Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Latar Belakang : Ileus obstruktif merupakan salah satu penyebab akut abdomen, dimana
penderita dengan keluhan nyeri pada abdomen disertai mual, muntah, perut distensi dan
obstipasi, penderita biasa berobat ke dokter pada saat kondisinya semakin buruk. pada
periode tahun 2010-2012 tercatat 95 orang penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di
RSUD Raden Mattaher Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
karakteristik penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher Jambi
tahun 2010-2012.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel 95 data penderita
metode total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Raden Mattaher Jambi
bagian rekam medis, pengumpulan data dengan pengambilan data sekunder berupa rekam
medis penderita kemudian melakukan pencatatan pada lembar observasi sesuai dengan
variabel yang di teliti.
Hasil : Prevalensi penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher
adalah 16/10.000 pasien. terdiri dari 95 orang penderita ileus obstruktif. Berdasarkan data
karakteristik yang tercatat, didapatkan sebagian besar penderita berusia 15-49 tahun 51
orang (54.8%), berjenis kelamin laki-laki 61 orang (65.6%), berstatus kawin 61 (73,5%),
tidak sekolah 25 orang (58.1%), memiliki pekerjaan wiraswasta 40 orang (44%), bersuku
melayu 74 orang (89.4%), beragama islam 85 orang (97.7%), tidak pernah operasi
saluran cerna 59 orang (71.1%), penyebab tersering adalah adhesi 20 orang (40%), ileus
obstruktif letak rendah 23 orang (56,1%), tanpa komplikasi 40 orang (61.5%), komplikasi
peritonitis 10 orang (43.5%), lama rawatan rata-rata 7 hari, penderita sebagian besar
berobat dengan bukan biaya sendiri 69 orang (77.5%), tatalaksana medis tidak operasi 54
orang (77.5%), dan pulang berobat jalan 45 orang (51.8%).
Kesimpulan : Penderita ileus osbtruktif rawat inap RSUD Raden Mattaher, prevalensi
16/10.000 pasien. sebagian besar pada usia 15-49 tahun, laki-laki, berstatus kawin, tidak
sekolah, pekerjaan wiraswasta, bersuku melayu, beragama islam, tidak pernah operasi
saluran cerna sebelumnya, adhesi sebagai penyebab tersering, komplikasi peritonitis,
lama rawatan 7 hari, berobat bukan dengan biaya sendiri, tatalaksana medis tidak operasi,
dan pulang berobat jalan.
PENDAHULUAN
Ileus Obstruktif Merupakan salah satu penyebab akut abdomen, dimana penderita
dengan keluhan nyeri pada abdomen disertai mual, muntah, perut distensi dan obstipasi.
Penderita biasa baru datang untuk memeriksakan diri pada dokter setelah keadaan ileus
obstruksi semakin parah. Obstruksi usus disebabkan berbagai penyebab sehingga
mengakibatkan gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Terdapat 2
jenis obstruksi usus: (1) non mekanis (ileus paralitik atau ileus adinamik), peristaltik usus
dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi pengendalian otonom
motilitas usus; (2) Mekanis, yaitu terjadinya obstruksi di dalam lumen usus.1
Ileus Obstruktif atau juga dikenal dengan obstruksi usus mekanis merupakan
kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai dibandingkan dengan ileus
paralitik. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk segala usia didiagnosa ileus obstruktif. 2
penyebab ileus obstruktif berkaitan pada kelompok usia yang terserang dan letak
obstruksi, 50% terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua akibat perlekatan oleh
pembedahan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus merupakan penyebab tersering
obstruksi usus besar pada usia pertengahan dan orang tua, Kanker kolon merupakan
penyebab dari 90% ileus obstruktif yang terjadi. Volvulus adalah usus yang terpelintir,
paling sering terjadi pada pria usia tua dan biasanya mengenai kolon sigmoid. Inkarserasi
lengkung usus pada hernia inguinalis atau femoralis sangat sering menyebabkan
terjadinya obstruksi usus halus. Intususepsi adalah invaginasi salah satu bagian usus ke
dalam bagian berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir selalu
ditemukan pada bayi dan balita. Intususepsi sering terjadi pada ileum terminalis yang
masuk ke dalam sekum. Benda asing dan kelainan kongenital merupakan penyebab lain
obstruksi yang terjadi pada anak dan bayi.1
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2008, diperkirakan penyakit
saluran cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia. indonesia
menempati urutan ke 107 jumlah kematian diakibatkan penyakit saluran cerna dunia
tahun 2004, dengan 39.3 jiwa per 100.000 jiwa.3
Dan Menurut data DINKES 2008 angka kunjungan penderita penyakit saluran
cerna rumah sakit di Indonesia mencapai 360,247 menempati urutan ke tiga setelah faktor
yang mempengaruhi keadaan kesehatan dan faktor yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan.4
Sebuah Penelitian bersifat deskriptif yang dilakukan sebelumnya oleh Nelly
Pasaribu mendapatkan data dari RSUD dr. Pirngadi Medan 2007-2010 sebagai berikut
kelompok umur 45-55 tahun 19,8%, jenis kelamin laki-laki 56,8%, sex ratio 131%, suku
jawa 41,7%, agama Islam 78,2%, status kawin 73,1%, pendidikan SMA 45,4%,
wiraswasta 33,3%, kota Medan 68,5%, komplikasi 16,2%, lama rawatan rata-rata 8,14
hari (8 hari), biaya jamkesmas 52,3%, operasi 42,3% meninggal 27,1% dan pulang atas
permintaan sendiri 16,7%.
Survei awal rekam medis didapatkan bahwa terdapat 42 orang pasien periode
2011-2012 didiagnosis ileus obstruktif di RSUD Raden Mattaher Jambi. Berdasarkan
uraian tersebut peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai gambaran karakteristik
penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher Jambi 2010-2012.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif yang ditujukan untuk
memberikan gambaran karakteristik penderita ileus obstruktif. 5 Penelitian ini
dilaksanakan di RSUD Raden Mataher Jambi pada 29 Mei 10 Juni 2013, yaitu Bagian
Rekam Medis dengan pertimbangan tersedianya rekam medis ileus obstruktif yang
dirawat di RSU Raden Mataher Jambi 2010-2012. Populasi Penelitian ini adalah semua
data pasien rawat inap RSUD Raden Mattaher Jambi Periode 2010-2012. Sampel pada
penelitian ini adalah data pasien ileus obstruktif di bangsal bedah RSUD Raden Mataher
Jambi 2010-2012. Besar sampel dalam penelitian ini Total sampling yaitu sama dengan
seluruh populasi.6 Kriteria Inklusi Semua data Rekam Medis pasien yang didiagnosis
menderita ileus obstruktif 2010-2012, kriteria ekslusi Data rekam medis pasien ileus
obstruktif yang dirawat lebih dari satu kali di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data sekunder pasien ileus obstruktif
dari kartu status bagian rekam medis RSUD Raden Mataher Jambi 2010-2012, kemudian
data tersebut dicatat ke dalam lembar observasi sesuai dengan variabel yang di teliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini dengan jumlah 95 data penderita ileus obstruktif
prevalensi penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher Jambi
2010-2012 adalah 1.6/1000 pasien
Tabel 1. Penderita ileus obstruktif berdasarkan usia
Usia (Tahun)
Frekuensi
<1
2.2
1-14
9.7
15-49
51
54.8
>49
31
33.3
Tercatat
93
100
Tidak Tercatat
Total
95
Frekuensi
Laki-laki
61
65.6
Perempuan
32
34.4
Tercatat
93
100.0
Tidak tercatat
Total
95
Frekuensi
Kawin
61
73.5
Tidak Kawin
22
26.5
Tercatat
83
100.0
Tidak tercatat
12
Total
95
Frekuensi
Tidak Sekolah
25
58.1
SD
14
SMA
9.3
Perguruan Tinggi
18.6
Tercatat
43
100.0
Tidak tercatat
52
Total
95
Frekuensi
6.6
Wiraswasta
40
44.0
Petani
14
15.4
10
11.0
Pelajar/Mahasiswa
10
11.0
Danlainnya
11
12.1
Tercatat
91
100.0
Tidak tercatat
Total
95
Frekuensi
Jawa
10.6
Melayu
76
89.4
Tercatat
85
100.0
Tidak tercatat
10
Total
95
Frekuensi
85
97.7
Kristen
2.3
Tercatat
87
100.0
Tidak tercatat
Total
95
Frekuensi
Pernah
24
28.9
Tidak Pernah
59
71.1
Tercatat
83
100.0
Tidak tercatat
12
Total
95
Frekuensi
Benda Asing
4.0
Intususepsi
8.0
Adhesi
20
40.0
Hernia
8.0
Massa
16.0
Inflamasi
10
20.0
Dan lainnya
4.0
Tercatat
50
100.0
Tidak tercatat
45
Total
95
Frekuensi
Tinggi
18
43.9
Rendah
23
56.1
Tercatat
41
100.0
Tidak tercatat
54
Total
95
Frekuensi
Ada
23
35.4
Tidak Ada
42
64.6
Tercatat
65
100.0
Tidak tercatat
30
Total
95
Frekuensi
Perforasi
17.4
Peritonitis
10
43.5
Syok Septik
13.0
Syok Hipovolemia
8.7
Abses
8.7
Pneumonia Aspirasi
8.7
Tercatat
23
100.0
Tidak tercatat
72
Total
95
lama rawatan rata-rata penderita ileus obstruktif rawat inap di RSUD Raden
Mattaher Jambi 2010-2012 adalah 6.54 hari (7 hari )
Tabel 13. Berdasarkan sumber biaya
Sumber Biaya
Frekuensi
Biaya Sendiri
20
22.5
69
72.6
Tercatat
89
Tidak tercatat
Total
100.0
95
Frekuensi
Operasi
33
37.9
Tidak Operasi
54
62.1
Tercatat
87
100.0
Tidak tercatat
Total
95
Frekuensi
45
51.8
11
12.6
Meninggal
31
35.6
Tercatat
87
100.0
Tidak tercatat
8
Total
95
Dalam tahun 2010-2012 ini terdapat 95 penderita ileus obstruktif yang tercatat
dirawat inap di RSUD Raden Mattaher. Jumlah penderita ileus obstruktif ini kecil bila di
bandingkan dengan keseluruhan pasien yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher
Jambi pada periode tahun 2010 sampai 2012 yang mencapai 56.520 orang pasien.
Sehingga dapat dihitung prevalensi penderita ileus obstruktif 1.6/1000 pasien, berarti
setiap 10000 pasien yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher ada 16 penderita Ileus
Obstruktif yang dirawat inap.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usia penderita ileus obstruktif paling
banyak pada rentang usia 15-49 tahun yaitu 51 orang (54,8%), kemudian diikuti rentang
usia >49 tahun berjumlah 31 orang (33.3%), usia 1-14 tahun 9 orang (9.7%) dan paling
sedikit usia <1 tahun yaitu 2 orang (2.2%),
Hasil yang telah didapatkan ini sama dengan penelitian yang dilakukan Nelly
Pasaribu di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2010 dengan hasil rentang usia 15-49
dengan jumlah penderita ileus obstruktif terbanyak, dan untuk rentang usia lainnya
dengan hasil yang bervariasi sesuai dengan subjek penelitian. Namun berbeda dengan
penelitian Safir Ullah Dkk, di Hayatabad Medical Complex Peshawar, Pakistan tahun
2004-2008, yang menemukan bahwa semakin tinggi usia semakin tinggi pula angka
kejadian ileus obstruktif.
Sehingga disimpulkan hal ini tidak membuktikan bahwa usia 15-49 tahun lebih
beresiko untuk menderita ileus obstruktif namun hanya menunjukkan bahwa penderita
ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher mayoritas berusia 15-49
tahun.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar penderita ileus obstruktif
yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher tahun 2010-2012 adalah Laki-laki dengan
jumlah 61 orang (65.6%), sedangkan perempuan 32 orang (34.4%)
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nelly, dengan 111 pasien RSU
Pirngadi, didapatkan penderita ileus obstruktif rawat inap 64 orang (56.8%) berjenis
kelamin laki-laki, sedangkan perempuan 48 (43.2%).7
Hal ini juga sesuai dengan Safir Ullah, pada 576 pasien dimana penderita ileus
obstruktif cenderung lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan jumlah dibanding
perempuan.8
Namun belum bisa membuktikan bahwa laki-laki lebih beresiko menderita ileus
obstruktif dari pada wanita, hasil penelitian ini hanya menunjukkan bahwa penderita ileus
obstruktif yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher mayoritas laki-laki.
Pada hasil penelitian ini tercatat penderita ileus obstruktif yang dirawat di inap di
RSUD Raden Mattaher tahun 2010-2012 sebagian besar berstatus kawin 61 orang
(73.5%), dan jumlah kecil yang tidak kawin 22 orang (26.5%). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Nelly, P. yaitu jumlah penderita dengan status kawin 79 orang (73.1%), dan
tidak kawin 29 orang (26.9%).7
Berdasarkan hasil penelitian diketahui penderita Ileus obstruktif yang dirawat inap
sebagian besar tidak sekolah 25 orang (58.1%), di ikuti perguruan tinggi 8 orang (18.6%),
SD 6 orang (14%), dan SMA 4 orang (9.3%) hasil ini berbeda dengan penelitian Nelly, P.
yang menemukan bahwa pendidikan SMA dengan jumlah pasien terbanyak 44 orang
(45.4%).7
Hasil penelitian ini bukan berarti tidak sekolah menyebabkan tingginya resiko
untuk menderita ileus obstruktif namun hanya menunjukkan bahwa jumlah penderita
yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher Jambi mayoritas dengan tidak sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan penderita ileus obstruktif terbanyak
memiliki pekerjaan wiraswasta, 40 orang (44%), di ikuti petani 14 orang (15.4%), Ibu
Rumah Tangga 10 orang (11%), pelajar/mahasiswa 10 orang (11%), PNS, TNI, POLRI,
BUMN 6 orang (6.6%), dan lainnya 11 orang (12.1%). Nelly,P. pun mendapatkan hasil
yang sama yaitu dengan wiraswasta pada jumlah paling tinggi yaitu 33.3%, namun
terdapat perbedaan Ibu Rumah Tangga menepati urutan kedua terbanyak pekerjaan
penderita ileus obstruktif dengan 19.3%, diikuti lain-lain 17.2%. PNS, TNI,POLRI,
BUMN 14%, Pelajar/Mahasiswa 14%, dan petani paling sedikit dengan 2%.
Hal ini tidak menunjukkan bahwa pekerjaan wiraswasta memiliki resiko lebih
tinggi untuk menderita ileus namun ini hanya menggambarkan bahwa penderita ileus
obstruktif yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher sebagian besar bekerja
wiraswasta.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penderita ileus obstruktif yang
dirawat inap di RSUD Raden Mattaher mayoritas melayu 76 orang (89%), dan minoritas
Jawa 9 orang (10.6%). Berbeda dengan hasil penelitian Nelly, P. yang menunjukkan hasil
bahwa penderita ileus obstruktif yang dirawat di RSUD dr. Pirngadi tertinggi adalah suku
jawa 29.41%.7
Ini tidak menunjukkan bahwa suku melayu lebih beresiko untuk menderita ileus
namun hanya menunjukkan mayoritas penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di
RSUD Raden Mattaher adalah suku melayu, dan diketahui mayoritas penduduk jambi
yang merupakan suku melayu 37.87%.9
Berdasarkan hasil penelitian penderita ileus obstruktif mayoritas beragama islam
85 orang (97.7%) di ikuti Kristen 2 orang (2.3%) hal ini kemungkinan berhubungan
dengan mayoritas penduduk kota jambi yang beragama islam 464.233 jiwa sedangkan
Kristen 30.623 jiwa pada tahun 2010.10
Hasil ini menunjukkan adanya kesamaan dengan hasil penelitian Nelly, P. dengan
mayoritas penderita ileus obstruktif beragama islam 78.2%. Namun ini tidak
membuktikan bahwa agama islam lebih beresiko untuk menderita ileus obstruktif, hanya
menunjukkan bahwa penderita ileus obstruktif yang dirawat di RSUD Raden Mattaher
Jambi mayoritas islam. 7
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan penderita ileus obstruktif mayoritas
tidak pernah operasi saluran cerna sebelumnya dengan jumlah 59 orang (71.1%)
dibanding yang pernah operasi saluran cerna 24 orang (28.9%). Penting untuk
mengetahui adanya riwayat operasi saluran cerna, saat anamnesis. Dengan demikian
dapat memperkuat kecurigaan terhadap adanya adhesi sebagai penyebab dari ileus
obstruktif.11 Terdapat perbedaan dengan hasil penelitian J.Kossi dkk pada VarsinaisSuomi Hospital district, dengan hasil bahwa 73.1% dari keseluruhan pasien yang di teliti
terkena adhesi postoperative yang menyebabkan ileus obstruktif.12
Hasil ini hanya menggambarkan bahwa sebagian besar penderita ileus obstruktif
yang dirawat inap di RSUD Raden Mattaher Jambi tidak pernah operasi saluran cerna
sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa penyebab terbanyak ileus
obstruktif adalah adhesi 20 orang 40%, diikuti inflamasi sebanyak 10 orang (20%), massa
8 orang (16%), hernia 4 orang (8%), intususepsi 4 orang (8%), benda asing dan lainnya
masing-masing 2 orang (4%). Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa 50%
ileus obstruktif disebabkan oleh perlekatan.1 kemudian juga sesuai dengan penelitian
Muhammad tahun 2002 di quetta dan Ahmad tahun 2004 di Lahore yang menunjukkan
bahwa adhesi merupakan penyebab terbanyak dari ileus obstruktif.8
Penyebab Ileus obstruktif adalah adhesi 20 orang jika di hubungkan terhadap
penderita yang pernah mengalami operasi saluran cerna sebelumnya berjumlah 24 orang,
berarti adhesi terjadi pada 83 % dari penderita yang pernah operasi sebelumnya.
Diasumsikan tidak semua pasien postoperatif saluran cerna mengalami adhesi yang
mengakibatkan ileus obstruktif, namun dapat juga disebabkan misalnya neoplasma, benda
asing, crohn disease, dan penyebab lain yang recuren, ataupun dalam status pasien yang
pernah operasi sebelumnya tidak dicantumkan penyebab ileus obstruktifnya.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ileus obstruktif letak rendah pada
sebagian besar penderita yaitu 23 orang (56.1%), dan letak tinggi 18 orang (43.9%). Hal
ini berbeda dengan penelitian epidemiologi oleh Drozdz W, dan Budzynsky P. yang
menyatakan bahwa frekuensi Small bowel Obstruction / ileus obstruktif letak tinggi 75%
sedangkan Large Bowel Obstruction 25%. Pada Second Clinic of Surgery of Jagiellonian