Professional Documents
Culture Documents
KELUMPUHAN WAJAH
Perempuan berusia 50 tahun saat sedan berbelanja di pusat perbelanjaan tiba-tiba
berbicara pelo cadel dan setelah di
simetris. Pasien juga mengeluh anggota gerak sisi kiri lebih lemah di bandingkan kanan. Suami
langsung, membawa istrinya ke IGD RS terdekat. Pemeriksaan tanda vital menunjukan
hipertensi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah tidak simetris. Pada saat menjulurkan lidah,
mencong ke sisi kiri tanpa adanya atrofi papil dan fasikulasi. Terdapat hemiparesis sinistra.
Dokter mengatakan pasien mengalami stroke. Sebagai seorang suami, ia berkewajiban untuk
menyantuni dan merawat istrinya dengan baik sesuai dengan ajaran islam.
\\
HIPOTESIS :
Usia dan Hipertensi merupakan factor resiko dari stroke, karena hipertensi dapat
membuat gangguan pada suplai darah ke otak, dan menjadi tidak normal kemudian pembuluh
darah di otak pecah. Lalu di lakukan pemeriksaan fisik (GCS,motoric,sensorik dan otonom N.
Cranialis) .terdapat hemiparesis parase N.12 sinistra umn dan parese N.7 sinistra tipe umn . lalu
di lakukan pemeriksaan Penunjang di dapatkan hasial diagnosis penyakit pasien adalah Stoke,
kemudian dilakukan tatalaksana .
Kata-kata sulit :
1. Sulcus nasolabialis : alur antara sudut bibir atas dengan hidung
2. Fasikulasi : gerakan keduta yang singkat dan irregular yang terlihat memakai kulit dan
terjadi di tengah otot
3. Stroke : gangguan vasikularisasi darah ke ptak / hilangnya fungsi system syaraf yang
mendadak lebih dari 24 jam
4. Hemipharesis : kekuatan otot berkurang pada salah satu tubuh/ separuh bagian tubuh
5. Atripi papil : permukaan lidah menjadi licin dan papil menghilang
Pertanyaan :
ms,reflek fisiologi
&
SASARAN BELAJAR
Nomor Nama
Jenis
Olfaktori
Sensori
II
Optik
Sensori
Fungsi
Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai sensasi bau
Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke
Okulomotor
Motorik
IV
Troklear
Motorik
Trigeminal
VI
Abdusen
Motorik
Abduksi mata
Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah
VII
Fasial
Gabungan
VIII
IX
Glosofaringeal
Vagus
Gabungan
XI
Aksesori
Motorik
XII
Hipoglosal
Motorik
dengan
area
otonom
adalah
medial
berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus
genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian
posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.
Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk
kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal.
Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal
dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
SARAF OKULOMOTORIUS (N. III)
Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di
depan substansia grisea periakuaduktal (Nukleus
motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia
grisea (Nukleus otonom).
Nukleus motorik bertanggung jawab untuk
persarafan otot-otot rektus medialis, superior, dan
inferior, otot oblikus inferior dan otot levator
palpebra superior. Nukleus otonom atau nukleus
Edinger-westhpal yang bermielin sangat sedikit
mempersarafi otot-otot mata inferior yaitu spingter pupil dan otot siliaris.
batang
otak.
Saraf
troklearis
mempersarafi otot oblikus superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi
dalam derajat kecil.
dan
serabut-serabut
sensorik.
Serabut
motorik
mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabutserabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang
utama yatu saraf oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis.
Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah,
mukosa mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan
tengah bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.
SARAF ABDUSENS (N. VI)
Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi
pons bagian bawah dekat medula oblongata dan terletak
dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi
otot rektus lateralis.
Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis
okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot
digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan
bagian anterior lidah.SARAF VESTIBULOKOKLEARIS (N. VIII)
Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi
pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi
keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju
inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan
kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai
dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di
dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan
menyebar melewati batang dan serebelum.
Motorik atas terletak pada cortex cerebri, neuron yang ada dicortex cerebri
sebagai Neuron orde pertama (sel pyramidalis). Axo neuron pertama turun melalui
corona radiata masuk crus posterior capsula interna mes-encephalon, pons,
medulla oblongata dan medulla spinalis bersinap dengan neuron orde kedua pada
cornu anterior subt.grisea medulla spinalis.
Asal Neuron Orde pertama :
o 1/3 berasal dari Area 4 Brodmann (pusat motorik primer) pada gyrus precentralis
o 1/3 berasal dari Area 6 Brodmann (pusat motorik sekunder) pada gyrus
precentralis
o 1/3 berasal dari Area 3,2,1 Brodmann (pusat somastesi) pada gyrus postcentralis
B. Traktus Ekstrapyramidal
Datang dari Batang Otak menuju Medulla Spinalis
1. Tractus reticulospinalis
Asal : Formatio reticulare yang terletak sepanjang mes-encephalon, pons dan
medulla oblongata (neuron orde pertama).
Jalan :
Dari neuron yang ada di pons, dikirmkan axon lurus kebawah : traktus
reticulospinlis pontinus
Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal: neuron orde kedua dan
ketiga)
Fungsi : mengontrol neuron orde kedua dan ketiga dalam bentuk fasilitasi dan
inhibisi
kontraksi
otot
skelet
berkaitan
dengan
fungsi
kseimbangan tubuh.
2. Tractus Tectospinalis
Asal
Jalan
Tujuan : cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal) dan bersinaps dengan
neuron orde kedua dan ketiga
Fungsi:
1) terjadinya reflex pupilodilatasi sbg. respon kalau lagi berada dalam
ruang gelap
2) terjadinya reflex gerakan tubuh sbg. respon terhadap ransang
penglihatan
3. Tractus Rubrospinalis
Asal
: nucleus ruber (neuron orde pertama) pada tegmentum mesencephalon setinggi coliculus superior.
Jalan
Tractus vestibulospinalis
Asal
1. Tractus olivospinalis
Asal : nucleus olivarius inferius (neuron orde pertama), menerima axon dari :
cortex cerebrii, corpus striatum, nuceu ruber
Tujuan
Asal
Tujuan
Asa l
Tujuan
Asal
: area brodmann 9
Tujuan
Asal
: area brodmann 6
Tujuan
Asal
: area brodmann 4
Tujuan
b. Tractus corticohypothalamicus
Asal
: cortec hypocampi
Tujuan
: hypothalamus
c. Tractus corticosubthalamicus
Asal
Tujuan : subthalamus
: area brodman 6
d. Tractus Corticonigra
Asal
Tujuan
Jalan raya sensorik berfungsi untuk membawa fungsi sensorik (exteroreseptif &
propioreseptif) dari reseptor ke pusat sensorik sadar di otak.
Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi:
Exteroseptor : perasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan
raba
Proprioseptor : perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo.
Interoseptor : perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti
jantung, lambung, usus, dll.
Interoseptor : perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti
jantung, lambung, usus, dll.
serta (2) informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya dari otot
dan sendi.
Secara umum anatomi jaras asenden adalah sebagai berikut :
Sinyal sensoris biasanya berjalan melewati tiga neuron dari tempat asal mereka di
reseptor menuju tujuan mereka di area sensoris yang ada di otak. Neuron yang
pertama akan mendeteksi stimulus dan mentransimisikan sinyal tersebut menuju
medulla spinalis atau ke otak, apabila ditransmisikan menuju medulla spinalis, maka
akan melalui radix dorsalis dan dilanjutkan secara ipsi lateral menuju fasukulus
cuneatus di medulla spinalis,dari medulla spinalis,sinyal diteruskan menuju medulla
oblongata masih oleh neuron yang pertama, di medulla oblongata, sinyal akan
diterima di nucleus cuneatus dan dari nucleus cuneatus diteruskan oleh neuron yang
kedua yang akan melanjutkan sinyal tersebut menuju ke thalamus yang berada di
ujung atas dari batang otak,sebelum menuju ke thalamus, sinyal tersebut dibawa oleh
neuron yang ke dua menuju lemniscus medial yang berada di medulla oblongata,dan
selanjutnya sinyal diteruskan menuju mesencephalon, di mesencephalon sinyal akan
melewati lemnicus medial yang berada di mesencephalon dan akhirnya menuju
thalamus. Dan neuron yang ke tiga akan membawa sisa sinyal dari thalamus menuju
area sensoris yang berada di korteks cerebri atau gyrus post sentralis. Di sanalah
ditentukan jenis gerakan atau posisi tubuh yang diinginkan.
Hampir seluruh informasi sensorik yang berasal dari segmen somatik tubuh
memasuki medulla spinalis melalui
bersatu menjadi arteri basilaris dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada tingkat
mesencephalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang arteri cerebri posterior.
Arteri vertebralis memberikan vaskularisasi pada batang otak dan medula spinalis atas.
Arteri basilaris memberikan vaskularisasi pada pons.
Arteri serebri posterior memberikan vaskularisasi pada lobus temporalis, oksipitalis, sebagian
kapsula interna, talamus, hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria, pleksus koroid dan
batang otak bagian atas
Arteria basilaris (aa. vertebrales a. Basilaris) terdiri dari :
Aa. pontis
Aa. mesencephalicae
Superior cerebelli
interna
adalah
terletak
di
antara nukleus
lentikularis dan nukleus kaudatus. Struktur ini adalah sekelompok saluran serat termyelinasi,
termasuk akson dari jaras piramidalis
dan
extrapyramidal
upper
motor
neurons
yang
menghubungkan korteks ke badan sel dari jaras motorik yang lebih rendah. Karena begitu
banyaknya akson yang berkumpul dalam kapsula interna, bagian ini kadang-kadang juga disebut
sebagai leher botol serat (bottleneck of fibers). Hal ini juga membuat lesi pada kapsula interna
sangat buruk dampaknya.
Ujung kapsula interna berakhir dalam otak, tepat di atas otak tengah, namun akson-akson
yang melewatinya terus ke bawah melalui batang otak dan sumsum tulang belakang. Mereka
turun melalui batang otak dalam dua bundel besar yang disebutpedunkulus serebri atau crus
serebri.
Merupakan berkas serabut saraf berbentuk pita lebar substansia alba yang memisahkan
nucleus lenticularis dengan nucleus caudatus dan thalamus. Mengandung serabut saraf
penghubung bolak-balik antara cortex cerebri dengan thalamus dan medula spinalis.Pada
penampang lintang berventuk huruf V, dimana titik sudutnya disebut genu menghadap ke medial
dan kaki-kakinya disebut crus anterior dan crusposterior.
Kapsula Interna terdiri dari :
A. Krus Anterior
Berisi serat-serat talamokortikal dan kortikotalamik, jaras-jaras frontopontin dan seratserat saraf yang menghubungkan nucleus kaudatus dan putamen
B. Krus Posterior
Terdiri dari 3 bagian :
1. Bagian Sentral ( 2/3 depan )
Berisi jaras jaras kortikobulbaris, kortikospinalis dan kortikorubralis
riwayat stroke dalam keluarga, migrain. Faktor resiko perilaku, antara lain merokok (aktif
& pasif), makanan tidak sehat (junk food, fast food), alkohol, kurang olahraga,
mendengkur, kontrasepsi oral, narkoba, obesitas. 80% pemicu stroke adalah hipertensi
dan arteriosklerosis. Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak
nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang
mengkonsumsi makanan yang berlemak.
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
RIND disebabkan oleh Aterosklerosis, Emboli, Obatobatan, Infeksi dan Hipotensi.
c. Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
Etiologi SIE terdiri dari:
1. Penyebaran trombus secara progresif lokasi asal dalam arteri primer sehingga
mengganggu sirkulasi anastomotic dan memperluas wilayah kerusakan jaringan
2. Keterlibatan maximal atherosclerotic dengan atau tanpa ulkus dan / atau stenosis,
awalnya ada trombus cukup untuk menghasilkan penyumbatan lama kelamaan
akan menambahkan daerah iskemia otak.
3. Edema otak yang tersebar di mode konsentris dan semakin mengurangi fungsi klinis
tanpa perluasan daerah infark asli.
4. Kondisi umum pasien (kardiorespirasi, perubahan regulasi cairan dan elektrolit,
keseimbangan asam-basa, atau akuisisi infeksi sistemik) dapat memperluas daerah
infark.
d. Completed stroke
Pada dasarnya etiologi completed stroke sama seperti stroke tipe yang lain hanya
berbeda pada waktu terjadinya stroke tersebut menetap.
FAKTOR RESIKO
Pola hidup yang tidak baik tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan. Faktor
potensial kejadian stroke dibedakan menjadi 2 kategori besar yakni:
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Usia
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula
risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan)
yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh
darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosklerosis).
Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini diduga terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok itu
sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh yang dapat
mengganggu aliran darah.
Herediter
Orang dengan riwayat stroke pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk
terkena stroke dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
Ras/etnik
Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar
untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
Hipertensi merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal ini
dikarenakan pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh dimana
diameter pembuluh darah akan mengecil (vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke
otak pun akan berkurang. Dengan pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan
akan kekurangan suplai oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang
secara terus menerus, maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.
Penyakit jantung
sentral dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Bilamana pusat mengaturan aliran
darahnya mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan mengalami gangguan
termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Karena adanya gangguan aliran, jaringan
otak pun dapat mengalami kematian secara mendadak ataupun bertahap.
Diabetes melitus
Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku
(tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tibatiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
Hiperkolesterolemia
Obesitas
Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang
dengan obesitas, dimana biasanya kadar LDL lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
HDLnya.
Merokok
150 mmHg). Hal lain yang mempengaruhi Tekanan perfusi adalah Cardiac Output (CO) atau
curah jantung.
2. Keadaan Pembuluh Darah. Bila ada arteriosklerosis, trombosis, dan emboli, penampang
pembuluh darah akan menyempit, bahkan menjadi tersumbat. Ini disebut sebagai tahanan
pembuluh darah otak atau resistensi jaringan (RJ).
3. Faktor Darah Sendiri, disebut juga faktor hemereologi, yaitu menyangkut kekentalan dan
viskositas darah, sifat-sifat sel darah, misalnya fleksibilitas sel darah merah dan kemampuan
darah untuk koagulasi.
Kesemutan tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, khususnya jika hanya pada sebagian badan
Diketahui banyak gejala umum yang bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan. Meski demikian,
perempuan lebih mungkin mengalami tanda-tanda peringatan yang mendadak seperti:
1. Nyeri dada
2. Wajah dan anggota tubuh sakit
3. Sesak napas
4. Jantung berdebar
5. Kelemahan secara umum
6. Cegukan dan mual
Harus diketahui, biasanya seseorang yang terkena stroke adalah yang mempunyai faktor
risiko. Tetapi kadang seseorang tanpa faktor risiko apapun juga dapat mengalami stroke. Setiap
jenis stroke pun mempunyai gejala yang berbeda-beda.
Stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak (hemorrhagic)
timbul ketika orang tersebut sedang bekerja atau melakukan suatu aktifitas tertentu,
biasanya penderita ini mempunyai faktor risiko seperti hipertensi, kadang ditemukan faktor
pencetus, misalnya penderita terjatuh atau terpeleset di kamar mandi, dapat juga penderita
sedang marah-marah, dapat juga saat seseorang tersebut mengalami mimpi buruk. Akibatnya
tekanan darah penderita meningkat tinggi secara mendadak, darah di otak yang telah rapuh
menjadi pecah dan penderita mendadak mengalami hilang kesadaran (pingsan). Keadaan ini
dapat berakhir dengan kematian.
Stroke yang disebabkan oleh penyumbatan (trombosis)
justru timbul pada seseorang tersebut sedang istirahat. Pada saat istirahat, tekanan darah
penderita biasanya akan mengalami penurunan, dengan adanya penurunan tekanan ini, saluran
pembuluh pun mengalami penyempitan dan darah yang dialirkan ke dalam otakpun akan
berkurang. Stroke jenis ini biasanya dialami oleh seseorang yang mempunyai faktor risiko
seperti pengerasan pembuluh darah (arteriosklerosis) dan gangguan lipid (seperti
hiperkolesterolemi dan hipertrigliserida). Stroke jenis ini masih bersifat reversibel dan dapat
membaik bila tekanan darah cepat naik kembali/membaik (fase penumbra).
Stroke jenis ini (emboli)
paling banyak terjadi pada mereka yang mempunyai gangguan pada fungsi jantung,
hipertensi dan aneurisma. Bermula dari adanya gesekan antara katup jantung yang mengalami
gangguan dengan sel darah yang menyebabkan rusaknya sel darah. Beberapa sel darah yang
rusak ini dapat menyatu kemudian menggumpal. Apabila sel darah yang rusak ini mengalir
menuju pembuluh darah otak, dapat berakibat terjadinya penyumbatan. Bisa juga disebabkan
karena gumpalan lemak pada pembuluh darah yang lepas dan mengalir ke pembuluh darah
dengan cara yang sama. Biasanya penderita akan mengalami hilang kesadaran tetapi dak lebih
dari 30 menit.
Gejala TS trombosis serebri, yaitu:
LO 2.6 Diagnosis
Untuk membedakan stroke tersebut termasuk jenis hemoragis atau non hemoragis. antara
keduanya, dapat ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis neurologis, algoritma dan
penilaian dengan skor stroke, dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Bila sudah ditetapkan sebagai penyebabnya adalah stroke, maka langkah berikutnya
adalah menetapkan stroke tersebut termasuk jenis yang mana, stroke hemoragis atau stroke
iskemik. Untuk keperluan tersebut, pengambilan anamnesis harus dilakukan seteliti
mungkin.Berdasarkan hasil anamnesis, dapat ditentukan perbedaan antara keduanya, seperti
tertulis pada tabel di bawah ini.
2. Pemeriksaan radiologi
a. CT-scan
CT-scan merupakan alat pencitraan yang dipakai pada kasus-kasus emergensi seperti
emboli paru, diseksi aorta, akut abdomen, semua jenis trauma dan menentukan tingkatan
dalam stroke. Pada kasus stroke, CT-scan dapat menentukan dan memisahkan antara jaringan
otak yang infark dan daerah penumbra. Selain itu, alat ini bagus juga untuk menilai
kalsifikasi jaringan. Berdasarkan beberapa studi terakhir, CT-scan dapat mendeteksi lebih
dari 90 % kasus stroke iskemik, dan menjadi baku emas dalam diagnosis stroke.
Normal
b.
Secara umum lebih sensitif dibandingkan CT-scan. MRI juga dapat digunakan pada
kompresi spinal. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru,
udara bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah prosedur pemeriksaan
yang lebih rumit dan lebih lama, hanya sedikit sekali rumah sakit yang mempunyai, harga
pemeriksaan yang sangat mahal serta tidak dapat dipakai pada pasien yang memakai alat
pacemaker jantung dan alat bantu pendengaran.
LO 2.7 TATALAKSANA
Hasil penelitian menunujukkan efektifitas kombinasi dua jenis obat yang biasa digunakan untuk
mengobati bells palsy yaitu : kortikosteroid dan antivirus.
Kortikosteroid, seperti prednison, adalah agen anti-peradangan yang kuat. Obat ini dapat
mengurangi pembengkakan pada saraf wajah dan akan lebih cocok karena lebih nyaman.
Beberapa studi klinis menunjukkan manfaat dari perawatan dini dengan kortikosteroid, anti-virus
atau kombinasi dari kedua jenis obat. Bukti efektivitas kortikosteroid tampaknya lebih kuat
daripada obat antivirus, dan mereka cenderung paling efektif jika diberikan dalam waktu tiga
hari sejak munculnya gejala.
Terdapat pula pengobatan lainnya, seperti :
Terapi Fisik.
Otot yang lumpuh dapat menyusut sehingga dapat menyebabkan kontraktur permanen.
Seorang terapis fisik dapat mengajarkan penderita bagaimana pijatan dan latihan otot-otot
wajah untuk membantu mencegah hal ini terjadi.
Pasien yang tidak dapat menutup mata dapat diberikan tetes mata methylcellulose,
kemudian mata ditutup dengan eyepatch sampai kelopak mata dapat berfungsi kembali.
Infeksi dan sepsis. Merupakan komplikasi stroke yang serius pada ginjal dan
hati.
2. Komplikasi Kronik
Akibat tirah baring lama di tempat tidur bias terjadi pneumonia, dekubitus,
inkontinensia serta berbagai akibat imobilisasi lain.
Rekurensi stroke.
Gangguan sosial-ekonomi.
Gangguan psikologis.
Hipertensi
Hipertensi harus diobati, untuk mencegah stroke ulang maupun
mencegah penyakit vaskular lainnya. Pengendalian hipertensi ini sangat
penting artinya bagi para penderita stroke iskemik dan TIA. Target absolut
dalam hal penurunan tekanan darah belum dapat ditetapkan, yang penting
adalah bahwa tekanan darah < 120 / 80 mm Hg. Modifikasi berbagai
macam gaya hidup berpengaruh terhadap upaya penurunan tekanan darah
secara komprehensif.
Obatobat yang dianjurkan adalah diuretika dan ACE inhibitor; namun
demikian pilihan obat disesuaikan dengan kondisi / karakteristik masing
masing individu.
Diabetes melitus
Pada penderita diabetes melitus maka penurunan tekanan darah dan
lipid darah perlu memperoleh perhatian yang lebih serius. Dalam kasus
demikian ini maka obat antihipertensi dapat lebih dari 1 macam. ACE
inhibitor merupakan obat pilihan untuk kasus gangguan ginjal dan
diabetes melitus
Pada penderita stroke iskemik dan TIA, pengendalian kadar gula
direkomendasikan sampai dengan mendekati kadar gula plasma normal
(normoglycemic), untuk mengurangi komplikasi mikrovaskular dan
kemungkinan timbulnya komplikasi makrovaskular. Sementara itu kadar
HbA1c harus lebih rendah dari 7%.
Lipid
Penderita stroke iskemik atau TIA dengan kadar kolesterol yang
tinggi, penyakit arteri koroner, atau adanya bukti aterosklerosis, maka
pasien harus dikelola secara komprehensif meliputi modifikasi gaya hidup,
Merokok
Setiap pasien stroke atau TIA harus segera menghentikan kebiasaan
merokok.
Penghentian
merokok
dapat
diupayakan
dengan
cara
Obesitas
Bagi
setiap
penderita
stroke
iskemik
atau
TIA
dengan
Aktivitas fisik
Setiap pasien stroke iskemik atau TIA yang mampu untuk melakukan
aktivitas fisik sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik ringan
selama 30 menit/hari. Untuk pasien yang tidak mampu melakukan
aktivitas fisik maka dianjurkan untuk melakukan latihan dengan
bantuanorang yang sudah terlatih.
Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik
Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan
jangka panjang
Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah
serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3
bulan1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes 8
saling
mempercayai
dan
memahami
sifat
masing-masing
Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan
agama. (At-aubah: 24)
Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan RasulNya. (At-Taghabun: 14)
Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AIFurqan: 74)
Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi
nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil
jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
Jika istri berbuat Nusyuz, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini
secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan
pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa: 34) Nusyuz adalah:
Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya
dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan
anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya
terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan.
(Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Yala)
Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih
sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa: 19)
Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian,
tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali
dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya,
dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34,
At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia
dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.:
Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri
bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan
suami(Thabrani)
Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di
belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa: 34)
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan , Sulistis Gan et all. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. FKUI
Harrison. Principles of Internal Medicine. McGraw-Hill Companies, Inc.
Pedoman Praktis Pemeriksaan Neurologi FK UI. Kesadaran. Jakarta 2006; hal. 39-50.
Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Edisi 6.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.