnya.

Merokok

Berdasarkan penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki


kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh
darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian dapat
menyebabkan gangguan aliran darah.

LO 2.4 Patofisiologi stroke.


Pengaliran Darah ke Otak dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
1. Tekanan Perfusi. Tekanan untuk memompa darah ke otak disebut tekanan perfusi (TP). Otak
mempunyai kemampuan otoregulasi yaitu kemampuan otak untuk mengatur agar aliran
darahnya tetap konstan. Kemampuan mengatur arteriola untuk menguncup bila tekanan darah
sistemik naik dan untuk dilatasi bila tekanan darah sistemik menurun (pada tekanan darah 50-

150 mmHg). Hal lain yang mempengaruhi Tekanan perfusi adalah Cardiac Output (CO) atau
curah jantung.
2. Keadaan Pembuluh Darah. Bila ada arteriosklerosis, trombosis, dan emboli, penampang
pembuluh darah akan menyempit, bahkan menjadi tersumbat. Ini disebut sebagai tahanan
pembuluh darah otak atau resistensi jaringan (RJ).
3. Faktor Darah Sendiri, disebut juga faktor hemereologi, yaitu menyangkut kekentalan dan
viskositas darah, sifat-sifat sel darah, misalnya fleksibilitas sel darah merah dan kemampuan
darah untuk koagulasi.

LO 2.5 Manifestasi Klinik


Berikut 5 gejala stroke yang paling umum:

Kesemutan tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, khususnya jika hanya pada sebagian badan

Tiba-tiba kebingungan, kesulitan bicara atau memahami pembicaraan

Gangguan penglihatan tiba-tiba, baik pada satu atau kedua mata

Kesulitan berjalan tiba-tiba, pusing, kehilangan keseimbangan

Sakit kepala kronis tiba-tiba tanpa sebab yang jelas

Diketahui banyak gejala umum yang bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan. Meski demikian,
perempuan lebih mungkin mengalami tanda-tanda peringatan yang mendadak seperti:
1. Nyeri dada
2. Wajah dan anggota tubuh sakit
3. Sesak napas
4. Jantung berdebar
5. Kelemahan secara umum
6. Cegukan dan mual

BEDAKAN GEJALA KLINIS STROKE

Harus diketahui, biasanya seseorang yang terkena stroke adalah yang mempunyai faktor
risiko. Tetapi kadang seseorang tanpa faktor risiko apapun juga dapat mengalami stroke. Setiap
jenis stroke pun mempunyai gejala yang berbeda-beda.
Stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak (hemorrhagic)
timbul ketika orang tersebut sedang bekerja atau melakukan suatu aktifitas tertentu,
biasanya penderita ini mempunyai faktor risiko seperti hipertensi, kadang ditemukan faktor
pencetus, misalnya penderita terjatuh atau terpeleset di kamar mandi, dapat juga penderita
sedang marah-marah, dapat juga saat seseorang tersebut mengalami mimpi buruk. Akibatnya
tekanan darah penderita meningkat tinggi secara mendadak, darah di otak yang telah rapuh
menjadi pecah dan penderita mendadak mengalami hilang kesadaran (pingsan). Keadaan ini
dapat berakhir dengan kematian.
Stroke yang disebabkan oleh penyumbatan (trombosis)
justru timbul pada seseorang tersebut sedang istirahat. Pada saat istirahat, tekanan darah
penderita biasanya akan mengalami penurunan, dengan adanya penurunan tekanan ini, saluran
pembuluh pun mengalami penyempitan dan darah yang dialirkan ke dalam otakpun akan
berkurang. Stroke jenis ini biasanya dialami oleh seseorang yang mempunyai faktor risiko
seperti pengerasan pembuluh darah (arteriosklerosis) dan gangguan lipid (seperti
hiperkolesterolemi dan hipertrigliserida). Stroke jenis ini masih bersifat reversibel dan dapat
membaik bila tekanan darah cepat naik kembali/membaik (fase penumbra).
Stroke jenis ini (emboli)
paling banyak terjadi pada mereka yang mempunyai gangguan pada fungsi jantung,
hipertensi dan aneurisma. Bermula dari adanya gesekan antara katup jantung yang mengalami
gangguan dengan sel darah yang menyebabkan rusaknya sel darah. Beberapa sel darah yang
rusak ini dapat menyatu kemudian menggumpal. Apabila sel darah yang rusak ini mengalir
menuju pembuluh darah otak, dapat berakibat terjadinya penyumbatan. Bisa juga disebabkan
karena gumpalan lemak pada pembuluh darah yang lepas dan mengalir ke pembuluh darah
dengan cara yang sama. Biasanya penderita akan mengalami hilang kesadaran tetapi dak lebih
dari 30 menit.
Gejala TS trombosis serebri, yaitu:

+ Terjadi pada waktu istirahat

+ Tidak ada kehilangan kesadaran.

+ Adanya faktor-faktor resiko, misalnya arteriosklerosis dan hiperlipidermia.

Gejala ES Emboli Serebri, yaitu:

+ Terjadi paling sering pada waktu ada atrial fibrilasi

+ Ada kehilangan kesadaran kurang 30 menit.

+ Ada faktor-faktor resiko, seperti hipertensi, penyakit jantung, dan aneurisma.

Gejala HS Hemorragik Stroke, yaitu:

+ Terjadi pada waktu sedang beraktivitas.

+ Ada kehilangan kesadaran lebih 30 menit.

+ Ada faktor-faktor resiko, misalnya hipertensi.

LO 2.6 Diagnosis
Untuk membedakan stroke tersebut termasuk jenis hemoragis atau non hemoragis. antara
keduanya, dapat ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis neurologis, algoritma dan
penilaian dengan skor stroke, dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Bila sudah ditetapkan sebagai penyebabnya adalah stroke, maka langkah berikutnya
adalah menetapkan stroke tersebut termasuk jenis yang mana, stroke hemoragis atau stroke
iskemik. Untuk keperluan tersebut, pengambilan anamnesis harus dilakukan seteliti
mungkin.Berdasarkan hasil anamnesis, dapat ditentukan perbedaan antara keduanya, seperti
tertulis pada tabel di bawah ini.
2. Pemeriksaan radiologi
a. CT-scan
CT-scan merupakan alat pencitraan yang dipakai pada kasus-kasus emergensi seperti
emboli paru, diseksi aorta, akut abdomen, semua jenis trauma dan menentukan tingkatan
dalam stroke. Pada kasus stroke, CT-scan dapat menentukan dan memisahkan antara jaringan

otak yang infark dan daerah penumbra. Selain itu, alat ini bagus juga untuk menilai
kalsifikasi jaringan. Berdasarkan beberapa studi terakhir, CT-scan dapat mendeteksi lebih
dari 90 % kasus stroke iskemik, dan menjadi baku emas dalam diagnosis stroke.

Normal

stroke(tanda-tanda perdarahan (warna


putih/hiperdens)
atau tanda iskemia/infark
(warna menurun/hipodens)

khas pada strok iskemik

b.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Secara umum lebih sensitif dibandingkan CT-scan. MRI juga dapat digunakan pada
kompresi spinal. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru,
udara bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah prosedur pemeriksaan
yang lebih rumit dan lebih lama, hanya sedikit sekali rumah sakit yang mempunyai, harga
pemeriksaan yang sangat mahal serta tidak dapat dipakai pada pasien yang memakai alat
pacemaker jantung dan alat bantu pendengaran.
LO 2.7 TATALAKSANA
Hasil penelitian menunujukkan efektifitas kombinasi dua jenis obat yang biasa digunakan untuk
mengobati bells palsy yaitu : kortikosteroid dan antivirus.

Kortikosteroid, seperti prednison, adalah agen anti-peradangan yang kuat. Obat ini dapat
mengurangi pembengkakan pada saraf wajah dan akan lebih cocok karena lebih nyaman.

Obat antivirus, seperti acyclovir atau valacyclovir, dapat menghentikan perkembangan


infeksi jika virus diketahui sebagai penyebabnya.

Beberapa studi klinis menunjukkan manfaat dari perawatan dini dengan kortikosteroid, anti-virus
atau kombinasi dari kedua jenis obat. Bukti efektivitas kortikosteroid tampaknya lebih kuat
daripada obat antivirus, dan mereka cenderung paling efektif jika diberikan dalam waktu tiga
hari sejak munculnya gejala.
Terdapat pula pengobatan lainnya, seperti :

Terapi Fisik.
Otot yang lumpuh dapat menyusut sehingga dapat menyebabkan kontraktur permanen.
Seorang terapis fisik dapat mengajarkan penderita bagaimana pijatan dan latihan otot-otot
wajah untuk membantu mencegah hal ini terjadi.

Pasien yang tidak dapat menutup mata dapat diberikan tetes mata methylcellulose,
kemudian mata ditutup dengan eyepatch sampai kelopak mata dapat berfungsi kembali.

Obat herbal tradisional


Obat herbal atau obat tradisional yang dapat digunakan untuk membantu penyembuhan
bells palsy adalah jus mengkudu. Jus mengkudu memiliki efek anti radang dan antivirus.
Jus mengkudu sangat baik untuk kesehatan saraf.

LO 2.8 Komplikasi stroke


1. Komplikasi Akut
Kenaikan tekanan darah. Keadaan ini biasanya merupakan mekanisme
kompensasi sebagai upaya mengejar kekurangan pasokan darah di tempat lesi.
Oleh karena itu kecuali bila menunjukkan nilai yang sangat tinggi (sistolik >
220/ diastolik >130) tekanan darah tidak perlu diturunkan, karena akan turun
sendiri setelah 48 jam. Pada pasien hipertensi kronis tekanan darah juga tidak
perlu diturunkan segera.
Kadar gula darah. Pasien stroke seringkali merupakan pasein DM sehingga
kadar glukosa darah pasca stroke tinggi. Akan tetapi seringkali terjadi kenaikan
glukosa darah pasein sebagai reaksi kompensasi atau akibat mekanisme stress.
Gangguan jantung. Baik sebagai penyebab maupun sebagai komplikasi.
Keadaan ini memerlukan perhatian khusus, karena seringkali memperburuk
keadaan stroke bahkan sering merupakan penyebab kematian.

Gangguan respirasi. Baik akibat infeksi maupun akibat penekanan di pusat


napas.

Infeksi dan sepsis. Merupakan komplikasi stroke yang serius pada ginjal dan
hati.

Gangguan cairan, elektrolit, asam dan basa.

Ulcer stres. Yang dapat menyebabkanterjadinya hematemesis dan melena.

2. Komplikasi Kronik

Akibat tirah baring lama di tempat tidur bias terjadi pneumonia, dekubitus,
inkontinensia serta berbagai akibat imobilisasi lain.

Rekurensi stroke.

Gangguan sosial-ekonomi.

Gangguan psikologis.

LO 2.9 Pencegahan stroke

Rekomendasi American Stroke Association (ASA) tentang pencegahan stroke


adalah sebagai berikut:
1. Pencegahan Primer Stroke
Pendekatan pada pencegahan primer adalah mencegah dan mengobati faktorfaktor risiko yang dapat dimodifikasi.

Hipertensi
Hipertensi harus diobati, untuk mencegah stroke ulang maupun
mencegah penyakit vaskular lainnya. Pengendalian hipertensi ini sangat
penting artinya bagi para penderita stroke iskemik dan TIA. Target absolut
dalam hal penurunan tekanan darah belum dapat ditetapkan, yang penting
adalah bahwa tekanan darah < 120 / 80 mm Hg. Modifikasi berbagai
macam gaya hidup berpengaruh terhadap upaya penurunan tekanan darah
secara komprehensif.
Obatobat yang dianjurkan adalah diuretika dan ACE inhibitor; namun
demikian pilihan obat disesuaikan dengan kondisi / karakteristik masing
masing individu.

Diabetes melitus
Pada penderita diabetes melitus maka penurunan tekanan darah dan
lipid darah perlu memperoleh perhatian yang lebih serius. Dalam kasus
demikian ini maka obat antihipertensi dapat lebih dari 1 macam. ACE
inhibitor merupakan obat pilihan untuk kasus gangguan ginjal dan
diabetes melitus
Pada penderita stroke iskemik dan TIA, pengendalian kadar gula
direkomendasikan sampai dengan mendekati kadar gula plasma normal
(normoglycemic), untuk mengurangi komplikasi mikrovaskular dan
kemungkinan timbulnya komplikasi makrovaskular. Sementara itu kadar
HbA1c harus lebih rendah dari 7%.

Lipid
Penderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar kolesterol yang
tinggi, penyakit arteri koroner, atau adanya bukti aterosklerosis, maka
pasien harus dikelola secara komprehensif meliputi modifikasi gaya hidup,

diet secara tepat, dan pengobatan. Target penurunan kadar kolesterol


adalah sebagai berikut: LDL < 100 mg% dan kadar LDL < 70 mg% bagi
penderita dengan faktor risiko multipel.
Penderita stroke iskemik atau TIA yang dicurigai mengalami
aterosklerosis tetapi tanpa indikasi pemberian statis (kadar kolesterol
normal, tanpa penyakit arteri koroner, atau tidak ada bukti aterosklerosis)
dianjurkan untuk diberi statin untuk mengurangi risiko gangguan vaskular.
Penderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar HDL kolesterol
rendah dapat dipertimbangkan untuk diberi niasin atau gemfibrozil.

Merokok
Setiap pasien stroke atau TIA harus segera menghentikan kebiasaan
merokok.

Penghentian

merokok

dapat

diupayakan

dengan

cara

penyuluhan dan mengurangi jumlah rokok yang dihisap / hari secara


bertahap.

Obesitas
Bagi

setiap

penderita

stroke

iskemik

atau

TIA

dengan

obesitas/overweight sangat dianjurkan untuk mempertahankan bodymass


index (BMI) antara 18,524,9 kg/m2 dan lingkat panggul kurang dari 35
inci (perempuan) dan kurang dari 40 inci (lakilaki). Penyesuaian berat
badan diupayakan melalui keseimbangan antara asupan kalori, aktivitas
fisik dan penyuluhan kebiasaan hidup sehat

Aktivitas fisik
Setiap pasien stroke iskemik atau TIA yang mampu untuk melakukan
aktivitas fisik sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik ringan
selama 30 menit/hari. Untuk pasien yang tidak mampu melakukan
aktivitas fisik maka dianjurkan untuk melakukan latihan dengan
bantuanorang yang sudah terlatih.

2. Pencegahan Sekunder Stroke


Pencegahan sekunder stroke mengacu pada kepada strategi untuk
mencegah kekambuhan stroke. Pendekatan utama adalah mengendalikan
hipertensi, CEA, dan memakai obat antiagregat antitrombosit. Aggrenox

adalah satu-satunya kombinasi aspirin dan dipiridamol yang telah terbukti


efektif untuk mencegah stroke sekunder.
LO 2. 10 Prognosis stroke.
Indikator prognosis adalah : tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat
kesadaran

Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik

Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan
jangka panjang

Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah
serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3
bulan1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 8

Prognosis pasien dgn stroke hemoragik (perdarahan intrakranial)


tergantung pada ukuran hematoma hematoma > 3 cm umumnya
mortalitasnya besar, hematoma yang massive biasanya bersifat lethal

Jika infark terjadi pada spinal cord prognosis bervariasi tergantung


keparahan gangguan neurologis Jika kontrol motorik dan sensasi nyeri
terganggu prognosis jelek

LI 3. Memahami dan menjelaskan kewajiban suami dan istri menurut islam.


Sebagai bahan referensi dan renungan bahkan tindakan, berikut, garis besar hak
dan kewajiban suami isteri dalam Islam yang di nukil dari buku Petunjuk Sunnah dan
Adab Sehari-hari Lengkap karangan H.A. Abdurrahman Ahmad.
Hak Bersama Suami Istri
Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah.
(Ar-Rum: 21)
Hendaknya

saling

mempercayai

dan

memahami

sifat

masing-masing

pasangannya. (An-Nisa: 19 Al-Hujuraat: 10)


Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)
Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)
Adab Suami Kepada Istri .

Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan
agama. (At-aubah: 24)
Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan RasulNya. (At-Taghabun: 14)
Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AIFurqan: 74)
Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi
nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil
jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
Jika istri berbuat Nusyuz, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini
secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan
pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa: 34) Nusyuz adalah:
Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya
dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan
anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya
terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan.
(Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Yala)
Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih
sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa: 19)
Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian,
tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali
dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya,
dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34,
At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)

Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita


(hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa: 3)
Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasai)
Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib
mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa.
(AIGhazali)
Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu
kepada istrinya. (AI-Baqarah: 40)

Adab Isteri Kepada Suami


Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki
adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa: 34)
Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi
daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa: 39)
Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
a. Menyerahkan dirinya,
b. Mentaati suami,
c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang
dalam kesibukan. (Nasa i, Muttafaqun Alaih)
Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya,
lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga
suami meridhainya. (Muslim)
Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt.
mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada
hak orang tuanya. (Tirmidzi)

Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia
dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.:
Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri
bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan
suami(Thabrani)
Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di
belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa: 34)

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan , Sulistis Gan et all. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. FKUI
Harrison. Principles of Internal Medicine. McGraw-Hill Companies, Inc.
Pedoman Praktis Pemeriksaan Neurologi FK UI. Kesadaran. Jakarta 2006; hal. 39-50.
Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Edisi 6.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Uddin, Jurnalis. 2009. Anatomi Susunan Saraf Manusia. FKUY : Jakarta


Yusuf Misbach. Penatalaksanaan umum penderita koma. Media Aesculapius 30 September 2002.

You might also like