Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi Diare
Diare Akut
Diare akut yaitu, Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan
penyebab utama kematian bagi penderita diare.
Disentri
Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri
adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan
terjadinya komplikasi pada mukosa.
Diare persisten
Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan
gangguan metabolism.
c. Etiologi
Menurut
Suraatmaja
(2005)
dalam
bukunya
yang
berjudul
Faktor infeksi
bakteri:
Campylobakter
Aeromonas
jejuni,
hydrophila,
Clostridium
Bacillus
defficile,
cereus,
Clostridium
aureus,
Vibrio
cholerae
dan
Yersinia
billi,
Entamoeba
Fasiolopsis
hystolitica,
buski,
Giardia
Sarcocystis
lamblia,
suihominis,
Faktor malabsorbsi:
Faktor psikologis, seperti rasa takut dan cemas. Namun hal ini jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar (Uripi, 2004).
D.
Patofisiologi
E.
Manifestasi Klinis
Menurut Suraatmaja (2005), manifestasi klinis dari penyakit diare
ditandai dengan bayi/balita menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Diare akut dapat
disertai keadaan muntah-muntah (Muntaber) dan/atau demam, tenesmus,
hematoschezia, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa
waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan
kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan kematian dan
mengakibatakan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa
asidosis metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan, seseorang akan
merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering, tulang
pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.
Anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare
akan jatuh pada keadaan-keadaan seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan
asam-basa, hipoglikemia, gangguan gizi, gangguan sirkulasi. (Asnil et al, 2005).
F.
Komplikasi
Hiponatremia
Syok hipovolemik
Asidosi
G. Diagnosa Keperawatan
1.
Intervensi .
-
Observasi dan catat frekuensi defekasi kataristik jumlah dan factor pencetus.
Implementasi
-
Mengidentifikasi
makanan
dan
cairan
pencetus
diare
seperti
Evaluasi
-
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan buang air besar encer, muntah
dan status hipermetabolik.
2.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan buang air besar encer, muntah
dan status hipermetabolik.
Intervensi.
-
Implementasi.
-
Kerjasama
dengan
tim
DR
dalam
pemberian
iv,antiemetic,anti
diare,elektrolit,dan vit.k.
Evaluasi
-
3.
Intervensi.
-
Bila bayi tidak toleran dengan Asi berikan formula yang rendah laktosa.
Implementasi
-
Konsul pada ahli gizi dalam pemberian nutrsi sesuai kebutuhan klen,dengan tiggi
kalori dan tiggi potein dan rendah serat sesuai indikasi
Kerjasama
dengan
DR
dalam
pemberian
obat
seperti
suplemen
vitamin,antiemetic,nutrisi perenteral.
Evaluasi
-
4.
Intervensi.
-
Implementasi
-
Evalusi
-
DAFTAR PUSTAKA