You are on page 1of 66

UPDATE : Samsung Galaxy Note N7000 ke Jelly Bean Indonesia 2/20/2013

Inilah Link Kumpulan ROM Samsung Galaxy Note N7000 2/9/2013

Asuhan Keperawatan
Berita Unik
Lifestyle
Mata Sejarah
News Android
News PC
Peluang Bisnis
PSIK 08'

Minggu, 30 Desember 2012


Satuan Acara Penyuluhan : Terapi Aktivitas Bermain Pada Anak Di Rumah
Sakit
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK
DI RUMAH SAKIT

1.

PENDAHULUAN
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik,
khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini

disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control,
dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan
berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif
atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak
yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan
secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang
dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan
fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu,
jarak serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas
karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi) pada
permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode
bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anakanak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan
emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga
emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.
Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka
mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup
untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain
2.

TUJUAN

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 3-5 tahun selama 60 menit, anak diharapkan bisa
mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan kecemasannya, merasa tenang selama
perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa
nyaman selama dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang
normal atau sehat.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah
5. Kognitifnya berkembang dengan mengetahui cara menggosok gigi dan mencuci tangan dengan
teknik yang benar, dan mengetahui cara mengelompokkan sampah untuk dibuang pada tempat
sampah yang tepat.
6. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat diruang yang sama
7. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.
8. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
9. Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.
10. Melatih sosial emosi anak.

3.

MANFAAT TERAPI BERMAIN

Memfasilitasi situasi yang tidak familiar


Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh
5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur
medis.
6. Memberi peralihan dan relaksasi.
7. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
8. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan.

9. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang
lain.
10. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
11. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).
4.

RENCANA KEGIATAN TERAPI

1. Jenis Program Bermain


a. Menonton video cara mencuci tangan dengan 6 langkah
b. Menonton video cara menggosok gigi yang benar dan lomba menggosok gigi
2. Karakteristik Bermain
a.

Melatih motorik kasar

b. Melatih kedisiplinan terhadap perawatan diri


3. Karaketristik Peserta
a.

Usia 3-5 tahun

b. Jumlah peserta + 5 anak dan didampingi oleh orang tua


c.

Keadaan umum mulai membaik

d. Klien dapat duduk


e.

Peserta kooperatif

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal

: Jumat, 14 Desember 2012

Waktu

: 09.00 WIB s/d selesai

Tempat

: Ruang Kemuning Lt. 2 (Bedah Anak)/ RSHS

5. Metode
Menonton video, demonstrasi, praktik
6. Alat-alat yang digunakan (Media)
a.

Demonstrasi Cara Cuci Tangan dan Menggosok Gigi Yang Benar

Laptop

Infokus

Sabun

Sikat dan pasta gigi

Ember dan air

7. Orientasi dan Uraian Tugas

1) Struktur organisasi
a. Leader

: Rijma Nugraha

b. Co. Leader : Erwan Hidayatullah


c. Fasilitator

1. Dewi Rahmawati
2. Hayya Nurhadiyati
3. Prayogi Agung Pangestu
4. Gustiar
5. Rizka Ariesta Ridwan
6. Winda Rosdianti
d. Observer

: Jamil
2) Uraian Tugas
(a) Leader

Menjelaskan tujuan bermain


Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
Menjelaskan aturan bermain pada anak
Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
(b) Co.Leader
Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.
(c) Fasilitator
Menyiapkan alat-alat permainan
Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang dijelaskan.
Mempertahankan kehadiran anak
Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam.
(d) Observer
Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.
Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,
Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain
6.

STRATEGI PELAKSANAAN
No

Terapis

Waktu

Subjek Terapi

Persiapan (Pra interaksi)


a.

5 menit

Menyiapkan ruangan

anak dan keluarga

b. Menyiapkan alat-alat
c.

sudah siap

Menyiapkan anak dan keluarga

Pembukaan (Orientasi)
a.

Ruangan, alat-alat,

5 menit

Mengucapkan salam

Anak dan keluarga


menjawab salam,

b. Memperkenalkan diri

anak saling

c.

Anak yang akan bermain saling

berkenalan, anak

berkenalan

dan keluarga

d. Menjelaskan kepada anak dan keluarga

memperhatikan

maksud dan tujuan terapi bermain


3

Kegiatan (Kerja)
a.

terapis
45 menit

Anak dan keluarga

Menjelaskan kepada anak dan keluarga

memperhatikan

tujuan, manfaat bermain selama

penjelasan terapis,

perawatan, dan cara permainan yang

anak melakukan

akan dilakukan

kegiatan yang

b. Mengajak anak untuk mengikuti


kegiatan bermain

diberikan oleh
terapis, anak dan
keluarga
memberikan respon
yang baik

LOMBA SIKAT GIGI


a.

Anak diminta untuk menonton video


animasi cara gosok gigi dengan benar.

b.

Anak diminta mempraktikkan cara


gosok gigi yang benar.
DEMONSTRASI CUCI TANGAN

a.

Ditampilkan

video animasi tentang

cuci tangan dengan 6 langkah, kapan


saja harus cuci tangan dan dampak jika

tidak cuci tangan.


b.

Mengajak anak untuk mempraktikkan


gerakan mencuci tangan bersama.

c.

Memotivasi anak untuk melakukan


cuci

tangan

mengaplikasikan

cuci

tangan selama di Rumah Sakit maupun


setelah pulang ke rumah.
4

Penutup (Terminasi)
a.

5 menit

Anak dan keluarga

Memberikan reward pada anak atas

tampak senang,

kemamuan mengikuti kegiatan bermain

menjawab salam

sampai selesai, serta memberikan


reward pada anak turut aktif dalam
lomba gosok gigi.
b. Mengucapkan terimakasih
c.

7.

Mengucapkan salam

EVALUASI YANG DIHARAPKAN

1) Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar
c. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya

2) Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi
masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi
sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3) Evaluasi Hasil
a. Diharapkan anak dan mampu menjelaskan , mempraktikkan apa yang sudah diajarkan.
b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
c. Anak menyatakan rasa senangnya

Mengetahui,

Kelompok Mahasiswa

Pembimbing Praktek,

(.)

(...)

LAMPIRAN MATERI
A. DEFINISI
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal, meskipun tidak pernah
dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak
dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991)
bermain dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang
penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain berguna untuk
mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan
atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan
kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan
dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi
manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan
apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain adalah
kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster,
1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: Kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang
dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan,
menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan
mental serta sosial anak.

B.

FUNGSI BERMAIN
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan pada
sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam

sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui
rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat
dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di
kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang
melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari anak lebih cepat berkembang di
bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
2. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada saat anak
bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu
memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan
kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang
digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia bayi anak
akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang
dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah
mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main
berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang
ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman
sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar
menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan
digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini,
seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh dan
merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling
berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

6. Mempunyai Nilai Terapeutik


Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan
ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat dijumpai anak
sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi
dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus
dilakukan tidak boleh dilanggar.
C.

MANFAAT BERMAIN
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:

1. Membuang ekstra energi.


2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
D. MACAM - MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat
oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadangkadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.

c. Bermain drama (Dramatic Play)


Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan
ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila
terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
E.

ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna
untuk :

1.

Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang
pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar :
sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola,
balok, lilin, dll.

2.

Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat
permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

3.

Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

4.

Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak,
keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,
misal kotak pasir, bola, tali, dan lain-lain.

F.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN

1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.


2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang
lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
H. PETUNJUK PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN (PRA-SEKOLAH)
1. Dari aspek fisik
Di rentang usia 3-5 tahun dengan titik puncak di usia 5 tahun, kemampuan motorik anak, baik
kasar maupun halus, sudah mencapai tingkat kematangan. Untuk motorik kasar, anak sudah bisa
berjalan, berlari, melompat, berdiri dengan satu kaki, bahkan memanjat. Sedangkan untuk
motorik halus, anak sudah bisa menjimpit benda-benda kecil, semisal koin. Mulai usia 5 tahun ke
atas seharusnya anak sudah mampu memegang pensil dengan benar seperti yang dilakukan orang
dewasa pada umumnya. Namun ingat, kemampuan memegang pensil dengan benar ini bukan
berarti anak juga wajib bisa menulis
2. Dari aspek sosial
Di usia ini anak seharusnya sudah terampil berinteraksi dengan teman sebayanya. Peran peer
group mulai terlihat penting. Jadi, jika anak di rentang usia ini masih soliter alias asyik dengan
dunianya sendiri, khususnya bagi anak usia 4 tahun ke atas, berarti dia mengalami keterhambatan
dalam perkembangan social
3. Dari aspek kognisi
Wajarnya anak di rentang usia ini sudah masuk fase praope-rasional. Dalam bahasa awamnya,
anak sudah dapat membayangkan objek tertentu atau seseorang hanya dari deskripsi, nama atau
suaranya.

4. Dari aspek bahasa


Menguasai lebih dari 1.000 kosakata. Penguasaan tata bahasanya pun
meningkat pesat. Contohnya, sudah bisa mengatakan, "Aku mau makan
3-4 tahun

pisang manis."
Anak mulai kenal sopan santun saat bicara. Misalnya, ketika menjawab
pertanyaan guru atau orang dewasa, ia sudah bisa memilih kata yang

4-6 tahun

lebih santun.

5. Dari aspek kepribadian


Di rentang usia ini anak diharapkan memiliki inisiatif untuk bereksplorasi sebanyak dan sejauh
mungkin. Sayangnya, anak kerap dihadang oleh aturan-aturan tertentu yang membatasi
eksplorasinya.

KARAKTERISTIK BERMAIN USIA 3-5 TAHUN (PRASEKOLAH)


1) Cross motor and fine motors
2) Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
3) Sangat energik dan imaginative
4) Mulai terbentuk perkembangan moral
5) Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
6) Assosiative play
7) Dramatic play
8) Skill play
9) Laki-laki aktif bermain di luar
10) Perempuan didalam rumah
Alat permainan yang cocok untuk anak usia 3-5 tahun:
1. Peralatan rumah tangga
2. Sepeda roda Tiga
3. Papan tulis/kapur
4. Lilin,boneka,kertas
5. Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk

TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI


Tujuan kegiatan :
a.

Memberi informasi.

b.

Memicu normalisasi.

c.

Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

d.

Mengidentifikasi teknik koping.


Contoh kegiatan :
a.

Mendesain tanda selamat dating.

b.

Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak

c.

Memicu orang tua membawa foto dan mainan

d.

Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

e.

Proaktif melakukan permainan.

ERMAIN DI RUMAH SAKIT


Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :
1)

Kelompok umur yang sama

2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur yang sama agar jenis
permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang
4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi silang dapat dihindari
5) Tidak banyak energi serta permainan singkat
6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain sehingga permainan
yang diberikan harus merupakan permainan yang tidak menguras tenaga energi yang besar
7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua
8)

Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang tua dengan anak
akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan penyakit dapat segera diketahui secara dini.

REFERENSI
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses Pada Tanggal
11 Desember 2012. www.nursingbegin.com

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC


Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETERAMPILAN TERAPI


BERMAIN PADA ANAK

Hari / Tanggal Kegiatan

Jenis Terapi Bermain

Ruangan

Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

Nama Anggota Kelompok :

Dewi Rahmawati
Erwan Hidayatullah
Gustiar
Hayya Nurhadiati
Jamil
Prayogi Agung P
Rijma Nugraha
Rizka Aresta R
Winda Rosdianti

No

ASPEK YANG DINILAI

BOBOT

NILAI
0

A.

ALAT

Rancangan program bermain lengkap dan

sistematis
2

Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin

dan tujuan
B

Tahap Pra Interaksi

Melakukan kontrak waktu

Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak

rewel, keadaan umum membaik / kondisi yang


memungkinkan)
3

Menyiapkan ruangan dan alat-alat

Mencuci tangan

Tahap Orientasi

Memberikan salam kepada anak dan keluarga serta

menyapa nama anak


2

Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

sebelum kegiatan dilakukan


D

Tahap Kerja

Memberikan petunjuk pada anak cara permainan

Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan

sendiri atau dibantu


3

Memotivasi keterlibatan anak dan keluarga

Memberikan pujian pada anak bila dapat

melakukan kegiatan
5

Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal,


psikomotor anak pada saat bermain

Meminta anak menceritakan apa yang

dilakukan/dibuatnya
7

Menanyakan perasaan anak setelah bermain

Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga

tentang permainan
E

Tahap terminasi

Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan

Berpamitan dengan anak dan keluarga

Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat

semula
4

Mencuci tangan

Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta

keluarga kegiatan dalam lembar catatan


keperawatan dan kesimpulan hasil bermain
meliputi emosional, hubungan interpersonal,
psikomotor dan anjuran untuk anak dan keluara
TOTAL NILAI

50
., 2012
Penilai,

Bisa Di Donlot DISINI Gratis atau DIDIEU

Hai Gan..Jangan Lupa Baca Artikel Ini Ya :


Diposkan oleh Ns. Gustiar S. Kep di 20.09
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Asuhan Keperawatan
0 komentar:
Poskan Komentar

Link ke posting ini


Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Like Us Facebook
whos.amung.us
Follow Twitter
Cari Blog Ini

Posting Blog

2012 (137)
o Maret (48)
o April (9)
o Mei (51)
o Juni (8)
o Juli (4)
o Oktober (2)
o Desember (15)
Des 13 (1)
Des 16 (2)
Des 19 (1)
Des 21 (1)
Des 22 (6)
Des 30 (4)
Satuan Acara Penyuluhan : Terapi Aktivitas Bermain...
Asuhan Keperawatan Malformasi Anorektal
Trik Memaksa Aplikasi Pindah Ke SD Card dengan Mov...
Tips Menghubungkan Keyboard Lengkap Dengan Mouse d...

2013 (6)

2014 (2)

Mengenai Saya

Ns. Gustiar S. Kep


Serang, Banten, Indonesia
Info Blog saya ini Info Copas jadi harap maklum bila ada persamaan dengan blog atau
web yang lain. Karena Tujuan saya hanya berbagi infomasi saja
Lihat profil lengkapku
209,719

Please Join Me!


Profile Facebook
cholate-gustiar.blogspot.com

Promosikan Halaman Anda Juga

Tranding Topic

NEW : Gimana Cara Main Game PS1 Di Android???


Kunjungi
Game New GTA 3 For Android
Juga
Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Pencengahan
Infeksi Nosokomial
Satuan Acara Penyuluhan : Terapi Aktivitas Bermain Pada Memuat...
Anak Di Rumah Sakit
Ns.Gustiar S. Kep. Diberdayakan oleh Blogger.

http://cholate-gustiar.blogspot.com/2012/12/satuan-acara-penyuluhan-terapi.html

Blog Ini

My Nursing Blog
Kumpulan askep - askep

Saturday, December 28, 2013


Proposal Terapi Bermain : Mewarnai Gambar ( KEPERAWATAN ANAK )
BAB 1
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

1.1 LATAR BELAKANG


Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam
kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor
yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan
fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler (1-3 tahun) di
Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan
tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar
menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan
pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk
mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang
menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak untuk
menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat
hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai
gambar
1.2 TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
b. TUJUAN KHUSUS
1. Anak dapat lebih mengenali warna
2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
3. Mengembangkan imajinasi pada anak

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN


Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak
bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan
suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz
A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat
kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
2.2

KATEGORI BERMAIN

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas (hanya
melihat)

Contoh: Memberikan support.


2.3

CIRI-CIRI BERMAIN

1.

Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2.

Selalu ada timbal balik interaksi

3.

Selalu dinamis

4.

Ada aturan tertentu

5.

Menuntut ruangan tertentu


2.4

1.

KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

Social affective play


Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk
permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak
diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2.

Sense of pleasure play


Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain anak dapat
merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.

3.

Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan
secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.

4.

Dramatika play role play


Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2.5

1.

KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermain
disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2.

Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang sama
tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan
oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok

3.

Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi
dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.

4.

Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan ada aturan
tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

2.6

FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1.

PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK


Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih pensil.

2.

PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3.

KREATIFITAS

Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.


4.

PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.

5.

KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)


Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang lain.

6.

PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan aturan
kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran

7.

TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya : marah,
takut, benci.

8.

KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara verbal,
misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
2.7

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1.

Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2.

Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu

3.

Jenis kelamin

4.

Lingkungan lokasi, negara, kultur

5.

Alat permainan senang dapat menggunakan

6.

Intelegensia dan status sosial ekonomi


2.8

1.

TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2.

Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3.

Tahap bermain sungguhan


Anak sudah ikut dalam permainan

4.

Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.9
1.

TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK USIA TOODLER (1-3 TAHUN)
Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan

: Umur (tahun) x 2 8 : 2

Perhitungan panjang badan

: Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77

2.

Tahap Perkembangan

a.

Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :


Fase anal (1 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido
yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.

Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa meniru dan mengulang
kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas, bermain sendiri, belum bisa bermain
dengan anak lain.

b.

Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :


Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan keuntungan yang ia
peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka anak
akan merasa malu dan ragu-ragu.

c.

Stimulasi dan perkembangan anak

a)

Anak umur 12 18 bulan :

Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil dengan jari telunjuk,
mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum sendiri dari gelas tidak tumpah.

Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak melempar dan menangkap bola
besar kemudian kecil, melatih anak menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi
kesempatan anak melepas pakaian sendiri.

b) Anak umur 18-24 bulan:


Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan alat tulis, menunjukkan bagian
tubuh dan menyebut namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.
Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak menggambar bulatan, garis segi
tiga dan gambar wajah, melatih anak mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan
ibunya sementara waktu.

Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak bias diam
dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam
melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih
mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena
itu seringkali mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan
dan keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan
perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah sollitary play dan parallel
play. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan
mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan
permainan secara parallel karena sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum
begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat
diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk benda macammacam.

2.10 BERMAIN DI RUMAH SAKIT


A. TUJUAN
1.

Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2.

Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat

3.

Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

B. PRINSIP
1.

Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2.

Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3.

Kelompok umur sama

4.

Melibatkan keluarga/orangtua

C. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN


1.

Lakukan saat tindakan keperawatan

2.

Sengaja mencari kesempatan khusus

D. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1.

Alat bermain

2.

Tempat bermain

E. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH


1.

Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga

2.

Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

2.11 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


a. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan sebagai proses
memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan
yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
b. Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan
penyembuh/therapeutic play).
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk, mengembangkan imajinasi dan
bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.

3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media kertas gambar dan
crayon.
4)

Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara untuk
berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

5)

Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi, karena pada
keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.

6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosinal anak,
termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7)

Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan kesehatan
untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.

Add caption

SATUAN ACARA KEGIATAN


TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Judul
Tanggal pelaksanaan

: Terapi bermain mewarnai gambar


: 09 Desember 2013

Waktu

: 10.00 WIB

Tempat

: Di Ruang Anggrek

SASARAN
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Anggrek
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi proses terapi
bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang crayon
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

MEDIA
1. Crayon
2. Tissue
3. Karpet
4. Kertas bergambar
5. Lembar penilaian

SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Fasilitator

: Peserta

: Observer

STRATEGI PELAKSANAAN
No.

Waktu

Kegiatan

5 menit

Pembukaan :

Peserta

1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan Menjawab salam

1.

Mendengarkan

salam.
2. Memperkenalkan diri

Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan dari terapi bermain Memperhatikan


4. Kontrak waktu anak dan orang tua
20 menit

2.

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi Memperhatikan
bermain mewarnai kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada anak

Bertanya

untuk bertanya jika belum jelas


3. Membagikan kertas bergambar dan
crayon
4. Fasilitator mendampingi anak dan
memberikan motivasi kepada anak

Antusias saat
menerima peralatan
Memulai untuk
mewarnai gambar

5. Menanyakan kepada anak apakah telah Menjawab pertanyaan


selesai mewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa waktu yang

Mendengarkan
Memperhatikan

diberikan telah selesai


7. Memberikan pujian terhadap anak yang
mampu mewarnai gambar sampai selesai
3.

10 menit

Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk menyebutkan

Menceritakan

apa yang diwarnai


2. Mengumumkan nama anak yang dapat Gembira
mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh

Gembira

peserta
4.

5 menit

Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian kepada Memperhatikan
seluruh anak yang telah mengikuti

Gembira

program terapi bermain

Mendengarkan

2. Mengucapkan terima kasih kepada anak


dan orang tua

Menjawab salam

3. Mengucapkan salam penutup

KRITERIA EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 6 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang hematologi BONA lantai 2.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing Pendidikan

: Suharti SST., MPH

2. Pembimbing Ruangan

: Marti Suprihatini., AMK

3. Leader

: Cindy Sukma Pertiwi Djais

4. Co Leader

: M. Saiful

5. Fasilitator

: Yolla Maisusni
Alsyad Diki
Gatot Suparman
Eka Handayani
Devy Paskariz
Intan Jiwati
Nurasiah

6. Observer

: Tulus Dwi Anggono

7. Anak

: anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang Anggrek

TUGAS MASING-MASING
1. Leader

: Memimpin jalannya program terapi

2. Fasilitator

: Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi

3. Observer

: Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

4. Anak

: Mengikuti jalannya terapi bermain

PERKIRAAN HAMBATAN :
1.

Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)

2.

Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program terapi.

DAFTAR PUSTAKA
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada : http://info.
balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company, Philadelpia
USA
Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC : Jakarta www.Pediatrik.com
Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25
Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta
Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta
Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year Book. Toronto
Canada

Posted by tulus dwi at 4:11 PM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

didukung oleh

Followers
Total Pageviews
64,297

Digital clock
My Blog List

Ganool.com
Northern Soul (2014) BluRay 1080p
10 hours ago

All Updates @ Ultimate-Guitar.Com


Sebastian Bach Berates Concertgoer For Pushing His Mother [News]
16 hours ago

Free Download Softwares | Tips n Trik | Review | Tips Blogger | Free Software
Cara Install Windows 8.1 Via USB Flashdisk
4 weeks ago

Free Download Full Version Software | Kos Komputer

Berita Terbaru

Kompas Detik Liputan6 VivaNews


Lagi, Tiga Jenazah Ditemukan, Salah Satunya Berpakaian Pramugari
KOMPAS.com
JAKARTA, KOMPAS.com Badan SAR Nasional kembali menemukan tiga jenazah yang diduga adalah
penumpang dan kru pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014). Salah satu
jenazah itu mengenakan pakaian pramugari.
Artikel Terkait
Ada Kejanggalan, AirAsia Thailand Kembali ke Bangkok
KOMPAS.com
Reska K. Nistanto/KOMPAS.com PK-AXC, Airbus A320-200 yang dioperasikan oleh maskapai Indonesia
AirAsia, yang hilang sejak Minggu (28/12/2014). Registrasi AXC bisa dilihat di pintu roda depan pesawat.
Foto diambil pada 17 Agustus 2012 di ...
Internasional Puji SAR Indonesia sebagai Tim Terbaik di Asia
KOMPAS.com
TRIBUN NEWS / DANY PERMANA Tim SAR membawa temuan barang dan serpihan dalam operasi
pencarian pesawat AirAsia QZ 8501, di Posko Utama Pencarian Pesawat Lanud Iskandar, Pangkalan Bun,
Kalimantan Tengah, Selasa (30/12/2014).
Cerita dari Tim Penemu Serpihan Pesawat AirAsia QZ8501
KOMPAS.com
KOMPAS.com - Hari Selasa (30/12/2014) menjadi hari ini yang sibuk, tidak hanya bagi awak media yang
menyajikan informasi seputar pencarian pesawat AirAsia QZ8501, tetapi tentu juga menjadi hari yang
lelah bagi para tim pencarian. Tetapi seakan lelah ...
didukung oleh

Translate
Diberdayakan oleh

Subscribe To

Terjemahan

Posts
Comments

Tentang Ku

tulus dwi
View my complete profile

Search This Blog

Arsip Blog

2014 (3)

2013 (98)
o December (1)
Dec 28 (1)
Proposal Terapi Bermain : Mewarnai Gambar ( KEPERA...
o November (3)
o October (1)
o July (2)
o May (2)
o April (89)

Popular Posts

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP ASMA BRONKIAL


KONSEP DASAR ASMA BRONCHIALE A. Konsep Medis 1.
adalah penyakit dari system pernafasan yang...

ASKEP DEFISIT PERAWATAN DIRI

PENGERTIAN Asma bronchiale

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya...

Proposal Terapi Bermain : Mewarnai Gambar ( KEPERAWATAN ANAK )


BAB 1 TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR 1.1
merupakan salah satu stimulasi bagi perkemb...

LATAR BELAKANG

Aktivitas bermain

ASKEP DECOMPENSASI CORDIS


BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Decompensasi cordis adalah keadaan patofisiologik
dimana jantung pompa tidak mampu memenuhi...

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP FRAKTUR VERTEBRAE


A. Definisi Fraktur adalah diskontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan (R. Syamsuhidayat,
1997). Fraktur vertebra adalah terpu...

ASKEP HIPERTENSI KRISIS ( HIPERTENSI EMERGENCY)


BAB I PENDAHULUAN Hipertensi atau tekanan darah tinggi diderita oleh hampir semua golongan
masyarakat di seluruh dunia. Jumlah mer...

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP FRAKTUR HUMERUS


BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
terputusnya kontinuit...

KONSEP DASAR 1.

Pengertian a

Fraktur Adalah

ASKEP SEROTINUS (KEHAMILAN POSTMATUR DAN KPD)


BAB II TINJAUAN TEORI A.
TINJAUAN TEORI MEDIS KEHAMILAN SEROTINUS 1.
sebab persalinan Sebab terjad...

Teori

ASKEP SIROSIS HEPATIS


BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya
peradangan difus dan menahun pada...

ASKEP POST OPERASI SC INDIKASI KISTOMA OVARII

BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi


cairan atau setengah cairan ...

Kista ovarii yaitu suatu kantong abnormal berisi

Share It
Travel template. Powered by Blogger.

IRVAN GUSNADI

Jumat, 02 Agustus 2013


sop terapi bermain.mewarnai gambar

TUGAS MAKALAH ILMU KESEHATAN ANAK


TENTANG TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

DI SUSUN OLEH

IRVAN GUSNADI
1014201785

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Wenny Lazdia S.Kep M.A.N

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES


FORD DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN AJAR 2013/2014
Topik: Terapi bermain
Sub Topik: Mewarnai gambar
Sasaran: Anak Pra Sekolah
Tempat: Ruang perawatan anak
Waktu : 35 menit

A. KONSEP BERMAIN.
1. PENGERTIAN.
Bemain

merupakan

kegiatan

yang

dilakukan

secara

sukarela

untuk

memperoleh

kesenangan/kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan


social, dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan
berkata-kata(berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukan,

mengenal

waktu,

jarak

serta

suara(Wong,2000).

Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif
untuk menurunkan stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional
anak.(Champbell dan Glaser,1995).
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa
yang dapat menurunkan stress anak, media yang baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan
lingkungannya, menyesuaikan diri terhadap lingkungan, belajar mengenal dunia sekitar kehidupannya
dan

penting

untuk

meningkatkan

kesejahteraan

mental

serta

social

anak.

2. FUNGSI BERMAIN PADA ANAK.


Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual,

perkembangan

perkembangan

social,

moral,

perkembangan
dan

kreatifitas,perkembangan
bermain

sebagai

kesadaran

diri,
terapi.

1. Perkembangan sensorik motorik.


Aktivitas sensorik dan motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan
bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang
digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensorik motorik dan alat permainan untuk
anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik kasar
maupun halus.
2. Perkembangan intelektual Pada saat bermain, anak melakumbedakan eksploitasi dan
manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna,
bentuk, ukuran, tekstur, dan membedakan objek.
3. Perkembangan social Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan

orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social dan belajar memesahkan
masalah dari hubungan tersebut. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun
demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas
sosialnya di luar lingkungan keluarga.
4. Perkembangan kreatifitas Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain
anak akan belajar dan mencoba merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan
memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang.
5. Perkembangan kesadaran diri Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya
dalam

mengatur

tingkah

laku.

Anak

juga

akan

belajar

mengenal

kemampuannya

dan

membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru
dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral Anak mempelajari nilai dasar dan salah dari lingkungannya, terutama
dari orang tua dan guru. Denagan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk
menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri
dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga
akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta
belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya.
7. Bermain sebagai terapi Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stresorr
yang ada di lingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permaianan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenanganya
melakukan permainan. Dengan demkian permainan adalah media komunikasi antara anak dengan orang
lain, termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan di rumah sakit. Perawat dapat mengkaji
perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan permainan
atau melalui interaksi yang ditunjukan anak dengan orang tua dan teman kelompok bermainnya.

3. TUJUAN BERMAIN.

Melalui fungsi yang terurai diatasnya, pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai
berikut :
a. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak
mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun demikian, selama anak
dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap
dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya.
b. Mengekspresikan perasaan, keiginan, dan fantasi serta ide-idenya. Seperti yang telah di
uraikan diatas pada saat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan. Pada anak yang belum dapat mengekspresikannya.
c. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainan akan
menstimulasi daya piker, imajinasi, fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam
pikirannya. Pada saat melakukan permainan, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam konteks
permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya
dengan baik.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit.
Stress yang dialami anak dirawat di rumah sakit tidak dapat dihindarkan sebagaimana juga yang dialami
orang tua. Untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat
beradaptasi dengan stressor yang dialaminya di rumah sakit secara efeAKTORktif. Permainan adalah
media yang efektif untuk beradaptasi karena telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas, takut, nyeri
dan marah.

4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


Ada 5 faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak yaitu tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak, status kesehatan anak, jenis kelamin anak, lingkungan yang mendukung, serta alat
dan jenis permainan yang cocok atau sesuai bagi anak.
a. Tahap perkembangan anak Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan
tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya permainan anak usia bayi tidak lagi efektif
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Permainan adalah stimulasi pertumbuhan

dan perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dan perawat harus mengetahui dan memberikan
jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Status kesehatan anak Untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energy. Walaupun
demikian, bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Kebutuhan bermain pada anak
sama halnya dengan kebutuhan bekerja pada orang dewasa. Yang terpenting pada saat kondisi anak
sedang menurun atau anak terkena sakit bahkan dirawat di rumah sakit orang tua dan perawat harus jeli
memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang
sedang di rawat di rumah sakit.
c. Jenis kelamin anak Ada beberapa pandangan tentang konsep gender dlm kaitannya dengan
permainan anak. Dalam melaksanakan aktivitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau
perempuan.untuk mengembangkan daya piker, imajinatif, kreativitas, dan kemampuan social anak.
Akan tetapi ada pendapat lain yang meyakini bahwa permainan adalah salah satu untuk membantu anak
mengenal identitas diri sehingga sebagian alat permainan anak perempuan tidak dianjurkan untuk
digunakan oleh anak laki-laki.
d. Lingkungan yang mendukung Terselenggaranya aktivitas bermain yang baik untuk
perkembangan anak salah satunya dipengaruhi oleh nilai moral, budaya dan lingkungan fisik rumah.
Lingkungan rumah yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai cukup ruang gerak
untuk bermain, berjalan, mondar-mandir, berlari, melompat, dan bermain dengan teman
sekelompoknya.
e. Alat dan jenis permainan yang cocok Orang tua harus bijaksana dalam memberikan alat
permainan untuk anak. Label yang tertera pada permainan harus di baca terlebih dahulu sebelum
membelinya, apakah mainan tersebut sesuai dengan usia anak. Alat permainan tidak selalu harus yang
dibeli di took atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang dapat menstimulasi imajinasi dan
kreativitas anak, bahkan sering kali disekitar kehidupan anak , akan lebih merangsang anak untuk kreatif.
Alat permainan yang harus didorong, ditarik, dan dimanipulasi, akan mengajarkan anak untuk dapat
mengembangkan kemampuan koordinasi alat gerak. Permainan membantu anak untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengenal norma dan aturan serta interkasi social dengan orang lain.

5. KLASIFIKASI BERMAIN
a. Berdasarkan isi permainan
1) Social affective play Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenagan dan kepuasan
dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya dan/atau orang lain.permainan yang biasa
dilakukan adalah ciluk ba berbicara sambil tersenyum/tertawa, atau sekedar memberikan tangan pada
bayi dan menggenggamnya tetapi dengan diiringi berbicara sambil tersenyum dan tertawa.
2) Sense of pleasure play Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang
pada anak dan biasanya mengasyikan. Misalnya, dengan menggunakan pasir, anak akan membuat
gunung-gunung atau benda-benda apasaja yang dapat dibentuknya dengan pasir. Bias juga dengan
menggunakan air anak akan melakukan macam-macam permainan, misalnya memindahkan air ke botol,
bak atau tempat lain. Ciri khas permainan ini adalah anak akan semakin lama semakin asyik bersentuhan
dengan alat permainan ini dan dengan permainan yang dilakukan sehingga susah dihentikkan.
3) Skill play Sesuai dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak,
khususnya motorik kasar dan halus. Misalkan bayi akan trampil memegang benda-benda kecil,
memindahkan benda dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dan anak trampil naik sepeda.
4) Games atau permainan Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan
alat tertentu yang menggunakan perhitungan dan/skor. Permainan ini bias dilakukan oleh anak sendiri
dan/ atau temannya. Banyak sekali jenis permainan ini mulai dari yang sifatnya tradisional maupun yang
modern. Misalnya : ular tangga, congkla, puzzle,dll.
5) Unoccupied behavior Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa saja yang ada disekelilingnya.
Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau objek yang ada
disekelilingnya yang digunakannnya sebagai alat permainan. Anak tampak senang, gembira dan asyik
dengan situasi serta lingkungannya tersebut.
6) Dramatic play Sesuai dengan sebutannya pada permainan ini anak memainkan peran sebagai
orang lain melalui permainan. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa, misalnya ibu
guru, ibunya, ayahnya, kakanya, dan sebagainya yang ia tiru.

b. Berdasarkan karakter soaial


1) Onlooker play Pada jenis permainan ini anak hanya mengamati temannya yang sedang
bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan, jadi, anak tersebut bersifat pasif,
tetapi ada proses pengamatan terhadap permainan yang sedang dilakukan temanya.
2) Solitary play Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan tetapi
anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat permainan tersebut berbeda
dengan alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada kerja sama, atau komunikasi dengan teman
sepermainan.
3) Parallel play Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi
antara satu anak dengan anak yang lain tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak yang
satu dengan anak yang lain tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh
anak usia toddler.
4) Assosiatif play Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak
yang lain, tetapi tidak terorganisasi tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan, dan tujuan
permainan tidak jelas. Contoh bermain boneka, bermain hujan-hujanan, bermain masak-masakan.
5) Cooperative play Aturan permainan dlam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis
ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin permainan mengatur dan mengarahkan
anggotanya,untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan
tersebut. Misalnya, pada permainan sepak bola.

c. Berdasarkan kelompok usia anak


1) Anak usia bayi Bayi usia 0-3 bulan.seperti yang disinggung pada uraian sebelumnya
karakteristik khas permainan bagi usia bayi adalah adanya interaksi social yang menyenangkan antara
bayi dan orang tua dan atau orang dewasa sekitarnya. Selain itu, perasaan senang juga menjadi cirri
khas dan permainan untuk bayi usia ini. Alat permainan yang biasa digunakan misalnya mainan gantung
yang

berwarna

terang

dan

bunyi

music

yang

menarik.

Bayi usia 4-6 bulan. Untuk menstimulasi penglihatan dapat dilakukan permainan seperti mengajak bayi
menonton TV, member mainan yang mudah dipeganggnya dan berwarna terang, serrta dapat pula
dengan cara member cermin dan meletakkan bayi di depannya sehingga memungkinkan bayi dapat
melihat bayangan di cermin.stimulasi pendengaran dapat dilakukan dengan cara selalu membiasakan
memanggil namaya. Untuk stimulasi taktil berikan mainan yang dapat digenggamnya lembut dan lentur,
atau pada saat memandikan biar bayi bermain air di dalam bak mandi. Bayi usia 7-9 bulan. Untuk
stimulasi penglihatan dapat dilakukan dengan memberikan mainan yang berwarna terang atau berikan
kepadanya kertas dan alat tulis biarkan ia mencoret-coret sesuai keinginannya.

2) Anak usia toddler(>1 tahun-3tahun) Anak usia toddler kegiatan belajar menunjukan
karakteristik yang khas yaitu banyak bergerak, tidak bias diam, dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk dapat mandiri.jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah
solitary play dan parallel play.
3) Anak usia pra sekolah (>3 tahun-6 tahun) Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangannya, anak usia prasekolah mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih
matang daripada anak usia toddler.anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga
kemampuan berbicara dan berhubungan social dengan temannya semakin meningkat. Oleh karena itu
jenis permainan yang sesuai adalah associative play, dramatic play, dan skill play.
4) Anak usia sekolah(6-12tahun) Karakteristik permainan untuk anak usia sekolah dibedakan
menurut jenis kelaminnya. Anak laki-laki tepat jika diberikan mainan jenis mekanik yang akan
menstimulasi kemampuan kreativitasnya dalam berkreasi sebagai seorang laki-laki misalnya mobilmobilan. Ank perempuan lebih tepat diberikan permainan yang dapt menstimulasi untuk
mengembangkan perasaan, pikiran, dan sikapnya dalam menjalankan peran sebagai seorang
perempuan, misalnya alat untuk memasak dan boneka.
5) Anak usia remaja (13-18 tahun) Melihat karakteristik ank remaja demikian, mereka perlu
mengisi kegiatan yang konstruktif, misalnya dengan melakukan permainan berbagai macam olahraga,
mendengar, dan atau bermain music serta melakukan kegiatan organisasi remaja yang positif serta
kelompok basket, sepak bola, karang taruna dan lain-lain.prinsipnya, kegiatan bermain bagi anak remaja
tidak hanya sekedar mencari kesenagan dan meningkatkan perkembangan fisiemosional, tetapi juga

lebih kearah menyalurkan minat. Bakat, aspirasi, serta membantu remaja untuk menemukan identitas
pribadinya. Untuk itu alat permainan yang tepat bias berupa berbagai macam alat olahraga, alat music,
dan alat gambar atau lukis.

6. PRINSIP-PRINSIP DALAM AKTIVITAS BERMAIN


Soetjiningsih (1995) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agara
aktivitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif sebagai mana berikut ini :
a. Perlu ekstra energy Bermain memerlukan energy yang cukup, sehingga anak memerlukan
nutrisi yang memadai.asupan ( intake ) yang kurang dapat menurunkan gairah anak.anak yang sehat
memerlukan aktivitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun bermain pasif, untuk
menghindari rasa bosan atau jenuh. Pada anak yang sakit, keinginan untuk bermain umumnya menurun
karena energy yang digunakan untuk mengatasi penyakitnya. Aktivitas bermain anak sakit yang bias
dilakukan adalah bermain pasif, misalnya : menonton tv, mendengarkan music dan menggambar
b. Waktu yang cukup Anak harus mempunyai waktu yang cukup waktu untuk bermain sehingga
stimulus yang diberikan dapat optimal.selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup untuk
mengenal alat alat permainanya.
c. Alat permainan Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini, sehingga alat permainan yang
diberikan dapat berfungsi dengan benar. Yang perlu diperhatikan adalah alat permainan tersebut harus
aman dan mempunyai unsure edukatif bagi anak.
d. Ruang untuk bermain Aktivitas bermain dapat dilakukan dimana saja, diruang tamu,
dihalaman bahkan diruang tidur. Diperlukan suatu ruanganan atau tempat khhusus untuk bermain bila
memungkinkan, dimana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk menyimpan
mainanya.
e. Pengetahuan cara bermain Anak belajar bermain dari mencoba coba sendiri, meniru teman
temannya atau diberitahu oleh orang tuanya. Cara yang terakhir adalah yang terbaik karena anak lebih
terarah dan lebih berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan tersebut. Orang
tua yang tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan yang diberikan umumnya membuat
hubungannya dengan anak cenderung menjadi kurang hangat.

f. Teman bermain Dalam bermain, anak memerlukan bisa teman sebaya, saudara, atau orang
tuanya. Ada saat saat tertentu dimana anak bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya
sendiri. Bermain yang dilakukan bersama dengan orang tuanya akan mengakrabkan hubungan dan
sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui setiap kelainan yang dialami
oleh anaknya.

7. ALAT PERMAINAN EDUKATIF


Alat permainan edukatif ( APE ) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya dan yang berguna untuk
perkembangan

aspek

fisik,

bahasa,

kognitif,

dan

social

anak

(soetjningsih,

1995)

Agar orang tua dapat memberikan alat permainan yang edukatif pada anaknya, syarat syarat berikut
ini yang perlu diperhatikan adalah :
a. Keamanan Alat permainan untuk anak dibawah umur 2 tahun hendaknya tidak terlalu kecil,
cat tidak beracun, tidak ada bagian yang tajam, dan tidak mudah pecah, karena pada usia ini anak
kadang kadang suka memasukkan benda kedalam mulut.
b. Ukuran dan berat Prinsipnya, mainan tidak membahayakan dan sesuai dengan usia anak.
Apabila mainan terlalu besar atau berat, anak akan sukar menjangkau atau memindahkannya.
Sebaliknya, bila terlalu kecil, mainan akan mudah tertelan.
c. Desain APE sebaiknya mempunyai desain yang sederhana dalam hal ukuran, susunan, ukuran
dan warna serta jelas maksud dan tujuannya. Selain itu, APE hendaknya tidak terlalu rumit untuk
menghindari kebingungan anak.
d. Fungsi yang jelas APE sebaiknya mempunyai fungsi yang jelas untuk menstimuli
perkembangan anak.
e. Variasi APE APE sebaiknya dapat dimainkan secara bervariasi (dapat dibongkar pasang),
namun tidak terlalu sulit agar anak tidak frustasi dan tidak terlalu mudah, karena anak akan cepat bosan.

f. Universal APE sebaiknya mudah diterima dan dikenali oleh semua budaya dan bangsa. Jadi,
dalam menggunakannya, APE mempunyai prinsip yang bisa dimengerti oleh semua orang.
g.

Tidak

mudah

rusak,

mudah

didapat

dan

terjangkau

oleh

masyarakat

luas

Karena APE berfungsi sebagai stimulus untuk perkembangan anak, maka setiap lapisan masyarakat, baik
yang dengan tingkat social ekonomi tinggi maupun rendah, hendaknya dapat menyediakannya. APE bias
didesain sendiri asal memenuhi persyaratan.

8. BERMAIN UNTUK ANAK YANG DIRAWAT DIRUMAH SAKIT


Perawatan anak dirumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi
anak maupun orang tua. Beberapa bukti ilmiah, menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit itu sendiri
merupakan penyebab stress bagi anak dan orang tuanya, baik lingkungan fisik rumah sakit seperti
bangunan/ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun lingkungan
social, seperti sesama pasien anak, ataupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri. Perasaan,
seperti takut, cemas, tegang, nyeri dan perasaan yang tidak menyenangkan lainnya, sering kali dialami
anak
Untuk itu, anak memerlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan tersebut dan mampu
bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan.media yang paling efektif adalah
melalui kegiatan permainan. Permainan yang teraupetik didasari oleh pandangan bahwa bermain bagi
anak merupakan aktivitas yang sehat dan diperlukan untuk kelangsungan tumbuh kembang anak dan
memungkinkan untuk dapat menggali dan mengekspresikan perasaan dan pikiran anak, mengalihkan
parasaan nyeri, dan relaksasi. Dengan demikian, kegiatan bermain harus menjadi bagian integral dan
pelayanan

kesehatan

anak

dirumah

sakit

(Brennan,

1994).

Aktivitas bermain yang dilakukan perawat pada anak di rumah sakit akan memberikan keuntungan
sebagai berikut :
1) Meningkatkan hubungan antara klien ( anak keluaarga ) dan perawat karena dengan
melaksanakan kegiatan bermain, perawat mempunyai kesempatan untuk membina hubungan yang baik
dan menyenangkan dengan anak dan keluarganya. Bermain merupakan alat komunikasi yang elektif
antara perawat dank klien.
2) Perawatan dirumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri. Aktivitas bermain
yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak.

3) Permainan pada anak dirumah sakit tidak hanya akan memberikan rasa senang pada anak,
tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih, tegang,
dan nyeri. Pada beberapa anak yang belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran secara verbal
dan/ atau pada anak yang kurang dapat mengekspresikannya, permainan menggambar, mewarnai, atau
melukis akan membantunya mengekspresikan perasaan tersebut.
4) Permainan yang terupetik akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai
tingkah laku yang positif.
5) Permainan yang memberikan kesempatan pada beberapa anak untuk berkompetisi secara
sehat,

akan

dapat

menurunkan

ketegangan

pada

anak

dan

keluarganya.

Prinsip prinsip permainan pada anak di rumah sakit :


1) Permainan Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang dijalankan
pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat dilakukan ditempat tidur
dan anak tidak boleh diajak bermain dengan kelompoknya ditempat bermain khusus yang ada diruang
rawat. Misalnya, sambil tiduran anak dapat dibacakan buku cerita atau diberikan buku komik anak-anak,
mobil-mobilan yang tidak pakai remote control, robot-robotan, dan permainan lain yang dapat
dimainkan anak dan orang tuanya sambil tiduran.
2) Tidak membutuhkan energy yang banyak, singkat dan sederhana. Pilih jenis permainan yang
tidak melelahkan anak, menggunakan alat permainan yang ada pada anak dan/atau yang tersedia
diruangan. Kalaupun akan membuat suatu alat permainan, pilih yang sederhana, supaya tidak
melelahkan anak (misalnya, menggambar / mewarnai, bermain boneka dan membaca buku cerita )
3) Harus mempertimbangkan keamanan anak. Pilih alat permainan yang aman untuk anak, tidak
tajam, tidak merangsang anak untuk berlari lari dan bergerak secara berlebihan.
4) Dilakukan pada kelompok umur yang sama. Apabila permainan dilakukan khusus di kamar
bermain secara berkelompok dirumah, permainan harus dilakukan pada kelompok umur yang sama.
Misalnya, permainan mewarnai pada kelompok usia prasekolah.
5) Melibatkan orang tua. Orang tua mempunyai kewajiban untuk tetap melangsungkan upaya
stimulasi tumbuh kembang pada anak walaupun sedang dirawat dirumah sakit termasuk dalam aktivitas

bermain anaknya. Perawat hanya bertindak sebagai fasilitator sehingga apabila permainan diinisiasi oleh
perawat orang tua harus terlibat secara aktif dan mendampingi anak dari awal permainan sampai
mengevaluasi permainan anak bersama dengan perawat dan orang tua anak lainnya.

Topik: Terapi bermain


Sub Topik: Mewarnai gambar
Sasaran: Anak Pra Sekolah
Tempat: Ruang perawatan anak
Waktu : 35 menit

A.

TUJUAN

1.

TIU (Tujuan Instruksional Umum) Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh
kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi
efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat

2.

TIK (Tujuan Instruksional Khusus) Setelah diajak bermain selama 35 menit, anak diharapkan:

a. Gerakan motorik halusnya lebih terarah


b.

Berkembang kognitifnya

c. Dapat mewarnai gambar yang disukainya


d. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat di ruang yang sama
e. Kejenuhan selama dirawat di RS berkurang

B.

PERENCANAAN

1.

Jenis Program Bermain Mewarnai gambar dengan pensil warna/spidol/pantel pada kertas gambar yang
telah tersedia

2.

Karakteristik bermain

a. Melatih motorik halus


b. Melatik kesabaran dan ketelitian
3.

Karakteristik peserta

a. Usia 3 6 tahun
b. Jumalah peserta: 2 4 anak dan didampingi orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif
4.

Metode: Demontrasi

5.

Alat-alat yang digunakan (Media)

a. Kertas gambar yang siap diwarnai


b. Alat untuk menggambar (Pensil warna/spidol/pantel)
c. Benang
d. Penggaris
e. Alat untuk melubangi kertas (Perforator)

C.

a.

STRATEGI PELAKSANAAN

Persiapan: 5 Menit

a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat
c. Menyiapkan peserta
b.

Pembukaan: 5 Menit

a. Perkenalan dengan anak dan keluarga


b.

Anak yang akan bermain saling berkenalan

c. Menjelaskan maksud dan tujuan

3.

Kegiatan: 20 Menit

a. Anak diminta untuk memilih gambar yang ingin diwarnai yang sudah tersedia
b. Kemudian anak dianjurkan untuk mewarnai gambar dengan warna yang disukai
c. Setelah selesai mewarnai gambar, anak dibantu untuk melubangi bagian atas kertas gambar
d. Dipasang benang sepanjang 10 cm pada bagian atas yang dilubangi
e. Gantungkan hasil mewarnai gambar di dekat tempat tidur anak
4.

Penutup: 5 Menit Memberikan reward pada anak atas hasil karyanya

D.

EVALUASI YANG DIHARAPKAN

1.

Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu gambar yang diwarnai,
kemudian digantung

2.

Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik

3.

Anak merasa senang

4.

Anak tidak takut lagi dengan perawat

5.

Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai

6.

Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain

Mengetahui
Pembimbing Praktek

Nama Mahasiswa

(..)

(.)

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN


TERAPI BERMAIN

NILAI
No

ASPEK YANG DINILAI

BOBOT
0

ALAT

Rancangan program bermain yang lengkap dan sistematis

Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin dan tujuan

Tahap Pra Interaksi

Melakukan kontrak waktu

Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel, keadaan umum


3
membaik/kondisi yang memungkinkan)

Menyaiapkan alat

Mencuci tangan

Tahap Orientasi

Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien

Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

Memberi petunjuk pada anak cara bermain

Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau dibantu

Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga

Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan

Mengobservasi emosi, hubungan inter-personal, psikomotor anak saat bermain 3

Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan/dibuatnya

Menanyakan perasaan anak setelah bermain

Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan

Tahap Terminasi

Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan

Berpamitan dengan pasien

Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

Mencuci tangan

Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga kegiatan dalam
lembar catatan keperawatan dan kesimpulan hasil bermain meliputi emosional, 3
hubungan inter-personal, psikomotor dan anjuran untuk anak dan keluarga
TOTAL

50

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN


PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK MENGGUNAKAN DENVER II

NILAI
No

ASPEK YANG DINILAI

BOBOT
0

ALAT

Format penialian Denver II

Kotak berisi alat-alat bantu tes

Tahap Pra Interaksi

Melakukan kontrak waktu

Menyiapkan alat termasuk mengisi data pemeriksa dank


2
lien/pasien pada form. Penilaian Denver II

Mencuci tangan

Tahap Orientasi

Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama


1
pasien

Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum


3
kegiatan dilakukan

Mempersiapkan lingkungan tempat pemeriksaan

Tahap Kerja

Memberi petunjuk pada klien/pasien cara melakukan tes,


8
kemudian meminta klien/pasien untuk melakukannya

Melakukan tes mulai dari item yang paling mudah

Melakukan tes secara urut dari item yang menggunakan


3
sedikit energi

Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan tes

Menuliskan skor pada form. Denver II setiap satu tindakan


3
tes

Menyimpulkan hasil tes setelah menyelesaikan minimal 5


6
tindakan tes

Tahap Terminasi

Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan

Berpamitan dengan pasien/klien

Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

Mencuci tangan

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

TOTAL

50

Diposkan oleh irvan gusnadi di 08.06


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.
irvan gusnadi10 November 2013 06.36

:)
Balas
Muat yang lain...
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (1)
o Agustus (1)
sop terapi bermain.mewarnai gambar

2012 (2)

Mengenai Saya

irvan gusnadi
Lihat profil lengkapku
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like